i
TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PURING
KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Ahmad Chabib NIM 10601244094
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ii
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli Siswa
Putra Kelas VIII di SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah” yang
disusun oleh Ahmad Chabib, NIM 10601244094, ini telah disetujui oleh
Pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, Januari 2016
Dosen Pembimbing,
Sujarwo, M.Or
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarta, Januari 2016
Yang menyatakan,
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli Siswa
Putra Kelas VIII di SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah” yang
disusun oleh Ahmad Chabib, NIM 10601244094 ini telah dipertahankan di
depan Dewan Penguji pada tanggal 09 Februari 2016 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama Lengkap Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Sujarwo, M.Or Ketua Penguji ………... …………
Indah Prasetyawati TP, M.Or Sekretaris Penguji ... …………
Dr. Guntur, M.Pd Penguji 1 ……... …………
Dr. Sugeng Purwanto, M.Pd Penguji II ... …………
Yogyakarta, Maret 2016
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Dekan,
v MOTTO
A.Motto
1. Menjadi pribadi seperti matahari yang menyinari dirinya juga bermanfaat
untuk semua yang ada disekitarnya, bukan seperti lilin yang menyinari
sekitarnya namun menyakiti dirinya sendiri.
(Abu Bakar Sibli)
2. Hiduplah seperti pohon kayu yang berbuah lebat, hidup di tepi jalan dan
ketika dilempar orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.
(Abu Bakar Sibli)
3. Sabar adalah kunci dalam menjalani kehidupan.
vi
PERSEMBAHAN
A. Persembahan
Makna hidup bukan untuk diri sendiri melainkan saling asah, asih dan
asuh sesama mahluk. Saling tolong menolong sesama manusia adalah hakikat
manusia secara sosial. Selama penulis menyelesaikan tugas akhir skripsi ini
banyak sekali pihak yang memberikan dukungan, oleh karena itu karya yang
sangat sederhana ini secara khusus penulis persembahkan untuk orang-orang
yang punya makna istimewa bagi kehidupan penulis, diantaranya:
1. Kedua orangtua penulis, Bapak Mohamad Muhtijan dan Ibu Siti
Chotimah(alm.) tercinta yang setiap nafas dan keringatnya mengalirkan
semangat dalam jiwa, mendoakan dengan penuh keikhlasan serta tulus
memberikan dukungan spiritual, moril dan materil.
2. Saudara tercinta, Siti Musarofah, Miftahudin dan Slamet Riyadi terimakasih
vii
TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PURING
KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH
Oleh:
Ahmad Chabib NIM 10601244094
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah terjadi penurunan prestasi bola voli siswa putra SMP Negeri 1 Puring serta belum diketahuinya tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra SMP Negeri 1 Puring. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar bermain
bola voli siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa
Tengah.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Subjek dalam
penelitian ini diambil dengan teknik sampling secara acak yaitu siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen yang berjumlah 50 anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan bola voli usia 13-15
tahun dengan validitas passing bawah 0,733, validitas passing atas 0,692, validitas
servis bawah 0,555, validitas servis atas 0,676, validitas smash 0,346, validitas
rangkaian 0.853 dan reabilitas passing bawah 0,758, reabilitas passing atas 0,973,
reabilitas servis bawah 0,682, reabilitas servis atas 0,812, reabilitas smash 0,573.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase.
Berdasarkan hasil data penelitian tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen, Jawa Tengah
dari 50 siswa yang masuk ke dalam kategori “baik sekali” sebesar 6% (3 anak),
kategori “baik” sebesar 28% (14 anak), kategori “sedang” sebesar 42% (21 anak),
kategori “kurang” sebesar 16% (8 anak) dan kategori “kurang sekali” sebesar 8% (4 anak). Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen, Jawa Tengah kategori sedang.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli Siswa Putra Kelas
VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah”, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar bermain bola voli pada
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah.
Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini pastilah mengalami kesulitan
dan kendala. Skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari
berbagai pihak, teristimewa untuk pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. MA., Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk menempuh
studi di program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
2. Bapak Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Bapak Erwin Setyo Kriswanto, M.Kes, selaku Ketua Jurusan POR yang telah
memberikan ijin penelitian.
4. Ibu Dr. Anastasya Erlina Listyarini, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan semangat dan dukungan.
5. Bapak Sujarwo, M.Or, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu di sela-sela kesibukan untuk memberikan arahan, saran, masukan, dan
ix
6. Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu Guru di SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen,
Jawa Tengah yang telah memberikan kerjasama dalam pengambilan data
skripsi.
7. Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah
yang telah memberikan kerjasama dalam pengambilan data skripsi.
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis
kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.
9. Keluarga besar Pramuka UNY, Kakak Pembina, Kakak Alumni, Kakak
Warga W.R Supratman dan Fatmawati yang telah memberikan inspirasi dan
motivasi dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
10.Teman-teman PJKR-D angkatan 2010 dan anak-anak kost samirono CT VI/
232 serta rekan-rekan yang tidak memungkinkan disebutkan satu persatu,
yang telah membantu penulis dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan
lebih lanjut.
Yogyakarta, Januari 2016
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
HALAMAN ABSTRAK ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 8
C.Batasan Masalah ... 9
D.Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 11
A.Landasan Teori ... 11
1. Keterampilan Dasar ... 11
a) Hakikat Keterampilan Dasar ... 11
b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Dasar ... 12
2. Permainan Bola Voli ... 17
a) Hakikat Permainan Bola Voli Secara Umum... 17
b) Hakikat Teknik Permainan Bola Voli ... 19
3. Karakteristik Anak SMP (13-15 Tahun) ... 33
4. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani... 34
B.Penelitian yang Relevan ... 36
xi
BAB III. METODE PENELITIAN... 39
A.Desain Penelitian ... 39
B.Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 39
C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 39
1. Populasi ... 39
2. Sampel ... 40
D.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 42
1. Instrumen ... 42
2. Teknik Pengumpulan Data ... 48
E. Teknik Analisis Data... 49
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
A.Hasil Penelitian ... 52
1. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian………...…………. 52
2. Deskripsi Subjek Penelitian……… 52
3. Deskripsi Hasil Penelitian………. 52
B.Pembahasan... 56
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
A.Kesimpulan ... 58
B.Implikasi ... 58
C.Keterbatasan Penelitian ... 59
D.Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar Jumlah Populasi Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Puring Tahun Ajaran 2015/2016 ... 40
Tabel 2. Daftar Jumlah Sampel Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Puring Tahun Ajaran 2015/2016. ... 41
Tabel 3. Validitas Instrumen Pusat Kesegaran
Jasmani dan Rekreasi (1999 : 3) ... 48
Tabel 4. Reliabilitas Instrumen Pusat Kesegaran
Jasmani dan Rekreasi (1999 : 3) ... 48
Tabel 5. Nilai Butir-Butir Tes Pusat Kesegaran
Jasmani dan Rekreasi (1993 : 17) ... 50
Tabel 6. Norma Tes Pusat Kesegaran
Jasmani dan Rekreasi (1993 : 18) ... 51
Tabel 7. Jadwal Pengambilan Data Tes Keterampilan Bola Voli
Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Puring ... 52
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Teknik Servis Underhand Barbara L. Viera (2004: 30)... 24
Gambar 2. Teknik Servis Atas Barbara L. Viera (2004: 31) ... 25
Gambar 3. Teknik Passing Atas Barbara L. Viera (2004: 51) ... 27
Gambar 4. Teknik Passing Bawah Barbara L. Viera (2004: 20) ... 30
Gambar 5. Teknik Smash Barbara L. Viera (2004: 76) ... 33
Gambar 6. Instrumen Tes Passing Bawah Departemen Pendidikan Nasional (1999:8) ... 43
Gambar 7. Instrumen Tes Passing Atas Departemen Pendidikan Nasional (1999:10) ... 44
Gambar 8. Instrumen Tes Servis Bawah Departemen Pendidikan Nasional (1999:12) ... 45
Gambar 9. Instrumen Tes Servis Atas Departemen Pendidikan Nasional (1999:14) ... 46
Gambar 10. Instrumen Tes Smash Departemen Pendidikan Nasional (1999:16) ... 47
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta ... 63
Lampiran 2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesbanglinmas Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta ... 64
Lampiran 3. Surat Rekomendasi Ijin Penelitian dari Badan Penanaman Modal Daerah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ... 65
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Pemerintah Kabupaten Kebumen ... 67
Lampiran 5. Surat Pemberian Ijin Penelitian dari SMP Negeri 1 Puring Kab. Kebumen, Jawa Tengah... 68
Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 69
Lampiran 7. Kartu Bimbingan Tugas Akhir Skripsi ... 70
Lampiran 8. Sertifikat Kalibrasi Stopwacth ... 71
Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Alat Ban Ukur 50 Meter... 73
Lampiran 10. Instrumen Penelitian ... 75
Lampiran 11. Data Kasar Tes Keterampilan Bola Voli Usia 13-15 Tahun ... 85
Lampiran 12. Hasil dari Penilaian Data Kasar ... 135
Lampiran 13. Statistik Deskriptif ... 136
Lampiran 14. Daftar Biodata Siswa SMP N 1 Puring ... 141
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 145
PENGESAHAN
Skipsi yang berjudul "Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bola
Voli Siswa
Puta
KetasVIII
di SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah" yangdisusun oleh Ahmad Chabib,
IYIM
lffi0l24fll94 ini
telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggat 09 Februari zOrc dan, dinyatakan lulus.
Nama Lengkap
Sujarwo, M.Or
Indah
Dr. Grmttrr, M.
Dr. Sugeng
Tanggal
z1:.?1:l'-tb
e1- o3-2o1C
14-o3-2e1L
Keolahragaan
1V
STIRAT PERI{YATAAN
De,ngan
ini
saya menyatakan batrwa skripsiini
benar-benar karya saya sendiri.Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesdtan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap meoerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarta, {5 Januari 201 6
Yang menyatakan,
0M*
Ahmad Chabib NIM 106012u094
PERSDTT'.IUATiI
Sl$ips yang
berjt*d
"Tfugkat Kefiermpilan Dffiar Bermaia BdaVoli Siswa
Puta
KelasVIII
di SMP NegeriI Prdng,
Iftb.
Kebtmen" Jawa TeirgEh' yangdisusun oleh Ahnrd
Chibib,
NftI
106011440D4,ioi tel& disetujui
olehPembimbing rffiuk diujikan.
Yogyaftarta, tE Januari 20 I 6
Sulerso.llLor
Np
r
6m41019tS3
10021 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Bola voli merupakan salah satu olahraga yang populer di Indonesia selain
sepak bola. Bola voli adalah olahraga permainan yang ditemukan oleh William
G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika
Serikat). Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi
nama Mintonette. Permainan ini dimainkan oleh dua tim berlawanan.
Masing-masing tim beranggotakan 6 orang pemain. Terdapat pula variasi permainan.
Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang
dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa.
Sasaran atau tujuan dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap
bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah
lawan) agar lawan tidak dapat mengembalikan bola (Barbara L.Viera, 2004:
1-2).
Bola voli menjadi cabang olahraga permainan yang menyenangkan
karena dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi. Bola voli dapat dimainkan
dengan jumlah pemain yang bervariasi, seperti voli pantai dengan jumlah
pemain 2 orang atau dengan jumlah pemain 6 orang yang biasa digunakan.
Selain itu olahraga bola voli dapat dimainkan oleh berbagai usia dari anak-anak
sampai dewasa. Akan tetapi tidak semua yang dapat bermain bola voli
dikatakan pandai bermain bola voli. Olahraga bola voli dapat dimainkan
disegala bentuk lapangan seperti rumput, kayu, pasir, atau permukaan lantai
2
Pembinaan serta pengembangan olahraga sebagai bagian dari usaha
peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat guna
pembentukan watak, disiplin, sportifitas dan pengembangan prestasi olahraga
dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional. Peningkatan prestasi olahraga
untuk menuju pencapaian sasaran yang diharapkan dalam pembinaan olahraga
diperlukan proses dan waktu yang lama.
Permainan bola voli dijadikan suatu kegiatan belajar di sekolah dan dapat
dilakukan sebagai suatu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di waktu
senggang. Saat ini bola voli tidak hanya sebagai rekreasi, namun sudah
menjadi bagian dari olahraga pendidikan. Sebagai olahraga pendidikan selain
sebagai sarana pencapaian tujuan pendidikan, hal yang utama adalah sebagai
penunjang pembinaan, pemeliharaan kesegaran jasmani, berperan dalam
pembentukan kerjasama pada anak, serta pembinaan sportifitas dan
pengembangan sifat-sifat lainnya.
Semangat bertanding dan pembentukan mental dapat dikembangkan
melalui pertandingan antar kelompok, antar kelas dan antar sekolah. Sekolah
juga dilengkapi dengan kurikulum pendidikan jasmani di dalamnya memuat
pembelajaran olahraga bola voli sebagai kurikulum wajib. Faktor-faktor
kelengkapan yang harus dimiliki seseorang bila ingin mencapai prestasi yang
optimal yaitu: 1) peningkatan dan penjagaan kondisi fisik, 2) pembentukan
teknik bermain, 3) peningkatan taktik bermain, 4) pembentukan mental dan
3
Menurut Suharno H.P, (1981 : 13) ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan agar kondisi puncak dapat dicapai sebaik-baiknya adalah:
1. Melatih unsur-unsur gerak secara kontinyu, sistematis dan metodis.
2. Pengaturan waktu istirahat, tidur dan gizi maknan yang tertib.
3. Penjagaan kesehatan fisik dan mental agar tidak terserang penyakit.
4. Menjaga lingkungan hidup agar tetap segar, tenteram, dan
menyenangkan.
Kemampuan atlet bola voli terkait unsur-unsur yang meliputi kondisi
fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerjasama dan pengalaman dalam
bertanding perlu ditingkatkan. Sebagai faktor pendukung untuk mempercepat
tercapainya tujuan permainan bola voli antara lain, faktor endogen dan pemain
yang terdiri dari: 1) kesehatan fisik dan mental, 2) bentuk tubuh sesuai cabang
olahraga yang diikuti, untuk cabang bola voli diharapkan yang tinggi dan
atletis, 3) punya bakat untuk bermain bola voli yang meliputi kemampuan fisik,
teknik, dan taktik, 4) memiliki sikap mental yang baik seperti sosial, disiplin,
tekun, kreatif bertanggung jawab dan berkemauan keras (M. Yunus, 1992: 61).
Teknik dasar bermain bola voli harus dikuasai oleh pemain. Tenik-teknik
dasar dalam permainan bola voli terdiri atas service, passing bawah, passing
atas, block dan smash. Teknik tersebut dibagi lagi menjadi 3 macam yaitu
teknik dasar, teknik menengah, dan teknik tinggi. Peran pelatih sangat
dibutuhkan dalam memberikan latihan yang tepat dan berkelanjutan agar
4
Teknik dasar dalam permain bola voli mempunyai peranan yang sangat
penting, hal ini disebabkan karena untuk menjaga kualitas permainan dan
mengembangkan prestasi pemain. Penguasaan teknik dasar bola voli
merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu
regu dalam pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan
mental (Suharno HP, 1981: 35).
Mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari
pendidikan secara keseluruhan dan bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan motorik atau gerak, keterampilan berfikir
kritis, kemampuan sosial, penalaran, stabilitas, emosional, tindakan moral,
aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Harsuki, 2003: 5).
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam
mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman
belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan
secara sistematis, terarah, dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif
sepanjang hayat.
Mata pelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran
5
menekankan pada aspek psikomotor, tanpa menghilangkan aspek kognitif dan
afektif (Arma Abdullah dan Agus Mandji, 1994: 15). SMP Negeri 1 Puring
selain mengunggulkan prestasi akademis, prestasi non akademis juga
diperhatikan salah satunya di bidang olahraga. SMP Negeri 1 Puring
mempunyai catatan prestasi olahraga yang cukup baik. Prestasi olahraga
dapat dicapai secara maksimal membutuhkan pembinaan yang serius, baik di
dalam jam belajar mengajar pendidikan jasmani atau di luar jam belajar
efektif yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Prestasi dapat dicapai secara maksimal
dipengaruhi banyak faktor yang saling berkaitan.
Proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 1 Puring
mempunyai alokasi waktu sebanyak 3 kali pertemuan dalam satu minggu.
Setiap satu kali pertemuan waktu yang dibutuhkan adalah 45 menit, jika
dalam satu minggu ada 3 kali pertemuan maka total waktu belajar mengajar
pendidikan jasmani adalah 135 menit. SMP Negeri 1 Puring memberikan
tambahan jam pelajaran melalui program ekstrakurikuler, salah satunya bola
voli. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan 1 kali dalam seminggu, dari
pukul 14.30 WIB – 17.00 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan untuk
menambah jam pelajaran di luar proses belajar mengajar aktif sehingga
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa akan lebih tergali dan
berkembang. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan untuk mempersiapkan siswa
dalam mengikuti kejuaraan-kejuaraan bola voli antar SMP.
Tim bola voli SMP Negeri 1 Puring diambil dari siswa-siswa yang
6
kegiatan ekstrakurikuler berbeda dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki
kemampuan dasar, teknik dan taktik bola voli yang lebih baik dibandingkan
siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Tim bola voli SMP
Negeri 1 Puring memeiliki catatan prestasi yang cukup baik, terutama tim bola
voli putra. Prestasi diraih dengan cara mengikuti kompetisi atau kejuaraan bola
voli antar SMP atau MTs baik di tingkat kecamatan atau kabupaten.
Pendidikan jasmani memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan
mendapatkan prestasi yang baik. Sarana dan prasarana yang lengkap akan
mendukung gerak siswa yang maksimal. Siswa lebih aktif bergerak dengan
banyak sarana dan prasarana dibandingkan jika sarana dan prasarana terbatas.
Sarana dan prasarana untuk cabang olahraga bola voli di SMP Negeri 1 Puring
sudah memadai sehingga prestasi dalam cabang olahraga bola voli cukup baik
terutama tim putra. Prestasi tim bola voli putra SMP Negeri 1 Puring didapat
dengan mengikuti kompetisi atau kejuaraan bola voli antar SMP atau MTs baik
tingkat kecamatan atau kabupaten.
Prestasi yang pernah di raih oleh tim bola voli putra SMP Negeri 1
Puring, 5 tahun terakhir sebagai berikut :
1. Juara 1I PA Turnamen Bola Voli Tingkat SMP / MTs Se-distrik
Gombong dan Sekitarnya Tahun 2010, SMK Ma’arif 2 Gombong
7
3. Juara 1I PA Turnamen Bola Voli Tingkat SMP, SMK Ma’arif 2
Gombong, 8-9 Mei 2012.
4. Juara I Bola Voli Putra Tingkat SMP / MTs Se-Kabupaten
Kebumen, HUT SMA N 1 Klirong, Tahun 2012.
5. Juara I Volley Ball Putra Tingkat SMP / MTs, Smart Competition
SMK N 1 Kebumen, Tahun 2013.
6. Juara II PA Invitasi Bola Voli Pelajar Tahun 2014, Tingkat SMP
dalam Rangka Hari Jadi Kab.Kebumen.
7. Juara II PA Popda Tingkat SMP / MTs Kab.Kebumen, Bola Voli
Tahun 2014.
Dari data prestasi di atas dapat dikatakan bahwa prestasi bola voli putra
di SMP Negeri 1 Puring menurun, terutama pada tahun 2015. Hal tersebut
diperkuat dari pernyataan Budiyono selaku guru pendidikan jasmani di SMP
Negeri 1 Puring yang menyatakan bahwa satu tahun ini prestasi bola voli SMP
Negeri 1 Puring sedang menurun, minat siswa bermain bola voli menurun dan
bola voli kurang bermasyarakat serta masyarakat lebih tertarik olahraga sepak
bola dibandingkan bola voli.
Menurut Budiyono, tim bola voli putra terdiri dari siswa pilihan yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli baik kelas VII, VIII dan IX. Tim
bola voli putra terdiri dari kelas VII, VIII dan IX, namun guru pendidikan
jasmani belum pernah mengukur tingkat keterampilan dasar bermain bola voli
siswa putra kelas VIII sehingga tingkat keterampilan dasar bermain bola voli
8
tersebut belum diketahui. Peneliti memilih judul penelitian tersebut karena ada
beberapa alasan yaitu: 1) Permainan bola voli termasuk dalam materi
pembelajaran dalam kurikulum pendidikan SMP, 2) Prestasi tim bola voli putra
SMP Negeri 1 Puring yang menurun. 3) Belum diketahui tingkat keterampilan
dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.
Kebumen, Jawa Tengah.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan
yang muncul yaitu sebagai berikut :
1. Minat siswa terhadap permainan bola voli semakin menurun.
2. Prestasi siswa putra di bidang olahraga khususnya bola voli menurun.
3. Belum diketahuinya tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen, Jawa Tengah.
C.Pembatasan Masalah
Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar
substansi penelitian ini tidak melebar serta adanya kesepahaman penafsiran
tentang substansi yang ada dalam penelitian ini. Peneliti membatasi penelitian
ini pada tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen, Jawa Tengah.
9
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
“ Seberapa besar tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen, Jawa Tengah? “.
E.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterampilan
dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.
Kebumen, Jawa Tengah.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori yang sudah ada,
sehingga pelatih dapat menjadikannya sebagai acuan dalam
merencanakan dan melaksanakan program latihan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan
dan wawasan baru sebagai bekal masa depan yang baik.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk
10
meningkatkan keterampilan teknik dasar bola voli serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk membentuk tim bola voli sekolah.
c. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan setelah mengetahui tingkat
keterampilan dasar bermain bola voli siswa dapat meningkatkan
keterampilannya untuk berprestasi.
d. Bagi Pihak Sekolah
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan
bahan evaluasi bagi guru pendidikan jasmani dalam proses belajar
mengajar.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan sekolah
untuk membuat program terkait dengan cara meningkatan prestasi
bola voli sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya siswa,
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Landasan Teori
1. Keterampilan Dasar
a. Hakikat Keterampilan Dasar
Istilah terampil biasanya digunakan untuk menggambarkan tingkat
kemampuan seseorang yang bervariasi. Meskipun istilah ini memiliki
banyak pengertian pada umumnya yang dimaksud dengan keterampilan
adalah kemampuan gerak dengan tingkat tertentu. Terampil menunjukkan
pada derajat keberhasilan dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien
yang ditentukan oleh kecepatan, ketepatan, bentuk dan kemampuan
menyesuaikan diri. Seseorang dikatakan terampil apabila kegiatan yang
dilakukan ditandai dengan kualitas yang tinggi (cepat atau cermat ) dengan
tingkat yang relatif tepat (Singer, 1980: 34).
Menurut Sage (1984: 17), terampil juga diartikan sebagai suatu
perbuatan atau tugas dan sebagai indikator dari suatu tingkat kemahiran.
Suatu keterampilan yang dipandang sebagai aktivitas gerak atau suatu tugas
akan terdiri dari sejumlah respon gerak dan persepsi yang di dapat melalui
belajar untuk tujuan tertentu. Istilah keterampilan juga diartikan sebagai
suatu perbuatan atau tugas dan sebagai indikator dari suatu tingkat
kemahiran. Sebagai indikator dari tingkat keterampilan, maka keterampilan
diartikan sebagai kompetisi yang diperagakan oleh seseorang dalam
12
Semakin tinggi kemampuan seseorang mencapai tujuan yang diharapkan,
maka semakin terampil orang tersebut.
Menurut Schmid dikutip oleh Amung Ma’mun dan Yudha M.
Saputra (2000: 68) “Keterampilan digolongkan menjadi dua, yaitu: (1)
Keterampilan yang cenderung ke gerak, dan (2) Keterampilan yang mengarah ke kognitif. Dalam keterampilan gerak, penentu utama dari keberhasilannya adalah kualitas dari geraknya itu sendiri tanpa memperhatikan persepsi serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keterampilan yang dipilih, misalnya dalam olahraga lompat tinggi, si pelompat tidak perlu memperhitungkan kapan dan bagaimana harus bertindak untuk melompati mistar tetapi yang dilakukan adalah melompat setinggi dan seefektif mungkin, sedangkan dalam keterampilan kognitif hakekat dari gerak tidak penting, tetapi keputusan tentang gerakan apa dan yang mana yang
harus dibuat merupakan hal yang terpenting”.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan adalah kemampuan gerak seseorang yang dilakukan secara
efektif dan efisien untuk menyelesaikan suatu tugas.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Dasar
Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra M. Saputra (2000:
58) yang dikutip dari skripsi Sutrisno (2013: 11), yang berjudul Tingkat
Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola Siswa Putra Kelas Atas SD Negeri
Kaliwedi, Kec.Kebasen, Kab.Banyumas Tahun Ajaran 2012/2013
menyatakan untuk memperoleh tingkat keterampilan diperlukan
pengetahuan yang mendasar tentang bagaimana keterampilan tertentu bisa
dihasilkan atau diperoleh serta faktor-faktor apa saja yang berperan dalam
mendorong penguasaan keterampilan. Keterampilan dapat dikuasai atau
diperoleh apabila dipelajari dengan persyaratan tertentu, satu diantaranya
13
secara terus menerus dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.
Keterampilan yang baik dapat dicapai jika : 1) adanya kemauan dari
individu, berupa motivasi untuk dapat menguasai keterampilan yang
diajarkan, 2) adanya proses pembelajaran yang didukung oleh kondisi dan
lingkungan belajar yang baik, 3) adanya prinsip-prinsip latihan yang
dikembangkan untuk memperkuat respon yang terjadi.
Menurut Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 70), yang
dikutip dari skripsi Sutrisno (2013: 12-15), yang berjudul Tingkat
Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola Siswa Putra Kelas Atas SD Negeri
Kaliwedi, Kec.Kebasen, Kab.Banyumas Tahun Ajaran 2012/2013
menyatakan untuk pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga hal yang
utama, yaitu :
1). Faktor Pribadi ( Personal Factor )
Menurut Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 71), setiap
orang (pribadi) merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal
fisik, mental emosional, maupun kemampuan-kemampuannya.
Faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi keterampilan adalah :
a) Ketajaman Indra
Kemampuan indra untuk mengenal tampilan rangsang secara akurat.
b) Persepsi
Kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang berlangsung.
c) Intelegensi
14
d) Ukuran Fisik
Adanya tingkatan yang ideal dari ukuran tubuh yang diperlukan untuk sukses dalam cabang olahraga tertentu.
e) Pengalaman Masa Lalu
Keluasan dan kualitas pengalaman masa lalu yang berhubungan dengan situasi dan tugas gerak yang dipelajari saat ini.
f) Kesanggupan
Terdiri dari kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang dikembangkan secara memadai untuk menyelesaikan tugas dan situasi yang dipelajari saat ini.
g) Emosi
Kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol perasaan secara tepat sebelum dan pada saat melaksanakan tugas.
h) Motivasi
Yaitu kehadiran semangat dalam tingkat optimal untuk bisa menguasai keterampilan yang dipelajari.
i) Sikap
Adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada kegiatan yang sedang dilakukan.
j) Faktor-faktor Kepribadian yang lain
Hadirnya sifat ekstrim seperti agresif, kebutuhan berafiliasi, atau perilaku lain yang dapat atau tidak dapat dimanfaatkan, tergantung situasi yang terjadi.
k) Jenis Kelamin
Pengaruh komposisi tubuh, pengalaman, faktor-faktor budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk berprestasi.
l) Usia
Pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan kemampuan untuk mempelajari dan menampilkan tugas tertentu.
2). Faktor Proses Belajar (Learning Process)
Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 70), dalam
pembelajaran gerak, proses belajar yang harus diciptakan adalah yang
dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang digariskan oleh teori-teori
belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai
manfaatnya. Teori-teori belajar mengarahkan untuk memahami tentang
15
3). Faktor Situasional
Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 70), sesungguhnya
faktor situasional yang dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran adalah
lebih tertuju pada keadaan lingkungan. Faktor situasional antara lain
sebagai berikut : tipe tugas yang diberikan, peralatan yang digunakan
termasuk media pembelajaran, serta kondisi sekitar dimana pembelajaran
itu dilangsungkan. Penggunaan peralatan serta media belajar akan
mempengaruhi keberhasilan dalam menguasai keterampilan yang
dipelajari.
Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 67) menyatakan
bahwa, “Berdasarkan keterlibatan tubuh dalam pola gerak, keterampilan
dibagi menjadi dua yaitu: keterampilan motorik kasar (gross motor skill)
dan keterampilan motorik halus (fine motor skill)”.
1)Keterampilan motorik kasar / Gross motor skill
Bercirikan lebih melibatkan pergerakan otot-otot besar dan ketepatan gerak tidak begitu penting untuk diperhatikan. Otot-otot tersebut berintegrasi untuk menghasilkan gerak seperti berjalan, berlari, melompat dan meloncat.
2)Keterampilan motorik halus / Fine motor skill
Bercirikan lebih melibatkan pergerakan otot-otot kecil terutama yang melibatkan koordinasi mata dan tangan, serta memerlukan tingkat derajat ketepatan yang tinggi pada gerakan tangan dan jari. Contoh: melempar dan menangkap.
Berdasarkan saat dimulai dan saat berakhirnya, keterampilan dibagi
menjadi; 1) keterampilan diskrit, 2) keterampilan serial, 3) keterampilan
kontinyu (Magill, 1993:10-11). Keterampilan diskrit merupakan
16
berakhirnya dari berlangsungnya gerak yang dilakukan, contohnya gerakan
menendang bola, melempar lembing dan lain-lain. Apabila keterampilan
diskrit dilakukan secara berangkai, maka dapat disebut sebagai keterampilan
serial. Mengendarai mobil merupakan contoh yang tepat untuk keterampilan
serial, karena memerlukan serangkaian keterampilan diskrit. Keterampilan
kontinyu mempunyai saat awal dan saat berakhir yang berubah-ubah.
Penentu berubahnya saat awal atau saat akhir gerakan biasanya dilakukan
oleh pelaku itu sendiri atau oleh karakteristik keterampilan itu sendiri.
Keterampilan kontinyu pada hakikatnya merupakan pengulangan gerak,
contohnya : renang atau lari.
Menurut Singer (1980: 102-103) belajar keterampilan gerak
cenderung lebih menekankan pada tingkat penguasaan. Tahap ini dibagi
menjadi tiga, antara lain:
a. Tahap kognitif/ Cognitive stage
Tahap ini merupakan tahap pemahaman, bagaimana konsep-konsep dipahami. Tahap kognitif sifatnya lebih pada pengetahuan.
b. Tahap asosiatif/ Asosiative stage
Dengan adanya pemahaman yang sudah dicoba diasosiasikan, dan diimplementasikan sesuai dengan kemampuannya yang masih banyak mengalami kesalahan.
c. Tahap otomatis/ Autonomous stage
Pada tahap ini hasil gerakan merupakan suatu gerakan yang sudah otomatis, karena sudah banyak dilatih sehingga terlihat seakan-akan gerseakan-akan tersebut tanpa dipikir, padahal karena hasil dari latihan yang kontinyu.
Menurut Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 83), “Ada
tiga hal yang dapat diidentifikasi dalam tahap belajar keterampilan gerak,
yaitu: (a) tahapan verbal-kognitif, (b) tahapan motorik, dan (c) tahapan
17
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa faktor –faktor yang
mempengaruhi keterampilan gerak dasar antara lain: faktor pribadi, faktor
proses belajar atau latihan dan faktor situasional atau faktor lingkungan.
2. Permainan Bola Voli
a. Hakikat Permainan Bola Voli Secara Umum
Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Margon pada tahun
1895, di kota Holyoke, dia seorang guru pendidikan jasmani pada Young
Men Christian Association (YMCA). Pembelajaran bola voli disamping
dapat meningkatkan pengetahuan siswa juga dapat menambah keterampilan.
Permainan bola voli sendiri merupakan jenis permainan yang menggunakan
bola besar. Bola voli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang
lebarnya 900 cm dan panjangnya 1800 cm, dibatasi oleh garis-garis selebar
5cm, ditengah-tengahnya dipasang jaring yang lebarnya 900cm, terbentang
kuat sampai pada ketinggian 243 cm dari bawah (khusus putra) dan untuk
anak putri kurang lebih 224 (Bonnie Robison, 1997 :12).
“Permainan bola voli adalah permainan yang dimainkan oleh dua
regu, masing-masing regu dibatasi dengan net, setiap regu terdiri dari enam
orang dan berusaha menyeberangkan bola di lapangan lawan secepat
mungkin dengan pantulan yang sah, sesuai dengan peraturan yang berlaku”,
(Suhadi, 2002 : 3). Bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh
anak-anak dan orang dewasa baik wanita maupun pria. Olahraga bola voli
18
Permainan bola voli pada dasarnya berpegang pada dua prinsip ialah
teknik dan psikis. Prinsip teknis dimaksudkan pemain mempassing bola
dengan bagian badan pinggang ke atas, hilir mudik di udara lewat di atas net
agar dapat menjatuhkan bola di dalam lapangan lawan secepatnya untuk
mencari kemenangan secara sportif. Prinsip psikis adalah bermain dengan
senang dan kerjasama dengan baik (Suharno, 1981 : 1-2).
Permainan bola voli adalah suatu bentuk permainan yang termasuk
dalam “cabang olahraga permainan”. Voli artinya pukulan langsung atau
tidak langsung di udara sebelum bola jatuh ke tanah. Permainan bola voli
dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain,
setiap regu berusaha untuk melewati di atas jaring atau net dan mencegah
lawan dapat memukul bola dan menjatuhkan ke dalam lapangannya (Arif
Syarifudin dan Muhadi, 1991: 183).
Menurut Suhadi (2004: 7) “Permainan bola voli pada hakikatnya
adalah memvoli dengan menggunakan seluruh anggota badan dan
menyeberangkan melalui net ke lapangan lawan. Permainan bola voli
dimainkan dengan menggunakan bola besar oleh 2 regu. Tiap regu hanya
boleh memvoli bola 3 kali dan tiap pemain tidak melakukan sentuhan 2 kali
berturut-turut, kecuali ketika melakukan blocking.
Menurut Suhadi (2004: 7) “Teknik dasar dalam permainan bola voli
meliputi servis, menerima servis, passing, umpan, pukulan serangan, dan
blocking “. Jadi, teknik tersebut harus diajarkan dan dikenalkan kepada
19
yang paling mudah menuju teknik yang paling sulit. Proses pembelajaran ini
membutuhkan penguasaan materi dan penyampaian yang baik oleh guru
pendidikan jasmani.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan
bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, masing-masing
regu berjumlah 6 orang dan dibatasi dengan net, bola dimainkan dengan
cara menyeberangkan bola melewati atas net dengan maksud dapat
mejatuhkan bola di dalam petak lawan untuk mencari kemenangan dengan
pukulan yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Hakikat Teknik Permainan Bola Voli
Menurut Suharno HP (1984 : 1), permainan bola voli adalah cabang
olah raga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu
terdiri dari 6 orang pemain dan di setiap lapangan dipisahkan oleh net.
Pantulan bola yang dimainkan boleh menggunakan seluruh anggota badan.
Maksud dan tujuan dari permainan ini adalah menjatuhkan bola di lapangan
lawan melewati atas net dengan syarat pantulan sempurna dan bersih sesuai
dengan peraturan. Permainan dimulai dengan pukulan bola servis. Bola
harus dipukul dengan satu tangan ke arah lapangan lawan melewati net.
Setiap regu dapat memainkan bola sampai tiga kali pantulan untuk
dikembalikan (kecuali perkenaan bola saat membendung). Dalam permainan
bola voli hanya regu yang menang satu rally permainan memperoleh satu
20
dahulu mengumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set
penentuan lima belas angka.
Menurut M. Yunus (1992 : 68), teknik adalah cara melakukan atau
melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan
efektif. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara
memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku dalam bola voli untuk mencapai hasil yang optimal.
Menurut Suharno HP (1979 : 11), teknik adalah suatu proses
melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktik dengan sebaik
mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan
bola voli. Teknik ini erat sekali hubungannya dengan gerak, kondisi fisik,
taktik dan mental. Teknik dasar bola voli harus betul-betul dikuasai terlebih
dahulu agar dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli.
Penguasaan teknik dasar merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan
menang atau kalahnya suatu regu dalam suatu pertandingan di samping
unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.
Pengusaan teknik dasar merupakan hal yang terpenting dalam suatu
cabang olahraga, karena keberhasilan dalam melakukan teknik dasar akan
menentukan keberhasilan dalam suatu cabang olahraga. Seperti yang
dikemukan oleh Suharno HP (1984: 12), dalam mempertinggi bemain bola
voli, teknik dasar harus dipelajari terlebih dahulu karena teknik dasar
merupakan pondasi dari proses gerak yang mampu meningkatkan
21
salah satu unsur yang menentukan menang atau kalah suatu regu di dalam
pertandingan disamping unsur-unsur kondisi fisik, taktik, dan mental.
Menurut Suharno HP (1979 : 11), syarat penting dalam penguasaan
teknik dasar bola voli mengingat hal- hal sebagai berikut :
1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan
dengan kesalahan dalam melakukan teknik.
2) Karena terpisahnya tempat antara regu yang satu dengan yang
lainnya, sehingga tidak ada terjadinya adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.
3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya
kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain : membawa bola, menyenduk bola, mendorong bola, mengangkat bola, pukulan rangkap dan bola tertahan.
4) Permainan bola voli adalah permainan cepat, artinya waktu untuk
memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar.
5) Penggunaan taktik-taktik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau
penguasaan teknik dasar dan tinggi dalam permainan bola voli sudah cukup sempurna.
Menurut Cox (1980 ), yang dikutip dari Jurnal Iptek Olahraga
(volume 5, nomor 3 september 2003 teknik keterampilan dasar bola voli
yang harus diajarkan kepada anak-anak meliputi : 1) service bawah ; 2)
passing bawah dan ; 3) passing atas. Teknik dasar yang lain seperti teknik
smash dan blok (bendungan) tidak terlalu penting diberikan. Keterampilan
ini masih agak sulit bagi siswa, namun sekedar memperkenalkannya tidak
22
Berdasarkan syarat penguasaan teknik dasar bola voli, maka
teknik-teknik dasar permainan bola voli dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Servis
Menurut M. Yunus (1992 : 69), servis merupakan pukulan pembukaan
untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik
saat ini hanya sebagai permukaan permainan, tapi jika ditinjau dari sudut
taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar
suatu regu berhasil meraih kemenangan.
Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 20), servis adalah pukulan pertama
yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampui net
ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setiap
terjadinya kesalahan. Karena pukulan servis sangat berperan besar untuk
memperoleh poin, maka pukulan servis harus meyakinkan, terarah, keras
dan menyulitkan lawan.
Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1993: 187), servis adalah
pukulan permulaan yang dilakukan oleh pihak yang berhak melakukan
servis untuk memulai menghidupkan bola dalam permainan atau tindakan
menghidupkan bola dalam permainan atau tindakan dalam menghidupkan
bola ke dalam permainan.
1)Servis tangan bawah
Sikap permulaan:
23
Gerakan :
Bersama dengan bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas, tangan kanan diayunkan lurus dari belakang ke depan melalui bawah di samping badan, pukulkan atau kenakan pada bola diikuti dengan kaki kanan dilangkahkan ke depan setelah bola terpukul. 2) Servis tangan atas
Menurt Aip Syarifudin dan Muhadi (1991: 97) servis ini adalah paling efektif karena sulit menangkis .
Sikap permulaan :
Bola di depan badan pada satu atau ke dua belah tangan , kemudian dilambungkan agak tinggi ke atas , sementara tangan kanan dengan siku ditekuk dan ditarik ke belakang kepala.
Gerakan:
Lengan diluruskan lalu diayunkan ke depan seperti melempar, dipukulkan tepat pada bola. Pada waktu yang bersamaan kaki kiri melangkah ke depan sehingga berat badan pindah dari kaki kanan ke kaki kiri.
Menurut Barbara L. Viera (2004: 27), “Servis adalah satu-satunya
teknik yang digunakan untuk memulai pertandingan. Menerima servis akan sulit apabila servis tersebut kuat dan penuh tenaga.”
1). Underhand service
Persiapan:
a) Kaki dalam posisi melangkah dengan santai.
b) Berat badan terbagi dengan seimbang.
c) Bahu sejajar dengan net.
d) Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah.
e) Pegang bola di depan tubuh.
f) Gunakan telapak tangan terbuka.
g) Mata ke arah bola.
Eksekusi:
a) Ayunkan lengan ke belakang.
b) Pindahkan berat badan ke kaki belakang.
c) Ayunkan lengan ke depan.
d) Pindahkan berat badan ke kaki depan.
e) Pukul bola dengan pergelangan tangan terbuka.
f) Pukul bola pada posisi setinggi pinggang.
g) Jatuhkan tangan yang memegang bola.
h) Pukul bola pada bagian tengah belakang.
i) Konsentrasi pada bola.
Gerak lanjutan:
a) Ayunkan lengan ke arah bagian atas net.
b) Pindahkan berat badan ke kaki depan.
24
Gambar 1. Teknik Underhand Service
( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 30))
2). Servis Atas Mengambang Persiapan:
a) Kaki dalam posisi melangkah dengan santai.
b) Berat badan terbagi seimbang.
c) Bahu sejajar net.
d) Kaki dari tangan yang tidak memukul berada di depan.
e) Gunakan telapak tangan terbuka.
f) Pandangan ke arah bola.
Eksekusi:
a) Pukul bola di depan bahu lengan yang memukul.
b) Pukul bola tanpa atau dengan sedikit spin.
c) Pukul bola dengan1 tangan.
d) Pukul bola dekat dengan tubuh.
e) Ayunkan lengan ke belakang dengan sikut ke atas.
f) Letakkan tangan di dekat telinga.
g) Pukul bola dengan telapak tangan terbuka.
h) Pertahankan lengan pada posisi menjangkau sejauh mungkin.
i) Awasi bola pada saat hendak memukul.
j) Pindahkan berat badan ke depan.
Gerakan lanjutan:
a) Teruskan pemindahan berat badan ke depan.
b) Jatuhkan lengan dengan perlahan sebagai lanjutan.
25
Gambar 2. Teknik Servis Atas Mengambang ( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 31) )
b. Passing
Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu
teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman
seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri (Nuril Ahmadi, 2007: 22).
Dalam permainan bola voli, passing dapat dilakukan dengan cara passing
bawah dan passing atas.
Menurut M. Yunus (1992 : 79), passing adalah mengoperkan bola
kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai
langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan sedangkan
menurut Muv Dumphy (1997: 18) yang dikutip oleh Lia Andini ( 2010 : 13)
menyatakan bahwa passing adalah proses pengoperan bola pada pengumpan
tim anda biasa disebut dengan pass. Jadi jelas bahwa awal sentuhan bola
oleh seorang pemain dalam permainan bola voli, untuk dioperkan kepada
teman seregunya yang biasanya adalah pengumpan untuk selanjutnya
dimainkan di lapangan sendiri yaitu diumpankan pada smasher untuk
26
Berdasarkan pada macam teknik dasar passing dalam permainan bola
voli, maka teknik passing dibedakan meliputi teknik passing atas dan teknik
passing bawah.
1) Passing atas
Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 26-27) memainkan bola dengan teknik
passing atas dapat dilakukan dengan berbagai variasi yaitu antara lain: 1)
passing atas ke arah belakang lewat atas kepala, 2) passing atas ke arah
samping pemain, 3) passing atas sambil melompat ke atas, 4) passing
sambil menjatuhkan diri kesamping, 5) passing atas sambil menjatuhkan
diri ke belakang.
Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1993: 190), “Passing atas
adalah menyajikan bola atau membagi-bagikan bola (mengoper bola)
dengan menggunakan jari-jari tangan baik kepada kawan maupun langsung
ke lapangan lawan melalui atas jaring”.
Sikap permulaan :
Berdiri tegak, kedua kaki agak terbuka atau salah satu kaki agak ke depan, ke dua lutut agak ditekuk badan agak condong ke depan. Ke dua tangan berada di atas kepala di depan dekat dahi dengan siku dibengkokan, jari-jari tangan direnggangkan dan dikeraskan membentuk setengah bola.
Gerakan:
Pada saat bola yang datang dari atas berada di atas, di depan dekat kepala segera jari-jari tangan ditegangkan dan disentuhkan pada bola ke atas lalu ke depan hingga kedua lengan lurus bersamaan dengan meluruskan kedua lutut dan badan ke atas. Pada waktu perkenaan antar jari-jari tangan dengan bola yang harus di perhatikan adalah:
a) Perkenaan bola pada ruas jari-jari tangan yang pertama dan
kedua dan yang terutama pada ruas jari pertama dan ruas jari.
b) Pada saat menyentuh bola dengan jari-jari tangan, jari-jari
27
Menurut Barbara L. Viera (2004: 51), “Operan overhead adalah suatu
operan yang dilakukan untuk menempatkan bola pada suatu posisi kepada
penyerang”. Operan ini dapat dilakukan oleh pengumpan atau pemain lain.
1). Operan Overhead:
Persiapan:
a) Bergerak ke arah bola
b) Siapkan posisi
c) Bahu sejajar sasaran
d) Kaki merenggang santai
e) Bengkokkan sedikit lengan, kaki dan pinggul
f) Tahan tangan 6 atau 8 inci di atas pelipis
g) Tahan tangan di depan pelipis
h) Melihat melalui jendela yang dibentuk tangan
i) Ikuti bola ke sasaran
Pelaksanaan:
a) Terima bola pada bagian belakang bawah
b) Terima dengan 2 persendian teratas dari jari dan ibu jari
c) Luruskan tangan dan kaki ke arah sasaran
d) Pindahkan berat badan ke arah sasaran
e) Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan
f) Arahkan bola ke garis pinggir atau tangan penyerang
Gerak lanjutan:
a) Luruskan tangan sepenuhnya
b) Arahkan bola ke atas sasaran
c) Pinggul bergerak maju ke arah sasaran
d) Pindahkan berat badan ke arah sasaran
[image:44.595.157.472.527.714.2]e) Bergerak ke arah umpan
Gambar 3. Teknik Passing Atas atau Operan Overhead
28
2) Passing bawah
Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1993: 189), “Passing bawah
adalah mengambil bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua
lengan bagian bawah (dari sikut sampai pergelangan tangan yang
dirapatkan) baik untuk dioperkan ke kawan maupun langsung ke lapangan
lawan melalui atas jaring”.
Menurut Suharno (1981 : 47) menyatakan ada beberapa tahap dalam
melakukan passing bawah yaitu :
Sikap Permulaan:
Ambil posisi normal yaitu sikap posisi berdiri dengan posisi salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Lutut ditekuk, badan agak condong sedikit ke depan dengan tangan siap berada di depan badan. Pada saat tangan akan dikenakan pada bola segera lengan dan tangan diturunkan serta lengan dan tangan dalam keadaan terjulur ke bawah depan lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaannya.
Sikap Saat Perkenaan:
Pada saat mengenakan bola, sikap tubuh harus dalam keadaan siap terhadap bola. Begitu bola berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus ke arah bola, usahakan
perkenaan bola tepat dibagian proximal dari pergelangan agar
pantulan bola akan melambung dengan sudut pantul 90 derajat sehingga bola akan mudah diterima oleh rekan 1 timnya.
Sikap Akhir:
Setelah bola berhasil di passing bawah maka, segera diikuti
pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.
Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 23) memainkan bola dengan sisi
lengan bawah merupakan teknik bermain yang cukup penting. Kegunaan
teknik lengan bawah antara lain :
a) Untuk penerimaan bola servis.
b) Untuk penerimaan bola dari lawan yang berupa smash atau
serangan.
c) Untuk pengambilan bola setelah terjadi block atau bola dari
29
d) Untuk menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh di
luar lapangan.
e) Untuk pengambilan bola yang rendah dan mendadak datangnya.
Adapun teknik passing bawah adalah sebagai berikut :
1) Persiapan:
a) Bergerak ke arah datangnya bola dan atur posisi tubuh.
b) Genggam jemari tangan.
c) Kaki dalam posisi meregang dengan santai, bahu terbuka lebar.
d) Tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah.
e) Bentuk landasan dengan lengan.
f) Sikut terkunci.
g) Lengan sejajar dengan paha.
h) Pinggang lurus.
i) Pandangan ke arah bola.
2) Pelaksanaan:
a) Terima bola di depan badan.
b) Kaki sedikit diulurkan.
c) Berat badan dialihkan ke depan.
d) Pukullah bola jauh dari badan.
e) Pinggul bergerak ke depan.
f) Perhatikan bola saat menyentuh lengan. Perkenaan pada lengan
bagian dalam pada permukaan yang luas di antara pergelangan tangan dan siku.
3) Gerakan Lanjutan:
a) Jari tangan tetap genggam.
b) Sikut tetap terkunci.
c) Landasan mengikuti bola ke sasaran.
d) Pindahkan berat badan ke arah sasaran.
e) Perhatikan bola bergerak ke sasaran.
Menurut Barbara L. Viera (2004 : 19) passing bawah atau operan
lengan bawah merupakan teknik dasar bola voli yang harus dipelajari lebih
tegasnya Barbara menyatakan bahwa “ Operan ini biasanya menjadi teknik
pertama yang digunakan tim bila tidak memegang servis. Operan ini
digunakan untuk menerima servis , menerima spike, memukul bola setinggi
pinggang ke bawah dan memukul bola yang terpantul di net”. 1). Passing Bawah atau Operan Lengan Bawah:
Persiapan:
a) Bergerak ke arah bola dan atur posisi tubuh.
b) Genggam jemari tangan.
c) Kaki dalam posisi merenggang dengan santai , bahu terbuka
30
d) Tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah.
e) Bentuk landasan dengan lengan.
f) Ibu jari sejajar.
g) Siku terkunci.
h) Lengan sejajar dengan paha.
i) Punggung lurus.
j) Mata mengikuti bola.
Pelaksanaan:
a) Menerima bola di depan badan.
b) Sedikit mengulurkan kaki.
c) Tidak mengayunkan lengan.
d) Berat badan dialihkan ke depan.
e) Pukullah bola jauh dari badan.
f) Gerakkan landasan ke sasaran.
g) Pinggul bergerak ke depan.
h) Perhatikan saat bola menyentuh lengan.
Gerak Lanjutan:
a) Jari tangan tetap digenggam.
b) Siku tetap terkunci.
c) Landasan mengikuti bola ke sasaran.
d) Lengan harus sejajar di bawah bahu.
e) Pindahkan berat badan ke arah sasaran.
[image:47.595.142.486.447.605.2]f) Perhatikan bola bergerak ke sasaran.
Gambar 4. Teknik Passing Bawah atau Operan Lengan Bawah
( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 20) )
Bermain bola voli dengan teknik passing bawah ada kalanya harus
menggunakan satu lengan apabila posisi bola tidak memungkinkan untuk
dilakukan passing dengan kedua tangan. Kondisi seperti ini disebabkan
31
Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 24-25), kesalahan-kesalahan umum
yang dilakukan pada pelaksanaan teknik passing bawah yaitu :
a) Bola jatuh pada kepalan telapak tangan.
b) Lengan pemukul ditekuk pada siku sehingga papan pemukul
sempit. Akibatnya bola berputar dan menyeleweng arahnya.
c) Terlalu banyak gerakan lengan pukulan ke depan dibandingkan
gerakan ke atas, sehingga sudut datang bola terhadap lengan bawah pemukul tidak 90 derajad.
d) Dua lengan bawah sebagai pemukul kurang sejajar.
e) Tidak ada koordinasi yang harmonis antara gerakan lengan, badan,
dan kaki.
f) Gerakan ayunan secara keseluruhan terlalu eksplosif, sehingga bola
lari jauh menyeleweng.
g) Kurang menekuk lutut pada langkah persiapan pelaksanaan.
h) Persentuhan bola dengan lengan bawah terlambat (lebih tinggi dari
dada) sehingga bola arahnya ke atas belakang yang tidak sesuai
dengan tujuan passing.
i) Bola tinggi yang seharusnya diambil dengan passing atas,
dilakukan dengan passing bawah.
j) Terlambat melangkah ke samping atau ke depan agar bola selalu
terkurung di depan badan sebelum persentuhan bola oleh lengan pemukul.
k) Pemain malas melakukan passing atas terutama pada wanita
setelah menguasai teknik passing bawah.
l) Kurang dapat mengatur perkenaan yang tepat sesuai dengan
datangnya bola (cepat, lambat, berputar).
m)Lengan pemukul digerakkan dua kali.
n) Lengan pemukul diayunkan lebih tinggi dari bahu.
c. Smash
“Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha
mencapai kemenangan” (M. Yunus, 1992: 108). Menurut Nuril Ahmadi
(2007: 31), “Smash atau spike adalah pukulan bola yang keras dari atas ke
bawah, jalannya menukik. Smash merupakan bentuk serangan yang paling
32
“Smash adalah suatu pukulan yang dilakukan dengan keras dan tajam
dengan jalannya bola menghujam ke lapangan lawan” ( Aip Syarifudin dan
Muhadi, 1992-1993: 191).
Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1992-1993: 192), gerakan
melakukan smash adalah sebagai berikut:
a). Cara Mengambil Awalan atau Ancang-ancang.
Mengambil awalan paling sedikit 2 langkah dan langkah yang terakhir harus cepat, lebar dan rendah serta diakhiri dengan ke dua kaki mendarat bersama-sama dengan lutut ditekuk dan ke dua tangan ke belakang.
b). Cara Melakukan Tolakan.
Dari sikap terakhir di atas kemudian tolakan ke dua kaki sekuat-kuatnya ke atas, dibantu dengan mengayunkan ke dua tangan dari belakang ke atas lurus. Pada saat badan berada di udara melenting ke belakang , tangan kanan di atas kepala , tangan kiri di depan dengan sikut agak dibengkokkan.
c). Cara Melakukan Pukulan.
Pada waktu akan memukul bola yang berada di atas jaring, tangan kanan di atas kepala dan tangan kiri membantu keseimbangan. Pada waktu memukul bola pergelangan tangan digerakan aktif ke bawah. Bola dipukul pada bagian atasnya.
d). Cara Mendarat Setelah Melakukan Pukulan.
Mendarat dengan ke dua ujung kaki secara bersamaan dan jatuhnya mengeper. Tempat untuk mendarat sama pada waktu melakukan tolakan.
Menurut Barbara L. Viera (2004: 76), langkah-langkah melakukan
smash atau spike sebagai berikut:
1). Persiapan:
a) Mulai mendekat ketika bola telah mencapai setengah dari
perjalanannya.
b) Dua langkah terakhir adalah langkah kanan dan langkah kiri
pendek atau melangkah untuk meloncat.
c) Ayunkan ke dua lengan ke belakang sampai setinggi pinggang.
d) Bertumpu padan tumit.
e) Pindahkan berat badan.
33
2). Pelaksanaan:
a) Pukul bola dengan tangan lurus menjangkau sepenuhnya.
b) Pukul bola tepat di depan bahu pemukul.
c) Pukul bola dengan tumit telapak tangan yang terbuka.
d) Pukul bola pada bagian belakang tengahnya.
e) Tekukkan pergelangan tangan dengan sepenuh tenaga.
f) Tangan mengarahkan bola pada bagian atas bola
3). Gerakan Lanjutan:
a) Mata mengawasi bola ketika memukul.
b) Kembali ke lantai.
c) Tekukkan lutut untuk meredam tenaga.
[image:50.595.163.465.232.526.2]d) Jatuhkan tangan dengan penuh tenaga ke pinggul.
Gambar 5. Teknik Smash
( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 76) )
3. Karateristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (13-15 Tahun)
Siswa Sekolah Menengah Pertama biasanya berumur 13- 15 tahun.
Menurut Sukintaka (1992 : 45), siswa Sekolah Menengah Pertama
mempunyai ciri-ciri tertentu diantaranya yaitu :
a. Jasmani :
1) Laki-laki ataupun putri ada pertumbuhan memanjang.
34
3) Sering menampilkan kecanggungan dan koordinasi yang kurang baik
sering diperlihatkan.
4) Merasa mempunyai ketahanan dan sumber energi.
5) Mudah lelah, tetapi tidak dihiraukan.
6) Mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat.
7) Anak laki-laki mempunyai kecepatan dan kekuatan otot-otot yang lebih
baik daripada putri.
8) Kesiapan dan kematangan untuk keterampilan bermain menjadi baik.
b. Psikis atau Mental
1) Banyak mengeluarkan energi untuk fantasinya.
2) Ingin menentukan pandangan hidupnya.
3) Mudah gelisah karena keadaan yang lemah.
c. Sosial
1) Ingin tetap diakui oleh kelompoknya.
2) Persekawanan yang tetap makin berkembang.
3) Mengerti moral dan etnik serta kebudayaannya.
4. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian yang paling penting dan
kompenen integral dari pendidikan. Keutamaan pendidikan jasmani
dibuktikan oleh sumbangannya yang unik terhadap pertumbuhan dan
perkembangan siswa. Pendidikan jasmani menyumbangkan dua tujuan khas
yaitu: 1) mengembangkan dan memelihara tingkat kebugaran jasmani yang
35
sesuatu yang penting serta bagaimana kebugaran dipengaruhi oleh latihan,
dan 2) mengembangkan keterampilan gerak layak, diwakili oleh keterampilan
gerak dasar, kemudian menuju keterampilan olahraga tertentu, dan akhirnya
menekankan pada olahraga sepanjang hayat (Thomas dalam Wawan S.
Suherman, 2001: 31)
Tujuan utama pendidikan jasmani adalah mengembangkan
keterampilan gerak dan kebugaran jasmani (ranah jasmani dan psikomotor),
tetapi mengembangkan ranah kognitif dan afektif tidak pula dinomerduakan.
Hal ini a