MAKALAH MEKANIKA TANAH
PENGAPLIKASIAN MEKANIKA TANAH DALAM PENENTUAN KADAR AIR TANAH
Dosen Mata Kuliah: Afief Ma’ruf ,ST., M.Eng
Disusun Oleh:
Dini Amalia H1E114005
Gusti Selvia Anggraini H1E114042 Helda Zakiya Fitri H1E114043 Titis Sofi Hanifa H1E114229
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN BANJARBARU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya makalah yang berjudul “Pengaplikasian Mekanika Tanah Dalam Bidang Teknik Lingkungan” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini diajukan sebagai tugas mata kuliah Mekanika Tanah. Didalam makalah ini Penulis memaparkan definis Mekanika tanah serta pengaplikasiannya dalam bidang teknik lingkungan. Dalam penulisan makalah ini, Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi Penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Banjarbaru, Februari 2016
BAB I PENDAHULUAN
Ilmu Mekanika Tanah adalah ilmu alam pada perkembangan selanjutnya akan menjadi dasar dalam analisis dan desain perencanaan suatu pondasi. Sehingga dapat dibedakan perbedaan antara mekanika tanah dengan teknik pondasi. Mekanika tanah adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yang disebabkan oleh gaya - gaya yang bekerja. Salah satu pokok perhatian dalam mekanika tanah adalah kadar air. Dan untuk memisahkan antara tanah dan air, di gunakan uji kadar air untuk menghilangkan airnya. Kadar air dinyatakan dalam persen volume yaitu presentase volume air terhadap volume tanah. sentuhan dan perhatian kita. Tanah merupakan tubuh alam dimana tumbuhan dapat hidup. Manusia menikmati dan menggunakan tumbuhan karena manfaatnya untuk dimakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu juga menjadi sumber bahan makanan, pakaian dan bangunan, serta tumbuhan juga dapat memberikan keindahan bagi manusia. Maka dari itulah kualitas tanah dan jenisnya sangat menentukan kualitas dari tumbuhan yang tumbuh di atasnya dan juga hewan yang berada di atas tanah itu.
BAB II ISI
Dalam menentukan kadar air tanah dapat dinyatakan dengan kapasitas lapang dari suatu contoh tanha dan ketersediaannya bagi tanaman. Presentase yang ada tergantung pada tanahnya, tetapi secara relative tidak tergantung pada tanaman yang diuji (Harjadi, 1980).
Menurut Supardi (1979), bahwa adanya hubungan terbalik antara kadar air dan hisapan. Air cenderung mengalir keluar dari tanah basah daripada tanah rendah akan air. Banyak factor yang mempengaruhi hubungan ini. Semakin dalam lapisan tanah akan semakin halus tekstur dari tanah, semakin banyak air yang dikandung. Hal ini dapat terjadi karena tanah bertekstur halus mempunyai bahan koloidal, ruang pori dan permukaan adsorbtif yang lebih banyak.
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100º C – 110º C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah.
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
a. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
c. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
d. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).
begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol, karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan (Hardjowigeno, S., 1993).
Metode yang digunakan dalam penentuan kadar air tanah yaitu penentauan kadar air tanah dengan metode gravimetri atau metode volumetri. Metode gravimetri di mulai dengan di ambilnya contoh tanah di lapang pada lapisan atas dan di akhiri dengan pengeringan dengan mengurangkan bobot kering oven 105º C.
Gravimetri adalah cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lannya. Analisis gravimetri merupakan cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan) nya. Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis.Bagian terbesar dari analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari unsur atau senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil) sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis dihitung dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara : Jakarta.
Hanafiah, Kemas Ali. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Hardjowigeno S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pendogenesis. Jakarta: Akademika Presindo
Madjid. 2010. http://repository.usu.ac.id.pdf//Kadar-Air-Tanah diakses tanggal 19 Februari 2015