DAFTAR ISI
ABSTRAK ...Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ...Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... 4 DAFTAR GAMBAR ... 6 BAB 1 PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Masalah ...Error! Bookmark not defined.
B. Perumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN TEORI ...Error! Bookmark not defined.
A. Hasil Belajar ...Error! Bookmark not defined.
1. Belajar dan Hasil Belajar ...Error! Bookmark not defined.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.
B. Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.
1. Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.
2. Indikator Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.
3. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
5. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.
C. Kompetensi Guru ...Error! Bookmark not defined.
1. Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru ....Error! Bookmark not defined.
2. Kompetensi Pedagogik ...Error! Bookmark not defined.
3. Kompetensi Kepribadian ...Error! Bookmark not defined.
4. Kompetensi Profesional ...Error! Bookmark not defined.
5. Kompetensi Sosial...Error! Bookmark not defined.
E. Kerangka Pemikiran ...Error! Bookmark not defined.
F. Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
1. Pendekatan ...Error! Bookmark not defined.
2. Metode ...Error! Bookmark not defined.
3. Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.
B. Lokasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
C. Populasi dan Sampel ...Error! Bookmark not defined.
1. Populasi ...Error! Bookmark not defined.
2. Sampel ...Error! Bookmark not defined.
D. Definisi Operasional Variabel ...Error! Bookmark not defined.
E. Analisis Instrumen ...Error! Bookmark not defined.
1. Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.
2. Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.
F. Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.
1. Analisis Data Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
2. Pengujian Hipotesis...Error! Bookmark not defined.
G. Alur Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
A. HASIL PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
1. Lokasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
2. Pendidikan di Purwakarta ...Error! Bookmark not defined.
3. Gambaran Umum Responden ...Error! Bookmark not defined.
4. Gambaran Sekolah ...Error! Bookmark not defined.
5. Pengujian Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
1. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined.
3. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa ...Error! Bookmark not defined.
C. Kelemahan Penelitian... 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined.
B. Saran...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
No Tabel
3.1 Populasi Siswa SMP Di Purwakarta ……… 58
3.2 Operasional Variabel ……… 60
4.1 Jumlah Usia Sekolah ……… 72
4.2 Jumlah Usia 10 Tahun Keatas ……… 73
4.3 Jumlah Sekolah Negri Dan Swasta ……… 73
4.4 Sekolah Setingkat SMP ……… 74
4.5 Populasi Siswa SMP ……… 75
4.6 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 76
4.7 Karakteristik Berdasarkan Umur ……… 77
4.8 Skor Motivasi ……… 79
4.9 Gambaran Umum Motivasi ……… 80
4.10 Skor Kompetensi Pedagogik ……… 82
4.11 Skor Kompetensi Profesional ……… 83
4.12 Skor Kompetensi Kepribadian ……… 83
4.13 Skor Kompetensi Sosial ……… 86
4.14 Skor Kompetensi Guru ……… 87
4.15 Gambaran Umum Kompetensi Guru ……… 90
4.16 Nilai Hasil Belajar ……… 91
4.17 Uji Validitas ……… 92
4.18 Uji Reabilitas ……… 94
4.19 Uji t ……… 98
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
2.1 Komponen Esensi Pembelajaran ... 51
2.2 Pengaruh Hasil Belajar ... 53
2.3 Paradigma Penelitian ... 54
3.1 Alur Penelitian ... 69
4.1 Karakteristik Berdasarkan Gander ... 77
4.2 Karakteristik Berdasarkan Usia ... 78
4.3 Histrogram ... 95
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu isu penting dalam penyelengaran pendidikan saat ini
adalah peningkatan mutu pendidikan. Menurut Sujana (2005: 67) “Keberhasilan suatu proses pendidikan dapat dilihat dari tinggi rendahnya
hasil belajar peserta didik”. Dari sana keberhasilan pendidikan dapat dilihat
dari nilai ujian tengah semester (UTS), nilai ujian akhir semester (UAS), nilai
ujian sekolah (US), dan nilai ujian nasional (UN). Siswa dikatakan berhasil
jika nilai yang diperolehnya memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh tiap sekolah yang disebut dengan ”KKM” (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Semua sekolah bertanggung jawab kepada pemerintah, orang tua,
dan masyarakat mengenai mutu pendidikannya. Jika sekolah mampu
menunjukkan citra yang baik melalui mutu pendidikan yang tinggi, maka
tingkat kepercayan masyarakat terhadap sekolah tersebut akan meningkat.
namun Jika hasil belajar siswa rendah, maka akan menurunkan citra sekolah
yang bersangkutan.
Hasil belajar yang dicapai siswa bukanlah sesuatu yang berdiri
sendiri, melainkan merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Syamsudin (1996: 115) ada tiga faktor yang
(1) Raw input ialah siswa dengan segala karakteristiknya seperti IQ, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan, kesiapan, sikap, kebiasaan, dan lain-lain; (2) instrumental input ialah masukan instrumental seperti guru, metode, teknik, media, bahan sumber, program, sarana dan prasarana, dan lain-lain; (3) environmemtal input ialah masukan-masukan lingkungan seperti lingkungan sosial, situasi dan keadaan fisik (kampus, sekolah, iklim, letak sekolah, dan sebagainya), kultural, dan lain-lain.
Berhasil tidaknya seorang siswa meraih prestasi belajarnya
tergantung dari banyak hal atau tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. B.Bloom (Budiningsih, 2005: 74) dengan teori taksonomi mengatakan bahwa “ada dua faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar
yaitu karakteristik siswa yang meliputi (kemampuan, minat, hasil belajar
sebelumnya, motivasi) dan karakter pengajaran yang meliputi (guru dan
fasilitas belajar)”.
Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari guru
yang tergabung dalam MGMP bidang studi IPS di Purwakarta, bahwa siswa
SMP kelas VIII memperoleh nilai ujian akhir semester tahun ajaran
2011/2012 di bawah KKM, mereka mengatakan bahwa memang hasil belajar
siswa masih belum sesuai dengan harapan, karena untuk mencapai nilai KKM
saja perlu dilaksanakan berbagai macam usaha, seperti mengadakan remedial
dan pengayaan, dalam penentuan nilai KKM.
Hasil belajar siswa yang rendah merupakan cerminan nilai US
(ujian sekolah) yang akan diperolehnya nanti, dimana nilai ujian sekolah
merupakan penentu kelulusan siswa selaian nilai (UN) ujian nasional. Jika
didik, misalnya kesulitan dalam belajar IPS kemudian tidak lulus Ujian, orang
tua akan merasa kecewa dengan hasil belajar anaknya, serta dampak bagi
sekolah yakni akan dinilai sebagai lembaga formal yang tidak berhasil
mengajar, membimbing dan mendidik siswanya untuk dapat lulus dalam UAS
maupun US sehingga mampu memasuki sekolah lanjutan yang diharapkan.
Proses belajar yang baik dan tepat akan menimbulkan motivasi
belajar pada siswa, yang nantinya berdampak pada peningkatan hasil belajar
siswa. Sebagaimana yang dikatakan oleh Gates (2000:56) bahwa “motivasi
adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri
seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu”.
Motivasi bagi siswa sangatlah penting dalam proses belajar,
Hamalik ( 2002: 114) menyatakan bahwa sebagai berikut.
Motivasi sebagai suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasan) dan reaksi untuk mencapai tujuan, Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya.
Dari uraian di atas motivasi belajar siswa sangatlah realtif dan
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya karena dorongan ingin
berprestasi. Siswa yang memiliki motivasi tinggi kemungkinan akan memiliki
energi untuk belajar lebih tinggi pula. Namun, motivasi belajar siswa SMP di
Purwakarta sekarang ini bisa dikatakan sangat rendah dan tidak setabil.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa SMP,
formalitas kehadiran terhadap mata pelajaran dan mau belajar karena tuntutan
dari guru dan orang tua. Diketahui pula bahwa ada beberapa alasan dan
motivasi siswa saat mengikuti pelajaran IPS di kelas baik karena alsan intern
maupun ekstern. Baik karena motivasi untuk prestasi ataupun yang disebabkan
oleh dorongan dan dari pihak luar seperti karena takut kepada guru.
Siswa juga akan merasa termotivasi jika adanya motivasi dan
pengaruh dari cara guru menyampaikan materi. Jika menyenangkan, maka
siswa akan mengikuti kegiatan belajar dengan suka cita dan akan ada
dorongan untuk berprestasi. Salah satu pertanyaan yang diajukan kepada siswa
terkait motivasi siswa mengikuti pelajaran di kelas berdasarkan keinginan
sendiri karena menyenangi pelajaran pun ternyata masih ada yang memiliki
tujuan dan motif untuk berprestasi tersebut. Dari hasil wawancara tersebut
dapat diindikasikan bahwa motivasi belajar siswa rendah.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan selain faktor
motivasi belajar siswa, juga ada faktor lain yang sangat penting yaitu faktor
guru, seperti yang ditunjukkan pada data hasil penelitian bahwa salah satu
faktor yang menentukan motivasi dan hasil belajar siswa adalah guru.
Berdasarkan UU RI No 14 tahun 2005, menyatakan sebagai
berikut.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dari sana dapat disimpulkan bahwa Guru merupakan salah satu
terletak dipundak guru. Bahkan, baik buruknya atau berhasil tidaknya
pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peranan yang strategis dalam ”mengukir” peserta didik menjadi pandai,
cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas.
Guru juga dianggap sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan
siswa. Menurut Rugaiyah (2011:6) menyatakan sebagai berikut.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas untuk mendidik , mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal pendidikan dasar dan pendidikan menegah.
Eksistensi guru menjadi bagian inheren yang tidak dapat
dipisahkan dari satu kesatuan interaksi pedagogis dalam sistem pengelolaan
pengajaran pendidikan (sekolah), hal tersebut sejalan dengan cita-cita yang
tertuang dalam tujuan pendidikan nasional. Karena itu, sikap profesionalisme
dalam dunia pendidikan (sekolah), tidak sekadar dinilai formalitas tetapi harus
fungsional dan menjadi prinsip dasar yang melandasai aksi operasionalnya.
Tuntutan demikian ini wajar karena dalam dunia modern, khususnya dalam
rangka persaingan global, memerlukan sumber daya manusia yang bermutu
dan selalu melakukan improvisasi diri secara terus menerus.
Seorang guru yang baik adalah mereka yang memenuhi
persyaratan kemampuan profesional baik sebagai pendidik maupun sebagai
pengajar atau pelatih. Di sinilah letak pentingnya standar mutu profesional
guru untuk menjamin proses belajar mengajar dan hasil belajar yang bermutu.
Terkait dengan profesionalisme guru, terutama guru IPS di
guru yang belum memenuhi kualifikasi lulusan, masih terdapat guru yang
mengajar tidak sesuai latar belakang pendidikannya, kurang menyadari adanya
keterpaduan dalam belajar IPS, bahkan masih ada beberapa guru yang belum
memahami secara benar teknik dan metode dalam mengajar.
Hal ini penting untuk diteliti untuk mengetahui secara lebih
mendalam pengaruh dari motivasi belajar dan kopetensi guru terhadap hasil
belajar siswa. hasil belajar yang rendah merupakan suatu hal yang tidak bisa
dibiarkan begitu saja, karena hal ini akan berdampak buruk terhadap
perkembangan sumber daya manusia, yang pada akhirnya akan menghambat
proses pembangunan negara.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian terhadap
permasalahan yang telah diuraikan diatas, sehingga judul penelitian adalah “Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar pada Mata Pelajaran IPS (Survey Terhadap Siswa SMP Di
Kabupaten Purwakarta)”.
B. Perumusan Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian adalah : Bagaimana
pengaruh motivasi belajar dan kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS SMP di kabupaten Purwakarta ? Rumusan masalah tersebut
dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh yang positif motivasi belajar terhadap hasil belajar
2. Apakah ada pengaruh yang positif kompetensi guru terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS ?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar dan kompetensi
guru terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran IPS?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh motivasi belajar dan kopetensi guru terhadap Hasil Belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama di
kabupaten Purwakarta.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengukur :
1. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS di Sekolah
Menengah Pertama di kabupaten Purwakarta.
2. Pengaruh kopetensi Guru terhadap hasil belajar IPS di Sekolah Menengah
Pertama di kabupaten Purwakarta.
3. Pengaruh motivasi belajar siswa dan kopetensi guru terhadap hasil
belajar IPS di Sekolah menengah Pertama di kabupaten Purwakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. 1 Manfaat Praktis
a. Untuk memberikan informasi mengenai pengaruh anatara motivasi
belajar dan kompetensi guru dengan hasil belajar
b. Untuk dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di
dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
a.Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan
sumbangan pemikiran mengenai pengaruh motivasi belajar dan persepsi
siswa terhadap kompetensi guru dengan hasil belajar.
b. Sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut khususnya tentang
pengaruh motivasi belajar dan kompetensi guru dengan hasil belajar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data
1. Pendekatan
Dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu
penelitian yang data-tanya berupa angka-angka atau data-data diangkatkan.
Sedangkan meneurut Arikunto peneelitian kuantitatif adalah penelitian yang
menggunakan angka mulai dari pengumpulan angka, penafsiran terhadap data
serta terhadap hasilnya. penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh
diteliti kompetensi guru, motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Adapun
variabel-variabel yang akan diteliti kompetensi guru, dan motivasi belajar .
Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa SMP
kelas VIII di kabupaten Purwakarta.
2. Metode
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Survey
Explanatory. Metode survei merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk memperoleh kesimpulan dengan cara meneliti objek penelitian yang
diambil dari data sampel secara sekilas. Hal ini dinyatakan oleh Kerlinger
(dalam Riduwan, 2004:49) bahwa “penelitian survei adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari
penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel
melalui pengujian hipotesis.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang
berkaitan dengan motivasi belajar, kompetensi guru dan hasil belajar siswa.
Data tersebut akan diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Data
primer dalam penelitian ini akan diperoleh dari guru IPS SMP yang
tergabung dalam MGMP IPS SMP di Purwakarta. Data sekunder diperoleh
melalui studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Secara ringkas teknik
pengumpulan data tersebut dikemukakan sebagai berikut:
a. Kuesioner (angket)
Kuesioner berisi daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan
dengan variabel yang diteliti. Pertanyaan ini terdiri atas pertanyaan tertutup
dan pertanyaan terbuka atau campuran antara keduanya. Pertanyaan tertutup
artinya responden dibatasi dalam menjawab beberapa alternatif jawaban yang
telah disediakan. Pertanyaan terbuka artinya responden diberikan peluang
secara independent dalam menjawab pertanyaan.
b. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kajian
dokumen yang terkait dengan variabel dan objek penelitian. Dokumen yang
akan dikaji digunakan untuk menambah kelengkapan dari data-data yang
telah ada.
Di samping kajian dokumen, dilakukan telaahan pustaka mengenai: (1)
Kompetensi guru; (2) motivasi belajar; (3)hasil belajar. Hasil telaahan pustaka
digunakan untuk memperoleh analogi yang berguna dalam perumusan teori,
landasan untuk dapat menganalisa data premer, serta untuk menunjang dan
memperkuat dugaan dalam pembahasan masalah.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP di Kabupaten purwakarta. Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya:
a. Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara
memadai.
b. Adanya persetujuan dari pihak PEMDA, DIKNAS. Kepala sekolah dan guru
bersangkutan untuk mengizinkan dilaksanakannya kegiatan penelitian.
c. Studi pendahuluan yang menunjukkan masih terdapatnya sejumlah
permasalahan dalam hasil belajar pada mata pelajaran IPS SMP di Purwakarta
d. Belum pernah dilaksanakan penelitian hubungan persepsi sisa terhadap hasil
belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar pada tingkat SMP di
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
yang menjadi ukuran populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP
kelas VIII di kabupaten Purwakarta. Berikut tabel yang menunjukkan populasi
siswa SMP kelas VIII DI Purwakarta.
Tabel 3.1
Populasi Siswa SMP kelas VIII DI PURWAKARTA Tahun Pelajaran 2011/2012
No Nama sekolah Jumlah siswa No Nama sekolah Jumlah
siswa 1 SMPNBABAKAN CIKAO 249 orang 16 SMPN 2 PONDOKSALAM 146 orang
2 SMPN 1 BOJONG 270 orang 17 SMPN 1 PURWAKARTA 277 orang
3 SMPN 2 BOJONG 133 orang 18 SMPN 2 PURWAKARTA 335 orang
4 SMPN 1 BUNGUR SARI 264 orang 19 SMPN 3 PURWAKARTA 381 orang
5 SMPN 1 CAMPAKA 351 orang 20 SMPN 4 PURWAKARTA 358 orang
6 SMPN 2 CAMPAKA 145 orang 21 SMPN 5 PURWAKARTA 339 orang
7 SMPN 1 CIBATU 146 orang 22 SMPN 7 PURWAKARTA 297 orang
8 SMPN 1 DARANGDAN 179 orang 23 SMPN 8 PURWAKARTA 242 orang
9 SMPN 5 DARANGDAN 105 orang 24 SMPN 9 PURWAKARTA 188 orang
10 SMPN 1 JATILUHUR 296 orang 25 SMPN 2 SUKATANI 112 orang
11 SMPN 1 KIARAPEDES 151 orang 26 SMPN 1 TEGAL WARU 229 orang
12 SMPN 1 PASAWAHAN 341 orang 27 SMP DI PURWAKARTA 270 orang
13 SMPN 1 PLERED 286 orang 28 SMPN 2 WANAYASA 168 orang
14 SMPN 2 PLERED 120 orang 29 SMP PASUNDAN PURWAKARTA 79 orang
15 SMPN 1 PONDOKSALAM 191 orang 30 SMP PGRI PURWAKARTA 51 orang
Jumlah total 6699 orang
Sumber: Disdikpora kabuapten Purwakarta
2. Sampel
Pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang
representatif, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang
Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari
populasi penelitian, yaitu sebagian dari siswa kelas VIII di semua SMP di
kabupaten Purwakarta. Untuk menjawab berapa banyak ukuran sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, dilakukan teknik sampling. Salah satu teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling,
yaitu memilih sampel secara acak dari populasi sehingga semua unit analisis
mendapat peluang yang sama untuk dipilih, jdengan alasan bahwa populasi siswa
SMP di kabupaten purwakarta itu bersifat homogen. Dalam penelitian ini jumlah
sampel yang diambil sebanyak 400 siswa yang merupakan sampel jenuh dari
keseluruhan populasi sebanyak 6699 siswa sesuai dengan aturan pengambilan
sampel menurut Gay dan Airasian bahwa 400 responden merupakan jumlah
sampel jenuh untuk mewakili distribusi normal dari kondisi populasi yang
sebenarnya.
Sekolah yang menjadi sampel penelitian sebanyak 10 sekolah yaitu SMPN
2 Bojong, SMPN 1 Darangdan, SMP 1 Kiarapedes, SMPN 2 Plered, SMPN 1
Pondoksalam, SMPN 1 Purwakarta, SMPN 3 Purwakarta, SMPN 5 Purwakarta,
SMPN 1 Wanayasa, SMP PGRI Purwakarta, sekolah tersebut dijadikan sebagai
sampel karena dari kesepuluh sekolah tersebut memiliki permasalahn dalam hasil
belajar pada mata pelajaran IPS, selain itu sekolah yang dijadikan sampel tersebut
terdiri dari sekolah yang berkategorikan rengking satu (faporit) yang berlebel SBI
dan SN, kemudian rengking dua (menengah) yaitu sekolah yang belum atau masih
berlebel RSN dan rengking tiga (bawah), dan aklasan terakhir untuk memudahkan
Alasan pemilihan sampel siswa SMP kelas VIII dalam penelitian ini
adalah :
a. Siswa kelas VIII telah beradaptasi dengan materi IPS lebih banyak
dibandingkan tingkat kelas dibawahnya.
b. Siswa kelas VIII telah mencapai usia berpikir tingkat tinggi atau
abstrak sesuai dengan tahap berpikir menurut Piaget.
D. Definisi Operasional Variabel
Untuk memahami lebuh lanjut penelitian ini, perlu
mengidentifikasikan variabel secara operasional. Adapun variabel yang akan
diteliti dalam penelitian ini yaitu :
1. Motivasi belajar
Motivasi belajar menurut Oemar Hamalik (Djamarah, 2002: 114)
merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dimana indikator motivasi menurut (Syamsudin, 2004: 40) sebagai berikut:
(1) Durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktu untuk
melakukan kegiatan). (2) Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan
dilakukan dalam periode waktu tertentu). (3) Persistensinya (ketetapan dan
kelekatan) pada tujuan kegiatan. (4)Ketabahan, keuletan, dan kemampuan
dalam menghadapi rintangan dan kesulitan dalam mencapai tujuan.(5)Devosi
(pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwa atau nyawa
) untuk mencapai tujuan.(6)Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita,
dilakukan .(7)Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang
dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan
atau tidak).(8)Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike, positif
atau negatif). Bentuk bagan operasional variabelnya sebagai berikut:
Tabel 3.2
Operasional variabel motivasi belajar
Variabel
Konsep Indikator
Skala
Motivasi belajar (X1)
Motivasi belajar merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
1) Waktu yang digunakan untuk belajar. 2) Lama kegiatan belajar dirumah dalam sehari. 3) Lama kegiatan belajar disekolah.
4) Mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian. 5) Melaksanakan jadwal pelajaran yang telah
direncanakan.
6) Berusaha mempelajari materi yang tidak dimengerti.
7) Berusaha membeli buku pelajaran. 8) Mengikuti bimbingan diluar sekolah. 9) Tujuan / cita-cita.
10) Kepuasan terhadap apa yang telah diraih 11) Berusaha belajar dengan keras untuk dapat
bersaing dan memperoleh nilai yang tertinggi. 12) Berusaha mengajak teman untuk belajar. 13) Mempunyai kelompok belajar.
14) Berusaha menghindari hal-hal yang dapat menghambat keberhasilan belajar.
ordinal
2. kompetensi guru
Berdasarkan UU RI No 14 tahun 2005, Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. kemudianberdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No 16 tahun 2007, kompetensi guru terdiri dari : (1)Kompetensi
(2)Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
(3)Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. (4)Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta
didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Bentuk bagan operasional variabelnya sebagai berikut:
Tabel 3.3
Operasional variabel kompetensi guru
Variabel
Konsep Indikator skala
kompetensi guru (X2)
Kompetensi guru adalah kebulatan pengetahuan , keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensikepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional Moh.Surya (2004: 92)
Indikator Kompetensi guru dilihat dari kompetensi profesional meliputi :
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran IPS.
2) Memahami tujuan pembelajaran.
3)Mengolah materi pelajaran IPS secara kreatif. 4)Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari
berbagai sumber.
5)Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar.
Indikator kompetensi guru dilihat dari kompetensi pedagogik meliputi :
1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intektual.
2) Menggunakan metode pembelajaran secara kreatif.
3) Menata materi pelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4) Menggunakan media belajar dan sumber belajar yang relevan.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar. 6) Memotivasi siswa dalam pencapaian prestasi. 7) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan
santun dengan peserta didik.
8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9) Mengadakan remedial atau pengayaan. 10) Melakukan penelitian kelas.
Indikator kompetensi guru dilihat dari kompetensi kepribadian meliputi :
1) menggunakan pakaian yang rapi dan sopan ketika mengajar
2) Mengajar tepat waktu
3) Memberikan tugas ketika berhalangan masuk sekolah
4) Menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak merendahkan ketikasedang mengajar
5) Merespon setiap pertanyaan dan ungkapan siswa
6) Mengakui kesalahan apabila melakukan kekeliruan
7) Memberikan motivasi dan nasihat kepada siswa 8) Mengucapkan salam terlebih dahulu ketika
memasuki ruangan kelas
9) Memberikan hukuman yang mendidik ketika siswa melakukan kesalahan
10) Mandiri dalam kehidupan
Indikator kompetensi guru dilihat dari kompetensi sosial meliputi :
1) Memperlakukan siswa sama (tidak ada diskriminasi gender) terhadap siswa
2) Menyapa siswa baik disekolah atau diluar sekolah
3) Memiliki hubungan yang baik dengan orang tua siswwa
4) Memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja (sesama guru)
5) Memiliki hubungan yamg baik dengan masyarakat
6) Menjadi panutan dimasyarakat dan sekolah 7) Mampu berkomunikasi di media sosial
3. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan keberhasilan peserta didik dalam
mengoptimalkan kemampuan dirinya dalam proses belajar. Muhibbin (2008:
Tabel 3.4
Operasional variabel hasil belajar
Variabel
Konsep Indikator
Skala
hasil belajar (Y)
hasil belajar merupakan keberhasilan peserta didik dalam mengoptimalkan kemampuan dirinya dalam proses belajar. Muhibbin (2008: 141)
Data diperoleh dari pihak sekolah tentang nilai UAS yang diperoleh siswa kelas VIII, mata pelajaran IPS semester 1 tahun pelajaran 2011-2012.
Interval
E. Analisis Instrumen
Sebelum instrument digunakan dalam kegiatan penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji instrumen terhadap kelompok siswa dari populasi yang bukan
merupakan bagian dari sampel penelitian. Uji instrument dilakukan untuk melihat
validitas dan reliabilitas dengan bantuan program Anates. Apabila instrument
telah memenuhi syarat-syarat validitas dan reliabilitas tes, barulah instrumen
digunakan dalam kegiatan penelitian. Sementara data pendukung dari hasil angket
berupa tanggapan siswa selama kegiatan penelitian dilakukan dikumpulkan
melalui penyebaran angket dan digunakan untuk mendukung analisis data
penelitian.
Secara rinci penjelasan beberapa uji prasyarat instrumen, diuraikan sebagai
berikut:
1. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono: 2009:173). Pengujian
instrument pengumpul data dilakukan terhadap 100 orang responden secara acak
Kriteria pengujian diambil dengan membandingkan nilai rhitung dan rtabel
dengan taraf nyata α = 0,05. Item soal dinyatakan valid jika memenuhi
persyaratan rhitung > rtabel.
Secara teknis operasional uji validitas instrument dilakukan dengan
menggunakan program Excel 2007. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa
instrument tersebut valid. Dengan demikian maka layak dijadikan alat
pengumpulan data yang sah.
Berdasarkan rekapitulasi hasil pengujian instrument validitas, maka item –
item yang tidak valid tidak dipakai. Dengan demikian item yang valid dari seluruh
instrument tersebut disusun kembali untuk kemudian disebar kepada responden
anggota sampel penelitian.
Lebih jelasnya pada tabel 3.5 berikut ini :
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen 0.05 t tabel 0,195
No item
T hitung Valid/Tidak Valid
Ket. No item
T hitung Valid/Tidak Valid
Ket.
Tabel Lanjutan 3.5
X1.21 .636 Valid Dipakai X2.7 .413 Valid Dibuang X1.22 .176 Tidak Valid Dibuang X2.8 .511 Valid Dipakai X1.23 .364 Valid Dipakai X2.9 .074 Tidak Valid Dipakai X1.24 .557 Valid Dipakai X2.10 .031 Tidak Valid Dibuang X1.25 .176 Tidak Valid Dibuang X2.11 .608 Valid Dipakai X1.26 .479 Valid Dipakai X2.12 .386 Valid Dibuang X1.27 .176 Tidak Valid Dibuang X2.13 .534 Valid Dipakai X1.28 .321 Valid Dipakai X2.14 .763 Valid Dibuang X1.29 .384 Valid Dipakai X2.15 .691 Valid Dipakai X1.30 -.031 Tidak Valid Dibuang X2.16 .648 Valid Dipakai X1.31 .019 Tidak Valid Dibuang X2.17 .647 Valid Dipakai X2.18 .786 Valid Dipakai X2.41 .456 Valid Dipakai X2.19 .068 Tidak Valid Dipakai X2.42 .664 Valid Dibuang X2.20 .640 Valid Dibuang X2 43 .013 Tidak Valid Dibuang X2.21 .492 Valid Dipakai X2 44 .073 Tidak Valid Dipakai X2.22 .660 Valid Dipakai X2 45 .537 Valid Dibuang X2.23 .657 Valid Dipakai X2 46 .696 Valid Dipakai X2.24 .753 Valid Dipakai X2 47 .528 Valid Dibuang X2.25 .002 Tidak Valid Dipakai X2 48 .644 Valid Dibuang X2.26 .087 Tidak Valid Dipakai X2 49 .024 Tidak Valid Dipakai X2.27 .530 Valid Dipakai X2 50 .028 Tidak Valid Dibuang X2.28 .467 Valid Dibuang X2 51 .550 Valid Dibuang X2.29 .093 Tidak Valid Dipakai X2 52 .657 Valid Dipakai X2.30 .766 Valid Dipakai X2 53 .091 Tidak Valid Dibuang X2.31 .420 Valid Dibuang X2 54 .618 Valid Dibuang X2.32 .071 Tidak Valid Dipakai X2 55 .558 Valid Dipakai X2.33 .764 Valid Dipakai X2 56 .082 Tidak Valid Dibuang X2.34 .754 Valid Dibuang X2 57 .514 Valid Dipakai X2.35 .722 Valid Dipakai X2 58 .099 Tidak Valid Dibuang X2.36 .691 Valid Dipakai
X2.37 .003 Tidak Valid Dibuang X2.38 .016 Tidak Valid Dipakai X2.39 .640 Valid Dipakai X2.40 .089 Tidak Valid Dipakai
Keterangan : X1 dipakai sebanyak 20 item soal X2 dipakai sebanyak 40 item soal
2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel menurut Sugiyono (2009:173) adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Salah satu bentuk pengujian reliabilitas adalah
adalah jika rhit > rtab dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk(n-2) maka item
pertanyaan tersebut dikatakan reliabel.
Secara teknis operasional uji reliabilitas instrument dilakukan dengan
menggunakan program Excel 2007. Dari hasil pengujian, menunjukkan bahwa
instrument tersebut reliable. Dengan demikian maka layak dijadikan alat
pengumpulan data yang sah. Lebih jelasnya pada tabel 3. 3
Tabel 3.6
Rekapitulasi hasil uji reabilitas instrumen
Variabel Penelitian X1, X2 R tabel Keterangan
Motivasi belajar (X1) Kopetensi guru (X2)
X1 X2
0, 906 0, 943
0, 364 0, 364
Reliabel Reliabel
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Hasil Penelitian
Teknik analisis menggunakan pendekatan statistic parametric jika
asumsi-asumsi statistiknya terpenuhi dan apabila asumsi-asumsinya tidak terpenuhi maka data
akan dianalisis dengan teknik bebas distribusi atau non parametric. Untuk
menentukan terpenuhi tidaknya asumsi-asumsi dilakukan dengan uji normalitas
distribusi frekuensi dan uji linieritas regresi.
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui normalitas data yang akan digunakan dalam menganalisa
pengaruh motivasi siswa dan kompetensi guru terhadap hasl belajar siswa.
menggunakan uji normalitas dengan cara melihat grafik PP-Plots. Semua butir
sehingga dapat diartikan bahwa distribusi data butir instrument penelitian ini
adalah berdistribusi normal. Dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.1
b. Uji Heterokedastisitas
Hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada normal
Scatterplot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan hasil
demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah persamaan regresi memenuhi
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah suatu langkah untuk menentukan
sebuah keputusan menolak atau menerima hipotesis. Seluruh pengolahan data
dalam pengujian hipotesis menggunakan bantuan SPSS 16 for windows dan
Microsoft excel, dengan menggunakan analisis regresi dan alanisis jalur.
a. Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual (Uji t)
Pengujian hipotesis dengan uji t adalah untuk melihat pengaruh
variable-veriabel bebas (independent) terhadap variable terikat (dependen) secara parsial
dilakukan dengan uji t ini. Uji signifikansinya dapat dihitung melalui rumus :
ek S
t 1 1
(Gujarati, 2001:78) Dependent variable : Hasil Belajar
Setelah diperoleh thitung, selanjutnya bandingkan dengan ttabel dengan
disesuaikan, adapun cara mencari ttabel dapat menggunakan rumus :
ttabel =n-k
Dimana :
t = ttabel pada disesuaikan
n = banyak sample
k = variable bebas
Adapun kriteria yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: Jika t hitung < t tabel ( Ho diterima, Ha ditolak)
Jika t hitung > t tabel ( Ho ditolak, Ha diterima)
Kriteria uji t adalah:
1. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima (variabel bebas X
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y),
2. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (variabel bebas X tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y). Dalam penelitian ini
tingkat kesalahan yang digunakan adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi
95%.
b. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji f)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
F= ) /( ) 1 ( ) 1 /( ) /( ) 1 /( 2 2 k n R k R k n RSS k ESS
(Gujarati, 2001:120)
Keterangan :
R2 = koefisien determinasi
k = Parameter (jumlah variable independent)
n = Jumlah observasi
F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel.
Adapun ketentuan uji f adalah sebagai berikut:
Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Kriteria uji F adalah:
1. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (keseluruhan variabel
bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y)
2. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (keseluruhan variabel
bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).
Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan (overall
significance) variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, untuk mengetahui
seberapa pengaruhnya.
C. Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2 (uji koefisien determinasi) merupakan pengujian model yang ingin
naik turunnya variable dependen secara bersama-sama. Koefisien determinasi
didefinisikan sebagai :
R2 =
Untuk mengetahui besarnya kemampuan variable independent dan
menjelaskan variabel dependen maka dilakukan uji determinasi dengan rumus
sebagai berikut : R2 = TSS ESS
R2 = 1 1 22 2 Y
Y X b Y X b
(Gujarati, 2001:139)
Besarnya nilai R2 berkisar diantara nol dan satu (0<R2<1). Jika nilainya
semakin mendekati satu maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan antara
variable bebas dan variable terikatpun semakin dekat atau erat. Sebaliknya, jika R2
semakin menjauhi angka satu, maka model tersebut dapat dinilai kurang baik
karena hubungan antara variable bebas dan variable terikat jauh atau tidak erat.
G. Alur Penelitian
Alur penelitian yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini : Jumlah kuadrat yang di jelaskan / regresi (ESS)
Gambar 3.1 Alur penelitian Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah
Studi Literatur: kompetensi guru, motivasi belajar, hasil belajar
Penyusunan Instrumen: 1. Angket kompetensi
guru
2. Angket motivasi belajafr
Validasi, Ujicoba, Revisi
Pelaksanaan Penelitian
Pengolahan dan Analisis Data
Pembahasa n
[image:33.595.127.512.137.552.2]BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Motivasi belajar siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS. Karena apabila motivasi belajar siswa meningkat
maka hasil belajarpun akan meningkat pula, adapun besar pengarunya
yaitu sebesar 0.127 menyatakan bahwa setiap ada peningkatan satu
(satuan) motivasi belajar siswa maka hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS akan meningkat sebesar 0.127, atau 12,7%, meskipun
pengaruhnya hanya 12,7% % terhadap hasil belajar siswa, tetapi tidak
boleh dikesampingkan. Karena hasil penelitian/pendapat para ahli,
menunjukkan bahwa motivasi belajar perlu dimiliki untuk meningkatkan
hasil belajar siswa
2. kompetensi guru berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS di kelas, karena ketika kompetinsi guru meningkat
maka hasil belajar siswapun akan meningkat, begitupun sebaliknya.
Adapun besarnya pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa
sebesar 0.329. Artinya setiap adanya peningkatan kompetensi guru satu
(satuan) kompetensi maka akan terjadi peningkatan hasil belajar sebesar
0.329, atau sebesar 32,9%, pengaruh kompetensi guru lebih besar daripada
proses pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang paling utama,
berperan sebagai perancang pengajaran, pengelola pengajaran, penilai
hasil belajar siswa, pengarah dan pembimbing murid. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan belajar tidak terlepas dari
peran guru.
3. Motivasi belajar dan kompetensi guru bersama-sama berpengaruh
signifikan secara positif terhadap hasil belajar, artinya semakin tinggi
motivasi belajar siswa dan kompetensi guru maka hasil belajar siswa yang
diperoleh akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Jika motivasi belajar siswa
dan kompetensi siswa rendah maka hasil belajar siswa akan rendah juga,
adapun besar pengarunya yaitu 41,1%, interaksi antara faktor motivasi
belajar yang berasal dari dalam diri siswa dan kompetensi guru yang
berasal dari luar diri siswa memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
siswa.
B. Saran
Sebagai sumbangsih dari peneliti berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a) Senantiasa berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS dengan pendekatan emosional khususnya dalam proses
belajar mengajar dengan memberikan informasi kepada siswa
menjelaskan tujuan dari pembelajaran, dan mengkaitkan dengan
kehidupan sehari-hari.
b) Senantiasa berusaha untuk terus meningkatkan kompetensi guru yang
dimilikinya dengan mengikuti acara-acara pelatihan, workshop dan
seminar pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
guru yang dimilikinya.
2. Bagi orang tua siswa
Berperan aktif dalam menumbuhkan semangat belajar siswa agar bisa
memberikan hasil belajar yang baik dan akhirnya dapat
membanggakan orang tuanya.
3. Bagi sekolah
a) Harus memberikan suasana dan kondisi lingkungan sekolah yang
mendukung perkembangan motivasi siswa untuk belajar khususnya
mata pelajaran IPS dengan tersedianya fasilitas seperti laboratorium
IPS, kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan minatnya, dan
mampu membantu memecahkan permasalahan siswa.
b) Sekolah senantiasa memberikan kesempatan dan memfasilitasi setiap
guru untuk meningkatkan kompetensi guru yang dimilikinya seperti
dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, evaluasi kinerja guru dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan
kompetensi guru.
Perlu diadakan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang
mempengaruhi hasil belajar siswa selain motivasi belajar siswa dan
kompetensi guru. Seperti kecerdasan, sikap ,bakat, minat siswa, latihan,
lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan, lingkungan sosial, dan
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Reni. (2004). Akselerasi. Jakarta: Grasindo.
Abidin, Muhammad Zainal. (2009). Pentingnya Minat Belajar bagi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa. Dimuat pada:
http://meetabied.wordpress.com/2009/10/30/pentingnya-minat-belajar-bagi-peningkatan-prestasi-belajar-siswa/
Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Alhusin, Syahri. (2003). Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS For Window. Yogyakarta: Graha Ilmu
A.M Sardiman. (1986). Interaksi dan motivasi belajar. Jakarta : PT raja Grafindo persada
Atkinson and Hilgard (1986). Introduction to Psychology. Wadsworth
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. (2010). Teori belajar dan pembelajaran, Ar-Ruzz media
Bahri S Djamarah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri S Djamarah. (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
B., Hamzah Uno. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Casey fitts hawley. (2007). 201 cara untuk setiap karyawan berkinerja bintang. Jakarta: Erlangga.
Dalyono .(1997). Psikologi pendidikan komponen MKDK. Jakarta : Rineka Cipta, Danim, Sudarwan. (1995). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, syaiful Bahri. (2009). Psikologi belajar. Jakarta :Rineka Cipta Gujarati, Damodar. (1998). Ekonometrika Dasar . Jakarta: Erlangga
Harahap, Baharuddin. (1982). Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya.
Hamalik, Oemar. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hasibuan Malayu S.P. (2002). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ihsan, Fuad. (2003). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Joni, T. Raka. (1984). Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud
Kusnadar,S.PD,M.Si. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Liang T. Gie. (2002). Cara Belajar Efisien Jilid 1. Yogyakarta: Liberty.
Lee Joseph Cronbach (1954). Educational psychology. Universitas Michigan. Harcourt, Brace
Mahmud, Zohrah. (1998). Fungsi Keluarga dalam Meningkatkan Kualitas SDM. Depdikbud.
Maurita. (1998). Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Perbankan dengan Minat Menabung. Bandung: FPIPS UPI.
Mcclelland david C.(1987) Memacu masyarakat berprestasi mempercepat laju pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan motif berprestasi. Jakarta : Intermedia
Muhibin syah. (2008). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung : PT IMTIMA Nasution, M. A. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Nursiah sappaile (2005). Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : PT Grasindo
Ormrod, J E.(2003). Educational Psychology, developing learners.(4, ed). Merrill; pearson Education .inc
Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Purwanto, N. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Rosda Karya
Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Rusman. (2010). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta : Rajawali pers.
Sadirman A.M. (2001). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali pers
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Syamsudin, A. (2002). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Subagio. (2010). Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Mutu. Dimuat pada: http://subagio-subagio.blogspot.com/2010/03/kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-mutu.html
Subagio. (2010). Meningkatkan Kualitas Kompetensi Guru. Dimuat pada: http://subagio-subagio.blogspot.com/2010/03/meningkatkan-kualitas-kompetensi-guru.html
Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa
Singarimbun, M. dan Efendi, S. (1995). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3S.
Sistem Pendidikan Nasional. (2003). UU RI No 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sudjana, N. (1997). Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supranto, J. (2005). Ekonometri. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suprian, AS. (2005), Evaluasi Pendidikan. Bandung: FPTK-UPI.
Surya, Moh. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Sutikno, sobry. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect Sumadi Suryabrata, 1984. Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rajawali. Syah, M. (2004). Psikologi Belajar. Bandung: Grafindo Persada.
Syah, M. (2009). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Syamsudin, A. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Syaodih.N.Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Terry, George R. (2006). Asas-asas Menejemen. Bandung: P.T Alumni.
Usman, M. Uzer.(2001). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasi dalam Manajemen. Jakarta: Grafindo Persada.
Wirawan.(2002). Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Press.
W. S. Winkel. (1983). Psikologi Pendidikan dan evaluasi belajar,Jkrta, Gramedia
Yutmini, Sri. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS.
(2005). UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.