• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN SISTEM LATIHAN FARTLEK DAN SISTEM LATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN SISTEM LATIHAN FARTLEK DAN SISTEM LATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Elis Nur S, 2013

PENGARUH PENERAPAN SISTEM LATIHAN FARTLEK DAN SISTEM LATIHAN INTERVAL TEHADAP DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR

(Studi Eksperimen pada atlet cabang olahraga Bola Voli)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progran Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh : ELIS NUR S

0606800

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

============================================================== ====

PENGARUH PENERAPAN SISTEM LATIHAN FARTLEK DAN SISTEM LATIHAN INTERVAL TEHADAP DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR

(Studi Eksperimen pada atlet cabang olahraga Bola Voli)

Oleh : ELIS NUR S

0606800

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© ELIS NUR S 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Elis Nur S, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Elis Nur Supriatiningsih

NIM : 0606800

Judul : Pengaruh Penerapan Sistem Latihan Fartlek dan Sistem

Latihan Interval Terhadap Daya Tahan Cardiovascular

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. NIP. 19650641990011001

Pembimbing II

Drs. H. Dede Rohmat N., M.Pd. NIP. 196312091988031001

Mengetahui

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua

(4)

ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Sistem Latihan Fartlek Dan Sistem Latihan Interval Terhadap Daya Tahan Cardiovascular

Elis Nur Supriatiningsih*

Saat bertanding dalam event kejuaraan cabang olahraga bola voli, seorang atlet dituntut untuk bergerak cepat dan mampu bekerja dalam jangka waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan secara eksplosif baik saat melakukan passing, servis, jumping spike dan blocking. Gerakan passing, servis, jumping spike dan blocking ini yang dilakukan secara terus menerus sesuai dengan pertahanan lawan di setiap babak. Penting sekali bagi kita untuk menjaga daya tahan yang kita miliki, manfaatnya agar kita dapat melaksanakan aktifitas tanpa mengalami hambatan dalam tubuh dan memelihara kebugaran jasmani. Oleh karena itu penelitian ini mencobakan untuk mengungkapkan tentang pengaruh latihan Fartlek dan latihan Interval terhadap daya tahan Cardiovascular.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet bola voli sebanyak 20 orang. Sampel diperoleh dengan menggunakan total sampling. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes balke 15 menit.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok sistem latihan fartlek dengan kelompok sistem latihan interval dalam meningkatkan daya tahan cardiovascular atlet atlet bola voli.

(5)

Elis Nur S, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Penelitian ... 6

F. Batasan Istilah ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Hakikat Bola Voli ... 8

B. Hakikat Daya Tahan ... 12

C. Cardiovascular (Jantung)... .. 14

D. Metode Latihan ... 14

E. Metode Latihan Fartlek ... 16

F. Metode Latihan Interval ... 18

G. Daya Tahan Cardiovascular (VO2max) ... 21

(6)

Interval Terhadap Daya Tahan Cardiovascular... .. 24

J. Kerangka Pemikiran ... 25

K. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 29

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

C. Desain Penelitian ... 31

D. Instrumen Penelitian... 34

E. Prosedur Pelaksanaan Tes ... 34

F. Sistematika Latihan ... 36

G. Lamanya Eksperimen ... 37

H. Prosedur Pengolahan Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 41

B. Pengujian Hipotesis ... 45

C. Diskusi Penemuan ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran-saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 54

(7)

Elis Nur S, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Permainan bola voli merupakan permainan yang merakyat,terlihat begitu banyak masyarakat yang gemar melakukan permainan bola voli baik di kalangan masyarakat desa maupun masyarakat kota. Dengan merakyatnya permainan tesebut, tidak menutup kemungkinan munculnya pemainan bola voli berbakat yang perlu dibina agar mampu meraih prestasi yang tinggi.

Bola voli adalah olahraga permainan beregu. Setiap regu ada pada petak lapangan permainan masing-masing dengan dibatasi oleh net atau jaring. Bola dimainkan dengan satu atau dua tangan melalui atas net atau jaring secara teratur sampai bola menyentuh tanah (mati) di petak lawan dan mempertahankan agar bola tidak mati di petak permainan sendiri.

Menurut Beutelstahl (2008:8) diterjemahkan Pionir Jaya. Dalam olahraga yang membutuhkan disiplin teknik ini mempunyai bentuk idealnya sendiri dengan bentuk serta norma gerakan yang karakteristik. Tetapi bentuk ideal ini dapat kita modifikasi sendiri sesuai dengan kebutuhan masing – masing. Ada enam macam cara bersentuhan dengan bola sehingga timbul juga enam jenis teknik dasar atau dengan istilah lebih umum “ skill “. Skill tersebut adalah :

(8)

voli. Oleh karena itu perlu dicari metode latihan yang menjamin atlet untuk berada dalam kondisi fisik yang baik. Sebagaimana pendapat dari Depdiknas (2000:101) menjelaskan bahwa “ Salah satu unsur atau faktor penting untuk meraih suatu prestasi dalam olahraga adalah kondisi fisik, disamping penguasaan teknik, taktik dan kemampuan mental “.

Saat bertanding dalam event kejuaraan cabang olahraga bola voli, seorang atlet dituntut untuk dapat bergerak dan mampu untuk bekerja dalam jangka waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan secara eksplosif baik saat melakukan passing, servis, jumping spike dan blocking. Gerakan passing, servis, jumping spike dan blocking ini yang dilakukan secara terus menerus sesuai dengan pertahanan lawan di setiap babak.

Menurut pengamatan penulis ketika di area lapangaan banyak sekali atlet ketika dalam melakukan pertahanan ataupun serangan tidak optimal dikarenakan kondisi fisik yang kurang baik ataupun daya tahan yang berkurang. Sebagaimana menurut Harsono (1988:155) menjelaskan bahwa : Daya tahan adalah kemampuan untuk bekerja ( berlatih ) dalam waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menelesaikan pekerjaan tersebut. ”

Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk menjaga daya tahan yang kita miliki, manfaatnya agar kita dapat melaksanakan aktifitas tanpa mengalami hambatan dalam tubuh dan memelihara kebugaran jasmani. Itulah salah satu alasan penelitian ini segera dilaksanakan, beberapa latihan yang dapat meningkatkan dayatahan adalah olahraga yang menurut Santosa (2003:45) memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

Olahraga yang mengaktifkan otot-otot : 1. Sekitar 40% atau lebih

2. Secara serentak atau simultan

3. Dengan intensitas yang adekuat (cukup) dan sesuai umur (nadi mencapai apa yang disebut “Daerah latihan”)

4. Secara continue, dengan waktu minimal 8 menit atau lebih.

(9)

3

Elis Nur S, 2013

didasarkan pada pernyataan Rushall dan Pyke (1990:201) yang menyatakan bahwa “There are three basic forms of endurance training : continues training, fartlek training and interval training”, artinya tiga sistem latihan yang dapat menjamin peningkatan daya tahan adalah latihan kontinyu, latihan fartlek dan latihan interval. Daya tahan dapat ditingkatkan atau dilatih melalui aktivitas aerobic

secara teratur yang memiliki ciri-ciri sesuai dengan pernyataan di atas, beberapa bentuk latihan tersebut menurut Harsono (1988:155) “ …Dapat berupa senam, renang, lari dan olahraga lain yang sesuai dengan ciri-ciri tersebut diatas”.

Dari berbagai bentuk latihan aerobic tersebut, penulis tertarik untuk meneliti bola voli karena dalam bermain bola voli, seorang dituntut untuk menguasai teknik dan kondisi yang berbeda-beda, sesulit dan seberat mungkin. Maka seorang atlet harus mempunyai daya tahan yang baik.

Semua itu dapat diperoleh dari diri sendiri, pelatih, lingkungan dan yang lainnya. Dengan demikian maka dalam hal ini, daya tahan sangat diperlukan agar mampu melakukan pertahanan dalam tempo tinggi tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Dominasi gerakan yang eksplosif amat nampak ketika seorang atlet melakukan serangan serta pertahanan sebagai upaya untuk mendapatkan poin. Gerakan ini sangat mendukung keberhasilan suatu serangan dan pertahanan. Oleh karena itu peran daya tahan dalam hal ini sangat mendukung, seperti halnya agar mencapai ketepatan/timing dalam gerakan.

Latihan daya tahan haruslah makin lama makin ditingkatkan. Oleh karena itu atlet harus dilatih dengan intensitas yang makin lama makin tinggi sehingga kemampuan untuk bertahan terhadap rasa lelah makin lama makin berkembang. Maka dapat digunakan salah satu sistem latihan yaitu dengan latihan fartlek dan latihan interval yang durasinya lebih menitikberatkan pada peningkatan daya tahan cardiovascular atlet.

Sehubungan dengan hal diatas, untuk meningkatkan daya tahan cardiovascular atlet pelatih dapat menggunakan penerapan sistem latihan fartlek

yang mempunyai kelebihan, diantaranya :

(10)

3. Lebih cepat meningkatkan daya tahan dibandingkan dengan berlari dilintasan yang rata

Dan pada penerapan sistem latihan interval mempunyai kelebihan pula, diantaranya :

1. Latihan ini diselingi masa – masa istirahat 2. Beban latihan dengan tempo untuk jarak

3. Hasilnya sangat positif bagi peningkatan daya tahan cardiovascular atlet

Dari kedua bentuk latihan tersebut, keduanya juga mempunyai kekurangan. Kekurangan dari bentuk latihan fartlek diantaranya :

1. Beban dominan stabil 2. Waktu tidak bisa ditentukan

Sedangkan kekurangan dari bentuk latihan interval diantaranya : 1. Beban relative sedang

2. Lamanya latihan

Dari kekurangan hasil yang maksimal ini diperlukan sistem latihan yang baik dan dapat menjamin memperbaiki kondisi fisik atlet yang baik dan daya tahan atlet yang baik dan optimal. Bertitik tolak pada latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ditujukan mengenai : “ Pengaruh Penerapan Sistem Latihan Fartlek Dan Sistem Latihan Interval Terhadap Peningkatan Daya Tahan Cardiovascular “.

B. Rumusan Masalah

(11)

5

Elis Nur S, 2013

Sedangkan secara umum masalah yang muncul adalah bentuk sistem latihan manakah yang lebih efektif terhadap peningkatan daya tahan cardiovascular pada atlet bola voli. Secara khusus masalah tersebut adalah :

“ Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan sistem latihan fartlek dan sistem latihan intervalterhadap peningkatan daya tahan cardiovascular pada atlet cabang olahraga bola voli ? “

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang telah penulis kemukakan maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

” Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan sistem latihan fartlek dan sistem latihan interval terhadap peningkatan daya tahan cardiovascular atlet pada cabang olahraga bola voli ?”

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan secara praktis, yang dipaparkan sebagai berikut :

1. Secara Teoretis

Untuk memperoleh pemahaman dan pengetahuan secara teoretis mengenai metode penerapan pelatihan dalam cabang olahraga bola voli khususnya, sebagai bahan referensi dan rujukan bagi atlet dan pelatih. 2. Secara praktis

(12)

sistem latihan mana yang lebih tepat dalam meningkatkan daya tahan cardiovascular atlet.

E. Batasan Penelitian

Setelah masalah – masalah di atas dapat diidentifikasi, maka selanjutnya penulis ingin membatasi masalah pokok yang akan diketahui dalam penelitian ini adalah :

1. Masalah yang akan diteliti oleh penulis adalah tentang pengaruh penerapan sistem latihan fartlek dan sistem latihan interval terhadap daya tahan cardiovascular.

2. Populasi yang akan diambil pada penelitian ini adalah atlet putri dari club Bata Merah Garut.

3. Sampel diambil menggunakan teknik total sampling, dari jumlah populasi sebanyak 20 orang,

4. Alat ukur yang digunakan yaitu tes balke 15 menit

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, dan supaya dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan batasan istilah pokok yang digunakan. Istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Latihan menurut Harsono (1988:101) adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang – ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.

(13)

7

Elis Nur S, 2013

Latihan interval menurut Harsono (1988:156) adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Latihan fartlek menurut Harsono (1988:155) adalah suatu sistem latihan

endurance yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan atau memelihara kondisi tubuh seseorang.

Daya tahan menurut Harsono (1988:155) adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.  Daya tahan cardiovascular atau kebugaran jantung berarti efisiensi sistem

(14)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, memaparkan, dan menyimpulkan data guna mengujikan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan metode latihan yang paling efektif antara metode interval dan metode fartlek dalam bola voli. Untuk itu diperlukan data berupa skor perolehan yang menunjukan taraf peningkatan.

Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan orang untuk mengadakan penelitian suatu permasalahan, seperti metode historis, deskriptif, dan eksperimen. Untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang penulis ajukan, maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen, yaitu memberikan perlakuan terhadap variabel-variabel yang diteliti. Hal ini diperkuat oleh pendapatArikunto (1992:31) yang mengatakan bahwa : “ Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kasual) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi faktor-faktor lain yang bisamengganggu ”.Menurut Surakhman (1980:149), yang dimaksud dengan metode eksperimen adalah “Mengadakan kegiatan percobaan yang bertujuan untuk menemukan perhubungan sebab akibat antara variabel yang diselidiki”.

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metode eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah untuk memperoleh hasil. Jadi dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen untuk melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Adapun variabel-variabel yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah :

(15)

30

Elis Nur S, 2013

2.Variabel bebas ke-2 latihan daya tahan cardiovascular dengan menggunakan penerapan latihan interval

3.Variabel terikat peningkatan daya tahan cardiovascular

Metode ini dipergunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan sistem latihan fartlek dan sistem latihan interval terhadap daya tahan cardiovascular atlet pada cabang olahraga bola voli.

B. Populasi dan Sampel

Untuk mencapai jumlah penelitian, dalam proses penelitian dikenal dengan istilah populasi dan sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130), yaitu populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat penulis kemukakan bahwa populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian baik kualitas maupun kuantitas yang dijadikan sumber data dengan memiliki karakteristik tertentu. Secara lebih jelas dapat dikatakan bahwa populasi cenderung pada penentuan jumlah sumber data yang memiliki karakteristik tertentu. Maka ditetapkan populasi penelitian adalah atlet dari club Bata Merah Garut yang jumlahnya 20 orang putri.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131), bahwa “ Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti “.

Dari pengertian tersebut diatas, maka penulis mengambil keseluruhan dari jumlah populasi, yang disebut sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2006:124) menjelaskan bahwa : “ sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bilajumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang”.

(16)

berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi, ketetapan yang mutlak itu tidak perlu menimbulkan keragu-raguan pada seorang penyelidik”.

C. Desain Penelitian

Desain Penelitian menurut Hasan (2002:31) adalah “kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna mengumpulkan , mengukur dan melakukan analisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”.

Dalam suatu penelitian eksperimen dipilih desain yang tepat dan sesuai dengan tuntutan variabel-variabel yang terkandung dalam penelitian dan hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini, maka desain yang penulis gunakan adalah pretest dan posttest. Adapun desain penelitiannya adalah sebagai berikut :

Kelompok A T1X1T2

Kelompok B T1X2T2

Keterangan :

Kelompok A : Latihan menggunakan sistem latihan Fartlek Kelompok B : Latihan menggunakan sistem latihan Interval T1 : Tes awal kelompok A dan B

T2 : Tes akhir kelompok A dan B

X1 : Treatment / perlakuanpenerapan sistem latihan fartlek X2 : Treatment / perlakuanpenerapan sistem latihan interval

Ada pun prosedur dari desain tersebut adalah sebagai berikut : a. Memilih subjek secara keseluruhan (total sampling)

b. Melakukan pre-test (T1) untuk mengukur rangking dari semua sampel. c. Menggolongkannya menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok yang

menggunakan sistem latihan fartlek dan kelompok yang menggunakan sistem latihan interval

(17)

32

Elis Nur S, 2013

e. Memberikan Post-test (T2) kepada kedua kelompok itu untuk mengukur hasil akhir latihan, kemudian menghitung meannya dari masing-masing kelompok

f. Menghitung perbedaan antara hasil pre-test (T1) dan post-test (T2) untuk masing-masing kelompok

g. Membandingkan perbedaan-perbedaan tersebut untuk menentukan apakah pemberian perlakuan (X1 dan X2) itu berkaitan dengan perubahan yang lebih besar

(18)

Untuk memperjelas tentang prosedur penelitian penulis menyimpulkan dengan bagan berikut ini :

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Populasi

Sampel

Kelompok B Bentuk penerapan

sistem latihan interval Kelompok A

Bentuk penerapan sistem latihan

fartlek

Tes awal

Perlakuan Tes akhir

Perlakuan

Pengolahan data dan analisis data

(19)

34

Elis Nur S, 2013

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitianmenurut Suharsimi (2006:160) adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Berdasarkan pernyataan diatas maka instrumen penelitian yang akan digunakan adalah tes daya tahan cardiovascular dengan instrumennya tes balke 15 menit.

Adapun alat-alat pendukungnya adalah : 1. Alat Tulis

2. Peluit 3. Stopwatch

4. Cones

5. Lapangan luas atau berumput

E. Prosedur Pelaksanaan Tes

Agar mendapatkan hasil pengetesan yang obyektif maka harus dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes balke. Tes balkemerupakan salah satu tes untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani atau juga VO2MAX seseorang. Tes ini tergolong mudah pelaksanaannya karena memerlukan peralatan yang sederhana. Untuk hal tersebut maka penulis menjelaskan prosedur pelaksanaan tes sebagai berikut : 1. Bahan dan perlengkapan tes meliputi :

a. AlatTulis b. Daftar sampel c. Peluit

(20)

2. Tatacara pelaksanaan tes

a. Cones dipasang mengelilingi trek sejauh 400 m di lintasan 2, agar pengunjung stadion tidak menggunakan lintasan 1 dan 2.

b. Sampel melakukan pemanasan sebelum tes.

c. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan sistem latihan yang dilakukan.

d. 10 orang sampel A (kelompok fartlek) melakukan tes, 10 orang sampel B (kelompok interval) sabagai pencatat jumlah putaran yang diperoleh, Begitu juga sebaliknya.

e. Tes yang digunakan adalah tes balke. Sampel berlari selama 15 menit kemudian dihitung jarak yang diperoleh dalam satuan meter.

3. Cara menghitung hasil tes balke

Untuk menghitung besarnya VO2MAX peserta tes, jarak yang ditempuh oleh peserta tes dimasukan dalam rumus :

VO2MAX = [{(Jumlah Jarak/15)-133} x 0,172] + 33,3 Catatan : x diukur dalam satuan meter

4. Kategori tes balke

Untuk mengetahui kategori tingkat kebugaran jasmani yang dimiliki, maka dicocokan dengan table kebugaran dalam kategori Balke berikut:

Laki-Laki Norma Perempuan

> 61.00 Baik sekali > 54.30

60.90 s/d 55.10 Baik 54.20 s/d 49.30

55.00 s/d 49.20 Sedang 49.20 s/d 44.20

49.10 s/d 43.30 Kurang 44.10 s/d 39.20

< 43.20 Kurang Sekali < 39.10

Tabel 3.1

(21)

36

Elis Nur S, 2013

F. Sistematika Latihan

Sistematika latihan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu : a. Pemanasan

Pemanasan (warming-up) adalah aktivitas yang berisi gerakan-gerakan yang mendukung aktivitas inti dari olahraga yang akan dilakukan berikutnya. Pemanasan atau warming up dan stretching yang baik dapat meningkatkan aliran darah keotot yang bekerja, yang mencegah kekakuan otot dan nyeri. Pemanasan juga mengurangi risiko cedera danmeningkatkan kinerja atlet. Selain itu pemanasan juga dilakukan untuk mempersiapkan organ-organ tubuh yang akan bekerja atau melakukan aktivitas dengan fungsinya masing-masing sebelum melakukan latihan inti. Secara garis besar manfaat Pemanasan (warming – up) diantaranya :

o Meningkatkan suhu (temperature) tubuh beserta jaringan-jaringannya.

o Menaikkan aliran darah melalui otot-otot yang aktif.

o Meningkatkan detak jantung sehingga akan mempersiapkan bekerjanya system cardiovascular (jantung dan pembuluh darah). o Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme

tubuh.

o Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal syaraf yang memerintahkan gerakan tubuh

(22)

dikenakan pada otot dan sendi tubuh secara berurutan, dari atas ke bawah ataupun sebaliknya. Maksudnya ialah mulai dari leher, bahu, punggung, sampai ujung kaki atau sebaliknya. Perlu diketahui bahwa peregangan statis dan dinamis ini dapat juga digunakan sebagai latihan kelenturan (fleksibilitas).

b. Latihan inti

Merupakan latihan yang dilakukan sesuai dengan program latihan daya tahan.

c. Pendinginan (cooling down)

Pendinginan bertujuan untuk mengembalikan kondisi tubuh ke keadaan semula,dan bisa juga mengurangi rasa letih setelah berolahraga.

G. Lamanya Eksperimen

Lamanya eksperimen yang peneliti laksanakan adalah sebagai berikut, lamanya penelitian dilaksanakan mulai tanggal 3 juni 2013 sampai dengan 22 juli 2013. Adapun tempat pelaksanaan tes dan latihan yaitu dilapangan kerkop Garut.

Penelitian dilaksanakan selama 8 minggu, dengan frekuensi sebanyak 24 kali latihan, yang dilakukan sebanyak tiga kali seminngu, setiap hari selasa, jumat, dan minggu pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai. Tentang latihan yang berulang-ulang dijelaskan oleh Harsono (1988 : 154) sebagai berikut :

(23)

38

Elis Nur S, 2013

H. Prosedur Pengolahan Data

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, diperlukan pengolahan dan analisis data, proses penyusunan, pengaturan dan pengolahan data agar dapat digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis.

Adapun langkah-kangkah yag harus ditempuh dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap kelompok sampel dengan menggunakan rumus :

Keterangan : = Skor Rata-rata

X = Skor yang diperoleh

n = Jumlah orang/peristiwa  = “Sigma” yang berarti jumlah

2. Mencari simpangan baku, digunakan pendekatan statistik, dengan rumus :

S =

Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalitasan liliefors, prosedur yang

digunakan menurut Nurhasan (2002:105) adalah sebagai berikut :

(24)

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan

c. Untuk setiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (FZi) dengan ketentuan : Jika nilai Z negatif, maka untuk menentukan FZi –nya adalah 0,5 - luas daerah distribusi Z pada tabel. d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (SZi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

e. Hitung selisih antara F(FZi) - S(SZi) dan tentukan harga mutlaknya.

f. Ambillah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol L0.

g. Dengan bantuan tabel Nilai Kritis untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L.

h. Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai L0 untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesis, dengan kriteria :

o Terima H0 jika L0<L = Normal

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1, V2) dengan taraf nyata  = 0,05

5. Uji kesamaaan dua rata-rata

(25)

40

Elis Nur S, 2013

Keterangan :

t = nilai yang dicari

X1 = Nilai rata-rata kelompok 1 X2 = Nilai rata-rata kelompok 2 S = Simpangan Baku

n1 = Banyaknya sampel kelompok 1 n2 = Banyaknya sampel kelompok 2

Kriteria penolakan dan penerimaan Hipotesis

o Terima hipotesis jika thitung< ttabel

o Tolak Hipotesis jika thitung> ttabel

6. Uji beda

n SB

B t

Kriteria penolakan dan penerimaan Hipotesis

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara sistem latihan fartlek dengan sistem latihan interval dalam meningkatkan daya tahan cardiovascular atlet bola voli. Data peningkatan peningkatan daya tahan cardiovascular yang dipergunakan sebagai bahan analisis data adalah tes daya tahan cardiovascular atlet dari club Bata Merah Garut yang jumlahnya 20 orang putri yang telah mengikuti program latihan melalui penerapan dua sistem latihan, yaitu sistem latihan fartlek dan sistem latihan interval.

Hasil metode latihan fartlek dengan metode latihan interval menunjukan perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan atlet bola voli, perbedaan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan rata-rata skor yang diperoleh masing-masing kelompok yaitu nilai rata-rata kelompok metode latihan fartlek sebesar 2.66 sedangkan nilai rata-rata kelompok metode latihan interval

sebesar 2.83 dan hasil pengujian signifikansi uji beda menunjukan bahwa t hitung = 9.88 lebih besar dari t tabel = 2.10.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan pengaruh penerapan sistem latihan fartlek dan sistem latihan interval terhadap daya tahan cardiovascular, membuktikan bahwa kelompok A yang diberi perlakuan latihan

fartlek memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan

cardiovascular, dari hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa, kelompok B

yang diberi perlakuan latihan interval memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan cardiovascular.

(27)

50

Elis Nur S, 2013 B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran-saran berikut :

1. Bagi para pelatih, serta para pembaca pada umumnya, lakukan latihan daya tahan dengan metode latihan yang lebih efektif sebaiknya memberikan latihan daya tahan dengan menggabungkan sistem latihan fartlek dan sistem latihan interval untuk mengurangi kejenuhan.

2. Sebaiknya atlet melakukan latihan daya tahan sebanyak 3-4 kali perminggu secara continue agar latihan dapat terprogram dengan baik, dan tujuan latihan dapat tercapai.

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelituan tentang pengaruh sistem latihan fartlek dan sistem latihan interval terhadap daya tahan cardiovascular, perlu meneliti lebih lanjut mengenai kedua sistem latihan tersebut dengan aspek lainnya agar lebih dikembangkan. 4. Bagi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,Universitas

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.(1992). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta. Rineka Cipta.

Beutelstahl, Dieter. (2008). Belajar Bermain Bola Voli. Bandung. Pionir Jaya Bompa, O, Tudor. (1993). Theory and Methodology Of Training. Second

ediotion. Toronto, Canada : Departemen Of Phisical Education York University.

Depdiknas. (2000). Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Kurikulum Effendi, D.N. (2009). Perbandingan Model Latihan Bola Digantung Dengan Bola

Dilambung Terhadap Kemampuan Spike Pada Permainan Bola Voli. Bandung. FPOK-UPI.

Fox, E. L. ,Bower, R.W., Foss, M. L. (1994). The Physiology of Physical Education and Athletics. B. Saunders Company Brown Publishers, Dubuque, Lowa.

Giriwiryo, Y. S. Santosa. (1992). Ilmu Faal Olahraga. FPOK-IKIP Bandung. Gunarsa, Singgih. (1986). Psikologi Olahraga. Jakarta. BPK.Gunung Mulia

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung. Redpoint Hidayat. (1984). Biomekanika. Bandung FPOK IKIP.

Holoebek, Antonin. (1966). Interval Training. Penyusun, Woerjanto. Jakarta. C.V. Tambak Kusuma.

http://latihan-fisik.blogspot.com/2010/01/latihan-interval-interval-training.html.

http://ms.wikipedia.org/wiki/Daya_tahan_kardiovaskular

(29)

Elis Nur S, 2013

Ibrahim, Rusli. (2007). Psikologi Kepelatihan. Bandung. FPOK-UPI.

Indrayana, Boy (2012). Perbedaan Pengaruh Latihan Interval Training dengan Cross Country terhadap daya tahan cardiovascular pada atlet junior putra taekwondo. Medan. FKIP

Imanudin, Iman (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung . Redpoint.

M. Allis (2002). Perbedaan Daya Tahan Cardiovascular Siswa putri SMA Gajah Mada dan Siswa Putri SMK Gajah Mada. Medan

Moeloek, Dangsina dan Tjokronegoro, Arjatmo. (1984). Kesehatan dan Olahraga. Jakarta. FK UI.

Nasution, (1987). Metode Research. Bandung: Jemmars

Nurhasan. (2002). Tes dan Pengukuran. Bandung FPOK IKIP. Purba, A. (1955). Faal Olahraga. Bandung. UNPAD.

Rushall, B. dan Pyke, F. (1990). Training for Sports and Fitness. Macmillan Education Australia Pty Ltd.

Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Santosa. (2003). Ilmu Faal Olahraga. Bandung. FPOK-UPI

Shadily, Hasan. (1995). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta. Gramedia

Sidik, Dikdik Zafar. (2009). Pembinaan Kondisi Fisik Dasar dan Lanjutan. Bandung: Universitas Pendidkan Indonesia.

Subroto, Toto dan Ma’mun, Amung. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Permainan Bola Voli. Jakarta. Depdiknas.

Sudjana. (1989). Metoda Statistika. Bandung. Tarsito. Sudjana, Nana. (2002). Metoda Statistika. Bandung. Tarsito. Sudrajat. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung. CV. Pusaka Setia. Sugiyono. (2006). Metode penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

(30)

Supandi. (1992). Teori Belajar Motorik. Bandung. FPOK

Supandi dan Seba. (1985). Teori Belajar Motorik. Bandung. FPOK

Surakhman, winarno. (1998). Pengantar Metodologi Ilmiah. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Tabel 3.1 Tabel kebugaran dalam kategori Balke

Referensi

Dokumen terkait

Kajian yang menyatakan bahawa corak pemakanan barat (Western diet) dan makanan yang kaya dengan kentang, daging dan alkohol boleh meningkatkan risiko sindrom metabolik

RSUP HAM Medan telah melakukan berbagai upaya, salah satu diantaranya adalah mengupayakan penjadwalan pasien yang hendak dibedah, namun kunjungan ulang pasien di poli bedah

Pemikiran untuk tinggal di Yogyakarta akhirnya mengalami perubahan karena seteah di jakarta beredar pil ekstasi, pil koplo, dan situasi global yang berdampak

Sebelum digunakan sebagai template untuk proses amplifikasi, sampel DNA yang telah diisolasi selanjutnya diukur konsentrasi DNA-nya menggunakan alat spektrofotometer

Sedangkan yang di maksud dengan Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus

Perubahan parameter proses pemesinan yang terjadi diidentifikasi dengan perubahan harga korelasi yang merupakan perbandingan gradient antara persamaan garis gaya

The next portion reviews a study of Project Impact (Timmons &amp; Zalewska, 2012), which engages high school- and college- aged students with disabilities in AmeriCorps and

Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Darmadi (2011) dalam konteks perusahaan di Indonesia menemukan bahwa keberadaan anggota dewan (usia di bawah 50