• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAK KEKAYAAN DAN INTELEKTUAL ID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAK KEKAYAAN DAN INTELEKTUAL ID"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

0

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

OLEH

SONIA CAROLLINE BATUBARA D1A 014 311

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

1

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah Swt., karena dengan

hidayah dan inayah-Nya tulisan mengenai Hak Kekayaan Intelektual ini dapat terselesaikan

penyusunannya. Hak Kekayaan Intelektual adalah suatu wadah untuk melindungi ide-ide

cemerlang dan kreatif dari seseorang atau sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan

intelektual manusia yang telah diciptakan agar tidak diklaim atau di bajak oleh pihak lain.

Oleh karena pentingnya pengetahuan seputar HKI tersebut, mudah-mudahan tulisan

ini dapat melengkapi beberapa tulisan mengenai Hak Kekayaan Intelektual yang sudah ada

sehingga lebih memperkaya pengetahuan pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pengantar Hukum

Indonesia kami Bapak Dr. Muhammad Imam Purwadi, S.H., M.H. yang telah membagikan

ilmunya kepada kami, semoga jasa yang telah diberikan akan mendapat balasan dari Allah

Swt.

Mataram, Juni 2015

(3)

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………….……….……… 1

DAFTAR ISI ………..……….………... 2

A. PENGERTIAN HKI ………..…………..…..………….……… 3

B. DASAR HUKUM HKI DI INDONESIA ………. 4

C. KLASIFIKASI HKI 1. Hak Cipta (Copyrights)………..… 5

2. Hak Atas Kekayaan Industri (Industrial Property Right) a. Paten (Patent)…….…..….…….………..………… 6

b. Merek (Trademark) ………. 7

c. Rahasia Dagang (Trade Secret)………...……… 8

d. Desain Industri (Industrial Design) ……… 8

e. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Layout Design of Integrated Circuit) ……… 9

(4)

3

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

A.

PENGERTIAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dalam ilmu hukum, kekayaan milik intelektual dimasukkan dalam golongan

hukum harta kekayaan, khususnya hukum benda (zakenrecht) yang mempunyai objek

benda intelektual, yaitu benda yang tidak berwujud. Istilah Hak Kekayaan Intelektual

(HKI) merupakan padanan dari istilah intellectual property sebagaimana yang

dikemukakan oleh Thomas W. Dunfee dan Frank F. Gibson, yang berarti suatu

manifestasi fisik suatu gagasan praktis kreatif atau artistik serta cara tertentu dan

mendapatkan perlindungan hukum.

World Intellectual Property Organization (WIPO) merumuskan intellectual

property sebagai hasil karya manusia baik hasil karya yang berupa aktivitas dalam ilmu

pengetahuan, industry, kesusastraan dan seni. Ruang lingkup Hak Kekayaan Intelektual

seperti dirumuskan oleh WIPO itu mempunyai pengertian luas yang mencakup, antara

lain: karya kesusastraan, pertunjukan oleh para artis, ilmu pengetahuan (scientific),

penyiaran audi visual artistic, penemuan ilmiah. Perlu ditegaskan dalam Hak Kekayaan

Intelektual yang dilindungi bukanlah idea atau gagasannya, tetapi kreasi yang dihasilkan

dari idea tau gagasan tersebut.

Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) adalah padanan kata yang

biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam

bahasa Jermannya. Istilah atau terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan

untuk pertama kalinya pada tahun 1790 adalah Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan

tentang hak milik dari si pencipta ada pada bukunya. Yang dimaksud dengan hak milik

disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian isinya. HKI terdiri dari

tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual.

Sistem HKI merupakan hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk

mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Hak

eksklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HKI (inventor, pencipta,

pendesain dan sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya

(5)

4

lagi, sehingga dengan sistem HKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui

mekanisme pasar.

Disamping itu sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik

atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi

atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Dengan dukungan

dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan

maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk

memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi.

Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual, antara lain:

1. Prinsip Ekonomi, yang akan memberikan keuntungan kepada pemilik yang

bersangkutan.

2. Prinsip Keadilan, yang akan memberikan perlindungan dalam pemilikannya.

3. Prinsip Kebudayaan, yang akan meningkatkan taraf kehidupan, peradaban dan

martabat manusia yang akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa, dan

negara.

4. Prinsip Sosial, yang akan memberikan perlindungan berdasarkan keseimbangan

kepentingan individu dan masyarakat

B.

DASAR HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DI INDONESIA

Pengaturan hukum terhadap hak kekayaan intelektual di Indonesia dapat

ditemukan dalam:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten;

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek;

4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Varietas Tanaman;

5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang;

6. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri;

(6)

5

C.

KLASIFIKASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Menurut World Intellectual Property Organization (WIPO), Hak Kekayaan

Intelektual biasanya dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

f. Hak Cipta (Copyrights)

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta,

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencita atau penerima hak untuk mengumumkan

atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak

mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Hak cipta merupakan hak khusus, karena hanya diberikan kepada pencipta

atau pemegang hak tersebut. Orang lain dilarang menggunakan hak tersebut kecuali

mendapatkan izin dari pencipta atau orang yang mempunyai hak cipta.

Hak cipta terdiri atas hak ekonomi (economic righst) dan hak moral (moral

rights). Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan

serta produk hak terkait, sedangkan hak moral adalah hak yang melekat pada diri

pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apa pun,

walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan.

Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak, sehingga hak cipta dapat

dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat,

perjanjian tertulis, atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan

perundang-undangan. Hak cipta yang dimiliki oleh ahli waris atau penerima wasiat tidak dapat

disita kecuali jika hak tersebut diperoleh secara melawan hukum.

Dalam Pasal 12 UU Hak Cipta, Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam

bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup:

a. buku, Program Komputer, pamphlet, perwajahan (lay out) karya tulis yang

diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;

b. ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

e. drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomime;

f. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi

seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;

(7)

6

g. Hak Atas Kekayaan Industri (Industrial Property Right)

Hak atas Kekayaan Industri meliputi:

a. Paten (Patent)

Menurut UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten, yang dimaksud dengan Paten

adalah hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya

di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri

penemuannya tersebut atau memberikan pesetujuannya kepada orang lain untuk

melaksanakannya.

Paten sederhana adalah setiap penemuan berupa produk atau alat yang baru

dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi,

konstruksi, atau komponen.

Suatu penemuan dianggap baru, jika pada saat pengajuan permintaan paten

penemuan tersebut tidak sama atau tidak merupakan bagian dari penemuan

terdahulu. Pemberian hak paten bersifat teritorial, yaitu mengikat hanya dalam

lokasi tertentu. Dengan demikian, untuk mendapatkan perlindungan paten di

beberapa negara atau wilayah, seseorang harus mengajukan aplikasi paten di

masing-masing negara atau wilayah tersebut.

Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten,

paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun, terhitung sejak tanggal

penerimaan dan jangka itu tidak dapat diperpanjang. Sedangkan untuk paten

seerhana diberikan jangka waktu 10 tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan dan

jangka waktu tersebut tidak dapat diperpanjang.

Paten diberikan berdasarkan permohonan dan setiap permohonan hanya dapat

diajukan untuk satu invensiatau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan

(8)

7

kepada Direktorat Jendral Hak Paten Departemen Kehakiman dan HAM. Namun,

permohonan dapat diubah dari paten menjadi paten sederhana.

Berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten,

paten dapat dialihkan baik seliruh maupun sebagian karena pewarisan, hibah,

wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan

perundang-undangan dengan pencatatan oleh derektorat jendral pengalihan paten.

b. Merek (Trademark)

Merk diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,

susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya

pembeda dan dipergunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Untuk

mendapatkan hak atas merk harus mendaftarkan mereknya pada Direktorat

Jenderal HKI Departemen Kehakiman. Proteksi terhadap merek yang telah

didaftarkan tidak dibatasi masa berlakunya.

Merek terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk jangka waktu 10

tahun sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu perlindungan dapat

diperpanjang dengan jangka waktu yang sama.

Hak merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan karena pawarisan, hibah,

wasiat, perjanjian atau seba-sebab lain yang dibenarkan oleh perundang-undangan.

Penghapusan pendaftaran merek dari daftar umum merek dapat dilakukan atas

prakarsa direktorat jendral berasarkan permohonan pemilik merek yang

bersangkutan atau pihak ketiga dalam bentuk gugatankepada pengadilan niaga.

Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain secara

tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau

keseluruhannyauntuk barang atau jasa yang sejenis, berupa gugatan ganti rugi

dan/atau penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek

tersebut. Sanksi yang dikenakan terhadap masalah merek berupa pidana dan

(9)

8 c. Rahasia Dagang (Trade Secret)

Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang

teknologi dan/atau bisnis yang mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam

kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.

Perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan,

metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang

memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat.

Syarat pengajuan perlindungan sebagai HKI, meliputi prinsip perlindungan

otomatis dan perlindungan yang diberikan selama kerahasiaannya terjaga. Pemilik

HKI berhak menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya atau

memberikan lisensi atau melarang pihak lain untuk menggunakannya. Jangka

waktu perlindungan rahasia dagang adalah sampai dengan masa dimana rahasia itu

menjadi milik publik.

Dalam Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia

Dagang, hak rahasia dagang dapat beralih/dialihkan karena pewarisan, hibah,

wasiat, perjanjian, dan sebab lain yang dibenaran oleh undang-undang. Pengalihan

harus disertai dengan pengalihan dokumen-dokumen yang menunjukan terjadinya

pengalihan rahasia dagang. Sanksi yang diberikan untuk masalah rahasia dagang

berupa pidana dan denda.

d. Desain Industri (Industrial Design)

Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain

Industri menyebutkan bahwa Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk,

konfigurasi, atau komposisi, garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang

berbentuk tiga dimensi yang mengandung nilai estetika dan dapat diwujudkan

dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan

suatu produk, barang atau komoditi industri dan kerajinan tangan.

Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada

pendesain atas hasil resainya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri,

(10)

9

Jangka waktu perlindungan terhadap hak desain industri diberikan 10 tahun

sejak tanggal penerimaan dan tercatat dalam daftar umum desain industri dan

diberitakan dalam berita resmi desain industri.

Setiap hak desain industri diberikan atas dasar permohonan ke Direktorat

Jendral Desain Industri secara tertulis dalam bahasa Indonesia. Pengalihan hak ini

dapat dilakukan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain

yang dibenarkan perundang-undangan dan wajib dicatat dalam daftar umum desain

industri. Desain industri terdaftar hanya dapat dibatalkan atas permintaan

pemegang lisensi. Sanksi yang diberikan untuk masalah desain industri berupa

pidana dan denda.

e. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Layout Design of Integrated Circuit)

Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh

negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama

waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuanya kepada pihak

lain untuk melaksanakan hak tersebut.

Jangka waktu perlindungan hak ini diberikan selama 10 tahun sejak pertama

kali desain tersebut di eksplotasi secara komersial.hak ini dapat beralih/dialihkan

karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan

oleh perundang-undangan. Sanksi yang diberikan untuk masalah desain tata letak

(11)

10

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Asikin Zainal. Hukum Dagang. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2014.

INTERNET

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Belajar 2: Menggunakan Strategi Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) 1.. Sistem Persamaan Linear Dua

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar1. Tentukan panjang

Pemberian warga negara berdasarkan asas kelahiran dibedakan menjadi dua yaitu ius soli (berdasarkan tempat kelahiran) dan ius sanguinis (berdasarkan pertalian darah), kedua asas

2 KEMAHIRAN Gimnastik Asas  Kemahiran Hambur dan Pendaratan Aspek 1 : Kemahiran Pergerakan (Domain Psikomotor) Standard Kandungan 1.2 Melakukan kemahiran

Arahan program yang dapat dilakukan pada areal prioritas 5 adalah: (1) Pada lahan agak kritis, potensial kritis maupun tidak kritis dengan jarak 100 meter kiri kanan badan

Pada tahun 1822 Charles Babbage menciptakan sebuah mesin hitung yang diberi nama mesin differensial, mesin ini bertenaga uap dan dapat menyimpan program dan dapat melakukan

Ada beberapa tujuan pendidikan agama Islam yang dipaparkan oleh (Daradjat, 2011:30-33) antara lain : Tujuan Umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua

Pada abad ke-2, ada banyak orang Kristen yang berbahasa Siria, sehingga dipandang perlu untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa mereka, dan seorang yang