• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP DIFUSI-OSMOSIS MELALUI ANALISIS GAMBAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP DIFUSI-OSMOSIS MELALUI ANALISIS GAMBAR."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP DIFUSI-OSMOSIS MELALUI ANALISIS GAMBAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh

Auliyani Andam Suri

0807588

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP DIFUSI-OSMOSIS MELALUI ANALISIS GAMBAR

Oleh

Auliyani Andam Suri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Auliyani Andam Suri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP DIFUSI-OSMOSIS

MELALUI ANALISIS GAMBAR

Oleh:

Auliyani Andam Suri

0807588

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Taufik Rahman, M.Pd NIP. 196201151987031002

Pembimbing II

Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd NIP. 196509291991012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

(4)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP DIFUSI-OSMOSIS MELALUI ANALISIS GAMBAR

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam belajar konsep difusi-osmosis melalui analisis gambar siswa. Metode penelitian ini deskriptif dengan subyek penelitian siswa kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 2 Sumedang sebanyak 23 siswa yang ditentukan secara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal perintah menggambar dan rubrik analisis gambar (Prokop & Fancovicova, 2009; Köse, 2008) untuk mengklasifikasikan level gambar siswa sebagai instrumen utama serta tes pemahaman konsep secara tertulis dan wawancara sebagai instrumen tambahan. Pada instrumen soal menggambar terdiri dari dua jenis soal, yaitu soal A mengenai konsep difusi, dan soal B mengenai konsep osmosis. Level gambar yang diperoleh pada penelitian ini dimulai dari level 3 sampai level 7. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambar yang dihasilkan siswa pada soal tipe A paling banyak berada pada level 6, yaitu gambar dengan tingkat pemahaman miskonsepsi sebagian sebesar 34,7% sedangkan gambar yang paling banyak dihasilkan siswa pada soal tipe B berada pada level 5 dengan kategori gambar kurang representatif tidak lengkap dengan pemahaman konsep, yaitu sebesar 30%. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa melalui penggunaan instrumen tes perintah menggambar yang dilengkapi dengan tes pemahaman konsep secara tertulis dan wawancara, dari 23 siswa teridentifikasi 26% siswa mengalami miskonsepsi sehingga diperoleh kesimpulan bahwa gambar dapat digunakan dalam mendeteksi miskonsepsi siswa. Subkonsep dari difusi-osmosis yang banyak dimiskonsepsi siswa pada penelitian ini adalah konsep konsentrasi zat dan konsep hipertonik-hipotonik. Miskonsepsi disebabkan karena siswa tidak bisa menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain, sedangkan faktor yang menyebabkan miskonsepsi pada siswa adalah siswa itu sendiri dan lingkungannya.

Kata kunci: miskonsepsi, analisis gambar, difusi-osmosis

(5)

IDENTIFICATION HIGH SCHOOL STUDENTS’ MISCONCEPTION ON DIFUSSION-OSMOSIS CONCEPT THROUGH DRAWING ANALYSIS

ABSTRACT

The study aimed to identify students’ misconception on learning diffusion -osmosis concept through analysis of students’ drawing. The descriptive method was used in this study which Amount of 23 students on science class grade XI at senior high school in Sumedang were used as subject in this study. The sample technique used in this study was purposive sampling method. Drawing test and drawing analysis rubric (Prokop & Fancovicova, 2009; Köse, 2008) for classifying students’ drawing was used for main research instrument whereas comprehension written test and interview was used as additional research instrument. There was a two type of question on drawing test instrument, question A which the main topic was about diffusion concept and question B which the main topic was about osmosis concept. Drawing level was obtained from this study started from 3rd level until 7th level. The result of this study was showed that through using drawing test which completed with comprehension written test there were 26% students had misconception thus it can be concluded that drawing analysis could be used to identify students’ misconception. Solute concentration concept and hypotonic-hypertonic concept were the most students’ misconception on learning diffusion-osmosis. Misconception was occurred because students couldn’t relate one concept to another concept and factor that made students’ misconception because of student itself and their environment.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN KONSEP, MISKONSEPSI DAN PENGGUNAAN ANALISIS GAMBAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA SUBKONSEP DIFUSI-OSMOSIS ... 9

A. Konsep dan Perolehan Konsep... 9

B. Konsepsi dan Miskonsepsi ... 12

C. Penggunaan Analisis Gambar dalam Mengidentifikasi Miskonsepsi ... 22

D. Konsep Difusi-Osmosis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Definisi Operasional... 33

B. Metode Penelitian... 33

C. Subjek Penelitian ... 34

D. Instrumen Penelitian... 35

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 53

(7)

G. Alur Penelitian ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Hasil Penelitian ... 63

1. Pengembangan Instrumen Analisis Miskonsepsi ... 63

2. Deskripsi Hasil Analisis Gambar Siswa pada Konsep Difusi-Osmosis . 65 3. Hasil Analisis Data Tingkat Pemahaman Siswa dalam Belajar Konsep berdasarkan Tes Penguasaan Konsep ... 77

4. Analisis Data Hasil Wawancara... 79

B. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian ... 89

1. Penggunaan Analisis Gambar Siswa dalam Mendeteksi Miskonsepsi ... 89

2. Faktor-Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa ... 101

C. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian ... 104

1. Kelebihan Penelitian ... 104

2. Kekurangan Penelitian ... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 111

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tujuan dari mata pelajaran Biologi SMA/MA adalah mengembangkan penguasaan konsep dari prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya dan mampu menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Berdasarkan tujuan tersebut, siswa diharapkan mampu memahami suatu konsep, aplikasi konsep, mampu mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lainnya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Hal ini berarti bahwa pembelajaran menekankan bagaimana caranya siswa agar dapat menguasai konsep, bukan hanya sekedar menghafal konsep-konsep tersebut (Hernawan, 2008). Salah satu dari konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran biologi tersebut adalah konsep difusi-osmosis yang tercantum dalam pada standar kompetensi struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan dengan salah satu kompetensi dasarnya adalah membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, eksositosis) (BSNP, 2006). Konsep ini merupakan konsep dasar yang abstrak yang dianggap penting untuk penguasaan konsep-konsep selanjutnya yang lebih penting.

(9)

diusahakan agar interaktif, insipiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran serta diperlukan pengalaman-pengalaman belajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk memahami konsep-konsep yang ada di dalamnya. Menurut Damayanti (2008) faktanya penyampaian konsep-konsep sains atau dalam kegiatan pembelajaran guru lebih banyak melakukannya dalam bentuk ceramah, tanya jawab atau diskusi tanpa didasarkan pada hasil kerja praktik yang dapat mengarahkan siswa untuk menemukan fakta, konsep dan prinsip sains, khususnya pada konsep difusi dan osmosis yang merupakan konsep yang tidak hanya dapat dipahami dengan metode ceramah dan diskusi saja karena konsep ini bersifat abstrak dan merupakan konsep alam yang interdisipliner (Tekayya dalam Odom, 2007). Dampak negatif yang diperoleh dari metode pembelajaran tersebut adalah pemahaman siswa tentang IPA khususnya pada mata pelajaran Biologi yang tidak utuh, dimana Biologi hanya dipahami sebagai teori saja, sedangkan Biologi sebagai proses dan aplikasinya tidak tersentuh. Pembelajaran dengan cara ini menyebabkan siswa tidak berperan aktif sehingga di dalam pikiran siswa tidak terjadi perkembangan struktur kognitif. Dengan demikian, metode yang diterapkan guru sering membosankan dan kurang merangsang siswa untuk berpikir, sehingga pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan miskonsepsi pada diri siswa.

(10)

3

lainnya. Misalnya siswa tidak akan menyiram tanaman dengan larutan yang sangat pekat karena akan mengancam keberlangsungan sel pada tanaman tersebut. Jika siswa sudah memahami dengan benar konsep osmosis atau siswa tidak akan membuang sembarangan limbah deterjen ke dalam sungai karena akan mengganggu keberlangsungan makhluk hidup di dalamnya. Penerapan konsep difusi dan osmosis juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari siswa, misalnya dalam memasak kacang polong-polongan yang empuk secara efisen, atau dalam membuat teh celup. Oleh karena pentingnya konsep tersebut dipahami siswa terkait dengan aplikasinya terhadap kehidupan sehari-hari dan keberlangsungan makhluk hidup lainnya, maka perlu adanya perhatian mengenai miskonsepsi apa saja yang dialami oleh siswa pada konsep ini oleh guru. Selain itu, konsep difusi-osmosis merupakan konsep dasar yang dianggap penting yang harus dikuasai siswa untuk penguasaan konsep-konsep selanjutnya yang lebih kompleks. Seperti pada konsep osmosis yang digunakan untuk menjelaskan proses penyerapan air pada tumbuhan, tekanan turgor pada sel tumbuhan, keseimbangan cairan pada makhluk hidup serta proses transportasi pada makhluk hidup yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Sehingga perlu adanya pengidentifikasian miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep ini.

(11)

berpengaruh terhadap siswa dalam membentuk konsep baru. Jika hal tersebut dibiarkan begitu saja maka konsep-konsep tersebut akan tertanam di dalam diri siswa dan akan berpengaruh pada perolehan konsep pada tingkat yang lebih tinggi. Sebelum miskonsepsi dapat diperbaiki, perlu dilakukan adalah identifikasi mengenai miskonsepsi tersebut. Identifikasi miskonsepsi siswa sangat diperlukan untuk menentukan konsep-konsep apa saja yang dibahas secara mendalam pada siswa. Jika miskonsepsi tersebut tidak terdeteksi dan tidak diperbaiki secepatnya, maka akan berakibat pada pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, konsep-konsep yang sering di miskonsepsi siswa merupakan hal yang sangat mendasar untuk diidentifikasi sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan pada tahap selanjutnya (Kustiyah, 2007).

(12)

5

(1) Perlunya waktu yang cukup lama untuk menyusun peta konsep, sedangkan waktu yang tersedia terbatas, (2) Sulit menentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari, (3) Sulit menentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain (Haris, 2005). Sedangkan melalui wawancara suatu konsep cukup menyita waktu mengingat perlu waktu yang banyak untuk menggali pemahaman konsep yang dimiliki oleh setiap siswa.

Menggambar merupakan teknik untuk mengeksplorasi ide-ide dan dapat mencegah siswa dari perasaan dibatasi (White dan Gunstone dalam Dikmenli, 2010). Gambar juga merupakan bentuk ekspresi alternatif, khususnya bagi anak-anak yang mengalami kesulitan mengungkapkan pikiran secara lisan. Kegiatan menggambar dengan wawancara telah berhasil digunakan untuk mengeksplorasi ide-ide anak tentang konsep abstrak (Dikmenli, 2010; Kose, 2008). Gambar siswa mendeskripsikan apa yang mereka rasakan dan pikirkan, dimana pada dasarnya adalah karena mereka merefleksikan apa yang ada di dalam pikiran mereka (Thomas & Silk dalam Cardak, 2009).

(13)

yang lain seperti teknik certainty responses index (CRI), test pilihan ganda berlasan atau dengan menggunakan peta konsep. Sehingga penelitian pengidentifikasian miskonsepsi dengan menggunakan teknik analisis gambar belum begitu berkembang di Indonesia, khususnya di jurusan biologi FPMIPA UPI. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan suatu penelitian yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa

SMA Pada Konsep Difusi-osmosis dengan Menggunakan Analisis Gambar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah untuk

penelitian ini adalah “Bagaimana miskonsepsi siswa SMA pada konsep difusi-osmosis yang diidentifikasi melalui analisis gambar?”

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang akan dilakukan, dari rumusan masalah tersebut maka dikembangkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil identifikasi miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep difusi-osmosis dengan menggunakan analisis gambar?

2. Pada sub konsep apa saja siswa mengalami miskonsepsi dalam belajar konsep difusi-osmosis?

(14)

7

C. Batasan Masalah

1. Metode analisis gambar yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada metode analisis gambar yang dilakukan oleh metode Prokop & Fancovicova (2009) dan Köse (2008).

2. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah materi difusi-osmosis yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dimana materi tersebut tercantum dalam KD (Kompetensi Dasar) 1.3 yaitu membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis). Topik yang diambil pada penelitian ini adalah konsep difusi dan osmosis karena konsep ini adalah konsep yang sering dimiskonsepsi oleh siswa (Kustiyah, 2007; Damayanti 2008; Odom & Barrow; 2007)

D. Tujuan Penelitian

(15)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1. Memberikan gambaran kepada guru mata pelajaran biologi tentang miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam memahami konsep difusi-osmosis sehingga dapat digunakan sebagai perbaikan pembelajaran bagi guru di sekolah untuk dapat diberikan penekanan dalam menjelaskan materi atau konsep yang masih menjadi miskonsepsi serta dapat merencanakan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran sehingga miskonsepsi tersebut dapat diperbaiki.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

a. Identifikasi miskonsepsi dengan menggunakan analisis gambar pada penelitian ini adalah suatu penyelidikan yang dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa dengan cara menganalisis gambar siswa yang dibuat setelah melakukan pembelajaran pada konsep difusi-osmosis melalui rubrik yang mengacu pada rubrik yang digunakan Köse (2008) dan Prokop & Fančovičová (2009) yang dikembangkan oleh peneliti.

b. Metode analisis gambar yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan metode Köse (2008) dan Prokop & Fančovičová (2009) yaitu menganalisis gambar siswa dengan menggunakan rubrik yang telah dibuat untuk menentukan siswa yang mengalami miskonsepsi dengan mengelompokkan gambar siswa menjadi beberapa tingkatan dimana terdapat dua buah rubrik dengan rentang penskoran satu hingga delapan serta untuk mengetahui konsep-konsep yang dimiskonsepsi oleh siswa.

B. Metode Penelitian

(17)

umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep difusi-osmosis yang dilakukan melalui analisis gambar.

Pada penelitian ini tidak ada perlakuan yang diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data utama dari penelitian ini berupa hasil analisis gambar siswa serta tes pemahaman konsep secara tertulis, sedangkan data penunjang adalah dari hasil wawancara siswa dan guru. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada subjek penelitian.

C. Subjek Penelitian

(18)

35

D. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini, digunakan beberapa instrumen penelitian serta melalui wawancara yang dilakukan terhadap beberapa siswa sebagai data penunjang. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

a. Rubrik

Rubrik digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada siswa. Rubrik pada penelitian ini berisi kriteria-kriteria untuk mengklasifikasikan tingkat pemahaman siswa serta mengetahui letak dan level miskonsepsi siswa. Dengan menggunakan rubrik, peneliti lebih mudah untuk menentukan konsep apa saja yang menjadi miskonsepsi dari gambar siswa. Rubrik pada penelitian ini dikembangkan berdasarkan rubrik dibuat oleh Köse (2008) dan Prokop & Fančovičová (2009). Berikut adalah rubrik yang digunakan untuk menglasifikasikan gambar siswa.

Tabel 3.1 Rubrik Kategori Gambar Siswa untuk Soal A (Difusi)

Level Gambar

Kriteria Aspek

8 Gambar benar dan

lengkap

Gambar mencakup semua aspek dibawah ini, yaitu:

a. Menggambar sel dengan membran plasma yang cukup detail, yang terdiri dari minimal komponen:

1) 2 bagian hidrofilik dan hidrofobik yang masing-masing terdiri dari kepala dan ekor

2) Protein periferal 3) Protein integral

b. Menggambar 3 jenis molekul glukosa, fruktosa dan sukrosa dengan masing-masing molekul digambarkan dengan:

(19)

Level Gambar

Kriteria Aspek

2) Jumlah yang berbeda tiap jenis molekul

c. Molekul glukosa digambarkan

berpindah dari dalam ke luar sel dengan simbol tanda panah

d. Jumlah molekul glukosa digambarkan sama jumlahnya di dalam sel dan di luar sel

e. Setiap komponen gambar diberi keterangan dengan lengkap

7 Gambar benar tidak

lengkap

a. Menggambar 3 jenis molekul glukosa, fruktosa dan sukrosa dengan masing-masing molekul digambarkan dengan:

1) Simbol atau warna yang berbeda dengan ukuran yang sama 2) Jumlah yang berbeda tiap jenis

molekul

b. Molekul glukosa digambarkan

berpindah dari dalam ke luar sel dengan simbol tanda panah

c. Jumlah molekul glukosa digambarkan sama jumlahnya di dalam sel dan di luar sel

d. Terdapat salah satu atau beberapa komponen yang tidak terdapat pada gambar, yaitu:

1) Tidak terdapat keterangan gambar atau keterangan gambar tidak lengkap

2) Membran sel tidak detail digambarkan

6 Gambar dengan

miskonsepsi sebagian

Di dalam gambar terdapat salah satu atau seluruh aspek dibawah ini, yaitu:

a. Menggambarkan molekul sukrosa yang berpindah dari dalam ke luar sel

b. Tidak mengilustrasikan adanya persamaan jumlah molekul yang berpindah di dalam dan di luar sel

5 Gambar dengan

spesifik miskonsepsi

Didalam gambar terdapat salah satu atau seluruh aspek dibawah ini, yaitu:

a. Molekul glukosa digambarkan berpindah dari luar ke dalam sel. b. Semua molekul digambarkan berpindah

dari dalam ke luar sel

(20)

37

Di dalam gambar terdapat satu atau seluruh aspek dibawah ini, yaitu:

a. Tidak menggambarkan arah perpindahan molekul glukosa pada gambar sel dengan menggunakan simbol tanda panah melainkan menjawab dengan kalimat. b. Tidak menjelaskan atau

menggambarkan jumlah yang sama dari molekul glukosa di dalam dan di luar sel

3 Gambar kurang

representatif dengan spesifik miskonsepsi

a. Menjelaskan arah perpindahan molekul pada gambar dari luar ke dalam sel dengan menggunakan kalimat.

2 Gambar yang tidak

representatif

a. Menggambar diagram, tabel

b. Menjawab seluruhnya dengan kalimat

1 Tidak ada

gambar/tidak merespon

Siswa tidak menggambar atau menjawab ‘tidak tahu’

Tabel 3.2 Rubrik Kategori Gambar Siswa untuk Soal B (Osmosis)

Level Gambar

Kriteria Aspek

8 Gambar benar dan

lengkap

Gambar mencakup semua aspek dibawah ini, yaitu:

a. Terdapat 6 gambar yang mencakup: 1) Gambar sel tumbuhan sebelum dan

sesudah dicelupkan ke dalam larutan A

2) Gambar sel tumbuhan sebelum dan sesudah dicelupkan ke dalam larutan B

3) Gambar sel tumbuhan sebelum dan sesudah dicelupkan ke dalam larutan C

b. Bagian dan organel sel digambarkan dengan minimal terdapat komponen: 1) Dinding sel

2) Membran plasma

3) Sitosol 4) Inti sel 5) Kloroplas

(21)

Level Gambar

Kriteria Aspek

dengan kriteria:

1) Sel pada larutan A, arah panah menunjukkan perpindahan air dari luar ke dalam sel atau tanda panah dengan arah dari luar sel ke dalam sel digambarkan lebih banyak dari tanda panah dengan arah dari dalam ke luar sel.

2) Sel pada larutan B, arah panah digambarkan dua arah, yaitu dari arah dalam sel dan dari arah luar sel

3) Sel pada larutan C, arah panah menunjukkan perpindahan air dari dalam ke luar sel atau tanda panah dengan arah dari dalam sel ke luar sel digambarkan lebih banyak dari tanda panah dengan arah dari luar ke dalam sel.

d. Sel setelah dicelupkan ke dalam digambarkan dengan kondisi: 1) Pada larutan A

a) Sel dengan vakuola yang membesar/ lebih besar dari sebelum dicelupkan

b) Ukuran sel sedikit lebih besar dari gambar sebelumnya atau terlihat menggembung 2) Pada larutan B sel digambarkan

kurang lebih sama seperti gambar sel sebelum dicelupkan

3) Pada larutan C

a) Gambar sel dengan membran

plasma menjauhi dinding sel b) Vakuola digambarkan

mengecil/ lebih kecil dari gambar sel sebelum dicelupkan ke dalam larutan

e. Setiap komponen gambar diberi keterangan dengan lengkap.

7 Gambar benar dan

tidak lengkap

Terdapat salah satu atau beberapa komponen dari kriteria gambar lengkap yang tidak digambarkan, meliputi:

(22)

39

Level Gambar

Kriteria Aspek

plasma dan vakuola saja

6 Gambar spesifik

miskonsepsi

Didalam gambar terdapat salah satu atu seluruh aspek dibawah ini, yaitu:

a. Sel dan komponen sel setelah dicelupkan ke dalam larutan A

digambarkan mengerut atau lebih kecil b. Sel dan komponen sel setelah

dicelupkan ke dalam larutan B digambarkan membesar atau mengerut/mengecil

c. Sel dan komponen sel setelah dicelupkan ke dalam larutan C

digambarkan membesar/menggembung d. Arah perpindahan air yang terjadi pada

sel setelah dicelupkan ke dalam larutan A digambarkan berpindah dari luar ke dalam

e. Arah perpindahan air yang terjadi pada sel setelah dicelupkan ke dalam larutan B digambarkan berpindah dari luar ke dalam sel atau dari dalam ke luar sel f. Arah perpindahan air yang terjadi pada

setelah dicelupkan ke dalam larutan C digambarkan berpindah dari dalam ke luar sel

5 Gambar kurang

representatif dengan pemahaman konsep

a. Terdapat 6 gambar yang mencakup: 1) Gambar daun sebelum dan

sesudah dicelupkan ke dalam larutan A

2) Gambar daun sebelum dan sesudah dicelupkan ke dalam larutan B 3) Gambar daun sebelum dan sesudah

dicelupkan ke dalam larutan C Atau

b. Hanya terdapat 3 gambar daun yang dicelupkan pada larutan A, B dan C

c. Menggambar arah perpindahan air pada setiap daun setelah dicelupkan ke dalam larutan A, B dan C

menggunakan simbol tanda panah dengan kriteria:

(23)

Level Gambar

Kriteria Aspek

dengan arah dari dalam ke luar daun

2) Sel pada larutan B, arah panah digambarkan dua arah, yaitu dari arah dalam daun dan dari arah luar daun

3) Sel pada larutan C, arah panah menunjukkan perpindahan air dari dalam ke luar daun atau tanda panah dengan arah dari dalam daun ke luar daun digambarkan lebih banyak dari tanda panah dengan arah dari luar ke dalam daun.

atau d. Arah perpindahan air tidak

digambarkan melainkan ditulis dengan kalimat

4 Gambar kurang

representatif tidak lengkap dengan pemahaman konsep

a. Terdapat 6 gambar yang mencakup: 1) Gambar daun sebelum dan

sesudah dicelupkan ke dalam larutan A

2) Gambar daun sebelum dan sesudah dicelupkan ke dalam larutan B 3) Gambar daun sebelum dan sesudah

dicelupkan ke dalam larutan C Atau

b. Hanya terdapat 3 gambar daun yang dicelupkan pada larutan A, B dan C

c. Daun setelah dicelupkan pada larutan A, B dan C digambarkan dengan kondisi:

1) Daun pada larutan A ukurannya digambarkan paling besar 2) Daun pada larutan B ukurannya

digambarkan sedang

3) Daun pada larutan C ukurannya digambarkan paling kecil d. Tidak terdapat arah perpindahan air

pada masing-masing gambar daun pada larutan A, B dan C

3 Gambar kurang

representatif spesifik miskonsepsi

Didalam gambar terdapat salah satu atu seluruh aspek dibawah ini, yaitu: a. Daun setelah dicelupkan ke dalam

(24)

41

Level Gambar

Kriteria Aspek

larutan B digambarkan membesar atau mengerut/mengecil

c. Daun setelah dicelupkan ke dalam larutan C digambarkan

membesar/menggembung

d. Arah perpindahan air yang terjadi pada daun setelah dicelupkan ke dalam larutan A digambarkan berpindah dari luar ke dalam daun.

e. Arah perpindahan air yang terjadi pada daun setelah dicelupkan ke dalam larutan B digambarkan berpindah dari luar ke dalam daun atau dari dalam ke luar daun

f. Arah perpindahan air yang terjadi pada daun setelah dicelupkan ke dalam larutan C digambarkan berpindah dari dalam ke luar daun

2 Gambar tidak

representatif

a. Menggambar diagram, tabel

b. Menjawab seluruhnya dengan kalimat

1 Tidak ada

gambar/tidak merespon

Siswa tidak menggambar atau menjawab ‘tidak tahu’

b. Gambar Ahli

Gambar ahli diperoleh dari beberapa literatur yang sudah umum digunakan oleh beberapa peneliti. Pengambilan gambar sebagai acuan rubrik diambil dari berbagai buku berdasarkan pertimbangan bahwa buku tersebut digunakan pada tingkat universitas dan sudah umum digunakan sebagai acuan mahasiswa, dosen dan peneliti serta gambar yang diambil merupakan gambar yang lengkap dan mudah dipahami oleh peneliti.

(25)

dilakukan pertimbangan kredibilitas terhadap gambar-gambar tersebut, yaitu dengan melakukan judgement terhadap dosen sehingga sahih untuk digunakan. Sebelum dilakukan judgement, peneliti terlebih dahulu merinci konsep-konsep apa saja yang muncul dari gambar tersebut.Berikut ini adalah gambar ahli yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan rubrik:

Tabel 3.3 Gambar dari Beberapa Literatur untuk Acuan Pembuatan Rubrik

No. Gambar Sumber Gambar

1. Wallace, R.A dan Ferl, R.J.

(1996). Biology: The Realm of Life Third Edition. New York: Harper Collins.

2. Guttman, B.S dan Hopkins,

J.W. (1983). Understanding Biology. New York:

Harcourt Brace Jovanovich

3. Tortora, G. J dan Becker J.

F. (1972). Life Science. New York: The Macmillan

4. Simpson, G.G dan Beck,

(26)

43

c. Soal-soal pemahaman konsep

Soal-soal pemahaman konsep digunakan sebagai instrumen pendukung untuk mengindentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Hal ini dikarenakan ada beberapa konsep diperkirakan tidak hanya dapat dideteksi miskonsepsinya melalui gambar saja, serta terdapat beberapa hal yang diperkirakan tidak dapat direpresentasikan dalam gambar tetapi mendukung konsepsi dari gambar tersebut. Selain itu, dengan menggunakan soal pemahaman konsep sebagai instrumen tambahan akan membantu untuk mendapatkan gambaran keseluruhan miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Pembuatan soal disusun berdasarkan standar kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Soal-soal pemahaman konsep tersebut berupa soal uraian yang telah dijudgement oleh para ahli serta diuji cobakan.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Pemahaman Konsep Difusi-Osmosis

No Indikator No

1. Menjelaskan konsep konsentrasi zat. 1 C2 1

2. Menjelaskan prinsip perbedaan

gradien konsentrasi pada proses osmosis

2 C2 1

3. Menjelaskan pergerakan molekul

pada proses difusi

3ab C2 1

4. Menggunakan konsep difusi-osmosis

pada situasi baru/berbeda

4a, 4b, 4c,6

C3 4

5. Menjelaskan pengaruh perbedaan

gradien konsentrasi terhadap proses difusi

3c C2 1

6. Mengidentifikasi jenis larutan

berdasarkan hasil/data yang ditampilkan

5 C4 1

(27)

Kualitas instrumen sebagai alat pengambil data harus teruji kelayakannya dari segi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembedanya. Instrumen yang diujicobakan adalah tes pemahaman konsep difusi-osmosis dalam bentuk uraian. Pada penelitian ini digunakan program Anates Ver 4.0.5 melalui komputer untuk menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran serta daya pembedanya.

1. Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal yang diujikan tergolong soal mudah, sedang atau sukar.Untuk menghitung taraf kesukaran dipergunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS : Jumlah siswa yang mengikuti tes

(Arikunto, 2007)

Instrumen penelitian yang telah diujicobakan kemudian dianalisis tingkat kesukarannya dengan menggunakan program Anates Ver 4.0.5. Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh, diinterpretasi sebagai berikut:

Tabel 3.5 Pengategorian Tingkat Kesukaran Soal

Rentang Indeks Kesukaran

Kategori

(28)

45

Dari hasil analisis taraf kesukaran uji coba instrumen dengan menggunakan Anates Ver 4.0.5, dari 12 soal yang diujicobakan sebesar 91,7% sedang dan 8% mudah.

2. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa berkemampuan rendah (Arikunto, 2007). Rumus menghitung daya pembeda setiap butir soal, sebagai berikut:

(Arikunto, 2007)

Keterangan :

DP : Daya pembeda

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar

JA : Banyak peserta kelompok atas

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JB : Banyak peserta kelompok bawah

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Indeks Daya Pembeda

Kategori

Negatif Tidak Baik

(29)

Dari hasil analisis daya pembeda uji coba instrumen dengan menggunakan program Anates Ver 4.0.5. Dari 12 soal yang diujicobakan 25% baik sekali, 50% baik, 16% cukup dan 8% tidak baik.

3. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas rendah (Arikunto, 2007).

Nilai validitas dapat diukur dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Teknik ini digunakan untuk mengetahui kesejajaran sebuah tes. Rumus korelasi product moment sebagai berikut:

(Arikunto, 2007)

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N : Jumlah siswa

X : Skor tiap butir soal untuk setiap siswa uji coba Y : Skor total tiap siswa ujicoba

Tabel 3.7 Derajat Validitas Soal

Rentang Keterangan

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

(30)

47

Dari hasil analisis validitas uji coba instrumen menggunakan program Anates Ver 4.0.5 pada komputer, dari 12 soal yang diujicobakan sebesar 16% sangat tinggi; 50% tinggi; 25% cukup; dan 8.3% sangat rendah

4. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan data yang benar-benar dapat dipercaya, tentang kemampuan seseorang. Reliabilitas suatu tes merupakan suatu jaminan agar hasilnya dapat direfleksikan apabila diadakan pengetesan kembali pada individu yang sama dalam keadaan yang sama (Arikunto, 2007). Nilai reliabilitas ditentukan dengan menggunakan rumus K-R. 20, perumusannya sebagai berikut:

(Arikunto, 2007)

Acuan yang digunakan untuk menginterpretasikan nilai reliabilitas tes digunakan pengategorian reliabilitas yang dikemukakan Arikunto (2007).

Tabel 3.8 Pengategorian Nilai Reliabilitas

Rentang Keterangan

0,800-1,000 Sangat tinggi

0,600-0,800 Tinggi

0,400-0,600 Cukup

0,200- 0,400 Rendah

0,000 - 0,200 Sangat Rendah

(31)

Pada penelitian ini diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,92 yang jika dilihat pada tabel nilai reliabilitas ini tergolong tinggi. Dan dapat disimpulkan instrumen penelitian ini layak untuk digunakan.

Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

No Soal

Taraf Kesukaran Daya Pembeda Validitas Ket

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 0,57 Sedang 0,26 Cukup 0,426 Cukup Digunakan

2 0,63 Sedang 0,46 Baik 0,683 Tinggi Digunakan

3 0,62 Sedang 0,48 Baik 0,619 Tinggi Digunakan

4 0,54 Sedang -0,08 Tidak Baik -0,079 Sangat rendah Dibuang

5 0,37 Sedang 0,70 Baik Sekali 0,683 Tinggi Digunakan

6 0,33 Sedang 0,66 Baik 0,846 Sangat tinggi Digunakan

7 0,74 Mudah 0,44 Baik 0,613 Tinggi Digunakan

8 0,51 Sedang 0,66 Baik 0,605 Tinggi Digunakan

9 0,42 Sedang 0,84 Baik Sekali 0,807 Sangat tinggi Digunakan

10 0,47 Sedang 0,94 Baik Sekali 0,721 Tinggi Digunakan

11 0,39 Sedang 0,46 Baik 0,544 Cukup Digunakan

12 0,51 Sedang 0,34 Cukup 0,409 Cukup Digunakan

d. Angket

(32)

49

aspek pembelajaran biologi terdiri dari enam butir pertanyaan dan pada aspek minat siswa dalam menggambar terdiri dari tujuh butir pertanyaan

Tabel 3.10 Kisi-kisi Angket

Aspek Indikator

A. Pembelajaran Biologi di Kelas

A1. Penggunaan gambar selama kegiatan pembelajaran biologi di kelas oleh guru A2. Jenis gambar yang digunakan guru selama

pembelajaran biologi

A3. Kesan siswa dalam penggunaan gambar dalam belajar biologi

A4. Kontribusi gambar terhadap pemahaman siswa dalam belajar biologi

A5. Media efektif dalam memahami materi biologi

B. Minat Menggambar Siswa

B1. Kesukaan siswa dalam menggambar B2. Kesukaan siswa dalam menuangkan konsep

dalam bentuk gambar

B3. Ketertarikan siswa dalam menggambar konsep-konsep pada materi biologi B4. Keterbacaan gambar materi biologi pada

buku teks

B5. Minat siswa dalam menuangkan konsep biologi

B6. Kefisienan dalam menuangkan konsep biologi

B7. Frekuensi dalam menuangkan konsep biologi dalam bentuk gambar.

e. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal atau semacam percakapan yang bertujuan memperoleh infromasi (Nasution, 2003). Pada penelitian ini terdapat tiga jenis wawancara yaitu:

1. Wawancara guru

(33)

dilakukan setelah proses pembelajaran konsep difusi dan osmosis. Berikut adalah kisi-kisi wawancara yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran biologi:

Tabel 3.11 Kisi-kisi Wawancara Guru

ASPEK INDIKATOR

Konsep difusi-osmosis

Respon siswa terhadap materi difusi dan osmosis

Sumber bahan ajar dalam pembelajaran materi difusi dan osmosis

Respon siswa dalam pembelajaran pada konsep difusi dan osmosis

Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran pada konsep difusi dan osmosis

Cara mengatasi kendala-kendala yang dialami pada pembelajaran difusi dan osmosis

Subkonsep yang kesulitannya paling banyak untuk dipahami oleh siswa.

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran materi difusi dan osmosis

Metode yang digunakan dalam pembelajaran dalam konsep difusi dan osmosis

Metode yang efektif dalam mengajarkan konsep difusi dan osmosis

Penggunaan gambar dalam mengevaluasi hasil belajar siswa pada konsep difusi dan osmosis

Keadaan miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep difusi

dan osmosis

Kegiatan dalam mendiagnosis miskonsepsi. Subkonsep pada materi difusi dan osmosis yang sering dialami oleh selama mengajar.

Faktor penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa

Upaya guru dalam mengatasi miskonsepsi siswa

2. Wawancara pendalaman pemahaman konsep terhadap siswa

(34)

51

lebih dalam gambar yang telah dibuat siswa serta mencocokkan komponen gambar yang dibuat siswa dengan konsepsi yang dimilikinya. Berikut ini adalah kisi-kisi wawancara pendalaman konsep siswa:

Tabel 3.12 Kisi-Kisi Wawancara Pendalaman Gambar dan Pemahaman Siswa

Aspek Indikator

a. Pendapat siswa dan perolehan jawaban siswa

1. Kesulitan siswa dalam mengerjakan soal perintah menggambar dan pemahaman konsep difusi-osmosis.

2. Alasan jawaban siswa dan perolehan konsep tersebut

3. Keyakinan siswa dalam menjawab soal 4. Asal dari jawaban yang ditulis siswa

b. Pendalaman konsep untuk menggali

pemahaman siswa

5. Pendalaman konsep-konsep yang ditulis oleh siswa

3. Wawancara mengenai latar belakang siswa

(35)

Tabel 3.13 Kisi-kisi Wawancara Latar Belakang Miskonsepsi Siswa

ASPEK INDIKATOR

Kebiasaan Belajar Siswa

1. Minat terhadap pelajaran biologi 2. Minat terhadap materi difusi-osmosis

3. Subkonsep yang sulit dalam belajar difusi-osmosis

4. Kebiasaan belajar sehari-hari

5. Konsep-konsep yang bertentangan

selama belajar difusi-osmosis

Metode Mengajar 6. Respon siswa terhadap metode guru dalam menjelaskan konsep difusi-osmosis

7. Metode yang diinginkan siswa dalam belajar difusi-osmosis

Guru 8. Pertentangan konsep antara guru

dengan buku teks dan pengetahuan

dengan pengetahuan siswa

sebelumnya.

Media yang digunakan Guru

12. Media yang digunakan guru dan peran

media tersebut dalam belajar konsep difusi-osmosis.

f. Observasi Pembelajaran

(36)

53

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Identifikasi masalah, analisis jurnal penelitian mengenai miskonsepsi dan beberapa metode untuk mengidentifikasinya serta analisis buku mengenai miskonsepsi.

b. Pembuatan perangkat pembelajaran termasuk instrumen penelitian, berupa soal perintah menggambar, rubrik analisis gambar, pemilihan gambar ahli, soal pemahaman konsep dalam bentuk uraian dan instrumen wawancara yang terkait dengan konsep difusi-osmosis. c. Pertimbangan (judgment) kepada dosen ahli fisologi tumbuhan

terhadap instrumen penelitian berupa soal perintah menggambar yang terdiri dari dua soal, soal pemahaman konsep yang terdiri dari 15 soal uraian dan penentuan kredibilitas gambar ahli yang terkait dengan konsep difusi-osmosis. Setelah dilakukan judgement, dilakukan perbaikan terhadap instrumen tersebut atas saran dari dosen yang bersangkutan.

(37)

e. Uji coba instrumen soal uji pemahaman konsep difusi-osmosis untuk mengetahui nilai validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran di kelas XI IPA yang sama di SMAN 2 Cimahi pada bulan Agustus 2012.

f. Dilakukan revisi instrumen hasil uji coba, yaitu baik pada soal perintah menggambar dan soal pemahaman konsep.

g. Dilakukan survey ke lokasi penelitian untuk menyusun dan mencocokan jadwal pembelajaran dengan jadwal penelitian.

h. Melakukan penyebaran angket untuk mengetahui siswa yang lebih menyukai menuangkan konsep atau ide yang abstrak dalam bentuk gambar dan tidak menyukai menggambar.

i. Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian dengan jumlah 23 siswa.

j. Melaksanakan observasi terhadap guru biologi dalam kegiatan belajar mengajar konsep difusi-osmosis.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pemberian soal instruksi menggambar konsep kepada siswa setelah pembelajaran konsep difusi-osmosis secara tertulis. Pada pemberian soal instruksi menggambar ini siswa diberi 2 buah soal dan kertas HVS A4 untuk menggambar.

(38)

55

c. Melakukan wawancara terhadap siswa setelah dilakukan analisis terhadap gambar dan soal pemahaman konsep. Wawancara dilakukan terhadap seluruh siswa seminggu setelah diadakannya tes gambar dan pemahaman konsep. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti dan beberapa pewawancara tambahan. Wawancara ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama adalah wawancara pendalaman untuk menggali pemahaman konsep siswa serta gambar dan tahap kedua untuk mengetahui latar belakang miskonsepsi siswa.

d. Melakukan analisis data gambar siswa, hasil pemahaman konsep dan wawancara terhadap siswa untuk mendiagnosis miskonsepsi.

e. Mengidentifikasi siswa yang mengalami miskonsepsi berdasarkan hasil analasis gambar, tes pemahaman konsep dan wawancara.

f. Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi untuk mengetahui respon siswa selama pembelajaran dan kegiatan pembelajaran pada konsep difusi-osmosis.

3. Tahap Akhir

a. Melakukan pembahasan hasil penelitian.

b. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh yaitu berkaitan dengan rumusan masalah dan pertanyaan

penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

(39)

F. Teknik Pengolahan Data

Data dianalisis berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Data yang diperoleh merupakan data yang bersifat kualitatif yang dianalisis secara deskriptif.

1. Analisis Data Hasil Tes Menggambar

Data berupa gambar siswa yang telah diperoleh kemudian dianalisis melalui tahapan sebagai berikut:

a. Pengelompokkan gambar siswa berdasarkan level gambar dan

tingkat pemahaman.

Pengelompokkan gambar siswa dilakukan dengan menggunakan rubrik yang telah dikembangkan. Hal ini sesuai dengan rubrik yang dibuat oleh Köse (2008) dan Prokop & Fančovičová (2009). Gambar siswa diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan atau level serta kriteria tingkat pemahaman.

b. Menghitung Persentase Kategori Gambar dan Tingkat

Pemahaman Siswa

Setelah siswa dikelompokan ke dalam beberapa tingkatan melalui rubrik berdasarkan gambar, maka dilakukan penghitungan persentase dengan menggunakan rumus:

% Level Gambar = x 100%

Keterangan:

(40)

57

2. Pengolahan Tes Tertulis

Tes tertulis atau soal-soal pemahaman konsep secara tertulis digunakan sebagai instrumen tambahan untuk mengetahui pemahaman konsep mengenai difusi-osmosis yang tidak bisa direpresentasikan dalam gambar. Data dari hasil tes pemahaman konsep dengan jenis uraian ini dianalisis melalui tahapan sebagai berikut:

a. Pemberian skor dan pengelompokan tingkat pemhaman

berdasarkan jawaban siswa

Pemberian skor dan pengelompokan tingkat pemahaman siswa dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.14 Rentang dan Kriteria Pemberian Skor Jawaban Tes Pemahaman Konsep

Skor Kriteria Tingkat

Pemahaman

2 Jawaban benar disertai dengan alasan yang benar, walaupun tidak lengkap tetapi jawaban sudah sesuai konsep yang ditanyakan

Paham

1 Jawaban tidak logis atau tidak tepat, jawaban menunjukkan pemahaman konsep, tetapi juga membuat kesalahan dalam membuat pernyataan yang menunjukkan kesalahpahaman

Miskonsepsi

0 Tidak memberikan jawaban, jawaban mengulangi pernyataan, jawaban tidak relevan

Tidak Paham

b. Menghitung persentase jawaban siswa

(41)

miskonsepsi dan tidak paham. Pengelompokkan tersebut didasarkan pada kriteria yang diberikan oleh Abraham et al., (1992) yaitu:

1. Paham

a) siswa memberikan respon sesuai dengan komponen-komponen yang ditetapkan, walaupun tidak lengkap;

b) respon yang diberikan siswa meliputi semua komponen yang ditetapkan.

2. Miskonsepsi

a) respon yang diberikan siswa tidak logis;

b) respon yang diberikan menunjukkan pemahaman konsep, tetapi juga membuat kesalahan dalam membuat pernyataan tidak sesuai dengan pendapat ahli.

3. Tidak Paham

a) siswa tidak memberi respon;

b) mengulangi pernyataan dan respon yang diberikan tidak relevan dengan jawaban yang semestinya.

Perhitungan persentase jawaban siswa dihitung dengan menggunakan rumus:

Persentase Jawaban Siswa =

x 100%

3. Analisis Angket

(42)

59

kelas yang persentase kriteria minat menggambarnya paling tinggi. Langkah-langkah analisis angket dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Melakukan tabulasi jawaban angket dari seluruh siswa

b. Menghitung persentase jawaban siswa untuk setiap kriteria (senang/tidak senang menggambar) dengan perhitungan sebagai berikut:

x 100%

c. Membuat kategori untuk setiap kriteria jawaban angket siswa berdasarkan kondisi yang diinginkan. Kriteria kategori ini, dibuat oleh peneliti sendiri. Dalam hal ini, peneliti mengukur kondisi variabel yang diukur, dibandingkan dengan kondisi yang diharapkan, dan ukurannya dalam bentuk presentase (Arikunto, 2010). Kriteria peneliti sebagai berikut :

Tabel 3.15 Kriteria Jawaban Siswa

Persentase Kategori

0 Tidak ada

1-49 Kurang dari separuh

50 Separuhnya

51-99 Lebih dari separuh

(43)

4. Analisis Miskonsepsi

Pada penelitian ini diperoleh beberapa data, yaitu data yang berasal dari hasil analisis gambar siswa, hasil tes pemahaman konsep serta hasil wawancara terhadap siswa untuk menggali pemahaman konsep secara mendalam. Data-data tersebut kemudian di tabulasi kemudian dibandingkan untuk mendapatkan keseluruhan keadaan miskonsepsi yang dialami siswa. Berikut adalah tabel perbandingan dari data-data yang diperoleh untuk menganalisis keadaan miskonsepsi siswa.

Tabel 3.16 Tabel Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Belajar Konsep Difusi-Osmosis

5. Mengolah data hasil wawancara

Data dari hasil wawancara dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Wawancara siswa

(44)

61

analisis tersebut diperoleh deskripsi faktor-faktor yang melatarbelakangi siswa mengalami miskonsepsi.

b. Wawancara guru

(45)

G. Alur Penelitian

Penentuan sampel

Pemberian test

Analisis gambar

Merumuskan masalah

Penyusunan proposal penelitian

Penyusunan Instrumen

Pengolahan Data dan Analisis Data

Hasil Penelitian Penelitian

Pengujian Instrumen Studi literatur

Pemberian angket

Pengolahan hasil soal pemahaman konsep

Wawancara siswa

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa melalui penggunaan instrumen tes perintah menggambar yang dilengkapi dengan tes pemahaman konsep secara tertulis dan wawancara, dari 23 siswa teridentifikasi 26% siswa mengalami miskonsepsi, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa gambar dapat digunakan dalam mendeteksi miskonsepsi siswa. Sub-konsep yang banyak dimiskonsepsi oleh siswa dalam belajar konsep difusi-osmosis adalah konsep konsentrasi zat, hipertonik dan hipotonik. Faktor-faktor yang menyebabkan miskonsepsi siswa dalam belajar konsep difusi-osmosis disebabkan oleh kesulitan siswa dalam memahami konsep ini serta siswa tidak mampu menghubungkan konsep dengan konsep yang lain, siswa hanya mengenal istilah dan kata-kata tanpa memahami artinya, dan pemikiran intuitif siswa. Sumber belajar yang digunakan siswa berupa buku pelajaran juga dapat menimbulkan miskonsepsi dikarenakan bahasa dalam buku pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa.

B. Saran

(47)

1. Bagi guru

Konsep difusi-osmosis merupakan konsep yang cukup abstrak untuk dipahami siswa, misalnya pada konsep hipertonik & hipotonik dan proses perpindahan molekul. Guru dapat menggunakan gambar atau simbol-simbol untuk membantu siswa dalam memahami konsep ini, dimana guru sebaiknya lebih memberikan kesempatan kepada siswa dan melatih siswa untuk menginterpretasikan gambar, karena gambar dapat mewakili representasi dari konsep-konsep serta dapat menghemat penggunaan kata-kata.

2. Bagi peneliti lain

a. Pada penelitian dilakukan kegiatan wawancara terhadap semua siswa yang menjadi subjek penelitian sehingga dibutuhkan beberapa pewawancara tambahan dengan rasio 1:5 (satu pewawancara mewawancarai lima orang siswa).

b. Melakukan penelitian tentang identifikasi miskonsepsi siswa pada konsep-konsep biologi lainnya.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, et al. (1992). Understandings And Misunderstandings of Eight Grades of Five Chemistry Concepts Found in Textbooks. Journal of Research In Science Teaching. 29, (2), 105-120.

Alberts, et al. (2004). Essential Cell Biology Second Edition. New York: Garland Science.

Alwi, et al. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Pusat Bahasa, DEPDIKNAS Balai Pustaka.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik; Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan: Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Bahar, M. et al. (2008). “Science Student Teachers’ Ideas of the Heart”. Journal of Baltic Science Education. 7, (2), 78-85.

Berg, V.D. (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas Satya Wacana.

Campbell, et al.(2004). Biologi jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Cardak, O. (2009). “Science Students’ Misconception of the Water Cycle According to their Drawings”. Journal of Applied Sciences. 9, (5), 865-873.

Capon, R. (2009). Teach Yourself: Drawing. United Kingdom: Hodder Education.

Dahar, R.W. (2011). Teori-toeri Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Damayanti, F. (2008). Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep Sel. Skripsi S1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: tidak diterbitkan.

(49)

Dwidjoseputro, D. (1978). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia.

Hernawan, H. (2008). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia Dengan Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Beralasan. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hoese, W.J dan Casem, M. L. (2007). Drawing Out Misconceptions (Assessing Student Mental Models In Biology). [Online]. Tersedia: http://www.bioliteracy.colorado.edu [Mei 2012]

Koentjaraningrat. (1997). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Köse, S. (2007). “The Effects of Concept Mapping Instruction on

Overcoming 9thGrade Students’ Misconception About Diffusion and

Osmosis”. Journal of Baltic Science Education. 6 (2), 16-25.

______. (2008). “Diagnosing Student Misconception: Using Drawings as a

Reasearch Method”.World Applied Sciences Journal.3, (2), 283-293.

Kurnadi, K A. (2009). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Jilid 1. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Kustiyah. (2007). “Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model Palangkaraya”. Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang. 1, (1), 24-37.

Nasution. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.

Odom, A.L dan Barrow, L.H (2007). “High School Biology Students’

Knowledge and Certainty about Diffusion and Osmosis Concepts”.

School Science and Mathematics. 107 (3), 94-101.

Ören, F.M. (2011). “An Analysis of Pre-Service Teachers’ Drawings about the Digestive System in terms of Their Gender, Grade Levels, and Opinions about the Method and Subject”. International Journal of Biology Education. 1, (1), 1-22.

Prokop, et al. (2006).“Students’ Ideas About the Human Body: Do They

(50)

__________. (2009).“The Effect of Type of Instruction on Expression of

Children’s Knowledge: How Do Children See the Endocrine and Urinary System?”. International Journal of Environmental & Science Education. 4, (1), 75-93.

Rustaman, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Salirawati, D. (2011). Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi Kimia Pada Peserta Didik SMA. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia: https://www. Sekolah dengan Menggunakan Peta Konsep dan Pemecahan Masalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Semester Gasal Tahun Akademik 2007/2008. Skripsi S1 pada Universitas Negeri Malang: tidak diterbitkan.

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.

Jakarta: Grasindo.

Suryani, Y. (2004). Biologi Sel dan Molekuler Common Text Book: Edisi Revisi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

Sutrisno. (2010). Bentuk-bentuk Miskonsepsi Fisika. [Online]. Tersedia: http://cobaberbagi.wordpress.com/tag/miskonsepsi [November 2011].

Tekkaya, C. (2002). Misconceptions as Barrier to Understanding Biology.

[Online]. Tersedia:

http://www.edfergi.hacettepe.edu.tr/200223ceren%20tekkaya.pdf [Oktober 2011].

Tortora, G. J dan Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy and

(51)

Gambar

gambar belum banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian-penelitian
gambar siswa
gambar.
Tabel 3.1 Rubrik Kategori Gambar Siswa untuk Soal A (Difusi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Memiliki surat ijin usaha (SIUP) dengan kualifikasi kecil (K) pada bidang usaha : Software akses data base Jurnal Elektronik , yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah

x Efek somatik-stokastik adalah efek yang dialami sel-sel somatic pada orang yang menerima penyinaran, tetapi secara statistik beberapa efek tertunda tidak dapat di-

Laporan tugas akhir ini juga disertakan lampiran yang berisi penurunan Reynold untuk pelumas non-Newtonian, parameter performansi, dan penurunan persamaan umum

Dalam kitab undang-undang hukum perdata, gadai diartikan sebagai suatu hak yang di peroleh kreditor (si berpiutang) atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh

Bagi guru dan lembaga pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan pengetahuan dalam penggunaan pembelajaran yang tepat untuk proses

laku di pasaran Eropa. b) Tanah yang dipakai untuk tanamam paksa bebas dari pajak. c) Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda. d) Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi

Penerapan dimensi ini pada layanan izin mendirikan bangunan (IMB) belum dapat diwujudkan dengan baik. Hal ini paling tidak disebabkan oleh beberapa hal : 1) KPPT

Hasil penelitian yang dilakukan menunjuk- kan bahwa bakteri amilolitik penghasil enzim amilase dapat diisolasi dari lingkungan dan tepung sagu basah hasil