Wisdom comes from experience. Experience is
often a result of lack of Wisdom.
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nya lah
skripsi ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Dalam proses penulisan skripsi ini cukup banyak kesulitan yang penulis temui. Hal
ini sedikit banyak disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis.
Namun berkat bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan
walaupun masih banyak kekurangan yang mungkin tidak penulis sadari. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan
penelitian selanjutnya. Selain itu, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas
dukungan serta doa yang tidak pernah putus yang menguatkan langkah penulis untuk terus
berjuang menyelesaikan skripsi ini dengan segala halangan dan rintangannya.
Harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Dan memperkaya ilmu psikologi industri organisasi khususnya dan ilmu psikologi.
Bandung, Januari 2013
Rifa Viscarini
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Persepsi Sistem
Penilaian Kinerja dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. POS Indonesia” adalah
sepenuhnya karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari
karya yang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang
tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat kelimuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2013
Yang membuat pernyataan,
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
Rifa Viscarini (0802715). Relationship Performance Appraisal Perception System and Organisation Procedural Justice of PT. POS Indonesia Bandun (Correlation Study Performance Appraisal Perception and Organisation Justice of PT. POS Indonesia Bandung 2012). Thesis. Psychology Faculty of Education Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2013).
One of strong basis of company asset is qualified human resources and highly motivated competition. The company demand to maintain and promote optimum quality resources, the more employee feel appreciated and valuable the more they feel equitable treat the effort can do promote employee perception to organisation justice is imple mented effectively and efficiently performance appraisal. The research applied to describe performence appraisal and procedural justice perception to find out if there is any relationship between performanve appraisal perception and procedural justice itself.The subject of this research are 35 persons of characteristic sample of staff level at the directorate of human resources of PT. POS Indonesia Bandung. To collect datas of this research using questioner performance appraisal perception of Likert Scale with appropriate indicators that obtained by Devito theory (1997) and Cascio (1998) with coefficient reliability as much as 0,927. As the questioner procedural justice perception using Devito theory (1997) and Laventhal, Karuza and Fry (1980) with coefficient reliability as much as 0,907. To evaluate validation contains also conduct proffesional judgement.Then, base on analysis ressult with correlation pearson product moment the outcome of r as much as 0,720 and p value as much as 0,000, it means any significant relationship between performance appraisal perception with organisation justice, so the hypothesis of this research acceptable.
Rifa Viscarini (0802715). Hubungan antara Persepsi Penilaian Kinerja dan Keadilan Organisasi Prosedural Karyawan PT. POS Indonesia (Studi Korelasi Persepsi Penilaian Kinerja dan Keadilan Organisasi pada PT. POS Indonesia Bandung). Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2013).
Salah satu aset perusahaan yang menjadi landasan kuat perusahaan adalah sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas sumber daya yang dimiliki secara optimal. Semakin karyawan merasa dihargai dan dinilai berharga oleh perusahaan, maka karyawan akan merasa diperlakukan secara adil dan layak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan persepsi karyawan terhadap keadilan organisasi ialah dengan menerapkan penilaian kinerja yang efektif dan efisien. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran persepsi penilaian kinerja dan gambaran persepsi keadilan prosedural serta melihat apakah terdapat hubungan antara persepsi penilaian kinerja dan keadilan prosedural tersebut.Subjek penelitian ini adalah 35 orang karyawan PT. POS Indonesia Bandung dengan karakteristik sampel karyawan selevel staff di direktorat Sumber Daya Manusia. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner Persepsi Penilaian Kinerja dengan skala Likert yang disusun sesuai indikator-indikator yang diperoleh dari teori Devito (1997) dan Cascio (1998) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,927. Sedangkan kuesioner Persepsi Keadilan Prosedural menggunakan teori Devito (1997) dan Leventhal, Karuza dan Fry (1980) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,907. Juga dilakukan professional judgement untuk menilai validitas isi.Selanjutnya berdasarkan hasil analisa dengan korelasi pearson product moment diperoleh hasil r sebesar 0,720 dengan nilai p sebesar 0,000. Hal ini dimaknai bahwa terdapat hubungan signifikan antara perspsi penilaian kinerja dengan keadilan organisasi, sehingga hipotesis pada penelitian ini diterima.
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
UCAPAN TERIMA KASIH
Padakesempatan kali ini, penulisinginmengucapkanterimakasihkepadabeberapapihak,
yaitu:
Mama, atas segala dukungan, doa, kasih sayang, pengorbanan, perjuangan yang tidak
akan pernah terbalas. Papa, untuk kasih sayang yang singkat namun berkesan dalam
dan tidak akan tergantikan.
Dra. HerlinaselakuKetuaJurusanPsikologi FIP UPI
besertaseluruhjajaranpengajarJurusanPsikologi FIP UPI, terima kasih
atassegalabimbingan dan bekal ilmu yang diberikan kepada penulis.
Prof. Uman Suherman selakupembimbingpertama, terimakasihataswaktu, ilmu dan
bimbingannyaselamaini.
Medianta Tarigan, M.Psi selaku pembimbing kedua, terima kasih atas waktu, ilmu,
bimbingan, pengalaman dan kesempatan yang diberikan untuk terus menggali ilmu
dengan belajar dari kesalahan dan ketidaktahuan penulis.
Helli Ihsan, M.Si. yang telah banyak berjasa untuk membuka wawasan penulis dalam
ilmu statistika.
Ibu Candra Dewi selaku manager assesment centre PT. POS Indonesia yang telah
banyak membantu penulis dalam masalah perizinan hingga content penelitian. Terima
kasih banyak bu.
Akang as reno, thank you for every great single days.
Sahabat-sahabat terbaik Mba Icha, Mba Dadis, Inyun, Pupe, Ade, terima kasih untuk
segala kerusuhan, air mata, kasih sayang yang selalu kalian buat. Sometimes you
Ceuceu, terima kasih telah menjadi sahabat dalam segala tingkah laku bodoh dan
konyol.
Teman-teman seperjuangan psikologi 2008, terima kasih untuk 4 tahun yang
berkesan. Sukses untuk kita semua.
Sertaseluruhpihak yang tidakmungkindisebutkansatu per satu, terimakasihuntukdoa,
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
MOTTO ...i
KATA PENGANTAR ... ii
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ...iv
UCAPAN TERIMA KASIH...vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Asumsi ... 9
E. Hipotesis ... 9
F. Metode Penelitian ... 10
G. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 10
BAB II ... 11
A. Persepsi ... 11
1. Pengertian Persepsi ... 12
2. Proses Terjadinya Persepsi... 13
B. Penilaian Kinerja ... 15
1. Pengertian Penilaian Kinerja ... 15
2. Syarat-Syarat Berkualitasnya Penilaian Kinerja ... 16
3. Efektifitas Penilaian Kinerja ... 21
4. Tujuan Penilaian Kinerja ... 22
C. Teori Keadilan ... 23
1. Pengertian Keadilan Organisasi ... 23
2. Keadilan Prosedural ... 24
F. Kerangka Berpikir ... 30
BAB III ... 33
A. Desain Penelitian ... 33
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 33
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ... 35
1. Pengembangan Alat Ukur Penelitian ... 36
a. Instrumen Persepsi Penilaian Kinerja ... 36
b. Instrumen Persepsi Keadilan Prosedural ... 38
E. Uji Coba Instrumen ... 41
1. Uji Validitas Instrumen ... 42
2. Uji Reliabilitas ... 43
F. Teknik Analisis Data... 45
1. Uji Normalitas ... 45
2. Uji Linieritas ... 45
3. Kategorisasi ... 46
4. Uji Hipotesis ... 48
5. Uji Koefisien Determinasi ... 49
G. Prosedur Penelitian ... 49
1. Tahap Persiapan ... 49
2. Tahap Pelaksanaan ... 50
3. Tahap Pengolahan Data ... 51
4. Tahap Pembahasan ... 51
5. Tahap Pelaporan ... 51
BAB IV ... 52
A. Hasil Penelitian ... 52
1. Profil Persepsi Penilaian Kinerja Karyawan PT. POS Indonesia ... 52
2. Profil Persepsi Keadilan Organisasi PT. POS Indonesia ... 54
3. Hubungan antara Persepsi Penilaian Kinerja dengan Keadilan Persepsi Keadilan Prosedural ... 56
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Profil Persepsi Keadilan Organisasi PT. POS Indonesia ... 64
3. Hubungan antara Persepsi Penilaian Kinerja dengan Keadilan Persepsi Keadilan Prosedural ... 71
BAB V ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Rekomendasi ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
Tabel 3.1: Korelasi Antara Dua variabel ... 33
Tabel 3.2: Kisi-kisi Instrumen Persepsi Penilaian Kinerja ... 36
Tabel 3.3: Bobot Skor Pilihan Jawaban ... 38
Tabel 3.4: Instrumen Persepsi Keadilan Prosedural ... 39
Tabel 3.5: Bobot Skor Pilihan Jawaban ... 41
Tabel 3.6: Koefisien Reliabilitas Instrumen Menurut Guildford ... 44
Tabel 3.7: Kategorisasi Persepsi Penilaian Kinerja ... 46
Tabel 3.8: Kategorisasi Dimensi Persepsi Penilaian Kinerja ... 47
Tabel 3.9: Kategorisasi Persepsi Keadilan Prosedural ... 47
Tabel 3.10: Kategorisasi Dimensi Persepsi Keadilan prosedural ... 48
Tabel 3.11: Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 48
Tabel 4.1: Profil Persepsi Penilaian Kinerja Karyawan PT. POS Indonesia ... 53
Tabel 4.2 : Profil Dimensi Persepsi Penilaian Kinerja PT. POS Indonesia ... 53
Tabel 4.3: Profil Persepsi Keadilan Prosedural Karyawan PT. POS Indonesia .... 54
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1: Kuesioner Persepsi Penilaian Kinerja Sebelum Uji Coba ... 84
Lampiran 1.2: Kuesioner Persepsi Keadilan Prosedural Sebelum Uji Coba ... 89
Lampiran 1.3 : Kuesioner Setelah Uji Coba ... 95
Lampiran 1.4: Skor Persepsi Penilaian Kinerja ... 102
Lampiran 1.5 : Skor Persepsi Keadilan Prosedural ... 103
Lampiran 1.6 : Uji Reliabilitas Persepsi Penilaian Kinerja Sebelum Buang Item (If Item Deleted) ... 104
Lampiran 1.7 : Uji Reliabilitas Persepsi Penilaian Kinerja Setelah Buang Item (If Item Deleted) ... 106
Lampiran 1.8 : Uji Reliabilitas Persepsi Keadilan Prosedural Sebelum Buang Item (If Item Deleted) ... 108
Lampiran 1.9 : Uji Reliabilitas Persepsi Keadilan Prosedural Setelah Buang Item (If Item Deleted) ... 110
Lampiran 1.10: Uji Reliabilitas Persepsi Penilaian Kinerja PT. POS Indonesia. 112 Lampiran 1.11: Uji Reliabilitas Persepsi Keadilan Prosedural PT. POS Indonesia.. ... 114
Lampiran 1.12: Uji Normalitas Persepsi Penilaian Kinerja ... 116
Lampiran 1.13: Uji Normalitas Persepsi Keadilan Prosedural ... 117
Lampiran 1.14: Uji Linieritas ... 118
Lampiran 1.15: Kategorisasi Persepsi Penilaian Kinerja ... 119
Lampiran 1.16: Kategorisasi Persepsi Keadilan Prosedural ... 124
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Manusiamerupakansumberdaya yang
sangatpentingperanannyadalammekanismesuatuorganisasidengantidakmengecilka
nartiperansumberdayalainnya.Sehinggauntukmeningkatkankualitassumberdayama
nusia yang dimilikidiperlukanadanyasuatusistem yang
mampumeningkatkankualitaskinerjasumberdayamanusiasecara
optimal.Banyakcarabagiperusahaanuntukmengupayakan agar
kinerjaorganisasimeningkat,
misalkandenganmengadakanpelatihandanpengembangan, perencanaankarir,
kompensasiGomez dkk. dalam Astuti (2006)danjugadenganpenilaiankinerja
Cascio (1998). Hal tersebut sejalan dengan beberapa penelitian yang dilakukan
yang menyatakan bahwa kompensasi menjadi suatu motivator yang efektif bagi
peningkatan kinerja karyawan (Barkema, dkk; 1998).
Penilaianterhadapsuatupekerjaandalamsebuahperusahaanmerupakansuatut
ahapevaluasikerja yang
dapatmeningkatkankualitaspekerjaanbagikelangsunganaktivitasperusahaan di
dalamnya.Pekerjaan yang
diinginkanolehperusahaanterhadapparapekerjamemilikistandarkualitasuntukmeng
ukurkeberhasilankerja yang
dicapai.Namunkualitaskerjadaribeberapapekerjatidakselamanyasesuaidenganstand
2
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diberlakukanperusahaan.Sebagaiupayauntukmempertahankankualitaskerjadarikar
yawandisusunlahsuatusistem yang dikenalsebagaipenilaiankinerja.
Penilaian kinerja merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
mengetahui hasil pekerjaan dan kinerja yang dicapai organisasi. Selain itu,
penilaian kinerja digunakan sebagai sarana untuk menentukan kebutuhan
pelatihan secara tepat, memberikan tanggung jawab kepada karyawan dengan
sesuai agar dapat meningkatkan pekerjaannya di masa mendatang dan juga
sebagai sarana untuk menentukan kebijakan dalam promosi jabatan serta
menentukan balas jasa (Mangkunegara, 2005). Sehingga dapat dikatakan bahwa
penilaian kinerja berperan penting dalam memberikanfeedback yang
membangundaya kerja yang dimiliki karyawan(Mangkunegara, 2005,
Bernadin&Russel1998) serta berperan penting dalam proses pengambilan
keputusan yang mempengaruhisikapdanperilakukaryawan (Erdogan,
Kraimer&Liden. 2001). Sehinggasistempenilaiankinerja yang
efektifmenjadipentingdalamberjalannyasuatuperusahaan.
Sikap yang lahirsebagaireaksidari proses
penilaiankinerjapadasetiapindividuberbeda-beda. Hal
initergantungdaribagaimanaindividutersebutmenilaimengenaikewajarandankelaya
kandari proses penilaiankinerja yang dilakukanperusahaan.
Penilaianterhadapkewajarandari proses
penilaiankinerjatersebutbersifatsubjektifdandipengaruhiolehbanyakhal.
KreitnerdanKinicki (2001) mengemukakan bahwa
yang dinilai, metodepenilaiandanhasil.
Selainkomponeneksternaltersebutterdapatfaktor-faktorpsikologissebagaifaktor
internal yang mempengaruhipenilaianterhadapkeadilan yang
dirasakan.Faktor-faktorpsikologis yang mempengaruhipenilaianantaralain, keterlibatan ego,
memori, aksestabilitasinformasi, norma internal, harapan, mood
dankepuasanhidup (Faturochman, 2002). Selain itu Faturochman (2002)
menyatakan bahwa penilaianindividuterhadapkeadilan yang
dirasakantidakterlepasdari proses psikologi yang
banyakdipengaruhiolehfaktor-faktorsubjektif yang cenderung dapatmenimbulkan bias.Sehingga rasa keadilan
yang
dirasakanindividusangatsubjektifdantergantungdaripengalamansertakepuasanpriba
di yang bersangkutan.
Pendapat-pendapatmengenaikeadilantersebutmengarahpadaefektifitassistempenilaiankinerja
yang diterapkan yang dipengaruhiolehpenerimaankaryawanterhadap proses
penilaiankinerjatersebut.
Efektifitaspenilaianadalahpenerimaankaryawanterhadapsistempenilaiankinerja
yang berlaku (Tziner, Joanis & Murphy, 2000).Penilaian kinerja digunakan
sebagai sarana untuk menentukan kebutuhan pelatihan secara tepat, memberikan
tanggung jawab kepada karyawan dengan sesuai agar dapat meningkatkan
pekerjaannya di masa mendatang dan juga sebagai sarana untuk menentukan
4
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2005). Dengan penerapan sistem penilaiankinerjatidak diterapkan secara adilmaka
otomatis akanberpengaruhpadastabilitaskarirkaryawan (Yamaguchi, 2005).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
penerimaankaryawanterhadapsistempenilaiankinerjainilah yang
kemudiandisebutsebagaipersepsi.Persepsikaryawantentangkewajarandankelayaka
naspek-aspekdalamkehidupanberorganisasitersebut,
olehparapenelitidikonseptualisasikankedalamberbagaidimensiberdasarkanhasilpen
elitian yang dilakukan, yang paling
terkenaladalahkeadilandistributifdanprosedural.Konseptentangkeadilandistributifd
anproseduralinidikembangkanolehparaahlidariliteratur-literatur mengenaiequity
teory(Lind & Tyler, 1988).
Berdasarkanequity teory,
keadilandistributifdanproseduralmerujukpadapersepsikaryawanterhadapkewajaran
dankeseimbanganantarakontribusi yang merekaberikandenganhasil dan
keputusan-keputusanorganisasional yang
merekaterima.Keadilandistributifdanproseduralmerupakanduatipekeadilan yang
pertamamunculpadaawalperkembanganteoriorganisasional (Lind & Tyler,
1988).Padaawalperkembangannya, teoridanpenelitian yang
dilakukanlebihbanyakberfokuspadakeadilandistributif.Dimanaindividulebihbanya
kfokusterhadapbagaimanapendistribusianhasildilakukan bukan pada bagaimana
proses sistem tersebut diputuskan. Maka,
timbullahpemikiranmengenaikeadilanprosedural yang dianggaptidak
Konsep keadilan prosedural Laventhal, Thibault&Walker (1975)
digunakan untuk membentuk evaluasi kewajaran terhadap sistem yang
diterapkan. Sehinggaprosedurdalampengalokasiantersebutmelahirkanpersepsikary
awantentangwajaratautidaknya proses-prosesyang digunakanuntukpengalokasian
sumber daya organisasitersebut.
Agar perusahaan dapat mengetahui keefektifan dan kewajaran terhadap
suatu sistem yang diterapkan, maka diperlukan adanya suatu review untuk
mengevaluasi hal tersebut. Tujuannya adalah agar perusahaan dapat
mempertahankan eksistensinya dalam maraknya persaingan dunia bisnis. Hal
serupa pula yang dilakukan oleh PT. POS Indonesia yang merupakan salah satu
BUMN yang menawarkan layanan jasa kepada masyarakat dengan visi
“Indonesia’s leader in mail logistics & financial services“. Melalui visi tersebut
PT. POS Indonesia berusaha untuk menempatkan diri menjadi yang terbaik dalam
bidang pelayanan jasa ekspedisi serta pengiriman uang yang terpercaya di mata
masyarakat. Hal ini merupakan suatu langkah antisipasi dan bentuk kesiapan
untuk bersaing di tengah maraknya perusahaan ekspedisi yang menawarkan jasa
pengiriman barang dan kemudahan bank dalam bertransaksi financial.
Setiap perusahaan baik BUMN maupun swasta pada dasarnya
mengharapkan agar karyawan mampu bekerja secara optimal dan mencapai
tingkat produktivitas tinggi. Hal tersebut dapat tercapai apabila terdapat kerjasama
yang baik antara perusahaan dan karyawan. Apabila perusahaan menghendaki
agar karyawan bekerja dengan perasaan puas dan produktif, maka sudah
6
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan karyawan akan menimbulkan rasa puas
pada diri karyawan dalam bekerja, sehingga karyawan lebih termotivasi dan
bersemangat dalam bekerja yang akan mendukung terwujudnya produktivitas
optimal. Hal tersebut PT. POS Indonesia wujudkan dengan selalu berupaya
memperbaiki sistem penilaian kinerja yang diterapkan. Salah satu langkah nyata
yang dilakukan PT. POS Indonesia ialah dengan mengevaluasi kelemahan dan
kelebihan dari sistem penilaian kinerja berbasis Key Performance Indicator (KPI)
yang diterapkan saat ini. Kemudian, hasil eveluasi mengenai kelemahan dan
kelebihan sistem penilaian kinerja berbasis KPI tersebut dapat dijadikan acuan
dalam perbaikan sistem kinerja basis Balance Score Card yang akan segera
diterapkan di PT. POS Indonesia. Evaluasi dan perbaikan terhadap sistem ini
dilakukan dengan dasar bahwa karyawan akan merasa puas terhadap pekerjaannya
apabila balas jasa yang diperoleh dinilai adil Fathoni dalam Matalia (2012).
Sehingga bila disimpulkan, dalam penelitian ini karyawan
mempersepsikan kesesuaian antara input yang mereka lakukan sesuai job
description yang ditentukan perusahaan dan hak yang harusnya diterima, diukur
dari kewajiban yang dilaksanakan. Untuk mengukur sejauh mana kewajiban
tersebut dilaksanakan secara baik dan sesuai standar perusahaan dilakukan proses
penilaian kinerja.
Hal ini sejalan dengan misi PT. POS Indonesia yang secara luwes
menerapkan teori diatas yang tercermin dalam salah satu misi perusahaan yang
berbunyi, “Berkomitmenkepadakaryawanuntukmemberikaniklimkerja yang aman,
mengisyaratkan bahwa sumber daya manusia merupakan ujung tombak yang
menjadi kekuatan terbesar perusahaan dalam menciptakan kualitas pelayanan
maksimal bagi masyarakat. Sebagai tindak lanjut dari misi tersebut, PT. POS
Indonesia mengimplementasikan misi tersebut melalui suatu penilaian kinerja
yang diberlakukan kepada setiap jenjang level managerial, staf dan fungsional.
Penilaian kinerja yang dilakukan di PT. POS Indonesia menggunakan indikator
target pencapaian yang ditujukan untuk mendorong pencapaian maksimal pada
setiap lini perusahaan.
Atasdasartersebutpenulistertarikmenelitimengenaihubunganantarapersepsisistemp
enilaiankinerjapadaPT. POS Indonesia Bandungdenganpersepsikeadilanorganisasi
proseduralkaryawanmengenaisistemtersebut.
B. RumusanMasalah
Persaingan yang ketat di bidang bisnis ekspedisi menuntut PT. POS
Indonesia untuk mampu mempertahankan eksistensinya. Langkah yang ditempuh
PT. POS Indonesia ialah dengan memberikan jaminan kualitas pelayanan, baik
dalam pengiriman uang maupun barang. Strategi yang dilakukan PT.POS
Indonesia untuk mencapai kualitas pelayanan jasa yang optimal ialah dengan
mengoptimalkan sumber daya manusia yang tersedia. Melalui misi
“Berkomitmenkepadakaryawanuntukmemberikaniklimkerja yang aman,
nyamandanmenghargaikontribusi”, PT.POS Indonesia berusaha mencapai sumber
daya yang memiliki produktivitas tinggi.
8
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Seperti apakah gambaran persepsi penilaian kinerja PT. POS
IndonesiaBandung?
2. Seperti apakah gambaran persepsi keadilan prosedural PT. POS
IndonesiaBandung?
3. Apakahterdapathubunganpositifantarapersepsisistempenilaiankinerjadanpe
rsepsikeadilanproseduralpada PT. POS IndonesiaBandung?
C. TujuanPenelitian
Berdasarkanpermasalahan yang disebutkandiatas,
tujuanpenelitianiniadalahuntukmemperoleh data
empirikmengenaihubunganantarapersepsiefektivitaspenilaiankinerjadengankeadila
nproseduralpada PT. POS
IndonesiaBandung.Sehinggadapatdiberikanrumusanmengenaipentingnyasistempe
nilaiankinerja agar tercipta rasa keadilan yang
bernilaiobjektifgunamenjagastabilitasperusahaan.
Tujuan khusus penelitian ini antara lain untuk mengetahui:
1. Persepsi karyawan mengenai sistempenilaiankinerja PT. POS
IndonesiaBandung
2. Keadilanprosedural yang dirasakankaryawan PT. POS IndonesiaBandung.
3. Hubunganpositifantarapersepsisistempenilaiankinerjadanpersepsikeadilanp
roseduralpada PT. POS IndonesiaBandung.
D. ManfaatPenelitian
Adapunmanfaatpenelitianiniyaitu:
a. BagiPeneliti
Penelitianinidapatbermanfaatbagipenelitikhususnyadalammengaplikasika
nmateriperkuliahan yang diperoleh di bangkukuliahterhadapkegiatanpsikologi
industry danorganisasi di
perusahaan.Sehinggapenelitianinimenjadisaranadalammenambahwawasandanpe
ngetahuanbagipeneliti.
b. Bagibidangkeilmuan
Penelitianinibermanfaatsebagaisaranamemperkayareferensimengenaiaplika
sinyatakehidupanberorganisasi.Penelitianiniakanmemperkuathasilpenelitiandaripe
neliti-penelitisebelumnyakhususnya yang berkaitandengan sistem
penilaiankinerjadankeadilanorganisasiprosedural.
2. ManfaatPraktis
Penelitianinibermanfaatsecarapraktis,
terutamamemberikaninformasikepadapihakorganisasi PT. POS
IndonesiaBandungmengenaisistempenilaiankinerjadanpersepsikeadilanprosedural
di matakaryawan.Sehinggadapatterciptasistempenilainkinerja yang
efektifdanefisien yang menunjang,
memfasilitasidanmenjembatanikomunikasiduaarahantarakaryawandanperusahaan,
yang bermuarapadakeseimbangankeadilan yang dirasakankaryawan.
E. Asumsi
1. Persepsikaryawanmengenaiketidakseimbanganantarakewajibandanhakatau
10
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dihasilkandariperasaannegatiftersebutdapatmemotivasikaryawanuntukmen
gubahperilaku, sikapdankepuasanmereka (Gilliland, 1993).
2. Seperti yang diungkapkan Roberson dkk. dalam Pareke(2002) yang
menyatakanbahwakesempatanuntukberpartisipasidalam proses
pengambilankeputusandapatmeningkatkanpersepsikaryawanterhadapkeadi
lanprosedural.
F. Hipotesis
Hipotesis yang diajukandalampenelitianiniadalah
:“Terdapathubunganpositifantarapersepsisistempenilaiankinerjadenganpersepsiter
hadapkeadilanproseduralbagikaryawan di PT. POS Indonesia Bandung”
G. MetodePenelitian
Metode yang
digunakandalampenelitianiniadalahmetodedeskriptifdenganpendekatankuantitatif,
dimanadalampenelitiankuantitatifmenggunakanangkadalampengumpulan data,
penafsiran data danpenampilanhasilnya.
Teknik yang digunakanadalahteknikkorelasi
analisisbivariatuntukmencarihubunganantaraduavariabelataulebih.Adapun
variable-variabel yang
dikorelasikandalampenelitianiniterdiridarivariabelXdanvariabelY.
variabel X : persepsiterhadapsistempenilaiankinerja
Teknikpengumpulan data yang dilakukanadalahskalapengukuran,
wawancara, dan observasi.Kemudiansetelah data
diperolehkemudiandiolahmenggunakan program Statistical Program for Social
Science (SPSS) 16for windows.
H. LokasidansampelPenelitian
Penelitiandilakukan di kantor pusat PT. POS IndonesiaBandung yang
beralamat di Jl. Cilaki No.73, Citarum, Bandung.
Metodepengambilansampel yang digunakandenganpurposive sampling
yang dilakukanpada35 orang karyawan selevel staff pada direktorat Sumber Daya
33
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif, dimana dalam penelitian kuantitatif menggunakan
angka dalam pengumpulan data, penafsiran data dan penampilan hasilnya.
Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi analisis bivariat untuk
mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Adapunvariable-variabel yang
dikorelasikan dalam penelitian ini terdiri dari penilaian kinerja sebagai variabel X
dan keadilan prosedural sebagai variabel Y dengan desain sebagai berikut :
Tabel 3.1
Korelasi Antara Dua Variabel
rxy
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variable-variabel yang dikorelasikan dalam penelitian ini terdiri dari
variabel X dan variabel Y.
Variabel X : persepsi terhadap sistem penilaian kinerja
Variabel Y : persepsi terhadap keadilan prosedural
2. Definisi Operasional Variabel
a. Persepsi Penilaian Kinerja
Merujuk pada teori persepsi menurut Devito (1997) dan teori penilaian
kinerja menurut Cascio (1998) maka definisi operasional pada penelitian ini
adalah hasil penilaian positif atau negatif karyawan mengenai lima dimensi
penilaian kinerja yaitu, relevance, sensitivity, reliability, acceptability dan
practically yang melalui tiga proses persepsi yaitu, karyawan menyeleksi
informasi, karyawan menginterpretasi informasi dan karyawan memberikan reaksi
terhadap penilaian kinerja yang diterapkan perusahaan.
b. Persepsi Keadilan Prosedural
Merujuk pada teori persepsi menurut Devito (1997) dan teori keadilan
prosedural menurut Leventhal, Karuza dan Fry (1980) maka definisi operasional
pada penelitian ini adalah hasil penilaian positif atau negatif karyawan mengenai
enam dimensi keadilan prosedural yaitu, konsistensi, minimalisasi bias, informasi
yang akurat, dapat diperbaiki, representatif dan etis yang melalui tiga proses
persepsi yaitu, karyawan menyeleksi informasi, karyawan menginterpretasi
informasi dan karyawan memberikan reaksi terhadap keadilan prosedural yang
diterapkan perusahaan.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi dalam penelitian ini merupakan karyawan selevel staff PT. POS
Indonesia Bandung Direktorat Sumber Daya Manusia yang terbagi atas 4 divisi
35
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probabilty sampling
dengan carapurposive sampling. Dimana sampel yang diambil dari PT. POS
Indonesia Bandungdianggap mempunyai sangkut paut langsung dengan
karakteristik penelitian yang diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang persepsi
karyawan mengenai penilaian kinerja dan keadilan prosedural.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik
skala.Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam instrumen alat
ukur. Sehingga apabila alat ukur tersebut digunakan dalam penelitian akan
menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono,1999). Skala yang digunakan dalam
pengumpulan data ialah dengan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok mengenai suatu
fenomena sosial.
Skala yang pertama mengenai persespi penilaian kinerja menupakan skala
yang disusun oleh Ismayanty (2008) berdasarkan teori Devito (1997) mengenai
persepsi yang dikaitkan dengan teori efektifitas penilaian kinerjamenurut Cascio
(1998). Kemudian skala tersebut dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan subjek
dalam penelitian ini. Teori efektifitas penilaian kinerja yang digunakan mencakup
dimensi relevance, sensitivy, reliability, acceptabilitydan practicality.
Skala yang kedua mengenai persespi keadilan prosedural disusun
keadilan prsedural menurut Leventhal, Karuza dan Fry (1980) yang mencakup
dimensi konsistensi, minimalisasi bias, informasi yang akurat, dapat diperbaiki,
representatif dan etis.
1. Pengembangan Alat Ukur Penelitian
a. Instrumen Persepsi Penilaian Kinerja
Alat ukur yang digunakan dalam mengukur persepsi karyawan mengenai
penilaian kinerja diturunkan langsung dari proses persepsi yang dikemukakan
Devito (1997) dan teori yang dikemukan oleh Cascio (1998) mengenai sistem
penilaian kinerja yang efektif.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Persepsi Penilaian Kinerja
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR NO.
ITEM ∑ ITEM Variabel Bebas (X) Persepsi Penilaian Kinerja
Relevance Karyawan menyeleksi informasi tentang kesesuaian sistem
penilaian kinerja dengan tugas dan standar pekerjaan. 2, 3 2 Karyawan menginterpretasikan informasi tentang kesesuaian
sistem penilaian kinerja dengan tugas dan standar kerja. 1, 4 2
Karyawan memberikan reaksi terhadap informasi tentang kesesuaian sistem penilaian kinerja dengan tugas dan standar
pekerjaan.
17, 16 2
Sensitivity Karyawan menyeleksi informasi tentang sistem penilaian kinerja harus memiliki kepekaan dan kemampuan untuk
membedakan kerja yang efektif dan yang tidak efektif.
10, 15 2
Karyawan menginterpretasi informasi tentang sistem
penilaian kinerja harus memiliki kepekaan dan kemampuan untuk membedakan kerja yang efektif dan yang tidak efektif.
11, 31,
32, 25 4
Karyawan memberikan reaksi terhadap informasi tentang
sistem penilaian kinerja harus memiliki kepekaan dan kemampuan untuk membedakan kerja yang efektif dan yang
tidak efektif.
37
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR NO.
ITEM
∑ ITEM Reliability Karyawan menyeleksi informasi tentang sistem penilaian
kinerja harus dapat dipercaya serta mempunyai alat ukur
yang dapat diandalkan, konsisten dan stabil.
22, 23 2
Karyawan menginterpretasikan informasi tentang sistem penilaian kinerja harus dapat dipercaya serta mempunyai alat
ukur yang dapat diandalkan, konsisten dan stabil.
19, 20,
34 3
Karyawan memberikan reaksi terhadap informasi tentang
sistem penilaian kinerja harus dapat dipercaya serta mempunyai alat ukur yang dapat diandalkan, konsisten dan
stabil.
21, 9 2
Acceptability Karyawan menyeleksi informasi tentang sistem penilaian kinerja harus dapat diterima dan dimengerti baik oleh penilai
dan yang dinilai.
5, 27, 35 3
Karyawan menginterpretasikan informasi tentang sistem penilaian kinerja harus dapat diterima dan dimengerti baik
oleh penilai dan yang dinilai.
6, 8 2
Karyawan memberikan reaksi terhadap informasi tentang sistem penilaian kinerja harus dapat diterima dan dimengerti
baik oleh penilai maupun yang dinilai.
7 1
Practically Penyeleksian karyawan terhadap informasi tentang suatu sistem penilaian kinerja harus praktis dan mudah
dilaksanakan, tidak rumit atau berbelit-belit, baik yang menyangkut administrasi dan interpretasi serta tidak
memerlukan biaya yang besar.
12, 14 2
Penginterpretasian karyawan terhadap informasi tentang suatu sistem penilaian kinerja harus praktis dan mudah
dilaksanakan, tidak rumit atau berbelit-belit, baik yang menyangkut administrasi dan interpretasi serta tidak
memerlukan biaya yang besar.
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR NO. ITEM
∑ ITEM Karyawan memberikan reaksi terhadap suatu sistem penilaian
kinerja harus praktis dan mudah dilaksanakan, tidak rumit
atau berbelit-belit, baik yang menyangkut administrasi dan interpretasi serta tidak memerlukan biaya yang besar.
28 1
Untuk mengukur persepsi karyawan terhadap penilaian kinerja yang
digunakan skala Likert.Dimana pada skala ini disediakan lima alternatif pilihan
jawaban yang masing-masing memiliki bobot nilai dan terbagi menjadi dua
macam pernyataan yaitu favorable dan unfavorable. Adapun lima pilihan jawaban
tersebut adalah :
Tabel 3.3
Bobot Skor Pilihan Jawaban
Pilihan Jawaban Bobot
Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
b. Instrumen Persepsi Keadilan Prosedural
Alat ukur yang digunakan dalam mengukur persepsi karyawan mengenai
keadilan prosedural diturunkan langsung dari proses persepsi menurut Devito
(1997) dan teori yang dikemukan oleh Leventhal, Karuza dan Fry (1980)
39
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
[image:30.595.50.582.144.740.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Persepsi Keadilan Prosedural
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR NO.
ITEM ∑ ITEM Variabel Bebas (Y) Persepsi Keadilan Prosedural
Konsistensi Karyawan menyeleksi informasi tentang kesesuaian pemberian perlakuan yang adil antara hak dan kewajiban dalam suatu prosedur keadilan.
2 1
Karyawan menginterpretasi informasi tentang kesesuaian pemberian perlakuan yang adil antara hak dan kewajiban dalam suatu prosedur keadilan.
3, 4 2
Karyawan memberikan reaksi terhadap informasi tentang kesesuaian pemberian perlakuan yang adil antara hak dan kewajiban dalam suatu prosedur keadilan.
6 1
Minimalisasi Bias
Karyawan menyeleksi informasi tentang sumber bias yang muncul demi kepentingan individu dan demi doktrin yang memihak.
19, 20 2
Karyawan menginterpretasi informasi tentang sumber bias yang muncul demi kepentingan individu dan demi doktrin yang memihak.
22 1
Karyawan memberikan reaksi tentang sumber bias yang muncul demi kepentingan individu dan demi doktrin yang memihak.
24 1
Informasi yang akurat
Karyawan menyeleksi informasi tentang kesesuaian
yang akurat mengenai beban kerja. 25, 26 2
Karyawan menginterpretasi informasi tentang
kesesuaian yang akurat mengenai bebankerja. 27 1
Karyawan memberikan reaksi tentang informasi
kesesuaian yang akurat mengenai beban kerja. 29, 30 2
Dapat
diperbaiki
Karyawan menyeleksi informasi tentang keharusan
prosedur keadilan yang dibuat dengan tujuan
memperbaiki atau meminimalisir kesalahan.
7, 8 2
Karyawan menginterpretasi informasi tentang
keharusan prosedur keadilan yang dibuat dengan
tujuan memperbaiki atau meminimalisir kesalahan.
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR NO. ITEM
∑ ITEM Karyawan memberikan reaksi tentang keharusan
prosedur keadilan yang dibuat dengan tujuan
memperbaiki atau meminimalisir kesalahan.
11, 12 2
Representatif Karyawan menyeleksi informasi tentang upaya
perusahaan untuk melibatkan karyawan dalam
menerapkan prosedur pemenuhan hak.
13, 14 2
Karyawan menginterpretasi informasi tentang upaya
perusahaan untuk melibatkan karyawan dalam
menerapkan prosedur pemenuhan hak.
15, 16 2
Karyawan memberikan reaksi informasi tentang
upaya perusahaan untuk melibatkan karyawan dalam
menerapkan prosedur pemenuhan hak.
17, 18 2
Etis Karyawan menyeleksi informasi tentang kesesuaian
antara etika, moral, nilai dan visi misi perusahaan
dengan pemberian perlakuan yang adil.
31, 32,
33 3
Karyawan menginterpretasi informasi tentang
kesesuaian antara etika, moral, nilai dan visi misi
perusahaan dengan pemberian perlakuan yang adil.
34, 35 2
Karyawan memberikan reaksi tentang kesesuaian
informasi antara etika, moral, nilai dan visi misi
perusahaan dengan pemberian perlakuan yang adil.
36, 37 2
Untuk mengukur persepsi karyawan terhadap keadilan prosedural yang
digunakan skala Likert.Dimana pada skala ini disediakan lima alternatif pilihan
jawaban yang masing-masing memiliki bobot nilai dan terbagi menjadi dua
41
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
[image:32.595.112.513.139.549.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Adapun lima pilihan jawaban tersebut adalah :
Tabel 3.5
Bobot Skor Pilihan Jawaban
Pilihan Jawaban Bobot
Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
E. Uji Coba Instrumen
Sebelum digunakan pada subjek yang sebenarnya, alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini diuji cobakan terlebih dahulu. Mengenai perlunya
uji coba, Hadi (1995) menjelaskan bahwa tujuan dilakukannya uji coba alat ukur
adalah:
1. memperoleh keyakinan mengenai alat ukur;
2. untuk menentukan alokasi waktu yang paling layak;
3. untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam petunjuk atau
administrasi tes.
Selain itu, tujuan lain dari dilakukannya uji coba ialah untuk menyeleksi
item-item yang dianggap valid dan reliabel yang dapat digunakan dalam
penelitian. Uji coba dilakukan kepada 146 orang karyawan perusahaan BUMN X.
Data yang diperoleh dari uji coba selanjutnya dianalisis untuk mengetahui
kualitas alat ukur tersebut. Perhitungan analisis hasil uji coba menggunakan
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas
isi. Menurut Azwar (2003), validitas isi merupakan validitas yang di estimasi
melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau proffesional
judgement. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauh
mana butir-butir instrumen mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak
diukur, atau dapat dikatakan sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut tes
yang hendak diukur.
a. Penimbangan (judgement) Instrumen Persepsi Penilaian Kinerja
Pada instrumen persepsi penilaian kinerja tidak dilakukan judgement oleh
para ahli seperti yang dilakukan terhadap instrumen persepsi keadilan prosedural.
Hal ini tidak dilakukan karena instrumen persepsi penilaian kinerja yang
digunakan merupakan instrumen yang telah tersedia yang disusun oleh Devie
Ismayanty (2008). Instrumen tersebut dimodifikasi secara bahasa agar tepat
digunakan bagi subjek penelitian ini.
Karena dilakukan modifikasi oleh pihak PT. POS Indonesia sehingga
judgment yang dipergunakan ialah judgement dari pihak perusahaan PT. POS
Indonesia yang dilakukan oleh Ibu Chandra Dewi selaku manager Assesment
Centre PT. POS Indonesia.
b. Penimbangan (judgement) Instrumen Keadilan Prosedural
Berdasarkan kisi-kisi instrumen keadilan prosedural pada tabel 3.4
43
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dua Psikologi Industri dan Organisasi yaitu, Medianta Tarigan, M.Psi dan
Fadillah, M.Psi serta seorang pakar statistika yaitu Helli Ihsan, M.Si.
Judgement dalam penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan
mengevaluasi tingkat kelayakan instrumen yang dilihat dari redaksi dan isinya.
Secara umum hasil yang diperoleh dari judgement yang dilakukan meliputi hal
berikut:
1) kata-kata yang digunakan dalam pernyataan diperbaiki agar tidak
mengandung makna ambigu;
2) kata pemenuhan hak yang merujuk pada variabel y yaitu keadilan
prosedural langsung diganti menjadi keadilan prosedural;
3) pernyataan-pernyataan yang digunakan dalam instrumen disesuaikan
dengan kondisi subjek penelitian. Untuk memenuhi hal tersebut instrumen
dievaluasi langsung oleh manager assesment centre PT. POS Indonesia.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas tes dilakukan untuk mengetahui sejauhmana hasil
pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2003). Instrumen yang reliabel ialah
instrument yang apabila dilakukan beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subjek yang sama akan diperoleh hasil yang sama (Azwar,
2003).
Uji reliabilitas dilakukan melalui uji coba instrumen dengan menggunakan
Alpha Cronbach. Alpha Cronbach bisa digunakan baik untuk data dikotomi
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka
yang disebut dengan nilai koefisien reliabilitas. Nilai koefisien α berkisar antara 0
sampai 1. Semakin tinggi nilai koefisien kehandalannya, semakin baik alat
ukurnya. Berikut merupakan kriteria koefisien reliabilitas menurut Gulidford
[image:35.595.106.518.270.560.2](Sugiyono, 2007).
Tabel 3.6
Koefisien Reliabilitas Instrumen Menurut Guilford
Koefisien Reliabilitas α Kriteria
> 0,900 Sangat Reliabel
0,700 – 0,900 Reliabel
0,400 – 0,700 Cukup Reliabel
0,200 – 0,400 Kurang Reliabel
< 0,200 Tidak Reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 16.0 for windows, reliabilitas
instrumen yang diujicobakan kepada 146 karyawan BUMN PT. X diperoleh skor
0,885 untuk insrumen persepsi penilaian kinerja. Dan untuk instrumen keadilan
prosedural diperoleh skor sebesar 0,871. Dengan demikian merujuk pada kriteria
reliabilitas menurut Guilford, instrumen persepsi penilaian kinerja dan keadilan
prosederal termasuk dalam kriteria reliabel.
Data yang diperoleh dari PT. POS Indonesia kemudian di uji
reliabilitasnya kembali dan diperoleh skor sebesar 0,927 untuk instrumen
penilaian kinerja dan 0,907 untuk instrumen keadilan prosedural. Dengan
demikian merujuk pada kriteria reliabilitas menurut Guilford, instrumen persepsi
45
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel yang akan dianalisis
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk melakukan uji normalitas
dilakukan dengan rumus one sample Kolgomorov-Smirnov yang perhitungannya
dibantu dengan software SPSS 16.0 for Windows. Uji normalitas ini dilakukan
untuk menentukan teknik analisis statistik yang akan digunakan dalam penelitian
ini. Apabila tingkat signifikansi ≥ 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
bantuan software SPSS 16.0for Windows menunjukkan diperoleh skor signifikansi
0,144 untuk persepsi penilaian kinerja dan 0,052 untuk persepsi keadilan
prosedural. Berdasarkan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal sehingga uji statistik parametrik dapat
dilakukan dalam penelitian ini.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mencari persamaan garis regresi veriabel x
(persepsi penilaian kinerja) terhadap variabel y (persepsi keadilan prosedural).
Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya, apakah garis
regresi antara variabel bebas dan terikat membentuk garis linier atau tidak.
Apabila signifikansi < 0,05 maka terdapat hubungan yang linier antara variabel x
dan variabel y. Uji linieritas ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0for
windows. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil signifikansi 0,000< 0,005
Setelah dilakukan uji normalitas dan linieritas, diperoleh hasil bahwa
kedua data normal dan linier sehingga dapat dianalisis menggunakan uji statistik
parametrik dengan teknik korelasi Product Moment Pearson.
3. Kategorisasi
a. Kategorisasi Persepsi Penilaian Kinerja
Kategorisasi digunakan untuk mengetahui profil persepsi penilaian kinerja
karyawan PT. POS Indonesia. Kategorisasi ini dibagi menjadi lima tingkatan yaitu
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
Besarnya interval setiap tingkat kategori ditentukan oleh besarnya
[image:37.595.123.471.292.596.2]perhitungan mean dan standard deviation dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kategorisasi Persepsi Penilaian Kinerja
Rentang Kategori
µ+1,5σ < X Sangat Tinggi
µ+0,5σ < X ≤ µ+1,5σ Tinggi µ-0,5σ < X ≤ µ+0,5σ Sedang µ-1,5σ < X ≤ µ-0,5σ Rendah
X ≤ µ-1,5σ Sangat Rendah
Dimana :
µ = Mean
σ = Standard Deviation
Untuk memperoleh gambaran spesifik mengenai skala persepsi penilaian
kinerja, maka peneliti membahas variabel tersebut secara terpisah berdasarkan
47
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kelima kategorisasi persepsi penilaian kinerja tersebut adalah diperoleh
[image:38.595.113.512.153.676.2]berdasarkan rumus:
Tabel 3.8
Kategorisasi Dimensi Persepsi Penilaian Kinerja
Rentang Kategori
µ+1,5σ < X Sangat Tinggi
µ+0,5σ < X ≤ µ+1,5σ Tinggi µ-0,5σ < X ≤ µ+0,5σ Sedang µ-1,5σ < X ≤ µ-0,5σ Rendah
X ≤ µ-1,5σ Sangat Rendah
b. Kategorisasi Persepsi Keadilan Prosedural
Kategorisasi digunakan untuk mengetahui profil persepsi keadilan
prosedural karyawan PT. POS Indonesia. Kategorisasi ini dibagi menjadi 5
tingkatan yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
Besarnya interval setiap tingkat kategori ditentukan oleh besarnya
perhitungan mean dan standard deviation dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kategorisasi Persepsi Keadilan Prosedural
Rentang Kategori
µ+1,5σ < X Sangat Tinggi
µ+0,5σ < X ≤ µ+1,5σ Tinggi µ-0,5σ < X ≤ µ+0,5σ Sedang µ-1,5σ < X ≤ µ-0,5σ Rendah
X ≤ µ-1,5σ Sangat Rendah
Dimana:
µ = Mean
σ = Standard deviation
Untuk memperoleh gambaran spesifik mengenai skala persepsi keadilan
dimensinya. Enam dimensi kategorisasi persepsi keadilan prosedural tersebut
[image:39.595.115.520.155.712.2]diperoleh dengan rumus :
Tabel 3.10
Kategorisasi Dimensi Persepsi Keadilan Prosedural
Rentang Kategori
µ+1,5σ < X Sangat Tinggi
µ+0,5σ < X ≤ µ+1,5σ Tinggi µ-0,5σ < X ≤ µ+0,5σ Sedang µ-1,5σ < X ≤ µ-0,5σ Rendah
X ≤ µ-1,5σ Sangat Rendah
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan teknik analisis korelasi menggunakan
rumus Product Moment Pearson yang perhitungannya dibantu dengan software
SPSS versi 16.0for windows.
Kuat lemahnya suatu hubungan diantara kedua variabel diperoleh dari
hasil perhitungan korelasi dengan Product MomentPearson tersebut. Kriteria kuat
lemahnya korelasi menurut Guilford dalam Susetyo (2010: 118) terdapat pada
tabel berikut:
Tabel 3.11
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
R Interpretasi
49
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Korelasi yang bernilai positif atau searah ialah jika semakin besar besar
nilai variabel x maka akan semakin besar pula nilai variabel y. Sebaliknya
korelasi dinyatakan negatif atau berlawanan arah apabila variabel x bernilai besar
maka variabel y semakin mengecil nilainya.
5. Uji Koefisien Determinasi
Setelah dilakukan uji normalitas, linieritas dan uji hipotesis. Selanjutnya
dilakukan uji koefisien determinasi. Uji koefisien determinasi dilakukan untuk
mengetahui besarnya kontribusi variabel persepsi penilaian kinerja terhadap
variabel keadilan prosedural. Rumus yang digunakan untuk memperoleh koefisien
determinasi adalah sebagai berikut :
KD = �2 x 100%
Keterangan :
KD : Koefisien Determinasi
r : Koefisien korelasi Product Moment Pearson
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terbagi atas lima tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap pengolahan data, tahap pembahasan, dan tahap pelaporan.
1. Tahapan Persiapan
a. mempersiapkan perizinan yang diperlukan untuk melakukan
penelitian di lapangan;
b. mencari fenomena di lapangan yang akan menjadi latar belakang
c. mencari dan menentukan variabel yang akan diukur dalam penelitian;
d. melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan
landasan teoritis yang tepat mengenai masalah dan variabel penelitian;
e. menentukan metode penelitian dan alat pengumpul data yang akan
digunakan dalam penelitian;
f. menentukan populasi yang akan digunakan;
g. menyusun proposal penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian
yang akan diteliti;
h. mempresentasikan masalah yang akan diteliti dalam mata kuliah
seminar skripsi;
i. mengajukan proposal yang telah direvisi kepada dewan bimbingan
skripsi untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan;
j. mengajukan surat izin penelitian yang berawal dari jurusan psikologi,
dilanjutkan ke tingkat fakultas dan rektorat. surat izin yang telah
disahkan kemudian direkomendasikan kepada jurusan psikologi fip
upi;
k. melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
2. Tahapan Pelaksanaan
a. mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian;
b. menetapkan jadwal pengambilan data;
c. menyiapkan dan memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian
51
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. melaksanakan pengambilan data.
3. Tahapan Pengolahan Data
a. melakukan skoring untuk setiap hasil kuesioner;
b. menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh;
c. melakukan analisis data dengan menggunakan statistik untuk menguji
hipotesis penelitian dan korelasi antara variabel penelitian.
4. Tahapan Pembahasan
a. menginterpretasi dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan
teori dan kerangka berpikir yang diajukan sebelumnya;
b. merumuskan kesimpulan hasil penelitian dengan memperhitungkan
data penunjang hasil observasi lapangan.
5. Tahapan Pelaporan
a. membuat laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi;
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. POS Indonesia Bandung,
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan, karyawan PT. POS Indonesia Bandung memiliki
penilaian positif terhadap sistem penilaian kinerja yang diterapkan perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk menjalankan misi
perusahaan dalam menciptakan iklimkerja yang aman,
nyamandanmenghargaikontribusi. Salah satu misi tersebut diwujudkan secara
nyata melalui penyusunan sistem evaluasi kinerja yang berfungsi sebagai media
komunikasi dua arah bagi perusahaan dan karyawan. Namun terdapat tiga dimensi
penilaian kinerja yang perlu ditingkatkan untuk menunjang sistem penilaian
kinerja tersebut yaitu dimensi relevance, sensitivity dan practically.
2. Secara umum, karyawan PT. POS Indonesia Bandung memiliki penilaian
positif terhadap sistem keadilan prosedural yang digunakan perusahaan. Dalam
hal ini karyawan menilai positif sistem keadilan prosedural yang diterapkan
perusahaan karena karyawan memiliki kesempatan untuk mengajukan masukan
terhadap penetapan keputusan yang diberlakukan di PT. POS Indonesia. Namun
77
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menunjang sistem keadilan prosedural tersebut yaitu dimensikonsistensi,
informasi yang akurat, dapat diperbaiki dan representatif.
3. Terdapat hubungan positif antara persepsi penilaian kinerja dengan
persepsi keadilan prosedural karyawan PT. POS Indonesia dengan signifikansi
sebesar 0,000 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin kuat persepsi
karyawan terhadap sistem penilaian kinerja maka semakin kuat pula persepsi
karyawan mengenai sistem keadilan prosedural yang diterapkan perusahaan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat direkomendasikan hal-hal
sebagai berikut.
1. Bagi PT. POS Indonesia
Mengingat rendahnya dimensi relevance, sensitivity, practically maka PT.
POS Indonesia perlu meningkatkan kembali sistem yang berkaitan dengan ketiga
dimensi di atas pada sistem penilaian kinerja basis Balance Score Card. Sehingga
diharapkan dengan meningkatkan sistem penilaian kinerja yang diterapkan akan
meningkatkan pula persepsi karyawan mengenai keadilan prosedural.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Adapunrekomendasibagi penelitiselanjutnya yang memiliki minat untuk
melakukan penelitian mengenai temaini:
a. Penambahan jumlah sampel yang diambil dari setiap divisi dan semua
level jabatan. Dikarenakanketerbatasanwaktu, tenagasertabiaya yang
dimilikiolehpeneliti, makadiharapkanuntukpeneliti selanjutnyaagar sampel
b. Pemilihan tempat penelitian yang memiliki latar belakang berbeda.
Sehingga diharapkan hasil penelitian yang diperoleh semakin beragam dan
akan memperkaya pengetahuan di bidang psikologi industri dan
79
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D. (2006). Penciptaan Sistem Penilaian Kinerja yang Efektif dengan Assesment Centre.Jurnal Manajemen, 6 (1) : 23-34.
Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Edisi ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bacal, R. (2001). Performance Management. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Barkema, H.R. & Luis R. Gomez-Mejia. (1998). Managerial Compensation and Firm Performance: A General Research Framework.Academy of Management Journal, 41 (2):135-145.
Bernadin,J. & Roussell. (1998). Human Resource Management Second Edition. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.
Cascio, W.F. (1991). Applied Psychology In Personnel ManagementFourth Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Cascio, W.F. (1998). Applied Psychology in Human Resources Management Fifth Edition.New Jersey: Prantice-Hall, Inc.
Cowherd, D.M., & Levine, D.I. (1992).Product quality and pay equity betweenlow level employees and top management: an investigativeof justice theory.Administrative Science Quarterly, 37: 302-320.
Crow, A. (1972). Educational Psychology. Phd revise edition. Totowa New Jersey: Little field Adam and Co.
Darna, N. (2010). Pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Motivasi Berprestasi dan Kinerja Karyawan. Jurnal Cakrawala Galuh, I (3) : 87 - 95.
Devito, J.A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books.
Erdogan, B., Kraimer, M.L., & Liden, R.C. (2001).Procedural Justice A Two Dimentional Construct An Examination In The Performance Apraisal Context.The Journal Of Applied Behavioral Science, 37(2) : 205 – 222.
Faturochman. (2002). Keadilan: Perspektif Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gunawan, A. (2002). Memanage Performance Karyawan melalui Pemberian Kompensasi.Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 2 (2) : 1 – 14.
Hadi, S. (2000). Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Hastuti, S. & Wahyuningsih, H. (2010). Partisipasi Penganggaran & Keadilan Prosedural Untuk Meningkatkan Kinerja. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, 10 (1) : 1 - 8.
Ivancevich, J.M., Konopaske, R. & Matteson, M.T. (2007). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga
Kreitner,R., & Kinicki, A. (2001). Organizational Behavior Fifth Edition. New York: Mc Grow-Hill Company, Inc.
Levanthal, G.S. (1976). Fairness in social relationships.In J.W Thibaut, J.T Spence & R.C. Carson (Eds.).Contemporary topics in social psychology. Morristown, New Jersey: General Learning Press.
Levanthal, G.S. (1980). What should be done with equity theory?. In K.J. Gergen.M.S. Greenberg & R.H. Willis (Eds.). Social exchange : Advances in theory and research. New York: Plenum.
Leventhal, G.S., Karuza, J., & Fry, W.R. (1980). Beyond fairness: A theory of allocation preferences. In G. Mikula (Ed.), Justice and social interaction: 167-218.
Lind & Tyler, T.R. (1988). The Social Psyghology of Procedural Justice. New York : Planum.
Luthans, F. (1995). Organizational Behavior (7th edition).Singapore: Mc Graw Hill. International Edition
Mangkunegara, A.P. (2005). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : PT. Refika Aditama.
Matalia. (2012). Pengaruh Kepemimpinan dan Hubungan kerja terhadap Pengembangan Karir dan Kepuasan Kerja Pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali.Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, 6 (2) : 185 – 194.
Nugroho, R. (2006). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang. (Tidak Diterbitkan)
81
Rifa Viscarini, 2013
Hubungan Persepsi Sistem Penilaian Kinerja Dan Keadilan Prosedural Pada Karyawan PT. Pos Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pareke, F. (2002). Persepsi Keadilan Organisasional dalam Penilaian Kinerja: Sebuah Penelitian Empiris.Jurnal Siasat Bisnis dan Ekonomi,9(2) : 183-199.
Pareke, F. (2004). Hubungan Keadilan dan Kepuasan Dengan Keinginan Berpindah: Peran Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Pemediasi.Jurnal Siasat Bisnis dan Ekonomi, 2 (9) : 157-177.
Rakhmat, J. (2005).Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rivai, V. (2005). Performance Appraisal: Sistem yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Robins, S.P. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia
Ruky, A.S. (2002). Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Sunyoto, A. (1999). Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: IPWI
Suryabrata, S. (2004). Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitan. Bandung: Refika Aditama.
Taylor, M.S., Tarcy, K.B., Reanard, M.K., Harrison, J.K.,& Carroll, S.J. (1995).Due process in performance appraisal: a quasi-experimental in procedural justice.Journal administrative Science Quarterly, 40: 495-523.
Thibaut, J. & Walker, L. (1978).A theory of procedure. California Law Review, 66: 541-566.
Thibaut, J. & Walker, L. (1975). Procedural justice: A psychological analysis. Hillsdale.New Jersey: Lawrence Erlbaurn Associates.
Thornill, A. & Saunders, M.N.K. (2003). Exploring Employee Reactions to Strategic Change Over Time: The Utilization of an Organizational Justice Perspective. Journal of Management, 11(1) : 66-84.
Widyowati, A. (2010). Penerapan Sistem Penilaian Kinerja 360 Derajat Sebagai Usaha Meningkatkan Persepsi Positif terhadap Keadilan Prosedural Penilaian Kinerja. Jurnal Humanitas Psikologi Indonesia, 7 (1) : 89 - 97.
Yamaguchi, I. (2005). Interpersonal Communications Tactics And Procedural Justice for Uncertainly Management of Japanese Workers.Journal of Bussiness Communication, 42(2) : 168-1943.