• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Media Promosi Diva Snack Frozen Food Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Media Promosi Diva Snack Frozen Food Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Nama : FANI ISMAWATI YUNITASARI

NIM : 09.42010.0007

Program Studi : S1 (Strata Satu)

Jurusan : DesainKomunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

TUGAS AKHIR

Diajukansebagaisalahsatusyaratuntukmenyelesaikan

Program SarjanaSeni

Oleh :

Nama : FANI ISMAWATI YUNITASARI

NIM : 09.42010.0007

Program Studi : S1 (Strata Satu)

Jurusan : DesainKomunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(3)

PRODUK DIVA SNACK FROZEN FOOD SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKANBRAND AWARENESS

Fani Ismawati Yunitasari1

(Muh. Bahruddin, S.Sos., M.Med.Kom. Pembimbing I, Thomas Hanandry D, M.T. Pembimbing II)

1

Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual, STIKOM Surabaya

Seiring dengan perkembangan zaman, semakin tingginya rutinitas sehari-hari, setiap orang menuntut untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan yang praktis dimasak dan siap saji.Produk Diva adalah sebuah produk yang menawarkan kepraktisan dalam memenuhi kebutuhan pangan,didukung dengan begitu banyak variasi produk yang diproduksi, serta menjaga kualitas produk dan harga yang terjangkau, seharusnya dapat menjadi bisnis yang berkembang. Tapi masyarakat belum banyak tahu tentang produk Diva ini, oleh karena itu tujuan dari perancangan ini adalah bagaimana Merancang Media Promosi DivaSnack Frozen Food Dalam Upaya Meningkatkan Brand Awareness.

Perancangan dilakukan dengan pendekatan kualitatif,melalui wawancara, observasi dan dokumentasi untuk merumuskan konsep desain. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa tidak adanya upaya untuk melakukan promosi melalui media, menjadi salah satu kendala yang membuat produk Diva kurang dikenali masyarakat luas. Setelah melalui proses analisis data,maka ditemukankata kunci atau konsep desain "Quick and Easy" yang berarti cepat dan mudah.Dalam hal ini “Quick and Easy" berarti bagaimana produk Diva dapat diandalkankarena penyajiannya yang cepat dan mudah, untuk mengatasi rasa lapar kapan saja.

Dalam desain media promosi yang diciptakan untuk menyoroti kekuatan konsep "Quick and Easy" dan keunikan lain yang dimiliki. Desain yang dihasilkan dibuat dengan memiliki satu keunikan yang sama pada setiap media agar menjadi satu kesatuan dan mendapat poin sendiri dibenak calon konsumen. Hasil perancangan ini diharapkan dapat meningkatkan aware masyarakat terhadap produk Diva.

Kata Kunci : Perancangan, Promosi, Brand awareness

(4)

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Perancangan... 6

1.5 Manfaat Perancangan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Makanan Beku (Frozen Food)... 8

2.2 Diva ... 9

2.3 Brand Awareness ... 10

2.4 Media Promosi ... 11

2.4.1 Definisi Promosi ... 11

2.4.2 Media Promosi dan Periklanan ... 13

2.4.3 Media Periklanan ... 15

2.5 Pemasaran Viral ... 18

2.6 Warna ... 19

(5)

2.9 Layout ... 28

2.10Tagline ... 32

2.11 Teori Analisis SWOT ... 33

2.12 Segmentasi, Targeting, Positioning (STP) ... 35

2.12.1 Segmentasi ... 35

2.12.2 Targeting ... 36

2.12.3 Positioning ... 36

2.13 Unique Selling Proposition (USP) ... 37

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 39

3.1 Metode Penelitian ... 39

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.3 Teknik Analisis Data ... 42

3.3.1 Hasil dan Analisis Data ... 43

3.3.2 STP ... 46

3.3.3 Analisis STP ... 47

3.3.4 Analisis Kompetitor ... 49

3.3.5 SWOT ... 51

3.4 Keyword ... 54

3.4.1 Deskripi Keyword ... 55

3.5 Metode Perancangan Karya... 56

(6)

3.5.3 Stategi Komunikasi ... 63

3.5.4 Strategi Media ... 64

3.6 Perancangan Karya ... 67

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 76

4.1 Implementasi Desain ... 76

BAB V PENUTUP ... 87

5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN ... 91

(7)

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah merancang media

promosi Diva snack frozen food sebagai upaya meningkatkan brand awareness.

Hal ini dilatarbelakangi oleh belum adanya kegiatan promosi yang dilakukan oleh

Diva snack frozen food. Selain itu Diva snack frozen food hanya mengandalkan

penjualan melalui agen, sehingga produk Diva snack frozen food kurang dikenal

dan diingat oleh calon konsumen.

Di zaman yang serba praktis ini, kebutuhan akan makanan cepat saji

semakin tinggi. Diva adalah salah satu produk yang menawarkan makanan ringan

yang praktis dimasak dan cepat saji. Dengan banyaknya variasi makan, kualitas

yang terjaga, dan harga yang terjangkau, seharusnya produk Diva dapat

berkembang menjadi usaha yang besar. Namun belum adanya kegiatan promosi

yang dilakukan dan hanya mengandalkan penjualan melalui agen ini membuat

produk Diva kurang dikenal dan diingat oleh calon konsumen.Pada umumnya

konsumen cenderung membeli produk dengan brand yang sudah dikenalnya atas

dasar kenyamanan, keamanan, dan lain-lain karena brand yang sudah dikenal

dapat dipercaya (Durianto, 2004: 29).

(8)

Melihat dari permasalahan tersebut, maka media promosi menjadi relevan

untuk memberikan informasi kepada masyarakat guna meningkatkan brand

awareness produk Diva.Sehingga masyarakat yang menginginkan produk Diva

bisa dengan cepat memenuhi kebutuhannya.

Manusia sebagai makhluk hidup lainnya memiliki banyak kebutuhan.

Menurut Abraham Maslow kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkatan yaitu

kebutuhan dasar (kebutuhan sandang, pangan dan papan), kebutuhan rasa aman

(kebutuhan merasa aman dalam bekerja), kebutuhan sosial (kebutuhan rasa

dicintai sesama manusia), kebutuhan penghargaan (kebutuhan dimana manusia

perlu dihargai), dan kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan dimana manusia

membutuh pengorbanan yang besar untuk mencapainya). Dari tingkatan

kebutuhan tersebut, kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang menjadi prioritas,

terutama makanan. Akibat dari banyaknya kebutuhan manusia maka munculah

pelaku bisnis untuk menjual salah satunya makanan ringan (snack).

Bisnis makanan ringan merupakan salah satu peluang usaha yang tidak ada

matinya, selama masyarakat masih suka makan dan ngemil. Usaha seperti ini

sudah banyak ditekuni oleh masyarakat sekitar. Selain karena tidak membutuhkan

modal yang besar, bisnis makanan ringan merupakan usaha dengan pasar terbesar.

Makanan ringan sendiri adalah makanan yang dikonsumsi disela-sela waktu

makan dan bukan merupakan makanan pokok yang dikonsumsi setiap hari secara

(9)

Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin padatnya rutinitas

sehari-hari, setiap orang menuntut untuk mendapatkan makanan yang praktis dimasak

dan cepat saji. Salah satu yang ditawarkan oleh industri pangan adalah makanan

beku (frozen food). Makanan beku (frozen food) memberikan kepraktisan untuk

konsumennya. Karena penyajiannya yang praktis, hanya tinggal dihangatkan saja

beberapa menit lalu dapat langsung dikonsumsi.

Di Surabaya perusahaan makanan beku (frozen food) mulai menjamur.

Banyak industri rumahan yang memulai usahanya di bidang kuliner, khususnya

makanan beku (frozen food). UD Diva Jaya Sejahtera adalah salah satu

perusahaan yang menawarkan produk makanan beku (frozen food).Kebanyakan

dari perusahaan dibidang ini memproduksi makanan beku yang disajikan untuk

menjadi lauk pauk.

Namun berbeda dengan Diva yang merupakan produk dari UD Diva Jaya

Sejahtera, yang memproduksi makanan beku lebih sebagai makanan ringan (snack

frozen).Produk Diva memiliki beberapa variasi snack frozen yaitu lemper kress,

mini kroket dengan isi daging sapi, ayam, keju, dan polos, beef teriyaki, tela stick

keju, dan yang menjadi best seller selain mini kroket adalah mini lumpia

semarang. Dalam upayanya untuk mengembangkan usaha ini, produk Diva

menambahkan variasi produknya yaitu risoles rogout ayam dan martabak mesir

sebagai produk baru.

Berdasarkan data yang didapat, penjualan produk Diva dari tahun

2010-2012 tampak bahwa tingkat penjualan cenderung mengalami penurunan

(10)

Gambar 1.1 Penjualan produk Diva tahun 2010-2012

Sumber: Laporan penjualan UD Diva Jaya Sejahtera, 2013

Dari grafik penjualan pada gambar 1.1 diketahui penjualan selama 3 tahun

terakhir cenderung mengalami penurunan penjualan.Sampai saat ini cara

pemasaran produk Diva masih mengandalkan word of mouth.Mensuplai produk

melalui agen-agen di beberapa kota seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang dan Bali,

namun belum dalam jumlah yang besar. Produk Diva juga mulai mencoba

membuka pasar baru dengan mensuplai produk ke Jogja dan Jakarta.

Namunbelum adanya kegiatan promosi yang dilakukan melalui sebuah media,

membuat masyarakat kurang menyadari akan keberadaan produk Diva. Menurut

Durianto dkk (2004: 6) meningkatkan kesadaran adalah suatu cara kerja untuk

memperluas pasar brand, kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah

laku. Maka dari itu penting untuk tetap melakukan sebuah promosi melalui sebuah

media untuk memberikan informasi kepada konsumen.

0

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEPT ACT NOV DEC

Tingkat Penjualan produk Diva

snack frozen food

Tahun 2010-2012

(11)

Dalam strategi pemasaran, informasi adalah satu hal yang sangat penting.

Informasi dalam hal ini adalah memberitahukan tentang produk yang ditawarkan

oleh sebuah perusahaan dan menempatkannya di benak konsumen. Maka dari itu,

perlu adanya kegiatan yang efektif untuk menyampaikan informasi tersebut

atauyang biasa disebut dengan kegiatan promosi.

Menurut Charles W. Lamb (2001: 146) promosi adalah suatu kegiatan

komunikasi yang dilakukan oleh pemasar, yang memiliki tujuan

menginformasikan dan mengingatkan calon pembeli mengenai sebuah produk

untuk memperoleh suatu respon dan media sebagai wadahnya yang menampung

informasi untuk disampaikan kepada masyarakat.

Untuk membantu kegiatan promosi khususnya pada produk Diva, maka perlu

beberapa media untuk menampung semua informasi yang akan disampaikan

kepada masyarakat seperti iklan majalah, iklan koran, iklan video web, flyer dan

sebagainya.

Dengan media promosi inilah yang akan membantu menginformasikan secara

efektif dan efisien kepada masyarakat, guna meningkatkan kesadaran akan

keberadaan produk Diva. Dengan familiarnya masyarakat dengan kesatuan desain

iklan yang dibuat, diharapkan hal tersebut dapat membuat produk Diva lebih

aware dimata masyarakat dan dapat menjadi pusatnya makanan ringan olahan

(snack frozen) yang enak, murah dan terjaga kualitasnya.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka perancangan media promosi Diva

(12)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas, maka dapat

dirumuskan bahwa permasalahannya,yaitu bagaimana merancang media promosi

Diva snack frozen food sebagai upaya meningkatkan brand awareness ?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan digunakan yaitu:

Difokuskan pada perancangan media promosi Diva snack frozen foodberupa video

websiteyoutube, iklan majalah, iklan koran dan flyer, yang dianggap mampu

meningkatkan brand awareness produk Diva sesuai dengan target audiencenya.

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari perancangan ini adalah:

1. Untuk merancang media promosi Diva snack frozen food sebagai upaya

meningkatkan brand awareness.

2. Untuk merancang media promosi berupa video website youtube, iklan

(13)

1.5 Manfaat

Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat lain sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Diharapkan hasil penelitian menjadi referensi bagi kalangan akademis,

khususnya program studi desain komunikasi visual dalam bidang

perancangan promosi yang berkaitan dengan terciptanya brand awareness.

2. Manfaat praktis

Dari hasil penelitian dapat diaplikasikan kepada perusahaan Diva dan

(14)

Bab ini menjelaskan tentang rangkaian konsep dan teori yang mendukung

perancangan media promosi Diva snack frozen food sebagai upaya meningkatkan

brand awareness. Adapun teori tersebut adalah:

2.1 Makanan Beku (Frozen Food)

Teknologi pembekuan makanan adalah teknologi mengawetkan makanan

dengan menurunkan temperaturnya hingga di bawah titik beku air. Hal ini

berlawanan dengan proses termal, dimana makanan dipaparkan ke temperatur

tinggi dan memicu tegangan termal terhadap makanan, dapat mengakibatkan

hilangnya nutrisi, perubahan rasa, tekstur, dan sebagainya, atau pemrosesan

kimia dan fermentasi yang dapat mengubah sifat fisik dan kimia makanan.

Makanan beku umumnya tidak mengalami hal itu semua, dengan membekukan

makanan cenderung menjaga kesegaran makanan.

Makanan beku menjadi favorit konsumen melebihi makanan kaleng atau

makanan kering, terutama disektor hasil peternakan (daging dan produk susu),

buah-buahan, dan sayur-sayuran.

Hampir semua jenis bahan makanan dapat dibekukan (bahan mentah,

setengah jadi, hingga makanan siap konsumsi) dengan tujuan pengawetan. Proses

pembekuan makanan melibatkan pemindahan panas dari produk makanan.

(15)

Hal ini akan menyebabkan membekunya kadar air didalam makanan dan

menyebabkan berkurangnya aktivitas air didalamnya. Menurunnya temperatur dan

menghilangnya ketersediaan air menjadi penghambat utama pertumbuhan

mikroorganisme dan aktivitas enzim didalam produk makanan, menyebabkan

makanan menjadi lebih awet dan tidak mudah membusuk. Keunggulan dari teknik

pembekuan makanan adalah semua hal tersebut dapat dicapai dengan

mempertahankan kualitas makanan seperti nilai nutrisi.

2.2 Diva

Usaha yang dikembangkan sejak Februari tahun 2009 yang berdomisili di

Griya Permata Gedangan A3/2. Dibawah kendali ibu Ani sebagai pemilik UD

Diva Jaya Sejahtera, Usaha ini merupakan usaha dibidang pangan yaitu produk

makanan beku. Usaha seperti ini mulai marak dimana-mana sebab memiliki

peluang yang cukup besar. Penjualan produk makanan beku Diva saat ini mulai

tersebar di beberapa kota seperti Surabaya, Malang, Bali dan Jogja

Produk yang ditawarkan oleh UD Diva Jaya Sejahtera adalah berbagai

macam produk snack frozen food. Terdapat beberapa varian makanan yang juga

menjadi andalan, seperti lumpia semarang dengan ukuran mini, rogut kentang isi

keju, rogut isi daging atau ayam, lemper krispi, dll.

Visi dan Misi dari UD Diva Jaya Sejahtera adalah ingin menjadi dan dikenal

sebagai pusat jajanan frozen food yang enak, menjaga kualitas produk dengan

(16)

2.3 Brand Awareness

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari

kategori produk tertentu (Aaker A., 1997). Dengan menciptakan brand awareness,

pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut

akan muncul kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan

berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.

Brand awareness memiliki beberapa tingkatan yang dapat digambarkan

sebagai suatu piramida seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness Sumber: David A.Aaker (1997:97 dalam Durianto dkk, 2004:67)

1. Unware of Brand (tidak menyadari brand) adalah tingkat paling rendah

dalam piramida brand awareness dimana konsumen tidak menyadari adanya

suatu brand.

2. Brand Recognition (pengenalan brand) adalah tingkat minimal brand awareness,

dimana pengenalan suatu brand muncul lagi setelah dilakukan pengingatan

(17)

3. Brand Recall (pengingatan kembali brand ) adalah pengingatan kembali

brand tanpa bantuan.

4. Top of Mind (puncak pikiran) adalah brand yang disebutkan pertama kali oleh

konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen, atau

brand tersebut merupakan brand utama dari berbagai brand yang ada dalam

benak konsumen (Durianto dkk., 2004: 6).

Brand Awareness memberikan banyak value, antara lain:

1. Memberikan tempat bagi asosiasi terhadap merek.

2. Memperkenalkan merek.

3. Merupakan sinyal bagi keberadaan, komitmen, dan substansi merek.

4. Membantu memilih sekelompok merek untuk dipertimbangkan secara serius.

2.4 Media Promosi

2.4.1 Definisi Promosi

Promosi penjualan merupakan serangkaian teknik persuasif yang

menawarkan insentif atau nilai tambah suatu produk, baik kepada para perantara

maupun pemakai langsung, dalam jangka waktu tertentu dan digunakan untuk

mencapai sasaran penjualan yang segera (Harjanto, 2009:84). Promosi penjualan

(sales promotion) terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk

mendorong terjadinya pembelian suatu produk secara cepat, atau dalam waktu

yang relatif singkat.

Promosi merupakan bagian penting dari pemasaran suatu produk karena

(18)

Promosi menjadi kegiatan penting yang berperan aktif dalam mengenalkan,

memberitahukan, dan menginformasikan potensi suatu produk agar

keberadaannya lebih dikenal oleh masyarakat luas dan mendorong masyarakat

untuk berkunjung atau menggunakan produk yang dipromosikan.

Michael Ray (Morissan, 2010:16) menyatakan bahwa promosi adalah

koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai oleh pihak penjual untuk membangun

berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau

memperkenalkan suatu gagasan. Informasi yang terkandung dalam promosi

biasanya berisi bujukan atau mengingatkan konsumen kembali tentang sebuah

produk.

Promosi mencakup berbagai metode dan teknik yng digunakan untuk

berkomunikasi dengan para konsumen potensial. Untuk mengadakan promosi,

setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah

yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan. Beberapa

unsur yang mendukung promosi, yakni bauran promosi. Adapun bauran promosi

menurut Philip adalah sebagai berikut (Basir, 2010):

1. Periklanan (Advertising)

Kegiatan komunikasi non-personal tentang produk, jasa, atau gagasan yang

disampaikan ke khalayak sasaran melalui berbagai media.

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Variasi insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan

(19)

3. Hubungan Masyarakat dan Publishitas (Public Relation and Publishity)

Serangkaian kegiatan komunikasi yang dipergunakan untuk menciptakan dan

memelihara hubungan yang kondusif di internal maupun eksternal perusahaan

pemasar.

4. Penjualan Personal (Personal Selling)

Penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli

potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan.

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Komunikasi langsung yang digunakan dari mail, telepon, fax, internet, untuk

mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen secara jelas. Promosi dan

penjualan dilakukan langsung kepada konsumen akhir.

2.4.2 Media Promosi dan Periklanan

Media promosi meliputi seperangkat yang dapat memuat atau membawa

pesan-pesan penjualan kepada calon pembeli (Frank Jefkins, 1995:84).

Mengaplikasikan media dalam promosi tergantung pada konsep, strategi dan

tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Kotler dan Keller (2007:234), sebuah promosi akan lebih efektif

jika dilakukan dengan beriklan. Masing-masing jenis iklan memiliki beberapa

tujuan, antara lain:

1. Iklan Informatif

Iklan informatif ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahan

(20)

2. Iklan Persuasif

Iklan persuasif ini bertujuan untuk menciptakan menciptakan kesukaan,

preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produkatau jasa.

3. Iklan Pengingat

Iklan pengingat ini dimaksudkan untuk merangsang pembelian kembali

produk atau jasa.

4. Iklan Penguat

Iklan penguat ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli konsumen yang

sudah ada bahwa produk yang mereka beli atau yang mereka gunakan tepat.

Periklanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk

mengkomunikasikan produk atau jasa yang dihasilkan, dan memerlukan

pembayaran serta menggunakan media yang bervariasi. Dalam hal ini pemilihan

media priklanan yang tepat dapat ditempuh dengan menentukan jangkauan,

frekuensi, dan dampak yang diinginkan (memilih diantara berbagai jenis media

utama, memilih sarana media tertentu, memutuskan waktunya, serta memutuskan

alokasi media secara geografis).

Yang dimaksudkan dengan jangkauan disini, bahwa media yang akan kita

gunakan harus mampu menjangkau audience yang ditargetkan, sehingga media

yang digunakan tidak sia-sia. Jangkauan paling berperan penting ketika

meluncurkan produk baru, merek satu diantara merek lainnya, perluasan merek

terkenal, dan memburu pasar sasaran yang baru. Frekuensi merupakan jumlah

waktu penayangan iklan, jumlah waktu tersebut dalam kurun waktu tertentu agar

(21)

Dalam hal ini frekuensi penayangan akan berperan penting jika terdapat

pesaing yang kuat, sesuatu yang rumit untuk diceritakan, dan penolakan

konsumen yang tinggi. Sedangkan dampak merupakan efek akhir yang diinginkan

setelah iklan tersebut tayang.

Selain menempuh langkah diatas ada beberapa variabel yang harus di

pertimbangkan pula untuk menentukan media periklanan yang tepat, diantaranya

kebiasaan media audience sasaran, ciri-ciri produk, ciri-ciri pesan, dan biaya yang

akan dikeluarkan. Penyampaian iklan, baik untuk televisi maupun cetak, bisa

dilakukan menggunakan berbagai cara, antara lain:

1. Maskot sebagai daya tarik (Pinokio pada iklan Pocari Sweat)

2. Human Interest (model sebagai daya tarik)

3. Tokoh/idola/bintang film/selebriti

4. Anak kecil, contoh: Pepsodent, susu anak, trika dan lain-lain

5. Orang tak dikenal yang akhirnya bisa menajdi terkenal, contohnya “Asiknya

rame-rame” iklan sampoerna ijo.

2.4.3 Media Periklanan

Media cetak adalah media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan

visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, foto, dalam

tata warna dan halaman putih. (Kasali,1995). Jenis media cetak diantaranya:

(22)

1. Koran

Koran merupakan media utama yang digunakan dalam periklanan di

Indonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

a. Jangkauan distribusi koran tidak dibatasi.

b. Jangkauan media lainya, televisi dan radio, dibatasi.

c. Harga satuan koran murah dan dapat dibeli eceran.

2. Majalah

Berbeda dengan koran, majalah telah jauh lebih menspesialisasikan

produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Setiap majalah umumnya

memiliki pembaca yang yang jauh lebih sedikit daripada koran, namun

memiliki pasar yang lebih mengelompok, usia majalah juga jauh lebih

panjang daripada usia koran. Mengapa memilih majalah, ada beberapa alasan

sebagai berikut:

a. Khalayak sasaran yaitu salah satu keunggulan majalah jika dibandingkan

dengan media lainnya adalah kemampuannya menjangkau segmen pasar

tertentu yang terspesialisasi. Majalah-majalah special interest mempunyai

peranan yang penting dan akan sangat disukai sebagai media periklanan

karena dianggap memiliki captive market.

b. Penerimaan khalayak yaitu kemampuannya mengangkat produk-produk

yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestise

majalah yang bersangkutan.

(23)

d. Kualitas visual yaitu kualitas visual majalah sangat prima karena

umumnya dicetak diatas kertas berkualitas tinggi. Dengan demikian

majalah dapat menyajikan tata warna, reproduksi foto baik hitam putih

maupun berwarna dengan sangat baik.

e. Promosi penjualan yaitu majalah adalah media efektif untuk menyiarkan

pesan iklan yang berbau promosi penjualan seperti kupon-kupon yang

akan diundi, contoh-contoh produk, dan kartu-kartu petunjuk (Kasali,

1995).

3. Brosur

Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga

sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam

sekali terbit. Halamanya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapelr,

benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tidak menggunakan jilid

keras. Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkalayang

tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit

5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, diluar perhitungan sampul. Bila

terdiri dari satu halaman, brosur atau pamflet umumnya dicetak pada kedua

sisi, dan dilipat dengan pola lipatan tertentu hingga membentuk sejumlah

panel yang terpisah. Pamflet yang hanya terdiri satu lembar/halaman sering

disebut selebaran (leaflet, flier, atau flyer). Selain itu brosur yang memuat

(24)

4. Pamflet

Pamflet adalah tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak, tanpa

penyampulan maupun penjilidan, yang dicantumkan pada selembar kertas

disatu sisi atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga,

atau bahkan seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil dapat juga disebut

selebaran.

5. Poster

Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat

komposisi gambar dan huruf diatas kertas berukuran besar.

Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya

dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster

biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. Poster bisa menjadi

saran iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Selain itu bisa pula berupa

salinan karya seni terkenal.

2.5 Pemasaran Viral

Pemasaran viral dalam bahasa inggris yaitu viral marketing adalah strategi

dan proses penyebaran pesan elektronik yang menjadi saluran untuk

mengkomunikasikan informasi suatu produk kepada masyarakat secara meluas

(25)

Istilah viral marketing dipopulerkan oleh Tim Draper dan Steve Jurvetson

dari perusahaan venture capital, Draper Fisher Jurvetson pada tahun 1997 untuk

menjelaskan kesuksesan marketing Hotmail sebagai email provider

(http://dkv-unpas.blogspot.com/2011/06/memviralkan-iklan-mengiklankan-viral.html). Viral

dalam tinjauan marketing adalah terjadinya suatu tindakan baik kepada objek atau

suatu pola pikir, sehingga memiliki kemampuan utnuk menyebar dan

menduplikasikan diri atau mengubah objek atau pola pikiran sehingga semakin

menyerupai viral objek ketika berinteraksi dengan viral objek tersebut. Dimana

penyebaran ini membentuk pola seperti penyebaran virus.

Viral marketing saat ini secara umum bergantung pada teknologi internet

dimana konsumen sangat memahami penggunaan internet dan menggunakan

internet sebagai sarana berkomunikasi sehari-hari. Viral marketing dan viral

advertising mengacu pada teknik-teknik marketing yang menggunakan social

network yang sudah ada dimana penyebarannya seperti pola penyebaran virus

biologis maupun virus komputer. Sehingga viral marketing dapat disebut juga

fenomena marketing yang memfasilitasi dan mendorong masyarakat untuk

menyebarkan pesan-pesan marketing secara sukarela.

2.6 Warna

Warna memainkan peran yang sangat besar dalam pengambilan keputusan

saat membeli barang. Karena itu memilih warna yang tepat merupakan proses

(26)

Memilih warna tidak hanya sekedar mengikuti selera pribadi berdasarkan

perasaannya saja, tetapi telah memilihnya dengan penuh kesadaran akan

kegunaannya. Sifat warna digolongkan menjadi dua golongan ekstrem yaitu

warna panas dan warna dingin (Dharmaprawira, 2002: 33) dengan penjelasan

sebagai berikut:

1. Warna panas adalah keluarga merah/jingga yang memiliki sifat dan pengaruh

hangat, segar, menyenangkan, merangsang, dan bergairah.

2. Warna dingin adalah kelompok biru/hijau yang memiliki sifat dan pengaruh

sunyi, tenang, makin tua, dan makin gelap serta arahnya makin menambah

tenggelam dan depresi.

Berikut ini adalah warna-warna yang mempunyai asosiasi dengan pribadi

seseorang diambil dari buku Design in Dress oleh Marian L.David dalam buku

Warna Teori dan Kreativitas Penggunaannya (Dharmaprawira, 2002: 37), sebagai

berikut:

Merah : cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitif, menarik, bahaya, dosa,

pengorbanan.

Merah Jingga : semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, gairah.

Jingga : hangat, semangat muda, ekstremis, menarik.

Kuning Jingga : kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan, optimisme, terbuka.

Kuning : cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat, pengecut,

pengkhianatan.

Kuning Hijau : persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah, berseri.

(27)

Hijau Biru : istirahat, tenang, santai, diam, lembut, setia, kepercayaan.

Biru : damai, setia, konservatif, pasif terhormat, depresi, lembut,

menahan diri, ikhlas.

Biru Ungu : spiritual, kelelahan, hebat, kesuraman, kematangan, sederhana,

rendah hati, keterasingan, tersisih, tenang, semtosa.

Ungu : misteri, kuat, supremasi, formal, melankolis, pendiam, agung

(mulia).

Merah Ungu : tekanan, intrik, drama, terpencil, penggerak, teka-teki.

Coklat : hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan, tenang, sentosa,

rendah hati.

Hitam : kuat, duka cita, resmi, kematian, keahlian, tidak menentu.

Abu-abu : tenang.

Putih : senang, harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf, cinta,

tenang.

Menurut Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto dalam buku Nirmana Dasar-dasar

Seni dan Desain (2009), tentang karakter dan simbolisasi warna dijelaskan bahwa

warna kuning memiliki karakter terang, gembira, ramah, supel, riang, cerah,

hangat. Warna kuning juga melambangkan kecerahan, kehidupan, kemenangan,

kegembiraan, kemeriahan, kecemerlangan, peringatan dan humor. Sedangkan

warna jingga/orange memiliki karakter semangat, merdeka, dan anugerah. Warna

ini melambangkan kehangatan dan keseimbangan. Warna jingga dapat

mempengaruhi sistem saraf, menimbulkan nafsu makan, dan dapat memberikan

(28)

2.7 Garis

Gerakkan alat gambar atau penggores lain pada tafril atau bidang akan

meninggalkan sebuah bekas. Bekas itu disebut goresan atau garis, disebut

demikian karena bentuknya yang kecil memanjang. Terdapat beberapa macam

garis seperti garis horizontal, vertikal, diagonal, lengkung, lengkung s, dan

zig-zag. Dalam buku Nirmana Dasar-dasar Seni dan Desain (Drs. Sadjiman Ebdi

Sanyoto, 2009: 65), disetiap garis memiliki karakter yang merupakan bahasa rupa

dari unsur garis. Berikut ini beberapa karakter garis tersebut:

1. Garis horizontal

Garis horizontal atau garis mendatar air mengasosiasikan cakrawala laut

mendatar, pohon tumbang dan benda-benda lain yang panjang mendatar.

Mengesankan keadaan istirahat dan memberikan karakter tenang, damai,

pasif, kaku. Garis ini melambangkan ketenangan dan kedamaian. Susunan

garis horizontal akan menghasilkan kesan tenang, damai, tetapi pasif.

2. Garis vertikal

Garis vertikal atau garis tegak mengasosiasikan benda-benda yang berdiri

tegak seperti batang pohon, orang berdiri dan tugu. Garis vertikal

mengesankan keadaan tak bergerak sesuatu yang melesat menusuk langit,

mengesankan agung, jujur, cerah dan cita-cita. Garis ini memberikan karakter

seimbang, megah, kuat, tetapi statis dan kaku. Melambangkan kemegahan,

kekuatan,kejujuran dan kekokohan. Susunan garis vertikal menghasilkan

(29)

3. Garis diagonal

Garis diagonal mengasosiasikan orang lari, pohon doyong, dan kuda

meloncat. Kesan dari garis ini, objek dalam keadaan tidak seimbang. Garis

diagonal memberikan karakter gerakan, lincah, gerak lari. Melambangkan

kegesitan dan kelincahan. Susunan garis diagonal menghasilkan kesan

bergerak lari tetapi tampak tak seimbang.

4. Garis lengkung

Garis lengkung mengesankan ringan dan dinamis. Garis ini memiliki karakter

dan memberikan kesan ringan dan dinamis. Susunan garis lengkung akan

memberikan kesan ringan, dinamis dan kuat.

5. Garis lengkung S

Garis lengkung S merupakan garis majemuk. Garis ini dibuat melengkung ke

atas bersambung melengkung ke bawah. Garis ini merupakan garis terindah

dari semua bentuk garis, memberikan asosiasi gerakan ombak. Garis ini

memiliki karakter luwes dan melambangkan keindahan.

6. Garis zig-zag

Garis zig-zag merupakan garis lurus patah-patah bersudut runcing. Garis ini

memberikan karakter dan kesan bahaya serta kengerian karena dibuat dengan

tikungan-tikungan tajam dan mendadak. Jika dalam irama musik seperti rock

dan metal. Susunan garis-garis zig-zag memberikan kesan semangat tetapi

(30)

2.8 Tipografi

Tipografi merupakan istilah yang sering digunakan sebagai cara memilih

dan mengelola huruf dalam desain grafis. Pengelolahan tipografi akan sangat

menentukan keberhasilan dalam desain, karena dibaca tidaknya sebuah pesan

tergantung pada huruf yang digunakan, keterbacaan huruf, dan cara

penyusunannya pula.

Berdasarkan fungsinya, huruf dibagi menjadi dua macam yaitu huruf teks

dan huruf judul (Supriyono, 2010:23). Jika menggunakan huruf teks, sebaiknya

memilih huruf yang sederhana dan akrab dengan pembaca misalnya Times New

Roman dan Arial, nilai keterbacaan jauh lebih penting dari pada keindahan.

Sedangkan untuk huruf judul, dapat menggunakan jenis huruf yang sedikit unik

dengan tetap menjaga nilai keterbacaan dan kesesuaian untuk menarik minat

pembaca. Pemakaian huruf yang berlebihan akan memberikan kesan crowded atau

berdesakkan. Kesederhanaan huruf menjadi syarat untuk menciptakan sebuah

desain yang nyaman untuk dibaca.

Menurut (Rustan, 2011: 1-10) pengelompokan huruf sesuai garis besar

antara lain:

1. Serif

Huruf jenis serif dapat dikenali memiliki kait yang terdapat

diujung-ujungnya. Selain membantu keterbacaan, serif juga memudahkan saat diukir

(31)

Gambar 2.2 Contoh huruf Serif

Sumber: http://blogkelompoktiga.blgspot.com

2. Sans Serif

Huruf jenis sans serif tidak memiliki kait yang terdapat diujung-ujungnya.

Sans serif melambangkan kesederhanaan, selain itu jenis sans serif juga

memiliki karakter ringan, dinamis, modern dan to the point.

Gambar 2.3 Contoh huruf Sans Serif

Sumber: http://blogkelompoktiga.blogspot.com

3. Script

Jenis huruf ini juga sering disebut Kursif. Huruf ini menyerupai goresan

tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya

(32)

Kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi, akrab, keanggunan, dan

kepuasan. Seperti halnya huruf jawa adalah salah satu contohnya.

Gambar 2.4 Contoh Huruf Script

Sumber: http://muhuck.files.wordpress.com

Huruf Sans serif cocok untuk heading karena memiliki karakter yang

elegan, lugas, tegas, simple, dan mudah dibaca. Sementara untuk huruf Serif

memiliki kesan luwes, fleksibel, familier, dan lebih nyaman dibaca untuk teks

panjang (Supriyono, 2010 : 32).

Pemilihan huruf yang tepat belum tentu menghasilkan teks yang nyaman

untuk dibaca, untuk itu perlu beberapa pertimbangan untuk mengelola huruf,

diantaranya:

1. Ukuran Huruf

Nilai keterbacaan sebuah huruf ditentukan pula oleh besar kecil huruf yang

digunakan. Jika ingin menonjolkan judul sebagai eye catcher maka huruf

perlu dibuat besar, tebal, dan kontras. Sedangkan jika ingin menonjolkan

gambar atau unsur visual pada desain maka judul bisa dibuat lebih kecil agar

(33)

2. Variasi Huruf

Tebal tipis sebuah huruf juga berpengaruh pada keterbacaan sebuah desain.

Huruf tebal biasanya digunakan untuk display atau eye catcher. Huruf tebal

efektif jika digunakan pad poster, iklan, leaflet, dan publikasi lainnya.

Sedangkan huruf tipis cocok digunakan untuk menyampaikan pesan yang

halus, sopan, dan informasi yang ringan, yang didukung dengan latar yang

cukup kontras.

3. Panjang Baris atau Lebar Kolom

Pengaturan panjang baris perlu disesuaikan dengan spasi dan ukuran huruf.

Menurut penelitian spancer, jumlah huruf per baris yang nyaman dibaca

adalah sekitar 60 karakter. Baris teks yang terlalu pendek mengakibatkan

banyak penggalan kata yang dapat mengganggu kenyamanan saat membaca.

4. Spasi Baris (leading)

Pengaturan jarak baris ini bertujuan untuk kenyamanan membaca

(readability) dan keindahan (aesthetic). Kerapatan baris dapat disesuaikan

dengan panjang baris. Terkadang hanya butuh kepekaan rasa untuk

menentukan jarak baris sesuai dengan komposisi, dan keseimbangan pada

desainnya.

5. Spasi Huruf, kerning, dan tracking

Kerning merupakan pengaturan spasi huruf yang hanya dilakukan pada dua

huruf berdampingan dalam satu kata. Tracking merupakan spasi huruf dalam

satu kata yang dirapatkan atau direnggangkan. Kedunya dilakukan tentu

(34)

6. Bentuk Susunan

Dalam perancangan tipografi penataan baris (alignment) memiliki peranan

penting sebagai penunjang legabitility (keterbacaan) serta estetika dari

perancangan. Berdasarkan bentuk susunannya, baris teks dapat ditata dengan

lima cara, yaitu: (1) rata kiri/flush left, (2) rata kanan/flush right, (3) rata

tengah/centered, (4) rata kiri kanan/justified, dan (5) asimetris/random.

2.9 Layout

Prinsip layout yang baik adalah yang selalu memuat 5 prinsip utama dalam

desain, yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, irama dan kesatuan (Kusrianto,

2007:277). Dalam penerapan perancangan ini desain layout menjadi landasan

untuk dijadikan acuan dasar dalam memberikan panduan dalam mendesain layout

dari perancangan media promosi produk Diva. Untuk mengatur layout, di

perlukan pengetahuan akan jenis-jenis layout.

Berikut adalah jenis-jenis layout pada media cetak, baik brosur, majalah,

iklan maupun pada buku:

1. Mondrian Layout

Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu

penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square / landscape /

portait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian

dan memuat gambar / copywriting yang saling berpadu sehingga membentuk

(35)

2. Multi Panel Layout

Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa

tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya).

3. Picture Window Layout

Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up.

Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model

(public figure).

4. Copy Heavy Layout

Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah iklan) atau

dengan kata lain komposisi layout nya didominasi oleh penyajian teks (copy).

5. Frame Layout

Suatu tampilan iklan dimana border/bingkai/framenya membentuk suatu

naratif (mempunyai cerita).

6. Shilhoutte Layout

Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya

ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap atau warna

spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya

dengan tehnik fotografi.

7. Type Specimen Layout

Tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan

(36)

8. Sircus Layout

Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku.

Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya

tidak beraturan.

9. Jumble Layout

Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircuslayout, yaitu komposisi

beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

10. Grid Layout

Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan

tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam

skala grid.

11. Bleed Layout

Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah

belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut

pas cruis (utuh) kalau Trim sudah dipotong.

12. Vertical Panel Layout

Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi

layout iklan tersebut.

13. Alphabet Inspired Layout

Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang

berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga

(37)

14. Angular Layout

Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut

kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.

15. Informal Balance Layout

Tata letak iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu

perbandingan yang tidak seimbang.

16. BraceLayout

Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L (L-Shape). Posisi

bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.

17. Two Mortises Layout

Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang

masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil

penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.

18. Quadran Layout

Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan

volume / isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga

12%, dan keempat 38%. (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila

dibagi empat sama besar).

19. Comic Script Layout

Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk

(38)

20. Rebus Layout

Susunan layout iklan yang menampilkan perpaduan gambar dan teks

sehingga membentuk suatu cerita.

2.10 Tagline

Tagline adalah salah satu atribut dalam sistem identitas, berupa satu kata

atau lebih yang menggambarkan esensi, personality maupun positioning brand

(Rustan, 2009: 70). Eric Swart, seorang penulis dan ahli brand tagline dalam buku

Logo mendefinisikan tagline sebagai susunan kata yang ringkas (biasanya tidak

lebih dari 7 kata), diletakkan mendampingi logo dan mengandung pesan brand

yang kuat ditujukan kepada audiencetertentu.

Tagline juga disebut dengan istilah slogan yang menjadi bagian yang tak

terpisahkan dalam periklanan. Kata-kata pada tagline makin lama makin singkat

namun sarat makna. Selain slogan, tagline juga dikenal dengan istilah motto. Usia

pemakaian tagline pada suatu brand tidak selamanya. Seringkali tagline diganti

menyesuaikan perkembangan pasar dan gaya hidup target audiensnya (Rustan,

2009: 70). Menurut Rustan dalam buku Logo, jenis-jenis tagline dibedakan

berdasarkan sifatnya, seperti:

1. Descriptive : Menerangkan produknya/ servisnya/ janji brand.

2. Specific : Memposisikan dirinya sebagai yang terunggul di bidangnya.

3. Superlative : Memposisikan dirinya sebagai yang paling unggul.

4. Imperative : Menyuruh/menggambarkan suatu aksi, biasa diawali dengan

(39)

5. Provocative : Mengajak/ menantang/ memancing logika atau emosi,

seringkali berupa kalimat tanya.

2.11 Teori Analisis SWOT

Menurut Rangkuti dalam Marimin (2004: 58), analisis SWOT adalah suatu

cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka

merumuskan strategi perusahaan. Dalam hal ini SWOT dipergunakan untuk

mengevaluasi suatu hal dengan tujuan meminimumkan resiko yang akan timbul,

dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi

negatif yang akan menghambat keputusan perancangan yang diambil (Sarwono

dan Hari, 2007:18).

1. Strength, untuk mengetahui kekuatan atau keunggulan jasa dan produk

dibanding kompetitor. Dalam hal ini, bisa diartikan sebagai kondisi yang

menguntungkan perusahaan tersebut.

2. Weakness, untuk mengetahui kelemahan jasa dan produk dibanding

kompetitor. Dalam hal ini, kelemahan bisa diartikan sebagai suatu kondisi

yang merugikan perusahaan.

3. Opportunity, untuk mengetahui peluang pasar. Dalam hal ini diartikan

sebagai suatu hal yang bisa menguntungkan jika dilakukan namun jika tidak

diambil bisa merugikan, atau sebaliknya.

4. Threats, untuk mengetahui apa yang menjadi ancaman terhadap jasa dan

(40)

Menganalisis SWOT dapat dilakukan dengan menggunakan matrix SWOT.

Setelah mengkaji gagasan segi kekuatan (strength), kelemahan (weakness),

peluang (opportunity), dan ancaman (threat), kemudian disimpulkan.

Kesimpulan tersebut disusun berdasarkan analisis hal-hal yang dikandung

oleh empat faktor diatas menjadi sesuatu yang positif dan netral. Penyusunan

tersebut ditampung dalam matrix SWOT. Berikut merupakan bagan matrix

SWOT:

Gambar 2.5 Bagan Matrix SWOT

Keterangan:

1. PE – KU : Mengembangkan peluang menjadi kekuatan

2. PE – LEM : Mengembangkan peluang untuk mengatasi kelemahan

3. A – KU : Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk menambah

kekuatan

4. A – LEM : Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk

(41)

2.12 Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP)

2.12.1 Segmentasi

Segmentasi merupakan upaya untuk membagi calon konsumen dalam

kelompok-kelompok tertentu (Harjanto, 2009). Upaya ini dilakukan untuk

memudahkan usaha penjualan seseorang karena segmentasinya yang dipertajam.

Penentuan segmentasi pasar ini dapat dilakukan dengan menganalisis

segmentasi yang sudah ada atau menentukan sendiri pasar konsumen yang

dianggap potensial. Penentuan segmentasi ini dapat dilakukan dengan melihat:

1. Demografis, membagi pasar dalam kelompok yang didasarkan pada variable

demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, siklus keluarga, agama,

besar keluarga, pendidikan, penghasilan.

2. Geografis, membagi pasar dalam unit-unit geografis seperti Negara / tempat /

kota / wilayah, kepadatan, ukuran kota, dan iklim.

3. Psikografis, seperti kelas sosial, kepribadian dan gaya hidup.

4. Behavioristik, seperti kebiasaan pembeli, status pembeli, tingkat konsumsi,

kadar kesetiaan, dan kesiapan membeli.

Penentuan segmentasi ini umumnya berawal dari riset media yang terukur, yang

khalayaknya minimal harus didukung parameter diatas. Segmentasi umumnya

disampaikan secara deskriptif, hal ini dilakukan untuk memudahkan penentuan

(42)

2.12.2 Targeting

Targeting adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Targeting yang

dimaksdukan disini adalah target market (pasar sasaran), yakni beberapa segmen

pasar yang akan menjadi fokus pemasaran (Kasali, 2000). Targeting juga dapat

dikatakan sebagai upaya untuk menyeleksi pasar sasaran dengan menfokuskan

kegiatan pemasaran atau promosi pada beberapa segmen saja dan meninggalkan

segmentasi lainnya yang kurang potensial.

Pemasar dapat memilih untuk menargetkan pada satu atau dua segmen

sekaligus. Targeting memiliki dua fungsi yakni untuk menyeleksi pasar sasaran

sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu (selecting), dan menjangkau pasar sasaran

tersebut (reaching) untuk mengkomunikasikan nilai.

2.12.3 Positioning

Positioning merupakan tindakan merancang produk dan bauran pemasaran

agar dapat tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen. Dengan kata lain

Positioning adalah bagaimana menempatkan produk kedalam pikiran audience,

sehingga calon konsumen memiliki pemikiran tertentu dan mengidentifikasikan

produknya dengan produk tersebut. Positioning merupakan hal yang penting

dalam pemasaran, khususnya bagi produk yang tingkat persaingannya sudah

(43)

Philip mendefinisikan positioning (dalam Kasali, 2000):

“The act designing the company’s offering and image so that they occupy a meaningful and distinct competitive posiyion the target suctomers mind”

(Positioning adalah tindakan yang dilakukan marketer untuk membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada pasarnya, berhasil memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti dalam benar sasaran).

Dari berbagai definisi mengenai positioning diatas dapat disimpulkan bahwa

positioning merupakan strategi komunikasi yang mengandung arti tertentu untuk

menancapkan kesan tertentu dibenak khalayak/konsumen. Beberapa hal yang

dapat ditonjolkan dalam positioning diantaranya adalah:

1. Positioning harus memberikan arti yang penting bagi konsumen.

2. Apa yang ingin ditonjolkan harus unik dan berbeda dari pesaingnya.

3. Positioning harus diungkapkan dalam bentuk suatu penyataan, pernyataan

tersebut harus dinyatakan dengan mudah, enak didengar dan dapat dipercaya.

Positioning juga dapat ditentukan dengan melihat hal-hal berikut (Kasali, 2000),

diantaranya positioning berdasarkan perbedaan produk, positioning berdasarkan

manfaat produk, positioning berdasarkan pemakaian, positioning berdasarkan

kategori produk, positioning berdasarkan kepada pesaing, positioning melalui

imajinasi, dan positioning berdasarkan masalah.

2.13 Unique Selling Proposition (USP)

Dalam membangun posisi produk dibenak konsumen, perusahaan atau

lembaga harus mengembangkan Unique Selling Proposition yang merupakan

(44)

Strategi ini beriorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak

dimiliki oleh produk saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang

dicari atau dijadikan alasan konsumen menggunakan suatu produk. Produk

dibedakan oleh karakter yang spesifik. USP dapat menggunakan perbedaan

karakteristik fisik atau sekedar atributnya, sepanjang ia memberi manfaat bagi

(45)

BAB III

METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

Pada Bab III ini akan dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam

pengambilan dan pengolahan data serta proses penelitian dan perancangan dalam

pembuatan media promosi produk Diva snack frozen food.

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan informasi melalui pengumpulan

data dan kemudian menggambarkannya dengan penjelasan lebih detail, yang

dapat mendukung perancangan media promosi produk Diva.

Menurut Nazir dalam buku Metode Penelitian (1983:58), ada dua data yang

akan dianalisis yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah catatan resmi yang dibuat atau yang dikumpulkan

langsung di lapangan oleh orang ang melakukan penelitian. Sumber data

primer dipeoleh dari informan yang mengetahui secara pasti kondisi objek

yang akan diteliti. Dari kriteria tersebut maka informan untuk perancangan ini

adalah pemilik dari UD Diva Jaya Sejahtera, yang memahami tentang

perkembangan produk Diva dan usaha promosi yang dilakukan selama

berdirinya usaha ini.

(46)

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan catatan tentang suatu peristiwa yang jaraknya jauh

dari sumber orisinil. Data diperoleh dari sumber kedua atau sumber lainnya

yang mendukung. Diharapkan sumber data sekunder ini dapat membantu

melengkapi data yang diinginkan. Pada perancangan ini, data-data sekunder

yang digunakan adalah literatur kepustakaan serta data-data dari kompetitor.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Wimmer dan Sendjaya (Kriyantono, 2006: 95) Pengumpulan data

yang menggunakan riset kualitatif antara lain observasi, focus group discussion,

wawancara dan studi kasus. Agar data yang dikumpulkan lebih lengkap, didukung

dengan data yang diperoleh dari kepustakaan dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung sesuatu

objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut

(Kriyantono, 2006: 110). Observasi ini dilakukan untuk melihat bagaimana

keadaan produk Diva secara langsung, mulai dari bahan hingga saat akan

dipasarkan, untuk mendukung kelengkapan data yang nantinya akan

dianalisis apa menjadi kelebihan dan kelemahan produk.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk

(47)

Wawancara ini dilakukan langsung dengan pemilik UD Diva Jaya Sejahtera.

Pertanyaan yang diajukan dapat semakin terfokus sehingga informasi yang

diperoleh semakin rinci dan mendalam. Peneliti melakukan kegiatan

wawancara tatap muka secara mendalam dan terus-menerus (lebih dari 1 kali)

untuk menggali informasi dari informan (Kriyantono, 2006: 63-64).

3. Focus Group Discussion (FGD)

FGD adalah metode pengumpulan data atau riset untuk memahami sikap dan

perilaku khalayak. Terdiri dari 6 sampai 12 orang dikumpulkan secara

bersamaan, dan diwawancarai yang dipandu oleh peneliti (Kriyantono, 2006:

120). Dalam hal ini peneliti menggunakan metode FGD untuk mencari

poin-poin strategi kreatif yang akan digunakan dalam desain seperti tagline,

tipografi, layout, dll.

4. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan seluruh bukti yang berkaitan dengan produk Diva. Antara lain

berupa foto produk-produk seperti foto macam-macam produk yang

diproduksi, suasana saat pembuatan. Dokumentasi ini penting untuk

mendapatkan informasi yang mendukung penelitianmperdalam data

penelitian.

5. Kepustakaan

Metode ini merupakan kegiatan mengumpulkan data dari berbagai referensi

dan buku-buku ilmiah khusus yang berguna untuk pendekatan visual iklan

(48)

Selain dari buku-buku, data juga dapat diperoleh dari jurnal, dan hasil

penelitian yang mewakili sebuah teori untuk mendukung penelitian ini.

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan tiga tahap kegiatan yang terjadi

secara bersamaan dalam menganalisis data yang meliputi reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi (Miles, 2009: 15-19).

Menurut Bogdan, Robert C and Biklen, Sari Knopp dalam buku Metodologi

Penelitian Kualitatif Analisis Data (Emzir, 2010: 85). Analisis data merupakan

proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan

lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan untuk pemahaman

mengenai materi-materi. Analisis melibatkan pekerjaan dengan data, penyusunan,

dan pemecahannya ke dalam unit-unit yang dapat ditangani, perangkumannya,

pencarian pola-pola dan penemuan apa yang penting.

Setelah data terkumpul, data akan dikelompokkan sesuai dengan

unsur-unsur desain dan komunikasi visual yaitu data verbal dan visual. Berdasarkan data

yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan kepustakaan, data verbal

berikutnya akan disusun secara efisien dan menarik agar dapat menyajikan

informasi yang efektif. Sedangkan data visual, akan dikumpulkan untuk

menghimpun jumlah data visual dan kelayakan data visual tersebut dengan data

(49)

Mereduksi data-data produk Diva yang telah dikumpulkan seperti data

wawancara yang dilakukan langsung kepada pemilik usaha dan hasil observasi

peninjauan langsung ke lapangan, dengan menyaring kembali informasi yang

dibutuhkan, mengambil poin-poin penting dari setiap data yang terkumpul. Dalam

penyajian data, dijabarkan kembali poin-poin hasil reduksi yang didapat dengan

bahasa sendiri. Pada penarikan kesimpulan, masalah yang didapat dari data hasil

wawancara dan observasi akan menjadi jelas dan dapat diberikan solusi yang

tepat, sesuai dengan kondisi saat peninjauan langsung.

3.3.1 Hasil dan Analisis Data

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan owner dari produk Diva, pada

tanggal 25 September 2012 guna mendapatkan sebuah data yang valid untuk

penelitian ini.

Ibu Ani selaku owner dari produk Diva merupakan narasumber yang

menjadi subjek penelitian ini. Beliau menjelaskan bahwa produk frozen food yang

di produksi lebih condong menjadi produk makanan ringan (snack). Dalam

perkembangannya 2 tahun akhir ini, ibu Ani terus berusaha menambah jumlah

varian produk dengan resep yang dibuatnya sendiri dan selalu mengutamakan

kualitas produknya.

Dia menerangkan bahwa, dengan terus menambahkan inovasi varian produk

merupakan salah satu cara untuk mencapai visi dan misi UD Diva Jaya Sejahtera,

menjadi pusat jajanan snack frozen food yang enak, berkualitas dengan harga yang

(50)

Peneliti juga meninjau langsung ke tempat produksi Diva bagian dari

observasi, untuk melihat lebih dekat lagi bagaimana produk Diva dibuat mulai

dari pemilihan bahan dasar, pembuatan, hingga saat dikemas.

Gambar 3.1 Proses Produksi Produk Diva

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Produk Diva diolah secara homemade namun kualitas dari bahan dasar

hingga tahap proses pembuatan selalu menjaga kualitasnya. Mulai dari kulit mini

risoles, rogut kentang yang diolah sendiri, dan varian lain yang juga diproduksi

dengan resep sendiri. Banyak lagi varian produk Diva yang masih belum

diketahui oleh masyarakat luas, yang disebabkan karena minimnya usaha untuk

melakukan promosi melalui media.

Sistem penjualan yang dilakukan dari awal adalah dengan mensuplai produk

kepada agen-agen dengan mengandalkan penyebaran informasi dari mulut ke

(51)

Ibu Ani menyadari bahwa semakin banyaknya usaha dibidang kuliner

khususnya homemade produk frozen food, harus ada penyebaran informasi secara

berkelanjutan dan upaya-upaya agar produk tetap menonjol dan bertahan dalam

persaingan pasar. Setelah kira-kira satu tahun berjalan, produk Diva masuk dalam

penjualan di supermarket Palapa Toserba yang berada di Jl. Adityawarman,

Surabaya.

Perkembangan jumlah penjualan yang menurun secara signifikan

dikarenakan masyarakat calon konsumen belum banyak mengetahui tentang

produk Diva. Metode penyebaran informasi dari mulut ke mulut yang diandalkan

juga memiliki kelemahan, jika para konsumen sudah berhenti membicarakan

tentang produk, maka penyebaran informasinya telah terhenti. Belum adanya

promosi yang dilakukan melalui media promosi juga menjadi faktor rendahnya

(52)

3.3.2 STP

1. Segmentasi dan Targeting

a. Demografis

- Usia : 18 – 40 tahun (Dewasa dini)

- Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan

- Pekerjaan : Pelajar/mahasiswa, pegawai negeri/swasta,

ibu rumah tangga.

- Pendidikan : SMA, Perguruan Tinggi

- Kelas sosial : Menengah

b. Geografis

- Wilayah : Surabaya

- Ukuran kota : Sedang - besar

c. Psikografis

- Gaya Hidup : Aktivitas padat dan sibuk, suka berkumpul

bersama unuk menghabiskan waktu luang,

up to date.

- Kepribadian : Membutuhkan segala sesuatunya yang

praktis dan cepat saji, suka dengan hal-hal

yang baru.

d. Behaviour

(53)

2. Positioning terdahulu

Dalam hal ini produk Diva memposisikan dirinya sebagai produk snack

frozen food yang original dan inovatif dengan menggunakan resep sendiri dan

bebas dari bahan pengawet. Positioning ini dilihat dari beberapa produk Diva

yang dihasilkan dengan resep sendiri oleh pemilik. Dan dilihat dari

kompetitor yang ditentukan bahwa bahan dasar produksinya masih

menggunakan bahan pengawet.

3.3.3 Analisis STP

Untuk mencapai sasaran yang tepat, diperlukan perhitungan terhadap

audience melalui aspek geografis, demografis dan psikografis.

1. Geografis

Secara geografis target audience yang ditentukan adalah masyarakat yang

tinggal di kota surabaya bagian barat yang memiliki rutinitas yang padat

sehingga membutuhkan makanan atau snack cepat saji untuk mengisi waktu

luang.

2. Demografis

Secara demografis target audience dapat dijabarkan sebagai berikut :

Jenis kelamin : Wanita dan Laki-laki

Usia : 18 tahun tahun keatas

Pendidikan : Sekolah menengah umum, perguruan tinggi

Kelas : Menengah

Pekerjaan : Pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, pegawai

(54)

Target audiens yang dipilih ini berdasarkan pernyataan bahwa menurut

Elizabeth B. Hurlock (1998: 260) pada saat seseorang berumur 18 hingga 40

tahun, yang termasuk dalam kalangan dewasa muda, mereka berada pada

tahap produktif yang membuat mereka memiliki mobilitas yang tinggi.

Seseorang pada tahap ini (dewasa dini) memiliki cara sendiri untuk

menghabiskan waktu luang yang ada, salah satu caranya adalah dengan

adanya pesta kecil di rumah yang mana tersedia minuman dan makanan

ringan. Semakin tinggi kelas sosial masyarakat, makin mudah bagi mereka

untuk mengikuti perkembangan teknologi. Dengan target remaja dan

ekonomi kelas menengah, maka memanfaatkan teknologi sebagai media

promosi merupakan salah satu cara yang tepat.

3. Psikografis

Secara psikografis, dapat ditentukan khususnya kepada orang yang suka

makan makanan ringan, menghabiskan waktu luang untuk bersantai, namun

memiliki kesibukan yang padat sehingga membutuhkan makanan ringan

cepat saji untuk mengisi waktu luang. Baik wanita ataupun pria, yang sudah

(55)

3.3.4 Analisis Kompetitor

Studi kompetitor menjelaskan tentang kesamaan dari produk yang diangkat,

dalam perancangan ini mengacu pada observasi yang dilakukan pada objek yang

diteliti dan kompetitornya.

1. Analisis Kompetitor (produk MuM oleh Az-Zahra food)

Gambar 3.2 Brosur Produk Mum

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

a. Keunggulan produk MuM

Keunggulan dan yang menjadi ciri khas dari produk Mum adalah semua

produk yang diproduksi berbahan dasar dari ikan, dan harga yang

ditawarkan sama-sama relatif terjangkau. Produk ini memiliki beberapa

pengelompokan varian dan pengemasan yang berbeda pula sesuai dengan

kelas ekonomi target, sehingga semua kalangan dapat membeli produk

(56)

b. Peluang dan Ancaman

Yang menjadi peluang untuk produk Diva ditinjau dari produk kompetitor

(produk MuM) adalah produk Diva memiliki lebih banyak varian produk

dengan bahan baku yang fresh dan beragam jika dibandingkan dengan

produk MuM yang semua varian produknya menggunakan bahan dasar

dari ikan. Namun konsistensi varian produk MuM yang mengolah

produknya hanya dengan bahan dasar ikan dapat menjadi satu keunikan

tersendiri dan menjadi salah satu ancaman.

2. Analisis Kompetitor (produk Gi-gi)

a. Keunggulan produk Gi-gi

Keunggulan yang dimiliki produk Gi-gi dapat dilihat dari variasi

produknya yang beragam, mulai dari yang berbahan dasar daging, ayam,

bahkan seafood, didukung juga dengan harganya yang relatif terjangkau.

Produk Gi-gi termasuk makanan berat yang dihidangkan bersama makanan

pokok.

b. Peluang dan Ancaman

Ditinjau dari varian produk, keduanya memiliki varian yang hampir sama.

Namun yang membedakan adalah produk Diva lebih condong menjadi

makanan ringan yang dihidangkan bisa kapan saja dan bukan menjadi

menu utama, lain halnya dengan produk Gi-gi yang dalam penyajiannya

dihidangkan sebagai lauk. Dalam usahanya menyebarkan informasi,

produk Diva memiliki peluang untuk dapat lebih dulu dikenal dan

(57)

3.3.5 SWOT

Menurut Sarwono dan Lubis dalam buku Metode Riset untuk Desain

Komunikasi Visual (2007: 18-19), mengatakan bahwa SWOT dipergunakan untuk

menilai dan menilai ulang (reevaluasi) suatu hal yang telah ada dan telah

diputuskan sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang mungkin

timbul. Langkahnya adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung

serta meminimalkan segi negatif yang berpotensi menghambat pelaksanaan

keputusan perancangan yang telah diambil.

Langkah analisis: Mengkaji hal atau gagasan yang akan dinilai dengan cara

memilah dan menginventarisasi sebanyak mungkin segi kekuatan (strenght),

kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat).

Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandung

oleh obyek yang dinilai, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor

eksternal. Hasil kajian dari keempat segi ini kemudian disimpulkan, meliputi

strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.

Penyusunan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu (sedapat

mungkin) hal-hal yang dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang

positif, netral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung

dalam Matriks Pakal yang terdiri dari:

1. Strategi PE-KU (S-O) / Peluang dan Kekuatan: Mengembangkan peluang

menjadi kekuatan.

2. Strategi PE-LEM (W-O) / Peluang dan Kelemahan: Mengembangkan peluang

(58)

3. Strategi A-KU (S-T) / Ancaman dan Kekuatan: Mengenali dan

mengantisipasi ancaman untuk menambah kekuatan.

4. Strategi A-LEM (W-T)/ Ancaman dan Kelemahan: Mengenali dan

mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan.

Dalam hal ini analisis SWOT perancangan media promosi produk Diva akan

menggunakan tabel matriks SWOT yang akan dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 tabel Matrix SWOT

SWOT produk Diva snack frozen food.

INTERNAL

Kekuatan/Strengths :

1. Beberapa produk olahan Diva merupakan inovasi hasil dari resep sendiri. 2. Bahan yang digunakan

bebas dari bahan pengawet.

3. Memiliki banyak varian produk yang masih jarang di produksi oleh kompetitor. 2. Hanya mengandalkan

informasi dari mulut ke mulut sebagai sarana

Gambar

Gambar 2.2 Contoh huruf Serif
Gambar 2.4 Contoh Huruf Script
Gambar 2.5 Bagan Matrix SWOT
Gambar 3.1 Proses Produksi Produk Diva
+7

Referensi

Dokumen terkait

Soal promosi, Coffee Toffee awalnya dikenal hanya dari pembicaraan mulut ke mulut.Namun hingga sekarang promosi tersebut telah berkembang dengan menggunakan social media, event

branding wisata pemandian air panas Padusan sebagai upaya meningkatkan brand awareness ini, promosi dilakukan dengan menggunakan mix media , yaitu meliputi media ATL ( billboard

Pengumpulan data melalui tanya jawab dengan narasumber yang diyakini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan tentang apa saja yang dibutuhkan dalam perancangan logo dan

Untuk membuat media promosi yang ingin memperlihatkan ciri khas klinik kecantikan yang sesuai dengan hasil analisis data dan keyword, diharapkan akan didapatkan

Oleh karena itu dibutuhkan perancangan identitas dan media promosi untuk meningkatkan kesadaran merk (Brand Awareness) RAB Group dan memperkenalkan kepada masyarakat dan

Untuk membuat media promosi yang ingin memperlihatkan ciri khas klinik kecantikan yang sesuai dengan hasil analisis data dan keyword, diharapkan akan didapatkan

Penggunaan warna pada media promosi ini dasari oleh teori Shigenobu Kobayashi, teori ini tidak hanya menentukan yang dilihat dari makna suatu warna namun didasari

Pegadaian yang tepat dalam upaya meningkatkan Brand Equity melalui CSR serta Bagaimana perancangan tersebut dapat mengkomunikasikan media promosi PT.. Pegadaian secara