• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Bentuk Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Tektonik di Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Bentuk Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Tektonik di Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya berada di dua lempeng aktif,

Indo-Australia dan Eurasia yang membentang dari belahan barat Sumatera hingga

belahan selatan Nusa Tenggara. Hal tersebut menyebabkan wilayah

Yogyakarta dan sekitarnya sangat rawan terjadi gempa bumi tektonik, salah

satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

hari Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.53 WIB BMKG (Badan Meteoroligi

Klimatologi dan Geofisika) mencatat gempa berpusat di bawah laut dengan

kedalaman 11,3 km , 37 km di selatan Yogyakarta dengan kekuatan gempa

5,9 Skala Richter. Badan Survei Geologi Amerika Serikat (U.S. Geological

Survey) mencatat kekuatan gempa sebesar 6,3 Skala Richter pada kedalaman

10Km.

(http://earthquake.usgs.gov/earthquakes/eqinthenews/2006/usneb6/). Pusat

gempa terletak di daratan selatan Yogyakarta (7.962° Lintang Selatan,

110.458° Bujur Timur). Laporan Inter Agency Standing Committee – IASC

(2006) menyebutkan bahwa dua wilayah terparah adalah Kabupaten Bantul di

D.I. Yogyakarta dan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah. Gempa bumi

tektonik tersebut mengakibatkan korban tewas seketika sebanyak 5.744 orang

dan melukai lebih dari 45.000 orang. Sebanyak 350.000 rumah hancur/rusak

(2)

berat dan 278.000 rumah rusak sedang/ringan. Dampak gempa ini

menyebabkan 1,5 juta orang tidak memiliki rumah karena rusak atau hancur,

total penduduk terdampak gempa adalah 2,7 juta jiwa.

Beberapa faktor penyebab utama timbulnya banyak korban akibat

bencana gempa adalah karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

bencana dan kurangnya kesiapsiagaanan masyarakat dalam mengantisipasi

bencana tersebut.

Hasil dari pengamatan tim relawan UPI, menunjukkan bahwa

Kabupaten Klaten merupakan wilayah Jawa Tengah terparah akibat gempa,

atau terparah kedua setelah Kabupaten Bantul. Seluruh Kecamatan di

Kabupaten Klaten terkena dampak gempa tersebut, yang paling parah adalah

Kecamatan Wedi. (Riset UPI, Membangun kembali Desa Pacing yang Hancur

Akibat Gempa).

Dampak gempa tahun 2006 di Kecamatan Wedi mengakibatkan 335

orang meninggal, 2799 orang luka-luka, 6179 rumah roboh, 4714 rusak berat,

dan 2978 rusak ringan (Sumber: BAPPEDA Klaten). Desa Dengkeng

merupakan salah satu desa di Kecamatan Wedi yang terkena dampak gempa

yang cukup parah, 2 orang meninggal dunia, 57 orang luka-luka, dari 661

rumah di Desa Dengkeng 547 roboh, 112 rusak berat, 2 rusak ringan. Dampak

gempa juga merusak fasilitas umum di Desa Dengkeng antara lain, Jalan desa

(3)

3

berat. Selain itu juga menyebabkan seluruh sumur warga desa menjadi keruh

dan tidak layak konsumsi, (Sumber: Kantor Kelurahan Desa Dengkeng).

Melihat dampak dari gempa di Desa Dengkeng peneliti ingin

melakukan sebuah penelitian dengan kajian Bentuk Kesiapsiagaan

Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Tektonik di Desa

Dengkeng, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.

Berikut adalah Peta Kerusakan Bencana Gempa Bumi Tektonik Kabupaten

(4)

!

Juwiring Wonosari

Manisrenggo Ceper

Polanharjo

Klaten Utara

Delanggu

Kebonarum

Gantiwarno

Karanganom

Klaten Tengah Klaten Selatan

Rawa Jombor

438000 445000 452000 459000 466000 473000 480000

9 DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

KABUPATEN SUKOHARJO

m

U

KABUPATEN KLATEN

[

U

0 1 2 4 6

Kilometers

Disusun Oleh : Hamiid Ar Razzaaq/A610090037

Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Laut Jawa

Samudera Hindia

INSERT

Jawa Tengah

Kabupaten Klaten

Provinsi

Jawa Timur Provinsi

Jawa Barat

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

Skala 1 : 230.000

Berat

Sedang

Ringan Kerusakan LEGENDA :

! ! ! ! Batas Kabupaten

! ! ! ! ! !Batas Kecamatan

! ! Batas Provinsi

Batas Administrasi

Jalan Kereta Api

Jalan Kolektor Jalan Lokal Jalan Arteri Jaringan Jalan

Perairan

Rawa Sungai Kantor

Kantor Kecamatan Wedi

112°0'0"E

1. Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 2002 Skala 1 : 80.000

2. Data Kerusakan Bangunan Akibat Gempa Tahun 2006 Kabupaten Klaten

Provinsi Jawa Tengah

Provinsi

D.I.Y

(5)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka

rumusan masalah dari penelitian ini, antara lain :

1. Bagaimana pengetahuan masyarakat Desa Dengkeng, Kecamatan

Wedi, Kabupaten Klaten tentang bencana gempa bumi tektonik?

2. Bagaimana bentuk kesiapsiagaan masyarakat Desa Dengkeng,

Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten terhadap bencana gempa

bumi tektonik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan permasalahan yang telah

dipaparkan sebelumnya antara lain :

1. Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat Desa Dengkeng,

Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten tentang bencana gempa bumi

tektonik.

2. Mengidentifikasi bentuk kesiapsiagaan masyarakat Desa

Dengkeng, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten terhadap bencana

gempa bumi tektonik.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain :

1. Manfaat Teoritis

(6)

a. Tingkat pengetahuan masyarakat Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi,

Kabupaten Klaten tentang bencana gempa bumi tektonik.

b. Bentuk kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa

bumi tektonik di Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi, Kabupaten

Klaten.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini memberikan manfaat kepada beberapa

pihak, antara lain :

a. Bagi Peneliti :

1) Dapat menambah wawasan dan ilmu tentang kesiapsiagaan

masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi tektonik.

2) Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi tektonik.

b. Bagi pemerintah :

1) Sebagai pedoman untuk menetukan kebijakan peraturan daerah di

Kabupaten Klaten.

2) Sebagai pedoman untuk menentukan jenis bantuan kepada korban

gempa di Kabupaten Klaten.

c. Bagi Masyarakat :

1) Sebagai pengetahuan tentang gempa bumi tektonik.

2) Sebagai informasi mengenai dampak yang dimbulkan akibat

(7)

7

3) Sebagai pengetahuan bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi

gempa bumi tektonik.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dilakukan agar lebih memudahkan serta menghindari

salah paham pengertian dalam judul skripsi.

1. Bentuk, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Rupa atau

wujud yang ditampilkan.

2. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah

yang tepat guna dan berdaya guna (UU RI No.24 Tahun 2007 Pasal 1 ).

3. Masyarakat merupakansuatu keseluruhan kompleks hubungan manusia

yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa

keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu

kesatuan. ( Peter L. Berger ), Masyarakat adalah orang-orang yang

hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan ( Selo Soemardjan ).

4. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun

faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

(8)

5. Gempa bumi tektonik adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat

pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan

patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab

terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng

tektonik. (BMKG)

Referensi

Dokumen terkait

Seven groups of the isolates with different phenotypic profiles showed the diversity of methylotrophic bacteria in human mouth (Table 1).. Further, the diversity of

(In this case, Yolanda can call any whole number from 40 to 49, and in any of these cases Xavier can call 50, since 50 is no more than 10 greater than any of these numbers.) In

Bertolak dari permasalahan di atas maka sangat diperlukan penelitian dengan judul: Pengaruh motivasi berprestasi, kecakapan berkomunikasi dan relasi sosial terhadap

Fakta ini sesuai dengan pendapat Yusuda in Suwandi (1978) bahwa secara umum, kelompok udang muda banyak terdapat di daerah payau de kat pantai, sedangkan kelompok

serta tes kognitif untuk mengetahui prestasi belajar sejarah siswa. Dari hasil penelitian tindakan kelas variabel sikap nasionalisme dan prestasi belajar sejarah

Sel leukosit pada landak Jawa dapat dibedakan menjadi dua yaitu sel leukosit yang memiliki granul (neutrofil, eosinofil, dan basofil) dan sel leukosit yang tidak

Untuk mendeskripsikan ciri-ciri implementasi pendidikan karakter dalam tari Reog melalui ekstrakurikuler tari Reog Ponorogo pada siswa SDN Duwet Kecamatan

Dari hasil simulasi yang dilakukan menunjukkan bahwa efek tempo yang ditandai dengan adanya peningkatan rata-rata umur melahirkan dan efek kuantum yang ditunjukkan dengan