• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah interaksi sel pensinyalan sel ko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah interaksi sel pensinyalan sel ko"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES-PROSES BIOLOGI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas : Biologi Sel

Dosen pengampu :

Al-Ustadzah Nurul Marfu’ah, S.Si, M. Si

Disusun oleh : Kelompok 1

Anastia Rahmatan Nisa (3820177181405) Binti Sholihatin (3820177181413) Fatimah Al Jihadiyah (3820177181414)

Imeilia Yulinda (38201771814)

Heni Fuji Lestari (38201771814)

Bella Zakiyatul (38201771814)

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang dengan taufik dan hidayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, yang dengan risalah Islam-Nya telah menuntun manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Alhamdulillah makalah ini dapat kami realisasikan, dengan maksud ikut serta dalam menelaah proses-proses biologi.

Penulisan makalah ini kami susun secara sistematis menurut pokok bahasan dan urutan-urutan sehingga lebih mudah dipahami. Kami selaku penulis berharap dengan makalah ini dapat menambah wawasan para pemuda pemudi tentang proses-proses biologi yang meliputi pengisyaratan, reseptor intraseluler, reseptor permukaan sel, dll. Dan tak lupa, kami sampaikan banyak terimakasih kepada TRI MURTI Darusslam Gontor, KH. Ahmad Sahal, KH Abdullah Fananie, KH. Ahmad Zarkasyi. Dan juga kepada rektor UNIDA Gontor KH. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A, serta kepada dosen pembimbing Ustadzah Nurul Marfu’ah yang dengan sabar membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Dan terakhir, kami berharap makalah ini benar-benar bermanfaat bagi kita semua. Dan kami harapkan saran, masukan ataupun kritikan yang membangun untuk penulisan makalah mendatang. Allah meridhoi usaha kita bersama. Amin.

Mantingan, 01 Maret 2018 M

(3)

ii DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 1 1.3 Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengisyaratan dan tipe-tipenya... 3

2.2 Jenis-jenis reseptor dan pengaruhnya terhadap aktivitas sitoplasma ... ... 6 BAB III PENUTUP

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biologi sel adalah ilmu yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam

biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis sel seperti struktur dan organel yang

terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel

dan fungsi sel (fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada

skala mikroskopik maupun skala molekular, dan sel biologi meneliti baik

organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel terspesialisasi di dalam

organisme multisel seperti manusia.

Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak mampu bekerja dan

membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi antara satu dengan yang lain.

Miliaran sel penyusun setiap makhluk hidup harus berkomunikasi untuk

mengkoordinasikan aktivitasnya sedemikian rupa sehingga memungkinkan

organisme itu untuk berkembang. Mulia dari sel yang berkomunikasi terbentuk

jaringan kemudian organ dan sistem yang menjalankan organisme untuk hidup.

Dalam makhluk hidup baik uniseluler atau multiseluler akan berinteraksi

dengan lingkungannya untuk mempertahankan kehidupannya. Sinyal-sinyal antar

sel jauh lebih sederhana daripada bentuk-bentuk pesan yang biasanya dirubah oleh

manusia. Sinyal yang diterima sel, yang berasal dari sel lain atau dari beberapa

perubahan pada lingkungan fisik organisme, bermacam-macam bentuknya. Akan

tetapi sel-sel paling sering berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan

sinyal kimiawi.

I.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pengisyaratan ?

(5)

2 I.3. Tujuan Pembuatan Makalah

1. Untuk mengetahui maksud dari pengisyaratan

2. Untuk mengetahui jenis-jenis reseptor dan pengaruhnya terhadap aktivitas

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengisyaratan dan Tipe-tipenya

Pengisyaratan atau Pensinyalan adalah bagian sebuah sistem komunikasi

yang sangat kompleks pada tingkat seluler yang mengatur aktifitas dan koordinasi

antar sel. Prof. Subowo mengungkapkan bahwa komunikasi sel adalah proses

penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke sel target untuk mengatur

pengembangan dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi

pertumbuhan dan pembelahannya serta mengkoordinasikan aktivitasnya. Sel

berinteraksi dengan sel lain dengan cara komunikasi langsung atau dengan

mengirimkan sinyal kepada sel target. Berikut macam-macam interaksi sel :

a. Komunikasi kontak langsung (autokrin)

Sel dapat berkomunikasi dengan cara kontak langsung. Baik sel hewan

maupun sel tumbuhan memiliki sambungan sel yang bila memang ada

memberikan kontinuitas sitoplasmik diantara sel-sel yang berdekatan.

Dalam hal ini, bahan pensinyalan yang larut dalam sitosol dapat dengan

bebas melewati sel yang berdekatan.

b. Pensinyalan parakrin

Parakrin adalah sel penyekresi bekerja pada sel-sel target yang berdekatan

dengan melepas molekul regulator lokal (misalnya faktor pertumbuhan )

(7)

4 c. Pensinyalan sinaptik

Sinaptik adalah tipe pensinyalan jarak jauh melalui sistem persarafan. Sel

saraf melepaskan molekul neurotransmiter kedalam sinapsis sehingga

merangsang sel target.

d. Pensinyalan endokrin/ hormonal

Hormone mensinyal sel target pada jarak yang lebih jauh. Pada hewan, sel

endokrin terspesialisasi mensekresi hormone ke dalam cairan tubuh yaitu

(8)

Metoda Penyampaian Sinyal :

Di dalam tubuh, terdapat tiga metode komunikasi antar sel, yaitu

a. Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan.

Komunikasi ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal

kimia melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap

junction merupakan protein saluran khusus yang dibentuk oleh protein

connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal

listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP,

cAMP dalam sitoplasma kedua sel yang berhubungan.

b. Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang

dilepaskan ke cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel

lain yang berdekatan (sinyal parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin).

c. Komunikasi jarak jauh, adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak

cukup jauh. Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang

dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon atau

neurohormon) yang dialirkan melalui darah.

Tahapan komunikasi dalam sel :

Dilihat dari perspektif sel yang menerima pesan, pensinyalan sel dibagi menjadi 3

tahapan yaitu:

a. Tahap penerimaan (reception)

Pada tahapan ini sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luar

sel. Sinyal kimiawi terdeteksi ketika molekul sinyal berikatan dengan protein

reseptor yang terletak dipermukaan atau didalam sel.

b. Tahap pengikatan molekul (transduction)

Pada tahap ini molekul sinyal memiliki bentuk yang komplamenter dengan

situs reseptor yang melekat disitu seperti anak kunci dalam gembok atau

substrat dalam situs katalitik suatu enzim. Molekul sinyal berprilaku seperti

(9)

6 reseptor mengalami perubahan bentuk. Umumnya efek pengikatan ligan

menjadi agregasi kedua atau lebih mengaktivasi reseptor lain berinteraksi

dengan molekul lainnya.

c. Tahap responsif (response)

Pada tahapan ini sinyal yang ditrandusikan menyebabkan aktivitas selular

seperti glikogen fospolirase, penyusunan ulang sitoskeleton ataupun aktivasi

gen-gen spesifik dalam nukleus.

2.2 Jenis-Jenis Reseptor Dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Sitoplasma

A. Reseptor dalam membran sel

Sebagian besar molekul sinyal larut-air berikatan pada protein reseptor

dalam membran sel. Reseptor ini mentransmisikan informasi dari lingkungan

ekstraseluler ke bagian dalam sel dengan cara mengubah bentuk saat berikatan

dengan ligan. Tiga tipe utama reseptor membran adalah:

1. G-protein (GTP-binding protein)-coupled receptors, merupakansuatu

reseptor pada sel membran yangmempunyai tujuh helix transmembran.

Penyaluransinyal yang timbul setelah G-protein coupled receptors berikatan

dengan ligan, baru mungkinterjadi bila G-protein ikut berperan aktif

untukmempengaruhi efektor yang berada dibawah pengaruhnya.

2.

Reseptor tirosin-kinase (RTK). Reseptor yang terdapat pada membran sel,

terkadang bukan hanya suatu protein yang bekerja sebagai reseptor saja,

namun juga merupakan suatu enzim yang mampu menambah grup posphat

kepada residu tirosin spesifik dari protein itu sendiri. Terdapat dua macam

(10)

transmembran yang memiliki domain diluar membrane sel yang mampu

berikatan dengan ligan serta domain didalam membrane sel yang

merupakan suatu katalitik kinase. Jenis kedua, merupakan non-RTK yang

tidak memiliki protein transmembran serta terdapat dalam sitoplasma, inti

dan bagian dalam dari membran sel. Pada G-proteincoupled receptors

terdapat tujuh helix transmembran, sedangkan reseptor tirosin kinase hanya

mempunyai satu segmen transmembran meskipun reseptor tipe ini dapat

berupa monomer, dimmer ataupun tetramer.

3.

Reseptor kinase serin, berperan pada aktivitas kerja dari aktivin, TGF-beta,

mulerianinhibiting substance (MIS), dan bone morphegenic protein (BMP).

Sebagai efektor dari reseptor kinase serin adalah kinase serin sendiri.

Keluarga dari reseptor ini meneruskan signal melalui suatu protein yang

disebut sebagai smads. Protein ini dapat berperan ganda, baik berperan

sebagai penerus sinyal (transducer) maupun sebagai faktor transkripsi.

4. Integrin. Hubungan antara sel dengan substrat dimediasi dengan adanya

integrin yang merupakan suatu protein transmembran yang mempunyai

tempat ikatan dengan berbagai material ekstra sel seperti fibronektin,

kolagen ataupun proteoglikan. Pada proses inflamsi, makrofag maupun

fibroblast akan mensintesa fibronektin yang merupakan matriks protein

yang besar. Fibronektin mempunyai fungsi sebagai chemotractant dan

fungsi mitogenik untuk fibroblast. Untuk menjalankan fungsi tersebut perlu

adanya ikatan fibronektin dengan reseptor integrim pada sel mononuklear

maupun fibroblast.

Setiap reseptor pada membrane sel memiliki protein efektor dan jalur sinyal

tertentu. Efektor berperan dalam amplifikasi (peningkatan) suatu signal yang timbul

akibat adanya ikatan suatu ligan dengan reseptor spesifik pada membran sel.

B. Reseptor Dalam Intraseluler

NR adalah kelas reseptor yang diaktifkan ligan faktor transkripsi yang

akan menghasilkan up atau down regulasi ekspresi gen. Berada didalam sel

(11)

8 berikatan dengan hormon atau ligan dan yang berikatan dengan bagian spesifik

DNA yang dapat secara langsung mengaktifkan transkripsi gen.

Reseptor ini terletak pada sitoplasma atau pada nukleus target. Untuk

mencapai reseptor ini pembawa pesan kimiawi menembus membran plasma sel

target. Molekul sinyal yang dapat melakukan hal ini adalah hormon steroid dan

tiroid karena termasuk pembawa pesan yang sifatnya hidrofobik.

Reseptor intraseluler adalah reseptor protein yang tidak berada pada

membran sel melainkan pada sitoplasma atau nukleus. Sinyal harus melewati

membran plasma terlebih dahulu sebelum bertemu dengan reseptor jenis ini

(karena ukuran molekul kecil dapat melewati membran atau merupakan lipid

sehingga terlarut dalam membran). Sinyal kimiawi dengan reseptor intraseluler

misalnya hormon steroid (testosteron) dan tiroid hewan yang berupa lipid serta

molekul gas kecil oksida nitrat. Mekanisme jalur transduksi sinyal (jalur-jalur

merelai sinyal dari reseptor ke respon seluler) seperti berikut:

a. Molekul yang merelay sinyal dari reseptor ke respon disebut molekul relay

(sebagian besar merupakan protein).

b. Molekul sinyal awal secara fisik tidak dilewatkan jalur pensinyalan

(molekul sinyal bahkan tidak pernah masuk sel).

Sinyal direlai sepanjang suatu jalur, artinya informasi tertentu dilewatkan.

Pada tiap tahap sinyal ditransduksi menjadi bentuk berbeda yaitu berupa

perubahan konformasi suatu protein yang disebabkan oleh fosforilasi.

Fosforilasi protein merupakan suatu cara pengaturan yang umum dalam sel dan

merupakan mekanisme utama transduksi sinyal.

Jalur pensinyalan bermula ketika molekul sinyal terikat pada reseptor

eseptor ini kemudian mengaktifkan satu molekul relai, yang mengaktifkan

protein kinase 1. Protein kinase 1 aktif ini mentransfer satu fosfat dari ATP ke

molekul protein kinase 2 yang inaktif, sehingga akan mengaktifkan kinase kedua

ini. Akibatnya, protein kinase 2 yang aktif ini mengkatalisis fosforilasi (dan

aktivasi) protein kinase 3. Akhirnya protein kinase 3 aktif ini memfosforilasi

protein yang menghasilkan respons akhir sel atas sinyal tadi. Enzim fosfatase

mengkatalisis pengeluaran gugus fosfat. Molekul kecil dan ion kecil tertentu

(12)

AMP siklik (cAMP) dan Ca2+, berdifusi melalui sitosol sehingga membantu

memancarkan sinyal ke seluruh sel secara cepat.

Respon akhir sel terhadap sinyal ekstraseluler disebut respon keluaran.

Respon sel terhadap sinyal berfungsi untuk mengatur aktivitas dalam sitoplasma

atau transkripsi dalam nukleus. Kekhususan pensinyalan sel menentukan

molekul sinyal apa yang akan diresponnya dan sifat responnya. Keempat sel

dalam diagram merespon molekul sinyal dengan cara yang berbeda karena

masing-masing memiliki kumpulan protein yang berbeda. Diagram sel A

merupakan diagram jalur pensinyalan dengan satu respon tunggal. Diagram sel

B merupakan diagram jalur pensinyalan dengan jalur bercabang sehingga.

memunculkan dua respon yang berbeda. Diagram sel C merupakan diagram jalur

pensinyalan dengan reaksi saling-sapa di antara kedua jalur yang membuat sel

dapat memadukan informasi dari kedua sinyal yang berbeda. Diagram sel D

merupakan diagram jalur pensinyalan dengan reseptor yang berbeda dengan

reseptor pada sel A, B dan C.

B. Penjaman (fine-tuning) respons

Respons sel memiliki dua manfaat penting: jalur itu mengamplifikasi sinyal

(dan responsnya juga) serta menyediakan titik-titik yang berbeda, tempat

respons sel dapat di regulasi. Ini memungkinkan kordinasi jalur pensinyalan dan

juga berkontribusi dalam kespisikan respons. Efisiensi keseluruhan respons juga

dapat di tingkatkan oleh protein perencah. Terakhir, titik krusial penajaman

respons adalah pemutusan sinyal.

a. Amplifikasi Sinyal

Kaskade enzimyang rumit mengamplifikasi respons sel terhadap suatu

sinyal. Pada sewtiap langkah katalitik dalam kasakade ini, jumlah

produk yang teraktivasi jauh lebih besar pada tahap sebelumya.

Misalnya, setiap molekul adenilil siklase mengkatalisis pembentukan

banyak molekul cAMP, setiap protein kinase A memfosforilasi banyak

molekul kinase berikutnya dalam jalur, dan seterusnya.efek amplifikasi,

(13)

10 permukaan sel hati atau sel otot dapat menyebabkan pelepasan ratusan

juta molekul glukosa dari glikogen.

b. Kespesifikan pensinyalan sel dan kordinasi respons

Ambilah contoh dua sel yang berbeda dalam tubuh anda sel hatidan sel

otot jantung. Keduanya bersentuhan dengan aliran darah sehingga

terpapar terus menerus ke banyak molekul hormone yang berbeda , dan

regulator lokal yang di sekresikan oleh sel-sel didekatnya. Akan tetapi

sel hati hanya akan merespons beberapa jenis sinyal dan mengabaikan

sinyal yang lain; demikian pula pada sel jantung(ini disebabkan karna

jenis sel yang berbeda menyalakan kumpulan gen yang berbada.)

dengan demikian, dua sel yang merespons secara berbeda terhadap

sinyal yang sama memiliki perbedaan satu atau lebih perotein yang

menangani dan merespons sinyal tersebut.

c.

Efesiensi pensinyalan: protein perancah dan kompleks pensinyalan

Efisiensi sinyal pada kasus dapat di tingkatkan oleh keberadaan protein

perancah (scaffolding protein), peroteinn relai besar yang di lekati oleh

beberapa protein relai lain secara bersamaan. Misalnya, satu protein

perancah yang di isolasi dari sel otak mencit memegang tiga protein

kinase dan membawa kinase-kinase ini bersamanya ketika protein

perancah itu berikatan dengan reseptor membran traktivasi yang sesuai:

dengan demikian, protein perancah memfasilitasi satu kaskade

fosforilasi sepesifik, faktanya para peneliti menemukan protein

perancah dalam sel otak yang secara permanen memegang bersama

jejaring-jejaring protein jalur pensinyalan pada sinapsis. ‘hardwiring’

ini meningkatkan kecepatan dan akurasi transfer sinyal antar sel, karna

laju interaksi antarprotein tidak dibatasi oleh difusi.

d. Pemutusan sinyal

Agar sel dari suatu organisme multi selular tetap waspada dan mampu

merespons sinyal-sinyal yang datang, setiap perubahan molecular

dalam jalur pensinyalannya harus berlangsung hanya dalam waktu

singkat. Seperti pada contoh kolera, jika satu komponen jalur

(14)

organisme dapat merasakan akibat yang sangat gawat. Dengan

demikian, kunci kemampuan sel untuk bisa terus menerus unntuk

menerima regulasi oleh sinyal adalah perubahann yang disebabkan oleh

sinyal itu harus bersifat bolak-balik; semakin rendah

konsentrasi molekul sinyal, semakin sedikit pula yang akan terikat

dalam suatu saat. Ketika molekul sinyal meninggalkan reseptor, reseptor

kembali ke bentuk inaktif. Melalui cara yang berfariasi, molekul relai

kemudian kembali ke bentuk inakatif; aktifitas GTPase yang

merupakann bagian interistik datri perotein G akan menghidrolisis GTP

(15)

12 BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Pengisyaratan atau Pensinyalan adalah bagian sebuah sistem komunikasi

yang sangat kompleks pada tingkat seluler yang mengatur aktifitas dan

koordinasi antar sel.

b. Reseptor Intraseluler adalah kelas reseptor yang diaktifkan ligan faktor

transkripsi yang akan menghasilkan up atau down regulasi ekspresi gen.

Berada didalam sel ( sitoplasma) atau di nukleus sel target.

c. Respons sel memiliki dua manfaat penting: jalur itu mengamplifikasi sinyal

(dan responsnya juga) serta menyediakan titik-titik yang berbeda, tempat

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Subowo (2012),BiologiSel, Bandung,CVAngkasa

Yatim, Wildan. 1996.Biologi Sel Lanjut. Bandung: Tarsito

http://www.komunikasi-sel.blogspot.com

Referensi

Dokumen terkait

!apasitas pelimpah ditentukan oleh tinggi energi di atas mercu dan panjang yang !apasitas pelimpah ditentukan oleh tinggi energi di atas mercu dan panjang

Volume molal parsial dari komponen- komponen dalam larutan merupakan salah satu sifat termodinamik molal parsial utama yang dapat ditentukan dengan bantuan metode

Bila nanti pada pemeriksaan endoskopi ditemukan adanya varises esofagus yang pecah, maka ini akan mendukung diagnosis sirosis hepatis dekompensata, karena pecahnya

informasi lain di bidang tekhnologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum! Misalnya >oca$cola menggunakan rahasia dagang

❖ PPDB Jalur Prestasi Akademik dan non akademik diperuntukkan bagi peserta didik baru SMP Negeri yang memiliki Sertifikat minimal juara 3 (tiga) tingkat Kabupaten, berasal dari

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penambahan kadar perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yaitu 10%, 20% dan 30% suatu sediaan gel antioksidan

Hasil analisis model juga menunjukkan bahwa adanya pengaruh tidak langsung variabel kepemimpinan terhadap infrastruktur teknologi, melalui mediator budaya dan struktur