• Tidak ada hasil yang ditemukan

manusia nilai moral dan hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "manusia nilai moral dan hukum"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.

Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan

nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, dan perbuatan

negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena

dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat

menentukan kepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan

kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang mengarah kepada pembentukan moral

yang sesuai dengan norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi

pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.

Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat

dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang

sangat kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga,

lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan

mendukung terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi

langsung dari nilai-nilai moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari

kehidupan keluarga. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di

lingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan

(2)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Manusia, nilai, moral dan hukum ?

2. Bagaimana hubungan Manusia dengan nilai, moral dan hukum dalam kehidupan

sehari-hari ?

3. Apa Problematika nilai Moral dalam kehidupan sehari-hari ?

4. Bagaimana Problematika Hukum di Indonesia ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

2. Untuk mengetahui Pengertian Manusia, nilai, moral dan hukum

3. Untuk mengetahui hubungan Manusia dengan nilai, hubungan manusia dengan

moral dan hubungan manusia dengan hukum

4. Untuk mengetahui keterkaitan film Black Jack dengan nilai,moral dan hukum

dalam kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM

I. Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),

(3)

makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah

fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup

(living organism).

Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara

ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan

vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.

Setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of

discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan

sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri

dengan lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada

individu lain. Ia belajar berjalan,belajar makan,belajar berpakaian,belajar

membaca,belajar membuat sesuatu dan sebagainya,memerlukan bantuan orang lain

yang lebih dewasa.

Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia

menyatakan bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam

kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan

biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan.

Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan dalam

rumah,pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian

gangguan/kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia berkelompok.

Untuk menghasilkan keamanan dan kenyamanan hidup berkelompok ini, diciptakan

(4)

dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak

mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan bersama.

II. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan

berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna

bagi kehidupan manusia.

Sifat-sifat nilai adalah Sebagai berikut.

a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ad dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat

abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.

Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bias

menindra kejujuran itu.

b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan suatu

keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai diwujudkan dalam

bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan.

Semua orang berharap manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang

mencerminkan nilai keadilan.

c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia

bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai

ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai

derajat ketakwaan.

Menurut Cheng(1995): Nilai merupakan sesuatu yang potensial,dalam arti

terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif ,sehingga berfungsi untuk

(5)

Lasyo(1999,hlm.9)sebagai berikut: Nilai bagi manusia merupakan landasan atau

motivasidalam segala tingkah laku atau perbuatannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa

nilai yaitu sesuatu yang menjadi etika atau estetika yang menjadi pedoman dalam

berperilaku.

Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua

konteks,pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif,apabila dia

memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya,bahkan memandang

nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai penilai.Baik dan buruk,benar dan

salah bukan hadir karena hasil persepsi dan penafsiran manusia,tetapi ada sebagai

sesuatu yang ada dan menuntun manusia dalam kehidupannya.Pandangan kedua

memandang nilai itu subjektif,artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang

menilainya.Jadi nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya

penilai.Oleh karena itu nilai melekat dengan subjek penilai.

III. Pengertian Moral

Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan.Kata

mores ini mempunyai sinonim mos,moris,manner mores atau manners,morals. Dalam

bahasa Indonesia,kata moral berarti akhlak (bahasa Arab)atau kesusilaan yang

mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi

pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.

Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika.

Secara etimologis ,etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima masyarakat

(6)

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses

sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.

Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang

mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu

sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral

jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam

kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari

kebudayaan masyarakat setempat.

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi

dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang

berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan

masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga

sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Jadi moral adalah tata

aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk

melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk

menjadi manusia yang baik.

IV. Pengertian Hukum

Disamping adat istiadat tadi, ada kaidah yang mengatur kehidupan manusia

yaitu hukum, yang biasanya dibuat dengan sengaja danmempunyai sanksi yang jelas.

Hukum dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat agar terjadi

keserasian diantara wrga masyarakat dan system social yang dibangun oleh suatu

masyarakat. Pada masyarakat modern hukum dibuat oleh lembaga – lembaga yang

diberikan wewenang oleh rakyat. Keseluruhan kaidah dalam masyarakat pada intinya

adalah mengatur masyarakat agar mengikuti pola perilaku yang disepakati oleh

(7)

Pola-pola perilaku merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau

berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat

tersebut.Setiap tindakan manusia dalam masyarakat selalu mengikuti pola-pola

perilaku masyarakat tadi.Pola perilaku berbeda dengan kebiasaan. Kebiasaan

merupakan cara bertindak seseorang yang kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh

orang lain. Pola perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan dilaksanakan pada

khususnya apabila seseorang berhubungan dengan orang lain, dinamakan social

organization

B. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN NILAI,

Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat

bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan

sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik

disadari maupun tidak.

Nilai itu penting bagi manusia. Apakah nilai itu dipandang dapat mendorong

manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia

karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai lebih dipandang

sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu

dan harus diaplikasikan dalam perbuatan.

Menilai dapat diartikan menimbang yakni suatu kegiatan manusia untuk

menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan

memberikan keputusan. Keputusan itu menyatakan apakah sesuatu itu bernilai positif

(8)

unsur-unsur yang ada pada diri manusia yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa, dan

kepercayaan.

Nilai memiliki polaritas dan hirarki, antara lain:

1. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai polaritas

seperti baik dan buruk; keindahan dan kejelekan.

2. Nilai tersusun secara hierarkis yaitu hierarki urutan pentingnya.

Nilai (value) biasanya digunakan untuk menunjuk kata benda abstrak yang dapat

diartikan sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Notonagoro

membagi hierarki nilai pokok yaitu:

3. Nilai material yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.

4. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan

kegiatan atau aktivitas.

5. Nilai kerohanian yaitu sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian terbagi menjadi empat macam:

1. Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio manusia

2. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan estetis manusia

3. Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa manusia

4. Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia dengan disertai penghayatan

melalui akal budi dan nuraninya

Hal-hal yang mempunyai nilai tidak hanya sesuatu yang berwujud (benda

material) saja, bahkan sesuatu yang immaterial seringkali menjadi nilai yang sangat tinggi

dan mutlak bagi manusia seperti nilai religius. Nilai juga berkaitan dengan cita-cita,

(9)

Dengan demikian nilai itu tidak konkret dan pada dasarnya bersifat subyektif.

Nilai yang abstrak dan subyektif ini perlu lebih dikonkretkan serta dibentuk menjadi lebih

objektif. Wujud yang lebih konkret dan objektif dari nilai adalah norma/kaedah. Norma

berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku, suatu alat

perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sinilah kita dapat mengartikan norma

sebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu yang dipakai

untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran. Dengan norma ini orang dapat

menilai kebaikan atau keburukan suatu perbuatan.

Ada beberapa macam norma/kaedah dalam masyarakat, yaitu:

1. Norma kepercayaan atau keagamaan

2. Norma kesusilaan

3. Norma sopan santun/adab

4. Norma hokum

Dari norma-norma yang ada, norma hukum adalah norma yang paling kuat karena

dapat dipaksakan pelaksanaannya oleh penguasa (kekuasaan eksternal).

Nilai dan norma selanjutnya berkaitan dengan moral. Moral berasal dari bahasa

latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam

bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan

ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang

wajar. Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Derajat

kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. Makna moral

(10)

lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah

lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

C. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MORAL

Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal daribahasa

kuno yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak arti yaitu tempat

tinggal biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan caraberfiki. Dalam

bentuj jamak ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan. Moralberasal dari bahsa latin

yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti adat, cara, dantampat tinggal. Dengan

demikian secara etismologi kedua kata tersebut bermaknasama hannya asal uasul

bahasanya yang berbeda dimana etika dari bahasa yunanisementara moral dari bahasa

latin.

Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilaidan

orma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalammengatur

tingkah lakunya. Dalam ilmu filsafat moral banyak unsur yang dikajisecara kritis, di

landasi rasionalitas manusia seperti sifat hakiki manusia, prinsipkebaikan,

pertimbangan etis dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dansebagainya.

Moral lebih kepada sifat aplikatif yaitu berupa nasehat tentang hal-halyang baik.

Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :

a. Hati NuraniMerupakan fenomena moral yang sangat hakiki.

Hati nurani merupakanpenghayatan tentang baik atau buruk mengenai perilaku

manusia dan hati nuraniini selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia dan selalu

(11)

sanggupmererfleksikandirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga

mengenal orang.

b. Kebebasan dan tanggung jawab.

Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dankarena

manusia pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasanitu juga

terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lainketika mereka

melakukan interaksi. Jadi, manusia itu adalah makhluk bebas yang dibatasi oleh

lingkungannya sebagai akibat tidak mampunya ia untuk hidupsendiri.

c. Nilai dan Norma Moral.

Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akan

bergabung dengan nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai moralterkait

dalam tanggung jawab seseorang. Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang

erat sekali. Dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa disertai moralitas. Oleh

karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral,

perundang-undangan yang immoral harus diganti. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum,

sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja kalau tidak di undangkan atau di

lembagakan dalam masyarakat. Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat,

namun hukum dan moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya ‘mungkin’ ada

hukum yang bertentangan dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang

berarti terdapat ketidakcocokan antara hukum dan moral. Untuk itu dalam konteks

(12)

Kualitas hukum terletak pada bobot moral yang menjiwainya. Tanpa moralitas

hukum tampak kosong dan hampa (Dahlan Thaib,h.6). Namun demikian perbedaan

antara hukum dan moral sangat jelas.

Perbedaan antara hukum dan moral menurut K.Berten :

1. Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan secara sistematis

dalam kitab perundang-undangan. Oleh karena itu norma hukum lebih memiliki

kepastian dan objektif dibanding dengan norma moral. Sedangkan norma moral lebih

subjektif dan akibatnya lebih banyak ‘diganggu’ oleh diskusi yang yang mencari

kejelasan tentang yang harus dianggap utis dan tidak etis.

2. Meski moral dan hukum mengatur tingkah laku manusia, namun hukum membatasi

diri sebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap batin seseorang.

3. Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan

moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan,pelanggar akan terkena

hukuman.

4. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara.

Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum adat, namun

hukum itu harus di akui oleh negara supaya berlaku sebagai hukum.moralitas

berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi pada individu dan masyarakat.

Dengan cara demokratis atau dengan cara lain masyarakat dapat mengubah hukum,

tapi masyarakat tidak dapat mengubah atau membatalkan suatu norma moral. Moral

(13)

D.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN HUKUM

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak

mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka

manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan.

Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam

pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan

masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas lembaga-lembaga hukum

mana yang melaksanakannya. Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan

hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau

merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Untuk

mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur tatanan

(organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial (social order)

yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan mempertahankan tatanan sosial

masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang

terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si pengatur(kekuasaan).

E. PROBLEMATIKA PEMBINAAN NILAI MORAL

a. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral

Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. Hal ini

(14)

dunia pendidikan dan masyarakat. Kehidupan keluarga akan memengaruhi

perkembangan jiwa dan moral anak.

b. Pengaruh Teman Sebaya terhadap Pembinaan Nilai Moral

Pergaulan dengan teman sebaya sangat memengaruhi sikap dan perilaku

seorang anak. Berteman dengan teman yang tidak baik akan mengakibatkan anak

meniru hal-hal negatif. Sedangkan jika berteman dengan teman yang baik maka

anak juga akan terpengaruh menjadi baik seperti temannya.

c. Pengaruh Figur Otoritas terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu

Figur otoritas seperti presiden, wakil presiden, para menteri, pejabat,

anggota DPR dan MPR, para artis, dan lain-lain harus memberi contoh yang baik

dalam kehidupan sehari-harinya karena pengaruh figur otoritas terhadap

perkembangan nilai moral individu sangat besar.

d. Pengaruh Media Telekomunukasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yang seharusnya digunakan sesuai

fungsinya cukup mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda. Misalnya dalam

kasus penyalahgunaan internet untuk mendownload film porno. Tidak ada filter

atau benteng yang kokoh untuk melawannya, kecuali iman dan takwa.

e. Pengaruh Media Elektronik dan Internet terhadap Pembinaan Nilai Moral

Media elektronik dan internet yang seharusnya digunakan sebagaimana

mestinya telah cukup banyak disalahgunakan sehingga mengakibatkan nilai moral

(15)

F. PROBLEMATIKA HUKUM DI INDONESIA

Problema paling mendasar dari hukum di Indonesia adalah manipulasi atas

fungsi hokum oleh pengemban kekuasaan.

Problem akut dan mendapat sorotan lain adalah:

1. Aparatur penegak hukum ditengarai kurang banyak diisi oleh sumber daya

manusia yang berkualitas. Padahal SDM yang sangat ahli serta memiliki integritas

dalam jumlah yang banyak sangat dibutuhkan.

2. Peneggakkan hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya karena sering

mengalami intervensi kekuasaan dan uang. Uang menjadi permasalahan karena

negara belum mampu mensejahterakan aparatur penegak hukum.

3. Kepercayaan masyarakat terhadap aparatur penegak hukum semakin surut. Hal ini

berakibat pada tindakan anarkis masyarakat untuk menentukan sendiri siapa yang

dianggap adil.

4. Para pembentuk peraturan perundang-undangan sering tidak memerhatikan

keterbatasan aparatur. Peraturan perundang-undangan yang dibuat sebenarnya

sulit untuk dijalankan.

5. Kurang diperhatikannya kebutuhan waktu untuk mengubah paradigma dan

pemahaman aparatur. Bila aparatur penegak hukum tidak paham betul isi

peraturan perundang-undangan tidak mungkin ada efektivitas peraturan di tingkat

(16)

Problem berikutnya adalah hukum di Indonesia hidup di dalam masyarakat

yang tidak berorientasi kepada hukum. Akibatnya hukum hanya dianggap sebagai

representasi dan simbol negara yang ditakuti. Keadilan kerap berpihak pada

mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi dalam masyarakat. Contoh

kasus adalah kasus ibu Prita Mulyasari.

Pekerjaan besar menghadang bangsa Indonesia di bidang hukum. Berbagai

upaya perlu dilakukan agar bangsa dan rakyat Indonesia sebagai pemegang

kedaulatan dapat merasakan apa yang dijanjikan dalam hukum.

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan

saling menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan

melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi

Referensi

Dokumen terkait

- Pengumpulan data yang terkait dengan penjadwalan produksi yaitu jenis produk, jenis mesin yang digunakan, urutan pekerjaan, waktu produksi, jumlah permintaan

Mekanisme pasar Islam ialah mekanisme pasar bebas dimana pemerintah tidak ikut campur dalam menentukan harga pasar namun pemerintah disini berperan sebagai pengawas

Penerapan SIMDA Keuangan pada BKAD Kabupaten Maluku Tenggara telah memiliki beberapa faktor pendukung dalam penerapannya yaitu komunikasi aktif yang telah dilakukan

Oleh karena itu dipilih metode dekontaminasi secara fisik-mekanik, yaitu melepaskan kontaminan yang menempel di permukaan dengan cara pengerukan (scrubbing) dan

ü Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar/kuat.

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan dalam tulisan ini adalah dengan diketahuinya bahwa budaya perusahaan dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap

Humanistik Abraham Maslow yang meliputi a) kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis, b) kebutuhan akan rasa aman, c) kebutuhan akan cinta dan memiliki, d) kebutuhan akan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengembangan self efficacy matematis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan