• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN DI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN DI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANDUNG."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa Pada Standar PENGARUH PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI

MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN DI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(SMK) NEGERI 3 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh

RENI SAGITA TN NIM. 0804376

(2)

Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa Pada Standar Kompetensi Menyusun Laporan Keuangan Di Program Keahlian Akutansi Sekolah Menengah

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013 LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI

MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN DI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(SMK) NEGERI 3 BANDUNG

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Meta Arief, M.Si Heni Mulyani, S.Pd., M.Pd

NIP. 19640206 198803 2 001 NIP. 19780724 200112 2 002

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Akuntansi

Dr. Kurjono, M.Pd

NIP. 19681020 199802 1 003 PENGARUH PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN DI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN

(3)

Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa Pada Standar Oleh:

Reni Sagita TN

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Reni Sagita TN 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(4)

Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa Pada Standar ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI

MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN DI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(SMK) NEGERI 3 BANDUNG

Oleh : Reni Sagita TN

0804376

Skripsi ini di bimbing oleh :

Dr. Hj. Meta Arief, M.Si dan Heni Mulyani, S.Pd, M.Pd

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII di program keahlian akuntansi SMK Negeri 3 Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), gambaran kompetensi siswa pada standar kompetensi menyusun laporan keuangan dan berapa besar pengaruh prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap kompetensi siswa pada standar kompetensi menyusun laporan keuangan di program keahlian akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung. Aspek yang diteliti dalam penelitian in meliputi dua hal, yaitu prestasi PRAKERIN berupa nilai PRAKERIN kelas XI tahun ajaran 2011/2012, Sedangkan kompetensi siswa adalah nilai UAS kelas XII standar kompetensi menyusun laporan keuangan tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif, teknik pengumpulan data dengan cara telaah dokumen dengan analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi dengan bantuan program SPSS V 20.0 for Windows. Jumlah anggota populasi berjumlah 146 orang dengan presisi sampel 5% sebanyak 107 orang. Dari pengolahan data secara empirik gambaran prestasi PRAKERIN berada dalam kategori amat baik dengan rata-rata nilai 90 sebanyak 64,5% siswa, sedangkan kompetensi siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan rata-rata nilai sebesar 67,2 sebanyak 71,9%. Dari analisis data diketahui bahwa kolerasi antara variabel X prestasi praktek kerja industri dengan variabel Y kompetensi siswa sebesar 0,396, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara prestasi PRAKERIN dengan kompetensi siswa pada tingkat keeratan yang rendah.

(5)

Reni Sagita TN, 2013

Kata kunci : Praktek Kerja Industri, Kompetensi Siswa

ABSTRACT

THE EFFECT OF INDUSTRIAL PRACTICES ACHIEVEMENT ON STUDENTS COMPETENCE IN THE COMPETENCE STANDARDS OF

FINANCIAL STATEMENTS STRUCTURE IN THE ACCOUNTING PROGRAM OF SMKN 3 BANDUNG

By: Reni Sagita TN

0804376

This research is advisers by:

Dr. Hj. Meta Arief, M.Si and Heni Mulyani, S.Pd, M.Pd

The research was done in students of twelfth grade in the major of accounting at SMKN 3 Bandung. This study aims to reveal industrial practices achievement, a description of student competence in the competency standards in preparing financial statements and how much the influence of Industrial Practices achievements on students’ competence on competence standards of financial statements structure in the accounting program of SMKN 3 Bandung. The aspects were examined in the research include two things : industrial practices achievement in the form of the grade of Industrial Practices of the students in the eleventh grade school year of 2011/2012, and students competence in the form of the grade of students of the twelfth grade of their end semester examination in the competence standards of financial statements structure of the school year 2012/2013.

The study used descriptive-verificative research method, data collection techniques by documentary study and the analysis of the data used correlation analysis with SPSS V 20.0 for Windows. The number of the population was 146 people with a precision of 5% so that the sample were 107 people. From empirical data processing, the Industrial Practices achievements was very good in this category with an average grade of 90 as much as 64.5% of all students, while the students' competency has not reached the minimum criteria of completion with an average grade of 67.2 as much as 71.9%. From the data analysis it is known that the correlation between the X variable of industrial practices achievement and Y variable students competence was 0.396. it can be concluded that the correlation between Industrial Practices achievements and students competence was low.

(6)

Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa Pada Standar

hypothesis testing showed ≥ �� (4,422 ≥ 1,661) meaning the proposed hypothesis is acceptable with reliability level of 95%.

(7)

iv

Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 12

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 13

1.4. Kegunaan Penelitian ... 14

BAB II LANDASAN TEORI ... 15

2.1. Teori yang Relevan ... 15

2.1.1. Kurikulm Sekolah Menengah Kejuruan ... 15

2.1.2. Prestasi Belajar ... 16

2.1.3. Pendidikan Sistem Ganda ... 18

2.1.4. Praktek Kerja Industri ... 19

2.2. Kompetensi Siswa ... 24

2.3. Keahlian Akuntansi ... 27

2.3.1.Pengertian Akuntansi... 27

2.3.2. Proses Akuntansi ... 28

2.3.3 Standar Kompetensi Menyusun Laporan Keuangan. ... 29

2.4. Kerangka Pemikiran ... 31

2.5. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1. Desain Penelitian ... 36

3.2. Operasional Variabel ... 37

3.2.1. Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) (X) ... 37

3.2.2. Kompetensi Siswa Pada Standar Kompetensi Menyusun Laporan Keuangan (Y)... 38

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

3.3.1. Populasi ... 39

3.3.2. Sampel ... 40

(8)

v

Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa

3.5. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 43

3.5.1.Teknik Analisis Data ... 43

3.5.1.1. Uji Normalitas ... 44

3.5.1.2. Analisis Korelasi ... 46

3.5.1.3. Koefisien Determinasi ... 47

3.5.2. Pengujian Hipotesisi (uji t) ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1. Gambaran Obyek Penelitian ... 49

4.1.1. Identitas Sekolah ... 49

4.1.2. Sejarah Singakat Sekolah ... 49

4.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 51

4.1.3.1. Visi ... 51

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54

4.2.1. Deskripsi Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ... 54

4.2.2. Deskripsi Kompetensi Siswa Pada Standar Kompetensi Menyusun Laporan Keuangan ... 58

4.3. Analisi Data Dan Pengujian Hipotesis ... 61

4.3.1. Uji Normalitas ... 61

4.3.2. Analisis Korelasi ... 62

4.3.3. Koefisien Determinasi ... 63

4.3.4 Uji Signifikansi ... 64

4.4. Pembahasan Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1. Kesimpulan ... 70

5.2. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(9)

vi

Reni Sagita TN, 2013

(10)

Reni Sagita TN, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan

masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

ini, keterbukaan telah menjadi karakteristik dari kehidupan yang demokratis dan hal

ini menyebabkan cepat usangnya kebijakan maupun praktek pendidikan. Parameter

kualitas pendidikan, baik dilihat dari segi pasokan, proses dan hasil pendidikan selalu

berubah sementara tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama

pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Oleh karena itu kualitas pendidikan harus

ditingkatkan secara terus menerus melalui pembaruan yang dapat dipertanggung

jawabkan kepada masyarakat luas (stakeholders) agar mampu mempersiapkan

generasi penerus bangsa sejak dini demi terciptanya keunggulan kompetitif dalam

tatanan kehidupan nasional dan global.

Tantangan pendidikan di masa sekarang dan masa mendatang adalah

menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan

berbagai sektor, khususnya sektor industri dan jasa. Pendidikan dapat dianggap

sebagai proses dinamis dalam usaha mengembangkan sumber daya manusia sesuai

(11)

sebagaimana yang dimaksud dalam sistem pendidikan nasional Undang-Undang

No.20 Tahun 2003:

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Upaya pemerintah dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional dengan

menyelenggarakan program pendidikan melalui jalur pendidikan formal, non formal

dan informal. Jalur pendidikan formal diselenggarakan melalui kegiatan berjenjang

dan berkesinambungan. Jenjang pendidikan formal dimulai dari pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, sedangkan jenis pendidikan terdiri dari

pendidikan umum dan pendidikan kejuruan. Pendidikan menengah umum (SMA)

adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan

pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa serta mengutamakan penyiapan siswa

untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan menengah

kejuruan (SMK) adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang

mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan

tertentu dan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta

mengembangkan sikap profesional.

Tingginya angka pengangguran berdasarkan jenjang SMA dan SMK, menurut

(12)

Reni Sagita TN, 2013

permasalahan bersama yang harus segera di carikan solusinya. Sebagaimana data dari

BPS mengenai pengangguran terbuka yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Februari 2010 - 2012

Pendidikan Februari 2010 Februari 2011 Februari 2012

≤ SD 2.128.695 1.920.971 2.129.043

SMTP 1.657.452 1.803.009 1.716.450

SMA 2.111.256 2.264.803 1.983.591

SMK 1.336.881 1.081.674 990.325

Diploma I/II/III Akademi

538.186 434.457 252.877

Universitas 820.020 612.717 541.955

Jumlah 8.592.490 8.221.645 7.614.241

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Pusdatinaker

Badan pusat Statistik (BPS) menyampaikan jumlah pengangguran sampai

Februari 2012 mencapai 7,6 juta. Dari jumlah itu, paling banyak adalah lulusan

Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada

Februari 2012, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk pendidikan menengah

masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah Atas (SMA)

sebesar 10,34% dan TPT Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 9,51%.

Jika dibandingkan keadaan Agustus 2011, TPT pada hampir semua tingkat

pendidikan cenderung turun, kecuali TPT untuk tingkat pendidikan SD ke bawah naik

0,13% dan TPT untuk tingkat pendidikan Diploma I/II/III naik 0,34%.

Jumlah pengangguran pada Februari 2012 mencapai 7,6 juta orang, dengan Tingkat

(13)

sebesar 6,32% turun dari TPT Agustus 2011 sebesar 6,5% dan TPT Februari 2011

sebesar 6,80%.

Menurut Ginanjar (2008:2) pengangguran ini dapat di akibatkan karena banyaknya tenaga kerja yang tidak terserap yang dikarenakan rendahnya kualitas dan pendidikan sumber daya manusia yang menyebabkan adanya ketidaksesuaian antara spesifikasi pekerjaan dengan skill yang dimiliki oleh tenaga kerja.

Maka dari itu, seharusnya para pekerja mempersiapkan atau mengikuti

pelatihan yang ada di berbagai lembaga pelatihan ataupun keahlian yang didapat saat

berada di bangku sekolah tingkat menengah/ tinggi sehingga saat terjun ke dunia

kerja, para pekerja tidak akan lagi merasa keahlian yang mereka miliki tidak sesuai

dan saat mencari pekerjaan diharapkan memasuki bidang pekerjaan yang sesuai

dengan keahliannya, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Dari tabel

1.1 dapat dilihat bahwa angka pengangguran untuk tingkat pendidikan SMA lebih

besar dibandingkan SMK. Hal ini dapat disimpulkan bahwa lulusan SMK lebih

banyak diserap lapangan kerja, maka dari itu pemerintah melalui kebijakannya

menargetkan pada tahun 2015 meperbanyak jumlah SMK menjadi 70:30 dari SMA.

Hal ini diperjelas dengan tujuan khusus pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) sebagaimana diuraikan dalam bagian pendahuluan kurikulum SMK edisi

2004, sebagai berikut :

(14)

Reni Sagita TN, 2013

b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet, dan gigih dalam bekompetisi, beradaptasi dilingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan

d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Sekolah menengah kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang

berorientasi pada bidang keahlian yang spesifik. Peserta didik di SMK dipersiapkan

memiliki kemampuan menjadi tenaga terampil tingkat menengah yang mampu

menyesuaikan diri di dunia kerja. Kurikulum SMK menyatakan tentang tujuan

penyelenggaraan pendidikan di SMK yaitu menyiapkan siswa untuk memasuki

lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, menyiapkan siswa agar

mampu memilih karir, maupun berkompetensi dan mampu mengembangkan diri,

menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan

industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, menyiapkan lulusan agar

menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

SMK Negeri 3 Bandung merupakan salah satu bagian dari sekolah menengah

kejuruan sebagai penghasil tenaga kerja tingkat menengah dengan berstandar SMM

ISO 9001-2000. Salah satu tujuan SMK Negeri 3 Bandung adalah mempersiapkan

sumber daya manusia menengah kejuruan sesuai kompetensi keahlian yang

ditempuhnya, mampu berkarya dan tangguh dalam kemandirian sehingga mampu

(15)

Program keahlian yang diajarkan di SMKN 3 Bandung terdiri dari berbagai

program keahlian antara lain Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Usaha

Perjalanan Wisata dan Multi Media. Program keahlian akuntansi dengan Akreditasi A

merupakan salah satu program keahlian yang menyiapkan peserta didiknya agar

memiliki pengetahuan dan keterampilan akuntansi sehingga mampu menjadi teknisi

pelaksana akuntansi yang mengacu pada standar kompetensi kerja nasional indonesia

(SKKNI).

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SMK Negeri 3 Bandung,

disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan pada mata pelajaran (produktif) untuk

kompetensi kejuruan menyusun laporan keuangan, adalah:

1) Peserta didik harus memiliki kemampuan menyusun laporan keuangan perusahaan jasa, dagang dan industri. 2) Mampu membukukan dan mengidentifikasi jurnal penyesuaian ke akun buku besar. 3) Mampu menyusun laporan keuangan akhir periode untuk perusahaan jasa, dagang dan industri sesuai dengan prosedur yang ditetapkan pada perusahaan. 4) Mampu membukukan jurnal penutup dan memposting ke akun buku besar. 5) Memiliki kemampuan menyusun neraca saldo setelah penutupan. Standar kompetensi menyusun laporan keuangan dengan kompetensi dasar 1) Membukukan jurnal penyesuaian, 2) Menyusun laporan keuangan, 3) Membukukan jurnal penutup,4) Menyusun daftar saldo akun setelah penutupan. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator pada kompetensi dasar (KD) program produktif pada dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau kompeten/tidak kompeten. Peserta didik yang mencapai standar minimal sesuai dengan indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai konversi 70.

Namun standar kompetensi menyusun laporan keuangan belum sepenuhnya

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), seperti terlihat dalam tabel berikut

(16)

Reni Sagita TN, 2013

Tabel 1.2

Nilai Rata-Rata UAS Setiap Kelas XII AK Standar Kompetensi Menyusun Laporan Keuangan Periode Semester Ganjil 2012/2013 SMKN 3 Bandung

Kelas Jumlah Siswa Sumber : Ketua Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 3 Bandung (Data Diolah).

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa penguasaan kompetensi siswa

pada standar kompetensi menyusun laporan keuangan untuk rata-rata kelas banyak

yang belum mencapai KKM yaitu 70. Pada setiap kelas tersebut terdapat banyak

siswa yang belum mencapai KKM, dari data nilai UAS siswa kelas XII AK SMKN 3

(17)

sebanyak 75 siswa dari keseluruhan siswa adalah sebanyak 146 orang. KKM

program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang

berlaku di dunia kerja yang bersangkutan.

Dari data diatas masih ada 75 orang siswa kelas XII yang belum mencapai

KKM berarti siswa tersebut belum tuntas dalam belajar, dan belum menguasai materi

pelajaran yang diajarkan. Padahal siswa akan mengalami kesulitan dalam menerima

materi pelajaran selanjutnya, karena standar kompetensi menyusun laporan keuangan

merupakan rangkaian dari siklus, yang apabila pada materi sebelumnya belum

memahami, maka akan kesulitan dalam menerima materi selanjutnya. Selain itu,

standar kompetensi menyusun laporan keuangan merupakan salah satu bagian dari

ujian nasional berupa uji kompetensi sehingga apabila siswa masih belum menguasai

standar kompetensi tersebut dikhawatirkan tidak akan bisa mengikuti ujian nasional.

Hal ini diperkuat dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah dengan menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan lulus Ujian Nasional.

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan yang akan dihadapi oleh

semua lulusan jenjang pendidikan SMK dalam rangka untuk mendapatkan

lapangan kerja, penciptaan lapangan kerja, maupun peningkatan karier maka perlu

(18)

Reni Sagita TN, 2013

bidang keahliannya. Diharapkan siswa jenjang SMK mampu bersaing dalam arti

mempunyai kemampuan yang sesuai dengan kompetensi yang telah diperoleh

selama masa sekolah. Kompetensi siswa lazimnya akan ditunjukkan dengan suatu

deskripsi atas pencapaian kompetensi yang disebut sebagai prestasi belajar

siswa, di mana prestasi belajar siswa tersebut dapat dilihat melalui daftar

nilai yang biasa disebut dengan Raport. Prestasi belajar dapat

diartikan sebagai penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan

oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan oleh nilai ulangan harian atau angka nilai

yang diberikan oleh guru saat ujian akhir sekolah.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang

diperoleh oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan

adanya perubahan tingkah laku, yang meliputi ilmu pengetahuan, keterampilan dan

sikap. Sebagaimana pendapat dari Slameto (2003 : 17) bahwa “Prestasi belajar

merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang.

Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia berhasil dalam belajar”.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang seperti yang

dikemukakan oleh Slameto (2010:54–72) bahwa:

(19)

individu. Adapun faktor internal yang mempengaruhi belajar meliputi : faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, disiplin, motivasi, dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal meliputi : faktor lingkungan keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pehatian orang tua, latar belakang kebudayaan; faktor sekolah yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajar, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah; dan faktor msyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul,bentuk kehidupan masyarakat.

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Nomor 20

Tahun 2003 Pasal 1). Sesuai dengan kurikulum sekolah menengah kejuruan bahwa

lulusan SMK diharapkan menjadi siswa yang siap pakai di masyarakat. Didalam

kurikulum sekolah ditetapkan bahwa untuk mewujudkan program tersebut para siswa

diharuskan mengikuti dan melaksanakan PRAKERIN. Dalam ketentuan kurikulum

SMK, peserta didik harus melaksanakan pendidikan dan pelatihan berdasarkan

pendekatan pendidikan sistem ganda.

Program pendidikan sistem ganda sangat dibutuhkan dalam penguasaan

kompetensi dan pembentukan sikap profesi siswa seperti tercermin dalam tujuan

pendidikan dan pelatihan SMK yaitu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terutama

(20)

Reni Sagita TN, 2013

akademik, dan dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran

program adaptif, normatif, dan produktif. Pendidikan dan pelatihan di dunia kerja

bertujuan untuk memberikan kompetensi keahlian produktif standar.

Menginternalisasi sikap nilai budaya industri yang berorientasi kepada standar mutu,

nilai-nilai ekonomi dan jiwa kewirausahaan, serta membentuk etos kerja yang kritis,

produktif dan kompetitif.

Menurut Fatchurrochman (2011:176) faktor keberhasilan penguasaan

kompetensi keahlian di SMK salah satunya adalah program praktek kerja industri.

Program pembelajaran di industri ini akan mengantarkan siswanya mengenal jenis

pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi keahliannya. Praktik kerja industri yang

disingkat dengan PRAKERIN merupakan bagian dari program pembelajaran yang

harus dilaksanakan oleh setiap siswa di dunia kerja, sebagai wujud nyata dari

pelaksanaan sistem pendidikan di SMK yaitu pendidikan sistem ganda (PSG).

Program prakerin disusun bersama antara sekolah dan dunia kerja dalam rangka

memenuhi kebutuhan peserta didik dan sebagai kontribusi dunia kerja terhadap

pengembangan program pendidikan di SMK.

Karena melihat besarnya manfaat dari kegiatan praktek kerja industri ini

dalam meningkatkan potensi yang ada didalam siswa maka dalam kurikulum SMK

sampai saat ini program PRAKERIN sudah menjadi keharusan untuk lanjut ketingkat

berikutnya serta uji kompetensi yang harus diselesaikan. Penguasaan kompetensi

(21)

besar belum mencapai KKM. Hal ini perlu dicarikan segera solusinya karena akan

mengganggu proses pendidikan di sekolah dan menghambat kompetensi siswa.

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pada SMK merupakan proses pembelajaran

dan bimbingan di sekolah, dan proses pelatihan kerja disektor industri yang

sesungguhnya. Proses pembelajaran disekolah terutama bertujuan untuk membekali

siswa dalam mengembangkan kepribadian, potensi akademik, dan dasar-dasar

keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif, adaptif dan

produktif. Sedangkan program prakerin bertujuan untuk membekali siswa menguasai

kompetensi keahlian produktif terstandar menginternalisasi sikap nilai dan budaya

industri berorientasi pada standard mutu, nilai-nilai ekonomi, kritis, produktif dan

kompetitif. PRAKERIN sebagai salah satu keberhasilan kompetensi keahlian di SMK

dengan tujuan utama prakerin, khususnya adalah untuk membekali siswa dengan

berbagai kompetensi yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja. Oleh karena itu,

penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh

Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa Pada Standar Kompetensi Menyusun Laporan Keuangan di Program Keahlian Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung”.

(22)

Reni Sagita TN, 2013

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, penulis membatasi pada

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di

program keahlian akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3

Bandung.

2. Bagaimana gambaran kompetensi siswa pada standar kompetensi menyusun

laporan keuangan di program keahlian akuntasi Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Negeri 3 Bandung.

3. Bagaimana pengaruh prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap

kompetensi siswa pada standar kompetensi menyusun laporan keuangan di

program keahlian akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3

Bandung.

1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan

melakukan kajian secara ilmiah tentang prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

terhadap kompetensi siswa pada standar kompetensi menyusun laporan keuangan di

program keahlian akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung.

Secara terperinci tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai

(23)

1. Untuk memperoleh gambaran prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di

program keahlian akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3

Bandung.

2. Untuk memperoleh gambaran kompetensi siswa pada standar kompetensi

menyusun laporan keuangan di program keahlian akuntansi Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung.

3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh prestasi Praktek Kerja Industri

(PRAKERIN) terhadap kompetensi siswa pada standar kompetensi menyusun

laporan keuangan di program keahlian akuntansi Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian mengenai pengaruh prestasi Praktek Kerja Industri

(PRAKERIN) terhadap kompetensi siswa pada standar kompetensi menyusun

laporan keuangan di program keahlian akuntansi ini semoga dapat dijadikan

sebagai salah satu kajian untuk menambah pengetahuan dan sebagai kajian

bagi peneliti lainnya mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan

(24)

Reni Sagita TN, 2013

pada standar kompetensi menyusun laporan keuangan. Kemudian juga

diharapkan dapat dijadikan rekomendasi bagi pihak-pihak yang

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Untuk dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka diperlukan suatu

desain penelitian. Menurut Nazir (2005:84) “Desain penelitian adalah semua proses

yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Adapun metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif.

Metode deskriptif menurut Sugiyono (2010:29) adalah sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas”.

Metode verifikatif adalah metode yang dilakukan untuk menguji kebenaran

hipotesis. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazir (2005:74) yaitu “Metode verifikatif

dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang berarti menguji kebenaran teori”.

Penelitian deskriptif verifikatif bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki secara terperinci untuk menghasilkan

(26)

Reni Sagita TN, 2013

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, maksudnya

data-data yang diperoleh, diolah dan dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik

dan diinterprestasikan berdasarkan teori yang telah dipelajari.

3.2. Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan

menjadi objek pengamatan penelitian. Menurut Arikunto (2010:159) variabel adalah

objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel

dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas (independen), yaitu variabel yang

mempengaruhi variabel terikat, dan variabel terikat (dependen), yaitu variabel yang

timbul akibat variabel bebas atau respon dari variabel bebas.

Untuk lebih jelasnya operasional variabel-variabel yang terkait dapat

didefinisikan sebagai berikut :

3.2.1. Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) (X)

Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas

belajar yang telah dilakukan. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam berinteraksi

(27)

Prakerin adalah suatu komponen praktek keahlian profesi, berupa kegiatan

secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian sikap

kerja profesinal yang dilakukan diindustri.

Setiap siswa diharuskan mengikuti pembelajaran diperusahaan atau instansi

minimal selama 3 bulan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Ketentuan yang ditaati siswa pada saat

melaksanakan pembelajaran diperusahaan/instansi adalah aturan kerja

perusahaan/instansi tempat praktek agar memahami etos kerja dan mekanisme kerja

di perusahaan/instansi yang ditempati.

3.2.2. Kompetensi Siswa Pada Standar Kompetensi Menyusun Laporan Keuangan (Y)

Kompetensi merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh seorang siswa.

Pada dasarnya kompetensi adalah suatu pemilikan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan. KTSP SMK Negeri 3 Bandung menyebutkan salah satu standar

kompetensi lulusan mata pelajaran kompetensi kejuruan peserta didik adalah

menyusun laporan keuangan.

Dari definisi variabel-variabel diatas, secara operasional prestasi PRAKERIN

merupakan variabel X, dan kompetensi siswa Pada standar kompetensi menyusun

laporan keuangan merupakan variabel Y. Menurut jurnal teknis PRAKERIN SMK

(28)

Reni Sagita TN, 2013

dan sikap kerja berupa nilai pelaksanaan PRAKERIN program keahlian akuntansi

tahun ajaran 2011/2012. Indikator kompetensi siswa berupa nilai UAS siswa standar

kompetensi menyusun laporan keuangan tahun ajaran 2012/2013. Dalam penelitian

ini ditunjukan sebagai berikut:

Nilai Rata-Rata hasil Test Akhir PRAKERIN Program Keahlian Akuntansi Tahun Ajaran 2011/2012

Nilai UAS Standar Kompetensi Menyusun Laporan Keuangan Tahun Ajaran 2012/2013

Interval

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

(29)

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penentuan populasi dari

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII AK SMKN 3 Bandung, sebanyak 4 kelas

yang terdiri dari 146 orang siswa, yaitu

Tabel 3.2

Data Populasi Siswa Kelas XII AK SMKN 3 Bandung

Sub Populasi Jumlah

KELAS XII AK 1 35 siswa

KELAS XII AK 2 41 siswa

KELAS XII AK 3 35 siswa

KELAS XII AK 4 35 Siswa

Jumlah 146

Sumber: Daftar siswa kelas XII AK SMKN 3 Bandung

3.3.2. Sampel

Memurut Sugiyono (2009:118), Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sample yang

digunakan adalah Probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel (Sugiyono, 2009: 120). Dalam penelitian ini yang diambil adalah

pengambilan sample secara acak / random sampling, pengambilan sampel secara

acak ini tidak memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, jadi dianggap

homogen. Pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan rumus dari Taro

Yamane (dalam Riduwan, 2010 : 65) sebagai berikut :

(30)

Reni Sagita TN, 2013

Dimana : n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan 5%

Berikut adalah jumlah sampel dalam penelitian ini.

n =

146

146.0,052+ 1

=

146

0,365+ 1

=

146

1,365

= 106,95971

≈ 107

siswa

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane, maka

jumlah sampel yang diambil sebanyak 107 siswa tanpa memperhatikan gender

(laki-laki dan perempuan).

Setelah diperoleh sampel siswa maka langkah selanjutnya adalah menentukan

sampel setiap kelas XII AK SMKN 3 Bandung. Dalam penarikan sampel kelas

dilakukan secara proporsional, dimana diambil sampel kelas secara random.

Pengambilan sampel akan dilakukan dengan cara undian berdasarkan nomor presensi

siswa di setiap kelasnya. Adapun prosedur pengambilan sampel tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Setiap kelas dibuatkan nomor undian yang didasarkan pada nomor presensi

siswa masing-masing di secarik kertas.

2. Setiap undian dengan nomor presensi tersebut dimasukkan dalam potongan

(31)

3. Semua potongan sedotan yang berisi kertas undian tersebut dikumpulkan

dalam satu wadah.

4. Penyusun mengambil potongan-potongan sedotan sejumlah sampel yang

dibutuhkan.

5. Siswa-siswa yang nomor presensinya terdapat pada potongan sedotan yang

telah diambil akan menjadi sampel.

Dalam penarikan sampel siswa dilakukan secara proporsional yang dapat

dihitung dengan rumus:

��

=

��

(Riduwan, 2011:29)

Dimana : ni = Jumlah sampel menurut kelas

n = Jumlah sampel keseluruhan

Ni= Jumlah populasi menurut kelas

N = Jumlah populasi keseluruhan

Perhitungannya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Sampel Siswa Kelas XII AK SMKN 3 Bandung

No. Kelas Jumlah Siswa Sampel Siswa

1 XII AK 1 35 siswa ni = 35

146x 107 = 27

2 XII AK 2 41 siswa ni = 14641x 107 = 30

3 XII AK 3 35 siswa ni = 35

146x 107 = 25

(32)

Reni Sagita TN, 2013

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode

ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji

hipotesis yang telah dirumuskan. Menurut Nazir (2005:174) “Pengumpulan data

adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang

diperlukan”.

Berdasarkan uraian di atas maka teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah telaah dokumen. Telaah dokumen bertujuan untuk

mengetahui data dari subjek penelitian.Telaah ini digunakan untuk mencari atau

memperoleh data berupa catatan, laporan serta dokumen yang berkaitan dengan

variabel yang diteliti.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

yang didapat dan disimpan oleh seseorang atau entitas yang biasanya merupakan data

masa lalu/historical. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

(33)

teknik dokumentasi. Menurut Arikunto (2010:274) metode dokumentasi adalah

“mencari data-data mengenail hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya”.

Data-data yang diperlukan dalam menunjang penelitian ini disajikan dalam

Tabel 3.4.

SMKN 3 Bandung Sekunder

2

SMKN 3 Bandung Sekunder

3.5. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis Data

Di dalam penelitian data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena

data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat

pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar atau tidaknya data, sangat menentukan

bermutu tidaknya hasil penelitian. Dalam penelitian ini teknik analisi data yang

digunakan, sebagai berikut :

(34)

Reni Sagita TN, 2013

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Menurut Arikunto (2010:314), “Jika berdistribusi

normal maka proses selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan

perhitungan statistik parametrik. Jika tidak berdistribusi normal maka dapat

menggunakan perhitungan statistik non parametrik”. Uji normalitas dalam penelitian

ini dilakukan menggunakan Uji Chi Kuadrat, dengan bantuan software SPSS V.20.0

for windows.

Menurut Riduwan (2008:187), “Berikut ini langkah-langkah untuk menguji

normalitas distribusi data dengan uji chi kuadrat:

a. Menentukan skor terbesar dan terkecil b. Menentukan Rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil c. Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log n

d. Menentukan panjang kelas (PK)

PK = R_ BK Keterangan: R : Rentang

BK : Banyaknya Kelas

e. Menentukan rata-rata atau mean

=Σf. X�

f. Menentukan simpangan baku (S)

S = �. ��

2( ��)2

�.(�−1)

(35)

1. Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Z = �� � � � – X

3. Mencari luas 0-Z dari Tabel Kurva Normal dari 0.Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada barispaling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n). berikut tabel penolong yang dapat digunakan untuk membuat daftar frekuensi yang diharapkan (fe):

Tabel 3.5

Tabel Penolong untuk Menghitung Daftar Frekuensi yang Diharapkan (fe)

h. Mencari Chi Kuadrat (X² hitung) dengan rumus:

�2= 0− 2

−1

(Sudjana, 2004: 180) Keterangan:

fo : frekuensi/jumlah data hasil observasi fe : jumlah/frekuensi yang diharapkan

i. Membandingkan (X² hitung) dengan (X² tabel)

{untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (db) = k-1} dimana k merupakan banyaknya kelas interval

Kaidah keputusan:

(36)

Reni Sagita TN, 2013

Jika (X² hitung) < (X² table) maka distribusi data normal

3.5.1.2.Analisis Korelasi

Uji ini dilakukan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan

bagaimana kuat hubungan satu variabel dengan variabel lain. Variabel disini adalah

prestasi PRAKERIN sebagai variabel (X) terhadap kompetensi siswa sebagai variabel

(Y). Rumus Korelasi Product Moment adalah

= � −( )( )

� 2( )2 2( )2

(Sugiyono, 2009 : 255)

`Dimana X = Variabel independent

Y = Variabel Dependen

n = Jumlah periode

r = Koefisien korelasi product moment

Antara variabel independen dan variabel dependen, dinyatakan keeratan

hubungan dalam tabel berikut :

Tabel 3.6

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Keeratan

(37)

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2009:275)

3.5.1.3.Koefisisen Determinasi

Koefisisen determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya pengaruh

variabel X terhadap Y, rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut :

KD = r² x 100%

(Sumber, Riduwan, 2011:81) Dimana :

KD = nilai koefisien determinan

r = nilai koefisien korelasi

3.5.2. Pengujian Hipotesis (Uji t)

Sebelum melakukan hipotesis maka terlebih dahulu harus melakukan

penjabaran terhadap hipotesis kerja menjadi hipotesis statistik. Seperti diuraiakan

sebagai berikut:

H0 : � = 0 : Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) tidak berpengaruh

(38)

Reni Sagita TN, 2013

laporan keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3

Bandung.

Ha : �≠ 0 : Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) berpengaruh terhadap

kompetensi siswa pada standar kompetensi menyusun laporan

keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung.

Untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan uji t, dimana untuk menguji

hipotesis dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

t

= �−

2

1− 2 (Sugiyono, 2009:257)

Keterangan:

r = nilai koefisien korelasi

n = jumlah sampel

t = thitung yang selanjutnya dibandingkan dengan ttabel

Distribusi (ttabel) untuk α = 0.05 derajat kebebasan (dk=n-2), dengan kaidah:

 Jika thitung≥ ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima, itu berarti prestasi Prakerin

memiliki pengaruh terhadap kompetensi siswa.

 Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, itu berarti prestasi

(39)

70 Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa Pada Standar BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh prestasi praktek kerja industri

(PRAKERIN) terhadap kompetensi siswa pada standar kompetensi menyusun laporan

keuangan di program keahlian akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri

3 Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang di ukur oleh nilai rata-rata

yang diberikan oleh pihak industri langsung selama masa prakerin berada

dalam kriteria amat baik, artinya secara umum siswa memiliki kompetensi

yang dapat digunakan di dunia usaha/industri dengan amat baik.

2. Kompetensi keahlian akuntansi siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Negeri 3 Bandung yang diukur dengan rata-rata nilai UAS standar kompetensi

menyusun laporan keuangan berada dalam kategori belum mencapai KKM,

artinya secara umum siswa memiliki kompetensi yang belum kompeten.

3. Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil analisis data dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh dengan tingkat keeratan yang rendah antara prestasi

(40)

Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa Pada Standar Kompetensi Menyusun Laporan Keuangan Di Program Keahlian Akutansi Sekolah Menengah Kejuruan

laporan keuangan di program keahlian akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Negeri 3 Bandung.

5.2. Saran

Saran yang diberikan penulis khususnya mengenai praktek kerja industri

(PRAKERIN) dan kompetensi siswa pada standar kompetansi menyusun laporan

keuangan di program keahlian akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri

3 Bandung yang telah diteliti, adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi siswa pada standar kompetensi

menyusun laporan keuangan, masih banyak yang di bawah KKM, dengan

demikian diharapkan guru akuntansi senantiasa lebih mengarahkan siswa

salah satunya dengan cara memberdayakan latihan secara lebih intensif

sehingga siswa memiliki kompetensi sesuai dengan yang diharapkan dan

mampu mengaplikasikan pada saat kegiatan PRAKERIN maupun Ujian

Nasional.

2. Agar pihak sekolah dan industri dapat menata kembali format materi

kompetensi di sekolah dengan kompetensi di prakerin harus jelas serta

meningkatkan berbagai kesepakatan dan koordinasi hasil sosialisasi untuk

lebih mengarahkan siswa sesuai bidang keahliannya dengan standar

kompetensi yang tepat saat melaksanakan PRAKERIN, guna mendukung dan

(41)

Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa Pada Standar

meningkatkan kompetensi siswa program keahlian akuntansi. Siswa juga

harus lebih diarahkan untuk mempersiapkan diri atau mental saat akan

melaksanakan PRAKERIN karena dengan hasil PRAKERIN bisa menjadi

gambaran suasana saat berada di dunia kerja yang sebenarnya, dengan cara

mengikuti pelatihan atau seminar untuk pengembangan diri dan menambah

wawasan serta meningkatkan kompetensi keahliannya.

3. Peneliti berikutnya sebaiknya melakukan penelitian dengan mengangkat

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang belum

diungkapkan dalam skripsi ini. Dengan demikian, hasilnya akan lebih

beragam guna menambah referensi dalam pemecahan masalah penurunan

prestasi belajar siswa yang dapat di lihat dari nilai rata-rata UAS khususnya

pada standar kompetensi menyusun laporan keuangan karena salah satu

(42)

Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa Pada Standar DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Nazir, Moh. (2005). Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia indonesia

Moeslihat, Rahmat. (2005). Akuntansi untuk SMA Kelas XI. Bandung: Regina

Mulyadi, A. (2003). Akuntansi Manajemen – Analisis Biaya untuk pengambilan

keputusan. Bandung: BP Prodi Pendidikan Akuntansi UPI

Purwanto, N. (2001). Prinsip-Prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun tesis. Bandung : Alfabeta

Riduwan, dan Sunarto. (2010). Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial, Ekonomi, Komunikasi, Dan Bisnis. Bandung: Alfabeta

Riduwan.(2011). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

_______. (2011). Dasar-Dasar Pengmbangan Kurikulum,Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya

Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina

Aksara

SMK Negeri 3 Bandung. (2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Program Keahlian Akuntansi, Bandung: SMK Negeri 3 Bandung

SMK Negeri 3 Bandung. (2012). Daftar Siswa Kelas XI dan XII. Bandung: SMK

Negeri 3 Bandung

SMK Negeri 3 Bandung. (2012). Daftar nilai siswa kelas XI dan XII. Bandung: SMK

(43)

Reni Sagita TN, 2013

Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung :

Tarsito

______. (2004). Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung: Tarsito

______. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiarto dan Siagian, D. (2006). Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

_______. (2013). Pedoman Operasional Penyusunan Skripsi. Bandung: Program

Studi Pendidikan Akuntansi

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

Dan R&D.,Bandung: CV.Alfabeta

________. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

________. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

Dan R&D.,Bandung: CV.Alfabeta

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran, Landasan Dan Aplikasinya.

Jakarta : Rineka Cipta.

Sumber Skripsi dan Tesis:

Ginanjar,Dodi. (2008). Pengaruh Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Program

Keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Kompetensi Kesekertarisan

Siswa Di SMKN3 Bandung.Skripsi Jurusan Administrasi Pendidikan. Tidak

Diterbitkan.

Rahmat, Yuliadi. (2002). Hubungan Efektifiktas Praktek Kerja Industri Sekolah

Menengah Kejuruan Dengan Peningkatan Keterampilan. Tesis Jurusan Ilmu

(44)

Reni Sagita TN, 2013

Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kompetensi Siswa Pada Standar

Setiawati, Lilis. (2009). Pengaruh Pembelajaran IPS Berbasis Masalah Terhadap

Kompetensi Akademik Peserta Didik. Tesis Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Tidak Diterbitkan.

Sumber dari jurnal :

Fatchurrochman, Rudy. (2011). “Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kesiapan

Belajar, Pelaksanaan Prakerin Dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran

Produktif”. INVOTEC, Volume VII, No. 2, Agustus 2011: 175 –188.

_______. (2008). Pengaruh Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Terhadap Hasil

Ujian Akhir Nasional Produktif Di Smk Negeri 2 Kediri [online] tersedia di

http://ilmiahmanajemen.blogspot.com/2008/10/pengaruh-pelaksanaan-praktik-kerja.html. (14 november 2012).

Hasan, Bachtiar. (2002). Pendidikan Kejuruan Indonesia. [online] tersedia di

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/1955

12041981031-BACHTIAR_HASAN/PENDIDIKAN_KEJURUAN_DI_

INDONESIA. (7 Februari 2013).

Sumber dari internet :

Badan Pusat Statistik. (2012). Jumlah angka pengangguran. [online] tersedia di

(45)

Reni Sagita TN, 2013

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan. (2002). Sejarah Pendidikan

Teknik dan Kejuruan di Indonesia: Membangun Manusia Produktif. [online]

tersedia di www.kemdiknas.go.id.(14 November 2012).

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan. (2004). Kurikulum SMK.

[online] tersedia di www.kemdiknas.go.id.(14 November 2012).

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan. (2008). Kurikulum SMK.

[online] tersedia di www.kemdiknas.go.id.(14 November 2012).

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. (2003). Sistem Pendidikan Nasional

undang-undang No. 20. [online] tersedia di www.kemdiknas.go.id (14

november 2012).

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. (2003). Teori Kompetensi. [online]

tersedia di www.kemdiknas.go.id. (14 november 2012).

Direktorat Tenaga Kerja Dan Transmigrasi. (2012). Penganggur Terbuka Nasional

Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Pebruari 2012. [online] tersedia di

www.depnakertrans.go.id. (14 November 2012).

Direktorat Tenaga Kerja Dan Transmigrasi. (2009). Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia.. [online] tersedia di www.depnakertrans.go.id. (14

November 2012).

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. (2008). Nomor:Kep.

43/MEN/III/2008 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia Sektor Real Estate, Usaha Persewaan Dan Jasa Perusahaan Sub

Sektor Jasa Perusahaan Lainnya Bidang Jasa Akuntansi Dan Perpajakan

Sub Bidang Teknisi Akuntansi. [online] tersedia di

www.kemenakertrans.go.id, (18 November 2012).

Wikipedia. (2012). Pengertian Akuntansi. [online] tersedia di www.wikipedia.com. (8

Gambar

Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Tabel 1.2  Nilai Rata-Rata UAS Setiap Kelas XII AK
Table 3.1  Operasional Variabel
Tabel 3.2 Data Populasi Siswa Kelas XII AK SMKN  3 Bandung
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Pengadaan Barang/Jasa Pokja III Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2015 bersama ini kami mengundang saudara/i untuk dapat

Jawablah setiap pertanyaan berikut dengan cara memberi tanda (X) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi yang bapak/ibu rasakan berdasarkan skala 1 sampai

Formulir BOP 03 ( Surat pernyataan pengiriman rekening ) 4.. Formulir BOP 10 ( Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan

Apabila setelah dilakukan klarifikasi , ternyata harga satuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan/sesuai dengan harga pasar maka harga satuan tersebut tidak timpang

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Bakery akan memilih perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing karena dengan harga pokok produksi yang lebih kecil maka perusahaan akan mengambil

The aim of this research is knowing the effect of product quality and price of Internet High Speed INDIHOME towards purchasing decision to students of the Faculty of

Pengertian Strategi Pembinaan Kecerdasan Idrak dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. LKS (lembar Kerja