• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bioremediasi Minyak Bumi dengan Mikroorg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bioremediasi Minyak Bumi dengan Mikroorg"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Minyak bumi merupakan sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Permintaan terhadap minyak bumi semakin besar sejalan dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat yaitu sebesar 35.000 juta ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan ini akan meningkatkan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pengangkutan serta penyimpanan. Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak bumi memproduksi 988.000 barrel per hari pada tahun 2008 untuk memenuhi permintaan minyak dunia (Priyono 2009). Semakin besar produksi minyak bumi, semakin berpotensi untuk mencemari lingkungan bila minyak bumi tumpah atau terbuang ke lingkungan. Minyak bumi tersebut akan menjadi limbah yang dapat menjadi pencemar yang berbahaya dan beracun dan akan berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan maupun manusia (Charlena 2010).

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi tumpahan minyak bumi. secara garis besar dapat dilakukan penanganan dengan cara fisik, kimia, dan biologi (Udiharto 1994). Penanganan biologi salah satunya dapat dilakukan secara mikrobiologi yang dikenal dengan istilah bioremediasi. Bioremediasi merupakan teknologi ramah lingkungan, cukup efektif, efisien dan ekonomis.

Dalam melaksanakan penanganan pencemaran yang disebabkan hidrokarbon minyak bumi secara mikrobiologi diperlukan mikrob yang secara aktif mampu mendegradasi hidrokarbon minyak bumi. Untuk itu, perlu dilakukan pencarian mikrob yang mampu mendegradasi minyak bumi dan mengkondisikan kehidupan mikroba tersebut di lingkungan minyak bumi.

(2)

Lingkungan secara alamiah mengandung beraneka macam mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan dalam penanganan pencemaran lingkungan. menurut Schlegel & Schmidt (1994), bakteri pendegradasi minyak bumi tersebar luas, tidak hanya di lingkungan yang bersinggungan langsung dengan minyak bumi, tetapi bakteri ini dapat diisolasi juga dari semua tanah hutan, lading, dan rerumputan.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka dalam praktikum bioteknologi lingkungan ini dilakukan penelitian untuk memperoleh jenis mikrob dari kelompok bakteri yang secara aktif dan potensial mendegradasi hidrokarbon minyak berat dan oli bekas dengan mengkondisikan kehidupan mikroorganisme tersebut pada lingkungan yang mengandung minyak bumi.

Tujuan Praktikum

1. Mengisolasi bakteri yang mampu mendegradasi minyak bumi jenis minyak berat dan oli bekas dari berbagai macam lingkungan

(3)

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Minyak Bumi

Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak dimiliki di Indonesia. Seiring dengan letak geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, maka tidak mengherankan jika variasi dalam jumlah dan jenisnya pun akan cukup banyak. Pada proses penambangan minyak dari dalam perut bumi, membutuhkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang memadai. Pengelolaan kegiatan tambang minyak bumi harus direncanakan sejak dibuatnya rencana kegiatan pertambangan hingga kegiatan pasca tambang yang dilakukan dalam rangka pengembalian fungsi lahan.

Pada proses penambangan minyak bumi, kegiatan pengolahan minyak mentah hingga menjadi minyak yang siap pakan merupakan hal yang cukup komples. Masalah berat yang harus difikirkan adalah limbah dari proses pengolahan limbah tersebut. Minyak bumi yang dihasilkan dari kegiatan penambangan seringkali memberikan dampak yang berbahaya bagi lingkungan disekitarnya sehingga dilakukan pengawasan atas kegiatan tersebut terutama pada saat dihasilkannya limbah minyak bumi.

Industri tambang minyak di Indonesia memiliki banyak peranan bahkan menjadi penyumbang pendapatan negra terbesar, oleh sebab itu perlu dilakukan pengolahan yang baik sehingga eksploitasinya tidak memberikan dampak yang berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Salah satu limbah yang dihasilkan pada saat proses pengolahan minyak adalah oil sludge. Limbah ini dikategorikan kedalam golongan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sehingga perlu dilakukan pengolahan yang baik. Sifat dan konsentrasi dari limbah kategori ini memiliki dampak yang mencemarkan lingkungan sehingga akan menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya baik langsung maupun tidak langsung ( http.majarmagazine.com/2008/01 ).

(4)

minyak bumi, seri neptena (sikloalkana) yang merupakan komponen kedua terbanyak setelah n-alkana, dan seri aromatik. Komposisi senyawa hidrokarbon pada minyak bumi berbeda bergantung pada sumber penghasil minyak bumi tersebut (Pertamina 2009).

Minyak bumi dipisahkan menjadi fraksi-fraksi dengan cara destilasi yang dipisahkan berdasarkan titik didih. Fraksi dengan titik didih lebih rendah akan naik lebih cepat dan lebih tinggi. Sedangkan fraksi dengan titik didih lebih tinggi akan naik lebih lama dan lebih rendah (Hart 1991). Fraksi-fraksi umum minyak bumi yang dipisahkan berdasarkan titik didih diterangkan pada tabel dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 1 Fraksi umum minyak bumi berdasarkan titik didih.

Selang titik

didih°C Nama

Selang atom karbon

Per molekul Penggunaan

Di bawah 20 Gas, nafta C1-C4 Pemanasan, masak, dan

bahan baku kimia

300-400 Minyak bakar C15-C18 Pemanasan di perumahanminyak diesel Di atas 400 Di atas C18 oli,lilin, parafin dan aspalMinyak,pelumas,

Limbah yang dihasilkan dalam rangka pengolahan minyak bumi adalah berupa sludge. Pada sludge dapat ditemukan kandungan logam berat yang bersifat racun jika jumlahnya melebihi kebutuhan hara bagi tanaman. Logam berat adalah golongan logam yang kriterianya sama dengan logam-logam lain. Perbedaan golongan logam ini terdapat pada pengaruhnya apabila logam berat tersebut berikatan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup, misalnya pada pencemaran biota perairan (Palar 1995). Komposisi logam berat yang terdapat dalam sludge adalah sebagai berikut.

Tabel 2 Komposisi logam berat dalam sludge

(5)

Mikrob Pendegradasi Minyak Bumi

Mikrob memiliki kemampuan dalam menguraikan komponen minyak bumi karena dapat mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikannya sebagai donor elektronnya. Mikrob ini berpartisipasi dalam pembersihan tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2), bakteri pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini menguraikan minyak bumi.

Mikrob yang telah dikenal memiliki kemampuan yang tinggi dalam mendegradasi minyak bumi adalah dari jenis bakteri. Bakteri pendegradasi minyak bumi dapat diisolasi dari lingkungan yang terkontaminasi minyak bumi, misalnya tanah dan laut yang tercemar (Fedorak et al. 1983, Harayama et al. 1995).Bakteri pendegradasi fraksi minyak yang lebih sulit didegradasi, akan tumbuh lebih lambat dan jumlahnya lebih sedikit karena kalah bersaing dengan bakteri pendegradasi substrat alkana yang merupakan fraksi dalam jumlah yang lebih besar, sehingga bakteri ini sulit terisolasi (Horowitz et al. 2005). Dalam ekosistem terdapat mikrob yang mampu melakukan biodegradasi sehingga kondisi lingkungan akan lebih baik (Capelli et al. 2001). Hidrokarbon petroleum dapat didegradasikan oleh mikrob seperti bakteri, jamur, yeast, dan alga mikro (Bundy et al. 2004).

(6)

Keberhasilan biodegradasi hidrokarbon minyak bumi tergantung kepada aktivitas mikrob dan kondisi lingkungannya. Menurut Kadarwati et al (1994) mikrob yang banyak hidup dan berperan di lingkungan hidrokarbon minyak bumi sebagian besar adalah bakteri. Bakteri yang sesuai harus mempunyai kemampuan fisiologi dan metabolik untuk mendegradasi bahan pencemar (Udiharto et al. 2000). Menurut Miller (1995) bakteri mampu beradaptasi pada lingkungan hidrokarbon melalui beberapa cara, yaitu: (i) pembentukan bagian hidrofobik pada dinding sel sehingga meningkatkan afinitas sel terhadap hidrokarbon, (ii) dihasilkannya surfaktan ektraselular yang dapat meningkatkan kelarutan hidrokarbon dan (iii) modifikasi intraselular membran sitoplasmik yang dapat mengurangi toksisitas hidrokarbon terhadap bakteri.

Atlas (1981) melaporkan sejumlah mikrob pendegradasi hidrokarbon minyak bumi, yaitu: (i) Bakteri: Pseudomonas, Achromobacter, Arthrobacter, Michrococcus, Nocardia, Vibrio, Acinetobacter, Brevibacterium, Corynebacterium, Flavobacterium, Leucothrix, Rhizobium, Spirillum,Alcaligenes, Xanthomonas, Cytophaga, Thermomicrobium dan Klebbsiella; (ii) Khamir: Candida, Rhodotorulla, Aurobasidium, Rhodosporidium, Saccharomyces, Sporobolomyces, Trichosporon dan Cladosprium; (iii) Fungi: Penicillium, Cunninghamella, Verticillium spp., Aspergillus, Mucoterales, Monilales, Graphium, Fusarium, Trichoderma, Acremonium, Mortierella, Gliocladium dan Sphaeropsidales; (iv) Algae: Protopheca dan (v) Cyanobacteria: Mierocoleus sp., Anabaena spp., Agmenellum sp., Coccochloris sp., Nostoc sp., Chlorella spp., Dunaalella sp., Ulva sp., Amphora sp., Chlamydomonas sp., Cylindretheca dan Petalonia.

Mikrob, terutama bakteri yang mampu mendegradasi senyawa yang terdapat di dalam petroleum hidrokarbon dikenal sebagai bakteri hidrokarbonoklastik. Bakteri ini memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh mikrob lain yaitu kemampuannya mengekspresikan enzim Ѡ-hidroksilase, yaitu enzim pengoksidasi hidrokarbon, sehingga bakteri ini mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon minyak bumi dengan cara memotong rantai hidrokarbon menjadi lebih pendek.

Degradasi Aerob

(7)

energi. Hidrokarbon akan didegradasi secara beruntun oleh sejumlah enzim, oksigen bertindak sebagai akseptor eksternal. Adapun tahap degradasi alkana melibatkan pembentukan alkohol, aldehid dan asamlemak. Asam lemak dipecah, CO2 dilepaskan dan membentuk asam lemak baru yang merupakan 2 unit karbon yang lebih pendek dari molekul induk, proses ini dikenal sebagai beta oksidasi (Hamme et al. 2003).

Degradasi Anaerob

Terdapat mikrob yang mampu mendegradasikan hidrokarbon pada kondisi anaerob pada tahun 1980, yang mekanisme biokimianya berbeda dari metabolisme hidrokarbon aerob (Riser-Robert 1992). Biodegradasi anaerob lebih mudah didapatkan, karena mikrob ini bersifat insitu yang dapat digunakan untuk dekontaminasi tanah, sedimen dan air tanah yang terkontaminasi hidrokarbon petroleum. Proses pemecahan senyawa hidrokarbon secara aerob belum sepenuhnya diteliti. Diketahui bahwa benzena, toluene, etil benzena, dan xylen (BTEX) dapat didegradasi tanpa O2 di air tanah yang terkontaminasi (Johnson et al. 2003). Senyawa ini bersifat karsinogenik dan mutagenik pada manusia sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan. Senyawa hidrokarbon ini juga dapat menganggu fungsi organ organ tubuh manusia seperti otak, sistem saraf, hati dan jantung. Senyawa ini juga bersifat rekalsitran, artinya sulit untuk mengalami perombakan di alam, baik di darat maupun di air, sehingga dapat membahayakan biota laut (Fahruddin 2004).

Biodegradasi Limbah Minyak Bumi

Pesatnya perkembangan sektor industri minyak bumi telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Peningkatan kesejahteraan dan level gaya hidup banyak disokong oleh sektor industri minyak bumi hal tersebut salah satunya adalah peranan minyak bumi sebagai bahan bakar berbagai jenis kendaraan bermotor. Peningkatan kesejahteraan manusia akibat dari pesatnya perkembangan tambang minyak bumi di Indonesia ternyata juga memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan hal tersebut akan menjadi berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup disekitarnya (Haris 2003).

(8)

bahan berbahaya yang dapat mengancam kesehatan manusia, sehingga penanganan limbah pertambangan minyak yang mengandung hidrokarbon harus serius dilakukan.

Salah satu teknik yang dapat diterapkan dalam penanganan limbah minyak bumi atau oil sludge adalah dengan teknik bioremediasi. Bioremediasi merupakan suatu rangkaian proses biologi yang dapat merubah atau menghilangkan senyawa toxic dalam suatu bahan. Bioremediasi merupakan teknik aplikasi dari prinsip-prinsip segala proses biologi untuk mengolah air tanah, tanah dan lumpur yang terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya contohnya minyak. Tujuan utama dari akhir bioremediasi ini adalah mengurangi atau meminimalisasi kontaminan, yaitu mengubah senyawa kimia berbahaya menjadi berkurang dampaknya seperti karbon dioksida atau beberapa gas lain, senyawa anorganik, air dan materi yang dibutuhkan (Eweis et al. 1998 dalam Munawar et al. 2007)

Nurhariyati et al (2006) menjelaskan bahwa kehadiran mikrob (bakteri, jamur, dan khamir) yang memiliki kemampuan mendegradasi hidrokarbon jumlah dan sebarannya cukup besar. Mikrob tertentu dapat mendegradasi senyawa hidrokarbon dan menggunakannya sebagai sumber energi. Mikrob menggunakan hidrokarbon minyak untuk pertumbuhannya dengan memotong hidrokarbon alifatik, sikloalifatik dan aromatik. Mekanisme biodegradasi minyak sangat beragam tergantung pada komposisi hidrokarbon yang dikandungnya.

Penggunaan dan aplikasi teknik bioremediasi harus melakukan treability study atau treatment evaluation yang dilakukan di laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan suatu mikrob untuk mendegradasi polutan dan komposisi nutrient yang optimal (OTA 1991). Selain itu treatibility study dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan polutan sampai pada batas tertentu. Mikrob membutuhkan karbon untuk melangsungkan hidupnya. Sumber karbon didapat dari hidrokarbon iu sendiri (Wong et al. 1997). Sedangkan nitrogen dan fosfor yang juga sangat dibutuhkan oleh bakteri menjadi faktor pembatas. Penambahan NPK bertujuan untuk memberikan nutrisi bagi bakteri sebagai sumber nitrogen dan fosfor.

Faktor yang Mempengaruhi Proses Biodegradasi Minyak Bumi

(9)

biodegradasi hidrokarbon dipengaruhi oleh sifat-sifat fisika dan kimia limbah minyak bumi serta populasi bakteri yang terdapat di lingkungan tersebut. Kemampuan bakteri mengubah senyawa hidrokarbon menjadi senyawa lain yang tidak toksik tergantung dari enzim yang diproduksinya (Yudhono 2011). Suthersan (1999) menyatakan agar bakteri dapat terus tumbuh dan berkembang dengan baik serta meningkat kemampuan degradasinya, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti ketersedian nutrisi, suplai oksigen, serta faktor fisika dan kimia seperti pH, temperatur dan kadar air yang terdapat dalam limbah itu sendiri.

1. Ketersediaan Nutrisi

Faktor nutrisi yang diperlukan antara lain karbon, dimana sumber karbon ini didapatkan dari hidrokarbon minyak bumi (Udiharto 1998). Karbon yang tersedia pada hidrokarbon minyak bumi dimanfaatkan oleh bakteri sebagai sumber energi bagi pertumbuhan dan perkembangan selnya. Selain karbon, untuk pertumbuhannya bakteri juga memerlukan unsur lain yaitu, nitrogen, fosfor, belerang, kalium, magnesium dan besi. Dari deretan unsur tersebut, nitrogen dan fosfor merupakan unsur esensial untuk mendukung biodegradasi hidrokarbon minyak bumi (Tafuri 1994).

Unsur N dibutuhkan untuk biosintesis asam amino yang merupakan monomer protein, sedangkan P dibutuhkan untuk biosintesis AND (asam deoksiribonukleat) dan ARN (asam ribo- nukleat) serta transfer energi. Protein selain sebagai pembentuk enzim, juga merupakan penyusun struktur sel sehingga komposisinya dalam sel lebih besar dibandingkan dengan unsur P. asam nukleat terutama ARN berkaitan erat dengan biosintesis protein, agar biosintesis dapat memenuhi kebutuhan sel, maka ketersedian unsur N dan P harus memenuhi rasio tertentu. Medium pertumbuhan bakteri disarankan C: N: P berturut-turut 120: 10: 1 (Thomas et al 1992).

2. Oksigen

(10)

Pemberian oksigen pada suatu proses bioremediasi dimaksudkan sebagai penambahan penerima elektron. Penambahan oksigen dapat dilakukan dengan penambahan agen pengembang (bulking agent) selain berfungsi sebagai fasilitas aerasi bagi mikrob juga dapat memperluas bidang kontak antara bahan pencemar dengan mikrob. Agen pengembang yang digunakan dapat berupa kayu apung, serutan kayu, komponen tumbuhan yang berserat, kulit kayu dan sebagainya (Yudono 2008).

3. Suhu

Suhu berperan penting dalam proses biodegradasi. Biodegradasi hidrokarbon terjadi pada suhu yang rangenya luas dari 0oC sampai 70oC, degradasi optimum terjadi pada range menengah (Desai & Vyas 2006). Menurut Walsh (1999) bahwa suhu mempengaruhi kemampuan mikrob untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Jika suhu tinggi melebihi batas yang diizinkan maka enzim akan mengalami denaturasi dan menghambat reproduksi dan terjadi kematian. Jika suhu terlalu rendah, keberadaan organisme akan berhenti. Suhu yang ideal untuk mikrob pada range yang kecil memungkinkan organisme ini bertahan hidup. Menurut Leahy & Colwell (1990) bahwa iklim dan musim akan diharapkan memilih populasi yang berbeda dari penggunaan mikrob hidrokarbon yang beradaptasi pada suhu ambien.

4. pH

Kemampuan bakteri untuk mendegradasi hidrokarbon dipengaruhi oleh pH lingkungannya. Bakteri yang hidup di lingkungan hidrokarbon mempunyai kisaran pH yang sempit untuk bertahan hidup. Jika pH terlalu asam atau basa maka bakteri pendegradasi hidrokarbon perlahan-lahan berkurang (Walsh 1999). Tingkat keasaman atau pH yang optimum untuk pertumbuhan bakteri pemecah hidrokarbon adalah antara 6,5 - 7,5. Tingkat keasaman atau pH dapat mempengaruhi kerja enzim sehingga dalam suatu kegiatan bioremediasi pH selalu diatur pada kondisi 6 – 9, pengaturan dilakukan dengan penambahan zat kapur bila terlalu asam (Al-Anazi 1996).

5. Kelembaban

(11)

mikrob pemecah hidrokarbon. Air dibutuhkan untuk aktivitas metabolisme dan pertumbuhan bakteri serta untuk melarutkan nutrient, karena untuk dapat memasuki bakteri, nutrient harus dalam bentuk larutan (Pelczar & Chan 2005).

METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Pelaksanaan praktikum Bioteknologi Lingkungan dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.

Alat dan Bahan Bahan

Bahan yang digunakan adalah contoh sumber isolat dari berbagai lingkungan disekitar kampus IPB Dramaga, heavy oil, oli bekas, contoh tanah segar, larutan fisiologis, alkohol 70%, aquadest, media minimal untuk seleksi isolat, media NA dan media LB untuk pertumbuhan isolat.

Alat

Alat yang digunakan untuk analisa mikrobiologi adalah autoklaf, bunsen, cawan petri, drigal sky, erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur, hot plate, inkubator, jarum ose, kaca objek, kaca penutup, magnetic stirer, mikroskop, penangas air, pipet serologis, pipet tetes, sekop kecil, shaker, spatula, tabung reaksi, timbangan dan vortex.

Prosedur Praktikum

Praktikum ini meliputi : 1) Pengambilan contoh sumber isolat; 2) isolasi, seleksi, karakterisasi dan identifikasi bakteri; 3) Pengujian isolat bakteri terpilih.

Pelaksanaan Praktikum Pengambilan contoh

(12)

perkebunan kopi, 9) tanah rhizosfer keladi, 10) tanah perkebunan sawit. Sampel 8, 9, 10 diambil di daerah Cikabayan, IPB. Sumber isolat diambil dengan menggunakan sekop kecil yang disterilisasi. Berat sumber isolat masing-masing diambil sebanyak 100 g dan dimasukkan ke dalam plastik steril.

Isolasi Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon Minyak Bumi

Isolasi bakteri dari contoh sumber isolat diambil masing-masing sebanyak 1 g, diencerkan dengan larutan fisiologis 9 mL kemudian diambil suspensi 0,1 mL diinokulasikan medium minimal cair yang ditambahkan minyak berat (5% dan 10%) dan oli bekas (5% dan 10%) dan diinkubasi pada temperatur 30oC selama 7 hari. Bakteri yang tumbuh pada konsentrasi tertinggi selanjutnya dimurnikan dan dikoleksi di dalam agar miring pada media minimal agar dan disimpan pada suhu 4oC serta diberi kode.

Isolat diberi kode yang terdiri dari 3 digit. Digit pertama berupa huruf yang menunjukkan media minimal dengan sumber karbon minyak berat atau oli bekas, digit kedua berupa angka yang menunjukkan lokasi asal sumber isolat, dan digit ketiga berupa konsentrasi (%) yang menunjukan konsentrasi sumber karbon dimana bakteri paling banyak tumbuh. Contoh OB5-5% adalah bakteri dari media minimal dengan sumber karbon oli bekas yang diperoleh dari kotoran sapi yang tumbuh pada oli bekas dengan konsentrasi 5%.

Seleksi Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon Minyak Bumi

Bakteri yang berhasil diisolasi dan dikoleksi selanjutnya diseleksi. Seleksi bakteri dilakukan berdasarkan kemampuan bertahan hidup dan tumbuh pada medium yang mengandung minyak bumi serta kemampuan untuk menggunakan minyak bumi tersebut, Seleksi dilakukan dengan melihat langsung perubahan minyak bumi yang telah dimasukkan ke dalam erlenmeyer bersama media minimal dan dipilih lima isolat terbaik.

Karakterisasi Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon Minyak Bumi 1. Pengamatan morfologi bakteri

Pengamatan dilakukan dengan melihat ukuran, margin, bentuk, elavasi dari koloni serta melihat pertumbuhan bakteri pada media agar tegak dan tipe gram.

(13)

Menurut Sunatmo (2009) pembuatan Preparat dan Pengecatan :

 Objek glass diambil, lalu dibersihkan dan diberi label sesuai bakteri  Ose diambil dan dipanaskan pada api Bunsen

 mengambil masing-masing 1 ose suspensi bakteri (Azotobacter), kemudian meletakkannya di permukaan Objek glass.

 Bakteri yang telah dioleskan dihapuskan/disebarkan dari dalam keluar  Objek glass yang telah terisi bakteri difiksasi

 Preparat yang telah siap dicat, digenangi dengan cat Gram I selama 1 menit  Cat dibuang, lalu preparat dicuci dengan aquades

 Preparat digenangi Gram II selama 1 menit

 Preparat ditetesi dengan Gram III selama ½ menit.  Cat dibuang, lalu preparat dicuci dengan aquades

 Preparat digenangi dengan cat Gram IV selama ½ – 1 menit  Sisa cat dibuang lalu preparat dikeringkan di udara

 Preparat siap diamati dibawah mikroskop Pengamatan Preparat :

 Mikroskop disiapkan diatas meja kerja yang rata dan kokoh

 Posisi duduk disesuaikan yang baik agar tidak mengganggu pemangamatan  Mikroskop dihidupkan dengan menekan tombol On/Off di mikroskop  Lampu dihidupkan lalu diatur sampai terlihat pada lensa okuler  Kaca objek diletakkan pada meja objek di mikroskop

 Lensa objek diatur pada posisi pembesaran 10x.

 Makrometer dinaikan full ke atas, lalu diturunkan perlahan sambil objek diamati sampai menemukan lapang pandang

 Setelah menemukan lapang pandang focus mata kanan dan kiri diatur dengan cincin diopter pada lensa okuler

 Kondensor dinaikan sampai mendekati meja objek  Objek ditetesi minyak imersi sebanyak 1 tetes  Lensa objektif diputar ke pembesaran 100x.

 Micrometer diatur sampai objek ditemukan dengan jelas.

 Bakteri diidentifikasi: Bakteri gram positif berwarna ungu dan gram negatif berwarna merah.

2. Karakteristik biokimia

Karakteristik biokimia dengan melakukan pengujian fermentasi dan pengujian katalase.

(14)

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : tabung durham, tabung reaksi dan penutupnya, jarum ose, rak tabung, gelas ukur dan autoclave. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu : biakan bakteri Azotobacter, media NA, glukosa, sukrosa dan tissue.

Cara Kerja

Pengujian terhadap fermentasi gula oleh Azotobacter, dilakukan dengan mengambil biakan bakteri menggunakan ose steril. Biakan bakteri dari NA miring diambil kemudian ditanam pada aquades steril dengan cara mengaduk dengan ose agar homogen. pada media NA yang telah ditambah glukosa dan sukrosa yang dibuat dengan 2 ulangan untuk masing-masing bakteri pada tabung (@9ml) yang telah diletakkan tabung durham. suspensi bakteri (1 ml) yang telah dibuat kemudian diinokulasikan ke dalam tabung yang berisi media secara perlahan-lahan. Kemudian diinkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam.

b. Pengujian Motilitas Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : tabung reaksi dan kapas steril, jarum ose, rak tabung, gelas ukur dan autoclave. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu : biakan bakteri Azotobacter, media NA, dan tissue.

Cara Kerja

(15)

c. Pengujian Kebutuhan Oksigen Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : tabung reaksi dan kapas steril, jarum ose, rak tabung, gelas ukur dan autoclave. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu : biakan bakteri Azotobacter, media NA, dan tissue.

Cara Kerja

Koloni bakteri diambil dengan aseptik menggunakan jarum ose, kemudian inokulasikan ke dalam aquades steril di dalam tabung. Media NA semi solid disterilisasi di dalam tabung @ 9 ml kemudian suspensi bakteri diinokulasikan sebanyak @ 1 ml ke dalam tabung media dan di inkubasi selama 24 jam. pertumbuhan bakteri ditunjukan dengan adanya kekeruhan pada media di dalam tabung reaksi (baik di permukaan tabung, di tengah media, di dasar tabung maupun tersebar di dalam media).

d. Pengujian Katalase Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : jarum ose, pipet, dan cawan petri. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu : biakan bakteri Azotobacter dalam media NA di cawan petri, reagen H2O2 3 % dan tissue.

Cara Kerja

Biakan bakteri pada cawan petri diteteskan hydrogen peroksida (H2O2) pada koloni bakteri tersebut. Adanya gelembung-gelembung udara menunjukkan tes tersebut positif.

e. Pengujian Oksidase Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : jarum ose, pipet, dan cawan petri. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu : biakan bakteri Azotobacter dalam media NA di cawan petri, p-amino dimethylaninine-oxalat 1% dan tissue.

Cara Kerja

(16)

3. Hypersensitive Response (HR)

Bakteri dalam media cair disuntikkan ke daun tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) menggunakan syringe 1 mL (tanpa jarum) dan diamati selama 1 minggu. Pengujian ini untuk mengetahui potensi bakteri sebagai pathogen pada tanaman.

Pengujian Bakteri pada Bioremediasi Hidrokarbon Minyak Bumi

Untuk melihat kemampuan bakteri pendegradasi hidrokarbon minyak bumi dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon dilakukan dengan membuat percobaan sederhana menggunakan tanah yang dicemari hidrokarbon minyak bumi masing-masing minyak berat (10%) dan oli bekas (10%) kemudian diinokulasi lima bakteri terpilih, dan diamati selama 4 minggu.

Perlakuan yang diujikan dalam praktikum ini yaitu pemberian bakteri terpilih hasil isolasi dan seleksi yaitu sebagai berikut :

 A = tanpa inokulasi bakteri (control)  B = inokulasi bakteri OB3-10%  C = inokulasi bakteri OB5-10%  D = inokulasi bakteri OB9-10%  E = inokulasi bakteri MB5-5%  F = inokulasi bakteri MB10-10%

Semua perlakuan tersebut diujikan pada media percobaan dengan jenis kontaminan yang berbeda sebagai berikut

 Minyak berat dengan konsentrasi 10%  Oli bekas dengan konsentrasi 10%

Semua perlakuan diatas kemudian dinkubasi selama 4 minggu dengan setiap minggunya dilakukan pengukuran total petroleum hidrokarbon (TPH).

Pengukuran Total Petroleum Hidrokarbon (TPH)

(17)

botol (A). Botol A yang berisi supernatan dibiarkan menguap agar n-heksana habis. Menimbang botol yang berisi residu ekstrak senyawa hidrokarbon hasil penguapan diatas (B) dengan perhitungan sebagai berikut :

TPH =

100 %

Sedangkan Efisiensi degradasi dihitung dengan rumus :

TPH = 100%

Keterangan :

A = berat botol yang telah dioven

B = berat botol yang berisi ekstrak senyawa hidrokarbon X = TPH pada t=0

Y = TPH pada akhir proses bioremediasi (t=n)

(18)

Isolasi dan Seleksi Bakteri Pendegradasi Minyak Berat dan Oli Bekas Medium yang digunakan dalam isolasi bakteri pendegradasi minyak berat dan oli bekas adalah medium minimal (Matalova 2005) dengan sumber karbon minyak berat dan oli bekas. Penggunaan media minimal ini bertujuan sebagai media selektif agar setelah inkubasi selama 7 hari diharapkan bakteri yang tumbuh dalam medium adalah bakteri pendegradasi minyak berat dan oli bekas yang menjadi sumber karbon terbesar pada medium. Selanjutnya pada tahap pemurnian digunakan media minimal dengan penambahan yeast extract (Gurujeyalaksmi dan Oril 1989). Sumber karbon utama pada media minimal digantikan dengan yeast extract karena minyak berat dan oli bekas tidak bisa digunakan pada medium padat. Minyak berat dan oli bekas memiliki kelarutan yang rendah sehingga tidak bisa bercampur dengan substansi kimia yang lain di dalam medium agar.

Gambar 1 Seleksi bakteri pendegradasi hidrokarbon minyak berat dan oli bekas (a); hasil seleksi (b)

Berdasarkan lokasi pengambilan sampel dan isolasi, maka didapatkan 20 isolat bakteri pendegradasi Minyak Berat dan Oli Bekas 20 isolat tersebut masing-masing 10 isolat diisolasi dengan sumber ksrbon minyak berat dan 10 isolat dengan sumber karbon oli bekas. Namun, berdasarkan beberapa perbedaan dan persamaan karakteristik dari setiap isolat, hanya dipilih 5 isolat berbeda untuk pengujian lanjutan

Karakterisasi Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon Minyak Bumi

Kelima isolat terpilih yang mampu merombak minyak bumi dimurnikan kembali, lalu dilakukan pengamatan dan pengujian untuk mengetahui karakter bakteri tersebut. Pengujian yang dilakukan antara lain:

a. Pengamatan morfologi bakteri

(19)

Pengamatan morfologi bakteri dilakukan dengan mengamati koloni bakteri yang meliputi warna, bentuk koloni, elevasi (kenampakan dari samping), bentuk pinggiran, dan pertumbuhan pada media miring dan tegak seperti ditunjukkan pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3 Morfologi koloni bakteri pendegradasi minyak berat dan oli bekas

Kode Bakteri Bentuk Ukuran Margin Elavasi Media MiringKoloni pada Pertumbuhan MediaAgar Tegak OB3-10% irregular sedang Lobate raised echinulate Papiliate

OB5-10% circular kecil Entire raised echinulate Echinulate

OB9-10% irregular kecil undulate raised echinulate Echinulate

MB5-5% circular besar Entire convex spreading Echinulate

MB10-10% irregular sedang Lobate raised spreading Echinulate Secara umum semua isolat memiliki warna putih, 3 isolat memiliki bentuk Irregular dan 2 isolat berbentuk Circular. Berdasarkan ukuran koloni isolat OB9-10% dan OB5-10% memiliki ukuran koloni kecil, sedangkan isolat OB3-10% dan MB10-10% memiliki ukuran koloni yang sedang dan sisanya yaitu isolate MB5-5% memiliki ukuran koloni yang besar. Perngamatan margin pada kelima isolatjuga bervariasi yaitu 2 isolat memiliki margin Lobate, 2 isolat memiliki margin Entiredan 1 isolat memiliki margin Undulate. Elevasi dan pertumbuhan isolat pada media agar tegak dari 5 isolat yang diperoleh tidak terlalu bervariasi, 4 isolat memiliki elevasi Raised yaitu isolat OB5-10%, OB9-10% dan MB10-10% dengan pertumbuhan isolat pada media agar tegak Echinulate, isolat OB3-10% dengan pertumbuhan isolat pada media agar tegak Papilate, sedangkan 1 isolat lainnya memiliki elevasi Convex dengan pertumbuhan isolat pada media agar tegak Echinulate. Bentuk koloni pada media miring juga tidak terlalu bervariasi yaitu 3 isolatyang dengan sumber karbon oli bekas berbentuk Echinulate, dan 2 isolat yang menggunakan sumber karbon Sludge bentuk koloni pada media miring berbentuk Spreading.

b. Pengujian biokimia

(20)

Tabel 4 Hasil pengujian biokimia

Pada hasil fermentasi glukosa, 4 isolat menunjukkan uji negatif yang ditandai dengan tidak terbentuknya gelembung, sedangkan pada MB10-10% menunjukkan hasil positif. Begitu pun untukk uji sukrosa, hanya isolat MB10-10% saja yang menunjukkan hasil positif dengan ditandai terbentuknya gelembung. Menurut Cappuccino & Sherman (1992) mikrob dapat menggunakan berbagai karbohidrat tergantung sistem enzim yang dimiliki. Beberapa mikrob dapat memfermentasi gula seperti glukosa secara anaerob atau aerob, sedangkan yang bersifat anaerob fakultatif dapat menggunakan lintasan aerob dan anaerob. Pada saat fermentasi, substrat seperti karbohidrat dan alkohol akan mengalami disimilasi anaerob dengan menghasilkan asam organik (seperti asam laktat, asam formiat, atau asam asetat) yang diikuti gas H2 atau CO2. Mikrob anaerob fakultatif biasanya pelaku fermentasi karbohidrat. Fermentasi dikaitkan dengan degradasi glukosa melalui lintasan glikolisis. Degredasi fermentasi dalam lingkungan anaerob berlangsung dalam tabung reaksi berisi nutrient dan tabung durham dengan posisi terbalik untuk menyimpan gas. Media untuk fermentasi karbohidrat mengandung kaldu nutrient, karbohidrat tertentu yang dapat digunakan oleh mikrob yang mampu. Tidak berlangsungnya fermentasi karbohidrat tidak berarti mikrob tidak tumbuh karena mikrob dapat menggunakan mikrob lain dalam media sebagai sumber energi.

(21)

anaerob obligat bila ada oksigen yang disebabkan karena tidak adanya pembentukan enzim katalase sehingga H2O2 meracuni bakteri itu sendiri.

(22)

c. Uji patogenitas

Uji patogenitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui potensi patogenesitas suatu mikrob (kemampuan mikrob dalam menyebabkan penyakit) (Mukaromah 2013). Teknik pengujian ini dilakukan dengan cara menginokulasikan suspensi patogen pada tanaman sukulen muda kemudian menginkubasikan tanaman tersebut dalam suhu yang sesuai (Schaad et al 2000). Suswanto et al (1996) menggunakan tanaman tembakau sebagai tanaman indikator untuk uji patogenitas. Dalam uji ini, respon patogenitas ditunjukkan dengan terjadinya pencoklatan daun pada daerah yang diinokulasi bakteri yang diakibatkan kematian lokal jaringan daun (nekrosis).

Gambar 2 Uji patogenitas pada daun tembakau

Hasil uji patogenitas terhadap daun tembakau seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2 menunjukkan semua isolat tidak bersifat patogen.

Uji Bakteri pada Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Minyak Bumi

Lima bakteri terpilih hasil isolasi dan seleksi diuji pada media percobaan dengan jenis kontaminan yang berbeda yaitu minyak berat (10%) dan oli bekas (10%). Media percobaan yang digunakan yaitu seperti pada Gambar3 berikut :

(23)

Pengujian bakteri pada bioremediasi tanah terkontaminasi minyak berat Pengaruh bakteri terhadap penurunan TPH pada tanah tercemar minyak berat disajikan pada Gambar 4 sebagai berikut :

A ( K o n t r o l )

Gambar 4 Pengaruh bakteri terhadap penurunan TPH pada tanah tercemar minyak berat Perlakuan F inokulasi bakteri dengan kode MB5-5% mampu menurunkan kadar TPH pada tanah tercemar minyak berat hingga mencapai 7,2% dari konsentrasi awal 10% pada minggu keempat. Kemampuan bakteri MB5-5%pada perlakuan F lebih baik jika dibandingkan dengan isolat lain dan kontrol dalam mendegradasi minyak berat karena menunjukkan penurunan kadar TPH yang lebih besar, walaupun belum mampu mendegradasi minyak berat pada tanah sampai kadar TPH < 1% dan masih jauh di atas ambang batas yang telah ditetapkan sesuai KepMenLH No.128 Tahun 2003.

(24)

asphaltenes, heavy metal, sulfur dan nitrogen yang tinggi sehingga sangat sulit didegradasi.

Penurunan kadar TPH yang kurang baik pada proses bioremediasi tanah terkontaminasi minyak berat selain karena sulitnya minyak berat didegradasi dugaan lain yang mungkin terjadi adalah kurangnya nutrisi dalam media percobaan. Menurut Gordon (1994) bahwa salah satu faktor penting yang diperlukan bakteri dalam mendegradasi hidrokarbon adalah nutrisi. Faktor nutrisi yang diperlukan antara lain karbon, dimana sumber karbon ini didapatkan dari hidrokarbon minyak bumi (Udiharto 1998). Oleh karena itu, bakteri yang hidup dilingkungan hidrokarbon minyak bumi tetapi tidak mampu memecah hidrokarbon minyak bumi maka tidak akan memperoleh karbon sebagi sumber energinya dan tidak mampu bertahan hidup sehingga proses degradasi minyak bumi akan berjalan sangat lambat. Selain karbon, untuk pertumbuhannya bakteri juga memerlukan unsur lain yaitu, nitrogen, fosfor, belerang, kalium, magnesium dan besi. Dari deretan unsur tersebut, nitrogen dan fosfor merupakan unsur esensial untuk mendukung biodegradasi hidrokarbon minyak bumi (Tafuri 1994).

Pengujian bakteri pada bioremediasi tanah terkontaminasi oli bekas

Pengaruh bakteri terhadap penurunan TPH pada tanah tercemar oli bekas disajikan pada Gambar 5 sebagai berikut :

(25)

Pada pengujian bioremediasi tanah tercemar oli bekas perlakuan C yaitu inokulasi bakteri dengan kode OB9-10% menunjukkan kemampuannya menurunkan kadar TPH pada tanah tercemar oli bekas hingga mencapai konsentrasi 3% dari konsentrasi 10%. Kemampuan bakteri OB9-10% pada perlakuan C lebih baik jika dibandingkan dengan isolat lain dan kontrol dalam mendegradasi oli bekas karena menunjukkan penurunan kadar TPH yang lebih besar. Walaupun belum mampu mendegradasi oli bekas pada tanah sampai kadar TPH < 1% dan masih di atas ambang batas yang telah ditetapkan sesuai KepMenLH No.128 Tahun 2003, isolat-isolat terpilih hasil isolasi dan seleksi yang diujikan lebih mudah dalam mendegradasi oli bekas dibandingkan mendegradasi minyak berat. Hal ini diduga disebabkan karena hidrokarbon strukstur alifatik dari oli bekas lebih sedikit daripada minyak berat.

Secara umum dari masing-masing pengujian baik pengujian dengan bahan pencemar minyak berat ataupun oli bekas, terdapat penurunan TPH yang disebabkan aktivitas bakteri dalam memecah rantai hidrokarbon menjadi senyawa karbon yang digunakan sebagai sumber energi bagi bakteri tersebut. Menurut Manalu (2013), Penurunan konsentrasi TPH ini juga disebabkan karena pertumbuhan bakteri berada pada fase pertumbuhan puncak dimana bakteri membutuhkan energi yang cukup besar, dimana energi ini didapatkan oleh bakteri dari senyawa hidrokarbon.

(26)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil isolasi dan seleksi bakteri yang berpotensi mendegradasi minyak bumi dari jenis minyak berat dan oli bekas diperoleh 5 isolat terpilih yaitu isolat OB3-10% yang diperoleh dari sedimen sungai di daerah Babakan Lebak, OB5-10% dan MB5-5% yang diperoleh dari kotoran sapi kering, OB9-10% yang diperoleh dari tanah rhizosfer keladi, dan MB10-10% yang diperoleh dari tanah disekitar perkebunan sawit.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Alexander M. 1977. Introduction to Soil Microbiology. John Willey and Sons. New York

Atlas, R. M., Bartha, R. 1985. Microbial Ecology. The Benjamin/Cummings Publishing, London.

Anonim 1995. Karakteristik beberapa mikroba lapangan minyak Indonesia dalam perspektif MEOR. Kumpulan makalah simposium III Lemigas. Jakarta

Bartha R, Bossert I. 1984. The treatment and disposal of petroleum wastes. Di dalam: Atlas RM, editor. Petroleum Microbiology. New York: Macmillan Publishing Co. hlm 553-577.

Cappucino, J.G. &Sherman, N. 1992. Microbiology a Laboratory Manual. USA: The Benjamin/Cummings Publishing.

Charlena. 2010. Bioremediasi Tanah Tercemar Limbah Minyak Berta Menggunakan Konsorsium Bakteri [Disertasi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Gordon, Ray. 1994. Bioremediation and Its Application to Exxon Valdez Oil Spill in Alaska. http://www.geocities.com/capecanaveral/lab/ 2094/

Gurujeyalaksmi G & Oril P. 1989. “Isolation of Phenol Degrading Bacillisstearo thermophilus and Partial Characteristic of The Phenol Hidroxilase,” Appl Environ Microbiol Volume: 55 nomor: 2 (1989), 500-502.

Hadioetomo RS. 1992. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta (ID): Gramedia.

Kadarwati S, Udiharto M, Legowo EH, Bagio E, Rahman M, Jasjfi E. 1994. Aktivitas Mikroba dalam Transformasi Substitusi di Lingkungan Hidrokarbon. Lembaran Publikasi Lemigas, Jakarta. 2:28-38.

Kontawa A. 1993. Klasifikasi minyak bumi Indonesia. Lembaran Publikasi Lemigas 2:21-26.

Manalu RT. 2013. Aplikasi Bakteri Lokal Indonesia dalam Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Minyak Berat, Minyak Ringan, dan Limbah Oli Bekas [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Margesin R, Schinner F. 2001. Bioremediation (Natural attenuation and biostimulation) of diesel-oil-contaminated soil in an Alpine glacier skiing area. Appl. Environ. Microbiol. 67(7):3127-3133

Matalova K. 2005. “Isolation and Characterization of Hydrocarbon Degrading Bacteria from Environmental Habitats in Western New York State,” Thesis of Departement of Chemistry. Rechester Institute of Technology : Rochester.

Miller RM. 1995. Surfactant enhanced bioavailability of slighty soluble organic compounds. Di dalam: Skipper HD, Turco RF, editors. Bioremediation: Science and Applications. SSSA Special Publication 43. hlm 33-54.

(28)

Munawar, Mukhtasor, Surtiningsieh T. 2007. Bioremediasi Tumpahan Minyak Mentah dengan Metode Biostimulasi Nutrient Organicdi Lingkungan Pantai Surabaya Timur. Berk. Panel. Hayati. 13: 91-96.

Nugroho, A. 2006. Bioremediasi Hidrokarbon Minyak Bumi. Graha Ilmu, Jakarta Nurhariyati T, Ni’matuzahroh, Surtiningsieh T. 2006. Biodegradasi Minyak oleh

Rhodotorulla dan Candida hasil Isolasi dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Berk. Penel. Hayati. 12: 27-31.

OTA [Office of Technology Assessment]. 1991. Bioremediation for Marine Oil Spillsw. OTA-BP-O-70 Washington DC: U.S. Goverment Printing Office.

Priyono R. 2008. Target 2008 tercapai, 202 sumur ekplorasi dibor tahun 2009. Buletin BPMIGAS No 54. Hal 3-5.

Suwanto A., B Friska, dan I Sudirman. 1996. Karakterisasi Pseudomonas fluorescens B29 dan B39; Profil DNA Genom, Uji Hipersensitivitas, dan Asai Senyawa Bioaktif. Hayati 3 (1):15 – 20p.

Yuliar G, Kartina, Sugiarto A. 1995. Inventarisasi kapang pendegradasi petroleum. Laporan teknik penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan biota Indonesia Pusat penelitian dan pengembangan biologi. LIPI. Bogor.

Schlegel HG & K Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Terjemahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Udiharto M. 1996. Bioremediasi minyak bumi. Di dalam: Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Peranan Bioremediasi dalam Pengelolaan Lingkungan Cibinong, 24-28 Juni 1996. hlm 24-39.

(29)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Dosis dan komposisi media tumbuh

Nama Media Komposisi Dosis/liter

NA - 28 g

Minimal K2HPO4

NH4Cl MgSO4.7H2O

Yeast Extract Casamino Acid

Trace element Heavy oil

0,5 g 1 g 20 mg

(30)

Lampiran 2 Data Uji aktivitas bakteri pada tanah terkontaminasi minyak berat

Waktu Perlakuan Berat botol awal Berat botol akhir gr TPH % TPH

Minggu kedua a 85,46 85,93 0,47 9,4

b 93,12 93,52 0,4 8

c 137,19 137,62 0,43 8,6

d 135,36 135,81 0,45 9

e 105,97 106,39 0,42 8,4

f 112 112,4 0,4 8

Minggu Ketiga a 85,67 86,14 0,47 9,4

b 135,25 135,64 0,39 7,8

c 85,52 85,92 0,4 8

d 85,38 85,81 0,43 8,6

e 86,05 86,44 0,39 7,8

f 85,65 86,01 0,36 7,2

Minggu Keempat a 85,22 85,68 0,46 9,2

b 85,8 86,17 0,37 7,4

c 106,95 107,32 0,37 7,4

d 102,77 103,19 0,42 8,4

e 104,11 104,5 0,39 7,8

(31)

Lampiran 3 Data Uji aktivitas bakteri pada tanah terkontaminasi oli bekas

Waktu Perlakuan Berat botol awal Berat botol akhir gr TPH % TPH

Minggu kedua a 85,57 85,99 0,42 8,4

b 85,7 86,07 0,37 7,4

c 85,73 86,08 0,35 7

d 104,76 105,14 0,38 7,6

e 106,93 107,29 0,36 7,2

f 102,83 103,18 0,35 7

Minggu Ketiga a 104,7 105,09 0,39 7,8

b 85,65 85,96 0,31 6,2

c 85,69 85,98 0,29 5,8

d 111,94 112,3 0,36 7,2

e 106,89 107,16 0,27 5,4

f 102,77 103,09 0,32 6,4

Minggu Keempat a 112 112,3 0,3 6

b 93,12 93,39 0,27 5,4

c 85,46 85,61 0,15 3

d 111,6 111,86 0,26 5,2

e 86,05 86,22 0,17 3,4

Gambar

Tabel 1 Fraksi umum minyak bumi berdasarkan titik didih.
Gambar 1 Seleksi bakteri pendegradasi hidrokarbon minyak berat dan oli bekas (a); hasil seleksi (b)
Tabel 3 Morfologi koloni bakteri pendegradasi minyak berat dan oli bekas
Tabel 4 Hasil pengujian biokimia
+4

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini berdasarkan amanat RPJM tahun 2010-2014 bahwa target usulan DOB ditargetkan sejumlah 0 DOB atau yang lebih banyak dikenal sebagai kebijakan moratorium

Begini mas, ini yang banyak disalah mengerti oleh masyarakat awam. Menjadi transgender bukanlah sebuah keputusan pribadi. Transgender itu sama halnya seperti manusia

Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Balitsereal, Maros yang berlangsung pada Maret hingga Oktober 2016 yang terdiri atas 3 kelompok jagung fungsional yaitu 4 genotipe jagung

Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam perancangan Lembaga Pendidikan Desain Komuniasi Visual di Semarang, selain itu diharapkan dapat bermanfaat sebagai

Nurhadi |Cerai Bersyarat (Shighat Ta’liq) menurut Dual Sistem Hukum.... 30 Begitu juga berdasarkan hadis yang diriwayatkatkan Imam Bukhari dalam hal perjanjian. Kata

Menilai hasil penelitian atau hasil pemikiran dosen yang diterbitkan pada Majalah llmiah Nasional dan lnternasional.. Menilai'hasil penelitian'atau hasil pemikiran berdasarkan

Secara keseluruhan penjelasan dari judul penelitian ini “‟ Pengaruh Sektor Industri Pengolahan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Kota Bandar Lampung Perspektif

[r]