• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN RETARDASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN RETARDASI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0.3% dari seluruh populasi dan hamper 3% mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan karena 0.1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.(Swaiman KF, 1989).

American Assosiation on Mental Retardation (AAMR) mengungkapkan bahwa Retardasi mental yaitu : Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan fase kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain. Berikut ini adalah klasifikasi retardasi mental yang ditunjukkan dengan bagan (Dr.wiguna & ika, 2005)

Sehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan masyarakat.Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil.

Retardasi mental (RM) adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO). Retardasi mental adalah kelainan fungsi intelektual yang subnormal terjadi pada masa perkembangan dan berhubungan dengan satu atau lebih gangguan dari maturasi, proses belajar dan penyesuaian diri secara sosial. RM adalah suatu keadaan yang di tandai dengan fungsi intelektual berada di bawah normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial.

Retardasi mental diartikan sebagai kelemahan atau ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70 – 75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut :berbicara dan berbahasa;ketrampilan merawat diri, ADL; ketrampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehtan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dll.

(2)

kehidupan sehari-hari. Retardasi mental tertuju pada sekelompok kelainan pada fungsi intelektual dan defisit pada kemampuan adaptif yang terjadi sebelum usia dewasa. Akan tetapi, klasifikasi retardasi mental lebih bergantung pada hasil penilaian IQ dari pada kemampuan adaptif.

Menurut Rusdi Maslim (2001) retardasi mental adalah suatu keadaan perkem-bangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.

Menurut The American Association on Mental Deficiency (AAMD), definisi retardasi mental mencakup dua dimensi utama yaitu perilaku adaptif dan kecerdasan. Retardasi mental didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana fungsi intelektual umum dibawah rerata normal disertai dengan kekurangan atau hendaya dalam perilaku adaptif yang muncul pada periode perkembangan (Grossman, 1983 cit Drew, 1986, Cytryn dan Lourie, 1980).

Kaplan (1985) mengemukakan bahwa dalam konsep definisi retardasi mental terdapat dua model pendekatan yang dipakai yaitu model pendekatan biomedik dan pendekatan sosiokultural. Dari pendekatan biomedik lebih menitikberatkan pada perubahan-perubahan dasar pada sistem otak, sedangkan pendekatan sosiokultural menyotroti fungsi-fungsi sosial dan adaptasi secara umum untuk mengikuti norma-norma yang berlaku.

Beberapa istilah yang dipakai untuk retardasi mental adalah keterbelakangan mental, lemah ingatan, cacat mental, tuna mental. Istilah asing yang sering digunakan adalah mental deficiency, oligophrenia, amentia, dan mental subnormality (Rumini, 1987).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Retardasi mental ?

2. Apa penyebab dari retardasi mental pada anak ? 3. Apa saja klasifikasi dari retardasi mental ?

(3)

C. Tujuan Umum Dan Khusus C.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari pembuatan kasus ini adalah untuk memberikan gambaran dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnose medis Retardasi Mental dengan menggunakan metode pendekatan proses keperawatan.

C.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang : 1. Pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami Retardasi Mental.

(4)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi

Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (menurut WHO). Retradasi mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi intelektual berada dibawah normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991).

Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal.(Carter CH).

Retardasi mental yaitu apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah,yang di sertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku,dan gejalanya timbul pada masa perkembangan. (Crocker AC).

B. Etiologi

Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multifaktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa faktor yang potensial berperanan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang dinyatakan oleh Taft LT dan Shonkoff JP dibawah ini :

Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental : 1. Non-organik

a) Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis b) Faktor sosiokultural

c) Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik d) Penelantaran anak

2. Organik

a) Faktor prakonsepsi

(5)

· Kelainan kromosom ( X-linked, translokasi, fragile-X) – syndromepolygenic familial.

b) Faktor prenatal

 Ganguan pertumbuhan otak trimester I

1. Kelainan kromosom (trisomi,mosaik,dll)

2. Infeksi intrauterin,misalnya TORCH,HIV (Human immunodeficiency virus) 3. Zat-zat teratogen (alcohol,radiasi dll)

4. Disfungsi plasenta

5. Kelainan congenital dari otak (idiopatik).

 Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III 1. Infeksi intrauterin, misalnya torch,hiv

2. Zat-zat teratogen (alcohol, kokain, logam berat, dll) 3. Ibu: diabetes militus,pku (phenylketonuria)

4. Toksemia gravidarum 5. Disfungsi plasenta 6. Ibu malnutrisi

 Faktor perinatal

1. Sangat premature 2. Asfiksia neonatorum

3. Trauma lahir: pendarahan intra cranial 4. Meningitis

5. Kelainan metabolik : hipoglikemia, hiperbilirubinemia

 Faktor post natal

1. Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat 2. Neuro toksin, misalnya logam berat

(6)

6. Gizi buruk

7. Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipoparatiroid 8. Aminoaciduria, misalnya PKU (Phenyl ketonuria)

9. Kelainan metabolisme karbohidrat, galaktosemia, dll 10. Infeksi

Kebanyakan anak yang menderita retardasi mental ini berasal dari golongan social ekonomi rendah, akibat kurangnya stimulasi dari lingkungannya sehingga secara bertahap menurunkan IQ yang bersamaan dengan terjadinya mutasi. Demikian pula pada keadaan social ekonomi yang rendah dapat sebagai penyebab organik dari retardasi mental,

C. Diagnosis dan Gejala klinis

Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan menggunankan DDST (Denver Developmental Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur 6 tahun dapat dilakukan test IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambl kesimpulan. Pada kasusu seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu, anamnesis yang teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/factor nonorganic lainnya dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak.

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata kongenita, yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu :

1. Kelainan pada mata : a) Katarak

b) Bintik cherry-merah pada daerah macula c) Kornea keruh

2. Kejang :

(7)

3. Kelainan pada kulit : a) Bintik-café-au-lait 4. Kelainan rambut :

a) Rambut rontok

b) Rambut cepat memutih c) Rambut halus

5. Kepala :

a) Mikrosefali b) Makrosefali 6. Perawakan pendek :

a) Kretin

b) Sindrom prader-willi 7. Distonia :

a) Sindrom hallervorden

Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut: 1. Retardasi mental ringan

Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari kelompok ini termasuk dalam tipe social budaya, dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan sampai kelas 4-6 SD, juga bias silatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.

2. Retardasi mental sedang

Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas 2 SD saja, tetapai dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu misalnya pertukangan,pertanian dll. Dan apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan.Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri.Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi stress dan kurang dapat mandiri,sehingga memerlukan bimbingan dan pengawasan.

(8)

Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini.Diagnosis mudah ditegakkan secara dini,karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah tedapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.Kelompok ini termasuk tipe klinik.Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana,tidak dapat dilatih keterampilan kerja,dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.

4. Retardasi mental sangat berat

Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik.Diagnosa ini mudah dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas.Kemampuan berbahasanya sangat minimal.Mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada orang di sekitarnya

D. Komplikasi a. Serebral palcy b. Gangguan kejang c. Gangguan kejiwaan

d. Gangguan konsentrasi /hiperaktif e. Defisit komunikasi

f. Konstipasi

E. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi mental,yaitu:

a. Kromosom kariotipe

b. EEG (Elektro Ensefalogram)

c. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) d. Titer virus untuk infeksi congenital

e. Serum asam urat (Uric acid serum) f. Laktat dan piruvat

g. Plasma asam lemak rantai sangat panjang h. Serum seng (Zn)

(9)

j. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin k. Serum asam amino atau asam organik l. Plasma ammonia

m. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit: n. Urin mukopolisakarida

o. Urin reducing substance’ p. Urin ketoacid

q. Urin asam vanililmandelik

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat individual. Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua anak penanganan multidisiplin merupakan jalan yang baik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Untuk itu perlu melibatakn psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan kognitifnya,dokter anak untuk memeriksa fisik anak,menganalisis penyebab,dan mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran pekerja social kadang-kadanng diperlukan untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka buatlah strategi terapi. Seringkali melibatkan lebih banyak ahli lagi,misalnya ahli saraf bila anka juga menderita epilepsi,palsiserebral,dll. Psikiater,bila anaknya menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi,bila diperlukan untuk merangsang perkembangan motorik dan sensoriknya. Ahli terapi wicara,untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk merangsang perkembangan bicarnya. Serta diperlukan buruh pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang retardasi mental ini.

(10)

disekolah dan dirumah. Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian. Disamping itu masyarakat perlu diberikan penerangan tenteng retardasi mental,agar mereka dapat menerima anak

Sekolah khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C.Di sekolah ini diajarkan keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri dikemudian hari. Diajarkan pula tentang baik buruknya suatu tindakan tertentu,sehingga mereka diharapkan tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji,seperti mencuri,merampas,kejahatan seksual,dll.

Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin,imunisasi,dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini sering juga disertai dengan kelainan fisik yang memerlukan penanganan khusus.

G. Pencegahan

Dengan memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan retardasi mental, misalnya melalui imunisasi. Konseling perkawinan, pemeriksaan kehamilan yang rutin, nutrisi yang baik selama kehamilan, dan bersaling pada tenaga kesehatan yang berwenang maka dapat membantu menurunkan angka kejadian rfetardasi mental. Demikian pula dengan mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan kerja, memberikan pendidikan yang baik, memperbaiki senitasi lingkungan, meningkatkan gizi keluarga, akan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Dengan adanya program BKB (Bina Keluarga dan Balita)yang merupakan stimulasi mental dini dan bisa dikembangkan dan juga deteksi dini, maka dapat mengoptimalkan perkembangan anak.

(11)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

An. A umur 6 tahun dibawa ibunya ke rumah sakit karena terdapat banyak luka sayatan di tangannya. Ibu B mengatakan anaknya sering bersikap aneh misalnya sering melukai diri sendiri dan sering mengancam jiwa orang lain. Ibu B mengatakan anaknya sering menolak ketika diajak bermain oleh teman – temannya. Ibu B mengatakan An. A belum bisa menulis, membaca dan melakukan aktivitasnya sendiri.

Saat dilakukan pengkajian terdapat banyak luka sayatan di tangan An. A. saat diajak berinteraksi, respon An. A sangat lambat dan jawaban An. A juga menyimpang dari pertanyaan yang diberikan oleh perawat. Ketika diamati tubuh An. A terlihat kurus, kecil, tidak seperti anak umur 6 tahun pada umumnya. Saat diberikan mainan oleh perawat An. A terlihat kurang berminat.

Saat dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil : TD : 110/80 mmHg

RR : 32 x / menit S : 36,5 o C N : 110x/menit

A. PENGKAJIAN

Nama perawat : Ns Donny

Tanggal pengkajian : 20 November 2012 Jam pengkajian : 10.30

1. Biodata Pasien

(12)

Pekerjaan : Pelajar

Status pernikahan : Belum menikah Alamat : Jl. Raya Tejem 60

Diagnosa Medis : Retardasi Mental Tanggal masuk RS : 20 April 2015

Penanggung jawab

Nama : Ibu B Umur : 50 Tahun Agama : Islam Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status pernikahan : Menikah

Alamat : Jl. Raya Tejem 60 Hub. dengan klien : Ibu Klien

2. Keluhan Utama:

An.A Mengalami banyak perdarahan di tangannya

Riwayat Kesehatan:

a. Riwayat penyakit sekarang :

klien mengatakan anaknya mengalami perdarahan karna sayatan di tangannnya b. Riwayat penyakit dahulu :

Penyakit yang Pernah dialami : klien pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.klien juga mengatakan tidak ada alergi makanan atau obat dan baru melakukan imunisasi pada umur 5 tahun

c. Riwayat Penyakit keluarga

(13)

3. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

a. Aktivitas Latihan

An.A sebelum di bawa ke rumah sakit sering menolak ketika di ajak bermain oleh teman-temannya dan tidak nyambung ketika diajak bicara

Setelah dibawa ke rumah sakit An.A sering bersikap aneh dan sering melukai dirinya sendiri. b. Tidur dan istirahat

Sebelum di bawa ke rumah sakit klien mengatakan tidak ada masalah saat istirahat selama 6 jam untuk tidur malam dan 2 jam untuk tidur siang

Setelah di bawa ke rumah sakit klien mengatakan sulit tidur dan terbangun serta sering rewel dikarenakan 4 jam dan tidak bisa tidur siang

c. Kenyamanan dan nyeri

P :dari reaksi non verbalnya klien terlihat menahan sakit dan meringis Q :dari reaksi non verbalnya klien sering menangis dan rewel

R :Nyeri klien berada di telapak tangan

S :Skala nyeri antara 1-10 klien menunjukkan skala nyerinya di angka 7 T :dari reaksi non verbalnya klien merasakan nyeri saat beraktivitas

d. Nutrisi

Sebelum sakit klien makan 2x sehari dengan nutrisi yang cukup dan porsi yang di berikan selalu di habiskan klien. Selama sakit klien tidak mau makan karena sering rewel menahan sakit.

e. Cairan dan elektrolit dan asam basa

Pada saat klien mengalami perdarahan klien hanya minum 3 gelas standar 250 cc dan dibantu dengan Suport IV Line cairan RL 20tts/mnt, sebelum dibawa ke rumah sakit klien hanya minum 5 gelas standar 250cc perhari.

f. Oksigenasi

(14)

g. Eliminasi bowel

Sebelum dan setelah di bawa ke rumah sakit BAB klien Normal.

h. Eliminasi urin

Sebelum dibawa ke rumah sakit anak N bisa BAK 5x sehari dengan konsistensi warna urin kuning bening

Setelah dibawa ke rumah sakit anak N bisa BAK 3x sehari dengan konsistensi warna urin kuning pekat.klien juga tidak terpasang kateter.

i. Sensori persepsi dan kognitif

Setelah dilakukan pengkajian ternyata klien mengalami gangguan retardasi mental yang di tandai dengan sulitnya di ajak berinteraksi dengan orang lain dan menolak jika di ajak bermain.

4. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan umum

Keadaan pasien saat ini adalah lemas,gelisah dan rewel dengan tanda-tanda vital : S :36,5 C

N :110/80 mmHg RR :32x/menit 1) Kepala

Kulit kepala klien normal,bersih, tidak ada lesi dan benjolan. Rambut hitam dan kering. Wajah klien tampak pucat dan meringis. Mata bengkak dan merah. Bibir klien kering.

2) Leher

Leher An.A tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran tonsil dan tidak ada masalah pada tenggorokan.

3) Dada

(15)

Peristaltik usus normal 5-35x/menit 5) Genetalia

Genetalia klien normal tidak ada lesi tidak ada cairan yang keluar dari vagina 6) Rectum

Rektum klien normal,tidak ada luka 7) Ekstermitas

Kekuatan tangan klien lemah dan sangat sakit ketika di gerakkan

5. PSIKO-SOSIO-BUDAYA- SPIRITUAL

 Psikologis

Klien terlihat cemas,gelisah,dan rewel menahan sakit

 Sosial

Ibu B mengatakan anaknya sering tidak nyambung ketika di ajak bicara,menolak jika di ajak bermain,dan menyimpang dari pertanyaan yang di berikan perawat

 Budaya

Dalam kesehariannya klien berbahasa Jawa

 Spiritual

An.A beragama Islam

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi mental, yaitu (Shonkoff JP, 1992):

1. Kromosomal kariotipe 2. EEG (Elektro Ensefalogram)

3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) 4. Titer virus untuk infeksi congenital

5. Serum asam urat (Uric acid serum)). 6. Pemeriksaan kromosom

(16)

ANALISA DATA

Tanggal/Jam Data Fokus Etiologi Problem

20-04-2015 Ds : Ibu B mengatakan anaknnya malu untuk bertemu teman-teman sebayanya. Do: Saat diajak berinteraksi, respon An A sangat lambat dan jawaban An A juga menyimpang.

Do : An A terlihat kurang berminat untuk diajak bicara.

Gangguan proses pikir

Hambatan interaksi sosial

20-04-2015 Ds : Ibu B mengatakan An. A belum bisa menulis, membaca dan melakukan aktivitasnya sendiri.

Ds : Ibu B mengatakan anaknnya malu untuk bertemu teman-teman sebayanya. Ds : Ibu B mengatakan anaknya menolak jika diajak bermain oleh teman-teman sebayanya.

Do : An A terlihat kurang berminat untuk diajak bicara.

20-04-2015 Ds : Saat diajak berinteraksi, respon An A sangat lambat dan jawaban An A juga menyimpang.

Do : Ketika perawat menyuruh An A berhitung, An A tidak bisa.

Inteligensia yang rendah

Gangguan penyesuaian

individu

20-04-2015 Ds : Ibu B mengatakan anaknya sering mengeluh kesakitan pada daerah luka sayatan.

Do : Ketika diinspeksi terlihat banyak luka sayatan ditangan An A.

(17)

20-04-2015 Ds : Ibu B mengatakan anaknya susah untuk makan.

Do : Ketika diamati tubuh An A terlihat kurus, kecil, tidak seperti anak umur 6

1. Gangguan penyesuaian individu b.d Intelegensi yang rendah. 2. Hambatan interaksi social b.d Gangguan proses pikir.

3. Isolasi social b.d Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangan

(18)

2. Hambatan interaksi

2. Identifity suatuketeramp ilan sosial tertentu

yang akanmenjadi fokusdari pelatihan.

(19)

Nama Klien : An. A No. RM : 11130032

O : Klien terlihat mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan.

2. Membantu pasienuntuk

mengidentifikasiperan yang biasa dalam keluarga.

S :

O : Klien terlihat dekat dengan keluarganya. 3. Membantu pasienuntuk

mengidentifikasistrategi positif untuk perubahan peran.

S :

O : Klien terlihat sedikit ada perubahan.

S : Keluarga

O : Klien terlihat belum bisa mengungkapkan masalah pribadinya.

2. Mengidentifikasi suatu keterampilan sosial tertentu yangakan menjadi

(20)

S :

O : Klien terlihat tidak memiliki keterampilan yang banyak.

3. Memberikan penkes kepada keluarga untuk melatih klien supaya keterampilan sosialnya semakin berkembang.

S : Keluarga mengatakan keterampilan anak belum berkembang.

O : Keluarga terlihat mengerti dengan penkes yang diberikan oleh perawat.

O : Klien terlihat belum bisa berinteraksi dengan lingkungan.

2. Menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien.

S :

O : Klien terlihat tidak memiliki pengaruh terhadap lingkungan rumah sakit.

3. Membatasi pengunjung yang ingin bertemu dengan pasien.

S :

O : Klien terlihat nyaman.

(21)

1. 21-04-2015 08.00 1. Membantu pasienuntuk

mengidentifikasiberbagai peran dalam kehidupan.

S :

O : Klien terlihat mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan.

2. Membantu pasienuntuk

mengidentifikasiperan yang biasa dalam keluarga.

S :

O : Klien terlihat dekat dengan keluarganya. 3. Membantu pasienuntuk

mengidentifikasistrategi positif untuk perubahan peran.

S :

O : Klien terlihat sedikit ada perubahan.

S : Keluarga

O : Klien terlihat belum bisa mengungkapkan masalah pribadinya.

2. Mengidentifikasi suatu keterampilan sosial tertentu yangakan menjadi

fokusdari pelatihan. S :

(22)

untuk melatih klien supaya keterampilan sosialnya semakin berkembang.

S : Keluarga mengatakan keterampilan anak belum berkembang.

O : Keluarga terlihat mengerti dengan penkes yang diberikan oleh perawat.

O : Klien terlihat belum bisa berinteraksi dengan lingkungan.

2. Menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien.

S :

O : Klien terlihat tidak memiliki pengaruh terhadap lingkungan rumah sakit.

3. Membatasi pengunjung yang ingin bertemu dengan pasien.

S :

O : Klien terlihat nyaman.

(23)

1. 22-04-2015 08.0 0

1. Membantu pasien untuk

mengidentifikasi berbagai peran dalam kehidupan.

S :

O : Klien terlihat mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan.

2. Membantu pasien untuk

mengidentifikasi peran yang biasa dalam keluarga.

S :

O : Klien terlihat dekat dengan keluarganya. 3. Membantu pasien untuk

mengidentifikasi strategi positif untuk perubahanperan.

S :

O : Klien terlihat sedikit ada perubahan.

S : Keluarga

O : Klien terlihat belum bisa

mengungkapkan masalah pribadinya. 2. Mengidentifikasi suatuketerampilan sosial tertentu yang akan menjadi

fokusdari pelatihan. S :

O : Klien terlihat tidak memiliki keterampilan yang banyak.

3. Memberikan penkes kepada keluarga untuk melatih klien supaya keterampilan

(24)

sosialnya semakin berkembang.

S : Keluarga mengatakan keterampilan anak belum berkembang.

O : Keluarga terlihat mengerti dengan penkes yang diberikan oleh perawat.

O : Klien terlihat belum bisa berinteraksi dengan lingkungan.

2. Menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien.

S :

O : Klien terlihat tidak memiliki pengaruh terhadap lingkungan rumah sakit.

3. Membatasi pengunjung yang ingin bertemu dengan pasien.

S :

O : Klien terlihat nyaman.

(25)

Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (menurut WHO). Retradasi mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi intelektual berada dibawah normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991).

Pada bab ini membahas tentang kasus asuhan keperawatan Anak A 6 tahun dibawa oleh ibunya ke RS pada tanggal 20 September 2012 dengan gangguan pada saraf. Setelh dilakukan pemeriksaan medis anak A mengalami retardasi mental. Adapun ruang lingkup dari pembahasan kasus ini adalah sesuai dengan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN

Proses pengkajian pada klien dengan gangguan syaraf dilakukan oleh perawat dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik langsung kepada klien. Selain itu perawat mendapatkan keterangan dari keluarga klien, diskusi dengan perawat di ruangan dan dokter. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi disesuaikan dengan kondisi klien saat di kaji. Pada saat dilakukan pengkajian klien dan keluarga cukup terbuka dan sudah terjalin hubungan saling percaya antara klien,keluarga dan perawat sehingga mempermudah perawat dalam mengkaji pasien dan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan klien mau menjawab pertanyaan dari perawat walaupun responnya lambat dan jawabannya menyimpang dari pertanyaan. Selain itu keluarga juga mau menerima saran yang diberikan. Dari hasil pengkajian TTV: TD : 110/80 mmHg

RR : 32 x / menit, S : 36,5 o C, N : 110x/menit

Dari hasil pengkajian tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang ada pada klien tidak jauh berbeda dengan konsep teori yang ada.

Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya dirumuskan diagnosa atau masalah keperawatan.

B. Diagnosa Keperawatan

(26)

1. Gangguan penyesuaian individu b.d Intelegensi yang rendah. 2. Hambatan interaksi social b.d Gangguan proses pikir.

3. Isolasi social b.d Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangan.

Setelah diagnosa atau masalah keperawatan ditegakan selanjutnya dilakukan pembuatan rencana tindakan dan kriteria hasil untuk mengatasi masalah keperawatan yang ada pada klien. C. Perencanaan

Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul, dikelompokkan, dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien. Setelah masalah ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan. Tujuan bisa ditetapkan dalam jangka panjang atau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur dan realistis. Ditegaskan dalam bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang disusun pada rencana keperawatan.

D. Pelaksanaan/ Implementasi

Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang diberikan pada anak Adengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang dimilki oleh perawat berdasarkan ilmu – ilmu keperawatan dan ilmu – ilmu lainnya yang terkait. Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan baik.

Ada beberaa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan rencana asuhan keperawatan atau hambatan yang penulis dapatkan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain, keterbatasan sumber referensi buku sebagai acuan penulis dan juga alat yang tersedia, pendokumentasian yang dilakukan oleh perawat ruangan tidak lengkap sehingga sulit untuk mengetahui perkembangan klien dari mulai masuk sampai sekarang secara detail, lingkungan fisik atau fasilitas rumah sakit yang kurang memadai dan keberadaan penulis di ruang tempat klien di rawat terbatas.

(27)

Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali.

Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkan lebih dulu. Pada tahap evaluasi yang perawat lakukan pada anak A adalah melihat apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan.

(28)

Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal.(Carter CH).

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit-penyakit dalam keperawatan anak salah satunya pada retardasi mental dan juga meningkatkan kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan yang baik dan benar.

2. Bagi Perawat

Diharapkan bagi perawat agar dapat meningakatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawtan serta pengetahuan sehingga dapat memberikan asuhan keperawtan yang optimal khususnya pada anak yang menderita retardasi mental dan perawat mampu menjadi edukator yang baik bagi pasien dan keluarganya.

(29)

 Mooihead,soe dkk. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC) edisi 4. Mas By Eiseuiere: LISA.

 McCloskey, Joanne, dkk. 2000. Nursing Interventions Classification (NIC) edisi 4. Mosby Elsevien: LISA.

 Rosdiana. Kamus Keperawatan

 Sumarwati, made, dkk. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. EGC: Buku Kedokteran.

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan soal obyektif yang digunakan dalam tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan siswa di

Kegiatan Pokok dan Indikatif Rencana Pembiayaan Pencapaian Goal tTarget r C pada Periode 2o1o-2o14 Status Pencapaian Pendidikan zooT. Capaian APK APS, APB dan

Dana Pelatihan Kursus Wajib dibayarkan sesuai dengan nominal yang tercantum di dalam faktur/invoice. Biaya administrasi bank/transfer atau biaya kirim dokumen yang dilakukan

terhadap kepala daerah dapat memcu problem hukum dalam penyelenggaraan kewenangan DPRD dan kepala daerah, terutama dalam hubungan dengan: (a) Keabsahan dan daya kat suatu

Variabel keputusan yang akan digunakan pada optimasi ini, yaitu variabel keputusan untuk mencari waktu yang optimal untuk melakukan replenishment pada sistem

Keempat, jika dukungan yang diberikan kepada militer Mesir oleh pemerintah Arab Saudi terhadap kudeta Presiden Muhammad mursi ini di analisa dengan teori keamanan maka

Adapun perbedaanya yaitu, pada skripsi yang penulis angkat, penulis membahas media yaitu bagaimana guru memanfaatkan bermacam-macam media, baik media yang telah tersedia

dikeluarkan oleh guru Negeri Sipil di SD Negeri 2 Rejo Katon sebesar Rp 5000 yang dipotong setiap bulanya. Hal tersebut dibenarkan oleh bapak Azhar selaku bendahara Dinas