• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUNGKAPAN DAN SARANA

INTERPRETIF

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

TEORI AKUNTANSI

Dosen Pengampu : Hestin Sri Widiawati, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh kelompok 10 Kelas 4E :

Sandra Rusdiana Sukmawati

(14.1.02.01.0002)

Mei Anjarsari

(14.1.02.01.0188)

Putri Sukmawati

(14.1.02.01.0359P)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

(2)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidyahNya kepada kita semua sehingga makalah yang berjudul “PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF” ini dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya. Walaupun saya sadar bahwa makalah masih jauh apa yang menjadi harapan dari pembimbing. Namun sebagai awal pembelajaran dan agar menambah semangat, bukan sebuah kesalahan jika saya mengucapkan kata syukur.. Kesalahan dalam makalah ini jelas ada. Namun bukanlah kesalahan yang tersengaja melainkan karena khilafan dan kelupaan. Dari kesemua kelemahan tersebut kirannya dapat dimaklumi.

Dan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu. Hestin Sri Widiawati, S.Pd., M.Si. Selaku dosen serta pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini

2. Teman teman yang telah membantu kami dalam terselasinya makalah kami dengan tepat waktunya.

Demikian, harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula, amin.

Kediri, 24 September 2017

(3)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULUAN ... 4

1.1 LATAR BELAKANG ... 4

1.2 RUMUSAN MASALAH ... 4

BAB II PEMBAHASAN ... 5

2.1 KONSEP PENGUNGKAPAN ... 5

2.1.1 PIHAK YANG DI TUJU ... 6

2.1.2 FUNGSI DAN TUJUAN ... 6

2.1.3 KELUASAN DAN KERINCIAN PENGUNGKAPAN ... 6

2.1.4 KENDALA PENGUNGKAPAN ... 7

2.1.5 PENGUNGKAPAN SUKARELA ... 8

2.1.6 REGULASI PENGUNGKAPAN... 8

2.1.7 YANG PERLU DIUNGKAPKAN ... 9

2.1.8 METODE PENGUNGKAPAN...10

2.2 SARANA INFERPRESTASI ...13

2.2.1 MASALAH YANG TERJADI ...14

BAB III ... 18

PENUTUP ... 18

3.1 KESIMPULAN ...18

(4)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengertian pengungkapan dalam arti sempit menurut Suwardjono, “Pengungakapan berarti penyampaian informasi relevan selain melalui statemen keuangan.” Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menentukan luasnya pengungkapan tujuan pengungkapan, manfaat pengungkapan dan biaya yang harus

ditanggung dalam penyusunannya. Faktor regulasi juga menjadi bagian penting dari

pengungkapan, jika perusahaan memperoleh dananya dari publik atau pasar modal.

Metode pengungkapan yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan

telah diatur dalam standar akuntansi atau peraturan lain yang mengatur pengungkapan

tersebut. Informasi yang dapat disajikan dalam pengungkapan statemen keuangan

diantaranya adalah catatan kaki, penjelasan dalam kurung, istilah teknis, lampiran,

komunikasi manajemen dan catatan dalam laporan auditor.

Pengungkapan yang sampai sekarang masih menjadi pembahasan teoritis

adalah pengungkapan perubahan nilai dan kedudukannya dalam pelaporan keuangan.

Dalam Suwardjono telah dijelaskan bahwa, pengungkapan perubahan nilai dapat

dilakukan dengan memisahkan dan tetap menyajikan secara terpisah hasil perubahan

penilaian aset berdasarkan kos historis dengan penilaian berdasarkan selain kos

historis, hal tersebut dimasudkan agar kualitas keterandalan dan keberpautan masih

teteap terjaga antar informasi tersebut.

Menurut Patton dan Littleton juga menyatakan bahwa pengungkapan sarana

interpretif dalam pelaporan keuangan sah-sah saja, jika rerangka akuntansi pokok atas

dasar kos tetap dipertahankan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pengungkapan ?

2. Kepada siapa pengungkapan ditujukan?

3. Bagaimana menentukan keluasan informasi pengungkapan?

4. Apa saja yang disajikan dalam pengungkapan?

5. Bagaimana metode pengungkapan?

(5)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP PENGUNGKAPAN

Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan

keuangan, dan secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam roses

akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk statemen keungan.

Terdapat beberapa sumber yang mengemukakan pengertian pengungkapan,

diantaranya adalah Evans (2003). Dia menyatakan bahwa pengertian dari

pengungkapan adalah Penyediaan informasi dalam statemen keuangan termasuk

statemen keuangan itu sendiri, catatan atas statemen keuangan, dan pengungkapan

tambahan yang berkaitan dengan statemen keuangan. Pengertian pengukapan oleh

Evans ini terbatas hanya pada hal-hal yang menyangkut pelaporan keuangan,

pernyataan manajemen atau informasi di luar ingkup pelaporan keuangan tidak

termasuk.

Semantara itu, Wolk, Tearney, dan Dodd memasukkan pula statemen

keuangan segmental dan statemen yang merfleksi perubahan harga sebagai bagian dari

pengungkapan. Mereka menyatakan bahwa pengungkapan berkaitan dengan informasi

baik dalam statemen keuangan maupun komunikasi tambahan termasuk catatan kaki,

peristiwa-peristiwa setelah tanggal statemen, diskusi dan analisis manajemen,

prakiraan keuangan dan operasi, dan statemen keuangan tambahan yang meliputi

pengungkapan segmental dan informasi pelengkap lebih dari kos historis (Suwardjono

2005).

Pengungkapan juga sering dimaknai sebagai penyediaan informasi lebih dari

apa yang dapat disampaikan dalam bentuk statemen keuangan formal. Hal ini sejalan

dengan gagasan FASB dalam rerangka konseptualnya.

Masalah teoritis yang terdapat di dalam pengungkapan adalah sebagai berikut:

1. Untuk siapa informasi diungkapkan?

2. Mengapa pengungkapan harus dilakukan?

3. Seberapa banyak dan informasi apa yang diungkapkan?

(6)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 6 2.1.1 PIHAK YANG DI TUJU

Rerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor

merupakan piha yang dituju oleh pelaporan keuangan sehingga pengungkapan

ditujukan terutama untuk mereka. Pengungkapan menuntut lebih dari sekedar

pelaporan keuangan tetapi meliputi pula penyampaian informasi kualitatif atau

non-kualitatif karena pihak yang dituju lebih luas dan model pengambilan

keputusannya kurang dapat diidentifikasi, pengungkapannya cenderung untk

meluas dan jarang menjadi sempit.

2.1.2 FUNGSI DAN TUJUAN

Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yag

dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani

berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda (investor dan kreditor

tidak homogen). Pasar modal yang merupakan sarana utama pemenuhan dana dari

masyarakat maka pengungkapan dapat dibagi menjadi beberapa tujuan, yaitu:

a) Melindungi

tujuan melindungi dilandasi alasan bahwa tidak semua pemakai informasi

mampu memperoleh ataupun mengolah data maka diperlukannya

perlindungan. Dengan kata lain, tujuan ini menyebabkan tidak adanya

manajemen yang kurang adil dan kurang terbuka.

b) Informatif

tujuan informatif dilandasi alasan bahwa pengungkapan untuk menyediakan

informasi yang membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai dan

untuk tujan pengawasan oleh badan kepemerintahan yang khusus ditujukan

pada Badan Pengawas melalui formulir yang harus diisi dan diserahkan pada

saat laporan tahunan dan kuartalan.

c) Kebutuhan Khusus

tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan melindungi dan tujuan informatif

terkait apa yang harus diungkapkan pada publik dan apa yang bermanfaat

bagi pemakai.

2.1.3 KELUASAN DAN KERINCIAN PENGUNGKAPAN

Keluasan dan kerincian pengungkapan ini membahas terkait seberapa

banyak informasi yang darus diungkapkan disebut dengan tingkat pengungkapan

(leves of disclosure). Evans (2003) mengidentifikasi tiga tingkat pengungkapan

(7)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 7 a) Tingkat Memadai ( adaquate disclosure)

tingkat minimum yang harus dipenuhi agar statemen keuangan (statemen

keuangan : salah satu bentuk ringkasan untuk pengambilan keputusan

investasi dan kredit yang dapat dipandang sebagai keputusan stategik) secara

keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan

yang diarahkan.

b) Tingkat Wajar atau Etis ( fair or ethical dsclosure)

tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau

pelayanan informasional yang sama sehingga tidak ada satu pun pihak merasa

tidak mendapat informasi dan merasa diuntungkan.

c) Tingkat Penuh (full disclosure)

tingkat yang menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut

dengan pengambilan keputusan yang terarah.

Tingkat pengungkapan memang harus tepat karena terlalu banyak informasi

atau pun terlalu sedikit informasi sama-sama tidak menguntungkan. Dengan

demikian dalam penentuan seberapa luas pengungkapan harus dilakukan lebih

banyak problematik / masalah dibanting informasi mana yang tidak akan

diungkapkan

2.1.4 KENDALA PENGUNGKAPAN

Kendala dalam pengungkapan adalah seberapa banyak informasi yang jarus

diungkapkan dan tujuan dari pengungkapan itu sendiri, berikut tinjauan kendalanya:

a. Tujuan

bila dilihat dari tujuaannya dimana harus melindungi berarti pengugkapan

harus jelas, lebih rinci, dan lebih luas, sehingga dapat dipastikan bahwa

akan banyak informasi yang diungkapankan

b. Kos (nilai buku)

bila dilihat dari kosnya maka informasi harus berjumlah sedikit daripada

yang di sediankan sehingga akan kesulitan menentukan manfaat.

c. Kelebihan Informasi

penyediaan informasi yang melebihi kemampuan pemakai untuk

mencernanya secara efektif karena makin banyak informasi tidak selalu baik

kalau pemakai tidak dapat mengolah dan memanfaatkan informasi tersebut.

(8)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 8 pengungkapan informasi sangat berharga bagi perusahaan dalam usaha

mengetahui kondisi persaingan, maka kaerena itu perusahaan enggan untuk

mengungkapkan informasi privatnya.

e. Pengungkapan Wajib

pengungkapan ini harus dipertimbangkan atas dasar apakah informasi yang

sama sebenarnya dapat diperoleh pemakai dari sumber lain ( secara online

melalui internet ).

Epstein dan Pava dalam Evans (2003) menghasilkan temuan yang dapat menjadi

pertimbangan penyusun standar untuk menentukan tingkat pengungkapan yang

sebenarnya tidak perlu diungkapkan sebagai berikut:

a. Investor mendasarkan keputusan investasinya dalam perspektif jangka

panjang

b. Pengaruh pialang terhadap keputusan makin berkurang

c. Pemegang saham berkeyakinan bahwa laporan tahunan makin bermanfaat

disbanding sebelumnya

d. Laporan arus kas lebih penting bagi para pemakai daripada laporan laba rugi

e. Pendapat auditor makin bermanfaat disbanding sebelumnya

f. Diskusi dan analisis manajemen kurang bermanfaat

2.1.5 PENGUNGKAPAN SUKARELA

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar

apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Teori

signaling melandasi pengungkapan sukarela ini. Manajemen selalu berusaha untuk

mengungkapakan informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati

oleh investor dan pemegang saham khusunya kalau informasi tersebut merupakan

berita baik. Dengan kesediaan manajemen dalam pengungkapan sukarela ini,

tingkat pengungkapan wajib yang dapat ditetapkan dapat diarahkan ke tingkat wajar

atau bahkan memadai tidak perlu penuh (Suwardjono 2005).

2.1.6 REGULASI PENGUNGKAPAN

Dalam pengungkapan perlu adanya regulasi (regulasi : peraturan / hukum yang

mengatur perilaku) dengan alasan:

(9)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 9 2) Eksternalitas (externalities) atau aktivitas saling mempengaruhi untuk

mendapat keuntungan

3) Asimetri Informasi ( information asymmetry) / salah satu pihak dari suatu transaksi memiliki informasi lebih banyak atau lebih baik dibandingkan pihak lainnya.

4) Keengganan Manajemen (management reluctance) / tidak mengungkapkan informasi

2.1.7 YANG PERLU DIUNGKAPKAN

Pengungkapan meliputi statemen keuagan itu sendiri dan semua informasi

pelengkap. Dengan kata lain, apa yang diungkapkan Berkaitan dengan berbagai

proposal tentang komponen-komponen yang harus disampaikan. Dalam

pengungkapan informasi kepada pihak lain, terdapat beberapa model yang dapat

digunakan, yaitu model Inti, model FASB, model Komite Jenkins, model William,

dan peraturan SEC/BAPEPAM (Suwardjono 2005).Untuk tujuan pelaporan

keuangan, Hendriksen dan Van Breda (1992) menunjukkan beberapa pos laporan

atau jenis informasi yang memerlukan pengungkapan yaitu:

a. Penjelasan kualitatif

William mengusulkan suatu model pengungkapan yang disebut model

pelaporan alternative lima-lapis yaitu:

a. Lapis pertama, pos-pos yang memenuhi kriteria pengakuan yang sama

dengan model yang sekarang berlaku.

b. Lapis kedua, pos-pos yang memenuhi kriteria pengakuan tetapi bermasalah

dalam hal reliabilitas pengukuran seperti nilai merek dagang.

c. Lapis ketiga, pos-pos yang tidak begitu memenuhi kriteria reliabilitas dan

definisi seperti misalnya kepuasan konsumen.

d. Lapis keempat, pos-pos yang memenuhi kriteria pengukuran, keterandalan,

dan keberpautan tetapi tidak memenuhi definisi elemen seperti angka

(10)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 10 e. Lapis kelima, pos-pos yang tidak memenuhi definisi elemen dan juga tidak

dapat diukur secara terandalkan seperti kapital intelektual karyawan.

2.1.8 METODE PENGUNGKAPAN

Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara teknis

informasi disajkan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen keuangan

beserta informasi lain yang berpaut. Motode ini biasanya ditentkan secara spesifik

dalam standar akuntansi atau peraturan lain.Informasi dapat disajikan dalam

pelaporan keuangan sebagai antara lain:

1) Pos statemen keuangan

pos statemen keuangan sesuai dengan standar tentang definisi, pengukuran,

penilaian, dan penyajian yang meliputi neraca, laba-rugi, perubahan ekuitas,

dan aliran kas. ( PSAK no 1 pasal 39 dan 44)

2) Catatan Kaki (footnotes)

metode pengungkapan untuk informasi yang tidak praktis atau tidak

memenuhi kriteria untuk disajikan dalam bentuk elemen statemen keuangan.

Catatan kaki harus diberi indeks yang jelas dan teratur sehingga memudahkan

pengacuan. Hendriksen dan van Breda (1992) merinci yang diungkapkan

dalam catatan kaki yaitu:

perubahan metode

hak kreditor atas aset tertentu

aset / kewajiban bergantung

pembatasan atas pembayaran

transaksi yang mempengaruhi modal saham dan hak pemengang

saham

kontrak eksekutori

pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Catatan kaki memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Mengungkapkan informasi nonkuantitatif tanpa harus mengganggu

penyajian utama dalam laporan keuangan

2. Mengungkapkan kualifikasi dan pembatasan pos-pos tertentu dalam

(11)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 11 3. Mengungkapkan rincian pos-pos tertentu yang dianggap penting

tanpa mendistraksi jumlah total suatu pos atau tanpa mengganggu

susunan penyajian pos-pos dalam laporan

4. Mengungkapkan hal-hal yang bersitfat kuantitatif atau deskriptif

yang tidak memenuhi criteria pengakuan tetapi penting untuk

disampikan atau yang mempunyai arti penting sekunder

5. Mempertahankan laporan keuangan sebagai ciri utama laporan

keuangan dengan ringkas dan jelas meskipun catatan kaki

merupakan bagian integralnya.

Catatan kaki juga memiliki kelemahan yang harus dipertimbangkan sebagai

berikut:

1. Catatan kaki sering dilewati oleh pembaca karena memuat banyak

kalimat daripada angka sehingga memerlukan ketekunan

2. Catatan kaki kurang menjelaskan artinya

3. Kompleksitas perusahaan cenderung menempatkan catatan kaki

menjadi fokus pelaporan daripada statemen keuangan. Maka

penggunaan secara berlebih akan menjadi penghambat.

4. Catatan kaki digunakan untuk menyajikan suatu informasi substitusi

sebagai pos statemen keuangan

5. Catatan kaki dapat membingungkan pembaca bila isinya tidak sesuai

dengan apa yang telah disajikan.

3) Penjelasan Dalam Kurung

metode ini digunakan untuk makna suatu istilah, menunjukkan suatu unsur,

penilaian alternatif, dan acuan.

contoh:

Sediaan barang (pasar Rp 550.000) ... Rp 500.000

Utang obligasi (Rp 50.000 jatuh tempo...)

4) Istilah Teknis

Istilah teknis yang tepat harus digunakan secara konsisten untuk nama pos,

elemen, judul, atau subjudul karena merupakan objek penting dalam

(12)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 12

Di Indonesia, istilah teknis perlu diterjemahkan untuk keperluan pelaporan dalam bahasa Indonesia dan pendidikan. Karena standar akuntansi akan digunakan sebagai acuan baik bagi penyusun laporan maupun oleh pembelajar akuntansi, penyusun standar harus menciptakan istilah dengan penuh kecermatan dan mendidik para anggota profesi tentang istilah teknis tersebut. Oleh karena itu, penyusun standar harus mempunyai pengetahuan dasar tentang bahasa (Inggris dan Indonesia) agar istilah tidak diciptakan dengan perasaan dan telinga saja tetapi dengan kaidah yang tepat.

5) Lampiran

lampiran berisikan rincian, statemen tambahan (supplementary statements),

daftar rincian, atau semacamnya. Lampiran ini digunakan untuk menambah

informasi lebih dari yang dimuat dalam stattemen keuangan

6) Komunikasi manajemem

komuikasi manajemen secara resmi dapat disampaikan bersamaan dengan

penerbitan laporan tahunan dalam bentuk surat, berikut macam-macam surat

atau laporan secara resmi yaitu:

a. Surat ke pemegang saham yang memuat tanggapan atau penjelasan

umum direksi tentang apa yang telah tercapai dan upaya apa saja yang

telah dilakukan serta apa yang akan dilakukan terkait misi dan visi

perusahaan.

b. Laporan dewan komisaris berisi pandangan umum tentang kinerja

manajemen secara keseluruhan, berisi persetujuan dewan komisaris

terhadap statemen keuangan yang disajikan manajemen, usulan terkait

deviden, dan usulan lain yang sesuai dengan anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga perusahaan.

c. Laporan direksi yang memuat penjabaran lebih lanjut dari surat ke

pemegang saham, yaitu menguraikan perubahan-perubahan penting

dalam posisi keuangan dan hasil operasi tahun berjalan dibanding tahun

sebelumnya.

d. Diskusi dan analisis manajemen (DAM) yaitu penjelasan manajemen

dengan analisis terhadap operasi perusahaan tahun berjalan berbanding

(13)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 13 Diskusi dan analisis manahemen berisi hal-hal sebagai berikut:

i. Analisis tentang perubahan hasil operasi terutama laba atau rigi, laba

kotor penjualan, dan biaya administrasi.

ii. Analisa tentang likuiditas, sumber pendanaan, penggunaan pinjaman,

serta analisis investasi.

iii. Harapan manajemen masa dating tentang konsisi politik, sosial, dan

ekonomi dan hal-hal yang mungkin terjadi akibat ketidakpastian

kondisi sekarang.

iv. Tanggapan dan harapan manajemen kejadian atau perubahan

nonfinansial yang memengaruhi operasi manajemen.

v. Rencana-rencana perubahan kejadian penting di masa datang.

vi. Rencana pengeluaran capital serta riset dan pengembangan.

vii. Analisis laporan keuangan yang diwujudkan dalam bentuk rasio dan

tren beserta

7) Catatan dalam laporan auditor

Pengungkapan yang dinilai auditor telah memadai dan wajar sesuai PABU

secara otomatis akan tercermin dalam statemen keuangannya. Pengungkapan

oleh auditor berkaitan dengan hal:

a. Perubahan akuntansi dan konsistensi

b. Keraguan tentang kelangsungan perusahaan

c. Persetujuan atas penyimpangan dari PABU

d. Penekanan suatu hal dalam statemen atau kejadian

e. Pengaitan nama auditor dengan statemen keuangan takauditan

f. Statemen keuangan komparatif yang salah satu diaudit auditor lain.

g. Pembatasan lingkup audit dan independensi auditor

2.2 SARANA INFERPRESTASI

Pengungkapan dapat dikatakan sebagai sarana interpretif dalam tataran praktis

untuk menambah kebermanfaatan dan keberpautan informasi akuntansi yang disajikan

melalui media statemen keuangan. Sarana interpretif dalam tataran praktis

mengandung pengertian bahwa butir-butir pengungkapan telah diakui sesuai dengan

standar akuntansi yang mengaturnya sehingga sesuai dengan tujuan pelaporan

keuangan itu sendiri.

Dalam tataran praktis, terdapat suatu rerangka atau struktur akuntansi pokok

(14)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 14 proper) yang membatasi pengungkapan sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan.

Tanpa rerangka pokok tersebut akan banyak hal yang akan dituntut untuk

diungkapkan, dilampirkan, atau dimasukkan dalam pelaporan keuangan. Rerangka

pokok juga diperlukan untuk membatasi tanggungjawab auditor dalam menetapkan

kewajaran statemen keuangan. Pelaporan keuangan pokok itu sendiri diartikan sebagai

pelaporan yang langsung ditentukan oleh standar akuntansi atas dasar pertimbangan

keterandalan dan keberpautan (Suwardjono 2005).

Sarana interpretif adalah upaya-upaya untuk meningkatkan kebermanfaatan

rerangka akuntansi pokok dengan berbagai usulan untuk mengatasi kelemahan kos

historis sebagai basis penilaian yang tidak hanya diyujukan dalam pelaporan keuangan

ekstenal tetapi juga untuk laporan internal / manajerial.

2.2.1 MASALAH YANG TERJADI

Menurut Paton dan Littleton ( 1970) terdapat beberapa permasalahan yang

berkaitan dengan teori ini, yaitu :

1. NILAI DAN KOS

Kos dapat didefinisikan sebagai penghargaan sepakatan pada saat

suatu objek diperoleh dan menjadi data dasar dalam akuntansi, sedangkan

nilai didefinisikan sebagai persepsi terhadap manfaat suatu objek setiap saat

dan dinyatakan dalam satuan moneter.

Hal yang menjadi permasalahan adalah, perlukah kos direvisi terus secara

periodik? Karena suatu persepsi selalu berubah dengan berjalannya waktu.

Terdapat pro dan kontra terhadap permasalahan ini. Argumen yang

mendukung hal tersebut menyatakan bahwa keberpautan keputusan sebagai

salah satu kualitas informasi baik untuk kepentingan manajemen maupun

pihak luar. Untuk kepentingan manajemen, perhitungan laba tiap perioda

hendaknya mencerminkan dengan jelas perubahan ekonomik penting

termasuk rugi dan untung yang belum terealisasi yang terjadi akibat

penurunan dan kenaikan nilai faktor-faktor jasa yang masih belum digunakan.

Untuk kepentingan pihak luar, angka laba yang dihasilkan akan mendekati

laba ekonomik, sehingga neraca akan menunjukkan nilai perusahaan pada

saat itu (Suwardjono 2005).

Argumen yang menyanggah revisi terhadap kos, diantaranya adalah

(15)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 15 tidak berarti bahwa rerangka akuntansi pokok berbasis kos tidak lagi

bermanfaat sehingga harus diganti. Tujuan utama akuntansi adalah

pengukuran laba periodik dengan menggunakan proses menandingkan kos

dan pendapatan secara sistematik. Dengan adanya argumen-argumen berikut

maka penggantian jumlah rupiah tidak berlaku,yaitu:

a. Keterandalan data maka dengan adanya pergeseran data jelas akan

mengakibatkan statemen laba-rugi yang kurang memuaskan dimana

auditor tidak memiliki basis kuat untuk menunjukkan bahwa angka

tersebut merupakan kesepakatan yang timbul dari kontrak sebagai bukti

audit.

b. Saling kompensasi antara periode artinya kenaikan atau penurunan

saling berkaitan baik yang terjadi pada tahun berjalan maupun tahun

berikutnya.

c. Fluktasi nilai merupakan gejala umum karena perubahan harga tidak

segera dan langsung mempengaruhi jalannya operasi perusahan.

d. Nilai pasar dan posisi keuangan dalam menunjukan harga pasar tersebut

dalam tanda kurung di neraca akhir maka secara cukup menyakinnya

tana harus merevisi secara terus menerus.

2. REVISI KOS FASILITAS FISIS

Dalam beberapa hal khusus, penilain kembali fasilitas fisis yang berakibat

revisi terhadap kos tercatat tidak dapat dihindari. Beberpa hal khusus yang

menghendaki penilaian kembali adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan akan dibeli sehingga terjadi penggantian hak milik atau

perubahan entitas yang menghendaki pencatatan aset pada nilai

perusahaan baru berdiri

2. Kuasi reorganisasi untuk penyerapan deficit

3. Penggadaian aset yang menghendaki penilaian untuk menentukan

nilai gadai

4. Peraturan pemerintah yang mengharuskan revaluasi

5. Terjadinya musibah yang menghendaki penilaian untuk menentukan

jumlah ganti rugi/asuransi

6. Penilaian aset untuk keperluan penentuan nilai asuransi aset

(16)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 16 Dalam revisi kos fasiliras fasis terdapat juga pro dan kontra. alasan yang

dikemukan oleh pihak yang mendukung revisi adalah adanya :

1. distorsi informasi ekonomik adalah kos tercatat menghasilkan biaya

yang tidak efektif/tidak bermanfaat secara ekonomik sehingga

mendistorsi daya melaba yang sesungguhnya.

2. distorsi dana penggantian adalah kondisi tingkat harga-harga barang

menurun akuntansi depresiasi atas dasar kos historis cenderung

menghasilkan akumulasi dana yang berlebihan untuk tujuan

penggantian.

Disisi lain, alasan-alsan yang dikemukan oleh pihak yang menyanggah

revisi adalah prosedur tidak praktis, penilaian tidak terandalkan, dan

depresiasi bukan akumulasi dana.

3. PENGURANGAN NILAI BUKU FASILITAS FISIS

Berkaitan dengan revisi kos fasiitas fisis adalah pengurangan atau

penghapusan sebagian kos atau nilai buku karena alasan teknis atau

ekonomik tertentu dan bukan semata-mata karena penurunan harga ata

devaluasi. Pengurangan dapat dilakukan kalau suatu kondisi menyebabkan

terjadinya penurunan kemampuan aset (asset impairment) untuk

mendatangkan laba atau kas di masa datang.

Indikasi Penurunan kemampuan

PSAK No. 48 memberikan pedoman untuk mengidentifikasi adanya

penurunan kemampuan suatu aset. Secara teknis, suatu aset dikatakan

mengalami penurunan kemampuan bilamana nilai tercatat (nilai buku) aset

melebihi apa yang disebut jumlah rupiah atau jumlah terperoleh kembali.

Sedangkan secara substantif, pada setiap tanggal neraca perusahaan harus

mempertimbangkan berbagai kondisi eksternal dan internal yang memberi

indikasi bahwa penurunan emampuan telah terjadi (Suwardjono 2005).

Pengangguran Sementara

Kalau fasilitas fisis tertentu tidak digunakan karena alasan musim atau

lainnya maka pengangguran sementara fasilitas tersebut tidak dapat

dijadikan alasan untuk melakukan pengurangan besar kos aset. Demikian

juga halnya dengan pengurangan intensitas penggunaan sama sekali tidak

(17)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 17 4. KONVERSI KOS KE RUPIAH DAYA BELI

Kos tercatat merupakan jumlah rupiah kesepakatan berbeda dalam dua

waktu yang berbeda maka dinyatakan dalam tingkat harga umum yang

berlaku menurut waktu karena hal ini akan sangat membingungkan apabila

pencatatan menurut kos historis yang diukurdengan daya beli pada saat itu.

Maka dengan itu muncullah gagasan untuk mengkonversi kos tercatat

(termasuk depresiasi) menjadi kos yang dinyatakan dalam daya belli yang

berlaku sekarang (current purchasing power).

Fluktuasi nilai atau harga aset tidak dapat disangkali lagi sangat penting

yang tercermin dalam perubahan harga-harga barang secara keseluruhan.

Gejala perubahan tingkat harga lebih berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan dan perubahan nilai uang mengakibatkan untung atau rugi yang

cukup besar.

Dengan uraian tentang sarana interpretif disimpulkan bahwa rerangka akunansi

pokok memang memiliki kelemahan karena adanya perubahan nilai yang terjadi

karena fluktuasi harga atau karena perubahan daya beli. Buku besar harus tetap

dipelihara karena berisi kos aktual atau historis sedangkan revisi dapat dilakukan

dengan menyediakan buku besar secara terpisah untuk mencatat revisi dan berfungsi

sebagai akun penambahan (adjunct accounts) atau akun penilaian (valuation

(18)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 18

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian (release)

informasi. Sedangkan menurut para akuntansi memberi pengertian secara terbatas yaitu

penyampaian informasi keunagan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan

biasanya laporan tahunan. Informasi itu sekaligus menjadi bahan untuk keperluan

pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan

biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap.

Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) informasi yang diharuskan oleh peraturan

yang berlaku, dalam hal ini peraturan dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam). Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang

dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku

atau pengungkapan melebihi yang diwajibkan..

Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan

minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan menurunkan biaya

modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-praktik pengungkapan yang

kompetitif. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit

apabila mereka merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia kepada

(19)

Pengungkapan dan Saran Interpretif | 19

DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono.2014.Teori Akuntansi dan Perekayasaan laporan keuangan.Yogyakarta:BPFE

Yogyakarta

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Tahap II Gedung Kuliah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang tahun 2017,2.

Coffie, merupakan alat ukur untuk mengetahui kematangan aspek-aspek yang menunjang kesiapan anak masuk Sekolah Dasar, yang meliputi aspek kognitif, motorik, dan juga

Dari hasil pengukuran dan analisa hasil pengujian maka dapat diambil kesimpulan bahwa Secara umum sistem perancangan menggunakan perangkat NI CompactRIO berfungsi dengan

telah berhasil menjadi laki-laki atau perempuan sejati setelah menikah. Dengan menikah, reputasi mereka pun terselamatkan. Contoh laki-laki yang sudah cukup tua tapi tak

[r]

Benih galur mutan Zh-30 diradiasi menggunakan sinar gamma bersumber dari Cobalt-60 dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat produksi biomassa dan

Selain kecenderungan sebaran secara vertikal berdasarkan kedalaman perairan, pada penelitian ini juga terdapat beberapa jenis Nudibranchia yang hanya dijumpai di satu

Guru juga perlu memperhatikan persepsi kinestetik yang dimiliki siswa sebelum menentukan kegiatan pembelajaran, terutama pada materi yang membutuhkan ketepatan kinestetik,