• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan adalah selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor komoditi dari suatu kegiatan transaksi perniagaan barang dan jasa antara dua negara atau lebih.

2.2.1.1 Definisi Perdagangan

Fenomena transaksi dan pertukaran sudah merupakan komponen dasar bagi kegiatan manusia di seluruh dunia. Sekalipun di desa – desa yang sangat terpencil, secara teratur orang –orang bertemu dipasar – pasar desa untuk tukar–menukar barang, kadangkala dengan uang, tetapi pada umumnya dengan barang lainnya melalui transaksi barter yang sederhana.

Mengapa orang berdagang ?pada dasarnya karena dimungkinkan untuk mendapatkan keuntungan. Karena masing – masing orang mempunyai kemampuan dan sumber daya yang berlainan.Dan mungkin saja juga perlu menggunakan dalam proporsi yang berbeda.Keinginan

yang beraneka ragam, sebagaimana kemampuan fisik dan keuangan, membuka kemungkinan perdagangan yang menguntungkan. ( Todaro,

2000 :16 )

Perdagangan diartikan sebagai proses tukar - menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela masing - masing pihak. Prinsip Laissez Faire di kaum klasik dalam teori perdagangan internasional kaum klasik menganjurkan hendaklah tiap negara mengkhususkan didalam produksi untuk menghasilkan (spesialisasi produksi) dan kemudian berdagang dengan negara lain secara bebas. (Boediono, 2001

: 10)

2.2.1.2 Perdagangan Internasional

Karena dengan adanya Perdagangan Internasional maka mobilitas dari barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu Negara dapat dengan cepat dijual dan digunakan oleh konsumen yang ada di Negara lain.

Perdagangan Internasional merupakan hal yang vital karena

perdagangan luar negeri ( foreign trade ) akan mengembangkan

kemungkinan konsumsi suatu bangsa. Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara mengkonsumsi lebih banyak barang dibanding yang tersedia menurut garis perbatasan kemungkinan pada keadaan swasembada tanpa perdagangan luar negeri. (Samuelson, 2003

Perdagangan internasional dapat didefinisikan terdiri dari kegiatan-kegiatan perniagaan dari suatu negara asal yang melintasi perbatasan menuju suatu negara tujuan yang dilakukan oleh suatu perusahaan

(MNC) Multi National Corporation untuk melakukan perpindahan

barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan teknologi dari perpindahan merek dagang.

Dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat, sehingga perkembangan spesialisasi menjadi semakin pesat sebagai akibatnya semakin meningkat pula produksi barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kita.Perkembangan spesialisasi berarti pula perkembangan perdagangan karena tidak semua sumber daya digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa dapat diperoleh di dalam negeri saja. Kemungkinan yang terjadi dalam perdagangan antar negara

(Boediono, 2001 : 12), yaitu :

a. Tukar menukar barang dan jasa

b. Pergerakan sumber daya melalui batas - batas negara

c. Penggunaan teknologi sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi negara -negara yang terlibat di dalamnya.

Alasan yang paling nyata penyebab berbagai negara melakukan perdagangan satu sama lain adalah karena setiap negara tidak menghasilkan semua barang yang dibutuhkannya. Dalam dunia modern sekarang, suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya tanpa bekerjasama dengan negara lain. Meningkatnya

kemajuan teknologi yang sangat cepat, mengakibatkan meningkatnya produksi barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan. Perkembangan spesialisasi pada akhirnya akan mendorong perkembangan perdagangan, karena tidak semua sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang dapat diperoleh di dalam negara, perdagangan antar negarapun meningkat dengan cepat.

Adanya perdagangan internasional, selain dapat memenuhi

kebutuhan dalam negara juga dapat memperoleh keuntungan yakni dapat membeli barang yang harganya relatif lebih rendah daripada memproduksi sendiri atau membeli bahan baku yang harganya relatif lebih rendah daripada harga bahan baku dalam negara, dan mungkin dapat menjual barang dengan harga yang relatif tinggi.

Perdagangan internasional berupa kegiatan ekspor impor

merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi yang selalu memberikan sumbangan yang positif. Jadi dapat dikemukakan apabila suatu negara ingin mencapai kemakmuran yang lebih tinggi lagi maka mereka harus menggalakkan perdagangan internasional.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perdagangan

internasional adalah perdagangan antara kedua belah pihak antar negara yang saling menguntungkan bagi perusahaan masing-masing.

Tabel 1. Contoh Pencatatan Neraca Pembayaran

Debit Kredit Transaksi Berjalan

- Penjualan plywood ke Inggris; Penjualan Computer ke Singapura - Penjualan Pesawat Cessna ke Arab Saudi

- Pendapatan bunga atas pinjaman- pinjaman; Profit perusahaan RI di luar

negeri; Pengeluaran wisatawan Jepang di Bali

Neraca Modal

- Pembelian real estate RI oleh penduduk Jepang; investasi pada ekspansi pabrik di RI oleh Honda - Pembelian obligasi RI oleh bank Jepang; meningkatnya kepemilikan pemerintah Arab Saudi atas deposito BI

Cadangan Devisa Negara

- Pembelian Mobil dari Jepang; Pembelian gandum dari A.S

- Pembayaran kepada pekerja Filipina pada perusahaan Indonesia di filipina - Tagihan/biaya hotel wisatawan RI di Paris; Profit penjualan subsidiary Kimia Farma di Jerman

- Transfer dana dari penduduk RI keturunan Cina kepada keluarganya di Cina; Bantuan ekonomi kepada Bosnia - Invesatasi baru pada pabrik kimia Jerman oleh Kimia Farma; pembelian Saham-saham dan obligasi Australia Oleh orang RI.

- Deposito BI pada bank Inggris; pembelian obligasi Swiss oleh BI

-Pembelian emas oleh BI; meningkatnya kepemilikan Yen Jepang oleh BI

Sumber : Laporan Bank Indonesia

2.2.1.3. Tujuan dan Manfaat Perdagangan A. Tujuan Perdagangan

Perdagangan Internasional memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemakmuran nasional, namun keuntungan dan kerugian tidak terbagi rata.

2. Meningkatkan produksi dan ekspor barang yang memiliki suatu keunggulan komperatif sehingga diharapkan akan menghasilkan devisa bagi suatu Negara.

3. Agar suatu negara mencapai tingkat output dan konsumsi yang efisien, didorong untuk berspesialisasi dengan harga yang menarik yang ditawarkan untuk barang ekspor.

4. Penyesuaian terhadap perdagangan meminta atau memerlukan biaya jangka pendek yang nil yang harus diimbangi dengan keuntungan riil dari perdagangan.

Dalam model perdagangan dasar, impor dan ekspor meluas secara serempak menuju keseimbangan perdagangan.Dalam kenyataannya para produsen domestik dalam industri ekspor dalam suatu negara biasanya tidak bisa meluaskan produksi dan ekspornya secepat produksi barang impor dunia yang menembus pasar negeri tersebut.Suatu defisit perdagangan jangka yang terjadi hampir tidak dapat dihindarkan. Defisit ini buruk pengaruhnya terhadap pertumbuhan, tingkat harga, kesempatan kerja, pembentukan modal dan hutang luar negeri. Semua itu adalah biaya penyesuaian terhadap perdagangan jangka pendek dan harus dievaluasi terhadap keuntungan perdagangan jangka panjang.

B. Manfaat Perdagangan

l. Perdagangan dapat meningkatkan kesejahteraan nasional secara keseluruhan.

2. Perdagangan akan menyamakan semua harga faktor dalam negeri seperti ; harga barang yang diperdagangkan, laba modal serta tarif upah akan sama disemua negara (perdagangan bebas).

3. Perdagangan dapat mengontrol tingkat laju inflasi serta nilai kurs tengah dari mata uang suatu negara terhadap negara lain. 4. Perdagangan dapat mengurangi kekuasaan monopoli.

5. Perdagangan dapat memacu kemajuan teknologi.

6. Perdagangan dapat merubah laju pertumbuhan dan preferensi konsumen.

2.2.1.4. NeracaPerdagangan dalam Sistem Pembayaran Internasional.

Neraca pembayaran internasional merupakan suatu catatan mengenai transaksi - transaksi penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Ada dua neraca utama dalam neraca pembayaran yaitu neraca transaksi berjalan dan neraca transaksi modal.Neraca transaksi berjalan mencatat perdagangan barang dan jasa saja.Neraca modal mencatat modal yang masuk dan berasal dan luar negeri atau sebaliknya modal yang menjalin ke luar negeri.

Neraca perdagangan hanyalah mencatat transaksi ekspor dan impor barang yang dicatat adalah nilai dan volumenya. Selain barang atau

komoditi masih banyak hal lain yang diperdagangkan secara internasional. Neraca pembayaran bukanlah neraca dalam arti pembukuan biasa. Neraca dalam arti pembukuan biasa adalah suatu daftar semua harta, hutang dan modal suatu usaha kegiatan perdagangan pada saat tertentu (selama 1 periode), dan tidaklah menunjukkan besarnya atau keadaan modal suatu negara, melainkan perubahan – perubahan posisinya.

2.2.1.5. Keseimbangandan Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran

Awal teori neraca pembayaran, terutama konsep neraca perdagangan muncul dalam sejarah pemikiran ekonomi di era merkantilisme.Ide dasar faham ini adalah suatu negara seharusnya memiliki surplus neraca perdagangan sehingga terjadi aliran emas masuk, dengan demikian kekayaan negara semakin besar.Thomas Mun salah satu tokoh merkantilisme mengemukakan prinsip neraca perdagangan harus surplus.Untuk surplus ini dia merekomendasikan pembatasan impor serta mendorong ekspor.

David Hume mengangkat pendapat diatas dengan mengatakan bahwa pemerintah tidak perlu mengatur perdagangan internasional. Dia percaya bahwa neraca perdagangan internasional akan seimbang

dengan sendirinya melalui mekanisme aliran emas (Specie Flow

Mechanism). Bekerjanya mekanisme ini adalah sebagai berikut : jika suatu negara itu mengalami surplus dalam neraca perdagangan, maka

akan terjadi aliran emas masuk yang menyebabkan jumlah uang beredar bertambah, yang pada gilirannya akan mengakibatkan kenaikan harga. Efek selanjutnya adalah nilai ekspor menurun dan impor naik sampai keseimbangan neraca pembayaran kembali tercapai.(Hamdi Hadi,

2004 : 25)

Faktor - faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran internasional antara lain :

1. Perubahan tingkat harga dalam negeri

Faktor utama penyebab perubahan tingkat harga dalam negeri adalah biaya produksi barang, yaitu menurunkan atau menaikkan biaya operasi barang ekspor.Sebab menurunnya harga barang ekspor berarti bahwa untuk mengimpor sejumlah barang tertentu harus mengorbankan barang ekpor dengan jumlah yang relatif besar.

2. Struktur pasar

Struktur produksi tertentu, membutuhkan kombinasi faktor produksi tertentu.Dalam artian struktur produksi agraris lebih membutuhkan pada kesuburan tanah dan tenaga manusia yang rajin dan cakap.Tetapi untuk industri yang lebih dibutuhkan modal dan kecakapan.Hasil produksi agraris sesuai dengan sifatnya.Lebih tergantung pada faktor-faktor alamiah itu merupakan sebab penawaran itu elastis, dan karena itu relatif sukar untuk dapat segera disesuaikan dengan perubahan permintaan luar negeri.

Hutang - piutang pinjaman luar negeri sifatnya jangka pendek. Bagi negara-negara kreditur pinjaman - pinjaman itu akan mengurangi cadangan internasional dan dapat menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran.

4. Pergeseran permintaan luar negeri.

Pergeseran atau permintaan luar negeri dapat menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran yang disebabkan oleh :

a. Faktor penawaran saingan kita

b. Perubahan - perubahan luar negeri itu sendiri c. Faktor - faktor penawaran kita

Disamping faktor - faktor tersebut, maka permintaan luar negeri akan barang - barang ekspor kita kurang, bila negara tersebut dengan kemajuan teknologi berhasil menurunkan barang - barang subtitusi.

5. Ketidakstabilan dalam negeri

Dengan pengertian ketidakstabilan ekonomi, yang dapat dilihat pada ketidakstabilan harga, keguncangan dalam kurs wesel. Kegoncangan tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain :

a. Faktor saving investasi b. Faktor ekspor impor

c. Faktor anggaran belanja negara dan sebagainya

Bencana alam yang cukup besar seperti banjir, gempa bumi yang hebat dan sebagainya yang semuanya dapat merusakkan produksi dalam negeri dimana bencana alam itu terjadi (Sobri 2001 :187).

2.2.1.6. Cara Untuk Mengatasi Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran Internasional

Cara dalam mengatasi ketidakseimbangan Neraca Pembayaran Internasional dapat dijelaskan dalam kurva sebagai berikut:

Gambar 1.Alternatif untuk mengatasi ketidakseimbangan

Neraca Pembayaran Internasional

Sumber : Nopirin, Ekonomi Internasional, Pengantar Lalu Lintas Pembayaran Internasional, 2000 : 181

Dari gambar diatas keseimbangan mula - mula adalah pada kurs

OR0 dan jumlah valuta asing yang diperdagangkan OX0 keseimbangan

ini terganggu, misalnya dengan bergesernya permintaan valuta asing D0

(defisit NPI) sebesar X0X1. Untuk mengatasi ketidakseimbangan ini beberapa alternatif yang dapat diperoleh oleh suatu negara antara lain :

a. Membiarkan tingkat kurs naik menjadi OR1 (kurs, yang berubah).

b. Memberikan posisi penyeimbangan berjalan secara otomatis melalui perubahan harga dan pendapatan (kurs tetap atau standar emas ).

c. Pemerintah dapat menambah penawaran devisa di pasar dengan menggunakan cadangan yang dimiliki.

d. Kebijaksanaan deflasi (untuk menunjukkan ongkos produksi dan harga) serta mengurangi permintaan total dan pendapatan guna menekan impor.

e. Melakukan pengawasan Devisa.

2.2.1.7. Cara-Cara Pembayaran Internasional

Cara pembayaran internasional, menurut sejarahnya di bagi menjadi tiga tingkatan yaitu :

1. Pengiriman Full Bodied Money

Dalam masa dimana negara masih menganut standar emas penuh, dimana dalam negara - negara tersebut membuat mata uangnya dari logam - logam mulia yang bernilai penuh, masalah pembayaran internasional lebih mudah dipisahkan.Pada masa demikian hutang piutang yang timbul terutama karena transaksi perdagangan internasional, dengan mengirim langsung mata uang sendiri. Jadi

nyatalah bahwa dalam masa penggunaan full bodied money, hutang yang timbul karena perdagangan internasional, dipisahkan dengan mengirim mata uang yang serupa dengan alat pembayaran umum yang berlaku di negerinya.

2. Pengiriman Bill of Exchange

Bill of Exchange dimaksud suatu perintah tertulis tanpa syarat dialamatkan oleh seseorang lajunya, agar orang terhadap siapa surat perintah tersebut dialamatkan membayar sejumlah uang sewaktu - waktu atau pada saat tertentu pada waktu yang akan datang kepada seseorang tertentu atau kepada si pemegang surat perintah tersebut.

3. Pengiriman Cheque

Dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu :

a. Dengan pengiriman cek, yaitu bilamana seseorang yang berhutang keluar negeri bermaksud melunaskan hutangnya itu, hal itu dapat tercapai dengan jalan membeli cek luar negeri dari suatu bank. Cek itu kemudian dikirim kepada kreditor di luar negeri.Kreditor setelah menerima cek tersebut, dapat menagih piutangnya dengan menjual cek tersebut kepada suatu bank atau memasukkan cek itu kedalam rekeningnya pada suatu bank langganannya.

b. Dengan pengiriman instruksi pembayaran itu yaitu orang yang berhutang keluar negeri dapat melunaskan hutangnya itu dengan memerintah kepada si kreditor keluar negeri dengan jalan

menerbitkan rekening orang yang berhutang tadi di dalam bank tersebut. (Manulang, 2003 : 144).

2.2.1.8. Teori Harga

Berthil Ohlin (2004 : 42) dalam buku ekonomi internasional berpendapat bahwa perdagangan internasional itu sebenarnya adalah masalah harga. Jelaslah perbedaan harga yang menyebabkan timbulnya kegiatan perdagangan internasional. Oleh karena itu Berthil Ohlin membahas perdagangan internasional mengikuti jalur proses mekanisme pembentukan harga yang sudah sendirinya harus menyelidiki faktor - faktor yang menentukan atau mempengaruhi permintaan dan penawaran, karena harga suatu barang itu terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas barang tersebut. Perbedaan harga yang menjadi dasar dari timbulnya perdagangan internasional, menurut Ohlin adalah disebabkan oleh perbedaan komposisi dan proporsi faktor - faktor produksi yang dimiliki oleh negara di dunia ini.

Perbedaan faktor - faktor produksi dengan sendirinya akan menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat produktivitasnya, jumlah penawaran hasil produksi, jumlah penawaran dan faktor hasil serta perbedaan dalam kebutuhan atau permintaan, jadi logis apabila suatu negara melakukan spesialisasi produksi atas suatu barang atau jasa tertentu sesuai dengan kondisi dan situasi faktor -

faktor produksi yang dimiliki oleh negara tersebut, dalam artian bahwa dalam kombinasi faktor-faktor produksi untuk spesialisasi produksi itu lebih banyak dipergunakan faktor-faktor produksi yang relative banyak tersedia di negara tersebut, sehingga barang - barang hasil spesialisasi tersebut mudah untuk dipertukarkan atau diekspor kenegara lain.

Jadi dapat dikatakan bahwa pertukaran atau perdagangan barang atau jasa antar negara dimungkinkan oleh perbedaan faktor - faktor produksi dan kemungkinan mengkombinasikannya. Dan perbedaan -perbedaan tersebutlah yang merupakan sebab dari perbedaan harga yang kemudian perdagangan internasional itupun akan berpengaruh pada tingkat harga. Perdagangan internasional mempunyai tendensi bahwa tingkat- tingkat harga itu kemudian akan menjadi sama. Proses penyamaan tingkat harga akan berlangsung lebih cepat lagi bilamana dalam perdagangan internasional akan terdapat rintangan-rintangan yang membatasi perdagangan internasional seperti adanya biaya dan cukai serta ongkos transport.

Perdagangan disamping mempunyai tendensi untuk menyamakan harga barang, juga akan mempersamakan harga-harga faktor produksi sebab bilamana negara itu mengekspor sejenis barang, maka harga ekspor tersebut adalah hasil harga kombinasi faktor produksi yang didalamnya banyak menggunakan harga-harga

yang relatif banyak di negara tersebut. Bila barang ekspor makin banyak diminta, maka harga faktor produksi yang relatif murah akan meningkat. Sehingga jelas bahwa perdagangan berkecenderungan untuk menyebabkan naiknya harga-harga faktor produksi yang mula-mula rendah ( Sobri, 2001: 42).

2.2.1.9. Teori Perdagangan Internasional Teorema Hecksher - Ohlin (H-O)

Teorema (H- O) merupakan teori perdagangan internasional. Teori ini pada dasarnya merupakan penyempurnaan teori perdagangan internasional klasik yang dikemukakan oleh ahli –ahli ekonomi sebelumnya tentang teori keunggulan mutlak dari Adam Smith yang menyatakan bahwa perdagangan internasional mendasarkan pemikirannya, setiap negara dapat berspesialisasi dan efisiensi produksi untuk menghasilkan suatu komoditi untuk memperoleh keunggulan mutlak. Teorema H- O juga merupakan penyempurnaan dari teori keunggulan komparatif dari David Ricardo yang menyatakan bahwa perdagangan internasional terjadi Karena adanya keunggulam komparatif yang dimiliki negara masing - masing pelaku.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Eli Heckscher dan Berthil Ohlin dari Swedia. Eli Heckscher dalam artikel singkat

yang berjudul The effect of foreign trade on distribution of income

perdagangan suatu negara. Kemudian oleh anak didiknya Berthil

Ohlin hal tersebut dikembangkan dalam bukunya Interregional and

International Trade (1933).Pola perdagangan dari H - O yang adalah suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan dengan cara menghasilkan barang-barang yang menggunakan lebih banyak faktor produksinya secara relatif melimpah (Lindert dan Kindleberger, 2001 :32). Teorema H - 0 dapat disimpulkan sebagai berikut :

Barang - barang yang berbeda memerlukan proporsi faktor produksi yang berbeda - beda dan negara yang berbeda memiliki kekayaan faktor produksi relatif dalam menghasilkan barang - barang yang menggunakan secara intensif faktor - faktor yang mereka miliki dalam jumlah yang lebih banyak, karena alasan inilah setiap negara akan mengeskpor barang-barang yang faktor produksinya relatif lebih banyak dan akan mengimpor barang - barang yang menggunakan faktor - faktor produksi yang relatif langka di dalam negeri secara lebih intensif.

Lebih jelasnya perdagangan internasional akan terjadi karena perbedaan dari faktor produksi diantara negara - negara, teori keunggulan komparatif muncul karena adanya penggunaan faktor produksi yang melimpah dari suatu negara. Akibat adanya perdagangan internasional adalah adanya kecenderungan terjadinya kesamaan faktor harga.

Sebagai gambaran adalah sebagai berikut : suatu negara sebabnya menghasilkan suatu barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif lebih banyak tersedia, sehingga harganya relatif lebih murah. Sebagai misal, Indonesia yang memiliki lebih banyak tenaga kerja sebaiknya mengekspor barang - barang yang padat karya sedangkan Jepang yang barangnya relatif padat modal dapat mengimpor barang dari Indonesia.

Teori klasik dan teorema H - O sebenarnya mempunyai persamaan yakni keduanya berpendapat bahwa suatu negara menghasilkan sekaligus mengekspor suatu barang yang faktor produksinya terdapat berlimpah di negara itu.Sedangkan perbedaannya terletak pada penentuan biaya produksi.

Dokumen terkait