• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPR REDUCTION ANALYSIS USING DISTORTION REDUCTION ALGORITHM ON SC-FDMA SYSTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PAPR REDUCTION ANALYSIS USING DISTORTION REDUCTION ALGORITHM ON SC-FDMA SYSTEM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS REDUKSI PAPR MENGGUNAKAN ALGORITMA DISTORTION REDUCTION PADA

SISTEM SC-FDMA

PAPR REDUCTION ANALYSIS USING DISTORTION REDUCTION ALGORITHM ON SC-FDMA SYSTEM

Mohammad Salman Al Faris1, Arfianto Fahmi2, Saleh Dwi Mardiyanto3

1,2,3Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Telkom

[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstrak

Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) adalah suatu teknik yang memiliki

kinerja serta kompleksitas yang sama secara sebagaimana pada Orthogonal Frequency Division Multiple

Access (OFDMA). Kelebihan utama SC-FDMA bila dibandingkan dengan OFDMA adalah nilai Peak to

Average Power Ratio (PAPR)-nya yang lebih rendah. Walaupun begitu, peningkatan SC-FDMA tetap dapat

dilakukan dengan cara mengurangi PAPR. Salah satu metode yang paling efektif dan simpel yang dapat digunakan adalah clipping. Akan tetapi, metode ini menghasilkan noise clipping yang akan menurunkan performansi sistem berupa in-band distortion dan out-of-band radiation. Farouk A. K. Al-fuhaidy dan Hossam Eldin A. Hassan mengusulkan suatu algoritma yang menggunakan clipping dan filtering yang diulang dengan parameter Clipping Ratio (CR) optimal yang dipilih melalui simulasi sehingga tidak menimbulkan degradasi Bit Error Rate (BER) yang signifikan. Dalam penelitian ini, dilakukan penerapan algoritma tersebut untuk SC- FDMA dengan jumlah subcarrier, banyaknya iterasi clipping dan filtering, dan ukuran Inverse Fast Fourier Transform (IFFT) yang berbeda. Hasil simulasi menunjukkan bahwa algoritma Distortion Reduction yang memanfaatkan teknik Repeated Clipping and Filtering (RCF) menghasilkan perbaikan PAPR sebesar 1 dB pada probabilitas Complementary Cumulative Distribution Function (CCDF) terkecil (0.01%). Dan algoritma ini juga tidak berpengaruh terhadap BER secara signifikan.

kata kunci : SC-FDMA, PAPR, CR, RCF Abstract

Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) is a technique with overall same performance and complexity with Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA). The main advantage of SC-FDMA with OFDMA is the lower Peak to Average Power Ratio (PAPR). Despite of that, the improvement in SC-FDMA still can be applied by lowering the PAPR. Farouk A. K. Al-fuhaidy and Hossam Eldin A. Hassan propose an algorithm that work by findingan optimum Clipping Ratio (CR) which is selected through simulation and then processed by Repeated Clipping and Filtering (RCF) technique so that could reduce PAPR with out produce a significant Bit Error Rate (BER) degradation. In this final project, the algorithm is applied with different amount of subcarrier, RCF iterations, and also different Inverse Fast Fourier Transform (IFFT) sizein RCF technique. The result of the simulation shows that the Distortion Reduction algorithm that use RCF technique produce 1dB improvement in PAPR at the smallest probability of Complementary Cumulative Distribution Function (0.01%) and the algorithm also doesn’t influence BER significantly.

(2)

1. Pendahuluan

Tuntutan akan layanan data wireless yang kaya akan media telah membawa banyak perhatian terhadap teknik-teknik high speed mobile broadband wireless pada beberapa tahun ini. Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM), yang mana adalah sebuah teknik komunikasi multicarrier, telah diterima secara luas. Hal itu disebabkan oleh ketahanannya melawan kanal frequency selective fading yang umum terjadi pada

broadband mobile wireless communications. OFDMA adalah perpanjangan dari OFDM untuk

mengakomodasi multiple simultaneous users Belakangan ini, OFDMA tradisional telah diadopsi oleh Third

Generation Partnership Project (3GPP) untuk transmisi downlink dalam teknologi yang distandarkan untuk

sistem selular Long Term Evolution. Untuk transmisi uplink teknologi yang digunakan ialah SC-FDMA yang memiliki keunggulan PAPR yang lebih rendah[1].

Farouk A. K. Al-fuhaidy dan Hossam Eldin A. Hassan mengusulkan algoritma distortion reduction[1] yang mencari nilai Clipping Ratio (CR) yang optimal terlebih dahulu untuk kemudian diproses pada teknik

clipping and filtering untuk mereduksi PAPR pada SC-FDMA. RCF sendiri adalah pengembangan dari teknik

clipping yang dipadukan dengan proses filtering secara iteratif pada domain frekuensi. Dalam penelitian ini, akan diperluas pengujian dari algoritma tersebut pada kondisi jumlah subcarrier, banyaknya iterasi RCF, dan ukuran Inverse Fast Fourier Transform (IFFT) pada teknik RCF yang berbeda.

Selain nilai PAPR, parameter lain yang menyatakan kehandalan suatu sistem adalah nilai BER. Maka pada penelitian ini juga akan dibandingkan nilai BER sistem SC-FDMA konvensional dengan sistem SC- FDMA yang menggunakan algoritma distortion reduction.

2. Teknik Repeated Clipping dan Filtering dan Perancangan Sistem

Metode yang paling sederhana untuk mengurangi PAPR SC-FDMA adalah dengan cara melakukan clippada peak-peak amplitudo yang tinggi. Akan tetapi, proses clipping ini menyebabkan distorsi in-band dan radiasi out-of-band. Out-of-band radiation dapat direduksi dengan proses filtering. Filtering menghasilkan beberapa peak regrowth sebagaimana teknik-teknik clip and filteryang lain. Fungsi clipping dilakukan pada domain waktu.

2.1 SC-FDMA[3]

SC-FDMA merupakan sebuah teknik multipleaccess baru yang menggunakan modulasi single-carrier di sisi transmiter dan frequency domain equalization (FDE) di sisi receiver. Sistem SC-FDMA merupakan OFDMA yang ditambahkan operasi DFT, dimana simbol data dalam domain waktu ditransformasikan ke domain frekuensi dengan menggunakan operasi DFT.

Gambar 1. Struktur transmitter dan receiver pada OFDM dan SC-FDMA[3]

(3)

Di receiver, sinyal yang diterima ditransformasi ke domain frekuensi menggunakan DFT, dipetakan kembali, dan dilakukan persaman domain frekuensi. Karena SC-FDMA menggunakan modulasi single carrier, maka terjadi inter-symbol interference (ISI) sehingga dibutuhkan equalization untuk mengatasi ISI. Selanjutnya sinyal ditransformasi ke domain waktu menggunakan IDFT. Deteksi dan decoding dilakukan dalam domain waktu.

DFT pada transmitter SC-FDMA memiliki 2 fungsi yaitu mengubah sinyal dalam domain waktu menjadi domain frekuensi dan berfungsi untuk membuat frekuensi multiplexing atau multiple access walaupun menggunakan transmisi single carrier. Setiap user dimultiplexing dengan frekuensi yang berbeda-beda.

Gambar 2. Perbandingan Spektrum antara OFDMA dan SC-FDMA[3]

2.2 Model Sistem

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara umum model transmitter SC-FDMA secara umum. Selanjutnya akan dibandingkan dengan model transmitter SC-FDMA dengan teknik RCF.

(4)

2.3 Diagram Alir Perancangan Sistem Secara Umum

mbar 1. Flowchar

asi menggunakan tem SC-FDMA de

Subcarrier terhad

Nilai PAPR Ga t

.

3. Pembahasan

Pada penelitian ini akan dijelaskan hasil simul MATLAB 7.8.0 dari penerapan algoritma Distortion Reduction yang digunakan pada sis ngan skema yang telah dibuat beserta analisanya.

3.1 Pengaruh Teknik Modulasi dan Jumlah ap PAPR tanpa Blok Reduktor

3.1.1 Pengaruh Jenis Teknik Modulasi pada

Gambar 5. Grafik pengaruh jenis teknik modulasi terhadap nilai PAPR

(5)

3.1.2 Pengaruh Jumlah Subcarrier pada Nilai PAPR

Gambar 8 Grafik pengaruh jumlah subcarrier terhadap nilai PAPR

Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal PAPR antara jumlah subcarrier 512 dengan 1024. Hal ini dikarenakan penambahan jumlah subcarrier sama dengan penambahan nilai nol pada input IFFT yang tidak berpengaruh pada fluktuasi amplitudo simbol SC-FDMA sehingga nilai PAPR juga tidak terpengaruh.

Tabel 2 Data PAPR pengaruh jumlah subcarrier

3.2 Pengaruh Nilai Clipping Ratio pada Reduksi PAPR dengan Menggunakan Algoritma Distortion Reduction

3.2.1 Pengaruh Nilai Clipping ratio pada Modulasi QPSK

(a) (b)

Gambar 9 PAPR sebelum dan sesudah proses Clipping and Filtering pada modulasi QPSK (a) subcarrier 512, (b) subcarrier 1024

Dari gambar di atas, terlihat proses RCF yang digunakan pada algoritma distortion reduction membuat bentuk grafik tampak curam pada probabilitas CCDF tertentu. Hal tersebut disebabkan oleh sifat reduksi dengan metode clipping pada algoritma distortion reduction yang memotong amplitudo sinyal dalam level daya yang telah ditetapkan berdasarkan CR. Semakin kecil nilai CR, semakin kecil PAPR yang didapat karena semakin besar amplitudo simbol SC-FDMA yang terpotong sehingga perbandingan amplitudo maksimum dengan amplitudo minimumnya semakin kecil.

(6)

3.2.2 Pengaruh Nilai Clipping Ratio pada Modulasi 16-QAM

(a) (b)

Gambar 10 PAPR sebelum dan sesudah proses Clipping and Filtering pada modulasi 16-QAM (a) subcarrier 512, (b) subcarrier 1024

Gambar di atas menunjukkan Semakin kecil nilai CR, semakin kecil PAPR yang didapat karena semakin besar amplitudo simbol SC-FDMA yang terpotong sehingga perbandingan amplitudo maksimum dengan amplitudo minimumnya semakin kecil. Dalam hal ini, algoritma distortion reduction berhasil menurunkan nilai PAPR pada modulasi 16-QAM untuk kedua nilai subcarrier. Berikut tabel mengenai analisis numerik dari nilai PAPR untuk modulasi 16-QAM.

Tabel 5 data PAPR modulasi 16-QAM Tabel 6 Nilai perbaikan PAPR untuk 16-QAM

3.3 Pengaruh Jumlah Iterasi Clipping and Filtering pada Reduksi PAPR dengan Menggunakan Algoritma Distortion Reduction

3.3.1 Pengaruh Jumlah Iterasi pada modulasi QPSK

(c) (d)

Gambar 11 Grafik pengaruh jumlah iterasi Clipping and Filtering pada reduksi PAPR pada modulasi QPSK dengan (a) 512 subcarrier, (b) 512 subcarrier (dibesarkan), (c) 1024 subcarrier, (d)

1024 subcarrier (dibesarkan)

(7)

Tabel 7 Data PAPR modulasi QPSK Tabel 8 nilai Perbaikan PAPR QPSK

3.3.2 Pengaruh Jumlah Iterasi pada Modulasi 16-QAM

(b) (c)

Gambar 12 Grafik pengaruh jumlah iterasi clipping and filtering pada reduksi PAPR pada modulasi 16-QAM dengan (a) 512 subcarrier, (b) 512 subcarrier (dibesarkan), (c) 1024 subcarrier, (d)

1024 subcarrier (dibesarkan)

Terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang cukup signifikan dalam besaran perbaikan PAPR antara jumlah iterasi satu dengan jumlah iterasi 2, 3, dan 4 dalam hal PAPR, baik untuk jumlah subcarrier 512 maupun 1024. Akan tetapi, terlihat bahwa semakin banyak iterasi proses RCF, semakin nilai PAPR semakin kecil. Meskipun begitu, perbaikan PAPR yang didapat mengalami penurunan pada setiap kali iterasi berikutnya.

3.4 Pengaruh Ukuran IFFT pada Reduksi PAPR dengan Menggunakan Algoritma Distortion Reduction

3.4.1 Pengaruh Ukuran IFFT pada Modulasi QPSK

(b) (c)

Gambar 13 Grafik pengaruh ukuran IFFT clipping and filtering pada reduksi PAPR pada modulasi QPSK dengan (a) 512 subcarrier, (b) 512 subcarrier (dibesarkan), (c) 512 subcarrier (dibesarkan lagi), (d) 1024 subcarrier, (e) 1024 subcarrier (dibesarkan), (f) 1024 subcarrier

(8)

Gambar di atas menunjukkan bahwa perbedaan ukuran IFFT tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai PAPR dari masing-masing nilai IF, baik untuk jumlah subcarrier 512 maupun 1024. Akan tetapi, terlihat bahwa semakin besar ukuran IFFT pada proses RCF yang digunakan, semakin besar pula nilai PAPR.

3.4.2 Pengaruh Ukuran IFFT pada Modulasi 16-QAM

(b) (c)

Gambar 14 Grafik Pengaruh Ukuran IFFT Clipping and Filtering pada reduksi PAPR pada modulasi 16-QAM dengan (a) 512 subcarrier, (b) 512 subcarrier (dibesarkan), (c) 512 subcarrier

(dibesarkan lagi), (e) 1024 subcarrier, (e) 1024 subcarrier (dibesarkan), (f) 1024 subcarrier (dibesarkan lagi)

Dari gambar di atas, terlihat bahwa semakin besar ukuran IFFT pada proses RCF yang digunakan, semakin besar pula nilai PAPR. Dari tabel 4.14 di bawah terlihat bahwa untuk ukuran IFFT yang semakin besar pada proses RCF maka nilai perbaikan PAPR-nya pun semakin besarHal ini dikarenakan penambahan ukuran IFFT akan menambah peluang terjadinya superposisi amplitudo puncak menjadi lebih besar yang akan menambah peluang nilai PAPR. Sehingga nilai PAPR yang semakin tinggi akan terjadi pada ukuran IFFT yang paling besar pada proses RCF.

3.5 BER Sistem

Analisis BER pada simulasi dilakukan pada sistem SC-FDMA dan pada sistem SC-FDMA dengan reduktor PAPR.

3.5.1 Pengaruh Algoritma Distortion Reduction terhadap Performansi BER pada Sistem SC-FDMA dengan modulasi QPSK

Gambar 15 Grafik pengaruh kombinasi reduktor terhadap nilai BER

(9)

3.5.2 Pengaruh Algoritma Distortion Reduction terhadap Performansi BER pada Sistem SC-FDMA dengan modulasi 16-QAM

Gambar 16 Grafik Pengaruh Kombinasi Reduktor terhadap Nilai BER

Terlihat pada gambar di atas, bahwa nilai BER untuk SC-FDMA pada modulasi 16-QAM dengan menggunakan reduktor PAPR tidak terlalu mempengaruhi kinerja sistem SC-FDMA tanpa reduktor PAPR. Terlihat pada BER 10-4 terlihat terjadi penurunan performansi yang kurang signifikan. Hal ini disebabkan karena pemilihan nilai CR yang paling tidak merusak sinyal SC-FDMA.

4. Penutup

Dari hasil pengujian dan analisis simulasi dalam Penelitian ini, dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Mapper QPSK memiliki nilai PAPR lebih rendah daripada 16QAM. Nilainya berkisar 8,0 dB sedangkan 16-QAM berkisar 9,2 dBuntuk nilai CCDF 10-4.

2. Pada jumlah subcarrier 512 dan 1024 tidak terjadi perbedaan yang signifikan dalam hal PAPR. Pada simulasi, sistem dengan 512 subcarrier memiliki perbedaan sebesar 0.4 dB dengan sistem yang memiliki 1024 subcarrier untuk nilai CCDF 10-4.

3. Semakin kecil clipping ratio (CR), semakin kecil juga nilai PAPR. Pada nilai CR 2.5dB nilai PAPRnya berkisar 5dB, pada CR 3 dB memberikan nilai PAPRnya 6 dB, sedangkan pada CR 3.5dB yang merupakan nilai clipping ratio optimum hasil pemilihan melalui algoritma Distortion Reduction, nilai PAPRnya berkisar 7 dB, seluruhnya diukur pada CCDF 10-4.

4. Semakin banyak jumlah iterasi proses clipping and filtering pada algoritma Distortion Reduction, maka semakin banyak juga penurunan nilai PAPR yang dihasilkan. Untuk iterasi sebanyak 1 kali nilai PAPRnya berkisar 7.1874, untuk iterasi sebanyak 1 kali nilai PAPRnya berkisar 7.0808, untuk iterasi sebanyak 1 kali nilai PAPRnya berkisar 7.0537, untuk iterasi sebanyak 1 kali nilai PAPRnya berkisar 7.0405, seluruhnya diukur pada CCDF 10-4.

5. Semakin besarukuran IFFT di dalam proses clipping and filtering pada algoritma Distortion Reduction, maka semakin kecil penurunan nilai PAPR yang dihasilkan. Untuk ukuranIFFT sebesar 1 kali ukuran subcarrier nilai PAPRnya berkisar 7.0000, untuk ukuran IFFT sebesar 1 kali ukuran subcarrier nilai PAPRnya berkisar 7.0043, untuk ukuranIFFT sebesar 1 kali ukuran subcarrier nilai PAPRnya berkisar 7.0091, untuk ukuranIFFT sebesar 1 kali ukuran subcarrier nilai PAPRnya berkisar 7.0406, seluruhnya diukur pada CCDF 10-4.

6. Penerapan algoritma Distortion Reduction tidak menimbulkan distorsi yang signifikan terhadap nilai BER SC-FDMA.

Daftar Pustaka

[1] Farouk A. K. Al-fuhaidy, Hossam Eldin A. Hassan, and Khairy El-barbary, " Peak-to-Average Power Ratio Reduction for SCFDMA using Distortion Reduction Algorithm," International Journal of Research

and Reviews in Computer Science (IJRRCS), Vol. 2, No. 3, June 2011

[2] Hana Pamora, Analisa Reduksi PAPR menggunakan Teknik Selective Mapping Termodifikasi dengan

Kode Blok Linier pada Sistem OFDM. Bandung: IT Telkom, 2012.

[3] Hyung G. Myung dan David J. Goodman, SC-FDMA: A New Air Interface for Long Term EvolutionI). Wiley and Sons : 2008.

Gambar

Gambar 2. Perbandingan Spektrum antara OFDMA dan SC-FDMA[3]
Gambar 5. Grafik pengaruh jenis teknik modulasi terhadap nilai PAPR
Tabel 3 Data PAPR modulasi QPSK                      Tabel 4 Nilai perbaikan untuk modulasi QPSK
Tabel 5 data PAPR modulasi 16-QAM                   Tabel 6 Nilai perbaikan PAPR untuk 16-QAM
+4

Referensi

Dokumen terkait

Rusydi Abubakar, Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Jamu Di Banda Aceh, Jurnal Sistem Teknik Industri Volume

Terima kasih atas segala bantuan yang diberikan kepada saya selama ini dalam pembuatan.. proses karya ilmiah ini hingga selesai dan menjadi

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN TERHADAP PROFIL KELARUTAN DAN VARIASI BERAT MOLEKUL FRAKSI PROTEIN TEPUNG KACANG MERAH

Dengan terhindarnya anak dari sifat dan watak tersebut, berarti orang tua telah menanamkan dan mempersiapkan dasar-dasar kejiwaan yang mulia di dalam jiwa sang

Terkait juga pada teori Masland (2010) bahwa banyak orangtua dan guru yang masih menganggap risih untuk memperbincangkan mengenai seks sehingga siswa pun juga

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk laptop merek Acer diantaranya adalah faktor produk, harga, merk dan lokasi toko, disusun tujuan

penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengendalian

Jurusan Pendidikan Seni Musik berdampingan dengan Jurusan Seni Tari senantiasa terlibat dalam setiap upacara Dies.. Kehadiran kedua Jurusan ini dianggap penting karena