• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PURING KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PURING KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH."

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PURING

KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Ahmad Chabib NIM 10601244094

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli Siswa

Putra Kelas VIII di SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah” yang

disusun oleh Ahmad Chabib, NIM 10601244094, ini telah disetujui oleh

Pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, Januari 2016

Dosen Pembimbing,

Sujarwo, M.Or

(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.

Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode

berikutnya.

Yogyakarta, Januari 2016

Yang menyatakan,

(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli Siswa

Putra Kelas VIII di SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah” yang

disusun oleh Ahmad Chabib, NIM 10601244094 ini telah dipertahankan di

depan Dewan Penguji pada tanggal 09 Februari 2016 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Lengkap Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Sujarwo, M.Or Ketua Penguji ………... …………

Indah Prasetyawati TP, M.Or Sekretaris Penguji ... …………

Dr. Guntur, M.Pd Penguji 1 ……... …………

Dr. Sugeng Purwanto, M.Pd Penguji II ... …………

Yogyakarta, Maret 2016

Fakultas Ilmu Keolahragaan

Dekan,

(5)

v MOTTO

A.Motto

1. Menjadi pribadi seperti matahari yang menyinari dirinya juga bermanfaat

untuk semua yang ada disekitarnya, bukan seperti lilin yang menyinari

sekitarnya namun menyakiti dirinya sendiri.

(Abu Bakar Sibli)

2. Hiduplah seperti pohon kayu yang berbuah lebat, hidup di tepi jalan dan

ketika dilempar orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.

(Abu Bakar Sibli)

3. Sabar adalah kunci dalam menjalani kehidupan.

(6)

vi

PERSEMBAHAN

A. Persembahan

Makna hidup bukan untuk diri sendiri melainkan saling asah, asih dan

asuh sesama mahluk. Saling tolong menolong sesama manusia adalah hakikat

manusia secara sosial. Selama penulis menyelesaikan tugas akhir skripsi ini

banyak sekali pihak yang memberikan dukungan, oleh karena itu karya yang

sangat sederhana ini secara khusus penulis persembahkan untuk orang-orang

yang punya makna istimewa bagi kehidupan penulis, diantaranya:

1. Kedua orangtua penulis, Bapak Mohamad Muhtijan dan Ibu Siti

Chotimah(alm.) tercinta yang setiap nafas dan keringatnya mengalirkan

semangat dalam jiwa, mendoakan dengan penuh keikhlasan serta tulus

memberikan dukungan spiritual, moril dan materil.

2. Saudara tercinta, Siti Musarofah, Miftahudin dan Slamet Riyadi terimakasih

(7)

vii

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PURING

KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH

Oleh:

Ahmad Chabib NIM 10601244094

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah terjadi penurunan prestasi bola voli siswa putra SMP Negeri 1 Puring serta belum diketahuinya tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra SMP Negeri 1 Puring. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar bermain

bola voli siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa

Tengah.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Subjek dalam

penelitian ini diambil dengan teknik sampling secara acak yaitu siswa putra kelas

VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen yang berjumlah 50 anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan bola voli usia 13-15

tahun dengan validitas passing bawah 0,733, validitas passing atas 0,692, validitas

servis bawah 0,555, validitas servis atas 0,676, validitas smash 0,346, validitas

rangkaian 0.853 dan reabilitas passing bawah 0,758, reabilitas passing atas 0,973,

reabilitas servis bawah 0,682, reabilitas servis atas 0,812, reabilitas smash 0,573.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase.

Berdasarkan hasil data penelitian tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen, Jawa Tengah

dari 50 siswa yang masuk ke dalam kategori “baik sekali” sebesar 6% (3 anak),

kategori “baik” sebesar 28% (14 anak), kategori “sedang” sebesar 42% (21 anak),

kategori “kurang” sebesar 16% (8 anak) dan kategori “kurang sekali” sebesar 8% (4 anak). Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen, Jawa Tengah kategori sedang.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli Siswa Putra Kelas

VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah”, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar bermain bola voli pada

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah.

Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini pastilah mengalami kesulitan

dan kendala. Skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari

berbagai pihak, teristimewa untuk pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. MA., Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk menempuh

studi di program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

2. Bapak Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Erwin Setyo Kriswanto, M.Kes, selaku Ketua Jurusan POR yang telah

memberikan ijin penelitian.

4. Ibu Dr. Anastasya Erlina Listyarini, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan semangat dan dukungan.

5. Bapak Sujarwo, M.Or, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu di sela-sela kesibukan untuk memberikan arahan, saran, masukan, dan

(9)

ix

6. Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu Guru di SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen,

Jawa Tengah yang telah memberikan kerjasama dalam pengambilan data

skripsi.

7. Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah

yang telah memberikan kerjasama dalam pengambilan data skripsi.

8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis

kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.

9. Keluarga besar Pramuka UNY, Kakak Pembina, Kakak Alumni, Kakak

Warga W.R Supratman dan Fatmawati yang telah memberikan inspirasi dan

motivasi dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

10.Teman-teman PJKR-D angkatan 2010 dan anak-anak kost samirono CT VI/

232 serta rekan-rekan yang tidak memungkinkan disebutkan satu persatu,

yang telah membantu penulis dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan

lebih lanjut.

Yogyakarta, Januari 2016

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Batasan Masalah ... 9

D.Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 11

A.Landasan Teori ... 11

1. Keterampilan Dasar ... 11

a) Hakikat Keterampilan Dasar ... 11

b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Dasar ... 12

2. Permainan Bola Voli ... 17

a) Hakikat Permainan Bola Voli Secara Umum... 17

b) Hakikat Teknik Permainan Bola Voli ... 19

3. Karakteristik Anak SMP (13-15 Tahun) ... 33

4. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani... 34

B.Penelitian yang Relevan ... 36

(11)

xi

BAB III. METODE PENELITIAN... 39

A.Desain Penelitian ... 39

B.Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

1. Populasi ... 39

2. Sampel ... 40

D.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 42

1. Instrumen ... 42

2. Teknik Pengumpulan Data ... 48

E. Teknik Analisis Data... 49

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A.Hasil Penelitian ... 52

1. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian………...…………. 52

2. Deskripsi Subjek Penelitian……… 52

3. Deskripsi Hasil Penelitian………. 52

B.Pembahasan... 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A.Kesimpulan ... 58

B.Implikasi ... 58

C.Keterbatasan Penelitian ... 59

D.Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Jumlah Populasi Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Puring Tahun Ajaran 2015/2016 ... 40

Tabel 2. Daftar Jumlah Sampel Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Puring Tahun Ajaran 2015/2016. ... 41

Tabel 3. Validitas Instrumen Pusat Kesegaran

Jasmani dan Rekreasi (1999 : 3) ... 48

Tabel 4. Reliabilitas Instrumen Pusat Kesegaran

Jasmani dan Rekreasi (1999 : 3) ... 48

Tabel 5. Nilai Butir-Butir Tes Pusat Kesegaran

Jasmani dan Rekreasi (1993 : 17) ... 50

Tabel 6. Norma Tes Pusat Kesegaran

Jasmani dan Rekreasi (1993 : 18) ... 51

Tabel 7. Jadwal Pengambilan Data Tes Keterampilan Bola Voli

Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Puring ... 52

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Teknik Servis Underhand Barbara L. Viera (2004: 30)... 24

Gambar 2. Teknik Servis Atas Barbara L. Viera (2004: 31) ... 25

Gambar 3. Teknik Passing Atas Barbara L. Viera (2004: 51) ... 27

Gambar 4. Teknik Passing Bawah Barbara L. Viera (2004: 20) ... 30

Gambar 5. Teknik Smash Barbara L. Viera (2004: 76) ... 33

Gambar 6. Instrumen Tes Passing Bawah Departemen Pendidikan Nasional (1999:8) ... 43

Gambar 7. Instrumen Tes Passing Atas Departemen Pendidikan Nasional (1999:10) ... 44

Gambar 8. Instrumen Tes Servis Bawah Departemen Pendidikan Nasional (1999:12) ... 45

Gambar 9. Instrumen Tes Servis Atas Departemen Pendidikan Nasional (1999:14) ... 46

Gambar 10. Instrumen Tes Smash Departemen Pendidikan Nasional (1999:16) ... 47

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu

Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta ... 63

Lampiran 2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesbanglinmas Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta ... 64

Lampiran 3. Surat Rekomendasi Ijin Penelitian dari Badan Penanaman Modal Daerah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ... 65

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Pemerintah Kabupaten Kebumen ... 67

Lampiran 5. Surat Pemberian Ijin Penelitian dari SMP Negeri 1 Puring Kab. Kebumen, Jawa Tengah... 68

Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 69

Lampiran 7. Kartu Bimbingan Tugas Akhir Skripsi ... 70

Lampiran 8. Sertifikat Kalibrasi Stopwacth ... 71

Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Alat Ban Ukur 50 Meter... 73

Lampiran 10. Instrumen Penelitian ... 75

Lampiran 11. Data Kasar Tes Keterampilan Bola Voli Usia 13-15 Tahun ... 85

Lampiran 12. Hasil dari Penilaian Data Kasar ... 135

Lampiran 13. Statistik Deskriptif ... 136

Lampiran 14. Daftar Biodata Siswa SMP N 1 Puring ... 141

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 145

(15)

PENGESAHAN

Skipsi yang berjudul "Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bola

Voli Siswa

Puta

Ketas

VIII

di SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah" yang

disusun oleh Ahmad Chabib,

IYIM

lffi0l24fll94 ini

telah dipertahankan di

depan Dewan Penguji pada tanggat 09 Februari zOrc dan, dinyatakan lulus.

Nama Lengkap

Sujarwo, M.Or

Indah

Dr. Grmttrr, M.

Dr. Sugeng

Tanggal

z1:.?1:l'-tb

e1- o3-2o1C

14-o3-2e1L

Keolahragaan

1V

(16)

STIRAT PERI{YATAAN

De,ngan

ini

saya menyatakan batrwa skripsi

ini

benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesdtan adalah asli.

Jika tidak asli, saya siap meoerima sanksi ditunda yudisium pada periode

berikutnya.

Yogyakarta, {5 Januari 201 6

Yang menyatakan,

0M*

Ahmad Chabib NIM 106012u094

(17)

PERSDTT'.IUATiI

Sl$ips yang

berjt*d

"Tfugkat Kefiermpilan Dffiar Bermaia Bda

Voli Siswa

Puta

Kelas

VIII

di SMP Negeri

I Prdng,

Iftb.

Kebtmen" Jawa TeirgEh' yang

disusun oleh Ahnrd

Chibib,

NftI

106011440D4,

ioi tel& disetujui

oleh

Pembimbing rffiuk diujikan.

Yogyaftarta, tE Januari 20 I 6

Sulerso.llLor

Np

r

6m410

19tS3

1002
(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Bola voli merupakan salah satu olahraga yang populer di Indonesia selain

sepak bola. Bola voli adalah olahraga permainan yang ditemukan oleh William

G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

Serikat). Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi

nama Mintonette. Permainan ini dimainkan oleh dua tim berlawanan.

Masing-masing tim beranggotakan 6 orang pemain. Terdapat pula variasi permainan.

Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang

dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa.

Sasaran atau tujuan dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap

bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah

lawan) agar lawan tidak dapat mengembalikan bola (Barbara L.Viera, 2004:

1-2).

Bola voli menjadi cabang olahraga permainan yang menyenangkan

karena dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi. Bola voli dapat dimainkan

dengan jumlah pemain yang bervariasi, seperti voli pantai dengan jumlah

pemain 2 orang atau dengan jumlah pemain 6 orang yang biasa digunakan.

Selain itu olahraga bola voli dapat dimainkan oleh berbagai usia dari anak-anak

sampai dewasa. Akan tetapi tidak semua yang dapat bermain bola voli

dikatakan pandai bermain bola voli. Olahraga bola voli dapat dimainkan

disegala bentuk lapangan seperti rumput, kayu, pasir, atau permukaan lantai

(19)

2

Pembinaan serta pengembangan olahraga sebagai bagian dari usaha

peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat guna

pembentukan watak, disiplin, sportifitas dan pengembangan prestasi olahraga

dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional. Peningkatan prestasi olahraga

untuk menuju pencapaian sasaran yang diharapkan dalam pembinaan olahraga

diperlukan proses dan waktu yang lama.

Permainan bola voli dijadikan suatu kegiatan belajar di sekolah dan dapat

dilakukan sebagai suatu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di waktu

senggang. Saat ini bola voli tidak hanya sebagai rekreasi, namun sudah

menjadi bagian dari olahraga pendidikan. Sebagai olahraga pendidikan selain

sebagai sarana pencapaian tujuan pendidikan, hal yang utama adalah sebagai

penunjang pembinaan, pemeliharaan kesegaran jasmani, berperan dalam

pembentukan kerjasama pada anak, serta pembinaan sportifitas dan

pengembangan sifat-sifat lainnya.

Semangat bertanding dan pembentukan mental dapat dikembangkan

melalui pertandingan antar kelompok, antar kelas dan antar sekolah. Sekolah

juga dilengkapi dengan kurikulum pendidikan jasmani di dalamnya memuat

pembelajaran olahraga bola voli sebagai kurikulum wajib. Faktor-faktor

kelengkapan yang harus dimiliki seseorang bila ingin mencapai prestasi yang

optimal yaitu: 1) peningkatan dan penjagaan kondisi fisik, 2) pembentukan

teknik bermain, 3) peningkatan taktik bermain, 4) pembentukan mental dan

(20)

3

Menurut Suharno H.P, (1981 : 13) ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan agar kondisi puncak dapat dicapai sebaik-baiknya adalah:

1. Melatih unsur-unsur gerak secara kontinyu, sistematis dan metodis.

2. Pengaturan waktu istirahat, tidur dan gizi maknan yang tertib.

3. Penjagaan kesehatan fisik dan mental agar tidak terserang penyakit.

4. Menjaga lingkungan hidup agar tetap segar, tenteram, dan

menyenangkan.

Kemampuan atlet bola voli terkait unsur-unsur yang meliputi kondisi

fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerjasama dan pengalaman dalam

bertanding perlu ditingkatkan. Sebagai faktor pendukung untuk mempercepat

tercapainya tujuan permainan bola voli antara lain, faktor endogen dan pemain

yang terdiri dari: 1) kesehatan fisik dan mental, 2) bentuk tubuh sesuai cabang

olahraga yang diikuti, untuk cabang bola voli diharapkan yang tinggi dan

atletis, 3) punya bakat untuk bermain bola voli yang meliputi kemampuan fisik,

teknik, dan taktik, 4) memiliki sikap mental yang baik seperti sosial, disiplin,

tekun, kreatif bertanggung jawab dan berkemauan keras (M. Yunus, 1992: 61).

Teknik dasar bermain bola voli harus dikuasai oleh pemain. Tenik-teknik

dasar dalam permainan bola voli terdiri atas service, passing bawah, passing

atas, block dan smash. Teknik tersebut dibagi lagi menjadi 3 macam yaitu

teknik dasar, teknik menengah, dan teknik tinggi. Peran pelatih sangat

dibutuhkan dalam memberikan latihan yang tepat dan berkelanjutan agar

(21)

4

Teknik dasar dalam permain bola voli mempunyai peranan yang sangat

penting, hal ini disebabkan karena untuk menjaga kualitas permainan dan

mengembangkan prestasi pemain. Penguasaan teknik dasar bola voli

merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu

regu dalam pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan

mental (Suharno HP, 1981: 35).

Mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari

pendidikan secara keseluruhan dan bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan motorik atau gerak, keterampilan berfikir

kritis, kemampuan sosial, penalaran, stabilitas, emosional, tindakan moral,

aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas

jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Harsuki, 2003: 5).

Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan

kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman

belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan

secara sistematis, terarah, dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu

diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif

sepanjang hayat.

Mata pelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran

(22)

5

menekankan pada aspek psikomotor, tanpa menghilangkan aspek kognitif dan

afektif (Arma Abdullah dan Agus Mandji, 1994: 15). SMP Negeri 1 Puring

selain mengunggulkan prestasi akademis, prestasi non akademis juga

diperhatikan salah satunya di bidang olahraga. SMP Negeri 1 Puring

mempunyai catatan prestasi olahraga yang cukup baik. Prestasi olahraga

dapat dicapai secara maksimal membutuhkan pembinaan yang serius, baik di

dalam jam belajar mengajar pendidikan jasmani atau di luar jam belajar

efektif yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Prestasi dapat dicapai secara maksimal

dipengaruhi banyak faktor yang saling berkaitan.

Proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 1 Puring

mempunyai alokasi waktu sebanyak 3 kali pertemuan dalam satu minggu.

Setiap satu kali pertemuan waktu yang dibutuhkan adalah 45 menit, jika

dalam satu minggu ada 3 kali pertemuan maka total waktu belajar mengajar

pendidikan jasmani adalah 135 menit. SMP Negeri 1 Puring memberikan

tambahan jam pelajaran melalui program ekstrakurikuler, salah satunya bola

voli. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan 1 kali dalam seminggu, dari

pukul 14.30 WIB – 17.00 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan untuk

menambah jam pelajaran di luar proses belajar mengajar aktif sehingga

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa akan lebih tergali dan

berkembang. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan untuk mempersiapkan siswa

dalam mengikuti kejuaraan-kejuaraan bola voli antar SMP.

Tim bola voli SMP Negeri 1 Puring diambil dari siswa-siswa yang

(23)

6

kegiatan ekstrakurikuler berbeda dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki

kemampuan dasar, teknik dan taktik bola voli yang lebih baik dibandingkan

siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Tim bola voli SMP

Negeri 1 Puring memeiliki catatan prestasi yang cukup baik, terutama tim bola

voli putra. Prestasi diraih dengan cara mengikuti kompetisi atau kejuaraan bola

voli antar SMP atau MTs baik di tingkat kecamatan atau kabupaten.

Pendidikan jasmani memerlukan sarana dan prasarana yang memadai

agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan

mendapatkan prestasi yang baik. Sarana dan prasarana yang lengkap akan

mendukung gerak siswa yang maksimal. Siswa lebih aktif bergerak dengan

banyak sarana dan prasarana dibandingkan jika sarana dan prasarana terbatas.

Sarana dan prasarana untuk cabang olahraga bola voli di SMP Negeri 1 Puring

sudah memadai sehingga prestasi dalam cabang olahraga bola voli cukup baik

terutama tim putra. Prestasi tim bola voli putra SMP Negeri 1 Puring didapat

dengan mengikuti kompetisi atau kejuaraan bola voli antar SMP atau MTs baik

tingkat kecamatan atau kabupaten.

Prestasi yang pernah di raih oleh tim bola voli putra SMP Negeri 1

Puring, 5 tahun terakhir sebagai berikut :

1. Juara 1I PA Turnamen Bola Voli Tingkat SMP / MTs Se-distrik

Gombong dan Sekitarnya Tahun 2010, SMK Ma’arif 2 Gombong

(24)

7

3. Juara 1I PA Turnamen Bola Voli Tingkat SMP, SMK Ma’arif 2

Gombong, 8-9 Mei 2012.

4. Juara I Bola Voli Putra Tingkat SMP / MTs Se-Kabupaten

Kebumen, HUT SMA N 1 Klirong, Tahun 2012.

5. Juara I Volley Ball Putra Tingkat SMP / MTs, Smart Competition

SMK N 1 Kebumen, Tahun 2013.

6. Juara II PA Invitasi Bola Voli Pelajar Tahun 2014, Tingkat SMP

dalam Rangka Hari Jadi Kab.Kebumen.

7. Juara II PA Popda Tingkat SMP / MTs Kab.Kebumen, Bola Voli

Tahun 2014.

Dari data prestasi di atas dapat dikatakan bahwa prestasi bola voli putra

di SMP Negeri 1 Puring menurun, terutama pada tahun 2015. Hal tersebut

diperkuat dari pernyataan Budiyono selaku guru pendidikan jasmani di SMP

Negeri 1 Puring yang menyatakan bahwa satu tahun ini prestasi bola voli SMP

Negeri 1 Puring sedang menurun, minat siswa bermain bola voli menurun dan

bola voli kurang bermasyarakat serta masyarakat lebih tertarik olahraga sepak

bola dibandingkan bola voli.

Menurut Budiyono, tim bola voli putra terdiri dari siswa pilihan yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli baik kelas VII, VIII dan IX. Tim

bola voli putra terdiri dari kelas VII, VIII dan IX, namun guru pendidikan

jasmani belum pernah mengukur tingkat keterampilan dasar bermain bola voli

siswa putra kelas VIII sehingga tingkat keterampilan dasar bermain bola voli

(25)

8

tersebut belum diketahui. Peneliti memilih judul penelitian tersebut karena ada

beberapa alasan yaitu: 1) Permainan bola voli termasuk dalam materi

pembelajaran dalam kurikulum pendidikan SMP, 2) Prestasi tim bola voli putra

SMP Negeri 1 Puring yang menurun. 3) Belum diketahui tingkat keterampilan

dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.

Kebumen, Jawa Tengah.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 1 Puring, Kab. Kebumen, Jawa Tengah.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan

yang muncul yaitu sebagai berikut :

1. Minat siswa terhadap permainan bola voli semakin menurun.

2. Prestasi siswa putra di bidang olahraga khususnya bola voli menurun.

3. Belum diketahuinya tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen, Jawa Tengah.

C.Pembatasan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar

substansi penelitian ini tidak melebar serta adanya kesepahaman penafsiran

tentang substansi yang ada dalam penelitian ini. Peneliti membatasi penelitian

ini pada tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen, Jawa Tengah.

(26)

9

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut :

“ Seberapa besar tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.Kebumen, Jawa Tengah? “.

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterampilan

dasar bermain bola voli siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Puring, Kab.

Kebumen, Jawa Tengah.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori yang sudah ada,

sehingga pelatih dapat menjadikannya sebagai acuan dalam

merencanakan dan melaksanakan program latihan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan

dan wawasan baru sebagai bekal masa depan yang baik.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk

(27)

10

meningkatkan keterampilan teknik dasar bola voli serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk membentuk tim bola voli sekolah.

c. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan setelah mengetahui tingkat

keterampilan dasar bermain bola voli siswa dapat meningkatkan

keterampilannya untuk berprestasi.

d. Bagi Pihak Sekolah

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan

bahan evaluasi bagi guru pendidikan jasmani dalam proses belajar

mengajar.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan sekolah

untuk membuat program terkait dengan cara meningkatan prestasi

bola voli sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya siswa,

(28)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Keterampilan Dasar

a. Hakikat Keterampilan Dasar

Istilah terampil biasanya digunakan untuk menggambarkan tingkat

kemampuan seseorang yang bervariasi. Meskipun istilah ini memiliki

banyak pengertian pada umumnya yang dimaksud dengan keterampilan

adalah kemampuan gerak dengan tingkat tertentu. Terampil menunjukkan

pada derajat keberhasilan dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien

yang ditentukan oleh kecepatan, ketepatan, bentuk dan kemampuan

menyesuaikan diri. Seseorang dikatakan terampil apabila kegiatan yang

dilakukan ditandai dengan kualitas yang tinggi (cepat atau cermat ) dengan

tingkat yang relatif tepat (Singer, 1980: 34).

Menurut Sage (1984: 17), terampil juga diartikan sebagai suatu

perbuatan atau tugas dan sebagai indikator dari suatu tingkat kemahiran.

Suatu keterampilan yang dipandang sebagai aktivitas gerak atau suatu tugas

akan terdiri dari sejumlah respon gerak dan persepsi yang di dapat melalui

belajar untuk tujuan tertentu. Istilah keterampilan juga diartikan sebagai

suatu perbuatan atau tugas dan sebagai indikator dari suatu tingkat

kemahiran. Sebagai indikator dari tingkat keterampilan, maka keterampilan

diartikan sebagai kompetisi yang diperagakan oleh seseorang dalam

(29)

12

Semakin tinggi kemampuan seseorang mencapai tujuan yang diharapkan,

maka semakin terampil orang tersebut.

Menurut Schmid dikutip oleh Amung Ma’mun dan Yudha M.

Saputra (2000: 68) “Keterampilan digolongkan menjadi dua, yaitu: (1)

Keterampilan yang cenderung ke gerak, dan (2) Keterampilan yang mengarah ke kognitif. Dalam keterampilan gerak, penentu utama dari keberhasilannya adalah kualitas dari geraknya itu sendiri tanpa memperhatikan persepsi serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keterampilan yang dipilih, misalnya dalam olahraga lompat tinggi, si pelompat tidak perlu memperhitungkan kapan dan bagaimana harus bertindak untuk melompati mistar tetapi yang dilakukan adalah melompat setinggi dan seefektif mungkin, sedangkan dalam keterampilan kognitif hakekat dari gerak tidak penting, tetapi keputusan tentang gerakan apa dan yang mana yang

harus dibuat merupakan hal yang terpenting”.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan adalah kemampuan gerak seseorang yang dilakukan secara

efektif dan efisien untuk menyelesaikan suatu tugas.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Dasar

Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra M. Saputra (2000:

58) yang dikutip dari skripsi Sutrisno (2013: 11), yang berjudul Tingkat

Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola Siswa Putra Kelas Atas SD Negeri

Kaliwedi, Kec.Kebasen, Kab.Banyumas Tahun Ajaran 2012/2013

menyatakan untuk memperoleh tingkat keterampilan diperlukan

pengetahuan yang mendasar tentang bagaimana keterampilan tertentu bisa

dihasilkan atau diperoleh serta faktor-faktor apa saja yang berperan dalam

mendorong penguasaan keterampilan. Keterampilan dapat dikuasai atau

diperoleh apabila dipelajari dengan persyaratan tertentu, satu diantaranya

(30)

13

secara terus menerus dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.

Keterampilan yang baik dapat dicapai jika : 1) adanya kemauan dari

individu, berupa motivasi untuk dapat menguasai keterampilan yang

diajarkan, 2) adanya proses pembelajaran yang didukung oleh kondisi dan

lingkungan belajar yang baik, 3) adanya prinsip-prinsip latihan yang

dikembangkan untuk memperkuat respon yang terjadi.

Menurut Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 70), yang

dikutip dari skripsi Sutrisno (2013: 12-15), yang berjudul Tingkat

Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola Siswa Putra Kelas Atas SD Negeri

Kaliwedi, Kec.Kebasen, Kab.Banyumas Tahun Ajaran 2012/2013

menyatakan untuk pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi banyak

faktor. Faktor-faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga hal yang

utama, yaitu :

1). Faktor Pribadi ( Personal Factor )

Menurut Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 71), setiap

orang (pribadi) merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal

fisik, mental emosional, maupun kemampuan-kemampuannya.

Faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi keterampilan adalah :

a) Ketajaman Indra

Kemampuan indra untuk mengenal tampilan rangsang secara akurat.

b) Persepsi

Kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang berlangsung.

c) Intelegensi

(31)

14

d) Ukuran Fisik

Adanya tingkatan yang ideal dari ukuran tubuh yang diperlukan untuk sukses dalam cabang olahraga tertentu.

e) Pengalaman Masa Lalu

Keluasan dan kualitas pengalaman masa lalu yang berhubungan dengan situasi dan tugas gerak yang dipelajari saat ini.

f) Kesanggupan

Terdiri dari kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang dikembangkan secara memadai untuk menyelesaikan tugas dan situasi yang dipelajari saat ini.

g) Emosi

Kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol perasaan secara tepat sebelum dan pada saat melaksanakan tugas.

h) Motivasi

Yaitu kehadiran semangat dalam tingkat optimal untuk bisa menguasai keterampilan yang dipelajari.

i) Sikap

Adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada kegiatan yang sedang dilakukan.

j) Faktor-faktor Kepribadian yang lain

Hadirnya sifat ekstrim seperti agresif, kebutuhan berafiliasi, atau perilaku lain yang dapat atau tidak dapat dimanfaatkan, tergantung situasi yang terjadi.

k) Jenis Kelamin

Pengaruh komposisi tubuh, pengalaman, faktor-faktor budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk berprestasi.

l) Usia

Pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan kemampuan untuk mempelajari dan menampilkan tugas tertentu.

2). Faktor Proses Belajar (Learning Process)

Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 70), dalam

pembelajaran gerak, proses belajar yang harus diciptakan adalah yang

dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang digariskan oleh teori-teori

belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai

manfaatnya. Teori-teori belajar mengarahkan untuk memahami tentang

(32)

15

3). Faktor Situasional

Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 70), sesungguhnya

faktor situasional yang dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran adalah

lebih tertuju pada keadaan lingkungan. Faktor situasional antara lain

sebagai berikut : tipe tugas yang diberikan, peralatan yang digunakan

termasuk media pembelajaran, serta kondisi sekitar dimana pembelajaran

itu dilangsungkan. Penggunaan peralatan serta media belajar akan

mempengaruhi keberhasilan dalam menguasai keterampilan yang

dipelajari.

Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 67) menyatakan

bahwa, “Berdasarkan keterlibatan tubuh dalam pola gerak, keterampilan

dibagi menjadi dua yaitu: keterampilan motorik kasar (gross motor skill)

dan keterampilan motorik halus (fine motor skill)”.

1)Keterampilan motorik kasar / Gross motor skill

Bercirikan lebih melibatkan pergerakan otot-otot besar dan ketepatan gerak tidak begitu penting untuk diperhatikan. Otot-otot tersebut berintegrasi untuk menghasilkan gerak seperti berjalan, berlari, melompat dan meloncat.

2)Keterampilan motorik halus / Fine motor skill

Bercirikan lebih melibatkan pergerakan otot-otot kecil terutama yang melibatkan koordinasi mata dan tangan, serta memerlukan tingkat derajat ketepatan yang tinggi pada gerakan tangan dan jari. Contoh: melempar dan menangkap.

Berdasarkan saat dimulai dan saat berakhirnya, keterampilan dibagi

menjadi; 1) keterampilan diskrit, 2) keterampilan serial, 3) keterampilan

kontinyu (Magill, 1993:10-11). Keterampilan diskrit merupakan

(33)

16

berakhirnya dari berlangsungnya gerak yang dilakukan, contohnya gerakan

menendang bola, melempar lembing dan lain-lain. Apabila keterampilan

diskrit dilakukan secara berangkai, maka dapat disebut sebagai keterampilan

serial. Mengendarai mobil merupakan contoh yang tepat untuk keterampilan

serial, karena memerlukan serangkaian keterampilan diskrit. Keterampilan

kontinyu mempunyai saat awal dan saat berakhir yang berubah-ubah.

Penentu berubahnya saat awal atau saat akhir gerakan biasanya dilakukan

oleh pelaku itu sendiri atau oleh karakteristik keterampilan itu sendiri.

Keterampilan kontinyu pada hakikatnya merupakan pengulangan gerak,

contohnya : renang atau lari.

Menurut Singer (1980: 102-103) belajar keterampilan gerak

cenderung lebih menekankan pada tingkat penguasaan. Tahap ini dibagi

menjadi tiga, antara lain:

a. Tahap kognitif/ Cognitive stage

Tahap ini merupakan tahap pemahaman, bagaimana konsep-konsep dipahami. Tahap kognitif sifatnya lebih pada pengetahuan.

b. Tahap asosiatif/ Asosiative stage

Dengan adanya pemahaman yang sudah dicoba diasosiasikan, dan diimplementasikan sesuai dengan kemampuannya yang masih banyak mengalami kesalahan.

c. Tahap otomatis/ Autonomous stage

Pada tahap ini hasil gerakan merupakan suatu gerakan yang sudah otomatis, karena sudah banyak dilatih sehingga terlihat seakan-akan gerseakan-akan tersebut tanpa dipikir, padahal karena hasil dari latihan yang kontinyu.

Menurut Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 83), “Ada

tiga hal yang dapat diidentifikasi dalam tahap belajar keterampilan gerak,

yaitu: (a) tahapan verbal-kognitif, (b) tahapan motorik, dan (c) tahapan

(34)

17

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa faktor –faktor yang

mempengaruhi keterampilan gerak dasar antara lain: faktor pribadi, faktor

proses belajar atau latihan dan faktor situasional atau faktor lingkungan.

2. Permainan Bola Voli

a. Hakikat Permainan Bola Voli Secara Umum

Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Margon pada tahun

1895, di kota Holyoke, dia seorang guru pendidikan jasmani pada Young

Men Christian Association (YMCA). Pembelajaran bola voli disamping

dapat meningkatkan pengetahuan siswa juga dapat menambah keterampilan.

Permainan bola voli sendiri merupakan jenis permainan yang menggunakan

bola besar. Bola voli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang

lebarnya 900 cm dan panjangnya 1800 cm, dibatasi oleh garis-garis selebar

5cm, ditengah-tengahnya dipasang jaring yang lebarnya 900cm, terbentang

kuat sampai pada ketinggian 243 cm dari bawah (khusus putra) dan untuk

anak putri kurang lebih 224 (Bonnie Robison, 1997 :12).

“Permainan bola voli adalah permainan yang dimainkan oleh dua

regu, masing-masing regu dibatasi dengan net, setiap regu terdiri dari enam

orang dan berusaha menyeberangkan bola di lapangan lawan secepat

mungkin dengan pantulan yang sah, sesuai dengan peraturan yang berlaku”,

(Suhadi, 2002 : 3). Bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh

anak-anak dan orang dewasa baik wanita maupun pria. Olahraga bola voli

(35)

18

Permainan bola voli pada dasarnya berpegang pada dua prinsip ialah

teknik dan psikis. Prinsip teknis dimaksudkan pemain mempassing bola

dengan bagian badan pinggang ke atas, hilir mudik di udara lewat di atas net

agar dapat menjatuhkan bola di dalam lapangan lawan secepatnya untuk

mencari kemenangan secara sportif. Prinsip psikis adalah bermain dengan

senang dan kerjasama dengan baik (Suharno, 1981 : 1-2).

Permainan bola voli adalah suatu bentuk permainan yang termasuk

dalam “cabang olahraga permainan”. Voli artinya pukulan langsung atau

tidak langsung di udara sebelum bola jatuh ke tanah. Permainan bola voli

dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain,

setiap regu berusaha untuk melewati di atas jaring atau net dan mencegah

lawan dapat memukul bola dan menjatuhkan ke dalam lapangannya (Arif

Syarifudin dan Muhadi, 1991: 183).

Menurut Suhadi (2004: 7) “Permainan bola voli pada hakikatnya

adalah memvoli dengan menggunakan seluruh anggota badan dan

menyeberangkan melalui net ke lapangan lawan. Permainan bola voli

dimainkan dengan menggunakan bola besar oleh 2 regu. Tiap regu hanya

boleh memvoli bola 3 kali dan tiap pemain tidak melakukan sentuhan 2 kali

berturut-turut, kecuali ketika melakukan blocking.

Menurut Suhadi (2004: 7) “Teknik dasar dalam permainan bola voli

meliputi servis, menerima servis, passing, umpan, pukulan serangan, dan

blocking “. Jadi, teknik tersebut harus diajarkan dan dikenalkan kepada

(36)

19

yang paling mudah menuju teknik yang paling sulit. Proses pembelajaran ini

membutuhkan penguasaan materi dan penyampaian yang baik oleh guru

pendidikan jasmani.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan

bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, masing-masing

regu berjumlah 6 orang dan dibatasi dengan net, bola dimainkan dengan

cara menyeberangkan bola melewati atas net dengan maksud dapat

mejatuhkan bola di dalam petak lawan untuk mencari kemenangan dengan

pukulan yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Hakikat Teknik Permainan Bola Voli

Menurut Suharno HP (1984 : 1), permainan bola voli adalah cabang

olah raga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu

terdiri dari 6 orang pemain dan di setiap lapangan dipisahkan oleh net.

Pantulan bola yang dimainkan boleh menggunakan seluruh anggota badan.

Maksud dan tujuan dari permainan ini adalah menjatuhkan bola di lapangan

lawan melewati atas net dengan syarat pantulan sempurna dan bersih sesuai

dengan peraturan. Permainan dimulai dengan pukulan bola servis. Bola

harus dipukul dengan satu tangan ke arah lapangan lawan melewati net.

Setiap regu dapat memainkan bola sampai tiga kali pantulan untuk

dikembalikan (kecuali perkenaan bola saat membendung). Dalam permainan

bola voli hanya regu yang menang satu rally permainan memperoleh satu

(37)

20

dahulu mengumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set

penentuan lima belas angka.

Menurut M. Yunus (1992 : 68), teknik adalah cara melakukan atau

melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan

efektif. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara

memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan-

peraturan yang berlaku dalam bola voli untuk mencapai hasil yang optimal.

Menurut Suharno HP (1979 : 11), teknik adalah suatu proses

melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktik dengan sebaik

mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan

bola voli. Teknik ini erat sekali hubungannya dengan gerak, kondisi fisik,

taktik dan mental. Teknik dasar bola voli harus betul-betul dikuasai terlebih

dahulu agar dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli.

Penguasaan teknik dasar merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan

menang atau kalahnya suatu regu dalam suatu pertandingan di samping

unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.

Pengusaan teknik dasar merupakan hal yang terpenting dalam suatu

cabang olahraga, karena keberhasilan dalam melakukan teknik dasar akan

menentukan keberhasilan dalam suatu cabang olahraga. Seperti yang

dikemukan oleh Suharno HP (1984: 12), dalam mempertinggi bemain bola

voli, teknik dasar harus dipelajari terlebih dahulu karena teknik dasar

merupakan pondasi dari proses gerak yang mampu meningkatkan

(38)

21

salah satu unsur yang menentukan menang atau kalah suatu regu di dalam

pertandingan disamping unsur-unsur kondisi fisik, taktik, dan mental.

Menurut Suharno HP (1979 : 11), syarat penting dalam penguasaan

teknik dasar bola voli mengingat hal- hal sebagai berikut :

1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan

dengan kesalahan dalam melakukan teknik.

2) Karena terpisahnya tempat antara regu yang satu dengan yang

lainnya, sehingga tidak ada terjadinya adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.

3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya

kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain : membawa bola, menyenduk bola, mendorong bola, mengangkat bola, pukulan rangkap dan bola tertahan.

4) Permainan bola voli adalah permainan cepat, artinya waktu untuk

memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar.

5) Penggunaan taktik-taktik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau

penguasaan teknik dasar dan tinggi dalam permainan bola voli sudah cukup sempurna.

Menurut Cox (1980 ), yang dikutip dari Jurnal Iptek Olahraga

(volume 5, nomor 3 september 2003 teknik keterampilan dasar bola voli

yang harus diajarkan kepada anak-anak meliputi : 1) service bawah ; 2)

passing bawah dan ; 3) passing atas. Teknik dasar yang lain seperti teknik

smash dan blok (bendungan) tidak terlalu penting diberikan. Keterampilan

ini masih agak sulit bagi siswa, namun sekedar memperkenalkannya tidak

(39)

22

Berdasarkan syarat penguasaan teknik dasar bola voli, maka

teknik-teknik dasar permainan bola voli dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Servis

Menurut M. Yunus (1992 : 69), servis merupakan pukulan pembukaan

untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik

saat ini hanya sebagai permukaan permainan, tapi jika ditinjau dari sudut

taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar

suatu regu berhasil meraih kemenangan.

Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 20), servis adalah pukulan pertama

yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampui net

ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setiap

terjadinya kesalahan. Karena pukulan servis sangat berperan besar untuk

memperoleh poin, maka pukulan servis harus meyakinkan, terarah, keras

dan menyulitkan lawan.

Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1993: 187), servis adalah

pukulan permulaan yang dilakukan oleh pihak yang berhak melakukan

servis untuk memulai menghidupkan bola dalam permainan atau tindakan

menghidupkan bola dalam permainan atau tindakan dalam menghidupkan

bola ke dalam permainan.

1)Servis tangan bawah

Sikap permulaan:

(40)

23

Gerakan :

Bersama dengan bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas, tangan kanan diayunkan lurus dari belakang ke depan melalui bawah di samping badan, pukulkan atau kenakan pada bola diikuti dengan kaki kanan dilangkahkan ke depan setelah bola terpukul. 2) Servis tangan atas

Menurt Aip Syarifudin dan Muhadi (1991: 97) servis ini adalah paling efektif karena sulit menangkis .

Sikap permulaan :

Bola di depan badan pada satu atau ke dua belah tangan , kemudian dilambungkan agak tinggi ke atas , sementara tangan kanan dengan siku ditekuk dan ditarik ke belakang kepala.

Gerakan:

Lengan diluruskan lalu diayunkan ke depan seperti melempar, dipukulkan tepat pada bola. Pada waktu yang bersamaan kaki kiri melangkah ke depan sehingga berat badan pindah dari kaki kanan ke kaki kiri.

Menurut Barbara L. Viera (2004: 27), “Servis adalah satu-satunya

teknik yang digunakan untuk memulai pertandingan. Menerima servis akan sulit apabila servis tersebut kuat dan penuh tenaga.”

1). Underhand service

Persiapan:

a) Kaki dalam posisi melangkah dengan santai.

b) Berat badan terbagi dengan seimbang.

c) Bahu sejajar dengan net.

d) Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah.

e) Pegang bola di depan tubuh.

f) Gunakan telapak tangan terbuka.

g) Mata ke arah bola.

Eksekusi:

a) Ayunkan lengan ke belakang.

b) Pindahkan berat badan ke kaki belakang.

c) Ayunkan lengan ke depan.

d) Pindahkan berat badan ke kaki depan.

e) Pukul bola dengan pergelangan tangan terbuka.

f) Pukul bola pada posisi setinggi pinggang.

g) Jatuhkan tangan yang memegang bola.

h) Pukul bola pada bagian tengah belakang.

i) Konsentrasi pada bola.

Gerak lanjutan:

a) Ayunkan lengan ke arah bagian atas net.

b) Pindahkan berat badan ke kaki depan.

(41)
[image:41.595.160.466.113.262.2]

24

Gambar 1. Teknik Underhand Service

( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 30))

2). Servis Atas Mengambang Persiapan:

a) Kaki dalam posisi melangkah dengan santai.

b) Berat badan terbagi seimbang.

c) Bahu sejajar net.

d) Kaki dari tangan yang tidak memukul berada di depan.

e) Gunakan telapak tangan terbuka.

f) Pandangan ke arah bola.

Eksekusi:

a) Pukul bola di depan bahu lengan yang memukul.

b) Pukul bola tanpa atau dengan sedikit spin.

c) Pukul bola dengan1 tangan.

d) Pukul bola dekat dengan tubuh.

e) Ayunkan lengan ke belakang dengan sikut ke atas.

f) Letakkan tangan di dekat telinga.

g) Pukul bola dengan telapak tangan terbuka.

h) Pertahankan lengan pada posisi menjangkau sejauh mungkin.

i) Awasi bola pada saat hendak memukul.

j) Pindahkan berat badan ke depan.

Gerakan lanjutan:

a) Teruskan pemindahan berat badan ke depan.

b) Jatuhkan lengan dengan perlahan sebagai lanjutan.

(42)
[image:42.595.146.470.116.288.2]

25

Gambar 2. Teknik Servis Atas Mengambang ( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 31) )

b. Passing

Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu

teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman

seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri (Nuril Ahmadi, 2007: 22).

Dalam permainan bola voli, passing dapat dilakukan dengan cara passing

bawah dan passing atas.

Menurut M. Yunus (1992 : 79), passing adalah mengoperkan bola

kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai

langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan sedangkan

menurut Muv Dumphy (1997: 18) yang dikutip oleh Lia Andini ( 2010 : 13)

menyatakan bahwa passing adalah proses pengoperan bola pada pengumpan

tim anda biasa disebut dengan pass. Jadi jelas bahwa awal sentuhan bola

oleh seorang pemain dalam permainan bola voli, untuk dioperkan kepada

teman seregunya yang biasanya adalah pengumpan untuk selanjutnya

dimainkan di lapangan sendiri yaitu diumpankan pada smasher untuk

(43)

26

Berdasarkan pada macam teknik dasar passing dalam permainan bola

voli, maka teknik passing dibedakan meliputi teknik passing atas dan teknik

passing bawah.

1) Passing atas

Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 26-27) memainkan bola dengan teknik

passing atas dapat dilakukan dengan berbagai variasi yaitu antara lain: 1)

passing atas ke arah belakang lewat atas kepala, 2) passing atas ke arah

samping pemain, 3) passing atas sambil melompat ke atas, 4) passing

sambil menjatuhkan diri kesamping, 5) passing atas sambil menjatuhkan

diri ke belakang.

Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1993: 190), “Passing atas

adalah menyajikan bola atau membagi-bagikan bola (mengoper bola)

dengan menggunakan jari-jari tangan baik kepada kawan maupun langsung

ke lapangan lawan melalui atas jaring”.

Sikap permulaan :

Berdiri tegak, kedua kaki agak terbuka atau salah satu kaki agak ke depan, ke dua lutut agak ditekuk badan agak condong ke depan. Ke dua tangan berada di atas kepala di depan dekat dahi dengan siku dibengkokan, jari-jari tangan direnggangkan dan dikeraskan membentuk setengah bola.

Gerakan:

Pada saat bola yang datang dari atas berada di atas, di depan dekat kepala segera jari-jari tangan ditegangkan dan disentuhkan pada bola ke atas lalu ke depan hingga kedua lengan lurus bersamaan dengan meluruskan kedua lutut dan badan ke atas. Pada waktu perkenaan antar jari-jari tangan dengan bola yang harus di perhatikan adalah:

a) Perkenaan bola pada ruas jari-jari tangan yang pertama dan

kedua dan yang terutama pada ruas jari pertama dan ruas jari.

b) Pada saat menyentuh bola dengan jari-jari tangan, jari-jari

(44)

27

Menurut Barbara L. Viera (2004: 51), “Operan overhead adalah suatu

operan yang dilakukan untuk menempatkan bola pada suatu posisi kepada

penyerang”. Operan ini dapat dilakukan oleh pengumpan atau pemain lain.

1). Operan Overhead:

Persiapan:

a) Bergerak ke arah bola

b) Siapkan posisi

c) Bahu sejajar sasaran

d) Kaki merenggang santai

e) Bengkokkan sedikit lengan, kaki dan pinggul

f) Tahan tangan 6 atau 8 inci di atas pelipis

g) Tahan tangan di depan pelipis

h) Melihat melalui jendela yang dibentuk tangan

i) Ikuti bola ke sasaran

Pelaksanaan:

a) Terima bola pada bagian belakang bawah

b) Terima dengan 2 persendian teratas dari jari dan ibu jari

c) Luruskan tangan dan kaki ke arah sasaran

d) Pindahkan berat badan ke arah sasaran

e) Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan

f) Arahkan bola ke garis pinggir atau tangan penyerang

Gerak lanjutan:

a) Luruskan tangan sepenuhnya

b) Arahkan bola ke atas sasaran

c) Pinggul bergerak maju ke arah sasaran

d) Pindahkan berat badan ke arah sasaran

[image:44.595.157.472.527.714.2]

e) Bergerak ke arah umpan

Gambar 3. Teknik Passing Atas atau Operan Overhead

(45)

28

2) Passing bawah

Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1993: 189), “Passing bawah

adalah mengambil bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua

lengan bagian bawah (dari sikut sampai pergelangan tangan yang

dirapatkan) baik untuk dioperkan ke kawan maupun langsung ke lapangan

lawan melalui atas jaring”.

Menurut Suharno (1981 : 47) menyatakan ada beberapa tahap dalam

melakukan passing bawah yaitu :

Sikap Permulaan:

Ambil posisi normal yaitu sikap posisi berdiri dengan posisi salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Lutut ditekuk, badan agak condong sedikit ke depan dengan tangan siap berada di depan badan. Pada saat tangan akan dikenakan pada bola segera lengan dan tangan diturunkan serta lengan dan tangan dalam keadaan terjulur ke bawah depan lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaannya.

Sikap Saat Perkenaan:

Pada saat mengenakan bola, sikap tubuh harus dalam keadaan siap terhadap bola. Begitu bola berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus ke arah bola, usahakan

perkenaan bola tepat dibagian proximal dari pergelangan agar

pantulan bola akan melambung dengan sudut pantul 90 derajat sehingga bola akan mudah diterima oleh rekan 1 timnya.

Sikap Akhir:

Setelah bola berhasil di passing bawah maka, segera diikuti

pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 23) memainkan bola dengan sisi

lengan bawah merupakan teknik bermain yang cukup penting. Kegunaan

teknik lengan bawah antara lain :

a) Untuk penerimaan bola servis.

b) Untuk penerimaan bola dari lawan yang berupa smash atau

serangan.

c) Untuk pengambilan bola setelah terjadi block atau bola dari

(46)

29

d) Untuk menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh di

luar lapangan.

e) Untuk pengambilan bola yang rendah dan mendadak datangnya.

Adapun teknik passing bawah adalah sebagai berikut :

1) Persiapan:

a) Bergerak ke arah datangnya bola dan atur posisi tubuh.

b) Genggam jemari tangan.

c) Kaki dalam posisi meregang dengan santai, bahu terbuka lebar.

d) Tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah.

e) Bentuk landasan dengan lengan.

f) Sikut terkunci.

g) Lengan sejajar dengan paha.

h) Pinggang lurus.

i) Pandangan ke arah bola.

2) Pelaksanaan:

a) Terima bola di depan badan.

b) Kaki sedikit diulurkan.

c) Berat badan dialihkan ke depan.

d) Pukullah bola jauh dari badan.

e) Pinggul bergerak ke depan.

f) Perhatikan bola saat menyentuh lengan. Perkenaan pada lengan

bagian dalam pada permukaan yang luas di antara pergelangan tangan dan siku.

3) Gerakan Lanjutan:

a) Jari tangan tetap genggam.

b) Sikut tetap terkunci.

c) Landasan mengikuti bola ke sasaran.

d) Pindahkan berat badan ke arah sasaran.

e) Perhatikan bola bergerak ke sasaran.

Menurut Barbara L. Viera (2004 : 19) passing bawah atau operan

lengan bawah merupakan teknik dasar bola voli yang harus dipelajari lebih

tegasnya Barbara menyatakan bahwa “ Operan ini biasanya menjadi teknik

pertama yang digunakan tim bila tidak memegang servis. Operan ini

digunakan untuk menerima servis , menerima spike, memukul bola setinggi

pinggang ke bawah dan memukul bola yang terpantul di net”. 1). Passing Bawah atau Operan Lengan Bawah:

Persiapan:

a) Bergerak ke arah bola dan atur posisi tubuh.

b) Genggam jemari tangan.

c) Kaki dalam posisi merenggang dengan santai , bahu terbuka

(47)

30

d) Tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah.

e) Bentuk landasan dengan lengan.

f) Ibu jari sejajar.

g) Siku terkunci.

h) Lengan sejajar dengan paha.

i) Punggung lurus.

j) Mata mengikuti bola.

Pelaksanaan:

a) Menerima bola di depan badan.

b) Sedikit mengulurkan kaki.

c) Tidak mengayunkan lengan.

d) Berat badan dialihkan ke depan.

e) Pukullah bola jauh dari badan.

f) Gerakkan landasan ke sasaran.

g) Pinggul bergerak ke depan.

h) Perhatikan saat bola menyentuh lengan.

Gerak Lanjutan:

a) Jari tangan tetap digenggam.

b) Siku tetap terkunci.

c) Landasan mengikuti bola ke sasaran.

d) Lengan harus sejajar di bawah bahu.

e) Pindahkan berat badan ke arah sasaran.

[image:47.595.142.486.447.605.2]

f) Perhatikan bola bergerak ke sasaran.

Gambar 4. Teknik Passing Bawah atau Operan Lengan Bawah

( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 20) )

Bermain bola voli dengan teknik passing bawah ada kalanya harus

menggunakan satu lengan apabila posisi bola tidak memungkinkan untuk

dilakukan passing dengan kedua tangan. Kondisi seperti ini disebabkan

(48)

31

Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 24-25), kesalahan-kesalahan umum

yang dilakukan pada pelaksanaan teknik passing bawah yaitu :

a) Bola jatuh pada kepalan telapak tangan.

b) Lengan pemukul ditekuk pada siku sehingga papan pemukul

sempit. Akibatnya bola berputar dan menyeleweng arahnya.

c) Terlalu banyak gerakan lengan pukulan ke depan dibandingkan

gerakan ke atas, sehingga sudut datang bola terhadap lengan bawah pemukul tidak 90 derajad.

d) Dua lengan bawah sebagai pemukul kurang sejajar.

e) Tidak ada koordinasi yang harmonis antara gerakan lengan, badan,

dan kaki.

f) Gerakan ayunan secara keseluruhan terlalu eksplosif, sehingga bola

lari jauh menyeleweng.

g) Kurang menekuk lutut pada langkah persiapan pelaksanaan.

h) Persentuhan bola dengan lengan bawah terlambat (lebih tinggi dari

dada) sehingga bola arahnya ke atas belakang yang tidak sesuai

dengan tujuan passing.

i) Bola tinggi yang seharusnya diambil dengan passing atas,

dilakukan dengan passing bawah.

j) Terlambat melangkah ke samping atau ke depan agar bola selalu

terkurung di depan badan sebelum persentuhan bola oleh lengan pemukul.

k) Pemain malas melakukan passing atas terutama pada wanita

setelah menguasai teknik passing bawah.

l) Kurang dapat mengatur perkenaan yang tepat sesuai dengan

datangnya bola (cepat, lambat, berputar).

m)Lengan pemukul digerakkan dua kali.

n) Lengan pemukul diayunkan lebih tinggi dari bahu.

c. Smash

“Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha

mencapai kemenangan” (M. Yunus, 1992: 108). Menurut Nuril Ahmadi

(2007: 31), “Smash atau spike adalah pukulan bola yang keras dari atas ke

bawah, jalannya menukik. Smash merupakan bentuk serangan yang paling

(49)

32

Smash adalah suatu pukulan yang dilakukan dengan keras dan tajam

dengan jalannya bola menghujam ke lapangan lawan” ( Aip Syarifudin dan

Muhadi, 1992-1993: 191).

Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1992-1993: 192), gerakan

melakukan smash adalah sebagai berikut:

a). Cara Mengambil Awalan atau Ancang-ancang.

Mengambil awalan paling sedikit 2 langkah dan langkah yang terakhir harus cepat, lebar dan rendah serta diakhiri dengan ke dua kaki mendarat bersama-sama dengan lutut ditekuk dan ke dua tangan ke belakang.

b). Cara Melakukan Tolakan.

Dari sikap terakhir di atas kemudian tolakan ke dua kaki sekuat-kuatnya ke atas, dibantu dengan mengayunkan ke dua tangan dari belakang ke atas lurus. Pada saat badan berada di udara melenting ke belakang , tangan kanan di atas kepala , tangan kiri di depan dengan sikut agak dibengkokkan.

c). Cara Melakukan Pukulan.

Pada waktu akan memukul bola yang berada di atas jaring, tangan kanan di atas kepala dan tangan kiri membantu keseimbangan. Pada waktu memukul bola pergelangan tangan digerakan aktif ke bawah. Bola dipukul pada bagian atasnya.

d). Cara Mendarat Setelah Melakukan Pukulan.

Mendarat dengan ke dua ujung kaki secara bersamaan dan jatuhnya mengeper. Tempat untuk mendarat sama pada waktu melakukan tolakan.

Menurut Barbara L. Viera (2004: 76), langkah-langkah melakukan

smash atau spike sebagai berikut:

1). Persiapan:

a) Mulai mendekat ketika bola telah mencapai setengah dari

perjalanannya.

b) Dua langkah terakhir adalah langkah kanan dan langkah kiri

pendek atau melangkah untuk meloncat.

c) Ayunkan ke dua lengan ke belakang sampai setinggi pinggang.

d) Bertumpu padan tumit.

e) Pindahkan berat badan.

(50)

33

2). Pelaksanaan:

a) Pukul bola dengan tangan lurus menjangkau sepenuhnya.

b) Pukul bola tepat di depan bahu pemukul.

c) Pukul bola dengan tumit telapak tangan yang terbuka.

d) Pukul bola pada bagian belakang tengahnya.

e) Tekukkan pergelangan tangan dengan sepenuh tenaga.

f) Tangan mengarahkan bola pada bagian atas bola

3). Gerakan Lanjutan:

a) Mata mengawasi bola ketika memukul.

b) Kembali ke lantai.

c) Tekukkan lutut untuk meredam tenaga.

[image:50.595.163.465.232.526.2]

d) Jatuhkan tangan dengan penuh tenaga ke pinggul.

Gambar 5. Teknik Smash

( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 76) )

3. Karateristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (13-15 Tahun)

Siswa Sekolah Menengah Pertama biasanya berumur 13- 15 tahun.

Menurut Sukintaka (1992 : 45), siswa Sekolah Menengah Pertama

mempunyai ciri-ciri tertentu diantaranya yaitu :

a. Jasmani :

1) Laki-laki ataupun putri ada pertumbuhan memanjang.

(51)

34

3) Sering menampilkan kecanggungan dan koordinasi yang kurang baik

sering diperlihatkan.

4) Merasa mempunyai ketahanan dan sumber energi.

5) Mudah lelah, tetapi tidak dihiraukan.

6) Mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat.

7) Anak laki-laki mempunyai kecepatan dan kekuatan otot-otot yang lebih

baik daripada putri.

8) Kesiapan dan kematangan untuk keterampilan bermain menjadi baik.

b. Psikis atau Mental

1) Banyak mengeluarkan energi untuk fantasinya.

2) Ingin menentukan pandangan hidupnya.

3) Mudah gelisah karena keadaan yang lemah.

c. Sosial

1) Ingin tetap diakui oleh kelompoknya.

2) Persekawanan yang tetap makin berkembang.

3) Mengerti moral dan etnik serta kebudayaannya.

4. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang paling penting dan

kompenen integral dari pendidikan. Keutamaan pendidikan jasmani

dibuktikan oleh sumbangannya yang unik terhadap pertumbuhan dan

perkembangan siswa. Pendidikan jasmani menyumbangkan dua tujuan khas

yaitu: 1) mengembangkan dan memelihara tingkat kebugaran jasmani yang

(52)

35

sesuatu yang penting serta bagaimana kebugaran dipengaruhi oleh latihan,

dan 2) mengembangkan keterampilan gerak layak, diwakili oleh keterampilan

gerak dasar, kemudian menuju keterampilan olahraga tertentu, dan akhirnya

menekankan pada olahraga sepanjang hayat (Thomas dalam Wawan S.

Suherman, 2001: 31)

Tujuan utama pendidikan jasmani adalah mengembangkan

keterampilan gerak dan kebugaran jasmani (ranah jasmani dan psikomotor),

tetapi mengembangkan ranah kognitif dan afektif tidak pula dinomerduakan.

Hal ini a

Gambar

Gambar 1. Teknik Underhand Service ( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 30))
Gambar 2. Teknik Servis Atas Mengambang ( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 31) )
Gambar 3. Teknik Passing Atas atau Operan Overhead ( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 51) )
Gambar 4. Teknik Passing Bawah atau Operan Lengan Bawah ( Sumber: Barbara L. Viera (2004: 20) )
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Tulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan

Pakaian adat tradisional Lampung bila dicermati terdapat perbedaan antara lampung pesisir dengan lampung daratan tetapi pada dasar masih sama yaitu menggunakan

Nilai DJJ jika ada segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri dan bayi baru lahir, dampingi ibu ke

Nilai FT 134 Cs dari tanah ke buah cabe rawit ditentukan dengan membandingkan konsentrasi 134 Cs dalam buah per berat kering terhadap konsentrasi 134 Cs dalam media tanam per

Komplek Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Jl Raya By Pass No.. Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu

Penelitian ini pada dasarnya ingin menjawab kritikan pedas dari masyarakat selaku pengguna jasa pendidikan, terhadap keberadaan lembaga pendidikan khususnya

Sebelum perusahaan Saudara diusulkan sebagai peserta yang lulus kualifikasi, maka sesuai dengan Perpres Nomor T0lahun 2012, perlu diadakan pembuklian

Result of the study showed that the optimum conditions for the determination of pyrocathecol are as follows: maximum absorption wavelength ( λ max ) at 510 nm, pH of the solution =