• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMURNIAN DAN NILAI FAKTOR PEMISAHAN TRANSPOR UNSUR La TERHADAP UNSUR Nd, Gd, Lu DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMURNIAN DAN NILAI FAKTOR PEMISAHAN TRANSPOR UNSUR La TERHADAP UNSUR Nd, Gd, Lu DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEMURNIAN DAN NILAI FAKTOR PEMISAHAN TRANSPOR UNSUR La TERHADAP UNSUR Nd, Gd, Lu DENGAN TEKNIK

MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG Djabal Nur Basir

Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar Email : djabal.uh@gmail.com

ABSTRAK

Telah ditentukan kemurnian dan nilai faktor pemisahan transpor unsur La terhadap unsur Nd, Gd, Lu dengan teknik membran cair berpendukung. Membran pendukung, PTFE (politetrafluoroetilen) diaktifkan dengan merendamnya dalam larutan campuran carrier TBP (tributilfosfat) dan D2EHPA (asam di-2-etilheksilfosfat) dengan perbandingan konsentrasi tertentu dalam pelarut kerosen. Larutan campuran La, Nd, Gd, Lu sebagai fasa umpan dan larutan HCl sebagai fasa penerima. Pengukuran konsentrasi unsur La, Nd, Gd, Lu dalam tiap fraksi sebagai fungsi waktu dilakukan dengan metode ICP-AES. Penentuan konsentrasi masing-masing unsur tanah jarang tersebut pada panjang gelombang emisi masing-masing unsur : La pada 408,316 nm; Nd pada 401,225 nm; Gd pada 342,247 nm; dan Lu pada 261,542 nm. Kondisi optimum transpor unsur La terhadap unsur Nd, Gd, Lu melalui membran cair berpendukung adalah pH fasa umpan 3,0; carrier TBP:D2EHPA (0,3:0,7) M; dan fasa penerima HCl 3,0 M. Pada kondisi ini, nilai faktor pemisahan unsur La terhadap unsur Nd, Gd, Lu adalahLa,Nd5,0297;La,Gd8,1935;La,lu11,9529; dan Kadar kemurnian unsur La terhadap unsur Nd, Gd, Lu berhasil ditingkatkan dari 86,31% menjadi 93,65%.

Kata kunci: membran cair berpendukung, politetrafluoroetilen, tributilfosfat, asam di-2-etilheksilfosfat, ICP-AES.

PENDAHULUAN

Unsur tanah jarang (Rare Earth Elements, REE’s), kini banyak digunakan sebagai bahan penunjang pada pembuatan barang-barang inovatif berteknologi tinggi. Unsur-unsur ini dalam susunan berkala termasuk golongan III periode 6 dari nomor atom 57 (La) sampai nomor atom 71 (Lu) beserta skandium (Sc) dengan nomor atom 21 dan ytterium (Y) dengan nomor atom 39, yang semuanya menunjukan sifat-sifat fisik dan kimia yang hampir sama. Sifat istimewa yang disebabkan oleh konfigurasi elektronnya, yang mempengaruhi tidak saja tingkat valensinya dan menyebabkan pengerutan (Lanthanide Contraction), tetapi juga sifat

paramagnetik, warna dan keaktifannya [1]. Kelompok unsur ini sering disebut “Deret Lantanida (Lanthanide series)”.Unsur lantanida terdiri dari 15 unsur terbagi menjadi 3 kelompok yaitu lantanida ringan (La, Ce, Pr, Nd), sedang (Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy), dan berat (Ho, Er, Tm, Yb, Lu).

Lantanum (La) merupakan unsur utama dalam deretan ini dengan nomor atom 57 dan termasuk dalam golongan unsur tanah jarang ringan. Di alam lantanum terdapat dalam mineral monasit, xenotim, serit, alanit/artit, eukolit, melanoserit, samarit, fergusomit, lantanit, kordilit dalam bentuk oksidanya [2]. Di Indonesia hanya mineral monasit, dan xenotim yang ditemukan mengandung lantanum sebagai produk samping

(2)

pertambangan timah 3. Unsur lantanum ini banyak sekali kegunaannya antara lain adalah digunakan sebagai katalis pada cracking minyak bumi dan polimerisasi, optik kualitas tinggi, baterai La-Ni dan kapasitor keramik, dll.

Pemisahan dan pemurnian unsur tanah jarang (UTJ) sampai saat ini masih sulit dilakukan. Hal ini disebabkan unsur-unsur tanah jarang mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika yang mirip. Penelitian dan pengembangan teknik ekstraksi dan pemisahan unsur-unsur tanah jarang masih perlu dilakukan, karena sampai saat ini belum ada metode pemisahan yang efisien untuk unsur-unsur tersebut. Masalah ini perlu ditangani dengan serius karena kebutuhan terhadap unsur-unsur tanah jarang terus meningkat baik jumlah maupun kualitasnya. Di sisi lain Indonesia punya potensi untuk menghasilkan bahan-bahan tersebut, mengingat mineral yang mengandung unsur tanah jarang ini banyak dijumpai di beberapa pulau antara lain Bangka, Belitung, dan Singkep [4].

Metode yang memberikan prospek terbaik untuk pemisahan dan pemurnian unsur tanah jarang saat ini adalah metode yang dikembangkan dari metode ekstraksi pelarut, yaitu dengan cara mengamobilkan zat pengekstraksi (carrier) pada suatu membran polimer berpori [5]. Dimana dengan cara ini selain selektifitas transpor meningkat, juga jumlah pengekstraksi yang diperlukan menjadi sangat sedikit (kurang dari 1% dari yang diperlukan pada ekstraksi pelarut biasa). Teknik ini dikenal dangan teknik membran cair berpendukung (Supported Liquid Membrane, SLM).

Kinerja teknik SLM ditentukan oleh dua faktor, yaitu fluks transpor dan

kaitannya dengan waktu proses yang diperlukan, sedangkan selektififtas sangat menentukan pada pemisahan atau pemurnian produk. Sehingga carrier campuran TBP dan D2EHPA menunjukan efek sinergis terhadap unsur tanah jarang melalui SLM, sedangkan selektifitas transpor dari carrier ada hubungannya dengan komposisi carrier tersebut dalam fasa membran [4,6].

Kedua ukuran kinerja SLM bergantung pada sistem SLM yang digunakan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja SLM, antara lain adalah pemilihan carrier, pH larutan umpan, konsentrasi umpan, dan konsentrasi asam pada fasa penerima. Selain itu parameter fisik seperti kecepatan pengadukan juga cukup berpengaruh terhadap transpor suatu komponen melalui SLM. Apabila faktor-faktor tersebut dapat dioptimasi dengan tepat, maka teknik ini akan menjadi suatu teknik ekstraksi dan pemindahan yang handal.

Selektifitas membran didasarkan pada perbandingan koefisien distribusi komponen antara fasa umpan dan fasa membran [7,8]. Adanya perbedaan konsentrasi menyebabkan zat terlarut (misalnya ion unsur tanah jarang) berdifusi dari larutan konsentrasi lebih tinggi ke yang lebih rendah. Jika kompenen-kompenen tersebut memiliki kelarutan dan difusitas yang tidak jauh berbeda, maka selektifitas akan rendah dan sebaliknya. Selektifitas yang lebih tinggi dapat dicapai dengan penambahan carrier (yang memiliki afinitas lebih tinggi terhadap salah satu komponen di fasa umpan).

(3)

METODE PENELITIAN

Pola transpor dari campuran unsur tanah jarang seperti La, Nd, Gd, Lu, dibuat larutan umpan simulasi dengan cara menimbang sejumlah tertentu garam nitrat atau senyawa oksida yang memiliki kualitas pro analisis (p.a) yang diproduksi oleh E.Merck dari masing-masing unsur tanah jarang tersebut, sehingga diperoleh komposisi unsur La 120 ppm dari senyawa La2O3, unsur Nd 16 ppm dari senyawa Nd(NO3)3.6H2O, unsur Gd 2,0 ppm dari senyawa Gd2O3, dan unsur Lu 0,4 ppm dari senyawa Lu2O3 sebagai fasa umpan. Pada fasa membran digunakan membran pendukung PTFE (politetrafluoroetilen) berdiameter 47 mm, ukuran pori 0,5 m, dengan luas efektif 9,1 cm2[6]. Selanjutnya membran tersebut direndam selama 60 menit pada campuran senyawa carrier (TBP : D2EHPA) dengan perbandingan konsentrasi : (0,1 : 0,9) M, (0,2 : 0,8) M, (0,25 : 0,75) M, (0,3 : 0,7) M, (0,4 : 0,6) M, (0,5 : 0,5) M, (0,6 : 0,4) M, (0,7 : 0,3) M, (0,8 : 0,2) M, dan (0,9 : 0,1) M dalam pelarut kerosen, Sedang fasa penerima digunakan HCl dengan konsentrasi tertentu.

Proses transpor larutan umpan dari campuran unsur tanah jarang ini dilakukan pada pengadukan 700 rpm selama 300 menit dengan memvariasikan konsentrasi carrier (TBP : D2EHPA), pH larutan umpan : 2,8; 3,0; 3.2; 3,4; dan 3,6; serta konsentrasi HCl sebagai fasa penerima : 0,5 M; 1,0 M; 2,0 M; dan 3,0 M; untuk menentukan kondisi optimum, kemurnian dan nilai faktor pemisahan transpor unsur La terhadap unsur Nd, Gd, Lu.

Penentuan konsentrasi masing-masing unsur tanah jarang tersebut, baik di fasa umpan maupun di fasa penerima SLM dilakukan dengan menggunakan instrumen Inductively Coupled Plasma - Atomic Emission Spectrophotometer, ICP-AES 9.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penentuan konsentrasi masing-masing unsur tanah jarang spesifik La, Nd, Gd, dan Lu pada unsur tanah jarang tercampur atau persen komposisi masing-masing unsur tanah jarang tersebut dilakukan dengan metode inductively coupled plasma atomic emission spectrohotometry, ICP-AES.

Pembacaan intensitas emisi dari masing-masing unsur dilakukan pada panjang gelombang emisi optimumnya yaitu 408,316 nm untuk unsur La; 401,225 nm untuk unsur Nd; 342,247 nm untuk unsur Gd; dan 261,542 nm untuk unsur Lu, hal ini ditunjukkan pada Gambar 1.

Dari hasil pengukuran dengan alat ICP-AES yang dikalibrasikan dengan kurva standar masing-masing unsur tersebut, maka diperoleh konsentrasi awal (Co) masing-masing unsur tanah jarang adalah unsur La 120,527 ppm; Nd 16,258 ppm; Gd 2,436 ppm; dan Lu 0,432 ppm. Konsentrasi unsur tanah jarang yang tertranspor setelah 300 menit di fasa penerima pada kondisi optimum yang selektif untuk transpor unsur La terhadap unsur Nd, Gd, Lu adalah pH fasa umpan 3,0; campurancarrierTBP : D2EHPA (0,3 : 0,7) M, dan fasa penerima HCl 3.0 M.

(4)

Gambar 1. Diagram emisi masing- masing unsur tanah jarang Ce, La, Nd, Gd, dan Lu pada konsentrasi 8 ppm dengan alat ICP-AES Shimadzu AS-6.

Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran tersebut, maka diperoleh nilai permeabilitas membran transpor (P) dari persamaan : Ln (C/ Co) = - A/V . P. t. Dimana C adalah konsentrasi unsur pada waktu tertentu, Co adalah konsentrasi unsur awal, A adalah luas permukaan membran dan V adalah volume larutan umpan10.

Nilai permeabilitas transpor (P) dan persen transpor yang optimum untuk unsur La diperoleh pada kondisi : pH fasa umpan 3,0; campuran carrier TBP : D2EHPA (0,3 : 0,7) M; dan konsentrasi fasa penerima HCl 3,0 M adalah 0,1016 cm.menit-1 yang ditunjukkan pada Tabel 1, dengan persen transpor unsur La adalah 93,76% yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 1. Permeabilitas membran transpor masing-masing unsur La, Nd, Gd, Lu

dengan variasi pH fasa umpan padaCarrierTBP : D2EHPA (0,3 : 0,7) M

dan konsentrasi fasa penerima HCl 3,0 M

PH P (cm.menit-1) La Nd Gd Lu pH = 2,8 0,0448 0,0189 0,0101 0,0128 pH = 3,0 0,1016 0,0202 0,0124 0,0085 pH = 3,2 0,0892 0,0236 0,0146 0,0089 pH = 3,4 0,0356 0,025 0,0117 0,0142 pH = 3,6 0,0333 0,0302 0,0109 0,0123 3.06385 4.65026 4.523 11.4027 0 5 10 15 20 418.66 nm 408.316nm 401.225nm 342.247nm 261.542nm Ce La Nd Gd Lu In te ns itas

(5)

53

Tabel 2. Persen transpor masing-masing unsur La, Nd, Gd, Lu dengan variasi konsentrasi

fasa penerima HCl pada pH fasa umpan 3,0 dan carrierTBP : D2EHPA (0,3 :

0,7) M. Konsentrasi % transpor Fasa penerima, HCl La Nd Gd Lu HCl 0,5 M 51,89 35,61 23,26 16,24 HCl 1,0 M 63,67 39,76 25,62 18,53 HCl 2,0 M 84,21 40,25 27,73 19,02 HCl 3,0 M 93,76 42,32 28,65 20,66

Selektifitas transpor unsur tanah jarang yang satu terhadap unsur tanah jarang lainnya sangat tergantung pada faktor pemisahan () antara unsur yang akan dipisahkan dari unsur lainya. Faktor

pemisahan () adalah angka banding nilai permeabilitas membran transpor (P) unsur tanah jarang yang akan dipisahkan terhadap unsur tanah jarang lainnya 4.

Gambar 2. Faktor pemisahan () unsur La terhadap unsur Nd, Gd, dan Lu dengan variasi pH fasa umpan pada carrier TBP:D2EHPA (0,3 : 0,7) M dan konsentrasifasa penerima HCl 3,0 M.

Pada penelitian ini diperoleh nilai optimum faktor pemisahan () unsur La terhadap unsur Nd, Gd, dan Lu pada pH fasa umpan 3,0; carrier TBP : D2EHPA (0,3 : 0,7) M; konsentrasi fasa penerima HCl 3.0 M masing-masing : La,Nd adalah 5,0297;

La,Gd adalah 8,1935; dan La,Lu adalah

11,9529, yang ditunjukkan pada Gambar 2. Kadar kemurnian unsur La dari unsur tanah jarang lainya dapat ditentukan dari persen komposisi konsentrasi unsur La dari total konsentrasi UTJ dalam 100 %,

dimana sebelum dan sesudah proses SLM yang diukur dengan alat ICP-AES. Persen komposisi konsentrasi unsur La terhadap total konsentrasi UTJ sebelum proses SLM di fasa umpan sebagai persen komposisi awal unsur La, sedang sesudah proses SLM di fasa penerima sebagai persen komposisi akhir unsur La.

Adapun besarnya nilai persen komposisi awal dan akhir dari unsur La ditunjukan untuk variasi pH fasa umpan pada Gambar 3. 5.0297 8.1935 11.9529 0 2 4 6 8 10 12 14 pH =2.8 pH =3.0 pH =3.2 pH =3.4 pH =3.6 fak to r p em isah an pH

(6)

Gambar 3. Persen komposisi awal & akhir dari unsur La dengan variasi pH fasa umpan pada komposisi konsentrasi pengemban TBP : D2EHPA (0,3 : 0,7) M dan konsentrasi fasa penerima HCl 3,0 M

Pada penelitian ini diperoleh kadar kemurnian unsur La berhasil ditingkatkan dari 86,31% menjadi 93,65% pada pH fasa umpan 3,0, campuran pengemban TBP : D2EHPA (0,3 : 0,7) M, dan konsentrasi fasa penerima HCl 3,0 M.

KESIMPULAN

Kondisi optimum transpor unsur La terhadap unsur Nd, Gd, Lu pada pengadukan 700 rpm adalah pH fasa umpan 3.0, campuran carrier TBP : D2EHPA (0,3 : 0,7) M, dan konsentrasi fasa penerima HCl 3,0 M. Pada kondisi ini diperoleh faktor pemisahan unsur La terhadap unsur Nd, Gd, Lu masing-masing : La,Nd adalah 5,0297; La,Gd adalah 8,1935; danLa,Luadalah 11,9529.

Kadar kemurnian unsur La terhadap unsur Nd, Gd, Lu berhasil ditingkatkan dari 86,31% menjadi 93,65% .

DAFTAR PUSTAKA

Henderson, P., 1984, Development in Geochemistry, Rare Earth Element Geochemistry, Elseiver, New York. 1

Suprianto, R., 1996, Ekstraksi Lantanum (III) dengan Teknik Membran Cair Berpendukung, Tesis, Institut Teknologi Bandung.2

Setiawan B., and Umi Kuntjara, 1996, Potensial of Rare Earth Mineral R Resources in Indonesia, Procceding of Seminar Geology and Evaluation of Kurako and Rare Earth Mineral Resources of Indonesian, 5.1-5.1.5.3

Sulaeman, A., 2002, Pola Transpor Pada Ekstraksi dan Pemisahan Unsur Tanah Jarang Dengan Teknik Membran Cair Berpendukung Menggunakan Pengembang Campuran Asam Di-(2-etilheksil) Fosfat (D2EHPA) dan Tributil Fosfat (TBP), Disertasi, Institut Teknologi Bandung.4

Rumhayati, B., Transpor Lantanum

melalui Membran Cair

Berpendukung Ganda, Tesis

86.31 92.13 93.65 92.73 89.44 87.93 82 84 86 88 90 92 94 pH = 2.8 pH = 3.0 pH = 3.2 pH = 3.4 pH = 3.6 % k om po sis i pH % komposisi awal La

(7)

55 Institut Teknologi Bandung (2000). 5

Buchari dan Sulaeman, A., 1998, Efek Sinergis Campuran D2EHPA-TBP dan D2EHPA-TOPO Sebagai Pengemban Pada Pemisahan Cerium (III) dan Yterbium (III) Secara membran Cair Berpendukung, The Malaysian Journal of Analytical Sciences, No.2, (4), 230-238. [6]

Mulder, M., 1996, Basic Principles of Membrane Technology, Kluwer Academic Publisher, London, 339-369.7

Barsch, R.A., Way, J.D., 1996, Chemical Separations with Liquid Membranes, American Chemical Society, America, 362-369.8 Hartati, R.D., 1996, Inductively Coupled

Plasma (ICP) dan Aplikasinya dalam Contoh Geokimia : Studi Pendahuluan, Kolokium Direktorat Sumber Daya Mineral. 9

Danesi, P.R., et.all. (1985), Separation of Actinides and Lanthanides from Acidic Nuclear Wastes by Supported Liquid membrane, J. Solvent Extraction and Ion Exchange, 3(1 & 2), 111-147.10

Gambar

Gambar 1. Diagram emisi masing- masing unsur tanah jarang Ce, La, Nd, Gd, dan Lu pada konsentrasi 8 ppm dengan alat ICP-AES Shimadzu AS-6.
Tabel 2.  Persen transpor masing-masing unsur La, Nd, Gd, Lu dengan variasi konsentrasi fasa penerima HCl pada pH fasa umpan 3,0 dan carrier TBP : D2EHPA (0,3 : 0,7) M
Gambar 3. Persen komposisi awal & akhir dari unsur La  dengan variasi pH fasa umpan pada komposisi konsentrasi pengemban TBP : D2EHPA (0,3 : 0,7) M dan konsentrasi fasa penerima HCl 3,0 M

Referensi

Dokumen terkait

Di alam, negara, wilayah atau tempat mana pun buku ini berada, semoga tiada peperangan, kekeringan, kelaparan, penyakit, luka cedera, ketidakharmonisan atau ketidakbahagiaan, semoga

Berkenaan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan sebuah studi untuk mengenal lebih dekat karakteristik, potensi dan distribusi tumbuhan pakan yang ada di provinsi Bali

Salah satu temuan yang tersorot adalah kondisi spesifik yang ditunjukkan di Kabupaten Sikka atas derajat pengetahuan tentang perdagangan orang yang masih

Kode Efek Tanggal Efektif Jumlah Hasil Penawaran Uraian Jumlah (Satuan Mata Uang) Persenta se IPO Obligasi/Sukuk OBLIGASI BERKELANJUTAN I WIJAYA KARYA TAHAP I TAHUN 2020 18

Oleh karena itu, pelanggaran atas norma tersebut akan dapat berakibat diberikan sanksi yang tegas, meskipun bukan dalam hukuman pidana, karena pelanggaran tersebut

Dari hasil pengujian, diketahui penambahan kadar fly ash yang optimum sebesar 10 %, Sedangkan makin banyak kadar fly ash maka nilai permeabilitas dan porositas

Pentingnya informativeness pada konten iklan di media sosial Instagram untuk diteliti karena informasi akan sangat membantu konsumen agar lebih familiar dalam memahami dan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Guru-guru di PPIQ sudah menghayati pekerjaan mereka memiliki banyak makna yang positif, makna-makna tersebut antara lain : mereka