LAPORAN PRATIKUM MEKANIKA TANAH
Dibuat oleh:
Zumrotul khilmi (56192030048)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG
TAHUN 2021
SONDIR A. Kegunaan
Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta sifat daya dukung maupun daya lekat setiap kedalaman.
B. Pelaksanaan
Alat yang digunakan adalah Dutch Cone Penetrometer dengan bikonus jenis Begeman kapasitas maksimum 250 kg/cm2. Bikosinus yang digunakan bekerja ganda sehingga dapat menunjukan tingkat kepadatan lapisan tanah yang dicapai sehingga ujung konus dan geseran setempat yang diukur oleh geseran mantel konus.
C. Peralatan 1. Mesin sondir
2. Satu set (30) buah batang stang sondir lengkap dengan stang dalam yang panjangnya masing-masing 1,0 meter.
3. Manometer 2 buah:
 Kapasitas 0 – 60 kg/cm2
 Kapasitas 0 – 60 250 kg/cm2
4. Satu buah bikonus dan satu buah paten konus 5. Satu set angker
6. Perlengkapan: kunci pipa, kunci plunyer, palu, kunci manometer, waterpass, dll.
7. Minyak hidrolik D. Prosedur pelaksanaan
1. Pasang mesin tegak lurus di tempat yang akan diselidiki yang dioerkuat dengan angker yangditanam kedalam tanah
2. Pasang traker, tekan stang dalam. Pada penekanan pertama ujung konus akan bergerak kebawah sedalam 4 cm, kemudian baca manometer yang menyatakan perlawanan ujung. Pada penekanan berikutnya konus dan mantelnya bergerak kebawah 4 cm. nilai pada manometer yang terbaca adalah nilai tahanan ujung dan perlawanan lekat
3. Tekan stang luar sampai kedalaman baru, penekanan stang dilakukan sampai setiap kedalaman tambahan sebanyak 20 cm
4. Pekerha sondir dihentikan pada keadaan sebagai berikut:
 Jika bacaan pada manometer tiga kali berturut-turut menunjukan nilai >150 kg/cm2
 Jika alat sondir terangkat keatas sedangkan bacaan manometer belum menunjukan angka yang maksimum, maka alat sondir diberi pemberat.
E. Perhitungan
1. Hambatan lekat (HL) dihitung dengan rumus:
HL= (JP-PK) A B
Dimana PK= perlawanan penetrasi konus (qc) JK= jumlah perlawanan
2. Jumlah hambatan lekat:
JHLi =
∑
HLDimana i: kedalaman lapisan yang ditinjau 3. Grafik yang dibuat:
 Perlawanan penetrasi konus PK pada tiap kedalaman
 Jumlah hambatan pelekat (JHP) pada tiap kedalaman A= interval pembacaan = 20 cm
B= factor alat = luas konus
luas torak = 10 cm 4. Keuntungan alat sondir:
 Dapat dengan cepat menentukan lapisan
 Dapat diperkirakan perbedaan lapisan
 Dengan rumus empiris hasilnya dapat digunakan untuk daya dukung tiang
 Cukup baik untuk digunakan pada lapisan yang berbutir halus 5. Kekurangannya:
 Jika terdapat batuan lepas bisa memberikan indikasi lapisan keras yang salah
 Tidak dapat mengetahui jenis tanah secara langsung
 Jika alat tidak lurus dan konus tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh bisa meragukan
F. Hasil Pengujian Sondir
Dikerjakan oleh : kelompok B (absen genap) Tanggal dikerjakan : selasa, 29 juni 2021
Lokasi : Tanah Dibelakang Lab Mektan Kedalama
n MT (m)
Perlawanan penetrasi konus
qc (kg/cm2)
Jumlah perlawanan HP (Kg/cm2)
Jumlah gesekan HG= HP-qc
(kg/cm2)
Hambatan pelekat (HL)
HL= HGx 20 10 Kg/cm2)
Jumlah hambatan
lekat JHP Kg/cm2)
Hambata n setempat
HS=
HL 10
0,00 - - - - 0 0
0,20 30 50,48 20,48 40,96 40,96 4,096
0,40 30 50,48 20,48 40,96 81,96 4,096
0,60 30 70,48 40,48 80,96 162,96 8,096
0,80 20 60,48 30,48 60,96 223,88 6,096
1,00 20 70,48 50,48 100,96 324,84 10,096
1,20 30 80,48 60,48 120,96 445,80 12,096
1, 40 30 70,48 40,48 80,96 526,76 8,096
1,60 40 80,48 40,48 80,96 607,72 8,096
1,80 40 90,48 50,48 100,96 708,68 10,096
2,00 40 90,48 50,48 100,96 809,64 10,096
2,20 40 90,48 50,48 100,96 910,60 10,096
2,40 20 80,48 60,48 120,96 1031,56 12,096
2,60 20 90,48 70,48 140,96 1172,52 14,096
2,80 40 100,48 60,48 120,96 1293,48 12,096
3,00 30 100,48 70,48 140,96 1434,44 14,096
3,20 20 110,48 90,48 180,96 1615,40 18,096
3,40 20 120,48 100,48 200,96 1816,36 20,096
3,60 30 120,48 90,48 180,96 1997,32 18,096
3,80 30 140,48 110,48 220,96 2218,28 22,096
4,00 30 150,48 120,48 240,96 2459,24 24,096
4,20 30 150,48 120,48 240,96 2700,20 24,096
4,40 40 120,48 80,48 160,96 2861,16 16,096
4,60 30 140,48 110,48 220,96 3082,12 22,096
4,80 40 200,48 160,48 320,96 3406,08 32,096
5,00 40 180,48 140,48 280,96 3684,04 28,096
BERAT JENIS TANAH A. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis butiran tanah. Berat jenis tanah adalah perbandingan berat butiran tanah dan berat air suling dengan isi yang pada suhu tertentu.
B. Peralatan
1. Pikonometer dengan kapasitas minimum 50 ml 2. Desikator
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai suhu 110 C⁰
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
5. Termometer ukuran 0-50 C dengan ketelitian pembacaan 1 C⁰ ⁰ 6. Saringan no.4, no.10, no,40 dan pan
7. Botol berisi air suling 8. Kompor listrik 9. Penjepit C. Benda Uji
Benda uji harus melalui saringan no.4, untuk pemeriksaan benda jenis yang akan dipakai untuk pemeriksaan analisa hydrometer, maka contoh harus dipilih yang melalui saringan no.10 atau no.40. benda uji sebanyak lebih kurang 10-gram dalam keadaan kering oven dan didinginkan dalam desikator. Benda uji yang tidak dikeringkan harus diketaui berat keringnya berdasarkan percobaan/ perhitungan kadar airnya.
Titik yang akan di bor, ditentukan terlebih dahulu sepadat mungkin dengan titik sondir yang telah dilakukan. Bersihkan lokasi dari akar-akar dan rumput-rumputan. Bersihkan juga drad-drad pada stang bor.
D. Prosedur
1. Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan. Timbang berat piknometer dan tutupnya(W1)
2. Masukkan benda uji kedalam piknometer dan timbangan bersama tutupnya (W2).
3. Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi dua pertiganya.
Untuk tanah yang mengandung lempung diamkan benda uji terendam selama kurang lebih 24 jam.
4. Didihkan isi piknometer dengan hati-hati selama 10 menit. Miringkan botol sesekali untuk membantu mempercepat pengeluarkan udara yang tersekap.
5. Isilah piknometer dengan air suling dan biarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai suhu ruang. Tambahkan air suling seperlunya sampai tanda batas atau sampai penuh. Tutuplah piknometer, keringkan bagian luarnya dan timbang (W3).
6. Ukur suhu dan isi piknometer dengan ketelitian 1 C (T)⁰ .
7. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya dengan mengisi piknometer denga air suling yang suhunya sama dengan suhu pada langkah ke 3, dan pasang tutupnya.
Keringkan bagian luarnya dan timbang. Koreksi berat terhadap suhu (W4), W4 = W2 x K. Nilai K didapat dari tabel 1.
8. Pemeriksaan dilakukan dua kali. Apabila Gs yang didapat dari dua pemerisaan berbeda lebih dari 3%, maka pemeriksaan harus diulang.
E. Perhitugan
Hitung berat jenis contoh yaitu Gs= (W2−W1) (W4−W1)−(W3−W2) Dengan :
W1 = berat piknometer (gr)
W2 = berat piknometer dan tanah kering (gr) W3 = berat piknometer, tanah dan air (gr) W4 = berat piknometer dan air (gr)
Catatan : piknometer harus dikalibrasi sebelum digunakan.
Tabel 1. Faktor Koreksi
T C⁰ 18 19 20 21 22 23 24
K 1,0016 1,0014 1,0012 1,001 1,0007 1,0005 1,000
3
T C⁰ 25 26 27 28 29 30 31
K 1,0000 0,9997 0,9995 0,9992 0,9989 0,9986 0,998
3
Tabel 2. Berat jenis butiran tanag (Gs) untuk beragai jenis tanah
Jenis Tanah Gs
Sand (pasir) 2,65-2,67
Silvt sand (Lanau Berpasir) 2,67-2,70
Inorganic clay (lempung) 2,70-2,80
Organis soil (gambut) 1,00-2,60
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG
JALAN ADI SUCIPTO SUKARAMI PALEMBANG TELP. (0711) 410930 FAX. (0711) 420385
Prodi : TRBU 01 B Dikerjakan : Lab.Mekanika Tanah Lokasi : Poltekbang Palembang Tanggal : Selasa, 3 Agustus 2021
No. Titik: Diperiksa :
HASIL PEMERIKSAAN BERAT JENIS
Nomor Cawan 1 2
Kedalaman (m) 2 – 3 2 – 3
1. Berat Labu (gr) 30,4 30,6
2. Berat Labu + Tanah Kering (gr) 54,1 52,8
3. Berat Tanah Kering = (W2 – W1) (gr) 23,7 22,2 4. Berat Labu + Air + Tanah (W3) (gr) 126,5 124,1
5. Berat Labu + Air = W4 (gr) 112,0 112,3
6. Isi Tanah (W2 – W1) + (W4 – W3) 9,2 10,4
7. Berat Jenis Tanah (gr/cm3) 2,57 2,13
8. Berat Jenis Tanah Rata-Rata (gr/cm3) 2,35 ? Berat Jenis tanah
Gs = (W2−W1)
(W4−W1)−(W3−W1)
Berat Jenis Butiran Tanah (Gs) untuk berbagai jenis tanah
Jenis Tanah Gs
Sand (Pasir) 2,65 – 2,67
Silty Sand (Lanau Kepasiran) 2,67 – 2,70 Inorganic Clay (Lempung) 2,70 – 2,80 Organic Soil (Gambut) 1,00 – 2,60 Maka, factor Gs memenuhi syarat karena > 3%.
PENGUJIAN ANALISA BUTIRAN TANAH A. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butiran agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan ayakan.
B. Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
2. Satu set ayakan dengan ukuran: NO.4 (4,75 mm), no. 10 (2 mm), no.20 (0,85 mm), no.40 (0,425 mm), no.60 (0,25 mm), n0.100 (0,15 mm), n0.2000 (0,075 mm) san pan
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang tepat (kapasitas 110
° C)
4. Mesin pengguncang saringan
5. Nampan, kuas, sikat kuning, sendok dan alat lainnya.
C. Benda uji
Benda yang diuji untuk analisis saringan harus dalam keadaan kering. Berat minimum contoh tanah kira-kira 500 gram.
D. Prosedur
1. Benda uji dikeringkan didalam oven suhu 110◦C sampai berat konstan 2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas. saringan diguncang dengan tangan atau mesin penggentar selama 15 menit
3. Timbang berat tanah yang tertahan pada masing-masing ayakan E. Perhitungan
Lakukan perhitungan sesuai dengan kolom-kolom yang tersedia
1. Hitung jumlah berat yang tertahan pada suatu ayakan dan ayakan diatas
∑
Wn (kolom 4)2. Hitung persentase jumlah berat benda uji tertahan diatas suatu ayakan dan ayakan diatasnya terhadap berat total benda uji, Pn =
∑Wn
Wt x100 % (kolom 5)
3. Hitung perentase lolos, Pn = 100-Rn% (kolom 6)
4. Buat grafik antara persentase lolos (kolom 6) dengan diameter masing- masing ayakan (kolom2)
5. Hitung koefisien keseragman (Cu) dan koefisien kelengkungan (Ce) Dimana: Cu=D60
D10
D60 = 60% tanah mempunyai ukuran partikel <D60 10 = 10% tanah mempunyai ukuran partikel <D10 Cu= D30
D60D10
D10 = ukuran butiran efektif
D30 = 30% tanah mempunyai ukuran partikel <D30
Grafik akumulasi antar apersentase lolos dengan diameter masing- masing ayakan . Grafik ini dapat menunjukan baik buruknya sifat tanah tersebut . Laporkan Cu dan Cc dengan bilangan 1 angka dibelkang koma . D15 dan D85 dapt dilaporkan apabila tanh tersebut akan digunakan sebagai filter .
Kesimpulan mengenai jenis tanah :
1#Cu#15 Cu mendekati 15 tanah baik 1#Cc#6 Cc mendekati 1-3 tanah baik
PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN
Dikerjakan oleh : Zumrotul khilmi
Prodi : TR01B
Lokasi : LAB. Mekanika tanah Berat tanah kering : 1000 gram
Saringan Diameter Butiran (mm)
Berat Tanah Tertahan (gr)
Kumulatif Tanah Tertahan (gr)
Kumulatif Tertahan
%
Lolos %
No.4 4,75 245,79 245,79 24,623 76,38
No.10 2 357,65 603,44 35,829 39,548
No.20 0,85 160,87 764,31 16,116 23,492
No.40 0,425 112,03 876,34 11,223 12,209
No.100 0,15 66,75 943,09 6,687 5,522
No.200 0,075 22,92 966,01 2,296 3,226
PAN 32,18 998,19 3,223 0
Rata-rata = 998,19
PENGUJIAN BATAS PALSTIS A. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan batas kadar air suatu tanah tersebut mempunyai sifat plastis. Pekerja dilakukan denngan cara menggiling tanah dengan tangan sampai berdiameter 3 mm dan tidak retak.
B. Peralatan
1. Lumpang dan alut karet 2. Ayakan No. 40 (0,42 mm) 3. Gelas ukur 100 cc
4. Air suling 5. Plat kaca 6. Spatula
7. Batang pembanding diameter 3 mm 8. Cawan untuk pemeriksaan kadar air
9. Peralatan lainnya untuk pengukuran kadar air (oven, timbangan dan desikator)
C. Benda uji
Contoh tanah yang telah kering udara atau contoh tanah tak terganggu sebanyak kira-kira 50 gram. Contoh tanah dipersiapkan Bersama dengan contoh tanah untuk pemeriksaan batas cair.
D. Prosedur
1. Hancurkan bongkahan contoh tanah dalam lumping untuk melepaskan butir-butir tanah satu sama lainnya. Kemudian ayak dengan saringan no. 40.
2. Campur tanah dengan sejumlah air dan aduk sampai rata
3. Ambil adonan contoh tanah kira-kira sebesar ibu jari, kemudian geleng-gelengkan diatas plat kaca dengan telapak tangan sehingga berbentuk batang yang memanjang yang semakin lama makin kecil sampai terjadi retakan atau putus-putus.
4. Bila retakan terjadi pada diameter lebih besar dari 3 mm, tambahkan air dan aduk Kembali kemudian lakukan juga Langkah kerja 3,
sebaliknya bila retakan terjadi pada diameter lebih kecil dari 3 mm, maka biarkan contoh tanah agak kering, kemudian lanjutkan Langkah kerja 3.
5. Bila retakan terjadi tepat pada diameter 3 mm, segera masukan batang adonan tanah tersebut kedalam cawan dan tutuplah. Selanjutnya lakukan pemeriksaan kadar air.
6. Lakukan Langkah kerja no 3 dan 5 sebanyak 2 kali.
E. Perhitungan
Lakukan perhitungan kadar air dan ambil angka rata-rata (PL). bila perbedaan satu dengan yang lain lebih besar 5% maka pekerjaan harus di ulang. Hasil percobaan ini digabung dengan hasil pemeriksaan batas cair (LL) untuk menghitung index plastisitas (PI), dimana PI=LL-PL.Bila diketahui kadar air asli ωn , maka dapat dihitung liquidity index (LI)
LI=(ωn−PL) PI
PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS
No cawan 1 2
Berat cawan
kosong (gr) W1 20,12 20,33
Berat cawan +
tanah basah (gr) W2 21,58 21,65
Berat cawan +
tanah kering (gr) W3 21,07 21,10
Berat tanah kering W3 – W1 0,95 0,77
Berat air W2 – W3 0,51 0,55
Kadar air (W) = W2−W3 W3−W1X100
53,68 71,42
Nilai PL rata-rata = 62,55
Batas cair (LL) = 33,30 % Batas plastis (PL) = 62,55%
IP = -3,62%
PENGUJIAN BATAS CAIR A. Tujuan
Menentukan kadar air dimana tanah mulai menunjukan sifat sebagai benda alir.
B. Peralatan
1. Mangkuk cassagrande
2. Air bersih atau air suling kira-kira 300 cm3 3. Lumping dan alu karet
4. Saringan no. 40 (0,42 mm)
5. Alat pembuat alur atau grooving tool, yaitu cassagrande, grooving tool, berbentuk pipih, cocok untuk jenis tanah yang lebih plastis, dan ASTM grooving tool, berbentuk bengkok tebal untuk tanah kurang plastis.
6. Gelas ukur 500 cm2 7. Plat kaca
8. Spatula untuk mengaduk sampel 9. Cawan kadar air
10. Peralatan lainnya untuk pengukuran kadar air (oven, timbangan dan desikator)
C. Benda uji
contoh tanah yang telah dikeringkan diudara atau tanah menurut keadaan aslu yang lunak sebanyak 300 gram.
D. Prosedur
1. Hancurkan bongkahan contoh tanah dalam lumping untuk melepaskan butir-butir tanah satu sama lainnya. Kemudian ayak dengan saringan no. 40.
2. Letakkan contoh tanah yang lolos dari ayakan no 40 diatas plat kaca. Beri air sedikit demi sedikit dan aduk sampai rata dengan menggunakan spatula sehingga campuran menjadi adonan yang lembut.
3. Isikan adonan tanah kedalam mangkuk cassagrande dan ratakan permukaan.
4. Buatlah alur tepat ditengahnya dengan menggunakan grooving tool.
5. Lakukan putaran handle magkuk cassagrande sambal menghitung jumlah putaran dan memperhatikan Gerakan adonan tanah pada tengah alur merapat sepanjang 1
2 inci (13 mm). jumlah putaran itu disebutkan jumlah “pukulan”.
6. Perlu di perhatikan setiap penggantian adonan tanah, mangkuk cassagrande harus diberihkan. Langkah kerja 3 sampai 5 harus dikerjakan dengan cepat karna penguapan air selama pelaksanaan akan menjadi sumber kesalahan.
7. Ambillah adonan tanah bagian tengah mangkuk cassagrande kira- kira sebesar ibujari, masukkan kedalam cawan dan tutup dengan rapi sehingga tidak terjadi perubahan kadar air sampai waktu penentuan kadar air.
8. Catat nomor cawan dan jumlah pukulan yang dilakukan terhadap adonan tersebut.
9. Lakukan percobaan sedikitnya 4 kali, 2 dibawah 25 pukulan dan 2 diatas 25 pukulan
E. Perhitungan
1. Hitung kadar air terhadap masing-masing contoh 2. Tetapkan pasangan angka pukulan dengan kadar air
3. Gambar pada grafik semi llogaritma: jumlah pukulan pada axis X (skala log) dan kadar air pada axis Y (skala linier)
4. Tarik garis regresi
5. Kadar air yng sesuai jumlah pukulan 25 adalah batas cair tanah tersebut hasil percobaan kadar air yang merupakan batas cair (LL = liquid limit) dinyatakan dalam %. Dapat juga dilaporkan flow index, yaitu kemiringan garis regresi pada jumlah pukulan 10 dan 100. Pelapor dilakukan Bersama-sama dengan hasil percobaan batas plastis
ATTERBERG LIMIT Dikerjakan oleh : Zumrotul khilmi (Kelompok 1)
Prodi : TR01B
Lokasi : Lab. Mekanika tanah
No cawan 3 4
Jumlah pukulan N 50 45
Berat cawan
kosong (gr) W1 20,92 20,69
Berat cawan +
tanah basah (gr) W2 34,79 31,58
Berat cawan +
tanah kering (gr) W3 30,09 30,13
Berat tanah kering W3 – W1 9,17 9,44
Berat air W2 – W3 4,7 1.45
Kadar air (W) = W2−W3
W3−W1X100 51,25 15,36
Rata” 33,30
PEMADATAN TANAH PEMADATAN TANAH
Pemadatan tanah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan tanah dan mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan. Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan. Bila air ditambahkan kedalam tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan berfungsi sebagai unsur pembasah pada partikel-partikel tanah yangakan lebih mudah bergerak satu sama lain dan membentuk keududukan yang lebih rapat. Kadar air dimana harga berat volume kering maksimum mencapai disebut kadar optimum.
Pengujian di laboratorium yang umum dilakukan untuk mendapatkan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah pemadatan standard dan modified. Kedua pengujian ini dimaksudkan untuk menetukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah didalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan menggunakan alat penumbuk dan tinggi jatuh serta energy tumbukan berbeda.
Perbedaan dari ke 2 jenis pemadatan tersebut terletak pada : 1. Standard
a. Alat penumbuk 2,45 kg dan tinggi jatuh 30,5 cm serta energi tumbukan 593,7 kJ/m3
b. Jumlah lapisan 2 lapis dengan 25 tumbukan berlapis.
2. Modified
a. Alat penumbuk 4,54 kg dan tinggi jatuh 45,7 cm serta energi tumbukan 2710,5 kJ/m3
b. Jumlah lapisan 5 lapisan dengan 56 tumbukan berlapis Perhitungan berat volume kering dengan menggunakan rumus :
γd= γ 100+ω
Dengan : γd = berat volume kering ω = kadar air (%)
dari grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil percobaan didapat berat volume kering maksimum dan kadar air optimum yang sesuai dengan berat volume kerinf maksimum. Pada grafik tersebut ada garis zero void (ZAV) tang didapat dengan rumus :
γd= Gs . γw 1+Gs . ω
Dengan : Gs = berat jenis butiran tanah γw = berat volume air
grafik pemadatan tidak boleh memotong garis zero air void dan pada harga kadar air yang tinggi menjadi sejajar dengan garis tersebut.
PENGUJIAN PEMADATAN TANAH A. Pengujian pemadatan tanah (standard)
1. Tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah didalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan menggunakan alat
penumbuk 2,45 kg dan tinggi jatuh 30,5 cm serta energi tumbukan 593,7 kJ/m3.
2. Peralatan
 Cetakan berdiameter 4” kapasitas 943 cm3 atau diameter 6”
mm kapasitas 2124 cm3.
 Alat penumbuk logam.
 Alat untuk mengeluarkan contoh tanah.
 Oven
 Saringan 2”, 3
4 , no. 4.
3. Benda uji
 Contoh tanah yang sudah dijemur, dihancurkan gumpalan- gumpalannya dengan palu karet.
 Tentukan kadar air tanah tersebut.
 Pisahkan 5 buah sampel tanah masing-masing seberat 2 kg (untuk mold ɸ 4”) atau 4 kg (untuk mold ɸ 6”) lalu masukkan kedalam kantong plastic.
Dengan cara sebagai berikut:
Semprotkan air sedikt demi sedikit sambal diaduk-aduk dengan tangan sampai merata. Penambahan air dilakukan sampai didapat campuran tanah yang bila dikepal dnegan tangan lalu dibuka, tidak hancur dan tidak lengket ditangan. Setelah didapat campuran tanah seperti ini, catat jumlah air yang ditambahkan tadi kemudian
 Masing-masing benda uji dimasukkan kedalam kantong plastic dan disimpan selama 12 jam atau sampai kadar airnya merata.
4. Prosedur
 Timbang cetakan dengan keeping alasnya hingga ketelitian 1 gram.
Beri tanda mold tersebut agar tidak tertukar.
 Cetakan, alas dan leher disatukan dan ditempatkan pada landasan yang kokoh.
 Ambil benda uji lalu dipadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut:
 Pada tiap-tiap lapisan tanah dilakukan 25x pukulan dengan pemukul standar.
 Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dengan perbedaan tebal masing-masing tidak lebih dari 0,5 cm.
 Lepaskan leher sambungan dan potong kelebihan tanah dari bagian leher dengan straight edge agar kelebihan tanah betul-betul rata dengan permukaan cetakan.
 Timbang cetakan beserta keeping alas yang berisi benda uji dengan ketelitian 5 gram.
 keluarkan benda uji dengan menggunakan extruder dan potong sebagian kecil dari benda uji untuk menentukan kadar airnya (
ω¿ .
 Ulangi prosedur 3 sampai 6 untuk sampel lainnya.
5. Perhitungan
 Hitung berat volume basah dengan menggunakan rumus berikut:
γ=W2−W1 V
Dengan:
γ=¿ berat volume basah V = volume cetakan
W1 = berat cetakan + benda uji
W2 = berat cetakan
 Hitung berat volume kering dengan menggunakan rumus:
γd= γ 100+ɷ
Dengan:
γd = berat volume kering ɷ = kadar air (%)
Gambarkan garfik berat isi tanah kering terhadap kadar air dan hasil percobaan. Kemudian gambarkan sebuah kurva yang paling mendekati titik- titik yang digambarkan dan tentukan berat volume kering maksimum ini adalah kadar air optimum. Kemudian gambarkan garis zero air void (ZAV) dengan rumus: γd= Gs. γw
1+Gs .ɷ
Dengan: Gs = berat jenis butiran tanah
γw = berat volume air
Grafik pemadatan tidak boleh memotong garis zero air void dan pada harga kadar air yang tinggi menjadi sejajar dengan garis tertentu.
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG
JALAN ADI SUCIPTO SUKARAMI PALEMBANG TELP. (0711) 410930 FAX. (0711) 420385
PERCOBAAN PEMADATAN STANDARD
Proyek :
Dikerjakan oleh : Zumrotul khilmi
Lokasi :
Tanggal dikerjakan : 3 September 2021 Deskripsi Tanah :
Jumlah lapisan tanah : Dimensi silinder : Volume cetakan : Berat jenis butiran tanah:
Sampel No. Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
No. Cawan 1 2 3
Berat cawan + tanah basah (W2) 30,03 39,86 30,21
Berat cawan + tanah kering (W3)
Berat cawan (W) 14,26 12,87 11,85
Berat air (W2 – W3)
Berat tanah kering (W3 – W1) Kadar air (W2– W3)
(W3– W1) x 100%
Menentukan berat isi kering Kadar air perkiraan
Kadar air sebenarnya
Berat tanah + cetakan 6,340 6,340 6,340
Berat cetakan 4,481 4,481 4,481
Isi cetakan
Berat tanah
(
14π d
2)
Berat isi ( Berat Tanah Isi cetakan ¿ Berat isi kering Berat Isi
W+1 ¿ ZAV
Grafik hasil perhitungan Kadar air optimum : Berat isi kering maksimum :
B. Pengujian Pemadatan Tanah (Modified) 1. Tujuan
Tujuan pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah didalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan
menggunakan alat penumbuk 2710,5 kJ/m3. 2. Peralatan
Sama dengan pemadatan standard.
3. Benda Uji
Benda uji sama dengan percobaan standard. Kecuali jumlah contoh tanah masing-masing pemeriksaan.
4. Prosedur
Sama dengan percobaan pemadatan standard, kecuali pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk modified 4,54 kg dengn tinggi jatuh 45,7 cm. Tanah dipadatkan dalam 5 lapisan dan tiap-tiap lapisan dipadatkan dengan 56 tumbukan.
5. Perhitungan
6. Sama dengan percobaan pemadatan standard.