• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN PEREMPUAN TERHADAP PERKAWINAN BAJAPUIK DI PARIAMAN SUMATERA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PANDANGAN PEREMPUAN TERHADAP PERKAWINAN BAJAPUIK DI PARIAMAN SUMATERA BARAT."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PANDANGAN PEREMPUAN TERHADAP PERKAWINAN BAJAPUIK DI PARIAMAN SUMATERA BARAT

Oleh:

Sri Meiyenti, Syahrizal

Nomor Kontrak:001/SP2H/PP/DP2M/III/2007

ABSTRAK

Masalah uang jemputan sangat erat kaitannya dengan perempuan karena terkait langsung dengan perkawinan. Seorang perempuan yang sudah cukup umur untuk menikah akan terpengaruh bisa atau tidak akan bisa menikah karena tergantung bisa tidaknya keluarganya menyediakan uang jemputan untuk mendapatkan seorang suami. Hal yang juga berarti nasib seorang perempuan sangat terpengaruh oleh adat atau tradisi uang jemputan. Seorang perempuan dapat tidak bersuami sampai tua kalau keluarganya tidak mampu membayar uang jemputan.

Karena masalah uang jemputan juga adalah masalah perempuan, perempuan sebagai seorang gadis yang akan bersuami, seorang ibu yang memiliki anak gadis, dan juga mungkin seorang nenek telah merasakan permasalahan itu sejak dia, anaknya menikah dan sampai cucunya yang akan menikah, perempuan sebagai seorang tokoh yang juga mengerti dengan apa dirasakan dan yang dialami oleh kaumnya. Penelitian ini mencoba menjawab permasalahan: (1) Bagaimana sebenarnya keberadaan uang jemputan pada masyarakat Pariaman sekarang ini; (2)Bagaimana peran tokoh perempuan dan perempuan umumnya dalam masyarakat dan keluarga dalam pengambilan keputusan mengenai uang jemputan; (3) Bagaimana pandangan tokoh perempuan dan perempuan umumnya terhadap uang jemputan.

Lokasi penelitian adalah di nagari Lubuk Alung , sebuah kenagarian yang terletak di pertengahan kabupaten Padang Pariaman. Secara administratif kenagarian ini terletak di kecamatan yang kebetulan juga sama namanya dengan nama nagarinya yaitu kecamatan Lubuk Alung kabupaten Padang Pariaman propinsi Sumatera Barat. Pemilihan kenagarian ini berdasarkan data bahwa di kenagarian ini masih kuat memakai adat perkawinan bajapuik, yakni dengan adanya uang jemputan.

Hasil penelitian menunjukkan bagi perempuan Lubuk Alung keberadaan uang jemputan bisa dikatakan sebuah dilema. Pada satu sisi uang jemputan merupakan bagian dari adat istiadat yang berkaitan dengan banyak aspek kehidupan seperti harga diri, gengsi, kebiasaan, dan hubungan kekerabatan. Pada sisi lain keberadaan uang jemputan merupakan masalah karena memberatkan bagi perempuan.

Keberadaan uang jemputan bagi masyarakat Lubuk Alung pada prinsipnya merupakan tradisi yang diyakini oleh masyarakatnya dan juga kaum perempuan mempunyai fungsi tersendiri. Oleh karena itu dalam banyak perkawinan tradisi ini relatif tetap dijalankan. Uang jemputan dipandang masyarakat mengandung nilai budaya kolektifitas demi keutuhan kelompok keluarga, kaum dan bahkan sukunya sendiri.

(2)

Referensi

Dokumen terkait

Kaur Bin Ops Polres Ogan Komering Ilir, tanggal 13 januari 2015... Penieriksaan Persidangan Yang Dilakukan

Dari perhitungan tersebut persepi konsumen terhadap kualitas produk pada Warkop Bardiman ada yang dinilai sudah baik dan masih belum baik, untuk penilaian baik dapat

Probiotic Potential of Some Lactic Acid Bacteria Isolated from Romanian Fermented Vegetables.. Annals of

cara berpengetahuan yang unik, dan menunjang rasionalitas. Efeknya luar biasa dalam sejarah. Dimulai dari dualisme-dikotomis Descartes tentang mind-body , dengan hirarki bahwa

Hal ini dapat ditunjukkan dari penurunan viskositas yang tidak terlalu tinggi baik pada tepung taka kontrol maupun tepung taka hasil fermentasi ketika dilakukan

Berani kita katakan bahwa bisa jadi liturgi kita meskipun bukan kitsch baik dari sisi seniman maupun dari sisi selera apresiator (umat), tetapi seni yang ada dalam liturgi itu tidak

HIDAYATON MUNAWARAH 5201146402850001 Legalisir Ijazah tidak sesuai ketentuan (tanda tangan basah/bukan tanda tangan stempel, stempel basah/tidak discan/fotokopian) 654 1656791413

Untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap pelayanan maka digunakan 14 unsur sebagaimana yang telah ditetapkan dalam KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum