SISTEM POLITIK ISLAM
Ulul Huda, S.Pd.I., M.Si
Topik Bahasan
Sistem Politik IslamPengertian Politik
Hubungan Islam dengan Politik
Politik Islam Pada Masa Rasulullah SAW
• Kata politik berasal dari bahasa Yunani yakni: Polis yg berarti kota.
• Dalam arti istilah politik adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan prinsip pengaturan dan pengawasan rakyat yang hidup dalam masyarakat. Kemudian poltik ini pada umumnya sangat terkait dengan masalah negara.
H.D. LASSWELL
Politik adalah ilmu tentang pengaruh dan yang berpengaruh; Adapun yang
berpengaruh adalah memperoleh sebanyak-banyaknya apa yang dapat diperoleh, yaitu kehormatan, penghasilan dan keselamatan.
• Politik adalah
kemahiran untuk dalam negara dan institusi lainnya.
ROESLAN ABDUL GHANI
•
Politik kadang diartikan dengan sangat
sederhana yaitu seperti siasat;
mencari
strategi
yang
tepat;
kelicikan;
kelihaian
menerapkan
sesuatu; dan sebagainya, baik dalam
arti positif maupun negatif.
•
Istilah politik dapat diartikan :
siasat,
cara
maupun
strategi
untuk
mempengaruhi
seseorang
atau
sekelompok orang agar mendukung,
ikut
memperjuangkan,
sehingga
memperoleh kekuatan yang besar
dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkannya
yakni
kekuasaan
dalam segala bidang, termasuk
negara.
• Pertama, teori integralistik. Teori
menyatakan bahwa agama dan negara (politik) tidak dapat dipisahkan , keduanya merupakan satu kesatuan, karena wilayah agama meliputi wilayah negara atau politik. Oleh karena itu negara pada dasarnya merupakan lembaga politik dan agama sekaligus. Eksistensi penyelenggaraan negara adalah didsarkan pada kedaulatan Ilahi. Pemikir model kategori ini adalah seperti Abul ‘Ala al-Maududi.
Din Syamsuddin memberikan
gambaran yang dapat dijadikan
•
Kedua
, agama dan negara (politik)
• Ketiga, agama dan negara (politik) sama
•
Perbedaan penerapan ideologi politik
yang ada di negara-negara Muslim itu
lebih disebabkan bahwa doktrin
nash
,
baik al-Qur’an maupun as-Sunnah
tidak secara tegas menekankan teori
mana
yang
harus
diikuti,
dan
kemudian
ditambah
dengan
Dibagi menjadi dua yakni :
1.
pada masa hidup di Makkah
(610-622 M)
2.
masa di Madinah (622 – 632 M).
• Pada masa Nabi, pemerintahan yang
• Dalam perjalanannya, setiap
mengambil keputusan kadang rasul bermusywarah (realisasi dari syura), tetapi keputusan akhir tetap berada di tangan rasul. Beliau kadang berkonsultasi, tetapi adakalanya dituntun langsung oleh wahyu. Rasul tidak menjelaskan secara lengkap dan detail mengenai
mekanisme dan sistem
•
Piagam ini lahir pada tahun pertama
Hijriyah yaitu th 622 M. Menjelang
hijrah yakni pada tahun ke-10 dari
kenabian Abu Thalib dan Khadijah
wafat.
•
Karena gencarnya serangn Qiraisy,
Nabi berhijrah ke Madinah.
• Berdasarkan Piagam Madinah itu, semua suku,
qabilah dan kelompok manapun menjadi peserta piagam. Mereka mempunyai kebebasan iman, sosial budaya, tetapi dengan kewajiban bersama-sama menjaga dan mempertahankan kota Madinah dari serangan pihak luar dan biaya pertahanan dipikul secara bersama-sama. Tapi jika terjadi konflik di antara mereka, maka harus
dikembalikan kepada Allah dan Rasul
• Piagam Madinah terdapat 47 pasal, dan bila dirangkum
terdapat dua hal pokok yakni :
1. Semua pemeluk Islam, meskipun berasal dari berbagai suku adalah tetap merupakan satu komunitas.
2. Hubungan antara sesama komunitas Islam dan antara semua anggota komunitas didasarkan pd prinsip-prinsip :
a. bertetangga yang baik;
b. saling membantu dalam menghadapi musuh bersama;
c. membela mereka yang teraniaya; d. saling menasihati; dan
•
Wafatnya
Nabi
Muhammad
SAW
tertanggal 12 Rabiul Awwal, 11 H. /8 Juni
623 M, meninggalkan situasi politik yang
sangat unik dalam sejarah politik Islam.
Sebab nabi semasa hidupnya tidak saja
punya otoritas duniawi (politik,dsb) tetapi
juga punya otoritas ukhrawi (spiritual).
Situasi ini tidak akan terulang kembali,
karena Muhammad sabagi rasul terakhir.
• Ketika umat baru saja ditinggal
pemimpinnya, keesokan harinya, tanpa
direncanakan sebelumnya, diadakan
• Dalam pertemuan tersebut golongan Anshar
(golongan Khazraj) menjagokan Sa’ad bin Ubaidah sebagai pengganti Rasul. Mereka beralasan :
1. Kaum Ansharlah yang menolong Rasul di waktu
susah;
2. Madinah adalah sebagai pusat pemerintahan Kaum
Muhajirin menolak pencalonan itu, dengan alasan :
a. Yang berhak adalah kaum Muhajirin, sebab
mereka yang pertama kali merasakan pahit getirnya perjuangan Islam;
b. Sebelum Islam, suku Khazroj dengan suku Aus
• Abubakar kemudian mengusulkan,
mencalonkan Umar bin Khatab & Abu Ubaidah bin Jarah , tetapi kedua orang ini menolak, bahkan terus membai’at Abubakar. Sebelum berdua berbai’at, ternyata sebelumnya tokoh Khazraj, Basyir bin Said, telah membai’atnya. Bai’at ini didengar oleh seluruh peserta rapat. Dalam sejarah peristiwa ini dikenal dengan
“Bai’at Saqifah”. Abubakar terpilih
•
Khalifah sendiri punya arti :
1.
Pengganti (Successor) Muhammad
sebagai
kepala
negara,
bukan
sebagai rasulullah;
2.
“pembantu” atas rakyatnya. Hal ini
sesuai dengan pidato para khulafa al
rasyidin, yang pada intinya : sebagai
•
Munculnya peristiwa ini (pengangkatan
Abubakar sebagai khalifah rasulillah)
ada beberapa hal yang dapat dipetik :
1.
Kepemimpinan
adalah
sangat
penting dalam Islam;
2.
Rasa
takut
munculnya
konflik
dengan wafatnya Rasul;
3.
Pengangkatan seorg pemimpin :
• Pengangkatan Abubakar sbg khalifah, menyimpan
masalah yakni :
1. pertemuan saqifah terlalu terburu-buru (karena memang tidak direncanakan terlebih dahulu); 2. tidak mengikutsertakan sahabat senior, seperti
Abdur Rahman bin Auf, Utsman bin Affan, Thalhah, Zubair, Saad bin Abi Waqash, dsb.
3. tidak memohon ijin/mengikutsertakan keluarga nabi, sebab ketika pertemuan berlangsung, nabi sendiri belum dikebumikan.
4. Antara Anshar & Muhajirin tidak mempunyai
koordinasi yang baik. Karena Pertemuan Saqifah yang melakukan pada awalnya : Anshar yang ingin mengangkat Saad bin Ubadah.
•
Nama lengkap Abubakar : Abdullah bin
• Kepemimpinan Abubakar berusaha meneladani
Rasulullah SAW. Ia banyak memerangi kaum riddah dan kaum yang ingin melepaskan diri dari pangkuan Islam. Setelah kurang lebih 3 tahun berkuasa, beliau jatuh sakit. Sebelum wafat ia sempat mengumpulkan para sahabat untuk membicarakan siap orang yang paling tepat
menggantikan dirinya ? Maka diajaklah
• Pengangkatan Umar berbeda dengan
pendahulunya, yakni bukan dengan
musyawarah terbuka. Hal disebabkan
Abubakar khawatir bisa terjadi sesuatu
(mungkin konflik umat Islam) seperti
pertemuan di balai saqifah. Sebab pemilihan akan seru, dan hal ini bagi Islam yang masih muda tidak memberi manfaat. Pada sisi lain adanya tindak pengkhianatan dari suku-suku yang belum berimandan juga ancaman dari imperium Romawi dan Persia.
•
Umar dikenal sebagai orang yang
•
Pada masa pemerintahannya (selama
•
Ketika Umar ditikam seorang nashrani,
• Sebelum menghembuskan nafas yang
terakhir, Umar diminta untuk menunjuk
seorang penggantinya, tetapi Umar
menolaknya. Bahkan ketika shahabt
menunjuk putranya, Abdullah bin Umar, Umar malah marah. Namun ketika didesak para shahabat, maka Umar membentuk formateur yang terdiri dari 6 orang yaitu :
1. Ali bin Abi Thalib;
2. Utsman bin Affan;
3. Saad bin Abi Waqash;
4. Abdul Rohman bin Auf;
5. Zubair bin Awwam; dan
6. Thalhah bin Ubaidillah.
7. Abdullah bin Umar (sebagai peninjau)
Menurut Umar mekanisme pemilihan khalifah :
1. Formateur sudah harus memilih
khalifah 3 hari setelah Umar wafat;
2. Penentuan khalifah harus dengan
musyawarah, & berbahagialah bila mereka menyepakati 1 nama;
3. Jika 4-5 orang menyepakati 1 nama,
sedangkan 1-2 orang menolak, maka semua hendaknya berusaha
menyadarkannya;
4. Jika suara berimbang, maka hendaklah
bertanya pada Abdullah bin Umar, dan siapapun yang didukung Abdullah
dialah yang menjadi khalifah;
5. Jika mereka tidak mengikutsertakan
• Setelah Umar wafat, 5 anggota formateur
bersidang, sedang Thalhah pergi ke Madinah. Pemilihan ini berjalan alot, karena semua mencalonkan diri sebagai khalifah. Abdul Rohman mengundurkan diri, sehigga tinggal 4 calon. Masyarakat terbagi menjadi dua, satu pihak mendukung Utsman, sedang pihak lain mendukung Ali.
• Pada saat Abdul Rohman bertanya kepada Ali
•
Proses pemilihan Utsman yang tidak
mulus membawa persoalan-persoalan
berikutnya,
yakni
munculnya
kelompok
pembangkang
(seperti
Mesir).
• Dalam menjalankan roda pemerintahan,
Utsman terlihat lemah, hal ini disebabkan :
1. Praktek nepotisme. Gubernur Amr bin
Ash di Mesir diganti Ibn Abi Sarh (keluarga Utsman). Kejadian ini
mengakibatkan sekitar 500 orang Mesir menyerbu pusat.
2. Utsman sudah mencapai 70 th.,
3. Utsman sering mendelegasikan
•
Utsman wafat sangat menyedihkan,
sebab sebelumnya rumah beliau
dikepung
dan
beberapa
saat
•
Utsman wafat tidak meninggalkan
wasiat kepemimpinan pada siapapun.
Naiknya Ali sebagai khalifah, segera
muncul penolakan dari
pemuka-pemuka yang ingin jadi khalifah,
terutama Thalhah & Zubair yang
dapat sokongan dari Aisyah.
• Pemerintahan Ali dibayang-bayangi konflik.
Hal ini disebabkan :
• Ali harus bertanggung jawa atas
terbunuhnya Utsman;
• Hak memilih khalifah bukan lagi monopoli
orang-orang di Madinah, mengingat
semakin luasnya kekuasaan politik Islam;
• Kepemimpinan Ali ditentang golongan
•
Konflik terbuka yang besar adalah
•
pada bulan Mei 660 M, bertempat di
Yerusalem, Mu’awiyah menyatakan
diri sebagai khalifah.
•
Sebelum
pembelotan
Mu’awiyah
• Dalam perang Jamal, Zubair dan Thalhah terbunuh, sedang
‘Aisyah ditangkap, kemudian dikembalikan ke keluarganya. Adapun pada perang Shifin, diadakan gencetan senjata dengan mengambil jalan arbitrase (hakam). Pihak Mu’awiyah diwakili Amr bin Ash, sedang pihak Ali diwakili Abu Musa Al Asy’ari. Pada kesepakatan mereka berdua, kelicikan Amr mengalahkan perasaan taqwa Abu Musa. Sebenarnya keduanya sepakat untuk menjatuhkan Ali dan Mu’awiyah, namun ketika Abu Musa sebagai yang tertua maju duluan dan kemudian mengumumkan putusan telah menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan itu, Amr justru dalam memberikan pengumumannya hanya sepakat menjatuhkan Ali dan kemudian mengangkat Mu’awiyah sebagai khalifah.
•
Peristiwa ini memunculkan 3 golongan
:
1.
Golongan Khawarij;
2.
Golongan Syi’ah;
•
Suatu kajian politik Islam akan
menjadi kurang sempurna (valid)
apabila
kita
meninggalkan
kajian politik Islam yang lebih
didekatkan
pada
peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi
pertiwi.
Sekilas Perjalanan Politik Islam di
• Menurut Herbert Feith ada lima aliran
yang mewarnai pemikiran politik di Indonesia, yaitu :
1. Tradisi Jawa;
2. Islam;
3. Nasionalisme Radikal;
4. Komunisme dan
• Barangkali contoh berikut dapat menjadi
gambaran :
1. Pada masa ORLA, di mana dalam PEMILU yang
terselenggara pada tanggal 29 September 1955, ada suatu partai yang bernama PKI. Meskipun para pengurus dan anggotanya kebanyakan anti agama atau anti Islam, tetapi dalam kampanyepun mereka juga menggunakan ayat-ayat suci al-Qur’an.
2. Pada masa ORBA, ada suatu partai yang
kalau kampanye sering membukanya dengan bacaan basmalah dan ayat-ayat suci al-Qur’an. Walaupun para wakilnya ketika berada di DPR tidak pernah menyuarakan aspirasi umat Islam (karena non Muslim), bahkan justru sering mengganjal terhadap kebijakan-kebijakan yang muncul yang sesuai dengan ajaran Islam.
•
Pada tahun 1999, ketika musim
Terimakasih