SKRIPSI
Diajukan oleh : TETY INDAH APRIANTI
1013010052/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PT. PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Progdi Akuntansi
Diajukan oleh : TETY INDAH APRIANTI
1013010052/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
BERBASIS KOMPUTER PADA PT.PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL Disusun oleh :
Tety Indah Aprianti 1013010052/FEB/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 28 Maret 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi
Sekertaris
Dra. Ec. Siti Sundari, Msi
Anggota
Rina Moestika, SE, MM
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
segala Rahmat dan hidayahNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan
menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula
memungkinkan saya untuk menyelesaikan usulan penelitian dengan judul
“PENGARUH KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI,
PERCEIVED EASE OF USE TERHADAP KEPUASAN KERJA
PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS
KOMPUTER PADA PT. PUTRAMATARAM COATING
INTERNATIONAL”.
Usulan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
oleh mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walapun dalam
penulisan usulan penelitian ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan
yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun
dorongan dari beberapa pihak maka usulan penelitian ini tidak mungkin dapat
tersusun sebagaimana mestinya,
Dalam penyusunan usulan penelitian ini, penulis menyampaikan ucapan
terina kasih sebanyak – banyaknya kepada :
1. Bapak Prof Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
3. Bapak Drs. Ec. H. R.A. Suwaidi, MS selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. DR. Hero Priono, SE, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Sri Hastuti, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan
kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Bapak L. Andrianta selaku Direktur yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Richard B. selaku General Manager yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Bapak Sugiatno selaku Manager Personalia yang telah membantu penulis
dalam melakukan penelitian.
9. Seluruh karyawan PT. Putramataram Coating International yang telah
banyak memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penyusunan
laporan penelitian.
10. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan
bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini
selama ini.
12. Sahabat seangkatan dan seperjuangan yang selalu ada di setiap suka dan
duka. Ratna, Ovi, Dewi, Lala, Yunita, Arief, dan lainnya yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
13. Sahabat Kelompok KKN 21 yang selalu memberikan dukungan dan bantuan
secara moril, dan materiil.
14. Para dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi Mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
15. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini dan tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan usulan penelitian ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, penulis dengan
senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak. Besar harapan penulis semoga usulan penelitian ini memberikan
manfaat bagi pembaca di kemudian hari.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surabaya, Maret 2014
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
LEMBAR HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 12
2.2.1. Definisi Sistem ... 13
2.2.2. Definisi Informasi ... 14
2.2.3. Karakteristik Informasi ... 15
2.2.4 Pengguna Informasi ... 15
2.2.6. Sistem Informasi Akuntansi ... 20
2.2.6.1. Penggunaan Komputer dalam Sistem Informasi Akuntansi ... 23
2.2.7. Kualitas Sistem ... 25
2.2.8. Kualitas Informasi ... 28
2.2.9. Persepsi ... 32
2.2.10. Perceived Ease of Use ... 33
2.2.11. Kepuasan Kerja ... 34
2.2.11.1. Pentingnya mengukur kepuasan kerja pengguna SIA ... 35
2.2.12.1. Pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis computer ... 36
2.2.12.2. Pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer ... 37
2.2.12.3. Pengaruh perceived ease of use terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer ... 37
2.3. Kerangka Pikir ... 38
2.4. Hipotesis ... 39
BAB III METODE PENELITAN 3.1. Objek Penelitian ... 40
3.2. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel ... 40
3.2.1. Definisi Operasionalisasi ... 40
3.3. Teknik Pengumpulan Sampel ... 48
3.3.1. Populasi ... 48
3.3.2. Sampel ... 48
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.4.1. Jenis Data ... 49
3.4.2. Sumber Data ... 50
3.4.3. Pengumpulan Data ... 50
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 51
3.5.1. Teknik Analisis ... 51
3.4.2. Uji Hipotesis ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian ... 58
4.1.1. Karakteristik Responden ... 58
4.1.2. Deskripsi Variabel ... 60
4.2. Hasil Penelitian ... 67
4.2.1. Goodness Of Fit Outer Model ... 68
4.2.1.1. Uji Convergent Validity ... 68
4.2.1.2. Uji Composite Reliability ... 70
4.2.1.3. Uji Discriminant Validity ... 71
4.2.2. Pengujian Hipotesis ... 72
4.2.2.1. Goodness Of Fit Inner Model ... 72
4.3. Pembahasan ... 74
4.3.1. Pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer ... 74
4.3.2. Pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer ... 76
4.3.3. Pengaruh perceived ease of use terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 80
5.2. Saran ... 80
5.3. Keterbatasan dan Implikasi ... 79
5.3.1. Keterbatasan ... 82
5.3.2. Implikasi ... 82
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 11
Tabel 4.1. Prosentae Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 58
Tabel 4.2 Prosentase Responden Berdasarkan Jabatan ... 59
Tabel 4.3. Prosentase Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 60
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Kualitas Sistem ... 61
Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Kualitas Informasi ... 62
Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Perceived Ease Of Use .... 64
Tabel 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kepuasan Kerja Pengguna SIA Berbasis Komputer ... 66
Tabel 4.8. Outer Loading I ... 69
Tabel 4.9. Composite Reliability ... 70
Tabel 4.10. Average Variance Extracted ... 71
Tabel 4.11. Goodness Of Fit ... 72
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Data Secara Manual ... 24
Gambar 2.2. Siklus Pengolahan Data Secara Komputer ... 24
Gambar 2.3. Kerangka Pikir... 38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
Lampiran 2. Data Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 3. Koefisien Model Putaran I
Lampiran 4. Outer Loading I
Lampiran 5A. Composite Realibility
Lampiran 5B. Average Variance Extracted (AVE)
Lampiran 5C. R Square
Tety Indah Aprianti
Abstrak
Sistem informasi akuntansi terkomputerisasi merupakan salah satu sistem yang diperlukan dalam dunia bisnis. Pengolahan data secara elektronik dengan menggunakan komputer diharapkan mampu mengurangi kesalahan dalam pengolahan data dan data dapat disajikan dengan cepat dan sehingga dapat digunakan setiap saat oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Kepuasan pengguna sistem dikatakan telah tercapai jika sistem informasi tersebut dapat memenuhi harapan dan kebutuhan pengguna dan mampu meningkatkan kinerja pengguna secara optimal. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi, dan perceived ease of use terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer.
Penilitian ini menggunakan data primer yang di peroleh dari penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Untuk memenuhi tujuan penelitian, hipotesis diuji dengan Partial Least Square (PLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi berpengaruh terhadap prestasi belajar, sedangkan perceieved ease of use tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer.
1.1. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat,
hampir seluruh pengelola bisnis dituntut melakukan perubahan guna menghadapi
setiap masalah yang timbul sehingga dapat bertahan dan berkembang di tengah
persaingan pasar yang semakin ketat. Teknologi informasi kini telah mampu
merubah cara pemasaran, proses produksi, dan pengelolaan data – data informasi
dalam suatu perusahaan. Sistem informasi yang baik di dalam perusahaan juga
berguna bagi pihak manajemen atau pimpinan serta pihak eksternal untuk
melakukan perencanaan, pengawasan, dan memudahkan dalam pengambilan
keputusan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan informasi yang diperlukan
perusahaan.
Dengan memanfaatkan penggunaan komputer dalam bidang bisnis maka
diperlukan pula sebuah sistem yang dapat menghasilkan informasi yang handal.
Perkembangan suatu sistem berkaitan erat dengan kemampuan dan ketersediaan
fasilitas yang dimiliki untuk menghasilkan informasi tersebut. Untuk setiap
organisasi, infomasi mengenai pelaporan keuangan sangatlah penting karena
dengan informasi tersebut dapat dilihat kinerja organisasi tersebut. Kumpulan
keuangan dan data lainnya ke dalam informasi disebut sebagai sistem informasi
akuntansi (Bodnar dan Hopwood,2006:3).
Keterlibatan komputer dalam roda kehidupan perusahaan memang
bermacam, tergantung pada tingkat kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Bagi
perusahaan besar yang memiliki sistem yang rumit dan kompleks, komputer akan
dipergunakan secara maksimal dengan cara membangun suatu jaringan yang
integral dan rumit dengan mengoperasikan komputer dalam jumlah banyak.
Tetapi tidak sedikit juga perusahaan yang menggunakan jaringan komputer yang
sederhana dengan beberapa unit saja, tanpa menggunakan teknologi komunikasi
yang terlalu rumit. Dewasa ini perkembangan teknologi di bidang komputer sudah
semakin berkembang dengan semakin banyak inovasi yang terjadi baik dalam hal
pengembangan perangkat keras maupun lunak. Oleh karena itu perkembangan
teknologi di bidang komputer ini akan membawa dampak yang cukup berarti
dalam perkembangan sistem informasi akuntansi.
Pada dasarnya perusahaan dapat mengoperasikan sistem informasi
akuntansi tanpa menggunakan komputer, akan tetapi kemampuan komputer untuk
menangani tugas-tugas manusia dalam suatu sistem memiliki peran yang sangat
besar dalam menunjang kelancaran sebuah sistem, sehingga informasi yang
dibutuhkan oleh pihak manajemen dapat disajikan dengan cepat dan tepat waktu.
Gagasan sebuah sistem informasi akuntansi yang berdasarkan komputer tidak
sebagian tugas sebaiknya dilaksanakan oleh manusia dan tugas lainnya lebih baik
dilakukan oleh mesin.
Persepsi kemudahaan penggunaan (perceived ease of use) merupakan
persepsi dimana seseorang mempunyai anggapan bahwa suatu sistem informasi
atau teknologi informasi itu mudah digunakan dan cenderung akan terus
menggunakan sistem tersebut. Hal tersebut berlaku pula pada PT. Putramataram
Coating International yang bergerak dalam bidang industri manufaktur cat dan
coating. Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, PT.
Putramataram Coating International mengolah berbagai transaksi yang sebagian
besar menggunakan sistem informasi akuntansi berbasis komputer, dengan
menggunakan sistem tersebut diharapkan dapat membantu karyawan dalam
menjalankan dan menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan. Dengan
penerapan sistem informasi akuntansi berbasis komputer maka mau tidak mau
karyawan harus membiasakan diri bekerja di depan komputer. Pengalaman
pengguna selama memakai sistem informasi akuntansi membuat persepsi
kemudahan akan sistem tersebut menjadi tidak sama antara satu karyawan
dengan yang lain. Sebagian karyawan berpikir sistem informasi akuntansi
terkomputerisasi sangat sulit untuk dipelajari tetapi sebagian karyawan lainnya
beranggapan bahwa sistem tersebut mudah untuk dipelajari. Dari pengamatan
yang dilakukan diketahui sebanyak 5 karyawan dari 30 karyawan yang
menggunakan sistem informasi akuntansi berbasis komputer merasa belum puas
karena perbedaan persepsi kemudahan yang diberikan oleh sistem informasi
akuntansi antara satu karyawan dengan yang lainnya serta kurangnya
pemahaman dan pengarahan mengenai sistem informasi akuntansi yang
diterapkan oleh perusahaan.
Kualitas sistem, kualitas informasi, persepsi kemudahan penggunaan
sistem informasi akuntansi berbasis komputer dapat menjadi suatu faktor yang
mempengaruhi kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi PT. Putramataram
Coating International dalam mengolah data keuangan. Kepuasan pengguna sistem
dapat dikatakan telah tercapai jika sistem informasi tersebut dapat memenuhi
harapan dan kebutuhan pengguna sistem informasi serta mampu meningkatkan
kinerja mereka secara optimal. Dengan kondisi kemampuan penggunaan
komputer yang berbeda antara satu karyawan dengan yang lain maka persepsi
kemudahan penggunaan sistem informasi akuntansi juga berbeda. Dan apabila
sistem dan informasi yang dihasilkan dapat mudah untuk dipelajari dan digunakan
maka harapan mereka akan terpenuhi. Namun jika pengguna sistem beranggapan
sistem dan informasi yang dihadapkan kepada mereka sulit untuk digunakan maka
kepuasan yang mereka rasakan juga akan berkurang.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya
dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
“Apakah terdapat pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi dan perceived ease
of use terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis
komputer?”
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan rumusan
masalah adalah untuk menguji secara empiris pengaruh kualitas sistem, kualitas
informasi dan perceived ease of use (persepsi kemudahan penggunaan) terhadap
kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak – pihak yang berkepentingan dapat
mengambil manfaat manfaat antara lain:
a. Bagi peneliti
Penulis dapat mengembangkan pengetahuan serta wawasan sebagai sarana
untuk untuk mengetahui secara lebih luas tentang teori dan kenyataan yang
ada di lapangan, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi
b. Bagi Praktisi
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pedoman untuk
perusahaan untuk melakukan evaluasi kepuasan kerja pengguna Sistem
Informasi Akuntansi yang telah diterapkan saat ini dan digunakan untuk
meningkatkan kepuasan kerja pengguna Sistem Informasi Akuntansi di masa
yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan.
c. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
perbendaharaan kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur, khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis sehingga dapat
2.1. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Leanda Annisa (2012) Judul :
“Pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi dan ambiguitas peran
terhadap kepuasan kerja pengguna pada Sistem Informasi Akuntansi
Berbasis Komputer PT. Cahaya Departement Store – BG Junction
Surabaya”
Rumusan Masalah :
“Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas sistem,
kualitas informasi, dan ambiguitas peran terhadap kepuasan kerja
pengguna Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer?”
Hipotesis :
Terdapat pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi, dan
ambiguitas peran terhadap kepuasan kerja pengguna Sistem
Informasi Akuntansi.
Alat uji :
Hasil Penelitian :
1. Dilihat dari uji F yaitu model regresi yang dihasilkan adalah
cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas
sistem (X1), kualitas informasi (X2), dan ambiguitas peran (X3)
terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer (Y)
2. Dilihat dari hasil uji t yaitu kualitas sistem (X1) dan ambiguitas
(X3) terbukti tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja
pengguna SIA berbasis komputer (Y), sedangkan variabel
kualitas informasi (X2) terbukti berpengaruh terhadap kepuasan
kerja pengguna SIA berbasis komputer (Y)
2. Risalatun Nisa (2012) Judul :
“Pengaruh manfaat persepsian, kemudahan persepsian, kondisi yang
memfasilitasi, kepuasan pengguna, dan faktor sosialiasi terhadap
penggunaan teknologi informasi pada mahasiswa jurusan akuntansi
STIESIA Surabaya”
Rumusan Masalah :
“Apakah terdapat pengaruh positif signifikan dari manfaat
persepsian, kemudahan persepsian, kondisi yang memfasilitasi,
kepuasan pengguna, dan faktor sosial terhadap penggunaan
teknologi informasi pada mahasiswa jurusan akuntansi STIESIA
Hipotesis :
1) Diduga ada pengaruh positif signifikan dari manfaat
persepsian, kemudahan persepsian, kondisi yang memfasilitasi,
kepuasan pengguna dan faktor sosial terhadap penggunaan
teknologi informasi
Alat uji :
Regresi Linier Berganda (Multiple Regression)
Hasil Penelitian :
Berdasarkan uraian dan analisa data yang telah dikemukakan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ada 2 (dua)
variabel dalam penelitian ini yang teruji kebenarannya berpengaruh
positif signifikan yaitu manfaat persepsian dan kemudahan
persepsian terhadap penggunaan teknologi informasi. Sedangkan
variabel kondisi yang memfasilitasi, kepuasaan pengguna, dan faktor
sosial yang tidak berpengaruh terhadap penggunaan teknologi
informasi.
3. Dewi Hamnah (2013) Judul :
“Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada PT. Alamanda Delta Surya Sidoarjo”
“Apakah dukungan manajemen puncak dan partisipasi pemakai
berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT.
Alamanda Delta Surya Sidoarjo?”
Hipotesis :
Diduga bahwa dukungan manajemen puncak dan partisipasi pemakai
berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT.
Alamanda Delta Surya di Sidoarjo.
Alat uji :
Regresi Linier Berganda (Multiple Regression)
Hasil Penelitian :
1. Hipotesis menyatakan “Diduga bahwa Dukungan Manajemen
Puncak dan Partisipasi Pemakai berpengaruh terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Alamanda Delta Surya di
Sidoarjo.” adalah terbukti kebenarannya.
2. Berdasarkan pengujian secara parsial, variabel Dukungan
Manajemen Puncak dan Partisipasi Pemakai berpengaruh terhadap
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang
No Nama Judul Variabel
1. Leanda Annisa (2012)
Pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi dan ambiguitas peran terhadap kepuasan kerja pengguna pada Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer PT. Cahaya Departement Store – BG Junction Surabaya
Kualitas Informasi (X1) Kualitas Sistem (X2) Ambiguitas Peran (X3) Kepuasan Kerja Pengguna SIA Berbasis Komputer (Y)
2. Risalatun Nisa (2012) Pengaruh manfaat persepsian, kemudahan persepsian, kondisi yang memfasilitasi, kepuasan pengguna, dan faktor sosialiasi terhadap penggunaan teknologi inforasi pada mahasiswa jurusan akuntansi STIESIA surabaya
Manfaat persepsian (X1) Kemudahan persepsian (X2)
Kondisi yang
memfasilitasi (X3) Kepuasan pengguna (X4) Faktor sosialiasi (X5) Penggunaan teknologi informasi pada mahasiswa jurusan akuntansi STIESIA Surabaya (Y)
3. Dewi Hamnah (2013)
Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Alamanda Delta Surya Sidoarjo
Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Partisipasi Pemakai (X2) Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Alamanda Delta Surya Sidoarjo (Y)
4. Tety Indah Aprianti Pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi, dan perceived ease of use terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer
Kualitas Sistem(X1) Kualitas Informasi (X2)
Perceived Ease of Use (X3) Kepuasan Pengguna SIA Berbasis Komputer (Y)
2.2. LANDASAN TEORI 2.2.1. Definisi Sistem
Sutabri (2004:18) mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih,
yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang – ulang (Sutabri,2004:18)
Widjajanto (2001:2) berpendapat bahwa sistem suatu sistem yang
memiliki bagian – bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu mulai tiga tahapan yaitu input, proses, dan output. Sebuah sistem
adalah sekelompok dua atau lebih komponen – komponen yang saling
berkaitan (interrelated) atau subsistem – subsistem yang bersatu untuk
mencapai tujuan yang sama (Hall, 2001:5). Romney dan Stienbart
(2004:2) mengemukakan bahwa sistem adalah komponen – komponen
yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Wahana komputer (2003:31-32) menjelaskan dari berbagai sudut
pandang, sistem diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system)
Sistem abstrak merupakan sistem yang hanya berupa ide – ide atau
gagasan yang tidak tampak secara fisik. Contohnya adalah sistem
yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, yang tidak dapat
dapat dilihat secara fisik, seperti sistem penilaian, sistem pengawasan,
sistem akuntansi, dan lain – lain.
2. Sistem Alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human
made system)
Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi karena proses alam
dan tidak terdapat campur tangan manusia. Misalnya adalah sistem
rotasi bumi, sistem tata surya, dan lain – lain. Sistem buatan manusia
dirancang dan diciptakan oleh manusia, seperti sistem pengendalian
banjir, sistem tata kota, dan lain – lain. Sistem buatan manusia ini
sering melibatkan interaksi manusia dengan media yang disebut
dengan human machine system.
3. Sistem tertentu (determinate system) dan sistem tak tentu
(probabilistic system)
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang dapat
diprediksi sehingga hasil output sistem sudah dapat diramalkan.
Sistem komputer adalah contoh dari ini. Setiap melakukan
pemrosesan data di dalam komputer dengan program – program yang
dijalankan, kita sudah bisa memprediksi apakah hasil dari pemrosesan
itu. Sistem tak tentu, merupakan sistem yang hasil pemrosesannya
mengandung unsur probabilitas sehingga hasil keluarnya tidak dapat
4. Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (opened system)
Sistem tertutup adalah sistem yang bekerja secara otomatiis dan
tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Secara teoritis sistem
ini ada, tetapi kenyataannya tidak pernah ada sistem yang benar –
benar tertutup tanpa campur tangan pihak luar, yang ada hanyalah
relatively closed system yaitu sistem yang secara relatif tertutup.
Sistem terbuka adalah sistem yang selalu berhubungan dengan
lingkungan luarnya untuk melakukan proses dalam mendapat output.
Sistem ini bersifat terbuka dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya,
maka sistem ini harus mempunyai pengendalian yang baik agar tidak
tergeser dari tujuan utama sistem.
2.2.2. Definisi informasi
Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk
memberi arti (Romney dan Stienbart, 2004:11). Data adalah fakta – fakta
yang dikumpulkan, disimpan, dan diproses dengan sistem informasi
(Romney dan Stienbart, 2004:11).
Susanto dan Pradikto (2008:18) berpendapat bahwa informasi
adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat itu atau
mendatang. Dasar dari informasi adalah data, kesalahan dalam mengambil
atau memasukkan data, kesalahan dalam mengolah data akan
yang dimasukkan kedalam, disimpan, dan diproses oleh sebuah sistem
informasi akuntansi (Krismiaji, 2005:15). Krismiaji (2005:15)
menambahkan bahwa informasi adalah data yang telah diorganisasi yang
bermanfaat bagi para pembuat keputusan untuk menghasilkan keputusan
yang baik.
2.2.3. Karakter informasi
Widjajanto (2001:14-16) berpendapat bahwa tiap – tiap tingkatan
manajemen dengan kegiatannya yang berbeda, diperlukan informasi
dengan karakteristik yang berbeda pula. Berikut mengenai karakteristik
yang ada di setiap informasi yang diperlukan:
1. Jenjang manajerial terendah, informasi yang diperlukan lebih banyak
bersifat pengendalian, cenderung memerlukan informasi yang bersifat
ikhtisar, serta cenderung memerlukan informasi yang lebih banyak
menyangkut situasi dan kondisi eksternal.
2. Jenjang manajerial yang lebih tinggi akan lebih banyak waktu yang
dibutuhkan untuk perencanaan, cenderung memerlukan informasi
yang bersifat ikhtisar, serta cenderung memerlukan informasi yang
lebih banyak menyangkut situasi dan kondisi eksternal.
2.2.4. Pengguna Informasi
Informasi yang dihasilkan dari penerapan sistem informasi akan
Pemakai informasi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan (Wahana
Komputer,2003:49-51)
Golongan pertama adalah pengguna informasi yang memiliki kepentingan
langsung terhadap perusahaan, antara lain:
1. Pemilik perusahaan yang mengetahui apakah sumber daya perusahaan
yang dipercayakan kepada pihak manajemen dapat dikelola dengan
baik dan bisa dipertanggungjawabkan.
2. Pihak manajemen perusahaan yang ingin mendapatkan data – data
akurat tentang hasil kegiatan yang telah dilakukan di masa lampau.
Mengevaluasi keputusan – keputusan yang telah diambil serta
memproyeksikan posisi keuangan untuk masa yang akan datang
3. Pihak investor termasuk kreditur dan supplier untuk melakukan
evaluasi terhadap investasi yang telah diberikan. Apakah perlu
memperbesar kredit, menetapkan syarat – syarat kredit, dan lain –
lain.
4. Karyawan perusahaan yang ingin mendapatkan informasi kondisi
perusahaan sehingga dapat menegosiasikan upah, perpanjangan
kontrak kerja, pemutusan hubungan kerja, dan lain – lain.
Golongan kedua adalah pengguna yang tidak memiliki kepentingan
langsung misalnya:
1. Pemerintah. Dalam hal ini instansi perpajakan yang ingin mempunyai
perusahaan, dan jika perlu melakukan investigasi atau pemeriksaan
secara langsung.
2. Serikat buruh. Untuk menentukan berbagai kebijakan bagi karyawan –
karyawan anggotanya seperti menentukan kontrak kerja dan
sebagainya.
3. Akuntan publik. Yang bertugas untuk memeriksa pembukuan dan
administrasi perusahaan dengan tujuan untuk memberikan pernyataan
tentang kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh pimpinan
perusahaan yang bersangkutan
4. Bursa saham. Untuk menerima atau menolak permohonan
pendaftaran, memberikan saran – saran tentang perubahan dalam
praktik akuntansi, dan lain – lain.
5. Analisis keuangan. Yang ditugasi untuk memberikan nasihat kepada
kreditur untuk menahan, menambah atau mengurangi investasi dalam
perusahaan yang bersangkutan.
6. Costumer dan supplier. Untuk mengevaluasi hubungannya dengan
perusahaan di masa lalu serta menentukan kebijaksanaan untuk
hubungan di masa datang.
7. Badan – badan pengatur dan registrasi untuk menaksir kelayakan.
2.2.5. Sistem Informasi
Sistem merupakan seperangkat komponen yang saling
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan
dan pengawasan dalam organisasi (Laudon dan laudon dalam Pradikto
2008:7). Romney dalam Krismiaji (2005:16) mendefinisikan sistem
informasi sebagai cara – cara yang diorganisasi untuk menyimpan,
mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa
sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Hall (2001:7) berpendapat bahwa sistem informasi adalah suatu rangkaian
prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi
dan didistribusikan kepada pengguna.
Perkembangan teknologi informasi direspon oleh organisasi
dengan mendesain sistem informasi berbasis teknologi komputer. Sistem
informasi berbasis komputer merupakan suatu rangkaian perangkat keras
dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentrasformasi data menjadi
informasi yang berguna. (Bodnar dan Hopwood,2004:6).
Dibutuhkan suatu sistem informasi yang memiliki kualitas
sehingga informasi yang dihasilkan bisa relevan, tepat waktu, dan akurat,
sehingga proses pencapaian tujuan perusahaan dapat berjalan lancar.
Bentuk sistem informasi yang ideal adalah suatu lingkungan kerja dimana
mesin dan pengolah informasi yang berteknologi tinggi mampu
mengerjakan tugas – tugas rutin yang menyediakan data yang dapat
diakses untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan sehingga
perusahaan dalam melaksanakan operasionalnya mampu menggali ide –
Krismiaji (2005:16-17) menjelaskan bahwa sebuah sistem
informasi memiliki delapan komponen yaitu:
1. Tujuan. Setiap sistem dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan
yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan.
2. Input. Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke
dalam sistem. Sebagian besar input berupa data transaksi, namun perlu
diingat bahwa dalam perkembangannya, sebuah sistem informasi
akuntansi tidak hanya mengolah data dan menghasilkan informasi
keuangan saja, namun juga mengolah data dan menghasilkan
informasi non keuangan. Oleh karena itu, sebagai input adalah berupa
data non keuangan.
3. Output. Informasi yang dihasilkan sebuah sistem disebut output.
Output dari sebuah sistem yang dimasukkan kembali ke dalam sebuah
sistem sebagai input disebut dengan umpan balik (feedback). Output
sebuah sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan keuangan
dan laporan internal seperti daftar unsur piutang, anggaran, dan
proyeksi arus kas.
4. Penyimpan data. Data sering disimpan untuk dipakai lagi di masa
mendatang. Data yang tersimpan ini harus dipebarui (update) untuk
menjaga keterkinian data.
5. Pemrosesan. Data harus diproses untuk menghasilkan informasi
perusahaan mengolah datanya dengan menggunakan komputer agar
dapat dihasilkan informasi secara tepat dan akurat.
6. Instruksi dan prosedur. Sistem informasi tidak dapat memproses data
untuk dapat menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur yang
rinci. Perangkat lunak komputer dibuat untuk menginstruksikan
komputer melakukan pengolahan data. Instruksi dan prosedur untuk
para pemakai komputer biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang
disebut buku pedoman prosedur.
7. Pemakai. Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan
informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan pemakai. Dalam
perusahaan pengertian pemakai adalah karyawan yang melaksanakan
dan mencatat transaksi dan karyawan yang mengelola serta
mengendalikan sistem.
8. Pengumuman dan pengawasan. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah
sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan, dan
terlindung dari akses secara tidak sah. Untuk mencapai kualitas
informasi semacam itu, maka sistem pengamanan dan pengamanan
harus dibuat dan melekat pada sistem.
2.2.6. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai formulir
catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat
erat yang didesain untuk mentrasformasikan data keuangan menjadi
informasi yang dibutuhkan oleh manajemen (Widjajanto, 2001:4).
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti
manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi
informasi (Sutabri,2004:6). Hall (2001:10) menambahkan bahwa sistem
informasi akuntansi terdiri dari tiga subsistem utama yaitu :
1. Sistem pemrosesan transaksi – SPT (transaction processing system),
mendukung operasi bisnis setiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan
– pesan untuk para pemakai seluruh organisasi.
2. Sistem pelaporan buku besar / keuangan - SPBB/K (general ledger /
financial reporting system), yang menghasilkan laporan keuangan.
3. Sistem pelaporan manajemen - SPM (Management Reporting System),
yang menyediakan manajemen internal dengan laporan keuangan, dengan
tujuan khusus dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan.
Romney dan Stienbart (2005:3) berpendapat bahwa sistem
informasi akuntansi terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Orang – orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan
melaksanakan berbagai fungsi,
2. Prosedur – prosedur, baik manual maupun terotomatisasi yang
dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data
tentang aktivitas – aktivitas organisasi,
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi
5. Infrastruktur teknologi informasi termasuk komputer, peralatan
pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Kelima komponen tersebut secara bersama – sama memungkinkan
suatu sistem informasi akuntansi memenuhi fungsi pentingnya dalam
organisasi, yaitu:
1. Tentang aktivitas – aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi,
sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas tersebut, dan para pelaku
yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen,
para pegawai, dan pihak – pihak luar yang berkepentingan dapat
meninjau ulang hal – hal yang telah terjadi
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak
manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset – aset
organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data
tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan handal.
Wahyono (2004:29) mengemukakan bahwa sistem informasi
akuntansi berbasis komputer merupakan sistem yang melakukan fungsi
– fungsi untuk memberikan informasi bagi semua tingkat manajemen,
baik itu manajemen atas atau top level management (seperti direktur
(seperti kepala cabang atau divisi), maupun manajemen bahwah atau
lower level (seperti mandor, supervisor, tenaga klerikal, dan lain –
lain).
Wahyono (2004:30) berpendapat bahwa sistem informasi
akuntansi berbasis komputer memiliki beberapa keunggulan yaitu :
1. Proses pengolahan yang cepat
2. Tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi
3. Efisiensi sumber daya manusia
4. Kemudahan Akses Informasi
2.2.6.1. Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi
Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem
informasi akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi di
dalam suatu sistem. Untuk mengolah data supaya menjadi informasi yang
berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme, atau
dengan bantuan komputer (Baridwan, 1994:127).
Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau
mengolah data tidak dapat mengubah hakikat sistem informasi akuntansi,
tetapi prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dengan
sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks dan rumit serta
Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data Secara Manual
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa mengumpulkan bukti
informasi dan menganalisa transaksi – transaksi dari dokumen, sumber,
pencatatan transaksi dalam bentuk jurnal kemudian diposting ke dalam
buku besar (pencatatan ditempatkan pada buku besar) dicocokkan dengan
buku pembantu pada akhir periode membuat laporan keuangan.
Gambar 2.2 Siklus Pengolahan Data dengan Komputer
Bukti Transaksi
File Transaksi
Laporan Keuangan dan Laporan Lain yaitu Laporan Keuangan Fiskal Buku Besar
Jurnal Bukti
Transaksi
Jurnal
Buku Pembantu
Laporan Keuangan
Dari gambar diatas dapat diterangkan bahwa dari bukti – bukti transaksi
yang ada diberi kode – kode perkiraan yang kemudian di jurnal yang
selanjutnya untuk buku besar, neraca saldo. Laporan laba rugi dan neraca
akhir akan diolah secara otomatis oleh komputer. Hasil dari proses
akuntansi tersebut akan menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu
dan relevan yang berupa laporan keuangan lainnya, seperti yang
diinginkan dan berguna bagi perusahaan pengguna informasi.
2.2.7. Kualitas Sistem
2.2.7.1. Pengertian Kualitas Sistem
Sistem yang berkualitas merupakan sistem yang memiliki unsur –
unsur kelayakan untuk dapat diterapkan dalam lingkungan organisasi,
dengan mempertimbangkan keterbatasan – keterbatasan yang dimiliki
organisasi tersebut. Wahana komputer (2003:153-157) berpendapat bahwa
ada empat unsur kelayakan untuk menilai kualitas sistem:
1. Kelayakan teknik
Kelayakan ini mencakup dua hal penting yaitu ketersediaan teknologi di
pasaran dan ketersediaan tenaga ahli yang mengoperasikan.
2. Kelayakan operasional
Setidaknya terdapat lima permasalahan yang harus dipertimbangkan untuk
menentukan layak dan tidaknya sistem dioperasikan, lima hal tersebut
a. Kemungkinan bahwa sistem tidak praktis, terlalu rumit sehingga sulit
untuk dioperasikan oleh operator
b. Hal ini jelas akan menghambat pengoperasian sistem dalam praktek
kesehariannya. Kesulitan operator menggunakan program, akan
memperbesar resiko kesalahan yang terjadi.
c. Kemungkinan adanya keengganan pemakai untuk meninggalkan
sistem lama yang telah ditekuni selama bertahun – tahun
d. Kualitas informasi yang dihasilkan sistem apakah sudah cukup
memuaskan pemakainya
e. Kemungkinan terjadinya kesulitan pihak manajemen untuk melakukan
pengendalian terhadap sistem
3. Kelayakan ekonomi
Sistem ini akan dikatakan menguntungkan atau layak secara ekonomi jika
manfaat yang diberikan oleh sistem lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan untuk menerapkan sistem. Ada dua jenis manfaat yang dapat
diterapkan kualitasnya yaitu penghematan biaya karena menurunnya biaya
operasi dan kenaikan pendapatan karena beberapa faktor seperti
kemudahan pelanggan mendapatkan barang yang dibutuhkan
dibandingkan dengan pesaing, kecepatan manajemen dalam pengambilan
keputusan – keputusan strategis, dan lain sebagainya.
4. Kelayakan hukum
Kelayakan hukum adalah peninjauan kembali hal – hal yang menyangkut
dipertimbangkan apakah penerapan sistem dengan menggunakan teknologi
akan berakibat pada pengurangan tenaga kerja yang berujung pada PHK,
pemakaian software yang asli atau bajakan.
Romney dan Stienbart (2004:267) menggunakan empat prinsip
untuk menetapkan apakah suatu sistem andal atau tidak:
1. Ketersediaan (Availability). Sistem tersebut tersedia untuk
dioperasikan dan digunakan dengan mencantumkan pada pernyataan
atau perjanjian tingkat pelayanan
2. Keamanan (Security). Sistem dilindungi dari akses fisik maupun logis
yang tidak memilii otorisasi. Hal ini membantu mencegah penggunaan
yang tidak sesuai, pemutarbalikan, penghancuran atau pengungkapan
informasi dna software, serta pencurian sumber daya sistem.
3. Dapat dipelihara (Maintainability). Sistem dapat diubah apabila
diperlukan tanpa mempengaruhi ketersediaan, keamanan, dan
integritas sistem. Hanya perubahan dokumen yang memiliki otorisasi
dan teruji sajalah yang termasuk dalam sistem dan data terkait. Bagi
seluruh perubahan yang telah direncanakan dan dilaksanakan, harus
tersedia sumber daya untuk mengolah, menjadwalkan,
mendokumentasikan, dan mengkomunikasikan perubahan ke pihak
manajemen dan para pemakai yang memiliki otorisasi.
4. Integritas (Intregrity). Pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat,
tepat waktu, dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki
sistem tersebut secara keseluruhan dan bebas dari manipulasi sistem,
baik yang tidak diotorisasi maupun yang tidak disengaja.
Bagi setiap prinsip keandalan diatas, tiga kriteria ini dikembangkan
untuk mengevaluasi pencapaian prinsip – prinsip tersebut (Romney dan
Stienbart, 2004:267-268):
1. Entitas memiliki tujuan kinerja, kebijakan, dan standart yang telah
ditetapkan, dikomunikasikan, dan telah memenuhi tiap prinsip
keandalan. Tujuan kinerja didefinisikan sebagai tujuan umum yang
ingin dicapai entitas; kebijakan adalah peraturan – peraturan yang
memberikan arah formal untuk mencapai tujuan, dan mendorong
kinerja; standar sebagai prosedur yang dibutuhkan dalam
implementasi agar sesuai dengan kebijakan.
2. Entitas menggunakan prosedur, sumber daya manusia, software, data
data, dan infrastruktur untuk mencapai setiap prinsip keandalan,
dengan berdasarkan pada kebijakan dan standar yang telah ditetapkan.
3. Entitas mengawasi sistem dan mengambil tindakan untuk mencapai
kesesuaian dengan tujuan, kebijakan, dan standar, untuk setiap prinsip
keandalan.
2.2.8. Kualitas Informasi
2.2.8.1. Pengertian Kualitas Informasi
Informasi akan dikatakan berkualitas, jika infomasi tersebut datang
tergantung dari dua hal yaitu pemakai dapat menjalankan sistem dengan
baik dan tepat, di samping sistemnya sendiri harus mampu melakukan
proses pengolahan data dengan cepat pula.
Semakin tinggi kualitas informasi yang tersedia bagi para pembuat
keputusan, maka semakin baik pula keputusan yang dihasilkan.
Widjajanto (2001:25-26) menjelaskan agar bermanfaat, informasi harus
memiliki kualitas sebagai berikut:
1. Kecermatan (Accuracy)
Kecermatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
informasi yang besar terhadap total informasi yang dihasilkan
dalam suatu periode. Ukuran kecermatan ini bervariasi, dan sangat
tergantung pada sifat informasi. Semakin kritis sifat suatu
informasi, akan semakin tinggi kecermatan yang diperlukan.
2. Penyajian yang tepat waktu (Timeliness)
Informasi yang terlambat diterima, nilai kegunaannya akan lebih
rendah, karena keputusan bisnis yang cepat dianggap lebih baik
daripada keputusan yang lambat. Timeliness diartikan kegiatan
menyajikan informasi pada saat transaksi terjadi atas pada saat
informasi tersebut dibutuhkan yaitu mampu menutup peluang bagi
pesaing untuk mengambil keputusan yang lebih cepat.
3. Kelengkapan
Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan karena
kritis. Dengan demikian informasi yang sudah tepat waktu dan
cermat mungkin belum dapat dianggap sebagai informasi yang
berkualitas. Atribut kelengkapan dalam beberapa hal disebut
sebagai atribut relevansi. Artinya, informasi yang lengkap adalah
informasi yang relevan dengan kebutuhan penggunanya. Dalam hal
lain, pengertian lengkap tidak harus diartikan sebagai informasi
yang menyeluruh baik yang berguna ataupun tidak, melainkan
harus dikaji sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
4. Ringkas
Ringkas adalah informasi yang disajikan telah diikhtisarkan sesuai
kebutuhan penggunaannya dan bidang – bidang yang menjadi
fokus utama. Informasi harus diringkas agar sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Manajer tingkat lebih rendah cenderung
memerlukan informasi yang sangat rinci. Semakin informasi
mengalir keatas melalui organisasike manajemen atas, semakin ia
dirangkum atau diringkas.
Romney dan Stienbart (2005:12), serta Krismiaji (2005:15)
menambahkan karakteristik informasi yang berkualitas dengan atribut
dapat diverifikasi atau dapat diuji kebenarannya. Artinya, informasi dapat
diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara
independen dan masing – masing akan menghasilkan informasi yang
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa informasi yang bernilai
penting tinggi adalah informasi yang mengandung ketidakpastian paling
rendah, akan tetapi informasi tidak dapat terbatas sama sekali dari unsur
ketidakpastian. Oleh karena itu, diperlukan perbandingan biaya untuk
memperoleh informasi dengan manfaat yang diperoleh dengan adanya
informasi itu sendiri. Pengolahan data menjadi suatu informasi dengan
bantuan komputer, jelas akan lebih meningkatkan nilai dari informasi yang
dihasilkan. Wahana komputer (2003:81-82) menambahkan bahwa
peningkatan nilai informasi tersebut bisa diamati dari hal – hal sebagai
berikut :
1. Hubungan antara informasi , biaya dan waktu pengolahan data
menjadi informasi. Informasi yang disajikan dalam waktu yang cepat
dan tepat, sedangkan untuk pemrosesan data manual biasanya berlaku
bahwa semakin cepat waktu yang diinginkan untuk pemrosesan data,
maka biaya yang dibutuhkan akan semakin besar. Dengan bantuan
komputer kita dapat mengatur sedemikian rupa sehingga informasi
dapat disajikan dengan tepat waktu dan dengan biaya yang masih
berada di bawah manfaat informasi itu sendiri. Dengan kata lain, kita
dapat mengatur pengelolaan data sehingga manfaat ekonomis sebuah
informasi dapat diperoleh secara maksimal.
2. Hubungan antara biaya dengan volume pemrosesan data menjadi
informasi. Dengan tingginya biaya tenaga kerja manusia diperlukan
ditinjau dari sisi volume dan biaya pemrosesan. Pemrosesan secara
manual memiliki biaya yang stabil pada angka yang cukup tinggi,
sementara dengan menggunakan mesin. Meski investasi awal lebih
besar biayanya, namun pada perkembangannya akan dapat
mengurangi biaya pemrosesan dengan tetap menjaga tingkat volume
pemrosesan. Proses pengolahan data dengan menggunakan komputer
sebagai alat bantu akan dapat terus mengurangi biaya – biaya pada
posisi yang paling rendah dibandingkan dengan metode pengolahan
yang lain.
2.2.9. Persepsi
Persepsi adalah bagaimana orang – orang melihat atau
menginterpretasikan peristiwa, objek, atau manusia. Orang bertindak atas
dasar persepsi mereka dengan mengabaikan apakah persepsi itu
mencerminkan kenyataan yang sebenarnya. Persepsi merupakan proses
yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya
rangsang, sampai rangsang itu bisa dimengerti oleh individu, sehingga
individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaaan di sekitarnya.
Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu
dengan menggunakan panca indera (Drever dalam Sasanti,2003). Kesan
yang diterima individu sangat bergantung pada seluruh pengalaman yang
telah diperoleh melalui proses berpikir, belajar, serta dipengaruhi oleh
2.2.10. Perceived ease of use (kemudahan persepsian)
2.2.10.1. Pengertian Perceived ease of use (kemudahan persepsian)
Kemudahan persepsian didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari
usaha (Jogiyanto dalam skripsi Noorman Ananta, 2001:114).
Menurut Davis, F.D. dalam Fahmi Natigor (2004:5), persepsi
tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi informsi didefinisikan
sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat
dengan mudah dipahami.
Kemudahan persepsian memberikan indikasi bahwa orang yang
menggunakan TI bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang yang
bekerja tanpa menggunakan TI (secara manual). Pengguna TI
mempercayai bahwa TI yang lebih fleksibel, mudah dipahami, dan mudah
pengoperasiannya sebagai karakteristik kemudahan penggunaan.
Davis, F.D dalam Fahmi Natigor (2004:5) memberikan beberapa
indikator kemudahan penggunaan TI antara lain :
1. Komputer sangat mudah dipelajari
2. Komputer mengejakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh
pengguna
3. Komputer sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna
4. Komputer sangat mudah untuk dioperasikan
Nasution dalam penelitian Eko Riadi dan Rida Perwita (2011:1)
informasi, dimana banyak pengguna PC yang dapat dengan mudah
menerima TI jika memiliki karakteristik sesuai dengan apa yang
diinginkan.
Berdasarkan definisi dan literatur diatas dapat disimpulkan bahwa
kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha seseorang dalam
mempelajari komputer.
2.2.11 Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respon emosional
terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan
kerja bukanlah suatu konsep tunggal. Sebaliknya, seseorang dapat relatif
puas dnegan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah
satu atau lebih aspek yang lainnya. (Kreitner dan Kinickil,2005:72)
Kepuasan kerja mengacu pada sikap individu secara umum
terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang
tinggi memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya sedangkan seseorang
yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap
pekerjaan tersebut (Robbins:2002-36).
Harus diingat pekerjaan seseorang yang lebih dari sekedar kegiatan
menata kertas, menulis kode pemrograman atau menunggu konsumen.
Pekerjaan membutuhkan interaksi dengan rekan kerja dan para atasan,
melakukan pekerjaannya menggunakan sistem yang ada, memenuhi
standar kerja, dan sebagainya.
2.2.11.1. Pentingnya mengukur kepuasan kerja pengguna SIA
Investasi sistem informasi akuntansi yang menyedot anggaran yang
cukup besar, sudah sepatuhnya dibarengi dengan penghargaan terhadap
penerapannya. Beragam metode bisa digunakan untuk mengukur hasil
penerapan tersebut. Salah satu cara pengukuran kinerja dalam penerapan
sistem informasi akuntansi adalah dengan cara menggunakan kepuasan
kerja penggunannya. Ini merupakan cara terbaik untuk
mengkomunikasikan penilaian manajer tentang penerapan sistem
informasi akuntansi kepada pimpinannya.
Salah satu gejala yang paling meyakinkan dari rusaknya kondisi
dalam suatu organisasi adalah rendahnya kepuasan kerja. Gejala itu
mungkin juga merupakan bagian dari keluhan terhadap ketidakpastian
suatu sistem yang diterapkan oleh organisasi tempat ia bekerja.
Ketidakandalan sistem mengakibatkan infornasi yang dihasilkan menjadi
tidak akurat. Informasi yang tidak dapat menunjang kesuksesan kerja
karyawan, berdampak pada munculnya perasaan tidak puas. Hal itulah
yang harus diantisipasi oleh manajemen agar investasi sistem informasi
akuntansi bermanfaat untuk pencapaian tujuan perusahaan melalui
Faktor – faktor yang dipertimbangkan untuk mengukur
keberhasilan penerapan suatu sistem menurut Husein dan Wibowo dalam
Sari (2008:1) adalah:
1. Tingkat penggunaan sistem yang relatif tinggi
2. Kepuasan para pengguna terhadap sistem yang diterapkan
3. Sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi
4. Tujuan yang dicapai. Pada tingkat seberapa sistem dapat memenuhi
tujuan – tujuan yang spesifik, sebagaimana dicerminkan oleh
peningkatan kinerja organisasi dan pengambilan keputusan dari
pengguna sistem.
5. Imbal balik keuangan untuk organisasi, baik melalui pengurangan
biaya atau peningkatan penjualan profit.
2.2.12.1. Pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer
Menurut DeLone dan McLean dalam Istianingsih (2007) bahwa
:“Kualitas sistem merupakan karakteristik dari informasi yangmelekat
mengenai sistem itu sendiri”. Untuk meningkatkan hubungan antara
perusahaan dengan pihak – pihak yang berinteraksi dengan perusahaan
seperti konsumen, vendor, mitra bisnis, pemegang saham, dan lembaga
pemerintah, sebuah sistem harus dipastikan keandalannya.
Keandalan tidak hanya dinilai dari segi keamanan sebuah sistem
untuk kemudahan untuk mengakses sistem sehingga pengguna mampu
meningkatkan kinerjanya.
2.2.12.2. Pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer
Menurut Rai, et al,. dalam Istianingsih (2007) bahwa :“Kualitas
informasi merupakan kualitas output yang berupa informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan”. Apabila kualitas
informasi yang dihasilkan lebih rendah, tidak relevan, dan terdapat
konflik data, dan tidak tepat waktu maka akan memerlukan kerja
tambahan bagi penggunanya untuk mengolah informasi tersebut hingga
sesuai dengan kebutuhan proses kerja. Hal ini dapat mengurangi
kepuasan pengguna dan akhirnya menimbulkan ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan.
2.2.12.3. Pengaruh perceived ease of use terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer
Menurut David, F.D dalam Fahmi Natigor (2004:5), persepsi
tentang kemudahan penggunaan sebuah sistem informasi didefinisikan
sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa komputer
dapat dengan mudah dipahami.
Persepsi kemudahan penggunaan memberikan indikasi bahwa
orang yang menggunakan sistem informasi berbasis komputer dapat
manual. Pengguna sistem informasi berbasis komputer percaya bahwa
sistem informasi yang digunakan lebih fleksibel, mudah dipahami, dan
mudah pengoperasiannya sebagai karakter kemudahan penggunaan.
2.3. KERANGKA PEMIKIRAN
Uji Partial Least Square (PLS) Kualitas
Informasi (X2)
Perceived Ease of Use (X3)
Kepuasan Kerja Pengguna SIA
Berbasis Komputer(Y) Kualitas Sistem
2.4. HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah
dijelaskan dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Diduga bahwa kualitas sistem berpengaruh terhadap kepuasan
pengguna Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer pada
PT. Putramataram Coating International.
H2 : Diduga bahwa kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan
pengguna Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer pada
PT. Putramataram Coating International.
H3 : Diduga bahwa perceived ease of use (persepsi kemudahaan
penggunaan) berpengaruh terhadap kepuasan pengguna Sistem
Informasi Akuntansi Berbasis Komputer pada PT. Putramataram
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. OBJEK PENELITIAN
Penelitian ini terdiri atas tiga variabel yang menjadi variabel
independen yaitu kualitas sistem (X1), kualitas informasi (X2), dan perceived
ease of use (X3). Sedangkan variabel dependen adalah Kepuasan Kerja
Pengguna Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer (Y).
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT.
Putramataram Coating International, yang berlokasi di Jl. Surowongso No.
399, Gedangan, Sidoarjo.
3.2. OPERASIONALISASI DAN PENGUKURAN VARIABEL 3.2.1. Definisi Operasional
Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang ada maka variabel yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel
dependen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kualitas Sistem (X1), Kualitas Informasi (X2), Perceived Ease of use (X3).
Sedangkan variabel independen adalah Kepuasan Kerja Pengguna Sistem
Informasi Akuntansi Berbasis Komputer pada PT. Putramataram Coating
Definisi operasional dari variabel – variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Variabel terikat atau dependent variable
Kepuasan Kerja Pengguna Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer
Kepuasan kerja yang dimaksud adalah suatu tingkatan dimana para
pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer telah merasakan
kenyamanan, senang dan cocok dengan pekerjaan yang dikerjakan.
Kepuasan kerja muncul sebagai akibat penerapan sistem informasi yang
tepat, berkualitas, dan efektif.
B. Variabel bebas atau independent variable 1. Kualitas Sistem (X1)
Kualitas sistem merupakan karakteristik dari sistem yang
melekat terhadap sistem itu sendiri. Kesuksesan sistem informasi di
dalam suatu perusahaan diharapkan dapat mampu mengatasi hambatan
– hambatan yang dapat terjadi di dalam perusahaan. Hal ini disebabkan
karena sistem yang ada di dalam perusahaan akan berpengaruh terhadap
keputusan yang diambil oleh top management. Tidak mudah untuk
mendefenisikan keberhasilan suatu sistem informasi. Namun kesuksesan
2. Kualitas Informasi (X2)
Kualitas informasi menunjukkan output dari suatu sistem yang
berhubungan dengan nilai, manfaat, relevansi, dari informasi yang
dihasilkan oleh pengguna sistem. Apabila kualitas informasi baik
diharapkan para pengguna sistem dapat memperoleh manfaat lebih dari
sistem tersebut sehingga dapat berdampak pada kepuasan pengguna
sistem informasi.
3. Perceived Ease of use (X3)
Persepsi kemudahan penggunaan adalah persepsi pengguna
sistem informasi akuntansi sebagai suatu ukuran dimana seseorang
percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan.
3.2.2. PENGUKURAN VARIABEL
Skala pengukuran untuk variabel independen (X) yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala interval (interval scale), sedangkan teknik
pengukurannya menggunakan skala Likert dalam bentuk checklist. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrumen
Skala Likert (Likert Scale) didesain untuk seberapa kuat subjek setuju
atau tidak setuju dengan pertanyaan pada skala 5 titik dengan susunan sebagai
berikut (Sekaran,2007:31):
Skala pengukuran likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek
setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan pada skala 5 titik dengan susunan
sebagai berikut :
1 2 3 4 5
STS TS N S SS
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sedangkan skala pengukuran untuk variabel dependen (Y) juga menggunakan
skala interval (interval scale), dengan teknik pengukurannya menggunakan skala
likert. Polanya adalah sebagai berikut.
1 2 3 4 5
SP TP R P SP
Sangat Puas (SP) 5
Puas (P) 4
Tidak Puas (TP) 2
Sangat Tidak Puas (STP) 1
Beberapa indikator yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur variabel
Independen (X) dan Variabel Dependen (Y) adalah sebagai berikut:
Variabel Independen (X) yang terdiri dari tiga variabel yaitu :
a. Kualitas Sistem (X1)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dan teknik pengukuran
skala yang digunakan adalah skala likert. Indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel ini diadaptasi dari Sari (2008) :
1. Pentingnya sistem dalam kesuksesan kinerja departemen
2. Pentingnya sistem meningkatkan kepuasan kerja
3. Sistem yang tersedia mampu mengerjakan tugas lebih mudah dan efisien
4. Sistem memberikan kontribusi dalam pencapaian visi dan misi perusahaan
5. Sistem mudah melakukan penyesuaian pada kondisi baru sesuai dengan
perkembangan kebutuhan informasi
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lima item
pertanyaan dengan pola sebagai berikut
1 2 3 4 5
Jawaban dengan nilai 1 dan 2 yang dipilih oleh responden menunjukkan kualitas
sistem memiliki kualitas sistem yang kurang berkualitas . Jika memberikan nilai
3 maka responden bersifat netral. Dan jawaban dengan nilai 4 dan 5
menunjukkan bahwa kualitas sistem yang berkualitas.
b. Kualitas informasi (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dan teknik pengukuran
skala yang digunakan adalah skala likert. Indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel ini diadaptasi dari Pradikto (2008) :
1. Informasi diperoleh tepat waktu pada saat dibutuhkan
2. Kelengkapan informasi yang dihasilkan oleh sistem
3. Pembaruan (update) informasi yang diperoleh
4. Informasi selalu dapat menunjang penyesuaian pekerjaan
5. Kesesuaian volume informasi yang tersedia dengan kebutuhan informasi
departemen
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lima item
pertanyaan dengan pola sebagai berikut
1 2 3 4 5
Jawaban dengan nilai 1 dan 2 yang dipilih oleh responden menunjukkan kualitas
sistem memiliki kualitas informasi yang kurang berkualitas . Jika memberikan
nilai 3 maka responden bersifat netral. Dan jawaban dengan nilai 4 dan 5
menunjukkan bahwa kualitas informasi yang berkualitas.
c. Perceived Ease of use (X3)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dan teknik pengukuran
skala yang digunakan adalah skala likert. Indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel ini diadaptasi dari Risalatun (2008) :
1. Kemudahan mempelajari sistem informasi
2. Kemudahan memahami sistem informasi
3. Keterampilan dalam penggunaan sistem informasi
4. Sistem informasi dapat menyelesaikan pekerjaan dengan mudah
5. Kemudahan mengoperasikan sistem informasi
6. Interaksi dengan sistem informasi
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan enam item
pertanyaan dengan pola sebagai berikut
1 2 3 4 5