MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA
MELALUI MEDIA DINDING DI KELAS VI SDN 1 BANJARSARI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Mengikuti Seminar Proposal Skripsi
Oleh:
DANI MUSTAQIM 0903231
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Meningkatkan Proses Pembelajaran Gerak Dasar Backhand Drive Dalam Permainan Tenis Meja
Melalui Media Dinding Di Kelas VI Sdn I Banjarsari” ini beserta isinya adalah
benar-benar karya sendiri, saya tidak menjiplak dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, Saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan
kepada Saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang, Juni 2013
Dani Mustaqim
DANI MUSTAQIM
MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI
MEDIA DINDING DI KELAS VI SDN I BANJARSARI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Drs. Entan Saptani, M.Pd NIP. 196204131987031001
Pembimbing II
Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd NIP. 196002061986031001
Mengetahui
Ketua Program Studi PGSD S-1 Pendidikan Jasmani
v
B. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 11
E. Batasan Istilah ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA……… ... 13
A. Kajian Teori ... 13
1. Filsafat Dan Konsep Dasar Pendidikan Jasmani ... 13
2. Permainan Tenis Meja ... 18
3. variasi dan kombinasi berbagai bentuk pengenalan gerakan backhand ... 18
4. Teknik Dasar Tenis Meja ... 20
5. Pokok-Pokok Peraturan Permainan Tenis Meja ... 22
B. Hasil Temuan Penelitian yang Relevan ... 27
C. Hipotesis Tindakan ... 28
BAB III METODE PENELITIAN………... 29
A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 29
1. Lokasi Penelitian ... 29
vi
3. Tahap Observasi ... 33
4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 33
E. Instrumen Penelitian ... 33
1. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 33
2. Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 33
3. Lembar Aktivitas Siswa ... 34
4. Format Tes ... 34
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 34
1. Teknik Pengolahan Data ... 34
2. Paparan Data Awal Pelaksanaan Kinerja Guru ... 38
3. Paparan Data Awal pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 40
4. Paparan Data Awal Hasil Tes... 40
5. Analisis dan Refleksi ... 42
B. Paparan Data Tindakan ... 43
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 43
a. Paparan Data Perencanaan ... 43
b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru ... 46
c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 49
c. Paparan Data Aktivitas Siswa... 83
d. Paparan Data Hasil Belajar ... 85
e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 87
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93
1. Pembahasan Perencanaan Pembelajaran ... 93
2. Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran ... 94
3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 95
vii
5. Temuan Refleksi Hasil Penelitian ... 97
6. Pembuktian Hipotesis ... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 101
A. Kesimpulan... 101
B. Saran…... ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 108
viii
4.17 Data Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembeajaran Siklus II... 82
4.18 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 84
4.19 Data Nilai Hasil Tes Siklus III ... 86
4.20 Rekapitulasi Hasil penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ... 90
4.21 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 92
4.22 Data Hasil Pengamatan Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 94
4.23 Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I,II III. 94
4.24 Data Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus III ... 95
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.2 Bagan Model Spiral Kemmis dan Taggart ... 31
x
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal dan Siklus I ... 57
4.2 Perbandingan Perencanaan Tindakan Siklus I dan siklus II ... 70
4.3 Perbandingan Pelaksanaan Tindakan Siklus I, dan II ... 72
4.4 Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Siklus I, dan II, ... 74
4.5 Perbandingan Tingkat Kelulusan Siswa Siklus I, dan II, ... 76
4.6 Perbandingan Perencanaan Tindakan Siklus I, II, dan III ... 88
4.7 Perbandingan Pelaksanaan Tindakan Siklus I, II, dan III ... 89
4.8 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I, II, dan III... 91
xi
19 Instrumen Penilaian Kinerja Guru(RPP) Siklus III... 151
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara
keseluruhan. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik yang
bertujuan untuk meningkatkan individu secara organic, neuromusculer,
perseptual, kognitif, sosial dan emosional. Pendidikan jasmani sering
dihubungkan dengan konsep lain, dimana pendidikan jasmani disamakan dengan
sikap usaha atau kegiatan yang mengarah bagian organ organ tubuh, kesegaran
jasmani, kegiatan fisik, dan pengembangan ketrampilan gerak. pengertian itu
memberikan pandangan yang menyimpang dari arti yang sesungguhnya.
Menurut Susilawati (2010: 3) menyatakan bahwa:
Pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak, yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan yaitu gerak insani. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gururnya dan diberikan dalam situasi yang tepat agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Definisi di atas mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian
tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak
agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Pencapaian tujuan tersebut
berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karaktersitik
siswa.
Tujuan pendidikan jasmani disekolah menurut pendapat Menurut Lutan
(2001: 18), pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bertujuan memberikan
kesempatan kepada siswa sebagai berikut:
2
b.Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
c.Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
d.Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efisien dalam hubungan antar orang.
e.Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani termasuk permainan olahraga.
Adapun Ruang lingkup program pengajaran pendidikan jasmani yang di
ajarkan di sekolah dasar mulai dari kelas 1 sampai kelas VI pada setiap
caturwulannya ditekankan pada usaha mengacu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani, mental emosional, dan social.
Menurut Syahrifuddin dan Muhadi (1992/1993: 4) Jenis-jenis kegiatan yang
di ajarkan di Sekolah Dasar meliputi atas :
1. Kegiatan pokok yang terdiri atas:
a) Pengembangan Kemampuan Jasmani (PKJ). b) Atletik.
c) Senam. d) Permainan. 2. Kegiatan pilihan.
Yang dimaksud dengan kegiatan pilihan di sini, adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang di tujukan untuk meningkatkan prestasi optimal murid-murid Sekolah Dasar sesuai dengan bakat dengan kegemaranya
Salah satu dari kegiatan pilihan disini adalah permainan tenis meja, dimana
anak Sekolah Dasar antusias terhadap permainan tenis meja maka disini peneliti
akan meneliti tentang teknik dasar permainan tenis maja yaitu backhand drive,
karena anak Sekolah Dasar kelas VI di SDN Banjarsari kurang memahami tentang
backhand drive secara menyeluruh.
Guru pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting untuk
membantu tercapainya kesegaran jasmani siswa, guru pendidikan jasmani harus
mampu membawa siswa kearah situasi yang menyenangkan serta tidak
membosankan dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu pendidikan jasmani
sangat berperan penting bagi bagi siswa untuk meningkatkan motivasi peserta
3
fisik walaupun bermain tidak selalu fisikal. Yang terpenting adalah bentuk-bentuk
permainan itu sendiri, apakah menarik atau tidak. Permainan yang menarik akan
meningkatkan motivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan
jasmani. tentunya didukung oleh kecakapan guru dalam memberikan materi
pembelajaran serta fasilitas yang memadai.
Permainan tenis meja adalah salah satu cabang olahraga permainan, yaitu
permainan yang menggunakan bola kecil. permainan tenis meja merupakan
permainan yang unik dan bersifat rekreatif. Oleh karena itu, permainan tenis meja
sekarang ini digemari oleh sebagian besar lapisan masyarakat di Indonesia, baik
oleh anak-anak sekolah, remaja, orang dewasa, laki-laki maupun perempuan.
Untuk dapat melakukan permainan tenis meja yang baik dan benar hingga
dapat mencapai prestasi yang optimal, selain seorang pemain itu harus memiliki
keterampilan, kekuatan, kecepatan, ketepatan, keluasaan, dan daya tahan juga
harus memahami dan menguasai teknik pukulan untuk melakukan permainan
tersebut.
Seorang pemain yang memiliki pemahaman dan penguasaan berbagai teknik
pukulan yang sempurna maka dapat diharapkan pemain tersebut akan dapat
menguasai pemainan dalam suatu pertandingan. Oleh karena itu perlu mengajari
teknik dasar terlebih dahulu, agar memiliki pemahaman dan penguasaan untuk
melakukan permainan tersebut dan dapat mengembangkanya dengan lebih baik
dan sempurna.
Beberapa bentuk latihan pengenalan dapat disajikan melalui beberapa tahap:
1. Latihan memantulkan bola tanpa menggunakan bat.
2. Memantulkan bola dengan menggunakan bat.
3. Memantulkan bola ke dindiding.
Menurut Syarifudin dan Muhadi (1992/1993: 4) Teknik dasar untuk
permainan tenis meja yang akan dikemukakan di sini adalah mengenai:
1. Cara-cara memegang bat (Grip).
2. Cara-cara memukul bola (stroke).
4
Backhand drive adalah pukulan yang dilakukan di bagian belakang atau kiri
bat yang relative tegak (bagian belakang tangan yang memegang bat) dari sisi kiri
badan diayun ke arah depan (Http:wordpress.com/tenis-meja-2/backhand drive/).
Media adalah Segala sesuatu yang dapat diterima yang berfungsi sebagai
perantara / sarana / alat untuk proses komunikasi (Sudin dan Saftani).
Dalam pukulan backhand, yang merupakan pukulan dengan menggunakan
bagian belakang bat itu sendiri. Terdapat dua dasar tekhnik pukulan yaitu
backhand drive dan backhand push. Di bawah ini (Kusmaedi dkk 1992)
menjelaskan aksi dan tekhnik melakukan backhand drive dan backhand push.
1. Backhand Drive, tekhnik bermain backhand drive dikenal sebagai pukulan
dengan aksi mengayun, dimana bat bergerak ke depan dan atas posisi
backhand. Dengan kaki dan pundak menghadap bagian dari meja dimana bola
dapat dikembalikan. Menjaga kaki digaris dengan pundak, dan pegang bat di
depan perut. Permukaan backhand ke depan, posisi tertutup ringan dan siku ada
pada sudut sekitar 90 derajat. Tekhnik memainkan backhand drive yaitu ketika
bola sampai, ayunkan bat ke depan dengan menggunakan siku, hindari
pergunaan pergelangan atau pundak karena kekuatan tertumpu pada siku.
Ketika memukul, biarkan siku berputar dan dekat pada bola sehingga dapat
mengakhiri pukulan dengan sisi backhand dari bat yang menghadap ke bawah
menuju meja.
2. Backhand Push tekhnik pukulan ini dimainkan dengan gaya mendorong
dimana bat bergerak hanya dalam jarak pendek dan tidak ada pukulan yang
mengikuti. Posisi backhand push yaitu dengan cara berdiri sama dengan aksi
pukulan backhand drive, dimana kedua kaki berdiri sejajar dengan pundak
antara selebar pundak. Posisi lutut melengkuk lunak dan salurkan beban badan
ke depan. Bat dipegang pada sudut yang terbuka serta ringan dengan posisi
berlawanan dengan sudut untuk pukulan drive. Siku menekuk antara 90 derajat
dan bat dipegang di depan perut. Tekhnik backhand push ini di lakukan dengan
satu gerakan lembut untuk mendorong bat keluar di depan dan turun dengan
ringan. Tujuannya adalah memukul ke arah bawah dan melewati belakang
5
pada bola saat puncak pantulan. Kedua ayunan dan dorongan harus pendek
dengan menggunakan kekuatan yang sedikit pada pukulan ini. Kunci
keberhasilannya adalah berupa singgungan ringan dan kontrol yang tepat
dengan backhand drive hampir sepenuhnya di buat pada siku. Jika bola
memntul terlalu tinggi kurangi sudut dari bat dan jangan jatuh. Untuk pemula
memukul dibawah bola selain memukul dibelakang bola itu. Tekhnik seperti
ini adalah dengan cara mengkonsentrasikan pada bola dengan serendah dan
sependek mungkin.
Media disini sangat memberikan konstribusi besar bagi proses
pembelajaran, dengan media dinding pembelajaran backhand drive untuk
mempermudah siswa untuk melakukan backhand drive dengan cara memantulkan
bola setelah memantul ke lantai secara bergantian. Dengan media dinding lebih
tepat pantulan bola pada saat melakukan pembelajaran backhand drive. Sehingga
hasil belajar akan meningkat.
Materi atau bahan agar sebuah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
dalam kurikulum tahun 2006/KTSP meliputi beberapa aspek antara lain adalah
permainan dan olahraga salah satu diantaranya olahraga permainan tenis meja.
Dalam permainan tenis meja memiliki beberapa teknik dasar yang dikuasai
dengan baik oleh para pelakunya. Agar permainan dapat berlangsung dengan
lancar, menarik dan menyenangkan. Teknik dasar tersebut adalah backhand drive
melalui media dinding.
Keterampilan gerak teknik dasar permainan tenis meja hanya akan dikuasai
dengan baik melalui proses belajar keterampilan suatu cabang olahraga, hanya
akan dapat dikuasai dengan baik bila dipelajari dengan sebaik-baiknya. Prosesnya
mencakup kegiatan latihan atau pelaksanan tugas-tugas secara berulang-ulang.
Proses belajar mengajar yang baik akan berlangsung secara lancar apabila
seorang guru dapat memilih dan menentukan metode, teknik pembelajaran
pendidikan yang sesuai dengan karakter materi atau bahan ajar, serta sesuai
dengan karakter perkembangan anak.
Pembelajaran backhand drive merupakan keterampilan yang harus dikuasai
6
Ajaran 2013/2014, guru pendidikan jasmani di SDN Banjarsari menetapkan
Kriteria Ketuntasan Minimal {KKM} untuk teknik backhand drive yang mengacu
pada tiga arah yaitu: kognotif, afektif, dan psikomotor. Kondisi yang ada saat ini
di lapangan memperlihatkan sebagai berikut:
Hasil belajar siswa menunjukan bahwa sebanyak 14 orang dari 24 siswa yang
belum mampu mendapatkan nilai sebagai batas kelulusan. Berdasarkan hasil
observsi, diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada awal semester tahun
2012/2013 sebagian besar belum memenuhi KKM.
Diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada awal semester tahun 2012/2013
Adalah 44% siswa kelas VI yaitu 8 siswa dari 24 siswa sudah memenuhi standar
KKM, sedangkan 56% siswa yaitu 16 siswa belum memenuhi standar KKM.
Pada saat pembelajaran berlangsung, khususnya pembelajaran backhand
drive ditemukan beberapa masalah yaitu kurang persiapan guru pengajar, baik itu
dalam mempersiapakan rencana pelaksanaan pembelajaran maupun persiapan
kegiatan belajar mengajar. Kurangnya persiapan rencana pelaksanaan
pembelajaran terlihat dari RPP itu sendiri yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
RPP yang tercantum dalam IPKG 1. Pembelajaran penjas di SDN I Banjarsari
kurang begitu baik dikarenakan situasi dan kondisi yang kurang memungkinkan
dimana sarana dan prasarana tidak memadai, tidak adanya penerapan metode
terhadap materi yang diberikan khususnya materi backhand drive, sehingga siswa
cenderung cepat bosan terhadap materi yang diberikan oleh guru, sehingga tujuan
dari pembelajaran backhand drive tidak tercapai dengan sempurna, dimana tujuan
pembelajaran itu sendiri adalah agar siswa bisa melakukan gerak dasar backhand
drive.
Uraian di atas dalam membina dan meningkatkan pengembangan
kemampuan daya gerak siswa SD terhadap pembelajaran tenis meja, guru penjas
harus merancang bentuk-bentuk latihan media dinding yang menarik saat
pembelajaran berlangsung dan harus disesuaikan dengan karakteristik dari siswa
SD.
Untuk memudahkan pembelajaran backhand drive, peneliti berinisiatif
7
backhand drive dengan media dinding, sehingga siswa bisa menerima materi
dengan semangat dan seurius, yang paling utama dapat tercapainya tujuan
pembelajaran yaitu siswa bisa melakukan gerakan dasar backhand drive.
Adapun pemerolehan hasil observasi yang dilakukan peneliti diperoleh data
sebagai mana tabel 1.1.
Tabel 1.1
Data Hasil Observasi Backhand Drive
No Nama siswa
Dari analisis hasil tersebut dapat di ketahui bagaimana kemampuan siswa
aspek-8
aspek yang di nilai pada tes backhand drive dalam permainan tenis meja adalah
seabagai berikut:
Berdasarkan tabel tes data awal backhand drive dalam permainan tenis meja
kelas VI SDN 1 Banjarsari dnari 24 siswa yang mengikuti tes data awal ini, yang
terdiri dari 11 siswa putra dan 13 siswi putri, dan dapat diketahui bahwa yang
mencapai KKM hanya 33% saja yang terdiri dari 5 orang siswa putra dan 3 orang
siswa putri yang mencapai KKM. Dan yang tidak mencapai KKM 75% yang
terdiri dari 5 siswa putra dan 16 siswi putri.
Jadi berdasarkan analisis hasil dan tabel data awal tes backhand drive
tersebut bisa diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai KKM,
hal tersebut dikarenakan masih rendahnya pemahaman dan pengetahuan mengenai
gerak dasar permainan tenis meja. Pada saat pembelajaran guru kurang
mengembangkan model pembelajaran yang bervariasi. Hal tersebut menyebabkan
siswa jenuh dalam melakukan pembelajaran tersebut.
Untuk itu perlu suatu pemecahan masalah agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan menyenangkan. Salah satunya yaitu dengan menggunakan sebuah
model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir. Jadi dalam model pembelajaran terdapat
strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Tugas seorang guru
salah satunya adalah memilih dan melaksanakan model pembelajaran yang cocok
untuk pembelajaran yang akan diajarkan.
Dari kondisi pembelajaran dan hasil tes yang diperoleh, memberikan
gambaran bahwa masalah pembelajaran backhand drive kelas VI Banjarsari perlu
diperbaiki. Permasalahan tersebut terjadi karena anak tidak terbiasa melakukan
backhand drive dalam bermain tenis meja.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas yang dirumuskan ke dalam judul “ Meningkatkan Proses
Pembelajaran Gerak Dasar Backhand Drive Dalam Permainan Tenis Meja
9
B. Perumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah
Dalam pembelajaran tenis meja berdasarkan observasi yang dilakukan
penulis lakukan pada siswa kelas VI SDN I Banjarsari. Adapun permasalahan
yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran backhand drive dengan media dinding
untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada siswa kelas VI SDN
Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis?
b. Bagaimana pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar
backhand drive dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar
backhand drive pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari
Kabupaten Ciamis?
c. Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran gerak dasar backhand drive
dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada
siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis?
d. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak dasar backhand drive
dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada
siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis?
2. Pemecahan Masalah
Agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran berdasarkan rumusan masalah
yang ada di atas, maka penulis mencoba berdasarkan cara agar dapat menerpakan
media dinding dalam pembelajaran gerak dasar backhand drive salah satunya
yaitu:
a. Pada tahap perencanaan guru mempersiapkam pembelajaran backhand drive
yang mengacu pada IPKG 1 yang meliputi perumusan tujuan pembelajaran,
mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, dan sumber belajar.
b. Pada tahap pelaksanaan mengacu pada IPKG 2 yaitu menjelaskan topik
belajar, memberikan bimbingan berupa pertanyaan dan komando kepada
siswa secara terus menerus mengenai cara pembelajaran pada backhand drive
permainan tenis meja serta memberikan bantuan kepada siswa yang tidak bisa
10
c. Guru mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Hal ini terkait dengan nilai kerja sama, sportivitas dan kedisiplinan siswa saat
pembelajaran backhand drive serta memberikan motivasi kepada siswa agar
lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran backhand drive.
d. Pada tahap evaluasi guru mengevaluasi siswa dengan mengadakan tes dimana
setiap siswa melakukan gerakan backhand drive dan dicatat hasilnya.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan peneliti adalah sebagai
berikut :
1. Unruk mengetahui perencanaan pembelajaran backhand drive dengan media
dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada siswa kelas VI
SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar
backhand drive dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar
backhand drive pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari
Kabupaten Ciamis
3. Untuk mengetahui aktifitas siswa pada pembelajaran gerak dasar backhand
drive dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive
pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis
4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak dasar backhand
drive dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive
pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini di harapkan dapat memberikan
konstribusi bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam bidang pendidikan, baik
manfaat secara akademis dan praktis.
1. Kepentingan akademis.
11
b) Sebagai bahan masukan pada pembelajaran penjaskes pada materi backhand
drive tenis meja.
2. Kepentingan praktis.
a) Bagi guru penjaskes sekolah dasar.
Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam teknik
pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan metodologi
pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang. Terutama pada
pembelajaran penjas di Sekolah Dasar sebaiknya menggunakan metode
pembelajaran melalui modifikasi, karena pada masa anak Sekolah Dasar
cenderung masih ingin bermain serta menghindari cidera yang berakibat fatal.
E. Batasan Istilah Meningkatkan
Kata “meningkatkan”memiliki kata dasar”tingkat”yang berarti lapisan dari sesuatu yang bersusun dengan imbuhan me-kan kata tingkat menjadi
meningkatkan yang diartikan mengusahakan dapat menaikan ke tingkat yang
lebih baik, artinya ada kenaikan hasil belajar siswa dari yang tidak bisa
menjadi bisa.( Kamus Besar Bahasa Indonesia : 125)
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses aktip peserta didik yang mengembangkan
poteni dirinya (Dananjaya 2012: 27)
Backhand drive
Backhand drive adalah pukulan yang dilakukn di bagian belakang ataw kiri
bat yang relatif tegak(bagian belakang tangan yang memegang bat) dari sisi
kiri badan diayun ke arah depan
(Http:wanumbno4.wordpress.com/tenis-meja-2/backhand-drive/)
Permainan tenis meja
Permainan tenis meja adalah adalah salah satu dari cabang olah raga
permainan, yaitu permainan yang mempergunakan bola kecil (Syarifudin, dan
Muhadi 1992: 201)
12
Media adalah segala sesuatu yang dapat diterima yang berfungsi sebagai
perantara / sarana / alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar).
(Sudin, Ali dan Saptani, Entan. 2009: 04)
Dinding
Dinding adalah penutup sisi samping atau penyekat ruang, rumah, bilik,
papan anyaman, bambu, tembok dsb.
29 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Banjarsari
Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Adapun pemilihan lokasi penelitian
ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh guru penjas tersebut dalam
pelaksanaan program sekolah, dalam pembelajaran tenis meja khususnya
backhand drive .
b. Peneliti lebih memahami terhadap sifat, karakter dan kebiasaan siswa sehingga
memudahkan peneliti dalam mengidentifikasi siswanya yang selama ini
dianggap bermasalah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2013.
Lamanya penelitian kurang lebih selama lima bulan, dimulai dari perencanaan,
30
B.Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar
Negeri Banjarsari, yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 11 orang siswa laki-laki
dan 13 siswa perempuan. Pemilihan kelas VI sebagai subyek penelitian dilandasi
atas pertimbangan bahwa permasalahan dalam penelitian ini ditemukandi kelas
VIyang banyak melakukan teknik gerak dasar tenis meja dalam backhand drive.
C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggsunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan istilah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun tindakan yang
digunakan dalam pembelajaran, yakni melalui penggunaan media dinding.
Banyak definisi mengenai Penelitian Tindakan Kelas, diantaranya
dikemukakan oleh Wiraatmadja (2006: 13)
Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, dimana mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan,
yang dilakukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang
dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang masih terjadi dalam proses pembelajaran tersebut. Apabila proses
inquiri dan perbaikan pembelajaran dilakukan secara terus menerus diyakini
sepenuhnya bahwa kemampuan proffesional guru akan terus meningkat.
Penggunaan PTK ditujukan untuk kepentingan praktisi dilapangan dalam
hal ini guru kelas dan bukan untuk kepentingan sendiri. Artinya melalui PTK
dapat mendorong dan membangkitkan para praktisi dilapangan agar memiliki
31
kinerja profesionalnya guna meningkatkan iklim belajar dan situasi sosial di
sekolah menuju arah yang lebih baik.
Ditinjau dari segi akademis PTK bermanfaat untuk membantu guru
menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk
memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek. Adapun manfaat praktis dari
pelaksanaan PTK menurut Kasbolah (1999 : 46) :
1) Pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah, 2) pembangunan kurikulum ditingkat sekolah dan ditingkat kelas dan 3) peningkatan professionalisme guru melalui proses latihan sistematik secara berkelanjutan.
2. Desain Penelitian
Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana,
tindakan, penagamatan/obsevasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat
pada gambar berikut
Gambar 3.2
Model spiral Kemmis danTaggart (Rukmana, 2012: 6)
D.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang
32
dalam backhand drive, siswa diberikan latihan tanpa petunjuk tekhnis dari guru,
hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk
mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan
kemampaun maksimal siswa dalam melakukan backhand drive.
Dari refleksiawal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan prosedur sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah :
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dilapangan.
Membuat lembaran pengamatan untuk siswa dan pendamping mulai dari posisi
tubuh sampai ketepatan sasaran pukulan. Setiap bagian demi bagian di
observasi meliputi kelemahan-kelemahan siswa yang sering terjadi diantaranya
mengenai penampilan/performen.
c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai
proses dan hasil tindakan.
d. Memperagakan dan sebagai guru penjas yang akan melaksakan pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap
satu, yaitu melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut :
a. Mengimplementasikan tujuan pembelajaran backhand drive melalui media
dinding sebagai upaya meningkatkan hasil belajar backhand drive dalam
permainan tenis meja.
b. Melaksanakan test untuk melihat kemampuan awal dari kompetensi dasar yang
diharapkan.
33
3. Tahap Observasi
Selama melaksakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti bertindak
sebagai observer atau mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran
yang berhubungan dengan fokus penelitian.
4. Tahap Analisisdan Refleksi (Reflection)
Analisis merupakan kumpulan data-data yang diperoleh dari berbagai
kejadian dan data itu adalah data kualitatif dan data kuantitatif kemudian
dikembangkan untuk mencari kesimpulan dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi.
Menurut Sugiyono, (2005: 89) mengemukakan bahwa,
Menulis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisir data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sinestesia, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami sendiri maupun orang lain
E.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah :
1. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran
Dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini kinerja guru
dalam merencanakan pembelajaran backhand drive dalam permainan tenis meja
melalui media dinding. Dalam hal ini kemampuan merencanakan pembelajaran
seorang guru dapat dilihat pada saat sebelum melaksanakan pembelajaran, dimana
dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai guru dan observer bersama mitra
(Guru Penjas).
2. Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Dilakukan untuk mengukur kemampuan melaksanakan pembelajaran
backhand drive melalui media dinding. Yang dalam hal ini kinerja guru dalam
34
kemampuan melaksanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat padasaat
melaksanakan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini penulis bertindak
sebagai guru dan observer bersama mitra (Guru Penjas).
3. Lembar aktivitas siswa
Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Hal ini terkait dengan nilai semangat, kerjasama, dan kedisiplinan siswa pada saat
pembelajaran.
4. Format Tes
Dilakukan untuk melihat keberhasilan belajar siswa sebelum dan setelah
pemberian tindakan dengan membandingkan nilai yang diperoleh. Tes dilakukan
dalam bentuk praktek setelah proses pembelajaran selesai, tingkat kesulitan tes di
tambah pada setiap siklusnya.
5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data ini dibagi dua jenis, yaitu teknik pengolahan data
proses dan teknik pengolahan data hasil.
a. Teknik Pengolahan Data Proses
Pada pengolahan data proses ini, data mentah yang diperoleh dari hasil
observasi, wawancara dan catatan lapangan dirangkum dan dikumpulkan. Data
observasi, wawancara dan catatan lapangan dikelompokkan kedalam data
kuantitatif. Data-data tersebut kemudian diolah berdasarkan jenis dan sumbernya.
b. Teknik Pengolahan Data Hasil
Instrument yang digunakan untuk mengolah data hasil pada penelitian ini
adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar dikelompokkan ke dalam data kuantitatif.
Tes dijadikan acuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
35
2. Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data
kualitatif dilakukan saat pelaksanaan refleksi dari setiap siklus perolehannya
berdasarkan tiap tindakan. Pengolahan data ini dilakukan setelah data terkumpul
yang diperoleh dari seluruh instrument penelitian yang dibaca dan ditelaah.
Miles and Huberman (Sugiyono. 2005 : 91) mengemukakan bahwa
“aktivitas dalam data kualitatif dilakukan secarain teraktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas analisis
data dalam model Miles and Huberman ini meliputi tiga tahapan, yaitu data
reduction, data display dan conclusion drawing / verification.
1) Data Reduction (Reduksi Data)
Menurut Sugiyono (2005:92) “mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari
tema dan polanya”
Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan dan perumusan perhatian
untuk penyederhanaan, abstraksi, transformasi dan data kasar yang diperoleh
menjadi informasi hasil tindakan.
2) Data Display (Penyajian Data)
Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah menyajikan. Menurut
Sugiyono (2005:92) “dalam penelitian kualitatif, penyajian data bias dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan atau dengan teks yang bersifat naratif.”
Tujuan dari penyajian data ini adalah untuk memudahkan peneliti
memahami apa yang terjadi dan merencanakan apa yang harus dikerjakan atau
diperbaiki pada siklusberikutnya.
3) Conclusion drawing / verification
Langkah terakhir dalam analisis data menurut Miles and Huberman
(Sugiyono, 2005:99) menyatakan bahwa:“Langkah terakhir dalam analisis data
adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. ”Peneliti berusaha menarik kesimpulan
dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperoleh
36
tersebut disusun dan dikategorikan, disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir
diperiksa kesalahannya.
G.Validasi Data
Kesahan data penelitian dapat dilihat dari keampuan menilai data dari aspek
validasi data penelitian, untuk menguji validasi penelitian dapat dilakukan dengan
teknik triangulasi, member chek, dan exsper opinion. (Wiriatmaja2005 : 45)
mengemukakan pengertian tentang teknik menguji validasi penelitian.
1. Triangulasi adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif
setelah pelaksanaan tindakan. Kegiatan triangulasi ini dilakukan melalui
tringulasi sumberyang ditunjukan kepada kepala sekolah, rekan sejawat, dan
siswa.
2. Member chek, dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesalahan data dalam
proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada
guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir pembelajaran
melalui diskusi.
3. Audit trial, dilakukan dengan cara peneliti mengecek prosedur dan metode
pengumpulan data dengan kawan sejawat.
4. Expert opinion,peneliti mengkonsultasikan hasil temuan kepada pembimbing
yang ahli dalam bidang bermain tenis meja. Dalam hal ini penulis
101 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitianpembelajarangerak dasar backhand drive
melaluimedia dindingyangdilakukan di SDN
IBanjarasariKecamatanBanjarsariKabupatenCiamisdapatdisimpulkanbahwa :
Pembelajarangerak dasarbackhand drivemelaluipenerapan media
dindingpadaprosesnyameliputiperencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa,
danhasilbelajarsebagaiberikut:
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaanpembelajarangerak dasar backhand drive melalui penerapan
media dinding, memberikanarahdanacuan yang jelastentangmaterigerak dasar
backhand drive. Perencanaanpembelajaran yang
dilaksanakansesuaidenganrencanapelaksanaanpembelajaran yang
telahdisiapkandanditentukan.Dimana, RPP siklus I
kegiatansiswaadalahsiswamelakukan gerak dasar backhand drive yang
menggunakandindingdenganjarak 2m
secarabergantiandenganperolehanpersentaseperencanaankinerja guru sebesar75%.
Kegiatansiswapadasikluske II adalahmelakukan gerak dasar backhand drive
melalui media dindingdengan di bantu olehmeja yang di
rapatkankedindingdenganjarak yang
denganperolehanpersentaseperencanaankinerja guru sebesar85% masih
belummencapai target dantetapmemerlukan
perbaikanuntuksiklusselanjutnya.Kegiatansiswapadasikluske III
adalahsiswamelakukangerak dasar backhand drive melalui penerapan media
dinding yang dibantuolehmeja yang di
rapatkankedindingdancaramelakukanyadengancaraberduadanbergantiansetiap kali
melakukansentuhandenganperolehanpersentaseperencanaankinerja guru sebesar
102
2. Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaanpembelajaran yang
dilakukantetapmengacupadaperencanaanpembelajaran yang
sudahdisusundandisiapkansebelumnya yang terdapatpada
RPP.Pelaksanaanpembelajarangerak dasar backhand drive melalui penerapan
media dindingdengankinerja guru untukmemotivasi,
mengarahkandanmembimbingsiswanyauntukmelakukangerak dasar backhand
drive. Pada siklus I kinerja guru hanyamencapai74%, siklus II 88%, dan pada
siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. Hal tersebut sesuai yang
diharapkan dan hasilnya signifikan.
3. Aktivitas Siswa
Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran,
guru harus memberikan motiasipadasiswasaat pembelajaran berlangsung agar
aktivitas siswa dapat meningkat disamping pengawasan dan peraturan yang ketat,
tegas, jelas dan tidak berpihak sehinggapengelolaan proses belajar maksimal.
Aktivitassiswapadasiklus I mencapai 64% darijumlahkeseluruhansiswa,
padasiklus II meningkatmenjadi73% darijumlahkeselurhansiswadanpadasiklus III
meningkatmenjadi 100% darijumlahkeseluruhansiswa.
4. HasilBelajar Siswa
Peningkatankualitaspembelajaran yang meliputikinerja guru
danaktivitassiswa, menunjukanhasil yang nyata, mencapai target yang
ditentukansebasar 100%.Peningkatanpembelajarangerak dasar backhand drive
terbuktidaripeningkatansetiapsiklusnya dimanapadasiklus I jumlahsiswa yang
tuntasmelakukangerak dasar backhand drive mencapai 11 siswaatau 46%, siklus
II meningkat menjadi 17 siswaatau70% yang tuntas, siklus III meningkatmenjadi
22siswaatau91% yang tuntasdengan target yang ditentukan yaitu 90%.
103
Pembelajarangerak dasarbackhand drive melalui penerapan media
dindingmerupakansuatustrategipembelajaran yang
dapatmeningkatkankemampuansiswadalammelakukanaktivitasgerak.
DenganmemperhatikanhasilPenelitianTindakanKelasyang telahdilaksanakan di
SDN IBanjarsari Kecamatan BanjarsariKabupatenCiamis, adabeberapahal yang
dapatdisarankansebagaiimplikasidarihasilpenelitianiniadalahsebagaiberikut:
1. Bagi guru
a. Penerapan media dindingpadapembelajarantenismejakhususnyabackhand drive
adalahmerupakansalahsatusolusi yang dapatdigunakandanditerapkanoleh guru
pendidikanjasmanidalampembelajarantenismeja. Namundemikian, guru
pendidikanjasmaniharusmampumemilihdanmengembangkanteknik-teknikpembelajaranlainnya yang
cocokuntukditerapkanpadapembelajarandenganmemperhatikankarakteristiksis
wa, kedalamanmateri, danhal-hallainnya yang masihperludipertimbangkan.
b. Guru hendaknyaperlumemahamisecaramendalammengenaipenggunaanmodel
pembelajaran yang sesuai,
sehinggadalampenerapannyatidakmenjadisalahpersepsi.
c. Para guru disarankanuntukmemilikikemauan, keuletan, kreatif,
danpunyakeberanianuntukmengembangkanpembelajarandanmengembangkanb
erbagaipotensi, baikpotensidirisebagai guru,
potensilingkunganmaupunpotensisiswa.
Karenapenelitianmembuktikanbahwapembelajarantenismejakhususnyabackhan
d drive yang selamainidinilaisulitolehpara guru,
dengankerjakerasternyatadapatdioptimalkandenganbaik.
d. Dalammengembangkanlangkah-langkahpenerapanpembelajarangerak dasar
backhand drive melalui penerapan media dindingsebaiknya guru berperan
optimal sebagai motivator, fasilitator, danmembimbingsiswasebaik-baiknya
e. Dalampembelajarantenismeja guru lebihmenekankanpada proses
bagaimanapengetahuan, danketerampilangerakanitudibangunolehparasiswa
104
dindingsehinggaakanlebihmempermudahdanmempercepat proses
penguasaangerak dasar backhan drive tersebut.
2. Bagisiswa
a. Keterampilan gerak dasarmisalnyagerak dasar backhand drive
harusdiajarkankepadasiswadenganmemperhatikantingkatperkembangansiswa.
b. Para siswaperludibinauntukmelakukangerak dasar backhand drive yang
bermanfaatbagidirinya, sehinggadenganpembelajaranbackhand drive
nantinyasiswadapatmelakukangerak dasardenganbaikdanbenar.
c.
Diperlukanpenggalianpotensimasing-masingsiswadalampelajaranpendidikanjasmani,
inidimaksudkanuntukmeningkatkanbakat yang dimilikisetiapanak.
3. Bagisekolah
a. Untukmenunjangpelaksanaanpembelajaranpendidikanjasmani,
makapihaksekolahdiharapkandapatberupayauntukmemberikankontribusi yang
maksimal agar pembelajaraniniberlangsungdengantuntutankurikulum. Hal
tersebutjugadapatdilakukandengansaranadanprasaranapenunjangpembelajaranb
aikuntuksiswamaupun guru.
b. Dalammeningkatkanminatdanbakatterhadappermainantenismeja,
makaperludiadakannyapertandinganbaikpadatingkatsekolah,gugus,kecamatanm
aupuntingkatkabupaten yang dilakukansecaraberkala.
c.Pembinaandanpelatihan yang intensifterhadappara guru
jugaperludiadakanolehpihaksekolah, inidimaksudkan agar
dapatmeningkatkankemampuanmengajarnyadalamrangkainovasipembelajaranp
endidikanjasmani.
4. Bagi UPI KampusSumedang
Hasil-hasildaripenelitianinidiharapkan bias
bermanfaatdalamrangkaperbaikanpembelajaran, khususnyabagi program
studiPendidikanJasmani yang memproduksi guru yang kreatif.
105
a.
Hasilpenelitianinidiharapkandapatmenjadibandingansekaliguslandasanpenelitia
nlanjut yang berhubungandenganpengembanganmodifikasipembelajaran.
b. Hasilpenelitianinidapatdijadikansebagaireferensibagipeneliti lain yang
akanmelakukanpenelitiankhususnyadenganmenjadikanpermainan
dalampembelajaransebagaitindakan.
c. Bagipeneliti lain yang
akanmelakukanpenelitiantindakankelashendaknyamenggunakansumber yang
lebihbanyaklagi, sehinggatemuan-temuandalampelaksanaanpembelajarangerak
106
111
DAFTAR PUSTAKA
Damiri, Kusmaedi (1992), Olahraga Pilihan Tenis Meja, Bandung, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Depdikbud. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Cholik, Lutan (1996/1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta: Depdiknas
Kasbolah (1997/1988:14) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Depdikbud Dirjen Dikti. Bagian Proyek Pengembangan PGSD, IBRD:LOAN – IND
Susilawati, Dewi.( 2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif: Sumedang.
Soetomo (1985), Permainan Tenis Meja, Jakarta.
Sugiono (2005) Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta. Bandung.
http://apadefinisinya.blogspot.com./2007/12/pengertian-media/html
Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Syarifudin, Aip, dan Muhadi (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Diretorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.