• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA HAMA PADA TANAMAN CABAI DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS ANDROID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA HAMA PADA TANAMAN CABAI DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS ANDROID."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

CHAINING BERBASIS ANDROID

SKRIPSI

Oleh :

TEGUH HERLAMBANG

0734010191

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

CHAINING BERBASIS ANDROID

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

J ur usan Teknik Infor matika

Oleh :

TEGUH HERLAMBANG

0734010191

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

ii

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur atas kehadiran Allah S.W.T

karena atas rahmat dan karunia-Nyalah akhirnya laporan tugas akhir ini dapat

penulis selesaikan. Tak lupa pula shalawat dan salam penulis panjatkan kepada

Nabi akhir zaman Muhammad S.A.W, karena berkat perjuangannyalah karunia

Iman dan Islam senantiasa menjadi inspirasi bagi penulis.

Adapun maksud penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai

gambaran terhadap apa yang penulis kerjakan pada Tugas Akhir. Selain itu juga

laporan ini sebagai syarat untuk pelaksanaan mata kuliah Tugas Akhir dalam

menyelesaikan program studi strata satu (S-1) di Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyelesaian penulisan laporan Tugas Akhir ini. Namun penulis berusaha

menyelesaikan laporan ini dengan sebaik mungkin.

Segala kritik saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari

semua pihak, guna perbaikan dan pengembangan di masa yang akan datang.

Akhirnya besar harapan penulis agar laporan ini dapat diterima dan berguna bagi

semua pihak.

Surabaya, Juni 2013

(4)

iii

2.2.1. Pengendalian dan Pemberantasan Hama Cabai ………...……... 16

2.3. Sistem Pakar ………...……….……... 17

2.3.1. Ciri-Ciri Sistem Pakar ………...………... 19

2.3.2. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar ………...……… 20

(5)

iv

2.4.3. Konsep Java Sebagai Object Oriented Program ………...…….. 30

2.5. Android ………...………...……... 33

2.5.1. Pengenalan Sistem Operasi Android ………...………... 36

2.5.1.1. Arsitektur Sistem Operasi Android ………...………... 37

2.5.2. Tipe Aplikasi Android ………...……….. 41

2.9. Android Software Development Kit (SDK) ………...……… 53

2.10. Android Development Tools (ADT) ………...……….... 53

2.11. Struktur Navigasi ………...………. 54

BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN SISTEM 56

3.1.Analisis Sistem ………... 56

(6)

v

3.2.3.Kebutuhan Simpanan (Basis Data)…….….………. 58

3.3.Perancangan Aturan Hama Tanaman Cabai .…..……….…………... 59

3.3.1.Perancangan Block Diagram ……….. 59

3.3.2.Perancangan Dependency Diagram .… ……… 61

3.4.Desain Arsitektur ……… 63

3.10.2.Perancangan Aturan Hama Tanaman Cabai .…..……….…… 74

3.11.Perancangan Skenario Uji Coba User Dan Admin ..…………..…… 76

3.11.1.Perancangan Skenario Uji Coba User …….…..…….….…… 76

3.11.2.Perancangan Skenario Uji Coba Admin .…..………..….…… 77

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJ I COBA 79

4.1.Spesifikasi perangkat keras dan lunak ……….…… 79

4.1.1.Spesifikasi Perangkat Keras ………. 79

4.1.2.Spesifikasi Perangkat Lunak …..……… 80

4.2.Implementasi Antar Muka ………..……… 82

4.2.1.Interface User …………..….……… 82

4.2.1.1.Form User …..……..……… 82

4.2.1.2.Form Konsultasi Hama …..………. 83

4.2.1.3.Form Hasil Konsultasi Hama ..……… 84

(7)

vi

4.2.2.3.Form Pengaturan Hama ………. 86

4.2.2.4.Form Pengaturan Gejala ..……… 87

4.2.2.5.Form Pengaturan Rule ……… 88

4.3.Uji Coba Menu Konsultasi ….……….………. 89

4.3.1.Tampilan Halaman Depan Konsultasi ………. 89

4.3.2.Tampilan Menu Utama Konsultasi ……….. 90

4.3.3.Pertanyaan Gejala ..………...……… 90

4.3.4.Hasil Konsultasi Hama ……… 92

4.3.5.Hasil Kemungkinan Hama ……….………. 93

4.3.6.Hasil Konsultasi Tidak Memilih ………. 93

4.4.Uji Coba Menu Admin ..……… 94

4.4.1.Tampilan Halaman Depan Admin ……...……… 94

4.4.2.Tampilan Menu Utama Admin ……...………….……… 95

4.5.Uji Coba Penambahan Hama ……...……….…… 95

4.5.1.Hasil Penambahan Hama Baru …….…...……… 96

4.6.Uji Coba Penambahan Gejala ……….…...………….……… 96

4.6.1.Hasil Uji Coba Penambahan Gejala ……...……… 97

(8)

i

Cabai Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android

Dosen Pembimbing I : Ir. Purnomo Edi.S., MP

Dosen Pembimbing II : Fetty Tri Anggraeny S. Kom

Penyusun : Teguh Herlambang

____________________________________________________________________

ABSTRAK

Salah satu kendala melakukan budidaya tanaman cabai adalah dalam mengatasi hama pada tanaman. Serangan hama dapat menurunkan produktivitas dan bahkan menyebabkan gagal panen yang berpengaruh terhadap salah satu sumber devisa negara. Oleh karena itu pendiagnosaan terhadap hama tanaman cabai harus dilakukan dengan cepat dan akurat. Sistem pakar dihadirkan sebagai pilihan kedua setelah pakar dalam melakukan konsultasi. Dengan menggunakan metode Forward

Chaining berbasis Android, aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa hama yang

dapat memberikan solusi berdasarkan gejala-gejala yang ada, dilengkapi dengan keterangan dan gambar dibuat guna mempercepat pendiagnosaan. Berdasarkan evaluasi sistem pada tahap verifikasi kinerja sistem, aplikasi sistem pakar pendiagnosis hama tanaman cabai yang menggunakan forward chaining dan berbasis Android juga dapat dijadikan sebagai sistem pembelajaran kepada mahasiswa fakultas pertanian tentang hama tanaman cabai.

(9)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, banyak memberikan

pengaruh terhadap perkembangan pada berbagai sektor, dan salah satunya adalah

sektor pertanian, dimana semakin banyak teknologi yang dikembangkan untuk

digunakan agar mempermudah banyak pekerjaan dalam pertanian, sehingga

hasilnya menjadi lebih efisien dan efektif. Kemajuan teknologi banyak

memberikan pengaruh dalam proses pekerjaan di bidang pertanian, dimana

banyak peralatan pertanian yang dikembangkan sehingga proses pekerjaan

pertanian dapat diselesaikan dengan baik, dan memberikan hasil yang lebih baik

dari segi kuantitas maupun kualitas.

Salah satu teknologi yang banyak dikembangkan adalah teknologi yang

untuk mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi

kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan sistem pakar adalah salah satu

bagian dari kecerdasan buatan yang mengandung pengetahuan dan pengalaman

yang dimasukkan oleh satu atau banyak pakar ke dalam satu area pengetahuan

tertentu, sehingga user dapat menggunakan sistem untuk menentukan solusi yang

tepat dari permasalahan yang ada.

Seiring dengan tingkat mobilitas yang tinggi, beberapa tahun terakhir

(10)

yang paling pesat adalah Handphone dimana hampir setiap orang memilikinya.

handphone yang sedianya sebagai alat komunikasi, saat ini sudah lebih dari fungsi

dasarnya. Berbagai macam fitur telah ditanamkan, seperti pengolah gambar dan

video, pengolah dokumen dan lain sebagainya. Hal ini tak lepas dari penggunaan

Sistem Operasi pada handphone layaknya pada komputer, handphone pun dapat

di instal berbagai macam aplikasi yang diinginkan.

Android sebagai Sistem Operasi berbasis linux yang dapat digunakan di

berbagai perangkat mobile. Android memiliki tujuan utama untuk memajukan

inovasi piranti telepon bergerak agar pengguna mampu mengeksplorasi

kemampuan dan menambah pengalaman lebih dibandingkan dengan platform

mobile lainnya. Hingga saat ini Android terus berkembang, baik secara sistem

maupun aplikasinya.

Sektor pertanian pun telah banyak menerapkan komputerisasi dalam

mengolah dan menyajikan informasi secara tepat, akurat, dan cepat, sehingga

dapat bermanfaat dalam menyelesaikan suatu permasalahan pada proses pekerjaan

pada sektor pertanian. Hal ini membuat proses pekerjaan yang dilakukan lebih

teliti dan optimal, karena tingkat persentase human error pada pekerjaan dapat

diminimalkan sehingga dapat memberikan hasil pertanian yang berkualitas baik.

Cabai merupakan salah satu komoditi agrobisnis pertanian atau

perkebunan di Indonesia yang banyak diminati oleh para petani. Hal ini

disebabkan makanan di Indonesia pada umumnya banyak menggunakan cabai,

sehingga cabai menjadi komoditi yang sangat menjanjikan bagi petani. Masalah

(11)

perlu untuk mendiagnosa gangguan yang menyerang tanaman cabai tersebut,

sehingga perlu diambil keputusan yang tepat untuk menangani masalah tersebut,

karena jika terjadi kesalahan dalam mendiagnosa, maka bukan saja akan membuat

biaya untuk pestisida yang bengkak, tetapi juga dapat mengakibatkan tanaman

cabai mati, sehingga panen menjadi gagal. Sehingga diperlukan seorang pakar di

bidang pertanian untuk melakukan diagnosa, namun seorang pakar tidak selalu

dapat hadir untuk membantu.

Untuk itulah perlu dikembangkan suatu sistem pakar untuk membantu

mendiagnosa gangguan pada tanaman cabai, yang bertujuan untuk mengadopsi

kemampuan yang mirip dengan pakar dalam berpikir atau bernalar dengan

ketelitian serta informasi yang tepat dan akurat, sehingga dapat menggantikan

peran vital seorang pakar dalam mencari solusi, memberikan keputusan, dan

memprediksi, sehingga memberikan kemudahan bagi orang yang awam dalam

mendiagnosa gangguan pada tanaman cabai.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang diambil penulis adalah bagaimana membangun suatu

aplikasi sistem pakar yang dapat digunakan untuk mendiagnosa hama pada

tanaman cabai. Perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana menerapkan metode forward chaining pada pembuatan sistem

pakar sehingga dapat memberikan solusi berupa diagnosis jenis gangguan

(12)

b. Bagaimana tingkat akurasi sistem pakar dalam mendiagnosa hama pada

tanaman cabai?

c. Bagaimana mengimplementasikan aturan (rules) pada basis pengetahuan

(knowledge base) sehingga sistem pakar dapat menghasilkan solusi yang

tepat?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

a) Sistem pakar mendiagnosa gangguan yang menyerang tanaman cabai

yang berupa hama pada tanaman yang disebabkan oleh cendawan,

bakteri, ataupun virus.

b) Jenis cabai yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini adalah jenis

cabai yang umumnya ditanam di Indonesia yaitu jenis cabai besar,

jenis cabai kecil/rawit dan jenis cabai keriting.

c) Sistem pakar ini mendiagnosa gangguan tanaman cabai melalui

gejala-gejala yang tampak pada fisik dari tanaman cabai.

d) Sistem ini memberikan anjuran tingkat kadar pemakaian pestisida pada

hama tanaman cabai.

e) Hasil dari diagnosis sistem berupa satu jenis hama pada tanaman cabai.

f) User dari sistem pakar yang akan dibangun adalah petani serta

mahasiswa pertanian.

(13)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Hama

pada Tanaman Cabai berbais Android ini antara lain :

a) Menciptakan sebuah sistem yang mampu mendiagnosa jenis gangguan

yang menyerang tanaman cabai dengan tepat berdasarkan gejala-gejala

serta memberikan anjuran jenis pestisida yang tepat digunakan untuk

pengendalian gangguan yang terdiagnosis berdasarkan teori dan

pengetahuan dari refrensi serta pakar di bidang pertanian.

b) Memberikan sarana sistem pakar dengan mudah, cepat, dan praktis dalam

mendiagnosa hama pada tanaman cabai berbasis perangkat mobile.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat dari sistem pakar untuk mendiagnosa hama pada tanaman

cabai dengan metode forward chaining berbasis android adalah :

a) Dapat membantu user atau pengguna untuk mendiagnosa hama pada

tanaman cabai.

b) Mengetahui hama pada tanaman cabai melalui alat bantu sistem pakar.

c) Memberikan informasi pada user untuk mengenal lebih jauh tentang

bagaimana karakteristik dan profil hama pada tanaman cabai tersebut.

d) Mengetahui cara memberantas maupun menggendalikan hama pada

(14)

1.6 Metode Penelitian

Adapun untuk menyelesaikan tugas akhir ini, penulis melalui beberapa

tahapan-tahapan yang akan di lalui, yaitu :

a. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan referensi baik dari

buku, internet, maupun sumber-sumber yang lainnya yang terkait dengan

judul penelitian ini.

b. Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara : observasi, identifikasi dan

klasifikasi melalui studi literatur. Dari pengumpulan data tersebut dapat

dilakukan analisis data, yaitu dengan cara pengidentifikasian hama yang

menyerang tanaman cabai. Kemudian akan ditentukan suatu pemecahan

permasalahan pengendalian yang tepat untuk mengatasi hama yang

menyerang tanaman cabai.

c. Perancangan Sistem

Perancangan sistem yaitu melakukan analisa awal terhadap sistem yang akan

dibuat, dan memberikan pemecahan masalah yang dilakukan secara sistem

komputerisasi dengan cara mengklasifikasikan hama yang menyerang

tanaman cabai. Kemudian pada rancangan sistem akan di identifikasi

metode yang akan dipakai dalam pencarian solusi yang tepat guna mengatasi

(15)

d. Pembuatan program

Melakukan implementasi terhadap sistem berdasarkan hasil dari

perancangan sistem yang disesuaikan dengan kebutuhan.

e. Ujicoba sistem

Ujicoba sistem ini dilakukan dengan cara memverifikasi hasil dari setiap

tahap pembuatan program secara formal. Selain itu ujicoba program dapat

dilakukan pada akhir dari tahap-tahap analisa sistem, desain sistem dan

tahap penerapan sistem atau implementasi sistem.

f. Pembuatan Kesimpulan

Pada tahap ini program telah berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang

diharapkan.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran

umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang yang menjelaskan tentang

definisi Sistem pakar dan device mobile android dimana berkaitan

dengan permasalahan hama pada tanaman cabai serta solusi yang

di dapat, rumusan masalah, batasan masalah, metodologi

(16)

pembaca serta sistematika penulisan yang digunakan dalam

laporan tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang

berkaitan dengan topik masalah yang diambil dan hal-hal yang

berguna dalam proses analisis permasalahan, sehingga

memudahkan penulis dalam menyelesaikannya.

BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini berisikan tentang proses analisis dan perancangan

sistem pakar untuk mendiagnosa hama pada tanaman cabai dengan

metode forward chaining berbasis android yang akan dibuat dengan

Eclipse sebagai editor dalam pembuatan coding aplikasi ini.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA SISTEM

Pada bab ini berisi hasil implementasi dan uji coba dari

perancangan yang telah dibuat sebelumnya, beserta

pembahasannya tentang Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Hama

pada tanaman cabai Berbasis Android, sehingga dapat

mempermudah dalam pembuatan dan evaluasi program, serta

bertujuan mencari kekurangan program agar dapat segera

(17)

BAB V PENUTUP

Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan dari keseluruhan isi

dari laporan tugas akhir serta saran yang disampaikan penulis

untuk pengembangan sistem yang ada demi kesempurnaan sistem

yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

(18)

10

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Cabai

Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dari family terong-terongan

yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuum L. Pusat asal (penyebaran primer)

spesies ini di Meksiko, kemudian menyebar ke negara-negara benua Amerika,

Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Tanaman cabai banyak ragam tipe

pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20-30 spesies yang

sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya

mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabai besar, cabai keriting, dan cabai rawit.

Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya

Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C.

Cabai juga merupakan salah satu bumbu dasar untuk penyedap rasa

masakan, umumnya berwarna merah menyala atau hijau tua. Jika cabe dibelah,

maka kita akan menemukan tangkai putih di dalamnya yang mengandung zat

capsaicin yang seperti minyak dan menyengat sel-sel pengecap lidah. Zat inilah

yang mengakibatkan cabai menjadi pedas dan panas di lidah ketika kita

mengkonsumsinya.

Tapi zat ini juga yang membuat orang ketagihan dan kecanduan saat

menyantap makanan. Namun, dibalik sensasi rasa pedasnya terdapat berjuta

manfaat dan kandungan gizi yg belum kita ketahui sebelumnya. Selain berkhasiat

(19)

Contohnya, pada cabai rawit yang rasa pedasnya luar biasa, ternyata mengandung

vitamin C dan betakaroten (provitamin A) yang konon dapat mengalahkan

kandungan pada buah-buahan seperti mangga, nanas, pepaya atau semangka.

Sebetulnya di antara jenis-jenis cabai lainnya, paprika merah memiliki

kandungan vitamin C yang paling tinggi hingga dua kali lipat. Sementara kadar

betakarotennya pun lebih unggul dibandingkan dengan paprika hijau, 9 kali lebih

besar. Sebagian besar kandungan beta karoten paprika terkonsentrasi pada bagian

di dekat kulit.Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabai juga dapat

digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri

makanan dan industri obat-obatan atau jamu. (Nurwansyah, 2011)

2.1.1. Klasifikasi Cabai

Di dalam dunia tumbuhan, tanaman cabai diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)

Genus : Capsicum

(20)

2.1.2. Karakteristik Cabai

Seperti pada tanaman lainnya, tanaman cabai terdiri dari akar, buah, daun,

batang dan bunga. Berikut ini adalah karakteristik cabai dilihat dari bagian

tanaman akar, buah, daun, batang dan bunga serta ciri-ciri tanaman cabai

sebagaimana dipaparkan dalam table 2.1. (Faizar Nur, 2011)

Tabel 2.1 Karakteristik cabai

No Bagian Tanaman Ciri-ciri

1. Akar o Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup

rumit dan hanya terdiri dari akar serabut saja.

o Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme.

o Meskipun tidak memiliki akar tunggang,

namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu.

2. Buah o Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai

yang paling banyak dikenal dan memiliki banyak variasi.

o Buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell.

o Hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama.

3. Daun o Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies

dan varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set.

o Warna permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau.

(21)

4. Batang o Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu. Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak percabangan.

o Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar, panjang batang dapat mencapai 2 meter bahkan lebih.

o Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul warna coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim.

5. Bunga o Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun

memiliki bentuk yang sama, yaitu berbentuk bintang, ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang).

o Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 — 3 bunga saja.

o Mahkota bunga tanaman cabai warnanya

bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara 5 — 20 mm.

o Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir

sama), sehingga tanaman dapat melakukan

penyerbukan sendiri.

2.1.3. Manfaat Cabai

Berbagai kegiatan penelitian menyimpulkan dibalik rasa pedasnya, cabai

memiliki banyak manfaat terutama bagi kesehatan. Diantara manfaatnya cabai

dapat mengurangi resiko kanker, menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan

bahkan dapat menyembuhkan luka. Diantaranya adalah Dokter Khursheed

(22)

konsumsi makanan pedas secara teratur untuk meningkatkan kualitas kesehatan

tubuh. Menurutnya, mengkonsumsi makanan pedas secara tidak berlebihan sangat

baik bagi kesehatan dan mengurangi risiko kanker.

Hasil penelitian laboratorium di Inggris menemukan, kandungan capsaicin

pada cabai yang menimbulkan rasa pedas, dapat membunuh sel kanker tanpa

merusak sel normal. Jadi tidak heran mengapa beberapa kasus kanker di Meksiko

dan India, yang masyarakatnya banyak mengkonsumsi makanan pedas, lebih

sedikit dibandingkan negara-negara Barat, yang masyarakatnya cenderung tidak

suka makanan pedas.

Sementara itu, dua penelitian yang dilakukan tim dari Australia juga

mengungkap, menambahkan cabai dalam setiap masakan bisa menurunkan kadar

kolesterol dalam darah. Hasil penelitian itu juga menjelaskan, makanan pedas juga

bisa menstabilkan kadar insulin dalam darah.

Dalam takaran yang tidak berlebihan, makanan pedas bahkan bermanfaat

untuk kesehatan lambung. Demikian hasil studi yang dilakukan tim peneliti dari

Hungaria. Capsaicin bisa mengurangi asam lambung dan berfungsi sebagai

antiinflamasi. (theglobal, 2008)

2.2 Hama pada Tanaman Cabai

Hama pada tanaman cabai merupakan binatang pengganggu tanaman.

Hama yang menyerang tanaman biasanya berasal dari serangga. Jenisnya juga

bermacam-macam. Untuk jenis hama diantarannya Thrips, Tungau, Lalat buah,

Kutu daun, Kutu kebul, Ulat buah, Ulat gerayak. Macam hama dan gejala

serangan hama yang sering menyerang tanaman cabai dipaparkan dalam Tabel

(23)

Tabel 2.2 Macam Hama dan gejala-gejala Hama Cabai

No. Macam Hama Gejala Penyebab

1. Thrips 1) Daun :

- Permukaan bawah

keperak-perakan

- Permukaan bawah berwarna

tembaga

- Kaku dan melengkung ke bawah

- Rontok dan mati

2) Bunga :

- Tunas dan bunga gugur

Tungau (MITE)

3. Lalat Buah 1) Buah :

- Bercak-bercak kecil kehitaman - Di dalam buah terdapat belatung

- Busuk dan gugur

2) Tanaman layu dan mati 3) Tanaman menjadi kerdil

Myzus persicae Sulz

5. Kutu Kebul 1) Daun :

- Bercak nekrotik pada daun

- Ada embun jelaga berwarna

- Di dalam buah terdapat ulat

- Busuk dan gugur

3) Serangan terjadi pada malam hari

(24)

2.2.1 Pengendalian dan Pemberantasan Hama Cabai

Hama penting pada tanaman dan buah cabai, di antaranya thrips, kutu

daun apids, kutu daun persik, tungau, kutu kebul, lalat buah, dan ulat gerayak.

Beberapa hama merupakan pembawa (vektor) penyakit penting. Satu ekor hama

dapat menularkan penyakit dari tanaman sakit ke tanaman sehat hanya dalam

beberapa hari. Serangan hama penting ini akan semakin tinggi pada musim

kemarau. Oleh karena itu, kegiatan pencegahan dan pengendalian rutin hama ini

sangat penting.

Penanggulangan dan pemberantasan hama tanaman cabai dapat dilakukan

dengan berbagai tindakan, sebagaimana telah dapat diuraikan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Pengendalian dan pemberantasan Hama Tanaman Cabai

No. Macam Hama Pengendalian dan Pemberantasan

1. Thrips • Jangan menanam cabai secara bertahap pada lokasi

yang sangat berdekatan.

• Lakukan pergiliran tanaman atau kosongkan areal (bera) penanaman lebih kurang satu bulan.

• Penyemprotan insektisida Curacron 50 EC

konsentrasi 2 ml/liter, Angrimex 18 EC konsentrasi 1 ml/liter, Abuki 50 SL, Demolish 18 EC, atau Abamectin 21 EC.

2. Kutu Daun • Jangan menanam cabai secara bertahap pada lokasi

yang sangat berdekatan.

• Lakukan pergiliran tanaman atau kosongkan areal (bera) penanaman lebih kurang satu bulan.

• Penyemprotan insektisida Curacron 50 EC

konsentrasi 2 ml/l, Agrimex 18 EC konsentrasi 1 ml/l, Buldok 25 EC, Deltramethrin 25 EC, Decis 2,5 EC, atau Orthene.

3. Tungau • Kumpulkan semua bagian yang terserang (utamanya

daun). Masukkan dalam kantong plastik dan bakar (musnahkan).

(25)

4. Kutu Kebul • Lakukan pergiliran tanaman (rotasi) yang bukan tanaman inang kutu kebul.

• Kumpulkan dan bakar sisa tanaman yang terserang kutu kebul.

• Kendalikan hama dengan memasang perangkap

berwarna kuning sebanyak 1 buah tiap 100m².

• Penyemprotan larutan Teflubenzuron 50 EC,

Permetrin 25 EC, Imidaklroplid 200 SL, dan Metidation di bagian bawah daun.

5. Lalat Buah • Lakukan pergiliran tanaman (rotasi) yang bukan

tanaman inang lalat buah.

• Kumpulkan buah cabai yang terserang, lalu

masukkan ke dalam kantong plastik dan

musnahkan.

• Kendalikan dengan perangkap lalat buah berbahan aktif petrogenol yang efektif memerangkap lalat jantan.

• Penyemprotan menggunakan insektisida, Decis 2,5 EC 1 ml per liter secara rutin hingga tuntas.

6. Ulat Buah • Lakukan pergiliran tanaman yang bukan tanaman

inang ulat buah.

• Kumpulkan buah cabai yang terserang, lalu

masukkan dalam kantong plastik dan musnahkan.

• Penyemprotan insektisida Decis 2,5 EC 1 ml/liter.

7. Ulat Gerayak • Kumpulkan telur dan ulat di bagian bawah daun, lalu musnahkan.

• Penyemprotan insektisida Decis 2,5 EC 1 ml/liter.

2.3 Sistem Pakar

Menurut Herman Tolle, seorang pakar/ahli (human expert) adalah seorang

individu yang memiliki kemampuan pemahaman yang superior dari suatu

(26)

Kemampuan yang dimiliki oleh seorang pakar :

a) Dapat mengenali dan merumuskan masalah

b) Menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat

c) Menjelaskan solusi

d) Belajar dari pengalaman

e) Restrukturasi pengetahuan

f) Menentukan relevansi/hubungan

g) Memahami batas kemampuan

Kepakaran/keahlian (Menurut Herman Tolle) merupakan pemahaman

yang luas dari tugas atau pengetahuan spesifik yang diperoleh dari pelatihan,

membaca dan pengalaman. Jenis-jenis pengetahuan yang dimiliki dalam

kepakaran :

a) Teori-teori dari permasalahan

b) Aturan dan prosedur yang mengacu pada area permasalahan

c) Aturan (heuristik) yang harus dikerjakan pada situasi yang terjadi

d) Strategi global untuk menyelesaikan berbagai jenis masalah

e) Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan)

f) Fakta-fakta

Sistem Pakar (SP) atau expert system (ES) (Jogiyanto HM, 2003)

adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari pakar sehingga

dapat digunakan untuk konsultasi. Sistem pakar ini dapat berisi dengan

pengetahuan (knowledge) dari satu atau lebih pakar. Pengetahuan dari pakar

didalam sistem ini digunakan sebagai dasar oleh sistem pakar untuk menjawab

pertanyaan (konsultasi). Perbandingan seorang ahli pakar (human expert) dengan

(27)

Tabel 2.4 Perbandingan Ahli Pakar dengan Sistem Pakar

Faktor Ahli Pakar Sistem Pakar

Time Availability Hari Kerja Setiap saat

S\Geografis Lokal/tertentu Dimana saja

Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti

Perisable/dapat habis Ya Tidak

Performansi

Sumber : Herman Tolle, 2008

Alasan mendasar mengapa ES dikembangkan untuk menggantikan

seorang pakar (Kusrini, 2006) :

a) Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan berbagai lokasi

b) Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan

seorang pakar

c) Seorang pakar akan pension atau pergi

d) Seorang pakar adalah mahal

e) Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat

(hostile environtment)

2.3.1 Ciri-Cir i Sistem Pakar

Menurut ReoRid (2005) Sistem pakar memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

a) Memiliki informasi yang handal

b) Mudah dimodifikasi

c) Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang sering kali tidak

sempurna) untuk mendapatkan penyelesaiannya

d) Dapat digunakan dalam berbagai jenis computer

(28)

2.3.2 Kelebihan dan Kekur angan Sistem Pakar

Sistem pakar (menurut ReoRid, 2005) memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Orang awam bisa menggunakannya

b. Melestarikan keahlian seorang pakar

c. Kemampuan dalam mengakses pengetahuan

d. Bisa bekerja dalam informasi yang tidak lengkap

e. Media pelengkap dalam penelitian

f. Menghemat waktu dalam mengambil suatu keputusan

g. Proses secara otomatis

h. Keahlian sama dengan seorang pakar

i. Produktifitas

Sedangkan kekurangan dari sistem pakar adalah sebagai berikut :

a. Biaya yang sangat mahal membuat dan memeliharanya

b. Sulit dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar

c. Sistem pakar tidak 100% benar

2.3.3 Ar sitektur Sistem Pakar

Pada dasarnya sistem pakar terdiri dari empat komponen utama. (Arfin

Watilete, 2006) Berikut ini adalah gambar dari keempat komponen utama

(29)

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar

Adapun penjelasan dari masing-masing komponen tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Knowledge Acquisition Interface (antar muka akusisi pengetahuan)

Knowledge Acquisition Interface mengontrol bagaimana seorang pakar dan

rekayasa pengetahuan (Knowledge engineer) berinteraksi dengan program

untuk memasukkan pengetahuan kedalam basis pengetahuan (knowledge

base). Termasuk hal-hal yang dimaksudkan untuk membantu para pakar

dalam mengekspresikan pengetahuannya dalam bentuk yang sesuai yang bisa

diterima oleh komputer.

Proses ini mengekspresikan pengetahuan dalam basis pengetahuan yang biasa

disebut dengan akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition). Akuisisi

pengetahuan akan menjadi sangat sulit, karena aspek dari pengembangan

(30)

2. User Interface

User Interface adalah bagian dari program yang berinteraksi dengan

pengguna. Prompt bagi pengguna digunakan untuk informasi yang diperlukan

untuk memecahkan masalah, menampilkan kesimpulan dan menjelaskan

alasannya. Fasilitas dari user interface kerapkali memasukkan :

a. Tidak menanyakan pertanyaan yang bersifat basa-basi

b. Menjelaskan alas an atas pertanyaan yang diajukan

c. Menyediakan dokumentasi dari referensi

d. Mendefinisikan istilah-istilah yang bersifat teknik

e. Laporan rekomendasi yang cukup detail

f. Pembenaran rekomendasi

g. Bantuan online (Online help)

h. Penyajian informasi berbentuk gambar

3. Knowledge Base

Knowledge Base terdiri dari detail pengetahuan tentang domain tertentu. Basis

pengetahuan sangat beda dengan basis data yang mana basis pengetahuannya

terdiri dari pengetahuan eksplisit (explicit knowledge) dan pengetahuan

implist (implicit knowledge) . Banyak pengetahuan dalam basis pengetahuan

tidak dalam kondisi eksplisit, tetapi diproses dengan mesin inferensi

(inference engine) dari penyataan eksplisit kedalam basis pengetahuan. Hal ini

membuat basis pengetahuan lebih efisien dalam penyimpanan data bila

dibandingkan dengan basis data.

Basis pengetahuan dapat terdiri dari beberapa tipe pengetahuan dan

proses mendapatkan pengetahuan untuk basis pengetahuan kerapkali berbeda

(31)

4. Inference Engine

Inference Engine secara umum memperoses rule untuk memberikan alas an

dan menggambarkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak dapat dilihat tetapi

dapat diproses dari basis pengetahuan.

Mesin inferensi dapat dikatakan sama dengan query dalam sistem basis

data. Tugas dari modul inferensi adalah mengeksplorasi basis pengetahuan

untuk mencari solusi dari permesalahan tertentu.

Inference Engine mampu memberikan alasan simbolik, bukan hanya

alasan yang bersifat matematik. Bentuk Inference Engine diperkenankan

untuk dikembangkan dalam berbagai variasi, tergantung dari berbagai faktor,

termasuk bagaimana cara merepresentasikan pengetahuan.

Terdapat 2 metode dalam Inference Engine yaitu metode forward chaining

dan metode backward chaining.

a. Forward chaining

Forward chaining merupakan grup dari multiple inferensi yang melakukan

pencarian dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai

dengan situasi (bernilai true), maka proses akan meng-assert konklusi.

Forward chaining dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi

diproleh.

b. Backward chaining

Backward chaining menggunakan pendekatan goal-driven, dimulai dari

ekspektasi apa yang diinginkan terjadi (hipotesis), kemudian mengecek pada

(32)

2.3.4 Representasi Pengetahuan

Representasi Pengetahuan adalah metode yang digunakan untuk

menggabungkan pengetahuan dalam basis pengetahuan dari sistem pakar.

Teknik-teknik yang digunakan untuk representasi pengetahuan antara lain :

1) Object-Attribute-Value Triplets

Didalam sistem pakar, fakta digunakan untuk membantu menguraikan

bagian-bagian dari frame, semantic network atau rule. Didalam AI (Artificial

Intelligence) dan sistem pakar, sebuah fakta sering disebut sebagai proposition.

Proposition adalah sebuah pernyataan yang salah satunya true atau false. Sebuah

fact (fakta), mungkin juga digunakan untuk menyatakan nilai dari property

tertentu dari beberapa objek. Berikut ini contoh Gambar 2.2 dari O-A-V.

Gambar 2.2 O-A-V (Object-Attribute-Value Triplets)

2) Rule

Fact (Fakta) yang ditulis oleh user merupakan operasi yang sangat penting

bagi sistem pakar. Operasi tersebut memungkinkan sistem untuk mengetahui

kondisi yang sedang terjadi. Oleh karena itu, sistem yang harus mempunyai

pengetahuan tambahan agar dapat bekerja secara intelligent dengan fakta yang ada

untuk menyelesaikan suatu masalah. Sebuah struktur pengetahuan yang

digunakan secara umum dalam sistem pakar dengan menyediakan pengetahuan

(33)

Sebuah rule adalah bentuk dari procedural knowledge yang diasosiasikan

untuk memberikan informasi bagi beberapa aksi. Struktur rule secara logic

menghubungkan satu atau beberapa alasan (premise) yang terdapat dalam

pernyataan JIKA (IF) dengan satu atau lebih kesimpulan (conclusion) yang

terdapat dalam pernyataan MAKA (THEN)

Secara umum rule dapat mempunyai beberapa alasan yang digabungkan

dengan pernyataan AND (confunction) atau pernyataan OR (disfunction) atau

dapat juga menggabungkan keduanya.

3) Frame

Frame merupakan sebuah struktur data untuk merepresentasikan

pengetahuan dari berbagai konsep atau objek. Sebuah frame juga dapat

digambarkan dalam berbagai bentuk seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Frame

4) Semantic network

Semantic network merupakan salah satu teknik untuk menggambarkan

(34)

representasi pengetahuan melalui semantic network dapat dilihat pada Gambar 2.4

berikut ini.

Gambar 2.4 Semantic Network

Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh semantic network :

a) Kemudahan dalam penambahan node dan link, serta mudah dimengerti

b) Lebih detail dalam menggambarkan suatu object

c) Hamper sama dengan penyimpanan informasi

d) Dapat membuat alasan dan membuat definisi pernyataan antara link

yang tidak terhubung

5) Logic

Bentuk pengetahuan yang paling tua dalam merepresentasikan

pengetahuan dalam computer adalah logic. Dalam logic sendiri ada dua teknik

yang sering digunakan dalam representasi pengetahuan yaitu propositional logic

dan predicate calculus.

a) propositional logic

propositional logic merepresentasikan dan memberi alasan dengan dahlil

(35)

b) Predicate calculus

Predicate calculus membagi pernyataan menjadi beberapa bagian,

pemberian nama, karakteristik objek, keterangan lain tentang objek.

2.3.5 Verifikasi

Suatu kualitas dari basis pengetahuan dapat dilihat dari ukuran,

kompleksitas dan sifat kritikal dari aplikasi-aplikasi yang ada. Semua itu dapat

diwujudkan dari proses-proses verifikasi. Elemen ini sangat penting bagi suatu

sistem berbasis pengetahuan. Verifikasi adalah membangun sistem pakar yang

benar.

Verifikasi itu sendiri terdiri dari dua proses yaitu :

(1) Memeriksa pelaksanaan suatu sistem secara spesifik

(2) Memeriksa konsistensi dan kelengkapan dari basis pengetahuan

Verifikasi dijalankan ketika ada penambahan atau perubahan pada rule,

karena rule tersebut sudah ada pada sistem. Sedangkan tujuan verifikasi adalah

untuk memastikan adanya kecocokan antara sistem dengan apa yang sistem

kerjakan (rule base) dan juga untuk memastikan bahwa sistem itu terbebas dari

Conflicting rules terjadi jika dua buah rule atau lebih mempunyai premis yang

(36)

(3) Circular rules

Circular rules adalah suatu keadaan dimana terjadi proses perulangan dari

suatu rule. Ini dikarenakan suatu premis dari salah satu rule merupakan

konklusi dari rule yang lain.

2.3.6 Block Diagram

Block diagram merupakan susunan rule-rule yang terdapat di dalam

sebuah bidang ilmu. Dengan membuat block diagram di dalam sistem pakar maka

dapat diketahui urutan kerja sistem dalam mencari keputusan.

2.3.7 Dependency Diagram

Dependency diagram di dalam sistem pakar bersifat untuk menunjukkan

hubungan atau ketergantungan antara inputan pertanyaan, rule-rule dan

rekomendasi yang dibuat oleh prototype sistem berbasis pengetahuan. Dari block

diagram diatas apabila diteruskan menjadi dependency diagram.

2.4 Sekilas Tentang J ava

Java adalah bahasa pemrograman yang disusun oleh James Gosling yang

dibantu oleh rekan-rekannya di suatu perusahaan perangkat lunak yang bernama

Sun Microsystems, pada tahun 1991. Bahasa pemrograman ini mula-mula

diinisialisasi dengan nama “ Oak ”, namun pada tahun 1995 diganti namanya

menjadi “Java”. Menurut definisi Sun, Java adalah nama sekumpulan teknologi

untuk membuat dan menjalankan perangkat lunak pada komputer standalone

ataupun pada lingkungan jaringan. Java berdiri di atas sebuah mesin interpreter

(37)

bytecode dalam file .class dari suatu program sebagai representasi langsung

program yang berisi bahasa mesin. Java disebut sebagai bahasa pemrograman

yang portable karena dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi.

Alasan utama pembentukan bahasa Java adalah untuk membuat

aplikasi-aplikasi yang dapat diletakkan di berbagai macam perangkat elektronik, sehingga

Java harus bersifat platform independent (tidak bergantung pada platform). Itulah

yang menyebabkan dalam dunia pemrograman Java dikenal adanya istilah ‘write

once, run everywhere’, yang berarti kode program hanya ditulis sekali, namun

dapat dijalankan di bawah platform manapun, tanpa harus melakukan perubahan

kode program.( Eko, 2006 )

2.4.1 Ar sitektur Java

Secara arsitektur, Java tidak berubah sedikitpun sejak awal mula bahasa

tersebut dirilis. Compiler Java (yang disebut dengan javac atau Java Compiler)

akan mentransformasikan kode-kode dalam bahasa Java ke dalam suatu bytecode.

Dimana bytecode adalah sekumpulan perintah hasil kompilasi yang kemudian

dapat dieksekusi melalui sebuah mesin komputer abstrak, yang disebut dengan

JVM ( Java Virtual Machine ). JVM juga sering dinamakan sebagai interpreter,

karena sifatnya yang selalu menerjemahkan kode-kode yang tersimpan dalam

bytecode dengan cara baris demi baris.

Untuk menjalankan program Java, maka file dengan ekstensi .java harus

dikompilasi menjadi file bytecode. Dimana untuk menjalankan bytecode tersebut

dibutuhkan JRE ( Java Runtime Environment ) yang memungkinkan pemakai

untuk menjalankan program Java, hanya menjalankan, tidak untuk membuat kode

(38)

2.4.2 J ava 2

Sun Microsystems telah mendefinisikan tiga buah edisi dari Java 2, yaitu :

a. Java 2 Standard Edition (J 2SE),

Java 2 Standard Edition (J2SE), adalah inti dari bahasa pemrograman Java.

JDK merupakan salah satu tool dari J2SE untuk mengkompilasi dan

menjalankan program Java. Di dalamnya terdapat tool untuk mengkompilasi

program Java dan JRE. J2SE ini digunakan pada perangkat keras seperti

komputer desktop.

b. Java 2 Enterprise Edition (J 2EE),

Java 2 Enterprise Edition (J2EE), merupakan superset dari J2SE yang

memperbolehkan kita untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi berskala besar

(enterprise) karena dijalankan pada jaringan komputer.

c. Java 2 Micro Edition (J 2ME),

Java 2 Enterprise Edition (J2EE), merupakan subset dari J2SE yang digunakan

untuk menangani pemrograman di dalam perangkat-perangkat kecil, yang tidak

memungkinkan untuk mendukung implementasi J2SE secara penuh. Paket

J2ME digunakan pada perangkat yang memiliki memory kecil seperti ponsel,

pager atau PDA. Masing-masing kategori di atas mengimplementasikan Java Virtual Machine (JVM) yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki oleh platform yang menjadi tempat aplikasi tersebut

diimplementasikan. ( Eko, 2006).

2.4.3 Konsep Java Sebagai Object Oriented Pr ogram

Java merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek. Pada bagian ini

(39)

A. Objek

Pada dasarnya semua benda yang ada di dunia nyata dapat dianggap

sebagai sebuah objek. Ada dua karakteristik utama sebuah objek, yaitu :

a) Setiap objek memiliki atribut sebagai status yang disebut state.

b) Setiap objek memiliki tingkah laku yang disebut behavior. Contoh : motor

c) Motor memiliki atribut (state) : roda, jeruji dan warna.

d) Motor memiliki tingkah laku (behavior) : kecepatan dan perpindahan gigi.

B. Class

Class merupakan prototype yang mendefinisikan variabel–variabel dan method-method secara umum. Class tidak sama dengan objek, objek pada sisi lain

merupakan instansiasi dari suatu kelas. Contoh suatu class sederhana :

C. Enkapsulasi (Pembungkusan)

Enkapsulasi merupakan bungkusan pelindung program dan data yang

sedang diolah. Pembungkusan ini mendefinisikan program dan data yang sedang

diolah agar tidak diakses sembarangan oleh program lain. Manfaat dari

enkapsulasi antara lain:

a) Kode sumber dari sebuah objek dapat dikelola secara independen dari

kode sumber objek yang lain.

b) Dapat menentukan hak akses sebuah variabel atau method dari objek,

dengan demikian bisa menyembunyikan informasi yang tidak perlu

diketahui objek lain.

Public class ContohKelas { //body class

(40)

D. Inheritance (Pewarisan)

Inheritance merupakan pewarisan atribut dan method pada sebuah class

yang diperoleh dari class yang telah terdefinisi tersebut. Setiap subclass akan

mewarisi state (variabel) dan behavior (method) dari superclass-nya. Subclass

dapat menambahkan state dan behavior baru secara spesifik dan dapat pula

memodifikasi state dan behavior yang diturunkan oleh superclass-nya.

Manfaat dari inheritance adalah sebagai berikut:

1. Subclass menyediakan state atau behaviour secara spesifik yang

membedakannya dengan superclass, hal ini memungkinkan untuk

menggunakan ulang source code dari superclass yang telah ada.

2. Dapat mendefinisikan superclass khusus yang bersifat generik, yang

disebut abstract class, yang berfungsi untuk mendefinisikan class dengan

behaviour dan state secara umum.

Ada beberapa istilah dalam inheritance yang perlu diperhatikan,

diantaranya sebagai berikut:

a. Extends : keyword ini ditambahkan pada definisi class yang menjadi subclass.

b. Superclass : digunakan untuk menunjukkan hirarki class yang berarti class

dasar dari subclass.

c. Subclass : class anak atau turunan secara hirarki dari superclass.

d. Superclass: keyword ini digunakan untuk memanggil konstruktor dari

superclass atau menjadi variabel yang mengacu pada superclass.

(41)

f. Method Overloading : mendefinisikan method yang memiliki nama yang

sama, tetapi dengan signature yang berbeda dalam definisi class yang sama.

E. Polimorfisme

Polimorfisme merupakan kemampuan dari suatu variabel referensi objek

untuk memiliki aksi berbeda bila method yang sama dipanggil, dimana aksi

method tergantung dari tipe objeknya. Kondisi yang harus dipenuhi agar polimorfisme dapat diterapkan adalah :

a. Method yang dipanggil harus melalui variable dari basis class yaitu superclass

b. Method yang dipanggil juga harus menjadi method dari basis class.

c. Signature method harus sama baik pada superclass maupun subclass.

d. Method access attribute pada subclass tidak boleh lebih terbatas dari basis class. ( Eko, 2006)

2.5 Andr oid

Pada tahun 2005 Google mengakuisisi Android Inc yang pada saat itu

dimotori oleh Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Yang

kemudian pada tahun itu juga memulai membangun platform Android secara

intensif.

Kemudian pada tanggal 12 November 2007 Google bersama Open

Handset Alliance (OHA) yaitu konsorsium perangkat mobile terbuka, merilis

Google Android SDK, setelah mengumumkannya seminggu sebelumnya. Dan

sambutanya sangat luar biasa, hampir semua media berita tentang IT dan

(42)

Gambar 2.5 Android Timeline

Google bersama dengan OHA merilis paket software SDK yang lengkap

untuk mengembangkan aplikasi pada perangkat mobile yaitu : Sistem operasi,

Middleware dan aplikasi utama untuk perangkat mobile. Sebagai Programmer dan Developer bisa melakukan segalanya, mulai dari membuat aplikasi pengiriman

SMS hanya dengan dua baris kode, hingga mengganti event pada Home Screen

perangkat Android. Selain itu, bahkan dengan mudah bisa membuat dan

mengkustomisasi Sistem Operasinya, atau mengganti semua aplikasi default dari

Google.p

(43)

Semua aplikasi yang dibuat untuk Android akan memiliki akses yang

setara dalam mengakses seluruh kemampuan handset, tanpa membedakan apakah

itu merupakan aplikasi inti atau aplikasi pihak ketiga. Dalam kata lain dengan

platform Android ini, Programmer dan Developer secara penuh akan bisa

mengkustomisasi perangkat androidnya.

Android built in pada Linux Kernel (Open Linux Kernel), dengan sebuah

mesin virtual yang telah didesain dan untuk mengoptimalkan penggunan sumber

daya memori dan hardware pada lingkungan perangkat mobile. Dalvik adalah

nama dari Android Virtual Machine, yang merupakan interpreter virtual mesin

yang akan mengeksekusi file kedalam format Dalvik Executeable(*.dex). sebuah

format yang telah dirancang untuk ruang penyimpanan yang efisien dan eksekusi

memori yang terpetakan.

Dalvik Virtual Machine (Dalvik VM) berbasis register, dan dapat

mengeksekusi kelas yang telah terkompilasi pada compiler bahasa Java,

kemudian di transformasikan ke dalam native format dengan menggunakan tool

“dx” yang telah terintegrasi. Mungkin telah mengenal JavaVM (Java Virtual

Machines), yang saat ini bisa ditemukan pada setiap komputer desktop. Berbeda

dengan DalvikVM, JavaVM berbasis stack. DalvikVM memiliki keunggulan

dengan menggunakan Registered Based, ini karena pada prosesor perangkat

genggam telah dioptimasi untuk eksekusi berbasis register.

Android saat ini tidak hanya berjalan pada handphone, beberapa vendor

menanamkan Android pada Tablet, Internet Tablet, E-Book Reader, Laptop, dan

gadget lainnya. Dengan begitu akan sangat berharga sekali mempelajari platform

ini, dengan arsitekturnya yang terbuka, maka platform ini Android adalah

(44)

2.5.1 Pengenalan Sistem Operasi Android

Android merupakan sebuah system operasi terbuka yang diperuntukan

untuk perangkat bergerak (Mobile device). Dikembangkan oleh Open Handset

Alliance yang terdiri dari pengembang software, hardware dan provider seperti Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan NVIDIA yang bertujuan

membuat sebuah standar terbuka untuk perangkat bergerak (mobile device). Pada

Juli 2005 android telah diakuisisi oleh google dan pada 5 November 2007 barulah

secara resmi Android di rilis oleh Google. Dalam pengembangan aplikasi android

menyediakan Android SDK yang menyediakan tools dan API untuk para

pengembang aplikasi dengan platform android.

Android menggunakan java sebagai bahasa pemogramannya.

Di bawah ini adalah Features yang terdapat pada android:

a. Application Framework yang memungkinkan penggunaan dan penghapusan

komponen yang tersedia

b. Dalvik Virtual Machine, yaitu mesin virtual yang dioptimalkan untuk

perangkat mobile.

c. Integrated browser based on the open source WebKit engine

d. Graphic Library, yang mendukung grafik 2D dan 3D berdasarkan OpenGLLibrary.

e. SQLite untuk penyimpanan struktur data

f. Media Supported, yang mendukung beberapa media seperti: audio, video, dan

berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF).

g. Hardware Independent, mendukung GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, Wifi,

(45)

h. Rich development environment mencakup perangkat emulator, tools untuk debug, memory dan permormance profiling serta plugin untuk Eclipse IDE. (

Safaat , Nazaruddin, 2011)

2.5.1.1 Arsitektur Sistem Operasi Andr oid

Ada 4 dasar yang harus dipahami dalam membangun aplikasi berbasis android:

a. Activity, adalah tampilan grafis yang terlihat ketika menjalankan sebuah

aplikasi, aplikasi dapat memiliki lebih dari satu Activity.

b. Intent, adalah serangkaian value yang menunjukan apa yang harus

dilakukan ketika terjadi perpindahan layar.

c. Service, adalah layanan yang bekerja di Backend.

d. Content provider, memungkinkan sebuah aplikasi untuk dapat

menyimpan dan menerima data dari database.

Google mengibaratkan Android sebagai sebuah tumpukan software. Setiap

lapisan dari tumpukan ini menghimpun beberapa program yang mendukung

fungsi-fungsi spesifik dari sistem operasi.

Berikut ini susunan dari lapisan – lapisan dari lapisan dasar hingga lapisan teratas

:

a. Linux Kernel

Tumpukan paling bawah pada arsitektur Android ini adalah kernel. Google

menggunakan kernel Linux versi 2.6 untuk membangun sistem Android, yang

mencakup memory management, security setting, power management, dan

beberapa driver hardware. Kernel berperan sebaagai abstraction layer antara

(46)

kamera. Kernel Android terdapat driver kamera yang memungkinkan pengguna

mengirimkan perintah kepada hardware kamera.

b. Android Runtime

Lapisan setelah Kernel Linux adalah Android Runtime.

Android Runtime ini berisi Core Libraries dan Dalvik Viirtual Machine.

Core Libraries mencakup serangkaian inti library Java, artinya Android

menyertakan satu set library-library dasar yang menyediakan sebagian besar

fungsi-fungsi yang ada pada librarylibrary dasar bahasa pemrograman Java.

Dalvik adalah Java Virtual Machine yang member kekuatan pada sistem

Android. Dalvik VM ini di optimalkan untuk telepon seluler. Setiap aplikasi yang

berjalan pada Android berjalan pada processnya sendiri, dengan instance dari

Dalvik Virtual Machine.

Dalvik telah dibuat sehingga sebuah piranti yang memakainya dapat

menjalankan multi Virtual Machine dengan efisien. Dalvik VM dapat

mengeksekusi file dengan format Dalvik Executable (.dex) yang telah dioptimasi

untuk menggunakan minimal memory footprint. Virtual Machine ini

register-based, dan menjalankan class-class yang decompile menggunakan compiler Java

yang kemudian ditransformasi menjadi format .dex menggunakan "dx" tool yang

telah disertakan. Dalvik Virtual Machine (VM) menggunakan kernel Linux untuk

menjalankan fungsi-fungsi seperti threading dan low-level memory management.

c. Libraries

Bertempat di level yang sama dengan Android Runtime adalah Libraries.

Android menyertakan satu set library-library dalam bahasa C/C++ yang

digunakan oleh berbagai komponen yang ada pada sistem Android. Kemampuan

(47)

Sebagai contoh Android mendukung pemutaran format audio, video, dan

gambar. Berikut ini beberapa core library tersebut :

System C library

diturunkan dari implementasi standard C system library (libc) milik BSD,

dioptimasi untuk piranti embedded berbasis Linux

Media Libraries

Berdasarkan PacketVideo's OpenCORE; library-library ini mendukung

playback dan recording dari berbada format audio and video populer,

meliputi MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, and PNG

Surface Manager

mengatur akses pada display dan lapisan composites 2D and 3D graphic dari

berbagai aplikasi

LibWebCoreweb

web browser engine modern yang mensupport Android browser maupun embeddable web view

SGL

the underlying 2D graphics engine 3D libraries

implementasi berdasarkan OpenGL ES 1.0 APIs; library ini menggunakan

hardware 3D acceleration dan highly optimized 3D software rasterizer FreeType

bitmap dan vector font rendering

SQLite

(48)

d. Application Framewor k

Lapisan selanjutnya adalah application framework, yang mencakup

program untuk mengatur fungsi-fungsi dasar smartphone. Application

Framework merupakan serangkaian tool dasar seperti alokasi resource smartphone, aplikasi telepon, pergantian antar - proses atau program, dan

pelacakan lokasi fisik telepon. Para pengembang aplikasi memiliki aplikasi

penuh kepada tool-tool dasar tersebut, dan memanfaatkannya untuk

menciptakan aplikasi yang lebih kompleks.

Arsitektur aplikasi didesain untuk menyederhanakan pemakaian kembali

komponen-komponen, setiap aplikasi dapat menunjukkan kemampuannya dan

aplikasi lain dapat memakai kemampuan tersebut. Di dalam semua aplikasi

terdapat servis dan sistem yang meliputi :

Satu set Views yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi meliputi

lists, grids, text boxes, buttons, dan embeddable web browser.

Content Providers yang memungkinkan aplikasi untuk mengakses data

dari aplikasi lain (misalnya Contacts), atau untuk membagi data yang

dimilikinya.

Resource Manager, menyediakan akses ke non-code resources misalnya

localized strings, graphics, dan layout files.

Notification Manager yang memungkinkan semua aplikasi untuk

menampilkan custom alerts pada status bar

Activity Manager yang memanage life cycle dari aplikasi dan

(49)

e. Application

Pada lapisan teratas bercokol aplikasi itu sendiri. Pada lapisan inilah anda

menemukan fungsi-fungsi dasar smartphone seperti menelepon dan mengirim

pesan singkat, menjalankan web browser, mengakses daftar kontak, dan lain-lain.

Bagi rata-rata pengguna, lapisan inilah yang paling sering mereka akses. Mereka

mengakses fungsi-fungsi dasar tersebut melalui user interface. (Google IO, 2009)

Gambar 2.7 Arsitertur Android

2.5.2 Tipe Aplikasi Android

Terdapat tiga kategori aplikasi pada android [ Reto Meier, Profesional

(50)

a. Foreground Activity

Aplikasi yang hanya dapat dijalankan jika tampil pada layar dan

tetap efektif walaupun tidak terlihat. Aplikasi dengan tipe ini pasti

mempertimbangkan siklus hidup activity, sehingga perpindahan antar

activity dapat berlangsung dengan lancar.

b. Background Service

Aplikasi yang memiliki interaksi terbatas dengan user, selain dari

pengaturan konfigurasi semua dari prosesnya tidak tidak tampak pada

layar Contohnya aplikasi penyaringan panggilan atau sms auto respon.

c. Intermittent Activity

Aplikasi yang masih membutuhkan beberapa masukkan dari

pengguna, namun sebagian sangat efektif jika dijalankan dibackground

Contohnya pemutar musik. Untuk aplikasi yang kompleks akan sulit

untuk menentukan kategori aplikasi tersebut apalagi aplikasi memiliki

ciri-ciri dari semua kategori. Oleh karenanya perlu pertimbangan

bagaimana aplikasi tersebut digunakan dan menentukan kategori

aplikasi yang sesuai. (Safaat , Nazaruddin, 2011)

2.5.3 Contoh Coding

package com.wilis.uicoding1; import android.app.Activity; import android.os.Bundle;

public class uicoding1 extends Activity {

/** Called when the activity is first created. */ @Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.main); }

(51)

Uicoding1.java di atas berarti hanya menampilkan isi dari main.xml. hal

itu ditujukan dengan coding setContentView (R.layout.main), itu berarti user

interface aplikasi di-handle sepenuhnya di main.xml (Safaat , Nazaruddin , 2011).

Main.xml

<?xml version="1.0" encoding="utf-8"?>

<LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com /apk/res/android"

android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:orientation="vertical" > <TextView android:id="@+id/text"

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:text="Hello, saya TextView" /> <Button android:id="@+id/button"

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:text="Hello, saya Button" /> </LinearLayout>

Di dalam main.xml ini terdiri dari dua komponen yaitu TextView dan

Button. TextView berupa tulisan “Hello saya TextView” dengan nama Variable

id/text serta Button dengan tulisan “Hello saya Button” dengan variable id/button.

Di mana kedua komponen itu ditampilkan dengan layout “wrap_content”.

Pemberian nama variable dari setiap komponen didalam main.xml diawali dengan

tanda @+. Dapat dilihat pada Gambar 2.8 hasil implementasi coding diatas

(Safaat , Nazaruddin, 2011).

(52)

2.5.4 Versi Andr oid

Seiring pembentukan Open Handset Alliance, OHA mengumumkan

produk perdana mereka, Android, perangkat bergerak (mobile) yang merupakan

modifikasi kernel Linux 2.6. Sejak Android dirilis telah dilakukan berbagai

pembaruan berupa perbaikan bug dan penambahan fitur baru. Telepon pertama

yang memakai sistem operasi Android adalah HTC Dream, yang dirilis pada 22

Oktober 2008. Pada penghujung tahun 2009 diperkirakan di dunia ini paling

sedikit terdapat 18 jenis telepon seluler yang menggunakan Android. (Safaat ,

Nazaruddin, 2011)

2.5.4.1 Andr oid Versi 1.1

Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini

dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search

(pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.

(Safaat , Nazaruddin, 2011)

2.5.4.2 Andr oid Versi 1.5 (Cupcake)

Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon seluler

dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan

versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan

beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton

video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung

secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar

(53)

2.5.4.3 Andr oid Versi 1.6 (Donut)

Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses

pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator

dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan

pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus; kamera, camcorder dan galeri

yang dintegrasikan ; CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, Gestures, dan Text-to-speech

engine, kemampuan dial kontak; teknologi text to change speech (tidak tersedia

pada semua ponsel; pengadaan resolusi VWGA) . (Safaat , Nazaruddin, 2011)

2.5.4.4 Andr oid Versi 2.0 / 2.1 (Eclair)

Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi

2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware,

peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan

dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2

MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.

Untuk bergerak cepat dalam persaingan perangkat generasi berikut,

Google melakukan investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile

terbaik (killer apps - aplikasi unggulan). Kompetisi ini berhadiah $25,000 bagi

setiap pengembang aplikasi terpilih. Kompetisi diadakan selama dua tahap yang

tiap tahapnya dipilih 50 aplikasi terbaik.

Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah

handset Android, semakin banyak pihak ketiga yang berminatu ntuk menyalurkan

aplikasi mereka kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke

dalam sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug.

Gambar

Gambar 2.3 Frame
Gambar 2.5 Android Timeline
Gambar 2.7 Arsitertur Android
Gambar 3.1 Block Diagram Hama Tanaman Cabai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji hipotesis 2 yang ditunjukkan pada tabel 4.12, variabel tenaga kerja mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,979 dan nilai t sebesar 0,27. Hal ini

Menginsert file gambar untuk tambahan background, penulis menggunakan gambar cartoon Islami sebagai background halaman daftar menu Al- Ma’tsurat dengan proses klik

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN)/CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINc. PT BPD KALIMANTAN

Manfaat yang diharapkan setelah dilakukannya penelitian tentang strategi guru dalam pembelajaran tadabur alam pada mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk

Untuk tingkat rasionalitas penggunaan obat indikator peresepan WHO di tiap Puskesmas Kota Kendari pada parameter jumlah obat tiap resep yang mencapai standar adalah

Data yang diperoleh dalam observasi ini adalah dalam bentuk kualitatif. Pada saat siklus I dilaksanakan peneliti mengamati bahwa ketika proses belajar mengajar berlangsung

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebelum dan setelah diadakan pengendalian, terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara supervisi akademik,