• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Branding Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Branding Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Nama : Dea Anindyta Putri Latul NIM : 09.42010.0055

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Desain

Oleh :

Nama : Dea Anindyta Putri Latul NIM : 09.42010.0055

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(3)

viii

maksimal, sehingga tidak banyak orang yang mengetahui tentang wisata ini. Tujuan dari perancangan branding wisata pemandian air panas Padusan Pacet ini adalah sebagai upaya meningkatkan brand awareness. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Hal ini perlu dilakukan guna mengumpulkan data-data pendukung untuk penyusunan konsep perancangan

branding. Hasil dari pengumpulan data dan analisa data mengenai wisata pemandian air panas Padusan Pacet ini adalah berupa keyword yaitu "Natural and Calm". Dalam hal ini wisata pemandian air panas Padusan Pacet menawarkan wisata dengan konsep alami dan menenangkan yang sangat cocok untuk relaksasi. Mengingat tempat wisata ini sangat berpotensi dan belum adanya promosi untuk mengenalkan tempat wisata ini kepada masyarakat luas, maka perancangan

branding untuk wisata pemandian air panas Padusan Pacet perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan brand awareness.

(4)

xii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Perancangan ... 6

1.5 Manfaat Perancangan ... 6

1.5.1 Manfaat Teoretis ... 6

1.5.2 Manfaat Praktis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Perancangan ... 7

2.2 Pariwisata ... 7

2.3 Pemasaran ... 9

2.3.1 Definisi Pemasaran ... 9

(5)

xiii

2.4.1 Definisi Promosi ... 11

2.4.2 Tujuan Promosi ... 11

2.4.3 Bauran Promosi ... 12

2.5 Brand ... 14

2.6 Brand Awareness ... 16

2.7 Strategi Pemasaran ... 20

2.7.1 Mengidentifikasi Pasar (Identifying Market) ... 20

2.7.2 Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) ... 24

2.7.3 Segmentation, Targeting, and Positioning (STP) ... 25

2.7.4 Unique Selling Proposition (USP) ... 28

2.8 Above The Line dan Below The Line ... 29

2.9 Logo ... 30

2.10 Tagline ... 33

2.11 Strategi Desain Warna ... 35

2.12 Tipografi ... 36

2.13Layout ... 36

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 45

3.1 Metodologi Penelitian ... 45

(6)

xiv

3.3.2 Studi Eksisting ... 53

3.3.3 Mengidentifikasi Pasar (Identifying Market) Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet ... 56

3.3.4 SWOT Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet ... 59

3.3.5 STP Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet ... 60

3.3.6 Analisis Kompetitor ... 61

3.4 Keyword ... 62

3.4.1 Deskripsi Konsep ... 63

3.5 Metode Perancangan Karya ... 64

3.5.1 Alur Perancangan ... 64

3.5.2 Konsep Kreatif ... 65

3.5.3 Program Kreatif ... 73

3.6 Perencanaan Media ... 73

3.6.1 Tujuan Media ... 73

3.6.2 Strategi Media ... 74

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 87

4.1 Implementasi Karya ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

5.1 Kesimpulan ... 103

(7)
(8)

xvi

Halaman

Tabel 1 Perbedaan ATL dan BTL ... 29

Tabel 2 Matriks SWOT Perancangan Branding Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet ... 59

Tabel 3 Penentuan Pemilihan Tipografi untuk Logotype ... 67

Tabel 4 Penentuan Pemilihan Sketsa Alternatif Logo ... 72

Tabel 5 Penentuan Pemilihan Sketsa Alternatif Desain Billboard ... 76

Tabel 6 Penentuan Pemilihan Sketsa Alternatif Desain Iklan Koran ... 78

Tabel 7 Penentuan Pemilihan Sketsa Alternatif Desain Penunjuk Arah ... 72

Tabel 8 Penentuan Pemilihan Sketsa Alternatif Desain Brosur ... 82

Tabel 9 Penentuan Pemilihan Sketsa Alternatif Desain Stiker ... 83

(9)

xvii

Halaman

Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness ... 16

Gambar 2.2 Bagan Brand Awareness ... 17

Gambar 2.3 Bagan Identifying Market ... 21

Gambar 2.4 Circus Layout ... 37

Gambar 2.5 Alphabet Inspired Layout ... 38

Gambar 2.6 Multi Panel Layout ... 38

Gambar 2.7 Silhouette Layout ... 39

Gambar 2.8 Copy-Heavy Layout ... 40

Gambar 2.9 Mondrian Layout ... 41

Gambar 2.10 Picture Window Layout ... 42

Gambar 3.1 Skema Model Analisis Interaktif ... 50

Gambar 3.2 Kolam Air Panas ... 53

Gambar 3.3 Kolam Renang Dewasa ... 54

Gambar 3.4 Kolam Air Panas ... 54

Gambar 3.5 ATV ... 55

Gambar 3.6 Peserta Rafting ... 55

Gambar 3.7 Rafting Pacet ... 56

Gambar 3.8 Skema Identifying Market ... 57

(10)

xviii

Gambar 3.12 Font Eight One yang Terpilih Menjadi Huruf Logotype ... 68

Gambar 3.13 Font Comfortaa yang Terpilih Menjadi Huruf untuk Headline, Caption, dan Body Copy ... 68

Gambar 3.14 Alternatif Warna yang Akan Digunakan ... 69

Gambar 3.15 Warna yang Cocok dengan Konsep ”Natural and Calm” ... 69

Gambar 3.16 Warna Terpilih ... 70

Gambar 3.17 Sketsa Alternatif Logo ... 71

Gambar 3.18 Sketsa Logo Terpilih ... 72

Gambar 3.19 Logo Terpilih ... 73

Gambar 3.20 Sketsa Alternatif Desain Billboard ... 76

Gambar 3.21 Sketsa Desain Billboard yang Terpilih ... 77

Gambar 3.22 Sketsa Alternatif Desain Iklan Koran ... 78

Gambar 3.23 Sketsa Desain Iklan Koran yang Terpilih ... 79

Gambar 3.24 Sketsa Alternatif Desain Penunjuk Arah ... 80

Gambar 3.25 Sketsa Desain Penunjuk Arah yang Terpilih ... 80

Gambar 3.26 Sketsa Alternatif Desain Brosur ... 81

Gambar 3.27 Sketsa Desain Brosur yang Terpilih ... 82

Gambar 3.28 Sketsa Alternatif Desain Stiker ... 83

Gambar 3.29 Sketsa Desain Stiker yang Terpilih ... 84

(11)

xix

Gambar 4.1 Logo Padusan dalam Bentuk Positif-Negatif dan Grid System ... 88

Gambar 4.2 Final Art Work Logo Padusan ... 89

Gambar 4.3 Standar Ukuran Minimal Pengaplikasian Logo Padusan ... 89

Gambar 4.4 Larangan dalam Pengaplikasian Logo ... 90

Gambar 4.5 Implementasi Desain Billboard untuk Branding Padusan ... 91

Gambar 4.6 Ilustrasi Penempatan Desain Billboard untuk Branding Padusan .. 92

Gambar 4.7 Implementasi Desain Iklan Koran untuk Branding Padusan ... 93

Gambar 4.8 Ilustrasi Penempatan Desain Iklan Koran untuk Branding Padusan ... 93

Gambar 4.9 Implementasi Desain Penunjuk Arah untuk Branding Padusan .... 94

Gambar 4.10 Ilustrasi Penempatan Desain Penunjuk Arah untuk Branding Padusan ... 95

Gambar 4.11 Implementasi Desain Brosur untuk Branding Padusan (Sisi Luar) ... 96

Gambar 4.12 Implementasi Desain Brosur untuk Branding Padusan (Sisi Dalam) ... 97

Gambar 4.13 Implementasi Desain Stiker untuk Branding Padusan ... 98

(12)

xx

Gambar 4.16 Implementasi Desain Website untuk Branding Padusan (Halaman Gallery) ... 100 Gambar 4.17 Implementasi Desain Website untuk Branding Padusan (Halaman

(13)

1

1.1 Latar Belakang

Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan alam. Selain wisata alami berupa pantai, danau, gunung, air terjun, banyak pula terdapat wisata buatan yang tidak kalah menariknya. Wisata buatan dapat berupa

water park, taman, kebun binatang, serta wisata pemandian air panas. Di Indonesia sendiri, wisata pemandian air panas kurang begitu terkenal dan belum dikembangkan secara optimal, padahal wisata ini memiliki potensi. Salah satunya adalah wisata pemandian air panas Padusan Pacet. Masih belum adanya kegiatan promosi serta pengembangan pada wisata pemandian air panas Padusan Pacet ini membuat daerah wisata ini kurang dikenal oleh masyarakat luas. Oleh sebab itu, diperlukanlah perancangan branding untuk wisata pemandian air panas Padusan Pacet ini sebagai upaya meningkatkan brand awareness.

(14)

Wisata pemandian air panas Padusan Pacet ditemukan pertama kali oleh masyarakat sekitar pada tahun 1970 dan dikelola secara swadaya. Hingga pada tahun 1979 ketika swadaya masyarakat sudah tidak lagi mencukupi, wisata ini diserahkan ke swasta perorangan atas nama Pak Waras. Setelah beberapa tahun dikelola secara swasta, akhirnya pihak Perhutani memiliki inisiatif untuk mengelola daerah wisata pemandian air panas Padusan Pacet dan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Mojokerto hingga saat ini (wawancara tanggal 20 Oktober 2013).

Wisata pemandian air panas Padusan Pacet ini memiliki potensi untuk lebih dikembangkan. Didukung dengan pemandangan alam yang indah, wisata pemandian air panas Padusan Pacet ini sudah dikelola secara moderen tanpa meninggalkan kealamiannya. Di mana kolam-kolamnya sudah tertata cantik, berbeda dengan pemandian air panas tradisional lainnya yang kolamnya masih berupa bebatuan. Di tempat wisata ini tidak hanya menyediakan kolam air panas, tetapi juga menyediakan kolam renang biasa untuk dewasa dan anak-anak. Di area wisata ini terdapat juga warung-warung penyedia kuliner, penjual oleh-oleh, serta penjual sayur-sayuran segar. Selain itu, terdapat potensi lain yang ada di area wisata pemandian air panas Padusan, yaitu air terjun Grenjengan, camping ground, outbound area, rafting, serta horse riding. Dengan keseluruhan fasilitas itu membuat wisata ini sangat cocok menjadi tempat untuk wisata keluarga,

(15)

Belum optimalnya promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola, yaitu Perhutani dan Dispora Kabupaten Mojokerto, membuat wisata pemandian air panas Padusan ini kurang begitu dikenal. Promosi merupakan bagian penting dari pemasaran suatu produk karena promosi akan membantu konsumen mengingat merek (Harjanto, 2009: 262). Oleh sebab itu, kegiatan promosi sangat penting dilakukan untuk mengenalkan wisata pemandian air panas Padusan Pacet ini kepada masyarakat luas agar masyarakat menjadi aware dan ingin mengunjungi tempat wisata ini.

(16)

Branding adalah proses mendesain, merencanakan dan mengkomunikasikan nama serta identitas dengan tujuan untuk membangun atau mengelola reputasi (Anholt, 2006: 5). Menurut Kotler (1997: 13), “A brand is a name, term, sign, symbol or design or combination of them, intended to identify

the goods or service of one seller of group of sellers and differentiate them from

those of competitors.”, merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing. Wisata pemandian air panas Padusan harus memiliki identitas merek yang jelas serta berbeda dibandingkan kompetitornya, sehingga masyarakat dapat lebih mudah untuk mengingat tempat wisata ini.

(17)

Atas dasar hal-hal tersebut maka perancangan branding untuk wisata pemandian air panas Padusan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan

brand awareness, mengingat tempat wisata ini sangat berpotensi dan belum adanya promosi untuk mengenalkan tempat wisata ini kepada masyarakat luas.

Oleh sebab itu, judul dari Tugas Akhir ini adalah “Perancangan Branding Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam perancangan ini adalah:

Bagaimana merancang branding wisata pemandian air panas Padusan sebagai upaya meningkatkan brand awareness?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam perancangan branding wisata pemandian air panas Padusan sebagai upaya meningkatkan brand awareness adalah:

1. Hanya merancang branding wisata pemandian air panas Padusan.

2. Perancangan difokuskan untuk meningkatkan brand awareness wisata pemandian air panas Padusan.

3. Perancangan ini meliputi pembuatan logo, penunjuk arah, merchandise dan media promosi yang berupa billboard, iklan koran, brosur, stiker, dan

(18)

1.4 Tujuan Perancangan

Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk merancang branding wisata pemandian air panas Padusan sebagai upaya meningkatkan brand awareness.

2. Dihasilkannya logo, penunjuk arah, merchandise, serta media promosi yang berupa billboard, iklan koran, brosur, stiker, dan website untuk wisata pemandian air panas Padusan ini.

1.5 Manfaat Perancangan 1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil perancangan ini adalah dapat menambah pengetahuan umum dan menjadi referensi bagi masyarakat serta mahasiswa, khususnya mahasiswa Desain Komunikasi Visual, dalam hal perancangan

branding wisata pemandian air panas untuk meningkatkan brand awareness. Selain itu, hasil perancangan ini pula dapat menjadi informasi serta bahan masukan bagi pengelola wisata pemandian air panas Padusan dan masyarakat sekitar untuk pengembangan lokasi wisata ini.

1.5.2 Manfaat Praktis

(19)

7

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan perancangan media promosi wisata pemandian air panas Padusan sebagai upaya meningkatkan brand awareness.

2.1 Perancangan

Perancangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Perancangan itu adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mengidentifikasi sebuah peralatan, satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik (Pressman, 2009: 399).

2.2 Pariwisata

(20)

Dapat dikatakan bahwa faktor penting dari pariwisata yaitu tercapainya kepuasan wisatawan atau konsumen terhadap lokasi wisata yang dikunjungi. Dengan terpuaskannya wisatawan atau konsumen, lokasi wisata tersebut akan menjadi lebih dikenal di dunia pariwisata. Ketika sebuah lokasi wisata kurang dikenal, maka dapat dilakukan beberapa cara antara lain yaitu dengan promosi.

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

(21)

2.3 Pemasaran

2.3.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 2001: 7).

Pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan (Kotler, 2001: 9).

2.3.2 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (marketing mix), merupakan strategi dasar manajemen pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Menurut McCarthy (1960: 88), bauran pemasaran ini terdiri dari 4 macam (4P), yaitu:

Product, mengacu pada value yang terdapat pada produk tersebut, bagaimana produk tersebut memenuhi kebutuhan konsumen, serta penanganan kualitasnya.

(22)

Place, mengacu pada tempat produk tersebut dipasarkan, bagaimana agar tempatnya bisa dijangkau oleh konsumen.

Promotion, merupakan konsep bauran pemasaran yang terakhir, mengacu pada cara mempromosikan produk tersebut agar diterima konsumen dan melakukan pembelian. Promotion ini juga mencakup iklan dan publisitas.

2.3.3 Pemasaran Jasa

Pemasaran jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak terwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak berwujud (Stanton, 1981: 529). Dalam melakukan pemasaran jasa pihak pemasar harus dapat menyesuaikan dengan selera konsumen, karena indikator dari pemasaran jasa ini lebih menekankan pada kepuasan konsumen. Contoh-contoh pemasaran jasa yaitu jasa transportasi, jasa konsultan, jasa pendidikan, jasa pariwisata, jasa notaris, jasa perbankan, serta jasa telekomunikasi.

(23)

2.4 Promosi

2.4.1 Definisi Promosi

Menurut Stanson dalam Angipora (1999: 61), promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklarian, penjualan personal dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Lamb, Hair, McDaniel (2001: 116) mengungkapkan bahwa promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.

Menurut Simamora (2003: 285), promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu maupun rumah tangga.

2.4.2 Tujuan Promosi

Tujuan promosi menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001: 157) adalah: 1. Memberikan Informasi (Informing)

a. Meningkatkan kesadaran atas produk baru, kelas produk, atau atribut produk.

(24)

2. Membujuk pelanggan sasaran (Persuading) a. Mendororng perpindahan merek.

b. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. c. Mempengaruhi pelanggan untuk membeli sekarang. d. Merayu pelanggan untuk datang.

3. Mengingatkan (Reminding)

a. Mengingatkan konsumen bahwa produk mungkin dibutuhkan dalam waktu dekat ini.

b. Mengingatkan konsumen di mana untuk membeli produk tersebut. c. Mempertahankan kesadaran konsumen.

Jadi tujuan promosi adalah untuk mengenalkan produk kepada konsumen, agar konsumen mengetahui informasi tentang produk yang ditawarkan, mengubah perilaku konsumen terhadap produk tersebut, sehingga konsumen menyukai serta yakin akan produk yang ditawarkan dan mengkonsumsi produk tersebut.

2.4.3 Bauran Promosi

(25)

1. Periklanan (advertising)

Periklanan merupakan segala macam bentuk komunikasi yang dibayar dimana sponsor maupun perusahaan diidentifikasi. Media tradisional seperti televisi, radio, koran, majalah, buku, surat langsung, papan reklame dan kartu transit, contohnya iklan pada sejumlah bis, taksi, dan halte bis. Periklanan berpengaruh terhadap pangsa pasar, konsumen, dan loyalitas merek (Lamb, Hair, McDaniel, 2001: 147).

Fungsi utama iklan adalah menginformasikan konsumen mengenai produk (informing), mempengaruhi konsumen untuk membeli (persuading), dan mengingatkan kembali informasi yang telah diterima oleh konsumen (reminding), serta menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat konsumen tertarik sewaktu konsumen menerima dan mencerna informasi (entertaining).

2. Promosi Penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan (sales promotion) merupakan kegiatan promosi selain iklan, personal selling, dan publisitas. Jenis promosi ini menarik konsumen dengan cara pameran, membuat pajangan di toko, demonstrasi, serta menggunakan alat-alat penjualan seperti poster, brosur, dan sebagainya. 3. Penjualan pribadi (personal selling)

(26)

4. Publisitas (publicity)

Publisitas adalah sejumlah informasi tentang sasaran, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawas dari sponsor (Swastha, 1999: 239).

2.5 Brand

Menurut Straub dan Attner (Kennedy dan Soemanagara, 2006: 111)

Brand is a name, symbol, design, or combination of them that indentifies the

goods or service of a company”. Brand mengandung nilai kualitas sebuah barang atau jasa yang diperoleh dari pengalaman penggunaan satu produk atau lebih. Kualitas produk juga dipengaruhi oleh kemasan, model, dan garansi (Kennedy dan Soemanagara, 2006: 111).

Straub dan Attner dalam Kennedy dan Soemanagara (2006: 112) membagi

brand menjadi tiga:

1. Nama (brand name): bentuk kata, huruf, atau gabungan keduanya yang digunakan untuk memberikan ciri khas. Contoh: Toshiba, Aqua, Kapal Api dan sebagainya.

(27)

3. Karakter (trade character): simbol yang menunjukkan kualitas manusia. Contoh: Mr. Ronald Mc Donald untuk produk Mcdonald‟s, Andy pada produk Molto, Kwik pada produk Smarftren serta Mr. Versace pada pakaian Versace.

Berikut ini merupakan fungsi utama dari sebuah brand adalah Surya (2003: 26) :

1. Sebagai sebuah janji. Brand menjanjikan diferensiasi yang berarti,

menciptakan kecenderungan, dan mampu menjadikan produk „premium’.

2. Sebagai jalan pintas dalam pengambilan keputusan. 3. Sebagai aset yang menambah nilai finansial.

4. Menandakan perubahan kepada audience.

5. Menanggapi perubahan audience.

6. Mengkomunikasikan dan mengkomunikasikan kembali nilai-nilai instansi atau perusahaan pada masyarakat.

7. Memerangkati (to set) moral orang-orang didalam lingkungan perusahaan. 8. Mengabsahkan (to endorse) momentum untuk sebuah pernyataan jangka

panjang.

(28)

2.6 Brand Awareness

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu (Aaker, 1997: 90). Brand awareness menurut Rangkuti (2002: 243) adalah kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirangsang dengan kata-kata kunci.

Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness

Sumber: Aaker, 1991

Brand awareness ini terbagi menjadi empat tingkatan. yaitu: 1. Unaware of a brand

(29)

2. Brand recognition

Pada tingkatan ini seseorang baru sadar atau mengingat suatu merek (brand) tertentu saat orang lain menyebutkannya terlebih dahulu.

3. Brand recall

Brand recall merupakan tingkatan yang lebih tinggi daripada brand recognition di mana seseorang dapat diminta untuk menyebutkan merek-merek tertentu tanpa bantuan seperti pada tingkatan brand recognition. Biasanya merek-merek yang disebutkan sesudah top of mind merupakan

brand recall. 4. Top of mind

Top of mind adalah nama suatu merek (brand) yang pertama kali disebutkan oleh seseorang, merek yang sudah menjadi top of mind berada pada posisi yang istimewa dalam benak konsumen, merek tersebut menjadi pimpinan dibandingkan merek-merek lainnya (Aaker, 1991: 62).

Gambar 2.2 Bagan Brand Awareness

(30)

Keterangan:

1. Anchor to which other associations can be attached atau brand awareness

dapat menjadi sumber asosiasi lain

Suatu merek yang memiliki tingkat awareness tinggi akan membantu asosiasi-asosiasi melekat pada merek karena daya jelajah merek tersebut akan menjadi sangat tinggi dalam benak konsumen. Kondisi ini menunjukkan bahwa suatu merek yang memiliki tingkat awareness tinggi mampu menimbulkan asosiasi positif untuk produk lainnya.

2. Familiarity/liking atau Familiar/rasa suka

Secara umum seseorang akan lebih menyukai sesuatu yang lebih familiar. Konsumen yang memiliki tingkat awareness tinggi akan mudah akrab dengan suatu merek tertentu dan kemudia akan menimbulkan rasa suka terhadap merek tersebut.

3. Substance/commitment atau substansi/komitmen

Semakin tinggi awareness atas suatu nama produk menunjukkan semakin tinggi commitment dari merek (brand) tersebut. Disaat tingkat

(31)

4. Brand to consider atau mempertimbangkan merek

Pada saat konsumen melakukan proses pembelian, konsumen akan melakukan pemilihan alternatif. Sumber dalam proses pemilihan alternatif adalah ketersediaan informasi mengenai produk yang akan dibeli. Brand yang pertama kali muncul dalam benak konsumen (top of mind) memiliki kemungkinan untuk dibeli lebih besar daripada brand-brand yang tingkat

recallnya rendah atau yang tidak diingat oleh konsumen.

Menurut Durianto (2001: 57), biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah merek yang disukai atau merek yang dibenci. Durianto juga menjabarkan cara mencapai brand awareness sebagai berikut:

1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan dikemas dengan tampilan yang berbeda dibandingkan dengan pesan dari produk lainnya.

2. Pesan yang disampaikan juga harus memiliki kolerasi antara merek dengan kategori produknya.

3. Memakai slogan (tagline) atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen untuk mengingat merek.

4. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat dihubungkan dengan mereknya.

5. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat pelanggan.

(32)

7. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena membentuk ingatan lebih sulit daripada membentuk pengenalan.

Agar brand awareness tercapai dan produk menjadi top of mind, maka dalam periklanan harus dikomunikasikan empat peranan utama yaitu menjadi sumber asosiasi lain, menimbulkan rasa suka atau familiar, menjadi sumber komitmen terhadap merek, serta menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan merek.

2.7 Strategi Pemasaran

Menurut Guiltinan dan Paul (1992: 157), strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan. Pemasar harus memiliki strategi pemasaran yang mampu mempengaruhi konsumen yang menjadi target pasarnya. Penentuan segmentasi pasar, pemilihan pasar sasaran, dan positioning sebagai acuan dari marketing mix harus diperhatikan dengan baik agar dapat menentukan strategi pemasaran yang akan digunakan.

2.7.1 Mengidentifikasi Pasar (Identifying Market)

(33)
[image:33.595.91.505.105.530.2]

Gambar 2.3 Bagan Indetifying Market

Sumber: Jain, 2001

1. Customer Need (kebutuhan pelanggan)

(34)

2. Market Emergence (munculnya pasar)

Kebutuhan pelanggan menimbulkan peluang pasar dan kemunculan pasar. Untuk mengetahui sebuah nilai pasar, perkiraan mengenai potensi dari pasar itu sangatlah penting. Jika munculnya pasar ini dapat menarik pelanggan, maka strategi dalam mengambil langkah berikutnya adalah mengenai batasan pasar. Bagian ini akan membahas mengenai potensi dari pasar.

Secara sederhana, potensi pasar adalah total permintaan akan produk oleh pelanggan. Potensi pasar ini diukur agar dapat diketahui unsur-unsur sebagai berikut: ukuran pasar, pertumbuhan pasar, keuntungan, jenis keputusan pembelian, serta struktur pasar pelanggan.

3. Market Boundary Definition (definisi batasan pasar)

(35)

Pentingnya pangsa pasar untuk mengevaluasi kinerja dan untuk memandu wilayah periklanan, kekuatan penjualan, alokasi anggaran lain serta angka pertumbuhan dari tuntutan antitrust juga menghimbau agar definisi batasan pasar dapat dipertahankan. Dalam perancangan ini, untuk menentukan definisi batasan pasar menggunakan hasil dari SWOT dan studi eksisting.

4. Served Market (pasar yang dilayani)

Served market atau pasar yang dilayani adalah bagian dari qualified available market (pasar yang tersedia serta memenuhi syarat) yang ingin dimasuki oleh perusahaan.

5. Customer Segmentation (segmentasi pelanggan)

(36)

2.7.2 Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 64), analisis SWOT adalah penilaian menyeluruh terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) suatu perusahaan. Perusahaan harus dapat mengidentifikasi ancaman serta menemukan peluang dengan cara menganalisis pasarnya dan lingkungan pemasarannya. Sebelum itu pihak perusahaan harus menganalisis kekuatan dan kelemahannya serta tindakan pemasaran yang dilakukan saat ini. Perusahaan juga harus menganalisis kemungkinan tindakan pemasaran yang dapat dilakukan untuk menentukan peluang mana yang paling baik.

Kekuatan (strengths) meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor situasional positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan mencapai tujuannya. Kelemahan (weaknesses) meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional negatif yang dapat menghalangi performa perusahaan. Peluang (opportunities) adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada lingkungan eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Ancaman (threaths) adalah faktor pada lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan dan menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan.

(37)

Langkahnya adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatif yang berpotensi menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang telah diambil. Penyusunan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu (sedapat mungkin) hal-hal yang dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang positif, netral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks Pakal yang terdiri dari: 1. Strategi PE-KU (S-O)/Peluang dan Kekuatan: Mengembangkan peluang

menjadi kekuatan.

2. Strategi PE-LEM (W-O)/Peluang dan Kelemahan: Mengembangkan peluang untuk mengatasi kelemahan.

3. Strategi A-KU (S-T)/Ancaman dan Kekuatan: Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk menambah kekuatan.

4. Strategi A-LEM (W-T)/Ancaman dan Kelemahan: Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan. (Sarwono dan Lubis, 2007: 18-19).

2.7.3 Segmentation, Targeting and Positioning (STP)

(38)

Oleh sebab itu pemasar seharusnya merancang strategi pemasaran tersendiri bagi masing-masing konsumen. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan konsumen tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas konsumen yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda.

1. Segmentasi pasar (market segmentation)

Kotler, Bown, dan Makens (2002: 255-261) menyatakan bahwa segmentasi dapat dilakukan berdasarkan variable-variabel di bawah ini: a. Segmentasi geografis (geographic segmentation)

Segmentasi yang membagi pasar menjadi unit geografis yang berbeda-beda seperti negara, daerah otonomi, kota, iklim, atau kawasan pemukiman.

b. Segmentasi demografis (demographic segmentation)

(39)

c. Segmentasi perilaku (behavioral segmentation)

Segmentasi ini mengelompokkan konsumen berdasarkan pengetahuan, sikap, tingkat penggunaan atas sebuah produk atau jasa, serta manfaat yang dicari oleh konsumen dalam membeli sebuah produk atau jasa. d. Segmentasi psikografis (psychographic segmentation)

Segmentasi ini membagi konsumen menjadi kelompok yang berbeda-beda berdasarkan karakteristik gaya hidup dan kepribadian konsumen. 2. Targeting (market targeting)

Setelah mengevaluasi berbagai segmen, pemasar harus memutuskan segmen mana dan berapa segmen yang akan dilayani. Pasar sasaran mencakup seperangkat konsumen yang memiliki kebutuhan atau karakteristik umum yang ingin dilayani oleh perusahaan.

3. Positioning (market positioning)

Positioning adalah cara suatu produk itu didefinisikan oleh konsumen berdasarkan sejumlah atribut. Dengan kata lain, positioning adalah tentang bagaimana suatu merek perusahaan dapat masuk dan menguasai benak konsumen.

(40)

Penetapan posisi dimulai dengan produk, yaitu suatu barang, jasa, perusahaan, lembaga, atau bahkan seseorang. Pemasar dapat menggunakan 7 atribut penetapan posisi suatu produk, yaitu:

a. Penetapan posisi berdasarkan atribut produk.

b. Penetapan posisi berdasarkan manfaat tertentu yang ditawarkan bagi konsumen.

c. Penetapan posisi berdasarkan penggunanya.

d. Penetapan posisi berdasarkan siapa kelompok konsumen yang mungkin menjadi pemakai dari produk atau jasa perusahaan.

e. Penetapan posisi berdasarkan pesaing (lebih baik dari posisi pesaing saat ini).

f. Penetapan posisi berdasarkan kategori produk. g. Penetapan posisi berdasarkan mutu/harga.

2.7.4 Unique Selling Proposition (USP)

(41)

2.8 Above The Line dan Below The Line

Above The Line (ATL) adalah aktivitas promosi yang biasanya dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya membentuk citra merek yang diinginkan,contohnya : TV, Radio, Majalah, koran, billboard (Jefkins, 1995: 86).

Sedangkan Below The Line (BTL) adalah aktifitas promosi diluar media konvensional serta tidak mengharuskan adanya komisi. Pada dasarnya BTL merupakan media promosi yang tidak disiarkan melalui media massa, dan biro iklan tidak memungut komisi atas penyiarannya.

[image:41.595.91.514.307.522.2]

Berikut perbedaan ATL dan BTL menurut Amalia E. Maulana: Tabel 1 Perbedaan ATL dan BTL

Sumber:http://amaliamaulana.com/popular-article/the-end-of-the-line-mengakhiri-penggunaan-istilah-atl-vs-btl/ diakses pada 26 November 2013

Dalam perancangan ini media promosi yang akan digunakan untuk mempromosikan wisata pemandian air panas Padusan meliputi media above the line (billboard, iklan koran, penunjuk arah) untuk menjangkau audience dalam skala besar dan below the line (brosur, stiker), serta digunakan juga website

(42)

2.9 Logo

Logo berasal dari kata logos (bahasa Yunani) yang berarti: kata, pernyataan, bagian, proporsi. Kata logo juga diikuti oleh kata gram (berasal dari kata gramma) berarti: tanda, sehingga menjadi logogram. Kata logo juga kemudian disandingkan dengan kata type yang bersal dari kata typo, yang berarti perhurufan atau pencetakan huruf, sehingga menjadi logotype. Berikut ini merupakan penjelasan dari logotype, logo, dan logogram.

1. Logotype

Istilah logotype pertama kali muncul pada tahun 1810 – 1840 dan diartikan sebagai tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu (Rustan, 2009: 12). Sedangkan menurut Kusrianto (2007: 232) logotype atau tanda kata (word mark) merupakan nama lembaga, perusahaan, atau produk yang tampil dalam bentuk tulisan yang khusus untuk menggambarkan ciri khas secara komersial. Pada perkembangannya, orang membuat desain logotype

menjadi semakin unik dengan mengolah huruf, menambahkan elemen gambar, bahkan tulisan dan gambar berbaur jadi satu.

Adapun fungsi dari logotype (Rustan, 2009: 13) adalah:

a. Sebagai identitas diri. Untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain.

b. Sebagai tanda kepemilikan. Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain.

(43)

d. Mencegah peniruan/pembajakan. 2. Logo

Logo atau picture mark merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau perusahaan maupun organisasi (Kusrianto, 2007: 232).

Menurut Rustan (2009: 13) logo bisa berupa apa saja, seperti tulisan, gambar, logogram, ilustrasi dan lain-lain. Oleh karena itu, logo dapat dibedakan dalam empat kelompok sesuai dengan unsur pembentuknya (Kusrianto, 2007: 240), antara lain:

a. Logo dalam bentuk alphabetical

Logo yang terdiri dari bentuk huruf-huruf atau dimaksudkan untuk menggambarkan bentuk huruf dan kombinasi dari bentuk huruf.

b. Logo dalam bentuk benda konkret

Bentuk konkret, misalnya bentuk manusia (seorang tokoh, wajah, bentuk tubuh yang menarik), bentuk binatang, tanaman, maupun benda yang lain.

c. Bentuk abstrak, poligon, spiral, dan sebagainya

(44)

d. Simbol, nomor, dan elemen lain

Bentuk yang sudah dikenal untuk menggambarkan sesuatu seperti hati, tanda silang, tanda plus, tanda petir, tanda notasi musik, dan sebagainya.

Menurut Carter dalam Kusrianto (2007: 234) sebuah logo yang baik harus mencakup beberapa hal sebagai berikut:

a. Original dan destinctive, atau memiliki nilai kekhasan, keunikan, dan daya pembeda yang jelas.

b. Legible, memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda. c. Simple atau sederhana, mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu

yang relatif singkat.

d. Memorable atau cukup mudah untuk diingat, karena keunikannya, bahkan dalam kurun waktu yang relatif lama.

e. Easily assosiated with the company, dimana logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan atau organisasi.

(45)

3. Logogram

Logogram adalah sebuah simbol tulisan atau karakter yang mewakili sebuah kata/makna seperti angka-angka dan lambang-lambang matematika.

2.10 Tagline

Tagline adalah rangkaian kalimat pendek yang dipakai untuk mengasosiasikan sebuah brand atau merek di benak konsumen. Menurut Eric Swartz dalam Rustan (2009: 70), tagline merupakan susunan kata yang ringkas (biasanya tidak lebih dari tujuh kata), diletakkan mendampingi logo dan mengandung pesan brand yang kuat ditujukan kepada audience. Selain slogan,

tagline juga dikenal dengan istilah motto.

Masa pemakaian sebuah tagline pada suatu brand tidak selamanya, karena

tagline seringkali diganti untuk menyesuaikan perkembangan pasar dan trend. Selain itu, tagline harus efektif, karena tagline juga turut berfungsi dalam membentuk brand image di benak masyarakat, dan bukan sekedar sebagai tambahan/pemanis.

Jenis tagline antara lain adalah sebagai berikut: 1. Descriptive

(46)

2. Specific

Memposisikan dirinya sebagai yang tertinggi di bidangnya. Contoh:

“SOSRO ahlinya teh”, "BIMOLI, Kesempurnaan Minyak Goreng", "BANGO, Benar Benar Kecap" (Kecap Bango).

3. Superlative

Memposisikan dirinya sebagai yang paling unggul. Contoh: "ROYCO, Juara Bahannya Juara Lezatnya", “YAMAHA Semakin Di Depan”,

“KIJANG Memang Tiada Duanya”. 4. Imperative

Menyuruh atau menggambarkan suatu aksi, biasanya diawali dengan kata kerja. Contoh: "Winning With BLADE Catch It" (Honda Blade), "Take

TOSHIBA Take The World" (Toshiba Malaysia), "KOMPAS, Rayakan Perbedaan".

5. Provocative

Mengajak atau menantang/memancing logika atau emosi, seringkali berupa kalimat tanya. Contoh: "Mulai Lapar? Ambil SNICKERS!", "Orang Pintar Minum TOLAK ANGIN", "Be Different FISHERMAN'S FRIEND,

(47)

2.11 Strategi Desain Warna

Warna memiliki peranan penting dalam sebuah iklan. Penampilan wujud iklan dipengaruhi oleh peranan warna sehingga iklan menjadi menarik. Warna dapat memberikan sugesti bagi individu yang melihatnya. Warna tidak dapat berdiri sendiri, karena warna merupakan salah satu unsur dari seni rupa sehingga untuk membentuk keindahan harus didukung oleh unsur-unsur lainnya.

Danger dalam Morrisan (2010: 53) menyatakan bahwa warna adalah salah satu dari dua unsur yang menarik visual dan kenyataannya warna lebih menarik secara emosional daripada akal. Sedangkan menurut Heerwagen dalam Kristanto (2011: 49), warna adalah properti yang dapat individu lihat baik melalui sistem penglihatan maupun materi yang berasal dari sumber cahaya. Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang. Panjang gelombang warna yang masih dapat ditangkap mata manusia berkisar antara 380-630 nanometer.

Nugroho (2008: 21) menyatakan keberadaan warna merupakan salah satu faktor daya tarik kuat sebuah rancangan iklan. Akan tetapi, tidak semua warna yang digunakan secara berlebihan akan disukai oleh konsumen, mengingat konsumen sendiri memiliki latar belakang dan selera yang berbeda-beda.

(48)

Warna-warna yang identik dengan wisata pemandian air panas Padusan adalah warna hijau, biru, dan abu-abu.

2.12 Tipografi

Tipografi (pemilihan huruf) mempunyai peran yang penting dalam sebuah iklan. Meskipun peran utamanya bersifat fungsional – menyampaikan kata pesan, tetapi huruf juga mempunyai peran estetika dan pemilihan huruf memberi kontribusi pada dampak dan mood pesan (Moriarty, 2009: 516). Terdapat beberapa hal yang harus dipetimbangkan seorang desainer dalam memilih desain huruf, seperti:

1. Bentuk huruf atau font.

2. Cara menulis huruf besar, seperti menggunakan huruf besar semua atau tidak. 3. Variasi bentuk huruf yang dibuat dari manipulasi bentuknya.

4. Ujung blok huruf dan lebar kolomnya serta ukuran tipe huruf (tinggi vertikal). 5. Legibility, tingkat keterbacaan suatu huruf atau seberapa mudah hurufnya

dibaca.

2.13 Layout

(49)

1. Circus layout

Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Susunan yang “tidak beraturan” dalam penempatan gambar/tulisan tetapi tertata dengan baik, tampilan biasanya berupa banyak gambar produk dalam satu halaman.

Gambar 2.4 Circus Layout

Sumber: http://herdi73.wordpress.com/2013/09/ diakses pada 1 Desember 2013

2. Alphabet inspired layout

(50)

Gambar 2.5 Alphabet Inspired Layout

Sumber: http://mizrataufiq.deviantart.com/art/Alphabet-inspired-layout-309087378

diakses pada 1 Desember 2013

3. Multi panel layout

Bentuk iklan dengan tata letak yang dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dengan bentuk yang sama (square/double square semuanya).

Gambar 2.6 Multi Panel Layout

Sumber: http://www.behance.net/gallery/Ads-layout(for-academic-purposes-only)/10173145

(51)

4. Silhouette layout

Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau teknik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa text-rap atau warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan teknik fotografi.

Gambar 2.7 Silhouette Layout

Sumber: http://www.behance.net/gallery/Poster-Ad-Layouts-(Poster-Paint)/7060501

[image:51.595.91.503.273.611.2]
(52)

5. Copy-heavy layout

[image:52.595.94.500.191.522.2]

Tata letaknya mengutamakan bentuk copy writing (naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi layoutnya didominasi oleh penyajian teks.

Gambar 2.8 Copy-Heavy Layout

Sumber: http://www.panduaji.com/2012/01/10-type-of-magazine-layout.html diakses pada 1 Desember 2013

6. Mondrian layout

(53)

Gambar 2.9 Mondrian Layout

Sumber: http://www.panduaji.com/2012/01/10-type-of-magazine-layout.html diakses pada 1 Desember 2013

7. Jumble layout

Jumble layout adalah susunan penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari circus layout, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur. (Kusrianto, 2010: 142).

8. Picture window layout

(54)

Gambar 2.10 Picture Window Layout

Sumber: http://www.panduaji.com/2012/01/10-type-of-magazine-layout.html diakses pada 1 Desember 2013

9. Frame layout

Suatu tampilan tata letak iklan dimana border/bingkai/frame nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita).

10. Type specimen layout

[image:54.595.92.505.104.517.2]
(55)

11. Grid layout

Merupakan suatu layout iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.

12. Rebus layout

Susunan layout iklan yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita.

13. Bleed layout

Suatu layout iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame

(seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong (utuh) kalau Trim sudah dipotong.

14. Comic script layout

Layout iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan caption-nya.

15. Vertical panel layout

Layout ini memiliki tata letak yang menghadirkan garis pemisah secara vertikal dan membagi layout iklan tersebut.

16. Quadran layout

Bentuk layout iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume atau isi yang berbeda.

17. Angular layout

(56)

18. Two mortises layout

Merupakan layout iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil penggunaan atau detail dari produk yang ditawarkan.

19. Informal Balance Layout

Layout iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang.

20. Brace Layout

(57)

45

3.1 Metodologi Penelitian

Pada perancangan ini metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan wawancara, observasi, dokumentasi, serta studi pustaka (kepustakaan). Hal ini dilakukan karena pada proses perancangan ini membutuhkan rincian data serta informasi yang kompleks mengenai wisata pemandian air panas Padusan. Hasil pengumpulan data literatur maupun observasi lapangan yang akan digunakan untuk merancang branding wisata pemandian air panas Padusan ini dianalisis berdasarkan metode deskriptif kualitatif sehingga diperoleh sebuah kesimpulan.

(58)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Setelah menentukan metode penelitian yang akan digunakan, proses selanjutnya adalah melakukan pengunpulan data. Untuk memperoleh data yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan perlu dilakukannya teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi dan kepustakaan. Sehingga data yang diperoleh melalui penelitian dengan metode kualitatif ini dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu data yang merupakan hasil dari wawancara, data yang merupakan hasil dari observasi, serta data yang berupa dokumen atau teks.

1. Wawancara

(59)

Adapun dalam perancangan branding ini, wawancara dilakukan dengan Bapak Muslihudin, selaku Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Padusan yang mengetahui sejarah wisata pemandian air panas Padusan serta seluk beluknya. Wawancara juga dilakukan dengan beberapa pengunjung guna mengetahui minat dan ketertarikannya akan wisata pemandian air panas Padusan ini. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui permasalahan serta berbagai informasi yang mendukung perancangan branding ini.

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004: 104). Dalam hal ini observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung wisata pemandian air panas Padusan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dengan wisata pemandian air panas Padusan. Hal ini diperlukan untuk memperdalam penelitian. Data yang dikumpulkan berupa foto-foto lokasi (wisata pemandian air panas Padusan), arsip, serta data-data tertulis yang berkaitan dengan perancangan branding

(60)

4. Studi pustaka (kepustakaan)

Studi pustaka (kepustakaan) merupakan teknik pengumpulan data dengan bersumber dari buku-buku referensi yang bertujuan untuk memperkuat dan memperdalam materi mengenai branding serta sebagai dasar melakukan perancangan. Studi pustaka digunakan untuk memecahkan masalah yang ada.

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data (Ismawati, 2009: 19)

Dalam penelitian dengan menggunakan metode kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian itu berlangsung. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, serta dokumentasi. Setelah itu data diolah secara sistematis. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif (Miles dan Huberman, 1984: 15-21).

Berikut merupakan tahapan dalam menganalisa data dengan menggunakan model analisis interaktif :

1. Pengumpulan data

(61)

2. Reduksi data

Setelah data diperoleh, dilakukanlah reduksi data. Fungsi dari reduksi data ini adalah untuk memilih data yang relevan, memfokuskan data yang mengarah kepada pemecahan masalah dan mengkelompokkan data yang benar-benar dibutuhkan untuk proses perancangan. Hasil dari reduksi data ini berupa data yang lebih relevan dengan permasalahan dan memudahkan untuk menarik kesimpulan.

3. Penyajian data

Data yang sudah melalui proses reduksi data kemudian akan disajikan dalam bentuk tulisan atau kata-kata, gambar, grafik dan tabel. Tujuan dalam penyajian data ini adalah untuk menggabungkan informasi yang telah diperoleh sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi. Penyajian data juga akan memudahkan penguasaan informasi dari hasil penelitian, serta menghindari adanya pemikiran serta pengambilan keputusan secara subjektif. 4. Penarikan kesimpulan

(62)

Gambar 3.1 Skema Model Analisis Interaktif Sumber: Miles dan Huberman, 1984

3.3.1 Hasil dan Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi di lapangan dan wawancara pada tanggal 20 Oktober 2013 yang dilakukan dengan Bapak Muslihudin selaku Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Padusan yang mengetahui sejarah wisata pemandian air panas Padusan serta seluk beluknya. Wisata pemandian air panas Padusan awalnya ditemukan oleh masyarakat sekitar pada tahun 1970. Mulanya daerah wisata ini hanya dikelola secara swadaya oleh penduduk setempat. Hingga pada tahun 1979, ketika swadaya masyarakat tidak lagi mampu mengelola wisata pemandian air panas Padusan ini, pengelolaannya diserahkan kepada swasta perorangan atas nama Pak Waras.

(63)

Walaupun wisata pemandian air panas Padusan ini sudah dikemas secara moderen, tetapi Padusan selalu berusaha untuk menjaga kealamiannya dan menjadi pemandian air panas alami. Nama Padusan sendiri kurang begitu terkenal karena rata-rata pengunjung yang sudah pernah datang hanya mengetahui pemandian air panas ini bernama Pacet. Sedangkan nama asli dari wisata ini

adalah “Wana Wisata Padusan Pacet”. Kata Padusan sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu adus yang berarti mandi dan padusan yang berarti pemandian. Selain itu juga, dipilihnya nama Padusan karena nama desa di daerah tersebut bernama Desa Padusan.

Di bagian depan, di sekitar pintu masuk tempat pemandian, terdapat warung-warung penjual makanan. Salah satu keunikan di wisata pemandian air

(64)

Fasilitas dari wisata pemandian air panas Padusan ini adalah adanya 5 kolam, persewaan baju renang, kamar ganti dan kamar mandi, serta loker untuk menyimpan barang bawaan pengunjung. Wisata pemandian air panas ini memiliki 1 kolam renang dewasa, 1 kolam renang anak, dan 3 kolam air panas yang memiliki tingkatan suhu yang berbeda-beda. Selain wisata pemandian air panas, Padusan juga menawarkan wisata lain yaitu air terjun Grenjengan, camping ground, outbound area, rafting, serta horse riding.

Untuk kegiatan promosi, Pak Muslihudin mengatakan Padusan belum melakukan kegiatan promosi. Beliau menilai bahwa Mojokerto tergolong lemah dalam mempromosikan daerah wisatanya. Tetapi untuk outbond area memiliki

website sendiri yang juga mengangkat sedikit mengenai wisata pemandian air panas Padusan. Rata-rata pengunjung mengetahui tentang wisata ini dari group

(misal sekolah dan kantor), karena wisata pemandian air panas Padusan ini juga sering digunakan oleh sekolah-sekolah dalam melakukan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Selain itu pengunjung juga mengetahui tentang wisata pemandian air panas Padusan ini dari word of mouth atau informasi yang disampaikan melalui mulut ke mulut.

(65)

3.3.2 Studi Eksisting

Dalam analisa mengenai studi eksisting ini akan mengacu pada hasil dari observasi yang telah dilakukan terhadap wisata pemandian air panas Padusan dan data-data mengenai kompetitor. Dalam hal ini wisata pemandian air panas Padusan belum melakukan kegiatan promosi, sehingga tidak ditemukan adanya media promosi terdahulu. Promosi yang dilakukan hanya melalui word of mouth

(promosi dari mulut ke mulut).

[image:65.595.91.507.307.588.2]

Berikut ini merupakan data-data dokumentasi suasana di wisata pemandian air panas Padusan yang telah dikumpulkan.

Gambar 3.2 Kolam Air Panas Padusan Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

(66)
[image:66.595.94.516.288.694.2]

Gambar 3.3 Kolam Renang Dewasa Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Selain disediakannya kolam air panas dengan 3 tingkatan suhu, terdapat pula kolam renang untuk dewasa (Gambar 3.3) dan kolam renang anak-anak. Sehingga wisata ini tidak hanya menawarkan sarana relaksasi, tetapi juga menawarkan sarana untuk berolahraga, yaitu berenang. Kedalaman kolam renang dewasa berkisar antara 1,5 meter hingga 3 meter. Sedangkan kolam renang anak-anak kedalamannya 60 centimeter.

(67)
[image:67.595.91.505.213.492.2]

Gambar 3.4 menggambarkan letak ketiga kolam tersebut yang disusun bersebelahan. Kolam yang berisi air dengan suhu paling panas ukurannya tidak sebesar kolam lainnya, dikarenakan peminat untuk kolam dengan suhu paling panas ini tidak terlalu banyak.

Gambar 3.5 ATV

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Padusan Pacet juga menyediakan camping ground dan outbound area, dimana terdapat fasilitas penyewaan ATV (Gambar 3.5) dan flying fox. Selain itu juga terdapat wisata adrenalin berupa rafting, yang lebih dikenal dengan nama Rafting Pacet (Gambar 3.7).

Gambar 3.6 Peserta Rafting

(68)

Peserta rafting biasanya akan dijemput menggunakan mobil pick up

[image:68.595.95.506.302.530.2]

(Gambar 3.6) dan dibawa menuju lokasi rafting. Rafting Pacet ini sangat cocok bagi pengunjung yang ingin wisata adventure dan menguji adrenalin, karena Rafting Pacet merupakan salah satu rafting yang ekstrim di Jawa Timur. Dengan adanya fasilitas wisata yang lengkap menjadikan wisata pemandian air panas Padusan Pacet ini sangat cocok untuk menjadi tujuan wisata keluarga.

Gambar 3.7 Rafting Pacet Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

3.3.3 Mengidentifikasi Pasar (Identifying Market) Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet

(69)
[image:69.595.96.506.301.566.2]

Berikutnya yang perlu diperhatikan adalah mengenai kemunculan pasar. Selanjutnya perlu dilakukannya analisa SWOT dan studi eksisting untuk mengetahui definisi batasan pasar. Setelah itu, akan diperoleh informasi mengenai pasar yang dilayani oleh sebuah produk. Langkah terakhir yaitu menemukan segmentasi pelanggan, Segmentasi pelanggan ini biasa dikenal dengan sebutan STP (segmentation, targeting, positioning). Berikut merupakan skema urutan dalam melakukan segmentasi.

Gambar 3.8 Skema Indetifying Market

Sumber: Subhash C. Jain, 2001

1. Customer Need (kebutuhan pelanggan)

(70)

2. Market Emergence (munculnya pasar)

Munculnya pasar ini diakibatkan oleh ditemukannya sumber air panas yang berpotensi untuk dijadikan tempat wisata pemandian air panas dan setelah dijadikan tempat wisata mendapat tanggapan serta respon positif dari pelanggan (pengunjung).

3. Market Boundary Definition (definisi batasan pasar)

Dalam perancangan ini, untuk menentukan definisi batasan pasar diperoleh dari hasil analisa SWOT dan studi eksisting.

4. Served Market (pasar yang dilayani)

Pasar yang dilayani oleh wisata pemandian air panas Padusan ini adalah semua kalangan yang ingin berelaksasi. Tidak dapat dibatasi atau ditentukan secara umur, karena semua umur senang berwisata.

5. Customer Segmentation (segmentasi pelanggan)

Ini adalah tahap akhir dalam mengidentifikasi pasar, dimana pada tahap ini diperoleh informasi mengenai STP yang akan digunakan saat menentukan

(71)

59

3.3.4 SWOT Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet

Tabel 2 Matriks SWOT Perancangan Branding Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet

(72)

3.3.5 STP Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet

Dalam perancangan branding ini perlu diketahui mengenai segmentasi dari konsumen (dalam hal ini adalah pengunjung) yang dituju. Untuk itu perlu dilakukannya analisis mengenai STP seperti berikut ini.

1. Segmentation

a. Demografis:

1) Usia : 10 - 40 tahun

2) Jenis Kelamin : Laki-laki, perempuan

3) Siklus Hidup : Belum menikah, menikah belum mempunyai anak, dan menikah mempunyai anak

4) Profesi : Pelajar/mahasiswa, wiraswasta, ibu rumah tangga, PNS

5) Pendidikan : SD - perguruan tinggi 6) Kelas sosial : Menengah

b. Geografis

1) Wilayah : Jawa Timur 2) Iklim : Tropis c. Psikografis

1) Gaya Hidup : Suka menghabiskan waktu bersama keluarga, aktifitas padat dan butuh refleksi 2. Behavioral

(73)

b. Sikap terhadap produk : Tertarik dan respon positif 3. Targeting

Orang yang menyukai refleksi serta bersantai bersama keluarga dengan suasana yang alami

4. Positioning

Sebagai tempat wisata yang menawarkan pemandian air panas alami dengan pemandangan alam yang indah

3.3.6 Analisis Kompetitor

Kompetitor dari wisata pemandian air panas Padusan ini adalah pemandian air panas Cangar, yaitu pemandian air panas yang terletak di kota Batu. Dipilihnya pemandian air panas Cangar sebagai kompetitor dikarenakan oleh adanya kemiripan produk serta konsepnya Padusan. Wisata pemandian air panas Padusan dan Cangar sama-sama memiliki 3 kolam air panas yang memiliki tingkatan panas yang berbeda-beda. Selain itu di pemandian air panas Cangar juga terdapat kolam renang seperti halnya pada pemandian air panas Padusan. Di pemandian air panas Cangar ini pula terdapat kolam air panas khusus wanita yang disediakan dengan lokasi kolam yang tertutup.

(74)

3.4 Keyword

Untuk pemilihan keyword dalam merancang branding pemandian air panas Padusan ini diperoleh dari data-data hasil observasi dan wawancara yang sudah diolah menjadi SWOT dan STP.

Dari analisis SWOT seperti yang tercantum dalam tabel 3.1, setelah disimpulkan akan diperoleh keywordNatural”. Sedangkan dari analisis STP, tepatnya pada behavioral-nya, setelah disimpulkan akan diperoleh keywordCalm”. Maka dari analisis SWOT dan STP diperoleh keyword Natural and

Calm”. Definisi dari “Natural and Calm” adalah alami dan

tenang/menenangkan/ketenangan, kata ini terbentuk berdasarkan konsep sebuah pemandian air panas yaitu tempat dimana seseorang dapat merelaksasikan tubuh. Dengan keywordNatural and Calm”, wisata pemandian air panas Padusan ini

akan mengusung konsep alami dan ketenangan sebagai bahan untuk perancangan

brandingnya.

(75)

Gambar 3.9 Skema Hasil Identifying Market

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

3.4.1 Deskripsi Konsep

Dari hasil analisis SWOT dan STP telah diperoleh keyword Natural and Calm”. Dimana dengan keyword ini ingin menciptakan wisata pemandian air panas yang alami serta menawarkan ketenangan untuk relaksasi.

Keyword ini yang akan dipakai sebagai acuan dalam merancang branding

wisata pemandian air panas Padusan. Mulai dari penentuan warna, akan dipilih warna-warna yang sesuai dengan konsep “Natural and Calm”, hingga penentuan

desain logo dan media promosi yang digunakan akan disesuaikan dengan konsep

(76)

3.5 Metode Perancangan Karya 3.5.1 Alur Perancangan

(77)

Gambar 3.10 Skema Alur Perancangan Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

3.5.2 Konsep Kreatif

Konsep kreatif yang digunakan untuk merancang branding wisata pemandian air panas Padusan sebagai upaya meningkatkan brand awareness

adalah sebagai berikut.

1. Tema Pokok Perancangan/Big Idea

Tema pokok dalam perancangan branding wisata pemandian air panas

Padusan ini adalah “Natural and Calm”. Tema ini bertujuan untuk

(78)

Walaupun pemandian air panas Padusan sudah dikemas secara moderen, tetapi tetap tidak meninggalkan unsur-unsur kealamiannya.

2. Positioning

Menempatkan wisata pemandian air panas Padusan sebagai tempat wisata yang menawarkan pemandian air panas alami dengan pemandangan alam yang indah serta sebagai tempat yang sangat cocok untuk relaksasi.

3. USP (Unique Selling Proposition)

Wisata pemandian air panas alami yang tidak hanya menawarkan kenyamanan berendam di kolam air panas, tetapi juga menawarkan berbagai alternatif wisata lain seperti air terjun Grenjengan, camping ground, outbound area, rafting, serta horse riding.

4. Visualisasi

a. Menggunakan foto-foto pemandangan dan fasilitas wisata pemandian air panas Padusan pada media promosi yang akan dirancang, sehingga menimbulkan kesan alami yang sesuai dengan konsep dan tema pokok perancangan.

b. Dalam menentukan tipografi yang akan digunakan dibuatlah beberapa alternatif dan dilakukanlah diskusi serta wawancara kepada pihak manajemen Padusan (Bapak Muslihudin selaku ketua LMDH Padusan), sehingga diperoleh tipografi yang sesuai dengan konsep Padusan yaitu

Natural and Calm”. Berikut merupakan alternatif huruf untuk logotype

(79)

Gambar 3.11 Alternatif Huruf untuk Menjadi Logotype

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Tipografi yang akan digunakan disesuaikan dengan karakter dari wisata pemandian air panas Padusan ini sendiri.

Tabel 3 Penentuan Pemilihan Tipografi untuk Logotype

Jenis Huruf Font Sans Serif (Eight One) Font Script (Daniel)

Font Sans Serif (PuppyBellies)

Font Serif (Centaur)

Kesesuaian dengan Konsep (“Natural and

Calm”)  

Menimbulkan Kesan

Nyaman

Menimbulkan Kesan

Santai   

Menimbulkan Kesan

Tenang   

Legible   

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

(80)

Tipografi untuk logotype dari wisata pemandian air panas Padusan ini akan memakai jenis huruf Sans Serif dengan font Eight One. Kusrianto menyebutkan bahwa huruf tanpa kait memiliki sifat streamline, fungsional, serta kontemporer (Kusrianto, 2007: 50).

Gambar 3.12 Font Eight One yang Terpilih Menjadi Huruf Logotype

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Sedangkan untuk headline, caption serta body copy akan disesuaikan dengan logotype yang terpilih, digunakanlah jenis tipografi Sans Serif

dengan font Comfortaa.

Gambar 3.13 Font Comfortaa yang Terpilih Menjadi Huruf untuk

Headline, Caption dan Body Copy

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

c. Dalam menentukan warna yang akan digunakan untuk perancangan

[image:80.595.93.505.218.535.2]
(81)
[image:81.595.94.503.248.543.2]

Pada perancangan ini dipilihlah teori warna dari Shigenobu Koba

Gambar

Gambar 2.3 Bagan Indetifying Market
Tabel 1 Perbedaan ATL dan BTL
Gambar 2.7  Silhouette Layout
Gambar 2.8 Copy-Heavy Layout
+7

Referensi

Dokumen terkait

Spesies jamur xerofilik yang terdapat pada lada bubuk yaitu Aspergillus candidus, Aspergillus ochraceus, Aspergillus fumigatus, Eurotium herbariorum, Aspergillus

Uji biodegradasi plastik dalam penelitian ini menggunakan metode kolom Winogradsky (Gambar 1) dengan menggunakan inokulum berupa mikroorganisme yang berasal dari air sampah

b. Dalam ayat ini disebutkan bahwa hukuman tertinggi bagi tindak pembunuhan adalah dibunuh.. menerapkan hukuman tertinggi kepada pembunuh secara aniaya dan

Inverter mampu melakukan exsitasi mesin-mesin listrik baik satu phase maupun 3 phase dengan menyerap daya awalan yang sangat sedikit dan mempunyai torsi yang sangat

Setiap dalam pertandingan futsal yang akan diselenggarakan, Panitia pertandingan sulit menentukan tim yang akan bermain secara objektif dengan menggunakan metode yang

KOMUNITAS BROKEN HOME (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Pola Komunikasi Komunitas Broken Home Jogja), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan

Salah satu program acara yang banyak digemari pendengar adalah acara Sehat Islami yang merupakan acara yang mengulas berbagai pengobatan yang sesuai dengan ajaran

utilitas part-worth yang telah diestimasi dapat digunakan secara sendiri-sendiri atau dalam kombinasi dengan variabel lain (seperti demografik) untuk mendapatkan