• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Layanan Masyarakat “Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak” T1 362010035 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Layanan Masyarakat “Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak” T1 362010035 BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Anak yang baru lahir kejiwaannya diibaratkan secarik kertas yang masih kosong, bagaimana nanti bentuk dan corak kertas tersebut bergantung pada cara kertas itu ditulisi. Siapa yang berperan dalam menulisi kertas tersebut? Orangtua adalah pemeran utama yang menentukan tulisan dikertas tersebut. Selain orangtua masyarakat dan lingkungan juga memiliki peran untuk menulisi kertas tersebut. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsang- rangsang yang berasal dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu orangtua memiliki peran penting untuk mengisi secarik kertas itu dari bayi. Apa yang anak dapat dari kecil menentukan bagaimana sikap dan mental anak ke depannya.

Usia 0-5 tahun adalah usia yang sangat rentan. Pada usia 0-2 tahun kemampuan anak adalah berjalan, berbicara, makan makanan padat, dan kestabilan jasmani. Menginjak usia 3 – 5 tahun anak mampu mendapat kesempatan bermain, bereksperimen dan bereksplorasi, meniru, mengenal jenis kelamin, membentuk pengertian sederhana mengenai kenyataan social dan alam, belajar mengadakan hubungan emosional, belajar membedakan salah dan benar serta mengembangkan kata hati proses sosialisasi.Pada usia 3- 5 tahun adalah titik puncak dari diferensiasi seksual (kesadaran seksual) di antara anak laki- laki dan perempuan, pada fase ini kesadaran akan perbedaan anatomis yaitu perbedaan jenis alat kelamin antara anak laki- laki dan perempuan akan memberikan arti yang sangat besar sekali pada anak. Di antara perkembangan fisik yang sangat penting pada masa prasekolah adalah perkembangan otak dan system syaraf yang berkelanjutan. Pada usia 5 tahun ukuran otaknya telah mencapai 90% otak orang dewasa. Perkembangan motorik anak prasekolah pada usia 2,5 – 3,5 tahun adalah anak dapat berjalan dengan baik, berlari lurus ke depan, melompat (motoric kasar), anak dapat meniru sebuah lingkaran, tulisan cakar ayam, dapat makan menggunakan sendok, dan menyusun kotak (motoric halus). Sedangkan perkembangan motoric anak prasekolah pada usia 4,5 – 5,5 tahun anak dapat menyeimbangkan badan di atas satu kaki, berlari jauh tanpa jatuh, dapat berenang dalam air yang dangkal (motoric kasar), anak dapat menggunting, menggambar orang, meniru angka dan huruf sederhana, membuat susunan yang kompleks dengan kotak (motorik halus).

(2)

sebaliknya bila pengalaman dan pelajaran yang di dapatkan anak di usia dini tidak sesuai atau tidak baik maka kedepannya perkembangan psikologi anak juga tidak baik.

Keluarga adalah tempat yang paling aman untuk anak mendapatkan pendidikan dan pengalaman yang baik. Tempat kedua selain keluarga yang terbaik untuk anak adalah sekolah. Namun yang terjadi saat ini sekolah justru menjadi tempat yang kurang aman untuk anak. Munculnya kasus Jakarta Internasional School pada tahun 2014 yang tayang di beberapa media membuka mata kita bahwa sekolah yang seharusnya menjadi tempat anak untuk mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang baik justru menjadi tempat yang kurang aman untuk anak mendapatkan pengalaman yang baik untuk perkembangan psikologinya. Setelah kasus di JIS (Jakarta Internasional School) muncul kasus- kasus serupa, yaitu kasus kekerasan seksual di Jakarta Timur, seorang guru diduga mencabuli siswinya, yaitu seorang siswi kelas III di salah satu SDN di Jakarta Timur. Kemudian disusul kasus seorang balita di Kelompok Bermain Saint Monica, Sunter Agung, Jakarta Utara yang diduga mengalami kekerasan seksual oleh seorang pengajar. Dan kasus kekerasan seksual yang dilakukan guru SD kepada muridnya di Medan.

Komisi Nasional Perlindungan anak mengatakan dari laporan kekerasan anak setiap hari, 60% adalah laporan kekerasan seksual terhadap anak. Unit perlindungan Perempuan dan Anak Bareskrim Mabes Polri mencatat sepanjang tahun 2013 sekurangnya terjadi 1600 kasus asusila mulai dari pencabulan hingga kekerasan fisik pada anak- anak. Berdasarkan data Komisi Nasional Anak, pada tahun 2013 terdapat 1.383 pengaduan kekerasan. Di tahun 2014 telah mencapai 3.023 kasus dengan 58% atau 1.620 diantaranya adalah pengaduan kekerasan seksual. Pokja Perlindungan Anak Sumatra Utara melansir data kasus kekerasan terhadap anak di Sumatera Utara pada 2013 yang mencapai 12.679 kasus yang terjadi di 23 kabupaten/ kota. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.335 kasus atau 52% adalah praktik kejahatan seksual terhadap anak, sedangkan sisanya berupa kekerasan fisik, penelantaran, eksploitasi, dan perdagangan anak. Kasus pelecehan seksual pada anak ternyata juga terjadi di kota Salatiga. Berdasarakan data dari Kanit PPA Polres Salatiga tercatat di tahun 2013 terdapat 10 kasus pencabulan dan persetubuhan, sedangkan di tahun 2014 terhitung sampai bulan Juni tercatat 4 kasus pencabulan dan persetubuhan pada anak di kota Salatiga.

(3)

rekaman dapat diputar berulang- ulang. Isi dari video tersebut adalah memberikan himbauan kepada orangtua bahwa anak perlu diberikan pengenalan tentang siapa dirinya, apa saja bagian tubuh yang dia miliki, dan menjadi tahu bagian tubuh mana yang harus ia lindungi yang boleh dipegang orang lain dan yang tidak dan siapa saja yang boleh memegang. Hal tersebut dilakukan supaya anak mampu membentengi dirinya sendiri dari kecaman kejahatan seksual yang ada disekitar mereka. Dan orangtua juga bisa lebih waspada terhadap anak- anak mereka.

Iklan layanan masyarakat tersebut akan disampaikan melalui beberapa media yaitu new media (internet) yaitu diunggah di sosial media. Dengan menentukan target market dan target audience. Target market adalah orang- orang yang ditargetkan oleh Produsen untuk dapat membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh Produsen. Sedangkan target audience adalah orang- orang yang ditargetkan untuk diajak berkomunikasi. Di dalamnya ada beberapa kelompok yaitu Buyer, Influencer, dan Initiator. Target audience : anak- anak dan target marketnya adalah ibu- ibu usia 19-35tahun. Dengan begitu penulis menentukan target audience seperti berikut :

Kelamin : cewe dan cowo

Pendidikan : Paud, TK, KB Psikografis

Gaya hidup : anak yang mempunyai ibu modern Sosial budaya

Kelas sosial : menengah, atas

Siklus hidup keluarga : anak yang memiliki orangtua dengan gaya hidup modern Sedangkan target market yang ditentukan adalah sebagai berikut:

 Segmentasi geografis: Kota Salatiga  Segmentasi demografis :

(4)

Tabel Laju Pertumbuhan Penduduk Hasil SP-2000 dan SP-2010 Kota Salatiga

Jumlah Penduduk LPP

Kecamatan SP2000*) SP2010 2000-2010

(1) (2) (3) (4)

1 Argomulyo 33764 40101 1,75 2 Tingkir 37806 39871 0,54

3 Sidomukti 34016 38756 1.32

4 Sidorejo 47450 51604 0,85

Jumlah 153036 170332

Sumber: BPS, tahun 2011 ( dalam Penelitian Daru Purnomo dan Seto Herwandito “Dampak Perkawinan Dini Terhadap Kondisi Sosio- Ekonomi Keluarga”)

Laju Pertumbuhan penduduk Kota Salatiga termasuk dalam kategori tinggi (tiga terbsesar setelah kota Semarang dan Kabupaten Jepara), bahkan jika dibanding rata- rata laju pertumbuhan di tingkat Provinsi yang hanya mencapai 0,37% maka Nampak sekali bahwa Salatiga termasuk kota dengan tingkat kelahiran (Total Fertility Rate/ TFR) yang cukup tinggim yakni sekitar 2,7. TFR yang tinggi pada umumnya berkorelasi dengan jumlah usia produktif yang besar dan peristiwa perkawinan yang terjadi pada suatu wilayah.

(5)
(6)

Dari fakta- fakta yang telah dikemukakan diatas, maka kota Salatiga merupakan kota yang didalamnya terdapat pernikahan usia dini, dimana kota Salatiga memiliki TFR yang cukup tinggi yakni sebesar 2,7 (SP-2010 dan pada tahun 2013 menurun menjadi 2,6), disamping indeks unmeet need yang paling tinggi di provinsi Jawa Tengah. Salatiga merupakan kota yang banyak sekali terjadi pernikahan usia dini, maka penulis menentukan segmentasi audience yg dituju adalah ibu- ibu usia 19- 35 tahun.

Kelamin : wanita & pria (khususnya wanita)

Pendidikan : tamat sekolah menengah, pernah kuliah, sarjana, pasca sarjana  Segmentasi psikografis

Gaya hidup: modern  Sosial budaya

Kelas sosial : menengah, atas

Siklus hidup keluarga : keluarga baru dengan anak masih kecil

Media yang digunakan sebagai media untuk menyampaikan iklan ini adalah televisi dan internet (sosial media). Penulis menggunakan internet sebagai media utama untuk menyampaikan iklan ini karena dari data Socialbakers (2013: Online), pengguna Facebook di seluruh dunia sebanyak 981.101.800 pengguna. Indonesia merupakan negara pengguna Facebook tersbesar keempat di dunia dengan 50.583.320 pengguna dan sebagian besar penggunanya adalah usia remaja. Rentang usia 18- 24 tahun merupakan rentang usia yang paling banyak menggunakan Facebook yaitu 43% (21.830.300) dari pengguna Facebook di Indonesia. Disusul rentang usia 25-34 dengan 22% pengguna lalu rentang usia 16-17 tahun sebesar 14% pengguna dan rentang usia 13-15 tahun sebguna sebanyak 10% dari total pengguna Facebook di Indonesia.

(7)

Sedangkan di kota Salatiga, pada tahun 2014 sebesar 72 persen remaja melakukan aksesn internet dan sering dan hanya 1.7 persen saja yang tidak menggunakan internet. Menurut Desmita (2008), secara fisik batasan umurnya adalah sekitar 12- 21 tahun, yaitu suatu periode dimana kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya.

Sumber : Analisis Data Primer, 2014 (dalam penelitian Daru Purnomo “ Perilaku Remaja Dalam Menggunakan Media Baru ( Studi tentang Media Baru Yang Digunakan Remaja Dalam Akses Internet)” )

Dari data diatas penulis memilih new media (internet) yaitu sosial media sebagai media perantara untuk menyampaikan iklan ini karena menurut penulis internet lebih efisien untuk menyampaikan iklan ini karena dalam usia- usia 19 – 35 tahun saat ini lebih sering mengakses internet. Sehingga iklan layanan masyarakat yang akan penulis buat akan lebih efektif bila disampaikan melalui internet khususnya sosial media.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

Bagaimana merancang sebuah iklan layanan masyarakat berisi edukasi seksual untuk anak usia 3-5 tahun yang ditujukan untuk orangtua, dengan tujuan mengurangi dan mencegah kasus kekerasan seksual di kota Salatiga?

1.3. Tujuan Perancangan

(8)

Memproduksi video Iklan Layanan Masyarakat yang berisi video tentang edukasi seksual pencegahan seksual pada anak usia 3-5 tahun yang ditujukan untuk orangtua anak.

1.4. Manfaat Perancangan 1.4.1. Manfaat Teoritis

Memberikan tambahan informasi dalam kajian ilmu komunikasi tentang cara- cara mencegah kekerasan seksual pada anak melalui sebuah media iklan layanan masyarakat. 1.4.2. Manfaat Praktis

Perancangan iklan layanan masyarakat ini diharapkan efektif untuk mengurangi dan menanggulangi kasus kekerasan seksual pada anak di Kota Salatiga.

1.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menurut Buchari. A (2008: 97), adalah cara – cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pada perancangan ini metode yang digunakan oleh penulis adalah :

wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan beberapa guru PAUD, KB, TK di kota Salatiga tentang kebiasaan- kebiasaan anak disekolah, latar belakang keluarga anak, bagaimana kepedulian orangtua anak, apa peran guru di sekolah, bagaimana tanggapan mereka tentang kasus- kasus kekerasan seksual yang sekarang ini sudah marak di Indonesia, cara apa yang bisa mencegah terjadinya kasus kekerasan seksual pada anak.

1.6. Konsep Perancangan

Kekerasan seksual pada anak saat ini sedang marak di Indonesia. Untuk mengurangi kasus tersebut dibutuhkan sebuah edukasi yang mampu menghimbau masyarakat khususnya orangtua untuk waspada akan hal tersebut.

(9)

menanamkan rasa malu untuk pipis disembarang tempat dan ganti baju di ruangan terbuka sejak dini supaya kasus kekerasan seksual tidak lebih marak terjadi. Iklan layanan masyarakat ini juga dirancang untuk orangtua anak usia 3-5 tahun . Iklan layanan masyarakt yang diberikan hendaknya layak untuk dintonton anak-anak . Iklan ini dibuat untuk menghimbau orangtua agar lebih peduli dan waspada kepada anaknya dan memberikan pengetahuan tersebut supaya anak mampu membentengi dirinya sendiri dari kekerasan seksual yang ada disekitar mereka.

1.7. Kerangka Pikir

Kasus Kekerasan seksual pada anak

Pra Penelitian di Area Kota Salatiga

Di Salatiga tercatat dari tahun 2013 – 2014 terdapat 14 kasus kekerasan seksual yaitu kasus pencabulan dan persetubuhan pada anak

Untuk menanggulangi bertambahanya kasus tersebut perlu adanya iklan

layanan masyarakat pencegahan kekerasan pada anak usia dini yang ditujukan untuk orangtua anak

Membuat Iklan layanan masyarakat pencegahan kekerasan

seksual pada anak usia dini

Gambar

Tabel Laju Pertumbuhan Penduduk Hasil SP-2000 dan SP-2010 Kota Salatiga

Referensi

Dokumen terkait

wasiat dan perbuatan-perbuatan lain yang dimaksudkan untuk langsung atau tidak langsung memindahkan hak milik kepada orang asing, kepada seorang warga-negara yang disamping

Gedung HBS ini dibangun oleh pemerintah Belanda (zaman penjajahan Belanda) pada tahun 1937, dan diresmikan penggunaannya untuk sekolah HBS pada tanggal 1

Sejak disahkan Undang-Undang Pemerintah Daerah yakni UU No.. nomenklatur kelembagaan di setiap daerah menjadi sangat beragam. Masalah tidak terdapat pada keragaman ini,

Pemberian ruang partisi- pasi kepada warga masyarakat untuk ikut serta menetapkan dan perumusan kebijakan penye- lenggaraan pelayanan publik, akan mengakomodasi berbagai

Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Semarang dalam upaya melestarikan bangunan cagar budaya di

Setiap kriteria (ekonomi, sosial, ekologi) memiliki nilai skor terendah 0, dan tertinggi 100. Bila kriteria yang paling sedikit yang menyukai dinilai 0, sebaliknya yang paling

yang dapat membantu seseorang memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkana. berdasarkan kesenjangan yang ada dalam diri

7.2 Peranan guru bidang studi dalam layanan akademik, 7.3 Peranan guru bidang studi dalam sosial. 7.4 Peranan guru bidang studi