• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR Kerentanan Dan Kesiapsiagaan Di Desa Bawak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten Terhadap Bencana Banjir.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR Kerentanan Dan Kesiapsiagaan Di Desa Bawak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten Terhadap Bencana Banjir."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN

CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata – 1 Program Studi Pendidikan Geografi

Diajukan Oleh:

PUSPITASARI

A 610 090 098

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN

CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR

Oleh :

Puspitasari, A 610 090 098, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014,

(3 penguji)

ABSTRAK

Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang rentan terhadap bencana. Oleh karena itu, masyarakat harus memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana di lingkungan tempat tinggal mereka. Simulasi bisa dikatakan sebagai bentuk kegiatan pembelajaran berbasis kebencanaan yang dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerentanan sosial, ekonomi, dan lingkungan masyarakat terhadap banjir dan tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. Obyek penelitian ini adalah masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. Data yang diperoleh berupa hasil kuesioner yang memuat yang memuat sepuluh indicator kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir. Kuesioner kesiapsiagaan di uji validitas sebelum di sebarkan di lokasi penelitian. Setelah data terkumpul, data di analisis menggunakan metode statistic deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Melalui perhitungan parameter kerentanan banjir dapat disimpulkan bahwa kerentanan sosial termasuk dalam kategori sedang, kerentanan ekonomi termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan kerentanan lingkungan termasuk dalam kategori rendah. 2) Nilai indeks kesiapsiaagaan masyarakat dalam menghadapi banjir di Desa Bawak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten adalah 90,2% dan termasuk dalam kategori sangat siap dalam menghadapi bencana banjir.

(5)

1. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara kepulauan

yang terletak pada pertemuan empat

lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng

Euro-Asia di bagian utara, lempeng

Indo-Australia di bagian selatan,

lempeng Filipina dan Samudra pasifik

di bagian timur. Indonesia merupakan

negara yang memiliki tingkat

kerawanan bencana alam tinggi, seperti

letusan gunung api, gempa bumi,

tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain

sebagainya (Krisnha S pribadi:2008).

Jawa Tengah merupakan salah satu

Propinsi di Indonesia yang memiliki

banyak gunung berapi baik yang masih

aktif maupun sedang istirahat, namun

Jawa Tengah juga merupakan salah satu

Propinsi yang rawan akan terjadinya

bencana banjir hal tersebut di karenakan

tingkat curah hujan yang sangat tinggi

secara cepat di daerah-daerah tangkapan

air, membawa air lebih banyak lagi ke

sistim hidrologi yang cukup dapat

dikeringkan kedalam kanal-kanal sungai

yang ada sedimentasi dasar - dasar

sungai dan penggundulan-penggundulan

hutan di daerah-daerah tangkapan air

dapat memperburuk kondisi yang

mengakibatkan terjadinya banjir. Desa

Bawak merupakan Desa yang sering

mengalami bencana banjir. Awal tahun

2013 pada bulan januari terjadi banjir

sehingga mengakibatkan kegiatan

masyarakat yang ada di Desa Bawak

tersebut lumpuh dan petani di desa

tersebut mengalami kerugian karena

gagal panen. Banjir di Desa Bawak

terjadi karena akibat dari luapan kali

dengkeng yang merupakan hulu dari

sungai Bengawan Solo.

B.Tujuan Penelitian Tujuan :

1. Mengetahui bagaimana kerentanan

sosial, ekonomi, dan lingkungan

terhadap banjir di Desa Bawak

Kecamatan Cawas Kabupaten

Klaten.

2. Mengetahui kesiapsiagaan

masyarakat di Desa Bawak

Kecamatan Cawas Kabupaten

Klaten dalam menghadapi bencana

banjir.

2. LANDASAN TEORI 1) Bencana

Menurut UU No.24/2007 tentang

(6)

adalah peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang mengancam dan

penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam

dan/atau faktor non alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta

benda, dan dampak psikologis.

Pengertian bencana menurut

International Strategy for Disaster Reduction (ISDR) adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian

suatu masyarakat, sehingga

menyebabkan kerugian yang meluas

pada kehidupan manusia dari segi

materi, ekonomi atau lingkungan dan

melampaui kemampuan masyarakat

yang bersangkutan untuk mengatasi

dengan menggunakan sumber daya

meraka sendiri.

2) Kerentanan

Kerentanan adalah kondisi atau

karakteristik biologis, geografis, sosial,

ekonomi, politik, budaya dan teknologi

suatu masyarakat di suatu wilayah untuk

jangka waktu tertentu yang mengurangi

kemampuan masyarakat tersebut untuk

mencegah, meredam, mencapai

kesiapan dan menanggapi dampak

bahaya tertenu. Kerentanan

berhubungan dengan aset-aset yang

rentan terhadap bencana. Indikator yang

digunakan untuk menganilisis

kerentanan banjir adalah kerentanan

sosial, ekonomi, dan lingkungan.

3) Kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan merupakan kegiatan

yang menunjukkan tingkat efektivitas

respon terhadap bencana secara

keseluruhan. Kesiapsiagaan bertujuan

membangun ketahanan masyarakat

untuk menghadapi bencana. Fokus

pengukuran kesiapsiagaan warga

terhadap bencana adalah elemen-elemen

dari ketahanan warga itu sendiri.

4) Masyarakat

Masyarakat merupakan sejumlah

manusia yang terikat oleh suatu

kebudayaan yg mereka anggap sama.

Pengertian masyarakat menurut

beberapa ahli (bisosial.com)

1) Menurut(Selo Sumardjan:2012)

masyarakat adalah orang-orang

yang hidup bersama dan

menghasilkan kebudayaan.

2) Menurut (Paul B Horton dan

(7)

kumpulan manusia yang relatif

mandiri, hidup bersama-sama

dalam waktu yang cukup lama,

tinggal di suatu wilayah tertentu,

mempunyai kebudayaan sama

serta melakukan sebagian besar

kegiatan di dalam kelompok

manusia tersebut.

3) Menurut (Harold J. Laski:2012),

masyarakat adalah suatu kelompok

manusia yang hidup dan

bekerjasama untuk mencapai

terkabulnya keinginan-keinginan

mereka bersama.

3. METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian 1) Tempat Penelitian

Peneliti mengambil Desa Bawak

sebagai daerah yang digunakan sebagai

tempat penelitian. Karena di Desa

tersebut sering terjadi banjir, oleh

karena itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian.

2) Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini di mulai pada

bulan Maret 2013 sampai dengan

selesai.

B.Populasi, Sampel, dan Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah

Kepala Keluarga (KK) Desa Bawak

yang berjumlah 1.812. Jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah 92 (KK)

Pengambilan sampel penelitian

menggunakan teknik simple random sampling.

C.Variable Penelitian

Variabel didefenisikan sebagai

something that may vary or differ” sesuatu yang berbeda atau yang

bervariasi (Brown dalam Jonathan

Sarwono:2006). Menurut (Davis dalam

Jonathan Sarwono:2006) variabel “is simpy symbol or a concept that can assume any one of a set of values” simbol atau konsep yang diasumsikan

sebagai seperangkat nilai-nilai.

Pada penelitian ini menggunakan

variabel independen dan variabel

dependen. Menurut (Sugiyono:2012)

variabel independen atau sering disebut

sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut variabel bebas, merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependen (terikat).

(8)

independennya ialah kesiapsiagaan

masyarakat.

Sedangkan variabel dependen

(Sugiyono:2012) sering disebut sebagai

variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut

variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. Dalam penelitian

ini variabel dependennya ialah

Kerentanan bencana banjir.

D.Teknik Pengumpulan Data a) Pengamatan (Observasi)

Menurut(Rubino Rubiyanto:2009)

pengamatan merupakan penelitian yang

dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan terhadap obyek, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Pengamatan yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah pengamatan

kondisi geografis Desa Bawak

kecamatan Cawas Kabupaten Klaten.

b) Wawancara (Interview)

Menurut (Rubino Rubiyanto:2009)

wawancara merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang dilakukan

dengan tanya jawab, baik secara

langsung maupun tidak langsung

dengan sumber data. Wawancara

dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Wawancara langsung yaitu

wawancara yang dilakukan dengan

warga Desa Bawak, sedangkan

wawancara tidak langsung yaitu apabila

wawancara yang di lakukan dengan

pihak lain yang mengetahui tentang

kondisi Desa Bawak tersebut.

Wawancara yang digunakan dalam

perolehan data ini ditujukan kepada

warga Desa Bawak, Kecamatan Cawas,

Kabupaten Klaten.

c) Angket (Questioner)

Angket atau Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2011). Teknik

kuesioner dianggap teknik yang cocok

digunakan apabila jumlah respondennya

cukup besar dan mencakup wilayah

yang sangat luas. Angket penelitian ini

berisi 20 soal pilihan ganda terdiri dari

10 standar kesiapsiagaan yang

digunakan sebagai indikator pembuatan

(9)

Kesiapsiagaan penilitian ini diukur

melalui sepuluh standar kesiapsiagaan

yaitu:

1. Pembentukan dan Pembangunan

Kapasitas Organisasi untuk

Mengawasi dan Menjalankan

Sistem Peringatan.

2. Evakuasi

3. Penyelamatan dan Bantuan

4. Pembuatan Rencana Pelaksanaan

Menangani Bencana

5. Mobilisasi Langsung

6. Pengaturan stok persediaan

7. Komunikasi Bahaya

8. Pelatihan Relawan

9. Latihan dan Simulasi Masyarakat

10.Pendidikan dan kesadaran

masyarakat

E.Teknik Analisis data

Dalam penelitian kuantiatif teknik analisis data yang digunakan adalah

teknik statistik. Terdapat dua macam

statistik yang digunakan untuk analisis

data dalam penelitian, yaitu statistik

deskriptif dan statistik inferensial.

Statistik deskriptif dapat digunakan bila

peneliti hanya ingin mendeskripsikan

data sampel dan tidak ingin membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi

dimana sampel diambil. Tetapi bila

peneliti ingin membuat kesimpulan

yang berlaku untuk populasi maka

teknik analisis yang digunakan adalah

statistic inferensial.

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik analisis data

statistik inferensial. Peneliti akan

membuat kesimpulan dari data sampel

yang berlaku untuk populasi, yaitu

kerentanan dan kesiapsiagaan seluruh

masyarakat Desa Bawak Kecamatan

Cawas Kabupaten Klaten.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Kerentanan Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan di Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten

Tiga kerentanan banjir di Kecamatan

Cawas adalah kerentanan sosial,

ekonomi, dan ligkungan. Kerentanan

sosial berhubungan dengan keadaan

demografi yang dinilai rentan terhadap

bencana banjir di Kecamatan Cawas.

Kerentanan ekonomi berkaitan dengan

lahan produktif dan pendapatan

masyarakat yang akan terkena dampak

jika terkena bencana banjir. Parameter

(10)

penggunaan lahan disekitar kawasan

DAS. Penggunaan lahan yang dimaksud

adalah hutan lindung, hutam alam,

hutan bakau, semak, dan rawa.

Secara keseluruhan tingkat kerentanan

sosial di Kecamatan Cawas masuk

kategori sedang. Kerentanan sedang

apabila skor total kerentanan antara

20-40, sedangkan kerentanan tinggi jika

total skor kerentanan sosial lebih dari

40, kerentanan rendah jika skor total

kurang dari 20.

Klasifikasi kerentanan ekonomi di

Kecamatan Cawas masuk kategori

tinggi. Dikatakan tinggi karena skor

kerentanan ekonomi antara 0,5 sampai

0,9 sedangkan kerentanan ekonomi di

Kecamatan Cawas lebih dari 0,9.

Parameter kerentanan lingkungan untuk

mengetahui tingkat kerentanan banjir

adalah penggunaan lahan di Kecamatan

Cawas. Penggunaan lahan dalam satuan

hektar are menunjukkan jumlah

penggunaan lahan hutan lindung, hutan

alam, semak belukar, dan rawa.

Penggunaan lahan di Kecamatan Cawas

adalah bukan hutan, semak belukar, dan

rawa. Jadi, tingkat kerentanan

lingkungan dapat diklasifikasikan

rendah.

B.Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir di Desa Bawak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten

Tingkat kesiapsiagaan masyarakat di

Desa Bawak Kecamatan Cawas

Kabupaten Klaten terhadap bencana

banjir dihitung dengan indeks. Adapun

berdasarkan hasil perhitungan indeks

gabungan tingkat kesiapsiagaan

masyarakat di Desa Bawak Kecamatan

Cawas Kabupaten Klaten terhadap

bencana banjir adalah sebagai berikut:

Indeks =

= = 0,902

Tabel Tingkat Kesiapsiagaan Desa

Bawak Kecamatan Cawas, Klaten.

Indeks

Nilai Kategori Jumlah Presentase

80-100 Sangat

siap 88 95,7 %

65-79 Siap 4 4,3 %

55-64 Hampir

siap - -

40-54 Kurang

siap - -

0-39 Belum

siap - -

(11)

Tingkat kesiapsiagaan masyarakat di

Desa Bawak Kecamatan Cawas

Kabupaten Klaten terhadap bencana

banjir diperoleh nilai Indeks gabungan

sebesar 0,902 atau 90,2%. Oleh karena

hasil perhitungan berada pada interval

80 – 100, maka tingkat kesiapsiagaan

masyarakat di Desa Bawak, Kecamatan

Cawas, Kabupaten Klaten terhadap

bencana banjir termasuk kategori sangat

siap.

5. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Tingkat kerentanan sosial di

Kecamatan Cawas masuk kategori

sedang dengan skor total kerentanan

20,7%, kerentanan ekonomi di

Kecamatan Cawas masuk kategori

tinggi, karena skor kerentanan

ekonomi lebih dari 0,9% dan

kerentanan lingkungan di Kecamatan

Cawas masuk kategori rendah, hal

ini disebabkan penggunaan lahan di

Kecamatan Cawas adalah bukan

hutan, semak belukar, dan rawa.

Jadi, tingkat kerentanan lingkungan

dapat diklasifikasikan rendah yaitu

dengan skor kerentanan 0,3%.

2. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat di

Desa Bawak Kecamatan Cawas

Kabupaten Klaten terhadap bencana

banjir diperoleh nilai Indeks

gabungan sebesar 0,902 atau 90,2%.

Oleh karena hasil perhitungan berada

pada interval 80-100, maka tingkat

kesiapsiagaanmasyarakat di Desa

Bawak Kecamatan Cawas

Kabupaten Klaten terhadap bencana

banjir termasuk kategori sangat siap.

B. Saran

a. Masyarakat diharapkan lebih

peduli terhadap sosial, ekonomi

dan lingkungan dalam masyarakat,

sehingga tingkat kerentanan sosial,

ekonomi dan lingkungan dalam

masyarakat akan dapat

diminimalisir dan dapat

mengurangi terjadinya risiko

bencana banjir.

b. Kesiapsiagaan terhadap bencana

banjir seharusnya dipahami oleh

seluruh kalangan masyarakat,

karena bencana banjir akan terkena

pada seluruh masyarakat terutama

pada daerah yang mempunyai

resiko tinggi terhadap bencana

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Barri, Adhitya. 2009. Muhammadiyah dan Kesiapsiagaan Bencana. Bandung. Risalah MDMC.

Gugus Tugas Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana dalam Sistem Pendidikan Nasional. 2010. Strategi Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana Di Sekolah. Jakarta : KEMENDIKNAS

LIPI – UNESCO/ISDR. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jakarta.

Maarif, Syamsul. 2012. PERKA BNPB No. 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta.

Nugraha, Khrisma,dkk. 2009. PASTI. Jakarta: UNESCO Office.

Paimin, Sukresno dan irfan budi pramono. 2009. Teknik mitigasi banjir dan tanah longsor. Balikpapan : Tropenbos internasional Indonesia programe.

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.

Pribadi, Krishna S, dkk. 2008: Pendidikan Siaga Bencana. Bandung: Pusat Mitigasi Bencana-Institut Teknoloi Bandung.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Penerbit PGSD FKIP-UMS.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Referensi

Dokumen terkait

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKATi.

Kabupaten Klaten tentang bencana gempa bumi tektonik. Bentuk kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa. bumi tektonik di Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi,

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir, 2) Mengetahui dampak yang diakibatkan oleh bencana

Penelitian dengan judul “Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat terhadap Bencana Banjir Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo” ini disusun untuk memenuhi

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON..

“ Kesiapsiagaan Masyarakat dalam menghadapi Bencana Gepa bumi di kecamatan Pengalengangan kabupaten Bandung ”(Skripsi S -1 Progdi Pendidikan Geografi).. Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir, 2) Mengetahui dampak yang diakibatkan oleh bencana

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kesiapsiagaan kurang siap dalam menghadapi bencana banjir, yang meliputi rendahnya kemampuan dalam