• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEKRETARIAT KPA NASIONAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Salam Hangat,

Memasuki tahun 2011, upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia terus menunjukkan kemajuan. Banyak tantangan yang telah menanti, karena itu dibutuhkan persiapan yang terencana, koordinasi yang matang, serta kerja keras dari semua pihak.

KPA Nasional, sesuai dengan Perpres 75/2006 mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu: pengembangan kebijakan, perencanaan strategik, koordinasi kegiatan, penyebaran informasi, kerja sama regional dan internasional, pengelolaan data dan informasi, dan pengarahan KPA Daerah.

Pada bulan Januari 2011, telah dilakukan pertemuan Tim Pelaksana, koordinasi dengan jaringan populasi kunci dan Rapat Kerja Gubernur sebagai bentuk pengembangan kebijakan dan koordinasi penanggulangan HIV dan AIDS.

Kerja sama dan penguatan kemitraan internasional dilakukan melalui kunjungan Delegasi Afganistan untuk pengembangan program HR serta pertemuan dengan mitra internasional di Jakarta. Selain itu untuk mengintensifkan penanggulangan HIV dan AIDS di dalam negeri telah diadakan pertemuan evaluasi dan koordinasi antara empat Principle Recipient (PR) pengelola dana dukungan GF SSF.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

JANUARI 2011

Pertemuan Tim Pelaksana di Kemenhub

Sekretariat KPA Nasional Menara Topas Lt.9

Jl. MH Thamrin Kav.9 Jakarta Pusat Telp. (021) 3901758 Fax. (021) 3902665 www.aidsindonesia.or.id

Rapat Kerja Gubernur dan Seminar “MDG’s Sebentar Lagi”

Kunjungan Delegasi Afganistan ke Sekretariat KPA Nasional Pertemuan Kemitraan Internasional

(2)

Pengembangan Kebijakan

Pertemuan Tim Pelaksana

S

etiap tiga bulan, secara rutin dilakukan pertemuan Tim Pelaksana yang terdiri atas sektor, masyarakat sipil, populasi kunci, organisasi profesi, dan swasta dalam rangka koordinasi program penanggulangan HIV dan AIDS oleh masing-masing anggota KPAN. Pertemuan Tim Pelaksana dilaksanakan tanggal 20 Januari di Gedung Cipta, lt.7 Kemenhub. Agenda pertemuan adalah pemaparan Situasi Epidemi dan Upaya penanggulangan AIDS: Cakupan dan Efektifitas Program sampai Desember 2010 oleh Ibu Nafsiah Mboi, Rencana Pemantauan Pencapaian Inpres No.3/2010 oleh Dr.Kemal Siregar, dan Rencana Review/evaluasi Komprehensif Pelaksanaan Perpres No.75/2006 oleh Dra. Wenita Indrasari, MPH.

Diskusi membahas tentang target capaian MDGs

dan RPJMN 2010-2014. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan cara intensifikasi upaya pencegahan, peningkatan penggunaan kondom pada setiap hubungan seks berisiko (penularan penyakit) termasuk antara suami isteri, peningkatan media KIE atau pendidikan bagi laki-laki dan perempuan usia 15-24 tahun, peningkatan anggaran untuk promosi hidup sehat, pencegahan HIV dan napza, dan pengobatan AIDS.

Pencegahan pada pria risiko tinggi harus lebih ditingkatkan, terutama yang bekerja pada sektor pertambangan dan pembangunan jalan. Hal ini mengingat adanya 4 M* yang berkembang. Kerja sama dengan Kemen PU, Kemenbudpar, dan Kemenhub akan lebih diintensifkan. Berbagai media KIE kreatif akan dikembangkan sesuai dengan situasi di lapangan.

Tindak lanjut dari pertemuan ini antara lain, akan dilakukan kajian evaluasi dan dokumentasi penanggulangan HIV dan AIDS di 6 Sektor. Pertemuan akan datang dilaksanakan di Kantor Kemenbudpar. *4 M: Man, Mobile, with Money, in a Macho environment. Laki-laki yang punya uang sedang merantau/tempat yang jauh dari keluarga, dan berada lingkungan kerja yang “macho” Diskusi Pertemuan Tim Pelaksana Dipimpin oleh Ibu Nafsiah Mboi

Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan

Pertemuan Koordinasi dengan Jaringan Populasi Kunci Nasional

P

enanggulangan HIV dan AIDS memerlukan kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan populasi kunci. Untuk mensinergikan program penanggulangan, maka diadakan pertemuan koordinasi tanggal 11 Januari di Ruang Pertemuan Sekretariat KPA Nasional.

Agenda pertemuan membahas kegiatan hingga Desember 2010, tantangan, kebutuhan dukungan, dan rencana kegiatan tahun 2011. Hadir dalam pertemuan tersebut Koordinator Nasional GWL-Ina, Koordinator Nasional JOTHI, Perwakilan PKNI, Koordinator Nasional IPPI, dan Perwakilan OPSI.

Kegiatan yang dilakukan tahun 2010 antara lain: • GWL-Ina

Penguatan kelembagaan jaringan, peningkatan kemitraan dengan KPA Nasional, peningkatan kapasitas anggota jaringan GWL-Ina, dan penguatan komunikasi antar anggota jaringan.

• JOTHI

dan peningkatan kapasitas SDM, advokasi layanan pencegahan dan pengobatan ko infeksi HIV dengan Hepatitis C, penelitian dan survei, dan penguatan institusi.

• PKNI

Pelatihan kepemimpinan, studi banding ke Australia, lokakarya nasional, layanan komprehensif pada Penasun, perbaikan mekanisme UNGASS-AIDS Forum Indonesia, dan menyusun agenda advokasi bersama.

• IPPI

Peningkatan kapasitas hak-hak perempuan, kampanye dan sosialisasi hak-hak perempuan, pelatihan monitoring dan evaluasi bagi pengurus IPPI, dan penjajakan cepat kebutuhan anggota di 10 provinsi. • OPSI

Pemberdayaan Pekerja Seks, konsultasi nasional tentang Pekerja Seks dan HIV, pelatihan HAM, governance, dan leadership, Regional Partnership

(3)

Halaman

2

Sedyaningsih, Sekretaris KPA Nasional Ibu Nafsiah Mboi, Gubernur Babel, Gubernur Bengkulu, Gubernur DKI Jakarta, Gubernur DI Yogyakarta, Gubernur Gorontalo, Gubernur Maluku Utara, Wagub Jambi, Wagub Kaltim, Sekda Kalsel, Sekda Papua, Kadinkes Sumatera Barat, Kadinkes Bali, dan Kadinkes Sulsel. Dalam paparannya, Mendagri menyampaikan pentingnya peran dan perhatian Gubernur dalam program penanggulangan HIV dan AIDS. Gubernur diharapkan meluangkan waktu dan memberikan anggaran yang cukup untuk program, menyediakan layanan kesehatan yang memadai untuk rumah sakit, perawatan, dan klinik tes HIV. Selain itu mendorong adanya strategi dan rencana daerah yang terintegrasi dalam program kesehatan, kemiskinan, dan air bersih. Mendagri juga prihatin dengan banyaknya Ibu Rumah Tangga yang terinfeksi HIV sehingga tantangan program HIV makin berat. Isu lain adalah pembubaran lokalisasi yang banyak dilakukan, dapat menghambat intervensi karena terjadinya hubungan seks berisiko yang makin menyebar dan sulit dikontrol.

Diskusi Bersama Dipandu Moderator

Penetapan Langkah Strategis

Rapat Kerja Gubernur dan Seminar “MDG’s Sebentar Lagi”

G

ubernur selaku Ketua KPA di provinsi adalah pemimpin dan penanggung jawab penanggulangan HIV dan AIDS di daerah. Dalam rangka meningkatkan efektifitas kerja untuk mencapai target nasional, maka dilakukan rapat kerja yang dikoordinasi oleh Sekretariat KPA Nasional bersama dengan Kemenkokesra, Kemendagri, dan Kemenkes selaku ketua dan wakil ketua KPA Nasional dengan Ika ITB 75.

Pertemuan dilaksanakan tanggal 31 Januari di Auditorium Museum Nasional, Jakarta. Hadir pada acara tersebut Menkokesra Bapak HR. Agung Laksono yang sekaligus membuka acara, Mendagri Bapak Gamawan Fauzi, Menkes Ibu Endang R.

Pemberian Penghargaan kepada 10 Gubernur Atas Dedikasinya dalam Penanggulangan HIV dan AIDS

“Pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam semua program pemerintah terutama bidang kesehatan dan pentingnya program pencegahan bagi kelompok populasi yang paling berisiko.”

-Kemenkes pada Sambutan

Pemberian Penghargaan

Dalam kesempatan ini, disampaikan apresiasi dan penghargaan kepada para Gubernur yang telah menunjukkan komitmennya dalam upaya penanggulangan AIDS di provinsinya masing-masing serta menunjukkan kepedulian yang tinggi, dengan kriteria antara lain; Kepemimpinan, Pemihakan pada kelompok populasi kunci dan Dukungan kepada sekretariat KPA Provinsi/ Kabupaten dan Kota.

Penghargaan ini diharapkan memacu semangat semua Gubernur di 33 provinsi untuk terus berupaya meningkatkan program penangggulangan AIDS di daerahnya secara lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi. Penerima penghargaan pada tahun ini adalah 10 Gubernur yaitu dari barat ke timur: Kepulauan Riau, Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Diskusi “MDGs Sebentar Lagi”

Dilanjutkan dengan sesi diskusi dan bedah buku dengan judul “MDGs Sebentar Lagi”. Moderator Ninok Leksono (Wartawan Senior), panelis Ibu Meutia Hatta (Mantan Menteri PP-PA), Ibu Nila Djuwita Moeloek (Utusan Presiden untuk Program MDG’s), Ibu Nina Sardjunani (Deputi SDM dan Kebudayaan, Bappenas), dan Prof. Komarudin Hidayat (Rektor UIN).

(4)

Penyebarluasan Informasi

Kerja Sama Internasional dan Regional

Kunjungan Delegasi Afganistan untuk Program HR (Harm Reduction)

D

elegasi Afganistan yang terdiri atas Kementerian Penanggulangan Narkotika, Kementerian Kesehatan Masyarakat, Kementerian Hukum, dan Kementerian Urusan Perempuan melakukan kunjungan kerja ke Sekretariat KPA Nasional pada tanggal 26 Januari.

Tujuan kunjungan adalah memperoleh pemahaman tentang:

• HR, pencegahan HIV, pengobatan, dan perawatan dalam konteks Islam.

• Terapi substitusi di komunitas dan lapas.

• Strategi scalling up dan replikasi program di Afganistan.

• Pengurangan stigma dan diskriminasi pada orang risiko tinggi.

Afganistan merupakan negara yang baru dalam melaksanakan program pengobatan napza dan HR melalui kemitraan antara kementerian dan masyarakat sipil. Pilot project untuk terapi metadon baru mulai dilaksanakan tahun 2010.

Dilakukan sesi diskusi dan tanya jawab terkait program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Pada akhir sesi, delegasi mendapatkan berbagai dokumen pendukung berbentuk soft copy seperti Fiqih HIV dan AIDS, contoh kuesioner survei cepat perilaku dan pemetaan, dan hasil penelitian yang relevan.

Selain itu, delegasi juga melakukan kunjungan ke instansi lain seperti NU, BNN, Kemenkumham, Yayasan Karisma, Kemenkes, Puskesmas dan Klinik Metadon, dan Lapas Narkotika.

Ibu Nafsiah Mboi dan Perwakilan Delegasi Afganistan

Catatan Kunjungan Web-Site KPA dalam Januari

K

PA Nasional melalui www.aidsindonesia.or.id mencoba memberikan informasi kepada masyarakat luas terkait upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Informasi mengenai data, kegiatan, dan kebijakan terangkum dalam web-site.

Selama bulan Januari jumlah pengunjung web-site adalah 5.361 orang. Apabila dilihat dari jumlah kunjungan, telah dilakukan sebanyak 6.760 kunjungan. Dilihat dari lama tidaknya pengunjung, sebesar

74.45% adalah pengunjung baru. Durasi orang mengunjungi web-site rata-rata 4 menit 17 detik. Dilihat dari isi materi yang dilihat pengunjung, materi terbanyak adalah dasar HIV dan AIDS, pencegahan

HIV dan AIDS, tes dasar HIV, dan perawatan HIV dan AIDS. Selain dalam bentuk web-site, KPA Nasional juga menyediakan bentuk publikasi dalam bentuk jurnal, buku, ataupun laporan kegiatan. Ruang pustaka ini dibuka pada hari dan jam kerja. Seorang petugas pustaka akan siap melayani kebutuhan pengunjung terkait dengan media-media yang tersedia. Sebagai Pusat Informasi AIDS Nasional (PIAN), senantiasa terus dikembangkan inovasi-inovasi dalam percepatan pembelajaran HIV dan AIDS. Kerja sama dengan berbagai pihak pun terus dikembangkan demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan akses informasi, salah satunya melalui e-learning.

(5)

Halaman

4

Workshop Penguatan Sistem Monitoring dan Evaluasi

Asia Timur dan Pasifik

B

ertempat di Kuala Lumpur tanggal 18-21 Januari, berlangsung Workshop Penguatan Sistem Monitoring dan Evaluasi Asia Pasifik. Tujuan kegiatan adalah mengintensifkan dukungan koordinasi dalam pengembangan sistem monitoring dan evaluasi di wilayah Asia Timur dan Pasifik. Selain itu, dalam rangka review penilaian monitoring dan evaluasi serta upaya penguatannya.

Peserta adalah wakil dari negara Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Cina, Mongolia, Vietnam, Indonesia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, Fiji, dan Pasifik Barat. Delegasi Indonesia diwakili oleh Dr. Achmad Taufik (Kemenkes), Victoria Indrawati (Kemenkes), Asep Kurniawan (KPA Nasional), Yanti Susanti (KPA Nasional), Agus Aribowo (NU), Rahmat Hidayat (PKBI), Cahyo Setiabudi (PKBI), dan DR. Lely Wahyuniar (UNAIDS).

Topik yang dibahas dalam workshop adalah: dukungan GF dan sistem monitoring evaluasi, penilaian sistem monitoring dan evaluasi, gambaran sistem monitoring dan evaluasi masing-masing negara, bentuk baru penilaian GF atau evaluasi dampak, monitoring dan evaluasi untuk program HIV dan TB, analisis kualitas data dan instrumen DQA rutin, penguatan sistem komunitas, dan rencanaan untuk pelaksanaan

assessment penguatan monitoring evaluasi di tingkat negara.

Tindak lanjut dari pelatihan adalah:

• Penguatan kapasitas SDM untuk monitoring dan evaluasi pada level daerah (analisis kebutuhan, peningkatan kapasitas perencanaan, dan pelatihan berkala).

• Penguatan sistem monitoring dan evaluasi bagi komunitas atau masyarakat.

• Mengadakan evaluasi pelaksanaam Strategi Nasional 2007-2010 secara komprehensif (wilayah yang dilihat: efektifitas, cakupan, dan keberlanjutan).

• Pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan berdasarkan sistem web pada level nasional.

Pertemuan Kemitraan Internasional MDGs dan AIDS

I

ndonesia telah memiliki komitmen untuk mencapai target Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals-MDGs) pada tahun 2015. Komitmen ini tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No.3 Tahun 2010. Upaya pencapaian tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari seluruh pemangku kepentingan MDGs yang terdiri atas para mitra pembangunan internasional, kelompok kunci, masyarakat sipil, dan sektor swasta.

Dalam rangka meningkatkan peran dan kerja sama yang terbangun, maka diadakanlah Pertemuan dengan Mitra Internasional tanggal 19 Januari di Ruang Diponegoro, Lt.3, Hotel Mandarin, Jakarta. Hadir

dalam pertemuan tersebut Menko Kesra, AusAID, IOM, Asean Sec., Bappenas, WHO, Unesco, UNODC, ILO, HIVOS, Unicef, WVI, HCPI, Change N Lemb, FHI, DKT, MTI, Muslim AID, Kemendiknas, UNFPA, CWS, dan Kem PU.

Tujuan pertemuan melakukan review terhadap kemitraan dan strategi serta bantuan selama dekade terakhir dalam mendukung penanggulangan AIDS nasional di Indonesia, menjajaki potensi pengintegrasian dan pengarusutamaan HIV ke sektor-sektor potensial lainnya, seperti sektor pendidikan, sektor pembangungan infrastruktur, sektor transportasi, dan lain-lain, dan mendiskusikan arah masa depan, strategi yang dapat dilakukan, serta kolaborasi strategis untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai sasaran MDGs pada tahun 2015, khususnya tujuan 6 tentang HIV dan AIDS. Peserta yang hadir menyatakan komitmennya untuk terus memberikan dukungan penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia baik bilateral maupun multilateral. Selain itu, mereka akan fokus pada program pencegahan bagi remaja yang menjadi salah satu target capaian MDGs goal 6.

Peserta yang Hadir dalam Pertemuan Mitra Internasional MDGs dan AIDS

(6)

Pengendalian, Pemantauan, dan Evaluasi

Pertemuan Evaluasi Nasional PR dan SR

Dukungan SSF Semester 1

D

ukungan GF ATM telah dimulai sejak 1 Juli 2010 melalui R8 yang dilaksanakan di 12 provinsi oleh tiga PR (KPA, Kemenkes, dan PKBI). Mulai 1 Juli 2010 pengelolaan dana dikembangkan oleh empat PR yang terdiri atas KPA, PKBI, NU, dan Kemenkes. Dengan mitra pelaksana adalah PKM, LSM, dan jaringan populasi kunci.

Untuk melihat capaian dan perkembangan program, maka dilaksanakanlah evaluasi dukungan SSF semester 1 (Juli-Desember 2010). Evaluasi ini dilaksanakan di Ciloto pada tanggal 23-27 Januari. Hadir dalam pertemuan tersebut wakil dari empat PR dan 33 SR.

Hari pertama dan kedua, pertemuan fokus pada konsolidasi internal KPA yang melibatkan Sekretaris, Pengelola Program, dan Pengelola Keuangan dari 33 provinsi.

Malam harinya keempat PR melaksanakan pembukaan secara resmi yang diwakili oleh Authorized PR KPAN, Ibu Nafsiah Mboi Sp.A. MPH, Authorized PR PKBI, Ibu Inne Silviane, Authorized PR NU, Dr. Wan Nendra, Sp.A, dan Authorized PR Kemenkes, Dr. HM Subuh, MPMM. Acara dibuka secara resmi oleh Prof Dr. Chandra Yoga selaku Dirjen P2PL.

Hari berikutnya diawali pemaparan capaian program dukungan SSF oleh masing-masing PR yang dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Sesi siang diisi dengan paparan CCM oleh Dr. Chalik Masulili, MSc dan moderator Ibu Tine.

Pada sesi makan siang, berlangsung pertemuan antara Sektretaris KPA Nasional dengan Sekretaris KPA Provinsi. Sesi dilanjutkan dengan diskusi antara masing-masing PR dan SR untuk menyusun rencana kerja selama satu tahun yang setelah itu dipresentasikan.

Hari terakhir dilakukan diskusi mengenai kesepakatan empat PR. Beberapa kesepakatan di antaranya bagaimana meningkatkan penjangkauan dan pelayanan, re-targeting untuk penjangkauan, dan mekanisme komunikasi serta koordinasi yang terbentuk antara empat PR. Kesepakatan ini nantinya akan menjadi acuan dalam pelaksanaan program dukungan SSF ke depan. Pertemuan evaluasi lanjutan akan dilakukan pada bulan Juli dan kepastian tempat ditentukan kemudian.

Ibu Nafsiah Mboi Beserta Deputi pada Sesi Capaian Program Dukungan SSF

Tanya Jawab Peserta dengan Narasumber dalam Diskusi Panel

Sesi Diskusi Peserta antara PR dan SR Diskusi Empat PR: PKBI, Kemenkes, KPA, dan NU

(7)

Halaman

6

Rencana Kegiatan KPA Nasional Bulan Februari 2011

NAMA KEGIATAN GAMBARAN KEGIATAN RENCANA OUT PUT

1. Pelatihan Program HR Komprehensif dan Adiksi

Pelatihan ini dalam rangka memberi pemahaman yang baru tentang konsep program HR komprehensif kepada petugas kesehatan di Puskesmas, Dinas Kesehatan, Pengelola Program KPA Kab./Kota, dan LSM. Selain itu, dalam rangka memperkuat layanan HR yang ada di Puskesmas dengan konseling adiksi dan layanan lainnya.

Tersedianya tenaga kesehatan di Puskesmas yang memahami program HR dan menjalankan program HR secara komprehensif bekerja sama dengan sektor terkait maupun LSM, terintegrasikannya komponen baru program HR di Puskesmas, dan adanya peningkatan kualitas layanan HR di Puskesmas. 2. Rapat TWG (Technical Working Group) AIDS Dukungan SSF Semester 1

Pertemuan dalam rangka membahas laporan PUDR Program AIDS dukungan SSF semester 1 PR

Kemenkes dan KPA Nasional, Ronde 8 Semester 3 PR PKBI, dan Ronde 9 Semester 1 PR NU.

Adanya dashboard masing-masing PR terkait dana yang dikelola. Selain itu adanya informasi mengenai PUDR dan permasalahannya di masing-masing PR.

3. Pertemuan Pokja

Workplace Agenda yang dibahas dalam pertemuan adalah penyusunan rencana kerja 2011 Pokja Workplace dan membahas tindak lanjut pertemuan sektor konstruksi dan infrastruktur tanggal 10 Januari 2011.

Tersusunnya rencana kerja Pokja Workplace dan adanya tindak lanjut konkret pertemuan terdahulu.

4. Pertemuan Pokja

Migran Agenda pertemuan adalah memberikan masukan oleh berbagai pihak yang memahami permasalahan buruh migran kepada pelaksana penelitian yang terpilih. Pelaksana penelitian adalah (1) Icodesa-Jakarta untuk wilayah penelitian DKI Jakarta, Jawa barat, NTT, dan Kep.Riau. (2) Yayasan Kembang-Yogyakarta untuk wilayah penelitian Jawa Timur dan NTB.

Adanya masukan-masukan dari peserta yang hadir kepada pelaksana penelitian terpilih. Masukan tersebut berkaitan dengan metodologi pengumpulan data dan hasil atau keluaran atau out put.

5. Pembahasan Tindak Lanjut Kunjungan Studi ke Pusat Perawatan Adiksi WHO’s Sydney

Pertemuan ini membahas tentang tindak lanjut terhadap pelaksanaan program rehabilitasi penggunaan NAPZA. Peserta adalah delegasi yang mewakili Indonesia dalam kunjungan studi pada tanggal 18-30 Desember 2010.

Adanya rencana tindak lanjut terkait pelaksanaan program rehabilitasi komprehensif untuk penanggulangan adiksi dan HIV melalui rehabilitasi sosial dan medis.

6. Pertemuan Pembentukan Steering Committee untuk HIV E-Learning Distance Course

Pertemuan ini mendiskusikan tentang pembentukan Steering Committee untuk HIV E-Learning Distance Course yang nantinya akan mengawal penanggulangan HIV dan AIDS pada kelompok usia muda.

Tersusunnya Steering Committee dan rancangan rencana kegiatan Steering Committee dalam tahun ini.

Referensi

Dokumen terkait

karena memang letaknya yang dekat dengan pondok pesantren, yaitu.. dibelakang

Simpulan yang didapatkan dari tahapan pelaksanaan pekerjaan jalan pada daerah di ruas jalan Kedungwuluh Lor Panusupan, Banyumas metode perkerasan jalan lentur menggunakan

Dari hasil analisa tentang studi numerik distribusi temperatur dan kecepatan udara di Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya yang telah

utama pada banyak riset dan perguruan tinggi di utama pada banyak riset dan perguruan tinggi di dunia yang akan terus dikembangkan mengikuti dunia yang akan terus

(1) IPTEK dan Penelitian, (2) Peranan penelitian dalam perkembangan ilmu dan teknologi, (3) Prinsip dasar dan desain penelitian, (4) Usulan penelitian dan

penyapuan areal yang rendah tersebut memberikan arti bahwa dengan harga mobility ratio yang besar maka hanya sebagian areal reservoir saja yang tersapu oleh air pada saat

Budaya Angngaru Mangkasarak C. Nilai Ajaran Islam Terhadap Budaya Angngaru Mangkasarak …………... Angngaru mangkasarak adalah bagian terpenting dalam sejarah lahirnya

Jenis tanaman berperawakan rendah di pekarangan Kecamatan Teluknaga, Citeureup dan Pacet ( K = konstansi keterdapatan ) No. Cabe besar Pandan wangi Belitung Panglai Opiopogon