• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “INDONESIA 2012 BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” Edisi 12-18 Desember 2011).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “INDONESIA 2012 BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” Edisi 12-18 Desember 2011)."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

RIKA PRIRACHMANING AYU NPM. 0843010127

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Disusun Oleh :

RIKA PRIRACHMANING AYU NPM. 0843010127

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian / Seminar Skr ipsi

Menyetujui, PEMBIMBING

Dr s. Saifuddin Zuhr i, M.Si NPT.370069400351

Mengetahui, DEKAN

(3)

berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi saya yang berjudul “PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO ( Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “INDONESIA 2012 BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” edisi 12-18 Desember 2011 )

Proses pengerjaan yang berlangsung selama satu semester ini menghabiskan banyak waktu. Sekalipun penulis harus mengalami berbagai kesulitan, tetapi bersyukur bahwa skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini banyak terdapat kekurangan. Selesainya penyusunan laporan skripsi ini tidak lepas dari adanya arahan dan bimbingan dari bapak Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si yang dengan segala perhatian dan kesabarannya rela meluangkan waktunya untuk penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :

1. Dra, Ec, Hj, Suparwati, MSi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Juwito, S.sos, MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

Diajeng Retno Safitri, Dessy Susanti, Indriana Saprita, Filzah, Nana, Maia, Nina yang selalu memberi motivasi dan segala bantuannya.

6. Kepada Suami saya Dimas Bagus Agung Kurniawan terimakasih sudah banyak sekali memberi masukan, informasi, ilmu, dan pengorbanan sehingga selesailah laporan Skripsi ini.

7. Semua orang yang telah banyak membantu dan memberikan saran atau kritik kepada penulis namun tidak tersebutkan, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Demikian skripsi ini ditulis, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi di masa yang akan datang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Mohon Kritik dan saran.

Surabaya, 31 Mei 2012

(5)

HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR GAMBAR ……….... viii

DAFTAR LAM PIRAN... ix

ABSTRAKSI... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2. Perumusan Masalah ... 12

1.3. Tujuan Penelitian ... 13

1.4. Kegunaan Penelitian ... 13

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 13

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 13

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 14

2.1.1. Media Cetak ... 14

2.1.2. Majalah ... 15

2.1.3. Cover atau Sampul ... 16

2.1.4. Kartun dan Karikatur ... 17

2.1.5. Karikatur dalam Media Massa ... 19

2.1.6. Karikatur sebagai Kritik Sosial ... 21

2.1.7. Komunikasi Non Verbal ... 23

(6)

2.1.13.Makna Posisi Tangan ... 36

2.1.14.Makna Ombak ...……… 39

2.1.15.Makna Bintang-bintang ……….. 40

2.1.16.Makna Baju Safari ……….. 42

2.1.17.Makna Kopiah Atau Peci ……….. 43

2.1.18.Makna Berselancar ……….. 46

2.1.19.Konsep Makna ……….. 47

2.1.20.Pemaknaan Warna ……… 51

2.1.21.Pendekatan Semiotika ... 56

(7)

4.3 Analisis pemaknaan karikatur “BERSELANCAR DI

ANTARA KRISIS” ... 82

4.3.1 Ikon ……... 83

4.3.2 Indeks ... 91

4.3.3 Simbol ... 94

4.4 Makna keseluruhan Pemaknaan Karikatur “BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” dalam Model Triangle of Meaning Pierce ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 101

5.2 Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ……… 103

(8)

1.1

Latar Belakang Masalah

Kehadiran media massa terutama media cetak merupakan penanda awal dari kehidupan modern sekarang ini. Pesan melalui media cetak diungkapkan dengan huruf-huruf dan baru menimbulkan makna apabila khalayak berperan secara aktif. Karena itu berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain, pada media cetak harus disusun sedemikian rupa, sehingga mudah dicerna oleh khalayak. Kelebihan media cetak adalah media ini dapat dikaji ulang, didokumentasiakan, dan dihimpun untuk kepentingan pengetahuan, serta dapat dijadikan bukti otentik yang bernilai tinggi. (Effendy, 2000 : 313-314).

(9)

Karena memiliki kemampuan membawa pesan yang spesifik dengan penyajian yang mendalam. Majalah berbentuk seperti buku yang mempunyai kualitas permanen sehingga bisa disimpan dalam waktu yang lama.

Majalah yang ada saat ini, seiring dengan perkembangan jaman telah mengalami banyak kemajuan. Jika pada mulanya kehadiran majalah dalam bentuk cetak sederhana, dicetak diatas kertas dengan kualitas apa adanya. Maka saat ini hadir dalam bentuk dan sajian yang lebih bagus dan menarik. Karena dicetak dengan kualitas yang tinggi. Macam-macam majalah yang beredar saat ini sangat beaneka ragam seperti majalah anak-anak, remaja, dewasa, olahraga, keluarga, politik, laki-laki dan perempuan. Semakin banyak jumlah majalah yang beredar di masyarakat secara otomatis akan membuat pembaca menjadi selektif dalam memilih majalah sesuai dengan kebutuhan mereka akan informasi dan hiburan.

(10)

dan memutuskan suatu problema dengan mengkhayalkannya pada kejadian yang sebenarnya. Media verbal gambar merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap gambar jauh lebih mudah dan sederhana. Gambar berdiri sendiri, memiliki subjek yang mudah dipahami dan merupakan “simbol” yang jelas dan mudah dikenal (Waluyanto, 2000:128).

Majalah Tempo merupakan majalah berita mingguan Indonesia yang umumnya meliput berita dan politik. Edisi pertama Tempo diterbitkan pada Maret 1971 yang merupakan majalah pertama yang tidak memiliki afiliasi dengan pemerintah.

Majalah ini pernah dilarang oleh pemerintah pada tahun 1982 dan 21 Juni 1994 dan kembali beredar pada 6 Oktober 1998. Tempo juga menerbitkan majalah dalam bahasa Inggris sejak 12 September 2000 yang bernama Tempo Magazine dan pada 2 April 2001 Tempo juga menerbitkan Koran Tempo.

(11)

Habibie. Sekompok wartawan yang kecewa pada sikap Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang menyetujui pembreidelan Tempo, Editor, dan Detik, kemudian mendirikan Aliansi Jurnalis Indonesia. (tempointeractive.com).

Karikatur sebagai wahana penyampai kritik sosial seringkali kita temui didalam berbagai media cetak, di dalam media ini karikatur menjadi pelengkap terhadap tajuk rencana, opini, serta artikel pilihan lainnya. Keberadaannya biasanya disajikan sebagai selingan atau dapat dikatakan sebagai penyejuk setelah para pembaca menikmati rubrik-rubrik atau artikel-artikel yang lebih serius dengan sederetan huruf yang cukup melelahkan mata dan pikiran. Meskipun sebenarnya pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan-pesan yang disampaikan lewat berita dan artikel namun pesan-pesan dalam karikatur lebih mudah dicerna karena sifatnya yang menghibur. Seringkali gambar itu terkesan lucu dan menggelikan sehingga membuat kritikan yang disampaikan oleh karikatur tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan.

(12)

pandangan-pandangan seorang karikaturis, namun melalui suatu proses interpretasi muatan makna yang terkandung didalamnya akan dapat berkembang secara dinamis, sehingga dapat menjadi lebih kaya serta lebih dalam pemaknaanya

Memahami makna karikatur sama rumitnya dengan membongkar makna sosial di balik tindakan manusia, atau menginterpretasikan maksud dari karikatur sama dengan menafsirkan tindakan sosial. Menurut Heru Nugroho, bahwa dibalik tindakan manusia ada makna yang harus ditangkap dan dipahami, sebab manusia melakukan interaksi sosial melalui saling memahami makna dari masing-masing tindakan (Indarto, 1999 : 1).

Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan dari unsur-unsur kecerdasan, ketajaman dan ketepatan berpikir secara kritis serta ekspresif melalui seni lukis dalam menanggapi fenomena permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas, yang secara keseluruhan dikemas secara humoris. Dengan demikian memahami karikatur juga perlu memiliki referensi-referensi sosial agar mampu menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh karikaturisnya. Tokoh, isi, maupun metode pengungkapan kritik yang dilukiskan secara karikatural sangat bergantung pada isu besar yang berkembang yang dijadikan

headline.

(13)

dikelompokkan dalam kategori komunikasi non verbal dan dibedakan dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ucapan. Karikatur merupakan ungkapan ide dan pesan dari karikaturis kepada publik yang dituju melalui simbol yang berwujud gambar, tulisan dan lainnya.

Gagasan menampilkan tokoh atau simbol yang realistis diharapkan membentuk suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti dibandingkan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan pesan non verbal yang dapat menjelaskan dan memberikan penekanan tertentu pada isi pesan. Gambar dalam karikatur sangat berpengaruh, karena gambar lebih mudah diingat daripada kata-kata, paling cepat pemahamannya dan mudah dimengerti. Gambar mempunyai kekuatan berupa fleksibilitas yang tinggi untuk menghadirkan bentuk atau perwujudan gambar menurut kebutuhan informasi visual yang diperlukan. Simbol atau tanda pada sebuah karikatur mempunyai makna yang dapat digali kandungan faktualnya. Dengan kata lain, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula. Dimana didalamnya terkandung makna, maksud dan arti yang harus diungkap.

(14)

Dapat disimpulkan bahwa simbol atau tanda pada sebuah gambar memiliki makna yang dapat di gali. Dengan kata lain, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula. Atau memiliki sesuatu yang mesti di ungkap maksud dan artinya.

Kontrol sosial salah satunya dapat dilakukan dengan tampilan gambar kartun maupun karikatur. Keberadaan gambar kartun dalam media massa cetak, khususnya pada majalah bukan berarti hanya melengkapi artikel tulisan-tulisan di majalah saja, tetapi juga memberikan informasi kepada masyarakat. Banyak kejadian yang dilaporkan dalam bentuk gambar (misalnya kartun) yang lebih efektif dari pada kalau diterangkan dengan kata-kata, karena kartun mempunyai kekuatan dan karakter sehingga pembaca tertarik untuk sekedar melihat atau bahkan berusaha memahami makna dan pesan yang terkandung dalam gambar dari kartun tersebut.

Kartun sendiri merupakan produk keahlian seorang kartunis, baik dari segi pengetahuan, intelektual, teknik menulis, psikologis, cara melobi, referensi, bacaan, maupun bagaimana tanggapan atau opini secara subjektif terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal, pemikiran atau pesan tertentu. Karena itu kita bisa mendeteksi tingkat intelektual sang kartunis dari sudut ini. Juga cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum (Sobur, 2003 : 140).

(15)

tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa simbol. Dengan kata lain makna yang terkandung dalam gambar kartun tersebut merupakan makna yang terselubung. Simbol-simbol pada gambar kartun tersebut merupaakan simbol yang disertai signal (maksud) yang digunakan dengan sadar oleh orang yang mengirimnya dan mereka yang menerimanya. Kartun yang membawa pesan kritik sosial yang muncul di setiap penerbitan majalah adalah political cartoon (kartun politik) atau

editorial cartoon (kartun editorial), yang biasa digunakan sebagai cover

majalah maupun versi gambar humor dalam suatu majalah atau surat kabar.

Sedangkan, menurut (Pramoedjo dalam Marliani, 2004 : 6) karikatur adalah bagian kartun yang diberi muatan pesan yang bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang atau sesuatu masalah. Meski di dalamnya terdapat unsur humor, namun karikatur merupakan kartun satire yang terkadang malahan tidak menghibur, bahkan dapat membuat seseorang tidak tersenyum.

(16)

pesan yang ada pada karikatur diharapkan mampu mempersuasi khalayak yang dituju. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tanda verbal (terkait dengan judul dan teks) dan tanda visual (terkait dengan ilustrasi, logo dan tata visual) karikatur dengan pendekatan semiotika. Dengan demikian, analisis semiotika diharapkan menjadi salah satu pendekatan untuk memperoleh makna yang terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual dalam iklan layanan masyarakat (www.desaingrafisindonesia.com).

Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karikatur, disosialisaikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual. Tanda verbal akan didekati dari ragam bahasanya, tema dan pengertian yang didapatkan, sedangkan tanda visual akan dilihat dari cara menggambarkannya apakah secara ikonis, indeksikal maupun simbolis.

(17)

minimal empat persen. Jika prediksi ini benar, artinya ekonomi Indonesia akan tumbuh positif ketika ekonomi dunia kembali berguncang keras dan sejumlah negara mengalami pertumbuhan negatif atau penurunan.

Guncangan ekonomi global mendatang ini mungkin setara atau bahkan lebih buruk dibandingkan dengan saat Lehman Brothers. Perusahaan investasi global yang bangkrut pada 2008 akibat timbunan hutang US$ 613 miliar. Kendati situasi ekonomi Indonesia tak terlalu muram, tidaklah bijaksana terus-menerus bergatung pada kemurahan alam dan konsumsi domestik yang mendorong ekonomi kita selama ini. Di balik krisis Amerika dan Eropa, sesungguhnya tersembunyi peluang bagi Indonesia. Para investor dunia sedang mencari tempat aman untuk melabuhkan uang mereka. Sedangkan Indonesia perlu investasi untuk memperkuat produk dan pasar dalam negeri.

(18)

Peneliti memilih majalah Tempo karena merupakan salah satu majalah mingguan yang pada umumnya meliput berita dan politik. Pada majalah Tempo, terdapat rubrik opini yang menyesuaikan isu-isu hangat yang sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat luas. Dengan adanya penyampaian pesan lewat karikatur akan didapatkan persepsi yang berbeda-beda dari khalayak sasaran yang memaknainya. Selain itu di majalah Tempo edisi 11-18 Desember 2011 mengangkat masalah krisis ekonomi Indonesia.

Tempo merupakan salah satu majalah yang terkenal dengan pesan-pesannya yang kritis ini lebih banyak menyajikan topik-topik dalam bidang sosial politik dalam setiap kali penerbitannya. Akibat kekritikannya tersebut Majalah Tempo juga pernah dibredel pada tahun 1982 dan 1994 namun hal ini tidak membuat Tempo terus tenggelam. Dengan semangatnya untuk memperjuangkan kebebasan Pers, Tempo berhasil bangkit dan menerbitkan kembali sirkulasinya pada tahun 1998 dan berhasil menjadi pemimpin untuk iondustri penerbitan di Indonesia serta diterbitkan dengan skala nasional atau beredar diseluruh Indonesia (www.tempointeractive.com).

(19)

Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik, yaitu studi tentang tanda yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lain, pengiriman dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya. Selain itu peneliti juga menggunakan warna sebagai acuan untuk penelitian, karena memiliki makna yang bermacam-macam.

Dengan menggunakan metode semiotik dari Charles Sanders Pierce, maka tanda-tanda pada gambar ilustrasi tersebut dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik, yaitu ikon, indeks dan simbol. Dari interpretasi tersebut, maka dapat diungkapkan muatan pesan yang terkandung dalam ilustrasi cover depan majalah Tempo edisi 11-18 Desember 2011.

1.2 Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penulisan ini adalah :

“Bagaimana makna karikatur cover majalah Tempo “BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” edisi 11-18 Desember 2011.

1.3 Tujuan Penelitian

(20)

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur penelitian kualitatif dari ilmu komunikasi serta memberikan wacana bagi peneliti mengenai studi semiotika.

(21)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Media Cetak

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun media massa elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial terutama dimasyarakat kota. Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio, televisi, film dan lain-lain, tidak terlepas kaitannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak,waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat (Sugiharti dalam permana, 2009:14).

(22)

2.1.2 Majalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, informasi yang patut diketahui oleh konsumen pembaca, artikel, sastra, dan sebagainya yang menurut kala terbitnya dibedakan atas majalah bulanan, majalah tengah bulan, majalah mingguan dan sebagainya.

Majalah lazimnya berjilid, sampul depannya dapat berupa ilustrasi foto, gambar atau lukisan tetapi dapat pula berisi daftar isi atau artikel utama serta kertas yang digunakan lebih mewah dari surat kabar. Majalah sebagai salah satu bentuk dari media massa yang sangat perlu diperhatikan keheterogenan pembaca yang merupakan cirri dari komunikasi massa. Majalah adalah terbitan berkala yang berita bacaanya ditujukan untuk umum dan ditulis oleh beberapa orang dengan bahasa yang popular sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.

Menurut Junaedhie (1991:45), dilihat dari isinya majalah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Majalah Umum

(23)

b. Majalah Khusus

Majalah yang hanya memuat karangan-karangan mengenai bidang-bidang khusus seperti majalah keluarga, politik, dan ekonomi.

Majalah menurut peneliti adalah salah satu media cetak yang sudah menjadi bagian dari masyarakat, sama halnya dengan surat kabar. Kualitas majalah ditentukan oleh isinya, tp tidak kalah penting adalah desain, bahan serta kualitas cetaknya.

2.1.3 Cover a tau Sampul

Cover atau sampul depan merupakan bagian yang tidak dapat

terpisahkan dari sebuah majalah. karena pada saat kita akan membeli atau membaca dari sebuah majalah, yang diperhatikan pertama kali adalah sampul dan ilustrasi gambarnya. Penulis dapat menuangkan ide dan kreatifitasnya pada ilustrasi sampul. Sampul perlu didesain secara indah dan artistik agar mampu menarik perhatian khalayak untuk pembacanya.

(24)

perhatian, namun akan lebih efektif bila ilustrasi tersebut mampu menunjang pesan yang ingin disampaikan.

Cover atau sampul pada majalah menurut peneliti adalah salah satu faktor yang menentukan laris tidaknya suatu majalah, karena sebelum melihat isi majalah, calon pembaca tentunya melihat dulu bagamana cover majalahnya, jika covernya dinilai menarik maka pembaca akan tertarik dan mempunyai keinginan untuk membeli majalah tersebut, dan begitu pula sebaliknya.

2.1.4 Kar tun dan Kar ikatur

Secara singkat dapat dijelaskan, bahwa karikatur seperti halnya kartun strip, kartun gags (kartun kata), kartun komik dan kartun animasi adalah bagian dari apa yang dinamakan kartun.

Karikatur adalah produk suatu keahlian seorang karikaturis, baik dari segi pengetahuan, intelektual, tekhnik melukis, psikologis, cara melobi, referensi bacaan, maupun bagaimana dia memilih topik isu yang tepat. Karena itu, kita bisa mendeteksi intelektual seorang karikaturis dari sudut ini. Juga, cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum (Sobur, 2006 : 140).

(25)

selingan atau ilustrasi belaka. Namun pada perkembangan selanjutnya, karikatur dijadikan sarana untuk menyampaikan kritik yang sehat. Dikatakan kritik sehat karena penyampaiannya dilakukan dengan gambar-gambar lucu dan menarik (Sobur, 2006 : 40).

Sedangkan kartun sendiri merupakan suatu keahlian seorang kartunis, baik dari segi pengetahuan, intelektual, tekhnik melukis, psikologis, cara melobi, referensi bacaan, maupun bagaimana dia memilih isu yang tepat. Kartun merupakan tanggapan atau opini secara subjektif terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal, pemikiran atau pesan tertentu. Karena itu bisa mendeteksi tingkat intelektual yang membuat kartun dari sudut ini. Juga cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum (Sobur, 2003 : 140).

(26)

Menurut peneliti kartun dan karikatur mempunyai sedikit perbedaan, perbedaan tersebut terletak pada kadar kritiknya karena kartun mempunyai pengertian yang lebih luas daripada karikatur. Kartun adalah gambar buatan tangan yang kemudian diproses sedemikian rupa menjadi gambar bergerak. Karikatur adalah gambar yang menampilkan kembali suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut.

2.1.5 Kar ikatur dalam Media Massa

(27)

Sebuah gambar lelucon yang membawa pesan kritik soaial sebagaimana di setiap ruang opini surat kabar biasanya disebut karikatur. Sedangkan gambar lelucon yang muncul di media massa, yang hanya berisikan humor semata tanpa membawa beban kritik sosial apapun biasanya disebut kartun (Sobur, 2006 : 38).

Menurut Anderson, dalam memahami studi komunikasi politik di Indonesia akan lebih mudah di analisa mengenai konsep politik Indonesia dengan membedakan dalam dua konsep, yaitu dengan direct speech (komunikasi langsung) dan symbolic speech (komunikasi tidak langsung). Komunikasi langsung merupakan konsepsi politik yang analisanya dipahami sejauh penelitian tersebut ditinjau dari komunikasi yang bersifat langsung, seperti humor, gossip, diskusi, argument, intrik dan lain-lain. Sedangkan komunikasi tidak langsung, tidak dapat secara langsung dipahami maupun diteliti seperti patung, monumen dan simbol-simbol lainnya (Bintoro dalam Marliani, 2004 : 49).

Peran karikatur yang tertulis seperti yang telah diuraikan di atas, merupakan alasan utama dijadikannya karikatur sebagai objek studi ini. Selain karena karikatur merupakan suatu penyampaian pesan lewat kritik yang sehat dan juga suatu keahlian seorang karikaturis adalah bagaimana dia memilih topic-topik isu yang tepat dan masih hangat.

(28)

melalui media massa. Setiap karikatur mempunyai pesan kritik maupun saran.

2.1.6 Kar ikatur Sebagai Kr itik Sosial

Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai sumber kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat, dalam konteks inilah kritik sosial merupakan unsur penting dalam memelihara sistem sosial. Dengan kata lain, kritik sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana untuk konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat (Masoed, 1999 : 47).

(29)

Kritik memiliki fungsi taktis dan peranan strategis dalam menumbuhkan berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat dan pemerintahannya. Kontrol sosial dan kritik sosial merupakan dua sisi dari mata uang yang sama, yang selalu ada di dalam masyarakat manapun. Dengan demikian, apabila kontrol sosial cenderung dipahami sebagai aktivitas pengendalian, kritik sosial cenderung dianggap sebagai aktivitas pembebasan dari segala bentuk kontrol dan pengendalian.

Kritik sosial sebenarnya bagian yang sangat penting dalam kemajuan jalannya pemerintahan, karena kritik menciptakan cambuk bagi pemerintahan agar mampu dan sebisa mungkin mengerti apa yang diinginkan masyarakat dan juga merupakan apresiasi dari masyarakat terhadap pemerintahan, lewat karikatur media cetak yang di produksi para desaigner media dalam hal ini majalah. Kritik sosial sering kali ditemui di dalam berbagai media cetak, seperti surat kabar, majalah dan tabloid. Kritikan-kritikan yang jenaka disampaikan secara jenaka tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan (Wijana, 2004 : 4).

(30)

2.1.7 Komunikasi Non Ver bal

Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melakukan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku non verbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku non verbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat non verbal (Mulyana, 2001 : 312).

Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat non verbal menjadi beberapa bagian, antara lain :

1. Isyarat Tangan

Isyarat tangan atau “berbicara dengan tangan” termasuk apa yang disebut emblem, yang dipelajari yang punya makna suatu budaya atau subkultur. Meskipun isyarat tangan yang digunakan sama, maknanya boleh jadi berbeda, atau isyarat fisiknya berbeda namun maksudnya sama.

2. Postur Tubuh

(31)

3. Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata

Secara umum dapat dikatakan bahwa makna ekspresi wajah dan pandangan mata tidaklah universal, melainkan sangat dipengaruhi oleh budaya.

Menurut peneliti komunikasi non verbal adalah proses penyampain pesan yang dilakukan dengan menggunakan isyarat dan bahasa tubuh tanpa terucap maupun tertulis oleh komunikator kepada komunikan dan menimbulkan efek.

2.1.8 Komunikasi Politik

Politik seperti halnya dengan komunikasi yaitu merupakan suatu proses, komunikasi politik melibatkan pembicaraan. Pembicaraan dalam hal ini bukanlah pembicaraan dalam arti sempit seperti kata yang diucapkan melainkan pembicaraan dalam arti kata yang lebih inklusif, yang berarti segala cara orang bertukar simbol, kata-kata yang dituliskan dan diucapkan, gambar, gerakan, sikap tubuh dan pakaian.

(32)

mereka berhasil membuat beberapa gagasan yang mula-mula di tolak, kemudian dipertimbangkan dan akhirnya di terima massa (Ali dalam Marliani, 2004:13).

Menurut peneliti komunikasi politik merupakan proses penyampain pesan yang melibatkan pesan-pesan yang mengandung unsur politik atau aktor-aktor politik.

2.1.9 Konsep Kr isis

Kata krisis berasal dari bahasa Yunani krisis, yang berarti "keputusan." Ketika krisis terjadi perusahaan akan memutuskan apa yang harus dilakukan. bergerak ke kiri, atau bergeser ke kanan. Ke bawah atau ke atas. Bertarung atau melarikan diri.

Krisis adalah ujian bagi eksistensi diri kita, baik sebagai sebuah perusahaan atau seseorang, bagaimana kita menangani diri di tengah krisis. Kabar buruknya adalah kita tidak pernah tahu dengan pasti bagaimana melakukannya hingga saat krisis datang. Berita baiknya adalah kita dapat mempersiapkan diri dalam prinsip-prinsip yang benar untuk menghadapi krisis.

Ada tiga pendekatan dalam situasi krisis: 1) Hindari krisis

(33)

Berikut adalah model klasik bagaimana krisis dapat berubah menjadi sebuah kesempatan baik: Pada tahun 1986 seseorang menaruh sianida dalam botol Tylenol milik Johnson dan Johnson di rak sebuah toko. Akibatnya tujuh orang meninggal karena keracunan obat-obatan. Perusahaan langsung melihat krisis ada di depan mata. Langkah pertama mereka mengeluarkan $ 300 juta untuk menarik semua produk Tylenol yang ada di pasar.

Selanjutnya perusahaan memperkenalkan sistem pengemasan baru yang kemudian mengubah seluruh industri. Tapi yang paling penting, perusahaan telah mempersiapkan diri, bertindak benar, menjawab pertanyaan sulit yang diajukan oleh media, dan pada akhirnya mereka mampu mempertahankan dominasinya di pasar. Johnson and Johnson menggunakan media untuk menunjukkan kepedulian mereka dan memperlihatkan tekad kuat untuk mengatasi krisis. Itulah inti pesan dari keberanian dan kepemimpinan yang efektif melalui public relations.

(34)

Steven Fink mendefinisikan krisis sebagai:

"A crisis is an unstable time or state of affairs in which a decisive change is impending-either one with the distinct possibility of a highly desirable and extremely positibe outcome, or one with the distinct possibility of a highly undesirable outcome. It is usually a 50-50 proposition, but yoy can improve the odds".

Institute of Crisis Management mendefinisikan suatu krisis sebagai berikut :

“A significant business disruption that stimulates extensive news media coverage. The resulting public scrutiny will affect the organization’s normal operations and also could have a political, legal, financial and governmental impact on its business”.

Krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning point) yang dapat membuat sesuatu tambah baik atau tambah buruk. Jika dipandang dari kaca mata bisnis suatu krisis akan menimbulkan hal-hal seperti berikut :

1). Intensitas permasalahan akan bertambah.

2). Masalah akan dibawah sorotan publik baik melalui media masa, atau informasi dari mulut ke mulut.

3). Masalah akan menganggu kelancaran bisnis sehari-hari. 4). Masalah menganggu nama baik perusahaan.

(35)

6). Masalah yang dihadapi disamping membuat perusahaan menjadi panik, juga tidak jarang membuat masyarakat menjadi panik.

7). Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi.

Kondisi, situasi krisis, terjadi secara alamiah, tidak terprediksi, dan tidak selalu merupakan sesuatu hal yang buruk. Hasil riset menunjukkan hasil bahwa ternyata outcome dari situasi krisis memberikan skor yang berimbang/sama antara yang positif (seperti yang diharapkan) dan yang negatif (yang tidak diharapkan).

(36)

saat yang sangat genting yang harus direspon secara cepat dan tepat. Dalam kehidupan kita sehari-hari kita dapat menyaksikan banyak orang, dan perusahaan yang berhasil mengubah krisis menjadi peluang, dan sebagaian lagi karena ketidakmampuan mengelola krisis justru terperosok ke dalam kehancuran.

(http://firsannova.blogspot.com/2011/09/bab-2-definisi-krisis.html)

2.1.10 Konsep INDONESIA 2012

Kondisi perekonomian global pada tahun 2011 menunjukkan kondisi yang penuh ketidakpastian. Hal tersebut dapat berakibat negatif pada kondisi perbankan di berbagai negara, selain juga memiliki dampak terhadap meningkatnya resiko kondisi perekonomian di masa yang akan datang. Walaupun demikian, kondisi buruk tidak terjadi di Indonesia. Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu mencapai 6,5 persen. Hal ini juga seiring dengan kondisi perbankan di Indonesia yang cukup baik.

“Berbagai kondisi kondusif tersebut tidak terlepas dari kebijakan Bank Indonesia dan koordinasi yang dilakukan dengan pemerintah,” ujar Kepala Biro Pengaturan Bank- Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan (DPNP) Bank Indonesia, Irwan Lubis, saat menjadi Keynote

(37)

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata, kampus Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Kamis (16/02).

Sementara Direktur Institutional Banking Bank Mandiri, Abdul Rachman mengatakan bahwa ketidakpastian global yang terjadi saat ini lebih kompleks dibandingkan dengan krisis global yang terjadi pada tahun 2008. Hingga saat ini, kondisi perekonomian masih tidak menentu dan masih akan berlangsung dalam beberapa waktu mendatang. Krisis perekonomian yang mulanya terjadi di Yunani ini sudah kian menyebar ke beberapa negara di Eropa, seperti Spanyol, Italia, Portugal, dan Perancis, yang terlihat dari meningkatnya biaya pinjaman dari negara-negara tersebut.

Namun demikian, senada dengan Irwan, Abdul Rachman juga mengatakan bahwa di tengah ancaman krisis global, perekonomian Indonesia memiliki kondisi yang baik. Kondisi Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 bahkan diproyeksikan solid, dan memiliki peningkatan hingga 6,7 persen. Menurutnya, hal ini besar dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi domestik. “Ekonomi domestik tumbuh karena porsi ekonomi kita yang bergantung pada ekspor relatif kecil,” ungkapnya.

(38)

sudah dapat mengelola ekonominya dengan baik. Optimisme prospek perekonomian tahun 2012 juga didorong adanya peningkatan rating Indonesia yang masuk ke level investment grade. Dengan demikian, beberapa negara berkembang sudah menunjukkan rasa percaya yang tinggi untuk menginvestasikan dananya di Indonesia.

“Hal ini akan berdampak positif. Misalnya perusahaan multinasional akan melakukan investasi jangka panjang. Selain supply uang akan meningkat, job opportunity juga akan meningkat,” tutur Abdul Rachman.

Seiring dengan hal tersebut, kondisi perbankan nasional juga sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari sisi aset, penyaluran kredit, rasio permodalan, dan kualitas kredit perbankan di Indonesia. Kedepannya, kinerja perbankan nasional akan tetap solid karena didukung oleh beberapa hal, yakni kebutuhan pembiayaan yang terus meningkat dan kualitas fundamental sektor perbankan nasional yang berada dalam kondisi yang baik. (http://www.unpad.ac.id/archives/51775)

2.1.11 Mata Uang Eur o

(39)

kertas Euro di mana-mana rupanya sama, tetapi uang logamnya di belakang berbeda-beda. Uang logam setiap negara diberi lambangnya sendiri.

Uni Eropa adalah sebuah organisasi antar-pemerintahan dan supra-nasional, yang terdiri dari negara-negara Eropa, yang sejak 1 januari 2007 telah memiliki 27 negara anggota. Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih dikenal dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992. Dari pergantian namanya dari "Masyarakat Ekonomi Eropa" ke "Masyarakat Eropa" hingga ke "Uni Eropa" menandakan bahwa organisasi ini telah berubah dari sebuah kesatuan ekonomi menjadi sebuah kesatuan politik. Kecenderungan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kebijakan dalam UE.

(40)

Gambar 2.1 mata uang Euro

Euro dari satu negara boleh dipakai di Negara Eropa yang bergabung dalam mata uang tunggal euro yang lain.Walaupun uang kertas Euro rupanya sama, tetapi ada juga perbedaan kecil, yaitu nomornya, sehingga bisa diketahui asalnya dari negara yang mana. Di Jerman nomornya mulai dengan X, Irlandia nomornya mulai dengan T, Belanda nomornya mulai dengan P, Yunani nomornya mulai dengan Y, Perancis nomornya mulai dengan U, Austria nomornya mulai dengan N, Finlandia nomornya mulai dengan L, Belgia nomornya mulai dengan Z, Italia nomornya mulai dengan S, Portugal nomornya mulai dengan M. dan Spanyol nomornya mulai dengan V.

(41)

Eropa, dan tidak akan menghilangkan eksistensi negara-negara yang ada saat ini.

Pemberlakuan Euro juga mendorong pertumbuhan ekonomi karena biaya transaksi yang lebih rendah sehingga menarik kegiatan investasi dan kegiatan ekonomi laainnya. Penggunaan Euro juga memberikan efisiensi karena hilangnya biaya tambahan yang muncul dari perbedaan nilai tukar mata uang. Dalam konteks perdagangan internasional Euro diharapkan meningkatkan prospek ekonomi Eropa di pasar global, di samping itu Euro diharapkan dapat menjadi standar mata uang internasional dalam investasi global. (http://mohamadtaufik.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/08/02/mata-uang-tunggal-euro-2/)

2.1.12 Konsep Payung

Payung punya fungsi penting bagi sebagian aktivitas manusia. Selain melindungi manusia dari terik matahari, payung juga menjadi pelindung di saat hujan. Payung juga punya makna konotatif yang berarti pelindung atau penjaga seperti terlihat dalam peribahasa yang menyebutkan 'sedia payung sebelum hujan'. Dalam peribahasa ini, payung punya makna pelindung yang harus disiapkan sebelum terjadi hal-hal buruk.

(42)

hanya bisa digunakan oleh kalangan tertentu. Penggunaan payung oleh kalangan khusus ini juga punya makna tersendiri.

Bangsa Mesir kuno menggunakan payung sebagai simbol religius. Saat itu, payung hanya bisa digunakan oleh mereka yang dianggap dan dinobatkan sebagai tokoh religius. Tinggi rendahnya status mereka di mata masyarakat, dibedakan oleh panjang tangkai payung yang dikenakan. Makin panjang tangkainya, berarti yang bersangkutan punya posisi lebih tinggi dalam aktivitas religius di tengah masyarakat.

Yang tangkai payungnya paling panjang, tentu sang raja atau penguasa tertinggi. Bawahan-bawahannya punya tangkai payung, disesuaikan juga dengan kewenangan yang dimiliki. Penggunaan payung untuk kalangan pesohor di Mesir saat itu juga dimaknai bahwa kubah dari surga melindungi kekuasaan para bangsawan dan tokoh religius.

Selain Mesir, masyarakat Yunani kuno juga diketahui biasa memakai payung. Bedanya, seperti ditulis situs literary-liaisons.com, masyarakat Yunani kuno menjadikan payung sebagai simbol erotisme. Barangkali, di zaman sekarang simbol erotisme payung seperti ini bisa terlihat dari para umbrella girl yang mengiringi balapan mobil atau motor.

(43)

Begitu para penjajah Eropa datang ke Asia, budaya payung ini pun menyebar. Mereka membawa budaya payung ini ke Eropa.

Mulanya, payung populer digunakan oleh masyarakat Portugal. Kemudian dari sini, payung menyebar ke Prancis sebagai bagian dari fashion. Para raja Prancis dan Inggris saat itu menggunakan payung dalam pesta-pesta atau upacara pernikahan. Dari sini kemudian fungsi payung mulai dikembangkan. Pada akhir abad ke-16, payung tidak lagi digunakan sebagai perlengkapan fashion, tapi mulai dimanfaatkan untuk melindungi diri dari panas dan hujan.

Memasuki abad ke-18, budaya payung sudah menyebar ke banyak wilayah. Masyarakat dunia sudah mengenalnya untuk berbagai tujuan. Terkadang payung digunakan untuk kepentingan religius, seperti memayungi raja atau jenazah yang hendak dikubur. Pada kesempatan lain, payung juga punya fungsi erotis, dan fungsi melindungi. Saat ini, payung juga menjadi salah satu alat untuk mencari nafkah bagi sebagian orang yang bekerja menjadi ojek payung di musim hujan.

( http://www.faktabukanopini.up2det.com/2012/02/simbol-religius-dan-makna-payung.html)

2.1.13 Mak na Posisi Tangan

(44)

lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.

Komunikasi nonverbal sudah lama menarik perhatian para ahli seperti dari disiplin ilmu antropologi, bahasa, komunikasi, bahkan kedokteran. Perhatian mereka terutama dipicu oleh munculnya tulisan Charles Darwin tentang buku “The Origin of Species” pada tahun 1873.

Hal yang menarik dari kode nonverbal adalah studi Albert Mahrabian (1971) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang adalah 7% berasal dari bahasa verbal 38% dari vokal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, maka orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal.

Sistem isyarat terdiri dari dua jenis komponen, yaitu yang berfungsi sebagai penentu atau pembeda makna, yang berfungsi sebagai penunjang. Semuanya harus bersifat visual sehingga dapat dilihat. Komponen-komponen tersebut yaitu:

1. Penampilan, yaitu tangan atau bagian tangan yang digunakan untuk membentuk isyarat, antara lain:

a. Telapak kanan, kiri atau kedua tangan.

(45)

c. Posisi jari tangan membentuk huruf A, B, C, atau huruf lain. d. Jari-jari tangan merapat atau merenggang.

e. Posisi jari tangfan membentuk angka 1, 2, 3, atau angka lain. 2. Posisi, yaitu kedudukan tangan atau kedua tangan terhadap

pengisyaratan pada waktu berisyarat antara lain:

a. Tangan kanan atau tangan kiri tegak, condong mendatar mengarah ke kanan, ke kiri, ke depan pengisyaratan.

b. Telapak tangan kanan atau kiri telentang, telengkup, menghadap ke kanan, ke kiri, ke depan pengisyarat.

c. Kedua tangan berdampingan, berjajar, bersilang atau bersusun.

3. Tempat, yaitu bagian badan yang menjadi tempat awak isyarat dibentuk atau akhir isyarat, antara lain :

a. Kepala dengan semua bagiannya, seperti: pelipis, dahi, dagu. b. Leher.

c. Dada kanan, kiri, tengah. d. Tangan

4. Arah, yaitu gerak penampil ketika isyarat dibuat, antara lain: a. Menjauhi atau mendekati pengisyarat.

(46)

d. Frekeunsi, yaitu jumlah gerak yang dilakukan pada waktu isyarat dibentuk. Ada isyarat yang frekuensinya hanya sekali, ada yang di kali atau lebih atau juga gerakan kecil yang diulang-ulang.

2.1.14 Mak na Ombak

Dalam bidang oseanografi, Ombak dikenal sebagai gelombang dalam (internal wave). Fenomena ini juga ada dalam bidang meteorologi, dimana gelombang menjalar pada lapisan antar muka antara udara yang hangat dan dingin. Kedua bidang ilmu ini memang memiliki banyak kesamaan yaitu sama-sama berkecimpung dengan fluida. Para ahli meteorologi lebih banyak berkecimpung dengan fluida dalam bentuk gas yaitu atmosfer, sedangkan para ahli oseanografi lebih banyak berkecimpung dengan fluida dalam bentuk cair yaitu air laut.

(47)

rapat massa air laut yang tidak konstan. Perbedaan rapat massa ini diakibatkan oleh perbedaan suhu dan kadar garam pada setiap lapisan. Salah satu contoh gelombang internal adalah gelombang permukaan air yang merupakan gelombang pada batas antara dua fluida dengan rapat massa yang berbeda, yaitu air dan udara. Gelombang internal merupakan gelombang pada batas antara dua lapisan air dengan rapat massa berbeda. (http://id.wikipedia.org/wiki/ombak).

2.1.15 Mak na Bintang-Bintang

Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).

Menurut ilmu astronomi, definisi bintang adalah:

“Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir.”

(48)

149,680,000 kilometer, diikuti oleh Proxima Centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak sekitar empat tahun cahaya.

Bintang terbentuk di dalam awan molekul; yaitu sebuah daerah medium antarbintang yang luas dengan kerapatan yang tinggi (meskipun masih kurang rapat jika dibandingkan dengan sebuah vacuum chamber yang ada di Bumi). Awan ini kebanyakan terdiri dari hidrogen dengan sekitar 23–28% helium dan beberapa persen elemen berat. Komposisi elemen dalam awan ini tidak banyak berubah sejak peristiwa nukleosintesis Big Bang pada saat awal alam semesta.

Gravitasi mengambil peranan sangat penting dalam proses pembentukan bintang. Pembentukan bintang dimulai dengan ketidakstabilan gravitasi di dalam awan molekul yang dapat memiliki massa ribuan kali Matahari. Ketidakstabilan ini seringkali dipicu oleh gelombang kejut dari supernova atau tumbukan antara dua galaksi. Sekali sebuah wilayah mencapai kerapatan materi yang cukup memenuhi syarat terjadinya instabilitas Jeans, awan tersebut mulai runtuh di bawah gaya gravitasinya sendiri.

(49)

2.1.16 Mak na Baju Safar i

Safari merupakan stelan yang terdiri dari kemeja lengan pendek atau panjang dengan hiasan jahitan tindas. Model kerah jas, shiler dan kerah bord dan pemakaiannnya dilengkapi dengan pantalon, Stelan safari ini terbuat dari kain danwarna yang sama antara kemeja dan pantalonnya.

Lebih dari satu dekade lalu, setelan baju safari warna hitam lazimnya hanya dipakai sebagai busana kerja bagi orang-orang yang berprofesi sebagai aparat keamanan dari instansi-instansi tertentu. Tidak sembarang orang bisa memakai setelan safari warna hitam pada masa itu sehingga pakaian tersebut seolah – olah memancarkan nuansa kewibawaan yang tinggi. Namun nampaknya saat ini telah terjadi suatu pergeseran nilai atau mungkin “desakralisasi” setelan safari warna hitam. Dewasa ini setelan baju tersebut lazim dikenakan oleh orang-orang yang berprofesi bukan sebagai aparat keamanan dari instansi-instansi tertentu.

(50)

Selain di mall-mall dan berbagai pusat pertokoan moderen, orang-orang berbaju safari warna hitam juga makin lazim ditemui di jalan-jalan. Serupa dengan orang-orang bersafari hitam yang lazim ditemui di mall-mall, orang-orang berbaju safari hitam yang mulai lazim dilihat di jalanan ternyata kebanyakan bukan aparat keamanan resmi dari institusi pemerintah. Saat ini sudah bukan rahasia lagi jika para warga sipil yang bekerja pada berbagai kantor leasing berkeliaran di jalan raya dengan mengenakan setelan baju safari warna hitam.

2.1.17 Mak na Kopiah atau Peci

Dewasa ini sering kita melihat orang menggunakan peci untuk melakukan aktivitasnya. Kupluk merupakan istilah di sebagian orang Jawa untuk nama lain peci, kopiah, songkok atau kethu. Tradisi di beberapa daerah memakai kupluk merupakan identitas untuk menandakan sebagai bagian masyarakat santri. Walau kenyataannya kupluk sudah dipakai diberbagai kegiatan.

(51)

banyak orang sering memakai kupluk, karena memang hanya sekedar penutup kepala belaka. Akan salah menilai orang bila hanya dari kupluk yang dikenakan.

Peci terbuat dari kain beludru warna gelap dengan ketinggian antara 6-12 cm ini, bila dipandang dari segi bentuk merupakan modifikasi blangkon Jawa dengan surban Arab. Ada yang bilang modifikasi torbus Turki dengan peci India.

Konon Sunan Kalijaga yang merintisnya. Dia buatkan mahkota khusus untuk Sultan Fatah. Namanya kuluk. Bentuknya jauh lebih sederhana daripada mahkota ayahnya, Raja terakhir Majapahit Brawijaya V. Kuluk ini mirip kopiah, hanya ukurannya lebih gede. Hal itu agar sesuai ajaran Islam yang egaliter. Raja dan rakyat sama kedudukannya di hadapan Allah SWT. Hanya ketakwaan yang membedakan.

(52)

yangterbaik.Takut dalam suka artinya mensyukuri semua karuniaNya dengan cara menggunakan semua nikmat yang diberikan untuk meraih RidhaNya.

Mahatma Gandi terkenal dengan swadesinya,Yasser Arafat dengan sorbannya.Indonesiapun disegani karena sarung dan songkoknya yang sarat dengan makna tentang keluhuran budi.Di zaman modern seperti sekarang ini orang memakai songkok mulai berkurang terutama di kota-kota dan kaum remaja,songkok hanya dipakai didaerah pinggiran dan pesantren.Bagi masyarakat yang masih berpegang teguh pada budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kemanusian,orang yang tidak memakai songkok dianggap cangkolang atau tidak tahu adat,bahkan pada zaman dahulu jikalau saat shalat tidak memakai songkok dianggap tidak sah shalatnya.

(53)

Di mata umat, kedudukan peci amatlah mulia. Ia menjadi simbol kesalehan seseorang. Politisi,calon bupati atau Presidenpun dipastikan mengenakan kopiah. Agar dinilai orang saleh dan karenanya layak dipilih.Anehnya kita, sering mudah terpedaya dengan aksi tipu-tipu seperti itu. Begitu mudahnya kita terlena dengan pencitraan diri si calon, lalu kita coblos saja gambar pecinya dengan mantap sambil mengucap bismillah.

Kopiah atau peci menurut dari peneliti adalah alat yang digunakan saat beribadah atau shalat. Namun banyak orang yang memakai sebagai asesoris belaka supaya terlihat alim dan sebagai identitas bahwa orang tersebut adalah seorang muslim.

2.1.18 Mak na Ber selancar

Selancar merupakan sebuah olahraga yang biasanya berlangsung di atas ombak yang tinggi. Olahraga ini dilakukan dengan menggunakan sebilah papan sebagai alat untuk bermanuver di atas ombak. Papan tersebut akan bergerak dengan menggunakan tenaga arus ombak di bawahnya dan arahnya dikemudikan seorang peselancar. Adrenalin akan terpacu karena tertekan untuk mengarahkan papan selancar sekaligus menjaga keseimbangan. Mirip rodeo, kali ini tunggangannya: ombak liar.

(54)

(pijakan). Papan selancar bergerak dengan tenaga ombak, yang arahnya dikemudikan oleh peselancar. Keahlian menjaga keseimbangan membuat peselancar tetap bertahan di atas ombak. Namun, saat bermain olahraga ekstrim ini kita harus tetap waspada dengan segala resikonya.

Sejarah olahraga Selancar, Di awal abad ke-20 berselancar mulai dikenal oleh orang Amerika dan Australia dan komunitas selancar pun terbentuk pada beberapa pantai di negara Paman Sam tersebut. Budaya selancar muncul akibat dari naik pamornya olahraga yang kemudian melahirkan gaya hidup tersebut dan tercermin dari berbagai produk, musik, fashion, majalah hingga film-film yang menggambarkan anak pantai yang serba santai. Para sosiolog Amerika pada pertengahan tahun 50-an mencapnya sebagai budaya orang malas. Tetapi di era abad 19 awal olahraga ini mulai digemari oleh kalangan muda, sehingga olah raga ini menjadi semakin populer dan lebih mendunia.

(http://www.kiwod.com/2010/10/mengenal-olahraga-selancar/)

2.1.19 Konsep Makna

Para ahli mengakui, istilah makna (meaning) memang merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Dalam bukunya The Meaning of

Meaning, (Ogden dan Ricards dalam Kurniawan, 2008:27) telah

(55)

Makna sebagaimana dikemukakan oleh Fisher (dalam Sobur, 2004:248), merupakan konsep yang abstrak yang telah menarik perhatian para ahli filsafat dan para teoritis ilmu sosial selama 2000 tahun silam. Semenjak Plato mengkonseptualisasikan makna manusia sebagai salinan “ultarealitas”, para pemikir besar telah sering mempergubakan konsep itu dengan penafsiran yang sangat kuas yang merentang sejak pengungkapan mental dari Locke sampai ke respon yang dikeluarkan dari Skinner. “tetapi”, kata (Jerold Katz dalam Kurniawan, 2008:47), “setiap usaha untuk memberikan jawaban yang langsung telah gagal. Beberapa saat misalnya Plato, telah terbukti terlalu samar dan spekulatif. Yang lainnya memberikan jawaban salah”.

Menurut Devito, makna terletak pada kata-kata melainkan manusia. “Kita” lanjut Devito, menggunakan kata-kata yang mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi kata-kata ini secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Demikian pula makna yang didapat pendengar dari pesan-pesan akan sangat berbeda dengan makna yang ingin kita komunikasikan. Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar dan apa yang ada dalam benak kita.

(56)

alamiah, (3) menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Kempson dalam Sobur, 2004:258).

Ada beberapa pandangan yang menjelaskan teori atau konsep makna. Model konsep makna (Johnson dalam Devito, 1997:123-125) sebagai berikut:

1. Makna dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata melainkan pada manusia. Kita menggunakan kata-kata untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan, tetapi kata-kata itu tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengarkita dan proses ini adalah prosesyang bisa salah.

2. Makna berubah. Kata-kata relatif statis, banyak dari kata-kata yang kita gunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata-kata ini dan berubah dab ini khusus yang terjadi pada dimensi emosional makna.

3. Makna membutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi mengacu pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal.

(57)

berlebihan tanpa mengaitkan acuan yang diamati. Bila kita berbicara tentang cerita, persahabatan, kebahagian, kejahatan, dan konsep-konsep lain yang serupa tanpa mengaitkannya dengan sesuatu yang spesifik, kita tidak bisa akan berbagi makna dengan lawan bicara.

5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu kebanyakan kita mempunyai banyak makna. Ini bisa menimbulkan masalah bila ada sebuah kata diartikan secara berbeda oleh dua orang yang sedang berkomunikasi.

6. Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh dari suatu kejadian bersifat multi aspek dan sangat kompleks, tetapi hanya sebagian saja dari makna-makna ini yang benar-benar dapat dijelaskan. Banyak dari makna tersebut yang tetap tinggal benak kita, karenanya pemaknaan yang sebenarnya mungkin juga merupakan tujuan yang ingin kita capai tetap tidak pernah tercapai (Sobur, 2003:285-289)

(58)

ditentukan karena setiap pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara pandang yang berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata.

2.1.20 Pemaknaan War na

Para teoritis bahasa mengemukakan bahwa kebanyakan kata memiliki makna majemuk. Setiap kata dari kata-kata seperti : merah, kuning, hitam, dan putih memiliki makna konotatif yang berlainan. Dalam

Roget’s Thesaurus, seperti dikutip Mulyana (2003:206-261), terdapat

kira-kira 12 sinonim untuk kata hitam, dalam beberapa kepercayaan warna-warna seperti warna-warna hitam dan abu-abu memiliki asosiasi yang kuat dengan bahasa, hitam tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang bersifat buruk dan negatif, missal : daftar hitam, dunia hitam, kambing hitam.

Sedangkan terdapat sinonim untuk kata putih, dan semua bersifat positif. Warna putih kebalikan dari warna hitam, putih mewakili sesuatu yang menyenangkan dan mencerminkan segala sesuatu yang bersifat kebaikan, seperti : murni, bersih, dan suci. Jadi kata hitam umumnya berkonotasi negatif dan warna putih berkonotasi positif (Sobur, 2001:25).

(59)

merah darah. Karena unsur-unsur tersebut, merah dapat diartikan sebagai hasrat yang kuat dalam hubungannya dengan ikatan, kebenaran dan kejayaan, namun tak jarang pula warna merah diartikan sebagai kebencian dan dendam tergantung dari situasi.

Kuning bisa diartikan sebagai optimis, filosofi dalam budaya barat. Sedangakan warna ungu menandakan nuansa spiritual, misteri, kebangsawanan, transformasi, kekerasan dan keangkuhan. Warna oranye yang berarti energy, keseimbangan, kehangatan, menekankan pada suatu produk yang tidak mahal, menurut budaya barat (Mulyana, 2003:376).

Warna menurut Hoed dan Benny Hoedoro 1992, dalam bukunya “periklanan” memiliki beberapa makna dalam menunjang kegiatan periklanan karena perpaduan dan kombinasi warna yang menarik akan mempunyai nilai ketertarikan tersendiri dibenak khalayak, diantaranya :

1. Merah.

Merah merupakan warna power, energy, kehangatan, cinta, nafsu, agresif, bahaya, kekuatan, kemauan, eksentrik, aktif, bersaing, warna ini memberikan pengaruh kemauan keras dan penuh semangat. Sering juga diapresiasikan untuk menunjukan emosi atau debaran jantung.

2. Oranye.

(60)

keadilan, penjualan, persahabatan, kesehatan pikiran dan pengetahuan, daya tahan, kegembiraan, gerak cepat, sesuatu yang tumbuh, tekanan sosial, modal kecil, murah, ketertarikan dan independent.

3. Kuning.

Warna kuning ini bersifat menonjol, semangat untuk maju dan toleransi tinggi. Pengaruh warna ini antara lain riang, dermawan, dan sukses. Kuning adalah warna yang berkesan optimis, dan termasuk pada golongan warna yang mudah menarik perhatian. Warna ini dapat digunakan untuk menaikan metabolisme.

4. Merah Muda

Merah muda berarti memiliki asosiasi yang kuat dengan citra, keberanian dan kesengan, ikatan antara merah dan kehidupan memiliki peranan yang penting dalam kebudayaan di bumi. 5. Hijau.

(61)

elastisitas keinginan. Cenderung pasif, bertahan, mandiri, warna ini adalah teguh dan kokoh, mempertahankan miliknya, keras kepala, dan berpendirian tetap.

6. Biru.

Biru melambangkan kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan, komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi, spiritual, kelembutan, dinamis, air, laut, kreatifitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatandari dalam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi, idealism, empati, dingin, konservatisme, persahabatan dan harmoni serta kasih syang, kalem, ketenagan, menenangkan namun juga dapat berarti dingin dan depresi. Sebagai dari efek menenangkan, warna biru dapat membuat orang lebih konsentrasi.

7. Abu-abu.

Abu-abu melambangkan intelek, masa depan, kesederhanaan, kesedihan, keamanan, reabilitas, kepandaian, tenag, serius, kedewasaan, konservatif, praktis, bosan, professional, kualitas, diam dan tenang.

8. Putih.

(62)

spiritualitas, kedewasaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kebersihan, kesempurnaan, cahaya, persatuan, lugu, murni, ringan, netral, dan fleksibel.

9. Hitam.

Hitam melambangkan power, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan, perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat, formalitas, kekayaan, kejahatan, perasaan yang dalam, kemarahan, harga diri dan ketangguhan.

10.Ungu/Jingga

Ungu/jingga melambangkan spiritual, misteri, kebangsawanan, transformasi, kekasaran, keangkuhan, pengaruh, pandangan ketiga, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, upacara, kebijakan, pencerahan, arogan, intuisi, mimpi, ketidaksadaran, telepati, empati, imajinasi, kepercayaan yang dalam, harga diri, indepedensi, kontemplasi dan meditasi, ambisi, kemewahan, kekayaan, feminism, artistic, kuno dan romantik.

11.Cokelat.

(63)

Warna ini mewakili rasa aman, komitmen dan kepercayaan. Cokelat juga memberikan rasa nyaman dan hangat.

Peneliti beranggapan bahwa warna secara ilmiah merupakan gelombang elektromagnetik yang menuju ke mata kita dan kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai warna. Dengan kata lain arti warna adalah juga sesuatu yang berhubungan dengan emosi manusia dan benda tertentu. Dan dapat menimbulkan pengaruh psikologis.

2.1.21 Pendekatan Semiotika

(64)
(65)

Menurut John Fiske pada intinya semua model yang membahas mengenai makna dalam studi semiotik memiliki bentuk yang sama, yaitu membahas tiga elemen antar lain:

1. Sign atau tanda itu sendiri

Pada wilayah ini akan dipelajari tentang macam-macam tanda. Cara seseorang dalam memproduksi tanda, macam-macam makna yang terkandung di dalamnya dan juga bagaimana mereka saling berhubung dengan orang-orang yang menggunakannya. Dalam hal ini tanda dipahami sebagai konstruksi makna dan hanya bisa dimaknai oleh orang-orang yang telah menciptakannya.

2. Codesi atau kode

Sebuah sitem yng terdiri dari berbagai macam tanda yang terorganisasikan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya untuk mengeksploitasi media komunikasi yang sesuai dengan transmisi pesan mereka.

3. Budaya

(66)

Dalam semiotik model yang digunakan dapat berasal dari berbagai ahli, seperti Saussure, Pierce dan sebagainnya. Pada penelitian ini yang akan digunakan adalah model semiotik milik Pierce karena adanya kelebihan yang dimiliki yaitu tidak mengkhususkan analisisnya pada studi linguistik.

Tampilan iklan yang mucul di berbagai media tersebut terdapat berbagai macam tanda yang dibuat oleh pengiklan dalam usahanya untuk memberikan pesan atau informasi bagi khalayak berupa karikatur. Berbagai macam tanda itulah yang hendak dikaji dalam sebuah tampilan iklan melalui pendekatan semiotika.

(67)

2.1.22 Semiotika Char les S. Pier ce

Semiotik untuk studi media massa tidak hanya terbatas sebagai kerangka teori, namun sekaligus juga sebagai metode analisis (Sobur, 2004 : 83). Bagi Pierce tanda “ is something which stands to somebody for

something in some respect or capacity “. Kita misalnya dapat menjadikan

teori segitiga makna (triangel meaning) menurut Pierce salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sesuatu yang digunakan agar tanda dapat berfungsi, oleh Pierce disebut

ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen ) selalu terdapat

dalam sebuah triadik, yakni ground, object dan interpretant (Sobur, 2004 : 41).

Sementara itu interpretant adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka munculah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi (Barthes dalam Kurniawan, 2008 : 37).

(68)

Indeks adalah tanda yang menunjuk adanya hubungan alamiah antara

tanda dan penanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu pada

denotatum melalui konvesi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional

yang biasa disebut simbol. Jadi simbol tanda yang menunjuk hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat

arbitrer atau semena, hubungan berdasakan konvensi atau perjanjian

masyarakat (Sobur, 2004 : 42). Hubungan segitiga makna Pierce lazimnya ditampilkan dalam gambar berikut ini : (Fieske dalam Sobur, 2001 : 85)

Sign

Interpretant Object

Gb. 2.1 Hubungan Tanda, Objek dan Interpretant Pierce

(69)

Icon

Indeks Simbol

Gb. 2.2 Model Kategori Tanda Oleh Pierce

Menurut peneliti Charles S. Pierce ahli filsafat dan tokoh terkemuka dalam semiotika modern Amerika menegaskan bahwa manusia hanya dapat berfikir dengan sarana tanda, manusia hanya dapat berkomunikasi dengan sarana tanda. Tanda yang dimaksud dapat berupa tanda visual yang bersifat non-verbal, maupun yang bersifat verbal. berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda-tanda dalam gambar dan dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik. Diantaranya : ikon, indeks, dan simbol.

2.2 Ker angka Berpikir

(70)

Dalam Penelitian ini, peneliti melakukan pemahaman terhadap tanda dan lambang dalam hal ini adalah pada pemaknaan karikatur cover majalah Tempo “BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” edisi 12-18 Desember 2011. Tanda-tanda yang terdapat dalam setiap penggambaran kariaktur secara keseluruhan tersebut dikaji berdasarkan teori yang sesuai dengan peristiwa yang melatar belakangi melatarbelakangi pembuatan karikatur dalam cover Tempo, yang dijabarkan secara terperinci dalam pemilihan gambar dan warna.

(71)
(72)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitan ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiotik. Alasan digunakannya metode deskriptif kualitatif terdapat beberapa faktor pertimbangan, yaitu pertama metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, kedua metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, ketiga metode deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moelong, 2002 : 33).

Selain itu pada dasarnya semiotik bersifat kualitatif-interpretatif, yaitu suatu metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan teks sebagai objek kajian, serta bagaimana menafsirkan dan memahami kode dibalik tanda dan teks tersebut (Christomy dan Yuwono dalam Marliani, 2004: 48).

(73)

memahami makna dari teks yang diteliti. Kedua adalah proses atau bagaimana suatu produksi media atau isi pesannya dikemas secara aktual dan diorganisasikan secara bersama. Ketiga adalah pembentukan secara bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi.

Dalam penelitian ini menggunakan metode semiotik. Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Sobur, 2004 : 15). Dengan menggunakan metode semiotik, peneliti berusaha menggali realitas yang didapatkan melalui interpretasi simbol-simbol dan tanda-tanda yang ditampilkan sepanjang gambar dalam cover karikatur. Pendekatan semiotik termasuk dalam metode kualitatif. Tipe penelitian ini adalah deskriptif, dimana peneliti berusaha untuk mengetahui pemaknaan karikatur cover majalah Tempo “INDONESIA 2012 BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” edisi 11-18 Desember 2011.

3.2 Kor pus

(74)

Korpus merupakan sample terbatas pada penelitian kualitatif yang bersifat homogen. Tetapi sebagai analisa, korpus bersifat terbuka pada konteks yang beraneka ragam, sehingga memungkinkan memahami berbagai aspek dari sebuah teks pesan. Korpus bertujuan khusus digunakan untuk analisa semiotik dan analisa wacana. Pada penelitian kualitatif memberikan peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi-interpretasi alternatife.

Sedangkan korpus pada penelitian kualitatif ini adalah karikatur cover majalah Tempo “INDONESIA 2012 BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” edisi 11-18 Desember 2011.

3.3 Unit Analisis

(75)

bintang-bintang dan di ujung ombak menimbulkan percikan air, yang seolah-olah menjadi pelengkap di dalam karikatur, serta warna background yang sangat dominan. Dimana kemudian di interpretasikan dengan menggunakan ikon (icon), indeks (index) dan simbol (symbol).

3.3.1 Ikon (icon)

Ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. (Sobur, 2001:41). Dengan kata lain tanda memiliki ciri-ciri sama dengan apa yang dimaksudkan. Apabila pada karikatur cover “INDONESIA 2012 BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” ditunjukan dengan:

1. Payung. 2. Bintang. 3. Baju safari. 4. Peci atau kopiah 5. Ombak.

6. Seorang laki-laki sebagai tokoh pemerintahan.

3.3.2 Indeks (index)

Gambar

Gambar 2.1 mata uang Euro
gambar  karikatur
Gambar 4.2 Bendera Uni Eropa

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan sistem dapat memudahkan seseorang untuk menghitung biaya yang akan dikeluarkan untuk membuat rumah atau bangunan. Data yang diolah akan berguna bila

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap waste dari alumunium foil dengan menggunakan diagram tulang ikan [2], memberikan

Dalam penelitian ini keahlian komite audit diukur menggunakan persentase jumlah komite audit dengan keahlian finansial atau akuntansi terhadap jumlah total komite audit

didihnya 78,4°C Untuk mendapatkan etanol harus dengan beberapa proses yakni pengurangan kadar lignin, dilanjutkan dengan proses hidrolisis asam sulfat yang mengubah pati

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi empati adalah kemampuan individu yang melibatkan komponen kognitif dan afektif untuk menempatkan diri dalam

Adapun judul laporan akhir ini adalah “ Pemodelan Karakteristik Motor Dc Shunt, Motor Dc Seri, Dan Motor Dc Kompon Menggunakan Matlab Simulink ” , yang dibuat

Penelitian ini mengunakan populasi total dengan alat pengumpulan datanya adalah skala yang diisi oleh orangtua, yakni Compassion Scale untuk mengungkap compassion orangtua