• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Mahasiswa Teknik Tele

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Kebutuhan Mahasiswa Teknik Tele"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Akhir Semester

Kurikulum dan Silabus dalam Pengajaran Bahasa

Dosen:

Prof. Rahayu Surtiati Hidayat

Analisis Kebutuhan Mahasiswa Teknik Telekomunikasi Terhadap Kemahiran Berbahasa Inggris

Oleh: Fauziatul Husna

1206188553

Departemen Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

(2)

Pendahuluan

Pada era globalisasi sekarang ini, kebutuhan akan kemampuan berbahasa asing, khususnya Bahasa Inggris, semakin meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat mobilisasi manusia. Mobilisasi yang tinggi membuat komunikasi internasional antar bangsa semakin mudah sehingga menjadikan peran Bahasa Inggris sebagai lingua franca dunia semakin dominan. Oleh sebab itu semakin banyak orang yang termotivasi untuk menguasai Bahasa Inggris. Hal ini tentunya memberi angin segar pada industri pengajaran Bahasa Inggris, baik yang formal maupun yang bersifat informal. Faktanya, jumlah lembaga-lembaga penyedia layanan Bahasa Inggris tersebut tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Akan tetapi, kebutuhan akan kemahiran berbahasa Inggris tersebut tidak lah seragam karena semua orang memiliki kebutuhan masing-masing yang spesifik pada bidang tertentu yang digelutinya. Perbedaan lain juga terdapat pada kemahiran apa yang dibutuhkan. Dalam setiap bahasa terdapat empat kemahiran yang belum tentu semuanya dibutuhkan oleh pemelajar. Selain itu, setiap pemelajar juga memiliki target tingkat kemahiran yang berbeda sesuai dengan yang disyaratkan dalam situasi target pemelajar tersebut. Jadi meskipun kebutuhan akan kemampuan berbahasa Inggris meningkat secara universal, setiap individu atau kelompok pemelajar tertentu memiliki kebutuhan masing-masing yang dipengaruhi oleh hal-hal seperti yang disebutkan diatas.

(3)

program dapat menganalisis kebutuhan calon pemelajar dengan baik dalam waktu singkat melalui proses yang cukup sederhana.

Dalam makalah ini akan dilaporkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan terhadap sekelompok mahasiswa jurusan teknik telekomunikasi yang akan segera memulai penulisan Tugas Akhir (TA) sebagai syarat kelulusan. Pada dasarnya mereka mengalami kesulitan dalam semua kemahiran berbahasa. Akan tetapi, melalui proses wawancara diketahui bahwa kebutuhan yang paling mereka inginkan saat ini adalah membaca teks-teks akademis yang diperlukan dalam penulisan TA.

Sebelum memaparkan proses serta hasil dari analisis kebutuhan ini, penulis terlebih dahulu menyajikan beberapa landasan teori mengenai analisis kebuthan, mengapa analisis ini harus dilakukan dan beberapa model analisis kebutuhan yang dicetuskan oleh para pakar.

Definisi Analisis Kebutuhan

Dalam proses penyusunan suatu program pemelajaran bahasa, analisis kebutuhan merupakan salah satu tahap paling awal yang dilaksanakan. Hasil analisis kebutuhan ini selanjutnya akan menjadi dasar penyususnan materi, penentuan metode pengajaran, dan penentuan bentuk evaluasi dalam program pemelajaran bahasa tersebut. Menurut Brown (1995), analisis kebutuhan adalah sebuah proses dalam mengumpulkan informasi yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pengembangan kurikulum untuk menjawab kebutuhan belajar dari sekelompok pemelajar tertentu.

Nunan (1999) mengungkapkan bahwa analisis kebutuhan merupakan sekumpulan alat, cara, dan prosedur dalam menentukan konten bahasa dan proses pembelajaran untuk sekelompok pemelajar yang telah ditentukan. Selanjutnya Nunan juga menambahkan bahwa kebutuhan pemelajar terdiri atas kebuhan subjektif dan kebutuhan objektif.

(4)

mereka menggambarkan peran analisis kebutuhan dalam pengembangan kurikulum dengan menggunakan segitiga mercedez seperti dapat dilihat berikut ini.

Figure 2.1: Model sebuah Proses Pengembangan Kurikulum

Dari beberapa definisi analisis kebutuhan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis kebutuhan pada dasarnya adalah suatu proses pengumpulan informasi mengenai kebutuhan sekelompok pemelajar tertentu. Informasi tersebut akan dijadikan landasan dalam menyusun sebuah program pemelajaran yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Jadi analisis kebutuhan pada dasarnya dilaksanakan agar pemelajaran menjadi efektif dan tepat sasaran.

Tujuan Analisis Kebutuhan

(5)

kebutuhan dapat memiliki berbagai tujuan yang lebih spesifik, sebagaimana yang disebutkan Richards (2001) berikut.

- Untuk mengetahui kemahiran bahasa apa yang dibutuhkan pemelajar dalam suatu posisi di bidang tertentu, seperti pemandu wisata, resepsionis hotel, atau pramugari.

- Untuk menentukan apakah suatu program pemelajaran yang ada telah sesuai dengan kebutuhan pemelajar.

- Untuk menentukan pemelajar mana dari suatu kelompok pemelajar yang paling membutuhkan keterampilah tertentu - Untuk mengetahui perubahan-perubahan dalam proses

pemelajaran yang dirasa penting oleh para pemelajar dalam kelompok tersebut

- Untuk menentukan ketimpangan antara kemampuan pemelajar saat ini dengan kemampuan yang harus mereka miliki dalam situasi target.

- Untuk mengumpulkan informasi mengenai kesulitan tertentu yang dihadapi pemelajar.

Dari beberapa tujuan analisis yang lebih terfokus yang disebutkan di atas, para peneliti dan penyusun kurikulum dapat menentukan sendiri apakah analisis yang dilakukan akan mencakup keseluruhan tujuan tersebut atau hanya fokus kepada beberapa diantaranya. Dalam penelitian ini, analisis kebutuhan yang dilakukan bertujuan untuk menentukan ketimpangan antara kemampuan pemelajar saat ini dengan kemampuan yang harus mereka miliki dalam situasi target serta mengumpulkan informasi mengenai kesulitan tertentu yang dihadapi pemelajar, khususnya dalam hal membaca akademis.

(6)

serta kekurangan mereka dan telah cukup bijak untuk menentukan apa yang ingn mereka pelajari dan bagaimana proses pemelajaran seharusnya berjalan.

Beberapa Model Analisis Kebutuhan

Dalam melaksanakan analisis kebutuhan, peneliti dapat melakukan proses analisis berdasarkan beberapa model yang dicetuskan para ahli di bidang ini sesuai dengan situasi yang dihadapi. Brown (1995) membagi proses pemngumpulan informasi dalam analisis kebutuhan berdasarkan beberapa filosofi berikut: ketidaksesuaian/ketimpangan, demokratis, analitis, dan diagnosis. Menurut Brown, analisis yang dilakukan berdasarkan filosofi tertentu akan berbeda dengan analisis berdasarkan filosofi lainnya, sehingga peneliti harus jeli dalam menentukan filosofi mana yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi yang dihadapinya.

Dalam penelitian ini, model yang akan digunakan adalah model yang dicetuskan oleh Nation dan Macalister (2010). Model ini didasarkan pada berbagai unsur yang diyakini membentuk kebutuhan itu sendiri. Menurut mereka, kebutuhan pemelajar terdiri dari:

 Kebutuhan (necessity)

Kebutuhan mengacu pada apa yang perlu diketahui dan dikuasai pemelajar agar dapat berfungsi dengan baik dalam situasi target. Dalam hal ini, kebutuhan para mahasiswa dalam penelitian ini adalah berbagai teknik dan keterampilan yang diperlukan untuk membaca akademis sehingga mereka dapat menyelesaikan TA tanpa menghadapi kesulitan dalam memahami sumber data berbahasa Inggris.

 Kekurangan (lack)

(7)

bagaimana perbedaannya dengan kemampuan yang harus mereka miliki untuk dapat berfungsi dengan baik dalam situasi target.  Keinginan (want)

Keinginan mengacu kepada apa yang diinginkan oleh pemelajar untk dimasukkan ke dalam proses pemelajaran. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa pemelajar, khususnya pemelajar dewasa, sedikit banyak mampu menentukan apa yang dirasa perlu untuk mereka kuasai. Oleh karena itu, pendapat pemelajar perlu dipertimbangkan dalam penyusunan suatu proses pemelajaran.

Model ini digunakan karena ketiganya mencerminkan dengan tepat apa yang telah disebutkan sebagai tujuan dari penelitian ini. Dengan mengetahui kebutuhan pemelajar dalam situasi target, kekurangan yang harus diperbaiki hingga sampai di titik situasi target dapat terlihat dengan jelas. Selain itu, dengan mempertimbangkan aspirasi pemelajar dalam proses pemelajaran, kita telah menumbuhkan rasa percaya diri dan perasaan didengarkan dalam diri setiap pemelajar. Hal ini pada gilirannya akan mengurangi affective filter para pemelajar sehingga proses pemelajaran dapat mencapai hasil yang diinginkan.

Profil Calon Pemelajar

Calon pemelajar yang menjadi sumber data dalam analisis ini adalah tiga orang mahasiswa program studi teknik telekomunikasi nirkabel di Politeknik Negeri Bandung. Ketiganya mengambil program D4 dan saat ini berada di semester keenam. Dalam dua semester kedepan, mereka akan mengikuti program kerja praktik (KP) dan penulisan tugas akhir (TA).

(8)

budaya bahasa Inggris. Selain itu, mereka memiliki skor TOEFL yang cukup baik, berkisar antara 400-500.

Akan tetapi, dari data yang dikumpulkan diketahui bahwa mereka merasa tidak puas dengan proses pemelajaran yang mereka jalani selama ini. Mereka merasa bahwa metode dan meteri ajar yang selama ini digunakan dalam proses pemelajaran tidak dapat meningkatkan minat bahasa mereka secara optimal. Hal ini tentunya dapat berpengaruh langsung terhadap kemahiran berbahasa mereka. Para mahasiswa ini bahkan mengakui sendiri bahwa tingkat penguasaan bahasa mereka masih belum memadai meskipun dengan nilai-nilai tambah yang disebutkan sebelumnya.

Selanjutnya, sebagai orang-orang yang bergerak di bidang teknologi yang sangat dinamis dan global, sudah selayaknya mereka memiliki kebutuhan akan penguasaan bahasa Inggris yang tinggi. Selain menguasai keterampilan berkomunikasi secara umum, mereka juga diharapkan untuk menguasai bahsa Inggris yang bersifat technical yang berkaitan dengan bidang teknologi. Namun demikian, dalam analisis kebutuhan ini hanya akan dibahas kebutuhan terhadap penguasaan keterampilan membaca. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan yang mendesak untuk mampu membaca jurnal-jurnal asing berbahasa Inggris yang diperlukan sebagai sumber data dalam penulisan TA.

Metodologi

Pada dasarnya metode pengumpulan data yang digunakan dalam analisis kebutuhan ini adalah wawancara dan kuesioner. Seperti diketahui, sebagian besar analisis kebutuhan maupun penelitian lain dimulai dengan penyebaran kuesioner dan dilanjutkan dengan wawancara. Akan tetapi, dalam analisis ini kedua metode pengumpulan data tersebut dilakukan dengan urutan sebaliknya. Hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan berikut ini:

(9)

mengenal calon pemelajar. Hal ini sangat membantu proses penyusunan kuesioner karena penulis telah mendapatkan gambaran mengenai pemelajar

 Dengan mengadakan wawancara terlebih dahulu, calon pemelajar dapat lebih fokus dalam mengisi kuesioner karena telah memperoleh penjelasan dalam wawancara mengenai poin-poin penting yang akan dikaji dalam analisis ini.

 Hasil wawancara memberikan data yang cukup komprehensif sehingga kuesioner dapat disusun secara lebih singkat dan sederhana. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kasus dimana calon pemelajar mengisi kuesioner dengan asal-asalan karena kuesioner yang terlalu panjang dan rumit.

Proses pengumpulan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut;

1. Para pemelajar diwawancara untuk mendapatkan gambaran umum mengenai keinginan, kemampuan serta kesulitan yang mereka hadapi dalam pemelajaran Bahasa Inggris.

2. Berdasarkan hasil wawancara, sebuah kuesioner disusun untuk mendapatkan informasi yang lebih perinci mengenai aspek kebutuhan yang telah didapatkan melalui wawancara.

3. Selain itu, untuk menyelidiki kebutuhan pemelajar dengan lebih terstruktur, dilakukan analisis terhadap kurikulum program studi Teknik Telekomunikasi Nirkabel Politeknik Negeri Bandung. Hal ini dilakukan agar bahan bacaan yang digunakan sebagai materi ajar di program pemelajaran nantinya berkesesuaian dengan topik-topik yang mereka pelajari di kelas.

(10)

Hasil dan Pembahasan Kebutuhan

Seperti disebutkan sebelumnya, kebutuhan mengacu pada kemampuan atau tingkat penguasaan yang harus dimiliki pemelajar untuk dapat berfungsi dengan baik pada kondisi target. Dalam hal ini, situasi target yang dimaksud adalah proses penulisan TA dimana sebagian besar sumber datanya merupakan jurnal-jurnal ilmiah berbahasa Inggris. Oleh sebab itu pemelajar dituntut untuk dapat menguasai keterampilan membaca, terutama membaca ilmiah.

Membaca ilmiah sendiri merupakan suatu jenis membaca yang berbeda dengan jenis membaca lainnya, baik dalam hal konten yang dibaca maupun dalam hal bagaimana proses membaca seharusnya dilakukan. Oleh sebab itu, pemelajar memerlukan pemahaman yang tepat mengenai membaca ilmiah sebelum mulai menekuni apa saja kemahiran-kemahiran mikro yang perlu mereka kuasai untuk dapat memahami teks-teks ilmiah dengan baik. Keterampilan mikro yang paling penting untuk dikuasai mencakup mengenali ide utama dan memahami teks secara menyeluruh tanpa harus mengerti makna setiap kata maupun kalimat dalam suatu teks.

Selanjutnya, dari hasil analisis kurikulum sederhana diketahui bahwa pemelajar memerlukan bahan-bahan ajar dengn topik-topik sebagai berikut: - sistem komunikasi radio

- sistem komunikasi satelit - perancangan antena - sistem komunikasi optik - jaringan komunikasi bergerak - manajemen proyek

(11)

Kekurangan

Berdasarkan data yang ada, kekurangan utama yang menyulitkan para calon pemelajar adalah kurangnya minat membaca secara umum. Dari tiga mahasiswa yang menjadi calon pemelajar, dua diantaranya mengaku pada dasarnya memang tidak suka membaca. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi tingkat kemahiran membaca mereka karena tanpa adanya minat dan kebiasaan membaca mereka akan mengalami kesulitan memahami teks-teks ilmiah dalam bahasa Indonesia sekalipun. Oleh karena itu, penyusun program hendaknya mampu merancang suatu model pembelajaran yang menarik sehingga motivasi pemelajar tidak hanya bersifat instrumental namun juga integratif. Artinya, pemelajar mengikuti program ini bukan hanya karena membutuhkannya dalam bidang akademik namun juga karena mereka tertarik secara pribadi.

Selain itu, para calon pemelajar mengalami kesulitan dalam hal penguasaan kosakata yang terbatas, khususnya dalam hal kosakata teknis yang hanya dijumpai dalam teks-teks ilmiah. Keterbatasan penguasaan kosakata ini pada gilirannya akan sangat mempengaruhi sejauh mana pemelajar dapat memahami konten dari suatu teks. Akan tetapi, mengingat penyebab dari kekurangan ini adalah kurangnya exposure yang mereka dapatkan terhadap kosakata teknis tersebut, penyusun program dapat mengatasinya dengan memberikan sebanyak mungkin exposure terhadap kata-kata teknis tersebut.

(12)

Keinginan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, keinginan pemelajar harus diperhatikan dalam menyusun program pemelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pemelajar. Keinginan dari calon pemelajar dalam penelitian ini umumnya didasarkan pada kebutuhan dan kekurangan yang mereka miliki seperti yang dibahas sebelumnya. Dari data yang ada dapat disimpulkan beberapa poin yang menjadi keinginan dari calon pemelajar:

Mengenai metode pengajaran yang mereka inginkan, calon pemelajar secara mengejutkan lebih memilih metode lisan berupa presentasi dari pengajar yang pada umumnya dianggap membosankan. Dalam konteks pemelajaran komunikatif, sebenarnya metode ini tidak begitu disarankan karena secara tidak langsung akan meminimalisasi peran pemelajar dalam proses pemelajaran. Akan tetapi dalam hal ini hal tersebut dapat dikesampingkan mengingat jangka waktu pemelajaran yang cukup singkat sehingga metode ceramah yang lebih efisien dalam hal waktu bias menjadi pilihan yang baik.

Materi ajar yang diinginkan calon pemelajar, seperti juga terlihat dalam kebutuhan mereka, adalah materi ajar dengan topic-topik terkait dengan bidang telekomunikasi nirkabel. Hal ini dapat dimengerti mengingat pemelajar harus membiasakan diri membaca topik-topik tersebut sehingga secara bersamaan menambah penguasaan mereka terhadap kosakata-kosakata teknis di bidang tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan pengajar terkait dengan pemilihan materi ajar adalah penguasaan mereka sendiri terhadap topic-topik yang dibahas. Agar proses pemelajaran berjalan dengan efektif pembelajar juga harus berusaha memperluas wawasan mereka mengenai bidang telekomunikasi nirkabel, setidaknya mengenai topik-topik yang nantinya akan dibahas di kelas.

(13)

sesuai dengan situasi pemelajaran dan juga karakteristik dari grammar point yang diberikan.

Kesimpulan

Analisis kebutuhan merupakan suatu proses yang harus dilakukan di awal sebuah program pemelajaran agar program tersebut berjalan efektif. Dalam penelitian ini analisis kebutuhan dilaksanakan terhadap mahasiswa teknik telekomunikasi yang ingin meningkatkan kemampuan membaca yang nantinya diperlukan dalam penulisan tugas akhir. Hasil dari analisis kebutuhan ini dapat dipaparkan secara singkat melalui beberapa poin berikut.

 Pemelajar membutuhkan kemampuan membaca jurnal-jurnal ilmiah yang berkaitan dengan bidang telekomunikasi nirkabel  Kekurangan yang paling menyulitkan pemelajar dalam membaca

adalah kurangnya penguasaan kosakata dan tata bahasa (grammar)  Pemelajar menginginkan program pemelajaran dengan metode

lisan dan terfokus pada pengajaran kosakata teknis serta tata bahasa (grammar).

(14)

Referensi

Kemp, J.E.1985. The Instructional Design Process. New Yor: Harper & Row Publisher.

Nation, J dan Macalister I.S.P.2010. Language Curriculum Design. New York: Routledge.

Husna, F. 2011. The Analysis of Students’ Needs on the Semantics and Pragmatics Learning Materials: A Survey Study at English Language Teaching Study Program of State University of Padang. Skripsi. Jurusan Bahasa Inggris FBSS. UNP Padang.

Gambar

Figure 2.1: Model sebuah Proses Pengembangan Kurikulum

Referensi

Dokumen terkait

Dalam beberapa hal, tersebab ia mengerjakan sejumlah proyek pembangunan patung monumental, dan elemen estetik yang berkait dengan arsitektur, ia melibatkan murid-murid-nya

Selain itu, pada umumnya untuk transaksi/penjualan akan dilakukan skrining sebelumnya, tetapi untuk perusahaan yg berpotensi risiko rendah akan dinilai sebagai mitra kerja

Parti Politik yang Memenangi Pilihan Raya 1985 dan Perbezaan Peratus Undi Sah yang Diterima di Kawasan Majoriti Bajau Senarai Calon PBS Beragama Islam dalam Pilihan Raya 1985.

Hipotesis pada penelitian ini yaitu H1 artinya keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 4 Padang, H1 diterima jika t hitung > t tabel dan H 0 yang artinya tidak

Penggunaan tepung daun mengkudu yang diccampurkan ke dalam pakan puyuh pada usia awal produksi daengan level 9 % dapat menggantikan penggunaan antibiotik sintetik karena

Kebuntingan adalah faktor penting dalam reproduksi (ternak), dimana lama bunting berlangsung sejak fertilisasi atau pembuahan, embrio berkembang dan menjadi fetus

Penelitian ini dilaksanakan pada pokok bahasan teknik dasar passing sepak bola kaki bagian dalam dan kaki bagian luar di kelas VII B SMP Negeri 7 Singaraja, sehingga

Untuk memperoleh gambaran yang lebh jelas mengenai ciri - ciri program remedial, Izhar Idris (2001:66-67) menjelaskan perbandingan antara program remedial dengan