• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERLIBATAN DUNIA USAHA DALAM PENYELENGGARAAN PELATIHAN GARMEN : Studi deskriptif Pelatihan menjahit di LKP Pelita Massa jl. Ibu Inggit Garnasih no43 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERLIBATAN DUNIA USAHA DALAM PENYELENGGARAAN PELATIHAN GARMEN : Studi deskriptif Pelatihan menjahit di LKP Pelita Massa jl. Ibu Inggit Garnasih no43 Bandung."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Keterlibatan Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Pelatihan Garmen

(Studi deskriptif Pelatihan menjahit di LKP Pelita Massa jl. Ibu Inggit Garnasih no43 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar sekolah

OLEH

YUSUF HUSAENI

054867

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ABSTRAK

LKP Pelita Masa merupakan lembaga kursus dan pelatihan yang memberikan keterampilan menjahit, montir dan mengemudi pada masyarakat.sebagai lembagayang menyelenggarakan program kecakapan hidup, juga menyediakan pelatihan garment bagi peserta didiknya dalam mendirikan usaha maupun menyalurkanpada perusahaan, tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran proses penyelenggaraanpelatihan garment, keluaran lulusan dan masukan lain terhadap penyerapan peserta didik didunia usaha.

Masalah dari penelitian ini adalah bagaimana proses penyelenggaraan pelatihan garmen yang diselenggarakan di LKP Pelita Massa terhadap penyerapan peserta didik pada dunia usaha. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran proses penyelenggaraan pelatihan garmen, keluaran lulusan dan masukan lain terhadap penyerapan peserta didik di dunia usaha.

Dalam penelitian ini, konsep dan teori yang digunakan meliputi aspek Pendidikan Luar Sekolah termasuk proses, komponen dan tujuannya juga teori Pembelajaran, Teori Pelatihan dan Kursus.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, studi literature dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini dilakukan secara puposiv, yaitu satu orang pengelola, dua orang tutor dan lima orang tua warga belajar.

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... I A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi operasional ... 8

G. Anggapan Dasar ... 10

H. Sistematika Penulisan... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 18

A. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 15

1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ... 15

2. Azas-azas Pendidikan Luar Sekolah ... 16

B. Pengertian Belajar dalam PLS ... 21

1. Unsur-unsur belajar... 22

(4)

3. Aplikasi belajar dalam lingkup prose belajar-mengajar ... 26

C. Konsep Pelatihan dan Kursus... 29

1. Pengertian Pelatihan ... 29

2. Tujuan Pelatihan ... 31

3. Prinsip-prinsip umum pelatihan ... 31

4. Mangfaat Pelatihan ... 37

5. Pelatihan Keterampilan...39

6. Pengertian kursus...42

BAB III PROSEDUR PENELITIAN... 44

A. Metode Penelitian ... 44

B. Teknik Pengumpulan Data ... 47

C. Penyusunan Instrumen penelitian ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Gambaran umum lokasi penelitian ... 53

B. Deskripsi hasil penelitian ... 64

C. Pembahasan hasil penelitian ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 91

A. Kesimpulan ... 92

B. Rekomendasi ... 93

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan untuk mewujudkan nmasyarakat yang adil dan makmur. Pengembangan nasional

merupakan usaha sadar dan terus menerus yang dilakukan pemerintah bekerja sama dengan masyarakat dalam upaya maningkatkan dan mengembangkan

kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan pada dasarnya merupakan satu usaha sadar untuk membentuk

manusia indonesia yang berkualitas, yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian unggul, mandiri, jujur, berpikir maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, disiplin, mempunyai etos kerja

tinggi, profesional, bertanggung jawab dan produktif. Apabila dicermati maka dapat dipahami bahwa tujuan [endidikan dilihat dari sektor bidang usaha adalah

untuk mengembangkan kemampuan warga belajar sehingga mempunyai keterampilan, berdisiplin, beretos kerja tinggi, profesional, bertanggung jaawab

(6)

memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berorientasi pada bidang kerja tertentu.

Undang-undang SISDIKNAS no 20 tahun 2003 Bab II, pasal 3 menyatakan bahwa: pendidikan nasional befungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Realisasi dari fungsi

pendidikan nasional tersebut, dapat dicapai melalui satuan pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal dan pendidikan informal.

Berbeda dari pendidikan jalur sekolah, penyelenggaraan luar sekolah lebih menekankan pada pemberian bekal kepada warga belajar agar mereka mampu menghidupi dirinya sendiri (Pidarta, 1997:22). Hal ini berarti bahwa adanya

pendidikan luar sekolah, warga belajar akan mempunyai sumber penghidupan yang layak bagi dirinya dan atau keluarganya dalam system pendidikan nasional

No 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup,

dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan / atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Undang-udang SISDIKNAS No 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 5 menyatakan

(7)

bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan / atau

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dan di jelaskan juga dalam pasal 26 ayat 5 undang-undang No 20 tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan

pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengembangan

kepribadian professional.

Kursus merupakan salah satu pendidikan pada jalur pendidikan luar sekolah

yang diselenggarakan oleh masyarakat. Penyelenggaraannya yang sangat fleksibel dengan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta tuntutan dunia usaha / industry, menjelaskan peran kursus sangat strategis dalam dunia pendidikan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kursus merupakan salah satu satuan pendidikan luar sekolah yang

memberikan peningkatan berbagai jenis pengetahuan, keterampilan dan sikap mental bagi warga belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri,

bekerja mencari nafkah, dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kelompok belajar merupakan kumpulan warga belajar dan berusaha mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan atau keterampilan pada waktu dan tempat yang

telah di tentukan (Depdikbud, 1996:5).

Kursus menjahit diselenggarakan dengan tujuan memberikan pengetahuan

(8)

harapan agar mereka mampu bekerja atau menciptakan lapangan kerja pada bidang jahit menjahit, misalnya modiste, konveksi, tailor dan sebagainya. Bagi

warga masyarakat yang belum memiliki pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan namun tidak memiliki keterampilan khusus, keberadaan kelompok belajar

menjahit akan sangat membantu sebagai tempat menimba ilmu menjahit untuk dijadikan modal keterampilan dalam mencari lapangan pekerjaan. Sedangkan bagi warga masyarakat bagi yang sudah mempunyai bakat atau kemampuan menjahit,

keberadaan kelompok belajar menjahit dapat dijadikan sebagai tempat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilanya, sehingga bakat yang dimilikinya

dapat diasah dan dikembangkan secara lebih terarah.

Uraian tersebut mengemukakan bahawa kursus menjahit di LKP Pelita

massa di harapkan mampu menghasilkan tenaga professional yang mampu menguasai berbagai ilmu dan teknologi sehingga mampu menjawab tantangan yang muncul pada setiap profesi yang akan digeluti baik dari dunia industry

maupun dunia usaha dengan cara mengikuti setiap perkembangan teknologi yang terdapat didunia industry maupun dunia usaha. Pengalaman yang diperoleh

peserta kursus dari kegiatan ini diharapkan adanya perubahan keahlian yang dimiliki lebih meningkat dari peserta kursus itu sendiri.

LPK Pelita massa merupakan lembaga kursus dan pelatihan yang memberikan keterampilan menjahit, montir, dan mengemudi pada masyarakat. Sebagai lembaga yang menyelenggarakan program kecakapan hidup, LKP Pelita

(9)

yang berguna untuk memiliki keterampilan menjahit yang akan menjadi bekal dalam mendirikan usaha maupun menyalurkan pada perusahaan / industri.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis mengidentifikasi

permasalahan yang ada di LKP Pelita massa tersebut sebagai berikut:

1. Kursus merupakan keterampilan bagi masyarakat untuk memasuki dunia kerja dan usaha.

2. Kursus menjahit pada LPK Pelita massa merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal yang menyelenggarakan kursus

menjahit bagi peserta kursus yang memerlukan keahlian di bidang menjahit sehingga diharapkan dapat bekerja di garment.

3. Hasil belajar kursus yang diselenggarakan di LKP Pelita massa diharapkan memberikan kontribusi bagi para peserta kursus dalam penyerapan tenaga kerja.

4. Peserta didik LKP Pelita massa lebih banyak menyalurkan diri untuk bekerja di garmen setelah mengikuti pelatihan garmen di LKP Pelita

massa.

C.Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Dari indentifikasi masalah yang terpapar diatas diperoleh dimensi yang begitu luas namun menyadari adanya keterbatas waktu dan kemampuan, maka

(10)

selanjutnya masalah yang menjadi obyek penelitian secara jelas dan fokus akan dijelaskan selanjutnya.

Merujuk dari identifikasi masalah dan rumusan masalah diatas peneliti mengajukan beberapa pertanyaan, adapun pertanyaan penelitian yang diajukan

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana deskripsi pelaksanaan pelatihan garmen yang di

selenggarakan di LKP Pelita massa ?

2. Bagaimana keluaran/ output pelatihan garmen yang di selenggarakan di LKP Pelita Massa ?

3. Bagaimana peran dunia usaha/ other input dalam menyerap peserta kursus LKP Pelita Massa ?

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana gambaran

penyelenggaraan pelatihan garmen, keluaran dan masukan lain yang diselenggarakan oleh LKP Pelita Massa”?

D.Tujuan Penelitian

Memperoleh gambaran umum mengenai penyelenggaraan kursus menjahit

di LKP Pelita Massa. Secara khusus penelitian ini untuk mendeskripsikan hal-hal berikut:

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pelatihan garmen yang di

(11)

2. Untuk mendeskripsikan keluaran/output pelatihan garmen yang di selenggarakan di LKP Pelita Massa.

3. Untuk mengetahui peran serta dunia usaha/masukan lain dalam menyerap peserta kursus LKP Pelita Massa.

E. Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini kegunaanya bisa dilihat dari kegunaan umum:

a. Bagi penulis, hasil penelitian ini akan memberikan wawasan pengetahuan

tentang masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian fakta di lapangan dengan teori yang ada.

b. Dapat dijadikan bahan kajian bagi pihak lain yang berminat terhadap masalah yang berkaitan dengan kursus menjahit garmen agar lulusannya dapat diterima di dunia usaha dan dunia industri.

c. Bagi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, terutama dalam meningkatkan dan memiliki kemampuan bentuk-bentuk permasalah yang ada di lapangan.

2. Kegunaan praktis adalah sebagai berikut:

a. Menambah pengetahuan bagi para peserta pelatihan dalam hal kursus menjahit garmen.

b. Untuk memberikan masukan pada lembaga-lembaga (stackholder) atau yang berkaitan dengan kursus tersebut.

c. Memberikan masukan data pada peneliti lainnya yang mengadakan penelitian tentang kursus menjahit.

(12)

Anggapan dasar adalah suatu titik tolak pemikiran yang menjadi landasan dari suatu penelitian. Adapun yang menjadi anggapan dasar penulis dalam

melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan luar sekolah berfungsi untuk membangkitkan kesadaran

penduduk miskin yang semula fasip dan terabaikan, terhadap sejumlah pilihan baru yang dapat mengkondisikan masa depan kehidupannya, pada giliranya mereka dapat menyadari hidup terencana dan mengambil peran

positif baik dalam kehidupan politik, ekonomi, maupun social budaya (Sudjana,2001:130).

2. Pendidikan nonformal ialah sebagai kegiatan terorganisasi dan sistematis di luar sistem persekolahan yang mapan, dilaksanakan secara mandiri atau merupakan atau bagian penting dari kegiatan yang lebih luas yang sengaja

dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya (Sudjana,2004:22).

3. Kursus menjahit merupakan pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh LKP Pelita Massa untuk memberikan manfaat untuk peserta kursus agar lebih siap dalam bekerja di industri garmen dan di harapkan

menghasilkan perubahan tingkah laku yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Anggapan dasar ini sesuai yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1990:3) bahwa “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang

mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan”.

(13)

1. Menjahit adalah melekatkan (melipat, mengelim, menyambung) dengan jarum dan benang baik dengan mesin jahit atau dengan tangan

(Poerwodarminto,2000:687). Pengertian lain tentang menjahit adalah proses pembuatan busana mulai dari mengukur, membuat pola, merancang bahan,

memotong, memindahkan garis pola, menyambung / menjahit dan penyelesaian (Depdikbud,1991:5). Berdasarkan pengertian kinerja dan menjahit diatas, dapat dijelaskan bahwa kinerja menjahit dalam penelitian

ini berarti kemampuan mengerjakan tugas, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam hal ini pembuatan busana dari mengukur sampai

penyelesaian.

2. Kelompok belajar merupakan kumpulan warga belajar dan berusaha dalam mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan atau keterampilan pada waktu

dan tempat yang telah ditentukan (Depdikbud,1996:18). Pengertian lain kelompok belajar adalah pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah

yang diadakan oleh masyarakat dengan tujuan untuk memberikan bekal pengetahuan atau keterampilan kerja bagi warga belajarnya (Pradita,1997:21). Dalam penelitian ini yang dimaksud kelompok belajar

menjahit adalah peserta kursus yang belajar untuk mempelajari bidang jahit-menjahit, yang diselenggarakan oleh LKP Pelita Massa sebagai salah satu

bentuk lembaga Pendidikan Luar Sekolah.

3. Pelatihan merupakan suatu kegiatan yang sengaja, terorganisir, dan

(14)

singkat dengan metode yang mengutamakan praktek daripada teori, agar mereka memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memahami

dan melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dengan cara efektif dan efesien.

H. Metodologi Penelitian

Metode Penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang terkumpul sehingga

diperoleh makna yang sebenarnya. Winarno Surakhmad (1985:131) mengemukakan bahwa:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Dengan demikian, setiap penelitian merupakan metode agar proses penetilian dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan. Sesuai dengan

permasalahan yang di teliti, yaitu mengenai kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung, maka metode yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang ditunjang dengan

studi kepustakaan.

(15)

Suatu penelitian selalu membutuhkan sumber data yang diharapkan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sumber data

penelitian ini sering disebut dengan populasi penelitian yang dapat berupa obyek, manusia, gedung, peristiwa atau benda-benda. Sebagaimana dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1985:93), yaitu: “ . . . adalah sekumpulan obyek, manusia,

gedung, peristiwa dan benda-benda”. Selanjutnya, populasi menurus Sugiono (1992:51) adalah: “obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan penjelasan di atas, sejalan dengan permasalahan yang menjadi kajian penulis maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para peserta kursus dan pengelola LKP Pelita Massa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data merupakan cara yang digunakan atau dipakai oleh

peneliti dalam mengenali data penelitian. teknik pengumpulan data pada penelitian ini lebih menitik beratkan pada perekaman situasi yang terjadi pada konteks masalah yang di bahas. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi dan angket yang dilakukan dalam kurun waktu yang bersamaan.

a. Observasi

Menurut Izzak Latunussa (1988:107), observasi adalah: “pengamatan dalam

(16)

oleh subyek penelitian yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Peneliti sebagai observer tidak mengganggu berbagai aktivitas yang dilakukan

oleh subyek penelitian. Tetapi lambat laun, setelah kehadiran peneliti tidak dirasakan canggung lagi, peneliti menyatukan diri dan ikut bersama-sama dengan

subyek penelitian melakukan aktivitas yang berkenaan dengan fokus penelitian sehingga peneliti mampu menghayati aspek-aspek kegiatan subjek, sekecil apapun. Peneliti bisa memberikan pandangan secara menyeluruh tentang fokus

penelitian yang sedang dilakukan. b. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk percakapan antara peneliti dengan subjek penelitian dengan tujuan untuk menggali data / informasi yang diperlukan bagi pemecahan permasalahan penelitian. Percakapan ini, biasanya pada awalnya,

peneliti menggunakan wawancara yang tidak berstruktur yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui subjek penelitian. Seletah diketahui, maka selanjutnya peneliti melakukan pedoman wawancara untuk memandu agar pembicara tidak terlalu menyimpang dari masalah yang dibahas sehingga data / informasi yang

diperlukan mudah untuk digali karena pembicaraan sudah sesuai fokus masalah dalam penelitian.

c. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi dilakukan dengan mempelajari berbagai dokumen yang

(17)

peneliti mempertimbangkan beberapa hal, yaitu apakah dokumen tersebut ontentik dan apakah isi dokumen tersebut sesuai dengan masalah penelitian. Hal

ini dilakukan untuk menghindari kesalahan menganalisis dokumen yang tidak atau kurang berkaitan dengan masalah penelitian.

3. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian kualitatif yaitu data yang dikumpulkan biasanya berbentuk deskriptif, yaitu data yang berbentuk uraian yang menurut peneliti agar

menafsirkan lebih jauh untuk mendapatkan makna yang terkandung didalamnya. S.Nasution (1988:126) mengemukakan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah proses menyusun data yang berarti

menggolongkannya kedalam pola, tema, atau kategori yang dapat di tafsirkan. Tafsiran ini memberikan makna pada analisis, yang menjelaskan pola, kategori

dan mencari hubungan antar konsep. Uraian diatas, proses pengolahan data dalam penelitian kualitatif menurut kreatifitas dan sikap intelektual peneliti sehingga dalam pengolahan data tidak terjadi bias, tetapi mampu menafsirkan secara

objektif sesuai dengan tujuan penelitian.

Upaya untuk memudahkan dalam pengolahan data maka di bawah ini di sebutkan

langkah-langkah secara kongkrit, yaitu: 1. Menentukan fokus masalah.

2. Menggolongkan data sesuai fokus masalah.

(18)

4. Member penafsiran terhadap data yang telah digolongkan.

5. Memberikan saran atas apa yang ditemui di lapangan yang merupakan hasil

penelitian.

Demikian beberapa langkah yang dilakukan untuk mencari makna yang

disimpulkan.

I. Sistematika Penulisan

Penulisan hasil penelitian dikelompokan menjadi bab-bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I,Pendahuluan meliputi uraian latar belakang, indentifikasi masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Anggapan dasar, Definisi oprasional, Metodologi

penelitian, Sistematika penulisan.

Bab II,kerangka teori yang berisikan hal-hal yang berhubungan dengan

penelitian ini.

Bab III,Prosedur penelitian membahas proses penelitian yang dilakukan.

Bab IV,pengelolaan data mengemukakan hasil penelitian yang meliputi

(19)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ilmiah, prosedur penelitian ini memegang peranan yang sangat penting, karena dengan adanya prosedur penelitian, data dapat diperoleh

dengan jelas, terperinci dan tidak diragukan lagi. Untuk memperoleh data dengan jelas dan terperinci, peneliti harus melakukan langkah-langkah yang tersusun

dengan baik guna mendapatkan data yang dibutuhkan. Langkah-langkah dalam penelitian inilah yang bisa kita sebut prosedur penelitian. Nazzir (1983:51) mengemukakan bahwa: “prosedur ialah memberikan kepada peneliti unsure-unsur pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian”.

Menurut Nawawi dalam metode penelitian bidang sosial (1983:61) menyatakan bahwa: “metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan yaitu untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang ditempuh harus relevan sesuai masalah-masalah yang telah dirumuskan”. Menurut Hatimah (2000:9) “pengertian metode pada prinsipnya sama yaitu merupakan

suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, unsur-unsur metode mencakup prosedur, sistematik, logis, terencana dan aktivan untuk mencapai tujuan”.

Sedangkan menurut Purwadarmita (Sudjana,2000:27) “metode adalah yang telah

(20)

Sesuai dengan penelitian yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya maka penulis menetapkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan pertimbangan bahwa metode ini merupakan cara penelitian dengan menggambarkan peristiwa yang ada pada masa sekarang atau yang sedang

terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi (1983:31), yang mengemukakan bahwa: penelitian deskriptif adalah usaha mengungkap suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk

menggungkapkan fakta (fact finding). Hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek

yang diselidiki.

Selain itu ciri-ciri metode deskriptif yang dikemukakan oleh Surakhmad (1990:140), yaitu:

1. Memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian di analisa.

Sehubungan dengan peryataan diatas, alas an penulis menggunakan metode deskriptif adalah:

(21)

2. Dalam penelitian ini penulis tidak hanya mengumpulkan data dan menggambarkan peristiwa yang sedang terjadi tetapi meliputi analisa,

penafsiran, dan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Berdasarkan tujuan diatas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu metode deskriptif. Nazzir (1983:63) mengungkapkan bahwa: “metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskirptif, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat serta hubungan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisis data yang tepat pada pengaruh penyelenggaraan pelatihan garmen terhadap daya serap kerja lulusan LKP Pelita Massa Bandung.

Sejalan dengan pernyataan berikut, Bogdad dan Taylor (Lexy Moleong,1996:3) mendefiniskan penelitian dengan “pendekatan kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara

holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak mengisolasi individu atau organisasi kedalam variable atau hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari

suatu keutuhan. Sedangkan Kirk dan Miller (Lexy Moleong,1999:3) mendefinisikan bahwa metode penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

(22)

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya”.

Untuk memperoleh ketajaman dalam melakukan analisis dan menjawab permasalahan dalam penelitian maka perlu ditunjang dengan melakukan studi

kepustakaan (studi bibilografis), yaitu menelaah sejumlah bahan pustaka yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan menambah wawasan pengetahuan peneliti, sehingga teori-teori yang diperoleh dapat

dijadikan titik tolak dan acuan dalam mengkaji permasalahan penelitian, sebagaimana dikemukakan Latunussa (1996:67) dibawah ini yang

mengungkapkan bahwa :

“penyelidikan kepustakaan (bibilografis) tidak diabaikan sebab disinilah peneliti

berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek itu, penelitian yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh

para ahli”.

Melalui studi kepustakaan ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi dan

pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir dalam mengkaji, menganalisis, dan memecahkan permasalahan yang diteliti.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang

(23)

a. Observasi

Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur

tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan (Nana Sudjana,2001:109).

Teknik observasi ini digunakan untuk memperoleh data dari pelatihan garmen yang di selenggarakan di LKP Pelita Massa.

b. Wawancara

Menurut Zainal Arifin (1986:54) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dan pencatatan data, informasi dan atau pendapat yang

dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan sumber data. Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah wawancara kepada beberapa peserta kursus dan pengelola LKP Pelita Massa yang

melakukan kegiatan pelatihan garmen. c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah kegiatan mengumpulkan data-data penelitian dengan cara menelaah kepustakaan seperti buku-buku, surat kabar, majalah dan bahan dokumentasi lainya.

d. Studi Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari objek yang sedang

diteliti yaitu untuk memperoleh data tentang kegiatan proses berjalannya pembelajaran kursus pelatihan garmen di LKP Pelita Massa.

(24)

Instrument penelitian adalah nafas dari penelitian oleh karena itu dikatakan oleh Ari Kunto dalam Riduwan, (2005:32) bahwa: “instrument penelitian

merupakan sesuatu yang terpenting dan strategis kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian. Penyusunan instrument didasarkan pada

permasalahan ini yang di kembangkan dalam pertanyaan penelitian sehingga data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penyusunan instrument tersebut ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penyusunan kisi-kisi penelitian

Kegiatan ini dilakukan secara terperinci sesuai dengan pertanyaan penelitian

yang sudah ditetapkan, kemudian dijabarkan berdasarkan indicator untuk memudahkan dalam pembuatan alat pengumpul data.

2. Penyusunan alat pengumpul data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara sebagai alat pengumpul data utama dan didukung oleh alat

pengumpul data yang lainnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan dan memecahkah problematika penelitian yang di dapat

dilapangan.

b. Menyusun daftar pertanyaan wawancara yang disesuaikan dengan kisi-kisi

agar memperoleh data yang di harapkan.

Adapun untuk pelaksanaan wawancara terlebih dahulu di susun pedoman

(25)

3. Tahap Pelaksanaan

Pertama, melakukan wawancara dan observasi kepada responden, dalam hal

ini yaitu pengelola dan peserta pelatihan. Kedua, melakukan kegiatan melihat, membaca dokumen dan kemudian mencari informasi-informasi yang diperlukan.

D.Prosedur Pengolahan dan Analisa Data

Berkaitan dengan hal tersebut Winarno Surakhmad menuliskan bahwa “mengolah data adalah suatu usaha kongkrit untuk membuat data itu bicara”. Hal

senada juga di pertegas oleh Kartini Kartono (1990:76) yang mengemukakan bahwa:

Mengolah data berarti menimbang, menyaring, mengukur dan mengklasifikasikan. Menimbang dan menyaring data itu ialah benar-banar memilih secara hati-hati data yang relevan tepat berkaitan dengan masalah yang di teliti. Mengatur dan mengkalsifikasikan adalah menggolongkan, menyusun menurut aturan waktu.

Prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Menyeleksi data

Kegiatan pengumpulan data akan menghasilkan sejumlah data yang bila dibiarkan akan terus menumpuk dan menyulitkan penelitian dalam mengetahui sejauh mana

data yang telah terkumpul. Dalam untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian. Seleksi data dilakukan selama proses pengumpulan data berlangsung. Adapun data-data di seleksi dari hasil wawancara dan data hasil studi dokumentasi

yang berkaitan dengan fokus penelitian.

(26)

Setelah di seleksi data yang terkumpul di kelompokan berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan pertanyaan penelitian pada pedoman wawancara dan

observasi dengan tujuan untuk kemudahan untuk pengolahan data dan menafsirkan data sebagai pengambilan keputusan. Klarifikasi data adalah suatu

cara menggolongkan data kedalam kelompok-kelompok sehingga data mudah untuk di baca dan di pahami serta mampu menggambarkan keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Dalam hal ini data di klarifikasi

berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian. c. Menyimpulkan Hasil

Kegiatan kesimpulan di lakukan oleh peneliti sejak dari awal, hal ini memudahkan peneliti untuk memperoleh makna dari setiap data yang dikumpulkan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban-jawaban sementara atas

pentanyaan penelitian yang diperoleh peneliti sebagai hasil dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi kesimpulan yang di ambil hanya bersifat

sementara dan masih diragukan, oleh karena itu kesmipulan senantiasa di prefikasi selama penelitian berlangsung untuk menjaga tingkat penelitian. Dalam menyimpulkan hasil, digunakan latar belakang dari data yang terkumpul

kemudian disusun setelah melalui analisis dan menghubungkan data dengan teori-teori yang terkumpul.

d. Analisis Data

Analisis data merupakan proses menafsirkan data yang diperoleh, kemudian

(27)

ini dilakukan secara terus menerus selama pengumpulan data berlangsung sampai akhir penelitian dan penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk

menganalisis data yang diperoleh oleh hasil wawancara, hasil observasi dan studi dokumentasi di deskripsikan atau digambarkan secara narasi sesuai dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan.

Setelah data yg diperlukan terkumpul maka langkah-langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara yang di tempuh adalah sebagai berikut:

1. Seleksi data

Pada tahap ini data yang terkumpul di seleksi atau dipilih dengan tujuan

memperoleh data yang sesuai dan di inginkan dengan kegiatan penelitian. 2. Klasifikasi data

Pada tahap ini data di kelompokan agar mempermudah dalam

menyimpulkan data seusai dengan pertanyaan penelitian sehingga penelitian data dapat dengan mudah dilaksanakan.

3. Tabulasi data

Setelah di klasifikasikan kemudian di tabulasikan pada tabel sehingga frekuensi pada setiap jawaban yang di berikan oleh responden dapat

diketahui dalam hal ini untuk mempermudah membaca. Dari susunan yang telah disusun frekuensi dan presenatse nya kemudian dengan tabulasi data

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Lembaga kursus dan pelatihan merupakan sistem satuan Pendidikan Luar Sekolah yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan bekal untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah, dan atu melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan program kursus dan pelatihan adalah jenis keterampilan yang diselenggarakan satuan Pendidikan PNF dalam hal

ini lembaga kursus dan pelatihan atau satuan pendidikan lain. Dalam setiap lembaga kursus dan pelatihan dapat terdiri dari satu atau lebih program kursus keahlian.

Kursus diselenggarakan bagi peserta didik(masyarakat yang usianya tidak dibatasi, tidak dibedakan jenis kelaminnya, dan jumlah disesuaikan dengan

kebutuhan proses belajar yang efektif), yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, berwirausaha mandiri atau melanjutkan ke jenjang yang lebih

tinggi. Alasan masyarakat mengikuti kursus dan pelatihan yaitu ingin memperoleh pendidikan berkelanjutan yang dapat ditempuh dalam waktu singkat serta hasilnya

dapat langsung dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.dalam hal ini perlu beberapa stakeholder untuk saling berkaitan dimana setelah peserta didik

(29)

aspek perindustrian yang berpotensi besar menyerap tenaga kerja yang diperoleh dari lulusan lembaga pelatihan di bidangnya.

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang ditelaah setelah pengkajian dari penelitian,

khususnya untuk Lembaga Kursus dan Pelatihan juga Industri/Dunia usaha. 1. LKP Pelita Massa

LKP merupakan satuan PLS yang menyelenggarakan berbagai keterampilan

sebagai program seperti menjahit, montir, mengemudi, bahasa dan lain-lain. Hendaknya mampu mencetak lulusan yang terampil dalam memiliki keahlian.

Identifikasi berpusat pada peserta didik sehingga minat dan kemauan dapat tersalurkan sesuai dengan minat lulusan peserta didik baik secara mandiri maupun membuka usah sendiri dan tentunya menyalurkan pada perusahan atau industri

yang bergerak sesuai dengan bidang keterampilan yang dimiliki peserta didik. 2. Dunia Usaha

Pendidikan menghasilkan lulusan yang akan digunakan oleh industri. Artinya, kualitas hasil pendidikan akan mempengaruhi kualitas industri.hal ini belum ada pertanggung-jawaban mengenai hal itu terhadap mutu lulusan pendidikan. Sudah

tentu industri tidak hanya sekedar menunggu turunnya kualitas lulusan yang bermutu untuk menjadi SDM. Harus banyak mendominasi dalam penyerapan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, D. ((2001). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Fallah Production

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan (untuk Pendidikan Nonformal dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

__________. (2000). Pendidikan Luar Sekolah; Falsafah, Dasar. Teori Pendukung Azas.

Bandung: Falah Production.

__________. (2000). Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: Falah Production.

Hikmat, Harry (2004). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung, Humaniora

Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar

Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembalajaran dari Komikan Jepang).

Bandung: Alfabeta Bandung.

Sukmadinata, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Simamora (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bina Aksara.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sukmadinata, NS. (2005). Metode penelitian pendidikan. Bandung . Remaja Rosdakarya

Sudjana, D. (2000). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falsafah Production

(31)

Olim, A. (2011). Manajemen Pelatihan. [online]. Tersedia: http://ayiolim.wordpress.com/

LKPIM. (2011) Definisi Kursus dan Pelatihan.Online Tersedia :

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Cahaya Melati Kota Cimahi yang dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Oktober hingga Desember 2013. Hasil

Penelitian ini berawal dari hasil identifikasi terhadap lembaga kursus menjahit untuk menyiapkan lulusannya sehingga dapat diterima oleh perusahaan- perusahaan. Penelitian

Program pendidikan kecakapan hidup melalui lembaga kursus dan pelatihan (LKP) merupakan upaya nyata untuk mendidik dan melatih warga masyarakat di daerah perkotaan/pedesaan

Lembaga yang dapat mengusulkan bantuan sosial program PKH- LKP adalah lembaga kursus dan pelatihan yang dibina oleh Dinas Pendidikan, dan mampu menyelenggarakan program pendidikan

Lembaga Kursus dan Pelatihan penyelenggara program penguatan manajemen dan pembelajaran kursus dan pelatihan melalui pemagangan bagi pengelola LKP berhak menerima dana bantuan

Sistem Informasi Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) City Com berbasis web menggunakan PHP dan MySql yang terintegrasi dengan sistem online jauh lebih cepat dan

Program Indonesia Pintar (PIP) di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) merupakan bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang akan diberikan kepada peserta didik yang

Dalam menyiapkan peserta didik untuk bekerja atau usaha mandiri, maka lembaga kursus dan pelatihan harus melakukan kemitraan dengan Dunia usaha dan Dunia Industri, agar peserta