• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Proposal Bisnis SKB .doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Proposal Bisnis SKB .doc"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

EXECUTIVE SUMMARY

A. Nama Perusahaan

Nama perusahaan yang akan kami dirikan adalah “Fa. PESISIR”. Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi lobster air tawar yang baru-baru ini mengalami banyak permintaan dan karena masih jarangnya petani sejenis.

B. Lokasi

Kami memilih bidang usaha pembudidayaan lobster air tawar dengan nama “Fa. PESISIR” yang berlokasi di Jl. Letjend Soeprapto no. 21 Banjarnegara. Fasilitas pendukung yang ada saat ini adalah irigasi yang baik karena merupakan daerah pertanian padi percontohan, Jalan raya yang mulus yang merupakan bagian dari jalan propinsi serta faktor alam pendukung yaitu dengan suhu rata-rata perkotaan tidak lebih dari 34oC yang merupakan suhu potensial untuk budidaya lobster air tawar.

C. Deskripsi Batasan Proyek

(3)

D. Tujuan Proyek Jangka Panjang

Proyek ini bertujuan untuk membangun usaha jangka panjang dalam budidaya lobster air tawar untuk konsumsi bahkan kami berambisi menjadikan daerah Banjarnegara sebagai daerah penghasil lobster yang memiliki dayasaing. Hal ini juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

E. Kriteria Kelayakan

Studi kelayakan bisnis ini dikatakan berhasil jika dapat mengembalikian dana investasi selama 2 tahun dan memperoleh keuntungan diatas 70 % dan juga ada tambahan pendapatan untuk masyarakat sekitar yang telah mengikuti jejak yang sama.

F. Beberapa Pedoman Dasar Proyek

1. Dasar Pemikiran

Kebutuhan gizi pada saat ini merupakan hal yang sangat penting bahkan wajib untuk diperhatikan oleh setiap masyarakat. Lobster merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan gizi masyarakat, terutama kandungan proteinnya yang sangat tinggi. Selama ini lobster merupakan suatu produk yang relatif mahal sehingga hanya dapat dikonsumsi oleh masyarakat tertentu saja.

Dengan semakin banyaknya permintaan akan lobster untuk konsumsi sebagai akibat dari kesadaran gizi masyarakat dan dikarenakan masih jarangnya petani lobster di daerah Banjarnegara dan daerah sekitarnya, maka kami memiliki suatu inisiatif untuk melakukan suatu usaha pembudidayaan lobster sebagai salah satu usaha masa depan yang mempunyai prospek yang sangat menguntungkan. Dengan inovasi yang kami punya, maka diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal.

2. Status Proyek dan Jadwal

(4)

Jadwal kegiatan

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Persiapan awal

2 Pembuatan kolam

3 Pemasangan peralatan dan perlengkapan kolam

4 Perekrutan karyawan

5 Pembelian bibit lobster

6 Proses Produksi

7 Kegiatan promosi

8 Grand opening

9 Penjualan Produk

(5)

3. Inti Bisnis Awal

Pada prinsipnya usaha ini merupakan aplikasi dari teori pembudidayaan lobster yang ada dengan mengoptimalkan tata ruang untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dengan lahan seluas 184 m2 akan dibuat kolam sebanyak 16 kolam dengan formasi tingkat 2. Dengan cara yang tradisional lahan seluas ini hanya akan mampu untuk dibuat 8 kolam. Tentu hal ini akan sangat mempengaruhi banyakanya produksi nantinya. Metode ini sudah diterapkan oleh petani lobster modern tertentu yang ada di Semarang dan sungguh luar biasa, metode ini dapat meningkatkn hasil produksi mencapai 2 kali lipat.

4. Cara Pendanaan

Usaha budidaya lobster merupakan jenis usaha kecil dengan bentuk Firma (Fa). Sumber dana tersebut berasal dari modal bersama anggota Firma sebesar 70% dan Pinjaman dari Koperasi sebesar 30%, dengan bunga tetap perbulan 2%.

5. Biaya Investasi

Dana yang dianggarkan dalam usaha pembudidayaan lobster ini adalah sebesar Rp 30.000.000,00. Dana ini akan dialokasikan untuk beberapa hal, yaitu :

1. Biaya sewa gedung (1 tahun) Rp. 5.500.000 2. Pembelian induk lobster Rp. 1.800.000

3. Pembuatan Kolam Rp. 5.000.000

4. Pembelian peralatan kolam Rp. 1.400.000 5. Pembelian makanan lobster Rp. 5.000.000 6. Pengurusan izin Rp. 2.500.000

7. Komputer Rp. 3.000.000

8. Perlengkapan Rp. 500.000

9. Administrasi Rp. 300.000

10. Kendaraan Rp. 5.000.000

(6)

6. Tim Study

Tim studi ini akan dilaksanakan oleh tim Fa PESISIR yang akan dipimpin oleh Sdr. Doni Setiawan dan bekerja sama dengan lembaga terkait di Kabupaten Banjarnegara.

G. Asumsi - asumsi utama dan ringkasan hasil temuan dan kesimpulan

1. Aspek Manajemen dan Organisasi

Struktur Manajemen menggunakan stuktur organisasi sederhana dengan 3 devisi, yaitu devisi pemasaran, devisi akuntansi dan devisi produksi yang diatur mekanismenya oleh seorang pimpinan Firma. Sedangkan untuk sistem pengajian utuk tenaga ahli sebesar Rp. 800.000,-untuk tenaga pemasaran sebesar Rp. 750.000,- dan 800.000,-untuk karyawan sebesar Rp. 700.000,- yang kesemuanya sudah menggunakan atauran standar UMR (Upah Minimum Regional) yaitu sebesar Rp. 500.000,-. Untuk anggota Firma sendiri ketentuan pembagian keuntungan diatur dalam AD/ ART Firma.

2. Aspek Pemasaran

Dilihat dari kondisi permintaan, permintaan akan produk bisa dikatakan sangat besar dikarenakan alasan yang sudah disebutkan sebelumnya. Berdasarkan observasi di Kabupaten Banjarnegara untuk pasar produsen diperoleh data bahwa dari minimal 30 Target Pasar yang didalamnya terdapat Cafe, Restoran, dan Hotel yang rata - rata menghabiskan 10 kg lobster perminggu. Dapat kita ramalkan bahwa daerah Banjarnegara membutuhkan lobster 300 kg lobster perminggu, belum lagi dari pasar konsumsi. Dalam segi penawaran, produsen usaha sejenis baru terdapat 10 produsen di Banjarnegara yang bisa diperhitungkan aktifitasnya dengan produk tidak lebih dari 150 kg per minggu

(7)

3. Aspek Teknik

Proses produksi menggunakan 16 kolam seperti yang telah diungkapkan diatas, dimana 8 kolam berukuran 12 m2 dan 8 kolam lagi berukuran 8 m2. 2 kolam untuk kolam indukan, 2 kolam untuk penetasan, 2 kolam untuk bibit, 4 kolam untuk pemeliharaan bibit sampai dewasa dan 4 lolam lagi untuk menampung lobster siap jual. Pemeliharaan lobster sampai siap jual memakan waktu higga 3 bulan dengan perawatan yang intensif dan pembersihan kolam yang dilakukan secara berkala untuk tetap menjaga produkstifitas lobster. Penjualan hasil produksi menggunakan dua cara, yaitu yang pertama kita berperan sebagai penyuplai bahan bagi restoran, hotel dan lain sebagainya. Yang kedua kita menjual atau melayani pembeli yang datang ke homebase.

Siklus Produksi dapat dilihat sebagai berikut

Indukan Lobster

Penetasan Telur

Pensortiran Lobster

Pemeliharaan Lobster dewasa

(8)

4. Aspek Finasial

Sumber dana yang dianggarkan dalam usaha pembudidayaan lobster ini adalah sebesar Rp 30.000.000,00. Sumber dana tersebut berasal dari modal bersama anggota Firma sebesar 70% dan Pinjaman dari Koperasi sebesar 30%, dengan bunga tetap perbulan 2%. Diharapkan dalam usaha ini mendapat keuntungan bersih sebanyak 70 % pertahun, untuk analisis Net Presen Value dengan menggunakan Discounted Flow, dengan mengunakan profitabilitas indes (PI) dan analisis Payback Period tidak lebih dari 2 tahun modal akan kembali, analisa Rate of Return (IRR) menggunakan standar bunga 45 % per tahun. Jika itu semua terpenuhi maka proyek tersebut berhsil.

5. Aspek Perpajakan

Bentuk usaha ini yaitu Firma (Fa) yang kegiatan usahanya berada di atas tanah dan bangunan. Pengenaan pajak pada usaha ini karena pemilik telah mendaftar pada instansi terkait dan telah mendapatkan NPWP. Objek pajak dalam hal ini yaitu Pajak Penghasilan dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), ketentuan Pajak Penghasilan ditentukan berdasar PPh pasal 17 UU No 10 tahun 1994 dan ketentuan Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan UU No 12 tahun 1994.

6. Aspek Sosial Ekonomi

Aspek Sosial proyek ini yaitu dapat sebagai alternatif mata pencaharian penduduk sekitar, yang cukup menjanjikan dimasa yang akan datang. Dengan mengikuti jejak yang sama. Meningkatkan pendapatan, sehingga dapat meningkatkan standar kehidupan atau kesejahteraan masyarakat sekitar baik secara kelompok maupun individu

H. Hasil Studi

1. Kesimpulan

(9)

memiliki tingkat keamanan secara fiansial. Dan disamping itu multiplier dari hasil usaha ini akan sangat membantu masyarakat dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.

2. Saran / Rekomendasi

(10)

1 2 3 6 7 5 4

5 ASPEK USAHA

Produksi

1. Siklus dari Produk

Dalam usaha budidaya lobster ini terdapat beberapa siklus penting untuk memproduksi / menghasilkan lobster yang berkualitas. Siklus dari usaha budidaya lobster ini yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

1. Pembelian Induk lobster 2. Penetasan telur lobster.

3. Proses pemeliharaan bibit sampai dewasa. 4. Pensortiran

5. Persiapan lobster untuk induk lobster 6. Pemilihan induk lobster.

7. Lobster siap jual

8. Penjualan / pemasaran lobster.

Siklus dalam usaha budidaya lobster ini mempunyai keuntungan yang sangat besar bagi usaha ini dikarenakan pembelian bibit untuk budidaya lobster hanya dilakukan sekali sehingga kami dapat menghemat biaya untuk pengadaan bibit lobster yang baru karena bibit yang baru dapat dihasilkan dari pengadaan induk lobster yang berasal dari tiap kali pemanenan lobster yang siap jual yang telah mengalami proses penyeleksian apakah lobster bagus untuk dijadikan induk dan menghasilkan bibit yang banyak dan berkualitas.

(11)

2. Pemilihan dan Perencanaan Produk

Usaha budidaya Lobster dipilih karena dirasa memiliki prospek masa depan yang cerah. Disamping karena masih jarangnya pesaing atau petani sejenis tetapi juga daerah pemasaran yang tersebar, baik itu pasar produksi maupun pasar konsumsi. Desain produk awal adalah lobster dengan umur antara 10 sampai 12 minggu dengan ukuran fisik kurang lebih 15 cm yang dirasa sudah memenuhi standar untuk lobster konsumsi dan diperkirakan mempunyai berat 250 gram sehingga dalam 1 kg berisi 4 ekor lobster. Untuk menguji desain produk awal pada awal usaha akan diadakan pengujian apakah lobster dengan umur antara 10 sampai 12 minggu dengan sumberdaya yang dimiliki sudah memenuhi standar lobster konsumsi atau belum.

3. Rencana Kualitas

Dalam proses produksi, perusahaan akan menetapkan standar kualitas produk yang akan dijual. Hal ini dilakukan agar perusahaan mendapat kepercayaan lebih dari konsumen dan langsung diawasi oleh seorang ahli. Standar produk yang nantinya akan dihasilkan yaitu yang pertama akan dilihat dari ukuran lobster. yang dimaksud ukuran disini adalah lobster dengan panjang badan minimal kurang lebih 15 cm. kelebihan yang lain yaitu produk akan didistribusikan kepada konsumen selalu dalam keadaan segar atau masih hidup.

4. Tata Letak Pabrik

Usaha budidaya lobster ini terletak di antara daerah pemasaran dengan daerah sungai atau perairan, hal ini dikarenakan beberapa hal, yaitu :

 Kami ingin memasarkan lobster dalam kondisi yang masih segar sehingga kandungan protein dalam lobster tidak berkurang.

(12)

5. Perencanaan Layout

Usaha budidaya lobster ini mempunyai suatu gambaran tatanan ruang sebagai berikut :

Keterangan :

1. Kolam Induk lobster 2. Kolam Penetasan. 3. Kolam bibit lobster.

4. Kolam pemeliharaan bibit sampai dewasa (siap panen) 5. Kolam lobster dewasa (siap panen)

6. Kolam penyeleksian induk baru. 7. Tempat penjualan*.

 Disamping kami menjual kepada pasar produsen kami juga menjual

kepada konsumen secara langsung.

Desain kolam dibuat bertingkat dimaksudkan untuk optimalisasi, efesiensi dan efektifitas tempat sehingga semua bagian dapat terkontrol sempurna

6. Jumlah Produksi

Untuk memenuhi permintaan pasar, untuk tiap minggunya perusahaan akan memproduksi lobster siap konsumsi sebanyak 10 kg perminggu atau sebanyak 40 kg per bulan yang diperkirakan akan pengisi market share sebanyak 10% dari total permintaan.

(13)

7. Metode Persediaan

Metode persediaan dalam pencatatan yang dipakai adalah LIFO. Konsep LIFO disini mengalami modifikasi dengan kondisi lapangan dan disesuaikan dengan karakteristik perusahaan, karena penjualan barang tergantung pada proses pensortiran. Yang artinya persediaan mana dulu yang siap dan memenuhi standar untuk dijual pada konsumen.

Pasar Dan Pemasaran

1. Bentuk Pasar

Budidaya lobster air tawar ini dikatakan sangat berprospek di masa yang akan datang karena memiliki keunggulan. Kita bisa ambil dari segi aspek pemasaran. Aspek pemasaran lobster air tawar tidak hanya di tujukan untuk pasar produsen, tetapi diharapkan produk yang dihasilkan juga dapat didistribusikan pada pasar konsumen

2. Peramalan Permintaan & Penawaran

Dilihat dari kondisi permintaan, permintaan akan produk bisa dikatakan sangat besar dikarenakan alasan yang sudah disebutkan sebelumnya. Berdasarkan observasi di Kabupaten Banjarnegara untuk pasar produsen diperoleh data bahwa dari minimal 30 Target Pasar yang didalamnya terdapat Cafe, Restoran, dan Hotel yang rata - rata menghabiskan 10 kg lobster perminggu. Dapat kita ramalkan bahwa daerah Banjarnegara membutuhkan lobster 300 kg lobster perminggu, belum lagi dari pasar konsumsi

Dari segi penawaran, produsen usaha sejenis baru terdapat 10 produsen di Banjarnegara yang bisa diperhitungkan aktifitasnya dengan produk tidak lebih dari 150 kg per minggu

(14)

Dari 300 kg permintaan pasar dan 150 kg penawaran masih terdapat 150 kg permintaan yang belum terpenuhi. Dengan teknik dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan, diharapkan perusahaan dapat mengisi permintaan sebanyak 10 kg perminggu atau 40 kg per bulan

4. Segmen – Target – Posisi Pasar

Sampai saat ini lobster masih merupakan barang mewah sehingga hanya kalangan tertentu saja yang mengkonsumsinya. Dengan keunggulan komparatif yang dimiliki, perusahaan mencoba untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin menjanjikan ini dengan target pasar masyarakat ekonomi menengah atas.

5. Sikap, Perilaku & Kepuasan Konsumen

Konsumen selalu menginginkan kualitas produk yang paling baik. Hal itu sangat dicermati oleh perusahaan dan perusahaan selalu berupaya untuk menjaga kualitas produk. Kualitas produk dapat diantisipasi dengan pemilihan bibit yang baik dan pemanenan yang selektif. Perusahaan juga selalu menjual produknya dalam keadaan segar, sehingga kualitasnya terjaga

6. Program Pemasaran a) Analisa Persaingan

Jika membandingkan antara permintaan dan penawaran yang diuraikan diatas permintaan dirasa bukan merupakan faktor ancaman, tetapi untuk mengantisipasi perusahan akan selalu mengawasi dan menjaga kuatitas produknya

b) Srategi Pemasaran

(15)

perusahaan akan secara aktif untk menawarkan produk pada rumah makan, hotel, restoran dan lain sebagainya yang berpotensi sebagai relasi.

Manajemen Dan Organisasi

1. Identitas

Usaha budidaya lobster merupakan jenis usaha kecil dengan bentuk Firma (Fa). Bentuk Firma dipilih karena karakteristiknya sesuai dengan komposisi pemilik dan penggagas usaha ini. Usaha ini dilaksanakan atau dijalankan oleh 7 orang, dengan 3 orang yang merupakan anggota Firma dan 4 orang karyawan yang diperkerjakan melalui proses rekruitmen.

2. Legalitas

Karena usaha budidaya lobster ini berbentuk Firma maka unsur legalitas diperlukan untuk menjamin kelangsungan usaha ini. Perusahaan mendaftarkan usahannya pada Akta Notaris dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan). Untuk mendapatkan Akta Notaris dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan) firma mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.500.000 yang masing-masing Tp 1.500.000 untuk Akta Notaris dan Rp 1.000.000 untuk TDP (Tanda Daftar Perusahaan). Dalam Usaha ini juga langsung bersinggungan dengan lingkungan sekitar terutama ekosistem air dalam hal ini sungai sebagai suplier air bersih ke dalam kolam-kolam pemeliharaan lobster. Oleh karena itu perusahaan juga meminta ijin lokasi atau ijin gangguan kepada pihak yang berwenang setempat.

3. Pengorganisasian.

(16)

organisasional. Sistem organisasional yang berada dalam Firma ini adalah sebagai berikut:

Tugas dan Wewenang dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : a) Pimpinan Firma

Tugas

Mewakili nama firma dalam lingkup profesiomalisme Mengawasi jalannya kegiatan dalam Firma.

Wewenang

Mangangkat dan memberhentikan karyawan

Memutuskan kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh Firma b) Bagian Pemasaran

Tugas

Memasarkan hasil produksi pada pasar dan konsumen. Menentukan daerah-daerah pemasaran hasil produksi. Wewenang

Memberikan diskon apabila konsumen membeli dalam jumlah yang besar.

c) Bagian Produksi Tugas

Menentukan jumlah produksi lobster (anggaran prosuksi). Wewenang

Memilih hasil produksi yang layak dan tidak layak untuk dijual. Pimpinan

Dev. Produksi Dev. Pemasaran

Staf Ahli

Pekerja Dev. Akuntansi

(17)

d) Staf Ahli Tugas

Memilih lobster yang akan dijadikan induk. Memilih lobster yang sudah siap dipasarkan. Wewenang

Memberikan obat yang dapat meningkatkan kualitas lobster. e) Karyawan

Tugas

Memberi makan lobster dan mengatur kebutuhan air. Memanen lobster yang siap untuk dijual.

Wewenang

Mengkonsumsi hasil produksi yang tidak layak jual.

4. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Agar firma mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, maka dalam merekrut karyawan baru firma mempunyai beberapa kualifikasi, antara lain : a) Bagian Pemasaran

 Pendidikan Min. SMA / SMK  Pria / Wanita usia 20 – 30 tahun  Berpenampilan sopan dan menarik  Pengalaman Min. 1 tahun

 Rajin dan pekerja keras

b) Staf Ahli

 Pendidikan Min. D3 Perikanan  Pria usia 20 – 40 tahun

 Berpenampilan menarik dan sopan  Pengalaman Min. 1 tahun

 Rajin dan pekerja keras

c) Karyawan

(18)

Dalam perekrutan pekerja ini, hanya bagian Produksi yang tidak melakukan perekrutan karena Bagian produksi bekerja sama dengan Staf Ahli dalam memproduksi lobster. Dalam hal ini Bagian pemasaran hanya mengawasi tugas dari staf ahli dalam memilih lobster yang akan dipasarkan dan yang akan dijadikan induk baru sehingga di Bagian Produksi hanya terdapat 1 karyawan yaitu dari salah satu sekutu firma itu sendiri.

5. Pemberhentian

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat terjadi oleh berbagai sebab, antara lain karena keputusan perusahaan, keinginan karyawan, pension, kontrak kerja, meninggal dunia, dan sebagainya. Adapun pesangon yang diberikan adalah 50% apabila karyawan diberhentikan oleh perusahaan dan 25% dari gaji apabila karyawan tersebut berhenti karena keinginanya sendiri.

6. Analisis Pekerjaan

Analisis pekerjaan yang akan dilakukan oleh firma merupakan suatu usaha firma untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan firma sampai sejauh mana. Hal-hal yang dilakukan dalam analisis pekerjaan antara lain :

1. Memeriksa hasil dari pemeliharaan bibit samapi lobster yang siap jual, apakah kuantitas dari hasil pemanenan lobster sama dengan kuantitas bibit awal. Apabila pemanenan lobster lebih dari 70% maka proses pemeliharaan dianggap berhasil.

2. Memeriksa pemilihan induk baru apakah dapat menghasilkan bibit secara maksimal atau tidak. Apabila 50% dari induk baru yang dipilih dapat menghasilkan bibit maka proses pemilihan induk dianggap berhasil.

7. Perencanaan kegiatan atau penjadwalan kegiatan

(19)

Tabel Jadwal Kegiatan

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Persiapan awal

2 Pembuatan kolam

3 Pemasangan peralatan dan perlengkapan kolam

4 Perekrutan karyawan

5 Pembelian bibit lobster

6 Proses Produksi

7 Kegiatan promosi

8 Grand opening

9 Penjualan Produk

(20)

Keuangan dan Kelayakan

1. Aspek Keuangan

Sumber dana yang dianggarkan dalam usaha pembudidayaan lobster ini adalah sebesar Rp 30.000.000,00. Sumber dana tersebut berasal dari modal bersama anggota Firma sebesar 70% dan Pinjaman dari Koperasi sebesar 30%, dengan bunga tetap perbulan 2%. Dana ini akan dialokasikan untuk beberapa hal, yaitu :

11. Biaya sewa gedung (1 tahun) Rp. 5.500.000 12. Pembelian induk lobster Rp. 1.000.000

13. Pembuatan Kolam Rp. 5.000.000

14. Pembelian peralatan kolam Rp. 1.600.000 15. Pembelian makanan lobster Rp. 5.000.000 16. Pengurusan izin Rp. 2.500.000

17. Komputer Rp. 3.000.000

18. Perlengkapan Rp. 500.000

19. Administrasi Rp. 300.000

20. Kendaraan Rp. 5.600.000

Total Rp 30.000.000

Keterangan umur ekonomis dan nilai residu aktiva tetap:

Nama aktiva tetap

Peralatan kolam 5 - 320.000

Komputer 5 500.000 500.000

Kendaraan 10 800.000 480.000

(21)

Asumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah jika rata – rata penjualan lobster per bulan adalah 40 kg dan biaya –biaya yang dikeluarkan tiap bulannya tetap, maka:

Biaya operasional perbulan

Biaya listrik dan telpon Rp 250.000,00

Biaya transportasi Rp 150.000,00

Biaya Gaji 3 karyawan Rp 2.250.000,00

Biaya penyusutan Rp 2.300.000,00

Biaya promosi Rp 100.000,00

Biaya Pakan Rp 400.000,00

Biaya lain-lain Rp 50.000,00

Jumlah Biaya Perbulan Rp 5.500.000,00

Arus Kas (Net Cash Flow) atau Proceed Tahun Pertama

Keterangan Tahun 0 Tahun I

(22)

Laporan Neraca

Dari survei yang telah firma lakukan dan dari beberapa asumsi yang dimiliki firma, maka firma merencanakan dengan modal / investasi sebesar Rp 30.000.000 maka akan diperoleh pendapatan netto sebesar 80% pertahun yang berasal dari pejualan lobster selama satu bulan yaitu 40 kg yang harganya Rp 200.000 per kg dikurangi dengan biaya-biaya operasional. Untuk itu diperlukan beberapa analisis antara lain Net Present Value, Profitability indeks, Payback period, dan Internal rate of return.

Payback Period (PP)

Payback period merupakan periode waktu yang diperoleh untuk menutup kembali uang yang telah diinvestasikan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Dari data yang ada dapat dihitung payback sebagai berikut:

Penjualan 40 kg @ 200.000 Rp 8.000.000,00

Biaya Operasi Rp 5.500.000,00

Laba Kotor Rp 2.500.000,00

Pajak 5 % Rp 125.000,00

Laba bersih setelah pajak Rp 2.375.000,00

(23)

Keterangan :

Jangka waktu pengembalian modal / investasi adalah 15,63 bulan 3 bulan + 12.63 bulan = 19,6 bulan atau 1 tahun 7,6 bulan

Jangka waktu pengembalian modal di tambah dengan 3 bulan karena proses awal untuk memproduksi lobster adalah selama 3 bulan.

Net Present Value

NPV adalah memperhitungkan selisih antara present value dan net cash flow/proceed pada tingkat diskonto tertentu dengan present value dari initial outlays.

Tahun Net cash flow Presen value

1 28500000 22983870.97

Berdasarkan pendekatan NPV yang dipakai, investasi dikatakan layak jika

PV inv < PV ci, 30.000.000 < 48.243.455,- maka investasi dapat dikatakan layak. Profitability Indeks

PI adalah perbandingan dari present value dari net cash flow dengan present value dari initial outlays.

Berdasarkan pendekatan PI yang dipakai, investasi dikatakan layak jika PI > 1, 1,6 > 1, maka investasi dapat dikatakan layak.

(24)

Internal Rete of Return(IRR)

IRR adalah besarnya tingkat diskonto yang menjadikan net present value sama dengan nol, sehingga perbedaannya terletak pada discount rate/tingkat diskonto yang dipergunakan.

Tahun Net Cash FlowProceeds IR 24% IR 90%

1 28500000 22,983,871 5,000,000

2 28000000 18,210,198 7,756,233

3 27000000 14,161,156 3,936,434

4 26500000 11,208,800 2,033,441

5 29000000 9,892,124 1,171,197

PV Present 76,456,150 29,897,304

PV Outlays 30,000,000 30,000,000

46,456,150 (102,696)

IRR dikatakan layak jika IRR > tk bunga. Berdasarkan perhitungan maka dapat diketahui IRR yang diperoleh adalah sebesar 24.66 %, maka investasi layak.

Perpajakan dan Sosial

Aspek perpajakan

Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan berupa pengabdian serta peran aktif warga negara dan anggota masyarakat lainya untuk membiayai berbagai keperluan negara berupa pembangunan nasional dan daerah yang pelaksanaanya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.

Untuk mendirikan usaha bedidaya lobster air tawar ini perusahaan harus memenuhi persyaratan sebagi berikut:

(25)

1). Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat;

2). Nomor Pokok Wajib Pajak Perusahaan dari kantor pajak; 3). Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDS);

4). Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) yang dikeluarkan oleh pemda setempat; 5). Surat keterangan (nomor) Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang dikeluarkan

oleh kantor pajak setempat;

6). Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh Kanwil perdagangan setempat.

2. Pajak

Bentuk usaha ini yaitu Firma (Fa) yang kegiatan usahanya berada di atas tanah dan bangunan, sehingga perusahaan ini dikenakan Pajak. Pengenaan pajak pada usaha ini karena pemilik telah mendaftar pada instansi terkait dan telah mendapatkan NPWP. Objek pajak dalam hal ini yaitu Pajak Penghasilan dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), ketentuan Pajak Penghasilan ditentukan berdasar PPh pasal 17 UU No 10 tahun 1994 dan ketentuan Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan UU No 12 tahun 1994.

Aspek Sosial Ekonomi

Dampak nyata dalam aspek sosial ekonomi dari pelaksanaan investasi usaha bedidaya lobster air tawar ini antara lain:

Tujuan ekonomis dan non ekonomis 1. Bagi pemerintah

1. Menunjang program pembangunan daerah dan nasional; 2. Menambah pendapatan negara yang berasal dari pajak;

3. Pengurangan jumlah pengangguran, khususnya bagi masyarakat sekitarnya.

(26)

1. Dapat sebagai alternatif mata pencaharian penduduk sekitar, yang cukup menjanjikan dimasa yang akan datang. Dengan mengikuti jejak yang sama.

(27)

PENUTUP

Sampai saat ini lobster masih merupakan barang mewah sehingga hanya kalangan tertentu saja yang mengkonsumsinya. Dengan keunggulan komparatif yang dimiliki perusahaan maka diharapkan yang mengkonsumsi lobster bukan hanya kalangan tertentu saja, melainkan masyarakat umum pun bisa mengkonsumsinya Rencana pembudidayaan lobster air tawar ini membutuhkan anggaran biaya sebesar Rp 15.000.000,- dengan kelayakan bisnis sebagai berikut: Pay back

Jangka waktu pengembalian modal / investasi adalah 15,63 bulan 3 bulan + 12,63 bulan = 1 tahun 3,63 bulan

Jangka waktu pengembalian modal di tambah dengan 3 bulan karena proses awal untuk memproduksi lobster adalah selama 3 bulan.

Net Present Value

Berdasarkan pendekatan NPV yang dipakai, investasi dikatakan layak jika PV inv < PV ci, 30.000.000 < 48.243.455, maka investasi dapat dikatakan layak Profitability Indeks

Berdasarkan pendekatan PI yang dipakai, investasi dikatakan layak jika PI > 1, 1.6 > 1, maka investasi dapat dikatakan layak.

Internal Rete of Return(IRR)

IRR dikatakan layak jika IRR > tk bunga. Berdasarkan perhitungan maka dapat diketahui IRR yang diperoleh adalah sebesar 24.66 %, maka investasi layak.

Gambar

Tabel Jadwal Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait