• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Mekanika Tanah I Contoh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Mekanika Tanah I Contoh"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Oleh : REGU : II

A.A Inung Arie Adnyano (710006008)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Oleh :

REGU : II

Shilvyanora Aprilia Rande (710006001) A.A Inung Arie Adnyano (710006008)

Yancer Mariton (710006013) Dede Setiawan (710006002) Brandolindo Ricardo (710006014)

Barnabas Yeum (711208038)

Yogyakarta, 21 Februari 2009

Disetujui Penanggungjawab Praktikum Mekanika Tanah

(3)

KATA PENGANTAR

Kasih dan damai sejahtera dari Tuhan Yang Maha Bijaksana menyertai kita semua. Terimakasih dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasihnya sehingga laporan Praktikum Mekanika Batuan dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan resmi ini dibuat setelah penulis mengikuti Praktikum Mekanika Batuan. Laporan resmi ini merupakan salah satu syarat mata kuliah wajib pada semester V Jurusan Teknik Pertambangan STTNAS.

Pada Kesempatan ini pula Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

 Tuhan Yesus Kristus segala rahmat dan karunia-nya.

 Orang yang selalu memberikanku semangat dan mendukungku berupa doa, material

maupun spiritual yaitu Ayah,Ibu, Kakak dan adik.

 Bapak Andy Erwin Wijaya, ST.MT, selaku dosen pengampu mata kuliah Mekanika

Batuan yang telah memberikan bimbingan dan kuliah Mekanika Batuan

 Asisten praktikum “Bapak Hartono” yang telah membimbing penulis dalam

melaksanakan praktikum,Thanks banget Pak.

 Peminjaman laboratorium mekanika tanah sehingga kami dapat melaksanakan

praktikum.

 Serta semua pihak terutama “Anak-anak Tambang 06” yang banyak membantu dan

always kompak selalu.

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan sehingga penulis berharap saran maupun kritik yang bersifat membangun sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 21 Februari 2009

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...

DAFTAR TABEL………...

DAFTAR LAMPIRAN………...

BAB I. PENDAHULUAN……….

1.1 Latar Belakang………...

1.2 Maksud dan Tujuan………

1.2.1 Kadar air………. 1.2.2 Berat jenis tanah………. 1.2.3 Batas cair tanah………. 1.2.4 Batas plastis dan indeks plastisitas………. 1.2.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut………...

BAB II. DASAR TEORI………

2.1 Kadar air……….

2.2 Berat jenis tanah……….

2.3 Batas cair tanah………..

2.4 Batas palstis dan indeks plastisitas………

2.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut………...

BAB III. PENGUJIAN LABORATORIUM………

3.1 Kadar air……….

3.1.1 Sampel uji……….. 3.1.2 Peralatan………. 3.1.3 Prosedur……….

3.2 Berat jenis tanah……….

3.2.1 Sampel uji……….. 3.2.2 Peralatan………. 3.2.3 Prosedur……….

3.3 Batas cair tanah………..

3.3.1 Sampel uji……….. 3.3.2 Peralatan………. 3.3.3 Prosedur……….

3.4 Batas plastis dan indeks plastisitas………

3.4.1 Sampel uji……….. 3.4.2 Peralatan……… 3.4.3 Prosedur……….

3.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut………...

(5)

BAB IV. HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN………

4.1 Kadar air……….

4.2 Berat jenis tanah……….

4.3 Batas cair tanah………..

4.4 Batas palstis dan indeks plastisitas………

4.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut………...

BAB V. PEMBAHASAN………

5.1 Kadar air……….

5.2 Berat jenis tanah……….

5.3 Batas cair tanah………..

5.4 Batas palstis dan indeks plastisitas………

5.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut………...

BAB VI. KESIMPULAN………..

DAFTAR PUSTAKA………

(6)

DAFTAR TABEL

(7)
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengujian di laboratorium maupun penyelidikan di lapangan perlu dilakukan untuk melengkapi pengetahuan ilmu mekanika tanah yang dipelajari lewat perkuliahan.

Penyelidikan tanah di lapangan berguna untuk mengetahui suatu daerah/lokasi ditinjau dari kestabilan tanah, daya dukung tanah, gaya geser dan lain-lain yang memenuhi syarat atau tidak, jika pada lokasi tersebut didirikan suatu bangunan sipil.

Sedang pengujian di laboratorium berguna untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan mekanik tanah dari percontohan yang diambil di lapangan.

Pengujian di laboratorium mekanika yang merupakan materi dalam praktikum meliputi :

A. Sifat fisik tanah, yaitu sifat tanah dalam keadaan asli yang digunakan untuk menentukan jenis tanah, terdiri dari :

1. Kadar air, bobot isi, berat jenis.

2. Batas Atterberg (batas konsistensi), yaitu : a. Batas cair (liquid limit).

b. Batas plastis (plastic limit). c. Indeks plastis (plasticity index). d. Batas susut (shirinkage limit).

B. Sifat mekanik tanah, yaitu sifat-sifat tanah apabila memperoleh pembeban, dan digunakan sebagai parameter dalam perencanaan pondasi atau kemantapan lereng, diantaranya meliputi :

1. Pemedatan tanah (soil compaction), terdiri dari : a. Pemadatan standar.

b. Pemadatan modifikasi.

2. Kekuatan geser tanah (shear strength of soil), parameternya dapat diperoleh dari pengujian :

a. Geser langsung (direct shear test).

(9)

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1 Kadar Air

Tujuan dari percobaan memeriksa kadar air adalah untuk mengetahui kadar air tanah dari suatu daerah tertu dan kedalaman tertu.

1.2.2. Berat Jenis Tanah

Tujuan dari percobaan menentukan berat jenis tanah adalah untuk mengetahui berat jenis dari suatu sampel tanah yang telah diambil, karena tanah terdiri dari beberapa jenis.

1.2.3. Batas Cair Tanah

Tujuan percobaan menentukan batas cair tanah. adalah untuk mengetahui batas cair dari suatu tanah dan peralihan kekeadaan keplastis.

i) Batas Palstis dan Indeks Plastisitas

Tujuan percobaan menentukan batas plastis dan indeks plastis adalah untuk mengetahui batas plastis dari suatu contoh tanah yang telah diambi.

1.2.5. Batas Susut dan Factor-Faktor Batas Susut

Tujuan percobaan menentukan batas susut adalah untuk mengetahui batas susut, angaka susut, susut volumetric dan susut lineair.

1.2.6 Uji Tekan Bebas

(10)

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Kadar Air

Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air dengan berat butiran yang dikandung dalam tanah dan berat kering tanah yang dinyatakan dalam persen (%). Dapat diperhitungkan dengan mengTgunakan rumus

W(%) =

2.2. Berat Jenis Tanah

Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir-butir dengan berat air destilasi di udara dengan volume sama dan temperature tertentu. Biasanya diambil untuk

temperature 270C. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus :

Gs =

2.3. Batas Cair Tanah

(11)

menggunakan rumus :

N = Jumlah Pukulan, untuk menutup celah 0,5 in (12,7)

WN = Kadar air

Tgβ = 0,121 (tapi tgβ tidak sama dangan 0,121 untuk semua jenis

Tanah)

2.4 Batas Palstis dan Indeks Plastisitas

Batas plastis tanah (PL) adalah kadar air minimum ( dinyatakan dalam persen ) bagi

tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis, apabila tanah digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi retak-retak.

Index plastisitas sesuatu tanah adalah bilangan ( dalam persen ) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisitasnya. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus :

PI = LL – PL

2.5 Batas Susut dan Factor-faktor Batas Susut

Batas susut tanah adalah sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanah. Percobaan batas sust dilaksanakan dalam laboratorium dengan cawan porselin diameter 44,4 mm dengan tinggi 12,7 mm. Bagian dalam cawan dilapisi dengan pelumas dan diisi dengan tanah jenuh sempurna. Kemudian dikeringkan dalam oven. Volume ditrntikan dengan mencelupkannya dengan air raksa. Apabila berat jenis tanah G diketahui, maka batas susut tanah dapat diperhitunhkan sebagai berikut :

2.6 UJi Tekan Bebas

Kuat tekan bebas adalah besarnya tekanan axial ( kg/cm2 ), yang diperlukan untuk

(12)

BAB III

PENGUJIAN LABORATORIUM

3.1 Kadar Air

3.1.1 Sampel Uji

Contoh tanah ( basah ) yang diperiksa, dengan berat minimum tergantung pada ukuran terbesar dari butir tanah :

a.) tanah berbutir halus, berat minimum 10 gr – 25 gr. b.) Tanah berpasir, berat minimum 50 gr – 100 gr. c.) Tanah berkerikil – lebih benyak.

3.1.2 Peralatan

1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 1050 – 1100.

2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang – kurangnya : a.) 0,01 gram - untuk berat kurang dari 100 gram.

b.) 0,10 gram - untuk berat antara 100 gram – 1000 gram. c.) 1,00 gram - untuk berat lebih dari 1000 gram.

3. Desikator.

4. Cawan timbang bertutup dari gelas atau logam tahan karat.

3.1.3 Prosedur

1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat beratnya ( = W1 ).

2. Masukan contoh tanah ( basah ) ke dalam cawan timbang, kemudian bersama tutupnya ditimbang ( = W2 ).

3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukkan dalam oven ( 1050

1100 ) selama 16 – 24 jam. Tutup cawan disertakan dan jangan sampai tertukar

dengan cawan lain.

4. Cawan dengan tanah kering diambil darioven, didinginkan dalam desikator. Setelah dingin ditutup.

(13)

3.2 Berat Jenis Tanah

3.2.1 Sampel Uji

Contoh tanah seberat sekitar 30 gram – 40 gram yang akan digunakan untuk pemeriksaan secara duplo ( 2 percobaan yang terpisah .

3.2.2 Peralatan

1. Piknometer, yaitu botol gelas dengan leher sempit dan dengan tutup ( dari gelas ) yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 cc atau lebih besar.

2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram.

3. Air destilasi bebas udara ( dalam “wash bottle” ). 4. Oven dengan suhu dapat diatur pada 1050 – 1100 c.

5. Desikator. 6. Termometer.

7. Cawan porselin ( mortar ) dengan pestel ( penumbukan berkepala karet ) untuk menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir – butir tanpa merusak butir – butirnya sendiri.

8. Alat vacuum atau kompor

3.2.3 Prosedur

1. Piknometer dibersihkan luar – dalam dan dikeringkan, kemudian ditimbang ( = W1 ).

2. Contoh tanah dihancurkan dalam cawan porselin dengan menggunakan pestel, kemudian dikeringkan dalam oven.

Ambil tanah kering dari oven dan langsung dinginkan dalam desikator. Setelah dingin, dari desikator segera/langsung dimasukkan dalam piknometer sebanyak kira – kira 10 gram.

Piknometer tutpnya berisi tanah timbang ( = W2 ).

3. Isikan air ± 10 cc kedalam piknometer, sehingga tanah terendam seluruhnya dan biarkan 2 – 10 jam.

4. Tanbahkan air destilasi sampai kira – kira setengah/dua pertiga penuh.

(14)

a). Piknometer bersama air dan tanah dimasukkan dalam bejana tertutup yang dapat di vacuum dengan pompa – vacuum ( tidak melebihi 100 mm Hg ), sehingga gelembung – gelembung udara keluar dan menjadi jernih.

b). Piknometer direbus dengan hati – hati sekitar 10 menit dengan sekali – sekali piknometer dimiringkan untuk membantu keluarnya udara. Kemudian didinginkan.

5. Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dan ditutup. Bagian luar piknometer dikeringkan dengan kain kering. Setelah itu piknometer berisi tanah dan air ditimbang ( = W3 ).

Air dalam piknometer diukur suhunya dengan thermometer ( = t0 c ).

6. Piknometer dikosongkan dan bersihkan, kemudian diisi penuh dengan air destilasi bebas udara, ditutup, diluarnya dikeringkan dengan kain kering.

Piknometer penuh air ditimbang ( = W4 ). Hal ini dikerjakan segera setelah

selesai no. 5, agar suhu udara masih sama dengan keadaan no. 5.

3.3 Batas Cair Tanah

3.3.1 Sampel

Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksa ini sebanyak ± 100 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir – butir yang lebih besar dari 0,425 mm. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir – butir kasar lebih dari 0,425 .. dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan lebih dulu. Apabila contoh tanah mengandung butir – butir kasar, mula – mula keringkan dalam suhu udara ( atau dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 600 C ) secukupnya saja, sampai dapat

(15)

3.3.2 Peralatan

1. Alat batas cair Casagrande. 2. Alat pembarut ( grooving tool ). 3. Cawan porselen ( mortar ).

4. Pestel ( penumbuk/penggerus ) berkepala karet atau dibungkus karet. 5. Spatel.

6. Saringan no. 40.

7. Air destilasi dalam botol cuci ( wash bottle ).

8. Alat – alat pemeriksa kadar air ( lihat percobaan no. 1 ).

3.3.3 Prosedur

1. Taruhlah contoh tanah ( sebanyak ± 100 gram ) dalam mangkok porselen, campur rata dengan air destilasi sebanyak kira – kira 15 cc – 20 cc. Aduk, tekan- tekan dan tusuk – tusuk dengan spatel. Bila perlu tambahlah air secara bertahap, tambah sekitar 1 cc – 3 cc, aduk, tekan dan tusuk – tusuk, tambah air lagi dan seterusnya, sehingga dipeoleh adukan yang benar – benar merata. 2. Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan

sekitar 30 – 40 pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah tersebut dalam mangkok Casagrande. Gunakan spatel, secar dan tekan dengan baik, sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung terbawah mangkok. Dengan demekian tebal tanah bagian terdalam akan terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan tersebut ke mangkok porselen.

3. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok daerah dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian secara simetris. Bentuk alar harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat pembarut. Untuk menghindari terjadi alur yang tidak baik atau tergesernya tanah dalam mangkok, barutlah dengan gerakan maju dan mundur beberapa kali dengan setiap kali sedikit dalam.

(16)

b. Pada percobaan pertama tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus antara 30 – 40 kali. Bila teryata lebih dari 40 kali, berarti tanah kurang basah dan kembalikan tanah dari mangkok Casagrande ke cawan porselen, tambahkan sedikit demi sedikit air dan aduklah seperti tadi sampai merata. c. Cucilah mangkok Casagrande dengan air, kemudian keringkan dengan kain

kering. Kemudian ulangi pekerjaan seperti tersebut pada no. 2 sampai dengan no. 4.

5. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan menggunakan spatel secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. Periksalah kadar air tanah tersebut.

6. Ambillah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan porselen, tambah lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok. 7. Ulangi pekerjaan pada nomor – nomor 2, 3, 4, 5 dan 6 sehingga diperoleh 3

atau 4 data hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan diantara 15 dan 35 pukulan dengan masing – masing selisihnya hamper sama. Percobaan ini harus dilakasanakan dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair.

3.4 Batas Plastis dan Indeks Plastisitas

3.4.1 Sampel Uji

Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak ± 15 gram – 20 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir – butir yang lebih besar dari 0,425 mm. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir – butir kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa tanpa persiapan lebih dahulu. Apabila contoh tanah mengandung butir – butir kasar, mula – mula keringkan dalam suhu udara ( atau dengan alat pengering suhu kurang dari 600 C ) secukupnya saja sampai

(17)

3. 4. 2 Peralatan

1. Cawan porselen.

2. Pestel ( penumbuk/penggerus ) dengan kepala karet atau terbungkus karet. 3. Spatel .

4. Plat kaca. 5. Saringan no. 40.

6. Batang kawat Ø 3 mm untuk ukuran pembanding. 7. Alat – alat pemeriksa kadar air.

3. 4. 3 Prosedur

1. Taruhlah contoh tanah dalam cawan porselen, campur air sedikit demi sedikit, aduk sampai merata bebar-benar. Kadar air tanah yang diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup plastis dan dapat mudah dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat pada jari, bila ditekan dengan jari.

2. Remas dan bentuklah menjadi bentuk bola atau bentuk ellipsoida dari contoh tanah seberat sekotar 8 gr ( diameter ± 13 mm ). Gilinglah benda uji ini diatas plat kaca yang terletak pada bidang mendatar dibawah jari-jari tangan dengan tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-batang yang diameternya

rata. Gerakan mengiling tanah gunakan kecepatan kira – kira tiap 11/

2 detik

satu gerakan maju dan mundur.

3. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar 3 mm ( bandingkan dengan batang kawat pembnding ) dan ternyata batang ini masih licin, ambil dan potong-potong menjadi 6 atau 8 bagian ; kemudian remas seluruhnya antara ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai homogen, selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling menjadi batang berdiameter 3 mm, teryata batangnya masih licin. Ulangi lagi remas bentuk menjadi bola lagi & giling lagi, dst. Sampai batang tanah tampak retak-retak dan tidak dapat digiling menjadi batang yang lebih kecil ( meskipun belum mencapai diameter 3 mm ).

(18)

3. 5 Batas Susut dan Faktor-Faktor Batas Susut

3.5.1 Sampel Uji

Siapkan ± 30gram contoh tanah yang telah di bersikan dari butir-butir tertahan saringan no. 40 ( 0,425 mm). jika contoh tanah dari lapangan mengandung butir-butir yang lebih besar dari 0,425 mm, kering tanah di udara. Kemudian remukan pada mortar porselen dengan menggunakan porter dengan kepala terbungkus karet sehinga butir-butir terpisah, tanpa merusak butir-butir. Kemudian saring dengan saringan No. 40, maka benda yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.

3.5.1 Peralatan

1. Cawan porselen.

2. Cawan susut dari porselen atau morel, berbentuk bulat dengan alas datar, berdiameter ± 4,44 cm dan tinggi ± 1,27 cm.

3. Pisau perata (strainght edge) 4. Spater.

5. Alat pengukur volume tanah yang terdiri dari mangkok gelas, pelat gelas dengan 3 paku, dan air raksa.

6. Gelas ukuran 25 cc.

7. Timbangan engan ketelitian 0,10 gram.

3.5.2 Prosedur

1. Taruh contoh tanah pada cawan porselen dan aduk secara baik sampai betul-betul merata denagan air destilasi secukupnya, sehingga mengiasi semua pori tanah dan jangan sampai ada udara terperangkar didalamnya.banyaknya air sedemikian, sehingga bila benda uji berupa tanah plastes kedalam air lebih 10% dari baras cair,sedang benda uji berupa tanah kurang plastis buatlah sehingga konsistensi tanah sedikit diatas batas cair.

2. Tentukan berat dan volume cawan susut.

(19)

3. Isilah cawan dengan tanah basah yang telah disaipkan.

Olesi tipis bagian dalam cawan dangan vaselin atau pelumas paket. Isilah cawan dengan tanah sekitar sepertiga volumenya dan taruhlah ditengahnya. Pukul-pukulkan dengan hati-hati cawan pada bidang datar kokoh yang dilapisi oleh beberapa lapis kertas isap atau lembaran karet, sehingga tanah akan mengalir mengisi sudut-sudut cawan.

Tambahkan lagi tanah sejumlah seperti tadi dan pukul-pukulkan lagi sehingga tanah memadat dan semua udara ber gerak kepermukaan. Tambahkan lagi tanah dan terus pukul-pukulkan sehingga terisi penuh sampai tepi atas.

Ratakan dengan pisau perata dan hapuslah tanah yang melekat diluar cawan, sehingga volume tanah tetap sama dengan volume cawan.

4. Tentukan berat basah dan berat kering tanah.

Setelah cawan terisi tanah segera timbang dan catat berat cawan berisi tanah basah. Biarkan tanah mongering diudara sampai warnya berubah dari tua kemud. Kemudian keringkan ke oven dengan temperature 1050-1100.

Dinginkan dalam indicator. Setelah dingin segera timbang dan catat beratnya 5. Tentukan volume tanah kering dengan cara keluarkan dari cawan, kemudian

(20)

BAB IV

HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Kadar Air

Perhitungan kadar air :

Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 87 Rumus : w2 - w3 gram

= 60,59 - 52,59 gr = 8,00 gr

Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 87 Rumus : w3 - w1 gram

= 52,59 – 24,35 gr = 28,24 gr

Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 87

Rumus :

Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 71 Rumus : w2 - w3 gram

= 65,09 – 56,22 gr = 8,87 gr

Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 71 Rumus : w3 - w1 gram

(21)

Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 71

Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 74 Rumus : w2 - w3 gram

= 61,80 – 52,96 gr = 8,84 gr

Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 74 Rumus : w3 - w1 gram

= 52,96 - 22,38 gr = 30,58 gr

Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 74

Rumus :

Kadar air rata-rata :

3

(22)

Asal Tanah : Dusun Dukun, muntilan Rombongan : II

No. Contoh : Tanggal : 6 Februari 2009

Kedalaman : 1,00 m

1 No. Cawan timbang 87 71 74

2 Berat cawan kosong W1 gram 24,35 23,92 22,38

3 Berat cawan + tanah basah W2 gram 60,59 65,09 61,80

4 Berat cawan + tanah kering W3 gram 52,59 56,22 52,96

5 Berat air (w2 - w3) gram 8,00 8,87 8,84

6 Berat tanah kering (w3 - w2) gram 28,24 32,30 30,58

7 Kadar air

1 3

3 2

W W

W W

 

x 100

%

28,33 27,46 28,91

8 Kadar air rata-rata, % 28,23

4.2 Berat Jenis Tanah

(23)

Perhitungan A untuk piknometer No. 4 Rumus : W2 – W1 gram

= 34,96 – 24,49 gr = 10,47 gr

Perhitungan B untuk piknometer No. 7 Rumus : W3 – W4 gram

= 54,47 – 48,50 gr = 6,99 gr

Perhitungan C untuk piknometer No. 4 Rumus : A – B ,gram

=10,47 – 6,99 gr = 3,48 gr

Perhitungan berat jenis untuk piknometer No. 4

Rumus :

C A

= 103,,4847

= 3,00 gr

Perhitungan A untuk piknometer No. 3 Rumus : W2 – W1 gram

= 34,80 - 24,12 gr = 10,68 gr

Perhitungan B untuk piknometer No. 3 Rumus : W3 – W4 gram

= 55,28 - 49,50 = 5,78 gr

(24)

=10,68 –5,78 = 4,90 gr

Perhitungan berat jenis untuk piknometer No. 3

Rumus :

C A

= 104,,9068

= 2,18 gr

Harga rata-rata untuk piknometer No. 4 dan 3

=

berat jenis pada temperature 27,50 C adalah :

Rumus : G1 x 0

Tabel Berat Jenis Tanah

(25)

No. Contoh : Tanggal : 6 Februari 2009

Kedalaman : 2,00 m

1 No. pirknometer 4 3

2 Berat piknometer kosong W1 gram

24,49

24,12

3 Berat piknometer + tanah

kering

W2 gram

34,94

34,80

4 Berat piknometer + tanah + air W3 gram

56,57

55,28

5 Berat piknometer + air W4 gram

49,58

49,50

6 Temperatu, t0 c 27C 27C

4.3 Batas Cair Tanah

Perhitungan Batas Cair Tanah :

Percobaan No. 1, Untuk jumlah pukulan 39

Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 35

Rumus : A = (W2 - W3) gram

(26)

= 7,27gr

Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 35 Rumus : B = (W3 - W1) gram

B = ( 34,31- 22,34) gr

= 11,97 gr

Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 35

Rumus : W =

B A

x 100 %

W = 117,,7297 x 100 %

= 60,74 %

Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 44

Rumus : A = (W2 - W3) gram

A = ( 36,19 - 31,51) gr

= 4,68 gr

Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 44 Rumus : B = (W3 - W1) gram

B = (31,51 – 24,60) gr

= 6,91 gr

Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 44

Rumus : W =

B A

x 100 %

W = 64,,9168 x 100 %

= 67,73 %

(27)

=

Percobaan No. 2, Untuk jumlah pukulan 40

Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 98

Rumus : A = (W2 - W3) gram

A = (47,50 – 38,54) gr

= 8,96 gr

Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 98 Rumus : B = (W3 - W1) gram

B = ( 38,54 – 23,43 ) gr

= 15,11 gr

Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 98

Rumus : W =

Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 12

Rumus : A = (W2 - W3) gram

A = ( 45,00 – 37,44 ) gr

= 7,56 gr

Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 12 Rumus : B = (W3 - W1) gram

(28)

= 12,78 gr

Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 12

Rumus : W =

Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 98 & 12

=

Percobaan No. 3, Untuk jumlah pukulan 24

Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 38

Rumus : A = (W2 - W3) gram

A = (43,69 – 35,58) gr

8,11 gr

Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 38 Rumus : B = (W3 - W1) gram

B = (35,58 – 23,70) gram

= 11,88 gr

Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 38

Rumus : W =

Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 65

(29)

A = (38,85 – 33,14) gr

= 5,71 gr

Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 65 Rumus : B = (W3 - W1) gram

B = (33,14 – 24,00) gr

= 9,14 gr

Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 65

Rumus : W =

B A

x 100 %

W = 95,,1471 x 100 %

= 62,47 %

Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 38 & 65

=

2 47 , 62 27 ,

68 

=65,37 %

Percobaan No. 4, Untuk jumlah pukulan 22

Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 52

Rumus : A = (W2 - W3) gram

(30)

= 7,40 gr

Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 52 Rumus : B = (W3 - W1) gram

B = (34,74 – 24,06) gr = 10,68 gr

Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 27

Rumus : W =

B A

x 100 %

W = 107,,4068 x 100 %

= 69,29 %

Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 107

Rumus : A = (W2 - W3) gram

A = (44,57 – 36,99) gr

= 7,58gr

Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 105 Rumus : B = (W3 - W1 ) gram

B = (36,99 – 25,50) gr

(31)

Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 105

Rumus : W =

B A

x 100 %

W = 117,,5849 x 100 %

= 65,97 %

Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 52 & 107

=

2 97 , 65 29 ,

69 

=67,63 %

(32)

TABEL PEMERIKSAAN BATAS CAIR

Asal Tanah : Jln. Wates Rombongan : II

No. Contoh : Tanggal : 7 Februari 2009

Kedalaman : 2,00 m

1 Percobaan no. 1 2 3 4

2 Jumlah pukulan 39 40 24 22

3 No. cawan timbang 35 44 98 12 38 65 52 107

4 Berat cawan timbang W1 gram 22,34 24,60 23,43 24,66 23,70 24,00 24,06 25,50

5 Berat cawan + tanah basah W2 gram 41,58 36,19 47,50 45,00 43,69 38,85 42,14 44,57

6 Berat cawan + tanah kering W3 gram 34,31 31,51 38,54 37,44 35,58 33,14 34,74 36,99

7 Berat air A =( W2 – W3 )gram 7,27 4,68 8,96 7,56 8,11 5,71 7,40 7,58

8 Berat tanah kering B = (W3 – W1) gram 11,97 6,91 15,11 12,78 11,88 9,14 10,68 11,49

9 Kadar air

W =

B A

x 100 60,74 67,73 59,29 59,15 68,27 62,47 69,,29 65,97

10 Kadar air rata-rata ,W 64,24 59,22 65,37 67,63

(33)

4.4 Batas Plastis dan Indeks Plastisitas

Perhitungan Batas plastis dan indeks plastisitas :

Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 1

Rumus : (w2 - w3) gram

= 31,56 -29,25 gr = 2,31 gr

Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 1 Rumus (w3 - w1) gram

= 29,25 – 24,40 gr = 4,85 gr

Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 1

Rumus :

1 3

3 2

W W

W W

 

x 100%

= 42,,8531 x 100%

= 47,63 %

Kadar air rata-rata : 47,63 %

(34)

Tabel Batas Plastis

Asal Tanah : Jl. Wates Rombongan : II

No. Contoh : Tanggal : 7 Febrrruari 2009

Kedalaman : 2,00 m

1 No. Cawan timbang 1

2 Berat cawan kosong W1 gram 24,40

3 Berat cawan + kosong W2 gram 31,56

4 Berat cawan+ tanah kering W3 gram 29,25

5 Berat air A = (W2 – W3) gram 2,31

6 Berat tanah kering B = (W3 – W1) gram 4,85

7 Kadar air

W =

B A

x 100% 47,63

8 Kadar air rata-rata , W 47,63

9 Batas plastis = PL = 48

4.5 Batas Susut dan Faktor-Faktor Susut

Perhitungan Batas susut :

(35)

Rumus : Wo = w1 - w2 gram

= 31.88 – 16,50 gr = 15,38 gr

Perhitungan Berat air rasa untuk cawan-susut No. 4 Rumus : W5 = w3 - w4 gram

= 170,54 - 49,10 gr = 121,44 gr

Perhitungan volume tanah kering untuk cawan-susut No. 4

Rumus : Vo =

6 , 13

5 w

cm3

= 12113,,644 cm3

= 8,93 cm3

Perhitungan batas-susut-tanah untuk cawan-susut No. 4

Rumus : SL ={WV G

O O 1

} x 100%

= {158,,93382,159} x 100%

= 19,00 %

Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan-susut No. 3

Rumus : Wo = w1 - w2 gram

(36)

Perhitungan Berat air rasa untuk cawan-susut No. 3 Rumus : W5 = w3 - w4 gram

= 170,03 - 49,10 gr = 120,93 gr

Perhitungan volume tanah kering untuk cawan-susut No. 3

Rumus : Vo =

Perhitungan batas-susut-tanah untuk cawan-susut No. 3

Rumus : SL ={WV G

Perhitungan batas susut Rata-Rata untuk cawan No. 4 & 3

(37)

Tabel Batas Susut & Faktor-Faktor Susut Tanah

Asal Tanah : Jln. Wates Rombongan : II

No. Contoh : Tanggal : 9 Februari 2009

Kedalaman : 2,00 m

Berat jenis tanah : 2,62

1 No. cawan-susut 4 3

2 Berat cawan + tanah kering W1 gram 31,88 32,86

3 Berat cawan-susut W2 gram 16,50 16,31

4 Berat tanah kering Wo = W2 – W1 , gram 15,38 16,55

5 Berat air rasa yang disedot

oleh tanah kering + cawan

W3 gram 170,54 170,03

6 Berat cawan W4 gram 49,10 49,10

7 Berat air rasa W5 = W3 – W4 , gram 121,44 120,93

8 Volume tanah kering

V0 = 13,56

w

cm3 8,93 8,89

9 Batas susut tanah

SL ={

10 Batas susut tanah rata-rata , % 17, 00

BAB V

PEMBAHASAN

(38)

5. 2 Berat jenis tanah

5. 3 Batas Cair tanah

5. 4 Batas platis dan indeks plastisitas

5. 5 Batas susut dan factor-faktor batas susut

(39)

DAFTAR PUSTAKA

1). Andy R Wijaya, St, Mt, “Buku Petunjuk Praktikum Mekanika Batuan”, Program Studi Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.

(40)

Gambar

TABEL PEMERIKSAAN BATAS CAIR
Tabel Batas Plastis
Tabel   Batas Susut & Faktor-Faktor Susut Tanah

Referensi

Dokumen terkait