• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN POKOK DAERAH 5.1. Arah Kebijakan Daerah - 05_BAB_05 Arah kebijakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB V ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN POKOK DAERAH 5.1. Arah Kebijakan Daerah - 05_BAB_05 Arah kebijakan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

V-1 BAB V

ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN POKOK DAERAH

5.1. Arah Kebijakan Daerah

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa perubahan visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Bogor tahun 2005-2025

adalah: “KABUPATEN BOGOR TERMAJU DAN SEJAHTERA

BERLANDASKAN IMAN DAN TAKWA”, yang diterjemahkan ke dalam 5 (lima) misi. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, dirumuskan arah kebijakan dan sasaran pokok serta indikator target yang hendak dicapai 20 tahun mendatang. Sasaran pokok dijabarkan sesuai dengan misi yang telah ditetapkan yang hendak dilaksanakan untuk mencapai sasaran tersebut. Sebagai tolak ukur pencapaian sasaran, disusunlah indikator pencapaian kinerja pembangunan jangka panjang.

Penentuan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah merupakan proses pendefinisian visi dan misi menjadi tahapan dan prioritas pembangunan per lima tahun selama 20 (dua puluh) tahun untuk memandu pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah agar lebih terarah ke pencapaian tujuan. Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah ini juga merupakan pedoman untuk menyusun RPJM Daerah serta dapat menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Arah kebijakan pembangunan lima tahunan ke I sampai dengan ke III telah selesai dilaksanakan sesuai dengan perencanaan jangka panjang yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025.

1. Arah kebijakan pembangunan lima tahunan ke I (2005-2008)

(2)

V-2

Tahun 2004. Dengan berlandaskan pada pencapaian hasil-hasil pembangunan periode sebelumnya, arah kebijakan pembangunan daerah pada tahap ini untuk mendukung tercapainya pelayanan prima demi terwujudnya masyarakat Kabupaten Bogor yang maju, mandiri, sejahtera berlandaskan iman dan takwa. Prioritas utama pada tahapan ini adalah peletakkan fondasi untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera melalui peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan; peningkatan kemampuan daya beli masyarakat; peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan peningkatan pelayanan dasar, terutama infrastruktur wilayah dan mitigasi bencana; serta penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik.

2. Arah kebijakan pembangunan lima tahunan ke II (2008-2013)

Tahapan pembangunan pada tahap kedua Kabupaten Bogor dilaksanakan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013. Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD pertama, maka arah kebijakan pembangunan kedua ditujukan demi terwujudnya masyarakat Kabupaten Bogor yang bertakwa, berdaya dan berbudaya menuju sejahtera. Prioritas utama pada tahapan ini adalah penguatan dan pemantapan pembangunan daerah untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera melalui peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan dan kesehatan; peningkatan kemampuan daya beli masyarakat; pemenuhan pelayanan dasar, terutama infrastruktur wilayah untuk percepatan pembangunan di setiap wilayah; pengendalian pemanfaatan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan serta mitigasi bencana di kabupaten Bogor; reformasi birokrasi sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab.

(3)

V-3

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD kedua, maka RPJMD ketiga ditujukan untuk merealisasikan visi dan misi pembangunan daerah melalui pengembangan dan percepatan pembangunan daerah secara menyeluruh di berbagai bidang/urusan pemerintahan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, maka arah kebijakan pembangunan ketiga ditujukan untuk mewujudkan Kabupaten Bogor menjadi kabupaten termaju di Indonesia. Prioritas utama pada tahapan ini adalah pengembangan dan percepatan pembangunan daerah untuk meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat; meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata; meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan; meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan; serta meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antardaerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik.

4. Arah kebijakan pembangunan lima tahunan ke IV (2018-2023) Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD ketiga, maka arah kebijakan pembangunan RPJMD keempat ditujukan untuk mewujudkan Kabupaten Bogor termaju, nyaman dan berkeadaban. Prioritas utama pada tahapan ini adalah

(4)

V-4

membangun objek sarana dan prasarana dalam upaya meningkatkan kunjungan wisata; meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah dalam kerangka tata kelola yang baik; meningkatkan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup dengan mengutamakan fungsi konservasi; meningkatkan kasalehan sosial; serta meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, sinergitas dan kerjasama antar daerah.

5. Arah kebijakan pembangunan lima tahunan ke V (2023-2025)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM Daerah keempat, maka RPJM Daerah kelima ditujukan untuk

menyempurnakan pembangunan daerah di seluruh

bidang/urusan pemerintahan dengan tata ruang dan infrastruktur yang sudah melayani seluruh wilayah di Kabupaten Bogor. Struktur dan pola pemanfaatan ruang yang sudah sistematis akan memudahkan distribusi perekonomian yang merata dengan pembangunan berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bogor diharapkan semakin terwujud. Kondisi pendidikan masyarakat telah berada pada penuntasan wajib belajar 12 (dua belas) tahun disertai dengan derajat kesehatan yang tinggi. Hal ini didukung sepenuhnya oleh optimalisasi pelaksanaan reformasi birokrasi secara menyeluruh dengan menegakkan secara konsisten prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab. Pada periode ini merupakan puncak atau klimaks dari pembangunan menyeluruh di segala bidang di Kabupaten Bogor, sehingga diharapkan visi dan misi Kabupaten Bogor dapat tercapai secara optimal.

5.2. Sasaran Pokok

(5)

V-5

dapat menjelaskan keterhubungannya dengan visi/misi dan menunjukkan indikator kinerja beserta target masing-masing.

Sasaran pokok yang tertuang dalam dokumen RPJPD Kabupaten Bogor tahun 2005-2025 untuk periode tahun 2005-2018, tidak dituangkan dalam beberapa tahapan sebagaimana Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Untuk memberikan arah yang jelas bagi pelaksanaan pembangunan jangka panjang daerah selama 20 (dua puluh) tahun yang akan datang, maka ditentukan sasaran pokok pembangunan pada setiap Misi dilakukan penyesuaian sebagai berikut:

5.2.1 Sasaran Pokok Lima Tahunan ke I-III (2005-2018)

A. Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, ditandai oleh hal-hal berikut :

1. Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia dan bermoral berdasarkan falsafah negara Pancasila, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang ditunjukkan dengan kesolehan individu dan kesolehan sosial dalam perilaku sehari-hari;

(6)

V-6

3. Terwujudnya sumberdaya manusia yang berdaya saing yang ditunjukkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan;

4. Terkendalinya pertumbuhan penduduk beserta persebarannya dan tercapainya keseimbangan antara jumlah penduduk terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungannya;

5. Meningkatnya kompetensi, penempatan, perlindungan dan pengawasan tenaga kerja;

6. Meningkatnya kualitas hidup lansia, kesejahteraan para penyandang masalah sosial serta perlindungan terhadap perempuan dan anak;

7. Meningkatnya ketahanan budaya, jatidiri masyarakat dan terimplementasinya nilai luhur budaya dan kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat.

B. Terwujudnya perekonomian rakyat yang maju, ditandai oleh hal-hal berikut :

1. Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di sektor industri dan perdagangan serta didukung oleh pertanian yang tangguh dan pariwisata yang berbasis masyarakat;

2. Meningkatnya daya tahan dan daya saing dunia usaha di Kabupaten Bogor, terutama Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) serta tumbuhnya wirausaha baru;

3. Meningkatnya pelayanan jaringan infrastruktur transportasi yang andal dan terintegrasi serta terwujudnya kemudahan dan efisiensi bagi pergerakan orang, barang dan jasa;

4. Meningkatnya pelayanan jaringan irigasi untuk pemenuhan kebutuhan air bagi pertanian;

(7)

V-7

6. Meningkatnya pelayanan sarana dan prasarana dasar permukiman sesuai dengan lingkungan yang sehat dan layak huni, baik di perkotaan maupun di perdesaan;

7. Terpenuhinya kebutuhan energi listrik bagi seluruh masyarakat; 8. Meningkatnya jangkauan pelayanan jaringan komunikasi dan teknologi informasi (telematika) yang efisien dan modern ke seluruh wilayah;

9. Meningkatnya pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif dan terbarukan, seperti energi hidro, surya, angin, panas bumi dan bio –energi lainnya untuk pembangunan daerah;

10.Terjaminnya ketersediaan kebutuhan pangan masyarakat;

11. Meningkatnya investasi di daerah, perluasan lapangan kerja, nilai tambah produk unggulan Kabupaten Bogor disertai dengan meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat dan pendapatan per kapita masyarakat, sehingga menurunnya jumlah pengangguran terbuka dan penduduk miskin di Kabupaten Bogor.

C. Terwujudnya Kabupaten Bogor yang TEGAR BERIMAN (Tertib,

Segar, Bersih, Indah, Mandiri, Aman dan Nyaman) dan

Berkelanjutan ditandai oleh hal-hal berikut :

1. Meningkatnya penegakan hukum demi terwujudnya stabilitas keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat serta tercapainya situasi dan kondisi yang kondusif bagi keberlanjutan pembangunan di Kabupaten Bogor;

2. Meningkatnya kesadaran dan perilaku masyarakat dalam mentaati dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3. Tercapainya penataan ruang yang memperhatikan keseimbangan antara fungsi lindung dan fungsi budidaya;

(8)

V-8

5. Meningkatnya kualitas lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat;

6. Meningkatnya kemampuan untuk mendayagunakan segenap potensi daerah dan potensi masyarakat untuk mencapai kemandirian daerah;

7. Terciptanya suasana aman dan nyaman dalam lingkungan permukiman, wilayah dan daerah;

8. Meningkatnya kesadaran dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam serta pelestarian fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan;

9. Terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam setempat untuk mewujudkan nilai tambah sosial, ekonomi, budaya dan menjadi modal dasar pembangunan daerah.

D. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, ditandai oleh hal-hal berikut :

1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penetapan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan daerah yang didukung oleh kondisi politik yang demokratis;

2. Meningkatnya profesionalisme aparatur, efisiensi birokrasi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bermuara kepada peningkatan pelayanan publik, sehingga terwujud pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab;

3. Meningkatnya penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia yang menjamin terwujudnya ketentraman dan ketertiban masyarakat;

4. Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa untuk memperkuat penyelenggaraan pemerintahan daerah;

(9)

V-9

dengan penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang efisien dan modern.

5.2.2 Sasaran Pokok Lima Tahunan ke IV-V (2019-2025)

A. Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, ditandaioleh hal-hal berikut :

1. Meningkatnya kesempatan belajar, yang ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), meningkatnya harapan lama sekolah (HLS), meningkatnya angka partisipasi kasar (APK), angka partisipasi murni (APM) dan angka partisipasi sekolah (APS), serta meningkatnya pendidikan anak usia dini (PAUD);

2. Meningkatnya pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, yang ditunjukkan dengan meningkatnya rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pendidikan dasar, meningkatnya bangunan sekolah dalam kondisi baik, meningkatnya sekolah yang memiliki guru dengan kualifikasi S1/D4;

3. Meningkatnya kualitas pendidikan, yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata Ujian Negara (UN), meningkatnya sekolah yang terakreditasi B, meningkatnya rasio guru/murid sekolah pendidikan dasar, dan meningkatnya guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV ;

4. Terwujudnya penduduk sehat, yang ditunjukkan dengan menurunnya jumlah kematian ibu, bayi dan neonatal, meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH), menurunnya balita gizi buruk, meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan, meningkatnya cakupan penemuan dan penanganan penyakit menular;

(10)

V-10

meningkatnya rasio posyandu per satuan balita, meningkatnya rasio dokter per satuan penduduk, meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, meningkatnya cakupan kunjungan bayi dan anak balita, meningkatnya cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI);

B. Terwujudnya perekonomian daerah yang berdaya saing dengan

meningkatkan nilai tambah produk dengan inovasi teknologi

informasi, ditandai oleh hal-hal berikut :

1. Terpenuhinya kebutuhan pangan utama, yang ditunjukkan dengan meningkatnya produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hasil peternakan dan hasil perikanan, meningkatnya produktivitas padi, meningkatnya ketersediaan pangan utama, meningkatnya penguatan cadangan pangan pemerintah daerah, meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, meningkatnya nilai tukar petani (NTP), meningkatnyapencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH); 2. Meningkatnya produktivitas daerah, yang ditunjukkan dengan

meningkatnya persentase BUMD yang sehat, meningkatnya pertumbuhan PDRB, meningkatnya angka PDRB, meningkatnya ekspor bersih perdagangan, meningkatnya pertumbuhan industri, meningkatnya persentase koperasi aktif, meningkatnya rata-rata omzet UKM, meningkatnya jumlah barang UMKM yang tersertifikasi;

3. Meningkatnya teknologi dan inovasi, yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks E-Government, meningkatnya aplikasi layanan publik dan tata kelola pemerintahan yang terkoneksi, meningkatnya hasil penelitian yang direkomendasikan dalam pembangunan, meningkatnya inovasi yang diterapkan oleh masyarakat;

(11)

V-11

menurunnya tingkat pengangguran terbuka, meningkatnya tenaga kerja yang ditempatkan, meningkatnya daya serap tenaga kerja;

5. Meningkatnya investasi, yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai investasi berskala nasional, meningkatnya perizinan yang bersertifikasi ISO;

C. Terwujudnyapemerataan pembangunan infrastruktur daerah dan

konektivitas antar-wilayah, ditandai oleh hal-hal berikut :

1. Meningkatnya aksesibilitas pergerakan ekonomi masyarakat, yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks aksesibilitas jalan, meningkatnya konektifitas angkutan umum, meningkatnya kendaraan angkutan umum yang laik jalan, meningkatnya jalan kabupaten dalam kondisi baik, meningkatnya sarana angkutan umum yang menghubungkan antar wilayah, tidak ada daerah terisolir;

2. Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur pemukiman yang ditunjukkan dengan meningkatnya rumah tinggal bersanitasi, berkurangnya areal kawasan kumuh, meningkatnya rumah layak huni, meningkatnya permukiman layak huni, meningkatnya Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau, meningkatnya pemukiman yang tertata, berkurangnya lingkungan pemukiman kumuh;

3. Meningkatnya pengelolaan lingkungan hidup yang ditunjukkan dengan meningkatnya sampah yang tertangani, meningkatnya perusahaan yang pembuangan limbah sesuai amdal/standar, meningkatnya ketaatan terhadap RTRW, meningkatnya rasio ruang terbuka hijau per satuan wilayah ber HPL/HGB;

(12)

V-12

menurunnya penduduk dibawah garis kemiskinan, menurunnya Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I;

D. Terwujudnya Kabupaten Bogor yang TEGAR BERIMAN (Tertib,

Segar, Bersih, Indah, Mandiri, Aman dan Nyaman) dan

Berkelanjutan ditandai oleh hal-hal berikut :

1. Terbangunnya kawasan tegar beriman yang ditunjukkan dengan terbangunnya kawasan geopark, terbagunnya pusat pengobatan tradisional fisioterapi Cimande, terbangunnya poros tengah timur, terbangunnya Kota Baru Publik Maja, terbangunnya situ front city, meningkatnya jumlah desa wisata, meningkatnya penyelesaian pelanggaran K3, meningkatnya penegakan PERDA, menurunnya kasus SARA, meningkatnya kualitas mutu air, meningkatnya kualitas mutu udara;

2. Berkurangnya permasalahan PMKS yang ditunjukkan dengan meningkatnya PMKS yang memperoleh bantuan sosial, meningkatnyaPMKS yang tertangani, meningkatnyapanti sosial yang menerima program pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya;

3. Berkurangnya risiko bencana yang ditunjukkan dengan meningkatnyamitigasi bencana yang berhasil dilaksanakan, ; 4. Meningkatnya penanganan bencana yang ditunjukkan dengan

meningkatnya Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten/kota, meningkatnya tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK),

meningkatnya desa siaga bencana, meningkatnya waktu penanganan bencana alam meningkatnya pemulihan di daerah terkena bencana alam;

E. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih,

(13)

V-13

1. Meningkatnya kualitas manajemen administrasi pemerintahan yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks reformasi birokrasi, nilai akuntabilitas kinerja "baik", opini BPK terhadap laporan keuangan berpredikat wajar tanpa pengecualian (WTP), meningkatnya kualitas penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), meningkatnya tingkat kepuasan Pimpinan dan Anggota DPRD terhadap pelayanan Sekretariat DPRD;

2. Meningkatnya kualitas SDM aparatur yang ditunjukkan dengan meningkatnya ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan formal, meningkatnya ASN yang menduduki jabatan sesuai kompetensi;

3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks kepuasan masyarakat, meningkatnya layanan pengaduan masyarakat secara online yang didistribusikan ke PD, meningkatnya indeks kepuasan pegawai;

(14)

V-14 Tabel 5.1.

Sasaran Pokok dan Indikator Kinerja Kabupaten Bogor 2005 – 2025

Misi Sasaran Pokok Indikator Kinerja Kondisi Awal 2018-2023 2023-2025

Perangkat

Harapan Lama Sekolah (HLS) 12,43 14,32 14,92 Disdik

Angka Partisipasi Kasar (APK)

- SD/MI/PA

Angka Partisipasi Murni (APM)

- SD/MI/PA

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

- SD/MI/PA

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 42,85 57,77 62,63 Disdik

1.2 Meningkatnya

pemerataan sarana dan prasara pendidikan

Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pendidikan dasar

Sekolah dalam kondisi bangunan baik

- SD/MI/PA

Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 80,63 85,59 87,31 Disdik

1.3 Meningkatnya kualitas

pendidikan

Nilai rata-rata Ujian Negara (UN)

- SD/MI/PA

Rasio guru/murid sekolah pendidikan dasar

- SD/MI/PA

(15)

V-15

Angka Harapan Hidup (AHH) 70,70 72,69 73,22 Dinkes

Persentase balita gizi buruk 0,0102 0,00542 0,00439 Dinkes

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin 64,6 100 100 Dinkes

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

- TBC BTA

Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 1 : 204.108 1:192.264 1:188.340 Dinkes

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 1 : 16.053 1:16.541 1:16.706 Dinkes

Rasio posyandu per satuan balita 1:117 1:110 1:108 Dinkes

Rasio dokter per satuan penduduk 1 : 3.869 1:3.606 1:3.543 Dinkes

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin 3,45 3,80 4 Dinkes

Cakupan kunjungan bayi 95,85 98,24 98,97 Dinkes

Cakupan pelayanan anak balita 91,05 95,22 96,65 Dinkes

Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization

(UCI) 74,49 92,31 93,25 Dinkes

Produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Distanhorbun

- Produksi padi (Ton) 545.413 632.512 664.533

- Produksi palawija (Ton) 179.163 207.774 218.292

- Produksi sayuran (Ton) 140.811 163.297 171.563

- Produksi buah-buahan (Ton) 68.982 79.999 84.049

- Produksi tanaman hias bunga (tangkai) 5.110.757 5.926.911 6.226.961

- Produksi tanaman hias daun indah (pohon) 460.253 533.752 560.773

- Produksi tanaman obat (Ton) 5.817 6.747 7.089

- Produksi tanaman perkebunan (Ton) 46.995 54.499 57.258

Produksi peternakan Diskanak

-Produksi Daging (Kg) 180,724,764 191.842.978 195.699.022

-Produksi Telur (Kg) 46,411,382 49.266.617 50.256.876

-Produksi Susu (Kg) 17,764,950 18.857.852 19.236.895

Produksi perikanan 81,96 95,05 99,86 Diskanak

Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar

60,33

68,94 69,46 Distanhorbun

(16)

V-16

Penguatan Cadangan Pangan 127,30 170,59 188,08 Dishanpang

Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB

Harga Berlaku 5,28 5,60 5,72 Distanhorbun

Nilai tukar petani 101,44 104,44 105,44 Distanhorbun

Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) 77,00 78,16 78,55 Dishanpang

2.2 Meningkatnya

Produktivitas Daerah Persentase BUMD yang sehat 33,33 66,66 66,66

Sekretariat Daerah

Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Berlaku 9,34 12,72 12,91 Bappedalitbang

Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Konstan 6,19 6,24 6,30 Bappedalitbang

Nilai PDRB Berdasarkan Harga Berlaku (triliun) 201,926 430,97 548,97 Bappedalitbang

Nilai PDRB Berdasarkan Harga Konstan (triliun) 140,251 200,72 226,76 Bappedalitbang

Ekspor Bersih Perdagangan (USD) 1.091.075.555,67 1.462.145.595,75 1.612.015.519,31 Disperdagin

Pertumbuhan industri 0,7 0,75 0,77 Disperdagin

Persentase koperasi aktif 74,75 79,35 80,95 DiskopUKM

Rata-rata omzet UKM 5.118.648,96 6.859.479,16 7.562.575,77 DiskopUKM

Jumlah barang UMKM yang tersertifikasi 160 225 245 DiskopUKM

2.3 Meningkatnya

Teknologi dan Inovasi

Indeks E-Government 40,00 55,20 61,40 Diskominfo

Persentase Aplikasi Layanan Publik dan Tata Kelola

Pemerintahan yang terkoneksi 75,00 79,61 81,21 Diskominfo

Persentase hasil penelitian yang direkomendasikan dalam

pembangunan 100 100 100 Bappedalitbang

Jumlah inovasi yang diterapkan oleh masyarakat (%) 100 100 100 Bappedalitbang

2.4 Meningkatnya akses

lapangan kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 64,07 68,01 69,3 Disnaker

Tingkat pengangguran terbuka 9,55 6,66 6,01 Disnaker

Rasio daya serap tenaga kerja 278 204,36 184,43 DPMPTSP

2.5 Meningkatnya Investasi Jumlah nilai investasi berskala nasional (triliun) 7,2 8,1 8,4 DPMPTSP

Pelayanan Perizinan berstandar ISO 77 77 77 DPMPTSP

3. Mewujudkan

Indeks aksesibilitas jalan 0,59 0,63 0,64 DPUPR

Rasio konektifitas angkutan umum pada wilayah

Kabupaten Bogor 84,18 89,36 91,15 Dishub

Persentase kendaraan Angkutan umum yang laik jalan 78,56 83,39 85,07 Dishub

Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik 84,88 88,77 90,11 DPUPR

Persentase sarana Angkutan Umum yang

menghubungkan antar wilayah (Ijin Trayek) 63,15 73,23 76,94 Dishub

Tidak ada daerah terisolir 15 15 15 DPMD

(17)

V-17

3.2 Meningkatnya sarana

dan prasarana infrastruktur pemukiman

Persentase menurunnya kawasan kumuh 11,89 9,31 8,58 DPKPP

Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni 99,30 99,60 99,70 DPKPP

Persentase pemukiman yang tertata 24,459 32,77 36,13 DPKPP

Persentase lingkungan pemukiman kumuh 0,290 0,214 0,193 DPKPP

3.3 Meningkatnya

pengelolan lingkungan Hidup

Persentase jumlah sampah yang tertangani 64,56 74,87 78,66 DLH

Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL dan

UKL/UPL 98,00 98,59 98,79 DLH

Ketaatan terhadap RTRW 70,00 81,18 85,29 DPUPR

Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah

berHPL/HGB 0,2831 0,3283 0,3449 DPUPR

3.4 Meningkatnya

pemerataan pembangunan

Indeks Gini 0,4 0,31 0,31 Bappedalitbang

Indeks ketimpangan Williamson 0,99 0,63 0,55 Bappedalitbang

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 69,13 71,64 72,64 Bappedalitbang

Indeks pembangunan gender (IPG) 87,13 89 90 Bappedalitbang

Persentase penduduk dibawah garis kemiskinan 8,57 8,78 8,70 Bappedalitbang

Presentase keluarga pra Sejahtera dan KS 1 42,07 41,8 40 DP3AP2KB

4. Mewujudkan

Jumlah pusat pengobatan tradisional fisioterapi Cimande - - 1 DPKPP

Jumlah poros tengah timur (KM) 0,5 10 12,3 DPUPR

Jumlah Kota Baru Publik Maja - - 1 Bappedalitbang

Jumlah situ front city - - 1 Bappedalitbang

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban,

ketentraman, keindahan) 100 100 100 Satpol PP

Persentase Penegakan PERDA 100 100 100 Satpol PP

Persentase menurunnya kasus SARA 20 15 10 Kesbangpol

Kualitas mutu air 92,13 94,12 95 DLH

Kualitas mutu udara 92,31 94,32 95 DLH

4.2 Berkurangnya

permasalahan PMKS

Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial 0,42 0,70 0,75 Dinas Sosial

Persentase PMKS yang tertangani 0,42 0,70 0,75 Dinas Sosial

Persentase panti sosial yang menerima program pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya

0,32

(18)

V-18

4.3 Berkurangnya risiko

bencana Persentase Mitigasi Bencana yang berhasil dilaksanakan 13,33 22,5 25 BPBD

4.4 Meningkatnya

penanganan bencana

Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten/kota 89 93 95 Damkar

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah

layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 18,6 Menit 16,5 15 Damkar

Persentase Desa Siaga Bencana 6 8,7 10 BPBD

Rata - rata waktu Penanganan Bencana Alam 1 hari/24 jam 16 12 BPBD

Persentase pemulihan di daerah yang terkena bencana 84,26 88,39 90 BPBD

5. Mewujudkan tata

Indeks reformasi birokrasi 59,25 63,23 65 Inspektorat

nilai akuntabilitas kinerja "baik" B BB BB Inspektorat

Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah WTP WTP WTP BPKAD

Kualitas penyusunan Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (LPPD) 3,32 3,5 3,75 Setda

Persentase Tingkat Kepuasan Pimpinan dan Anggota

DPRD terhadap Pelayanan Sekretariat DPRD 83,33 84,25 85

Sekretariat DPRD

5.2 Meningkatnya kualitas

SDM aparatur Persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan formal

1,001

1,35 1,5 BKPP

Persentase ASN yang menduduki jabatan sesuai

kompetensi 66,89 75 80 BKPP

5.3 Meningkatnya kualitas

pelayanan publik

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 76,11 77,75 78,00 SETDA

Persentase Layanan Pengaduan Masyarakat secara

Online yang di distribusi ke SKPD 90,74 98,28 100 DISKOMINFO

Indeks Kepuasan Pegawai 78,42 79,26 80 BKPP

5.4 Tertekannya laju pertumbuhan penduduk

Laju pertumbuhan penduduk (LPP) 2,48 1,96 1,86 DP3AP2KB

Gambar

Tabel 5.1.

Referensi

Dokumen terkait

pengetahuan umum dan pengetahuan agama. Dengan perpaduan pengetahuan inilah diharapkan dapat menghasilkan pribadi yang kuat dalam beragama sekaligus memiliki pengetahuan umum

Bahwa Pemungutan Suara pada Pilkada Kabupaten Tebo Tahun 2017 telah dijalankan oleh Termohon dengan didahului pelanggaran-pelanggaran yang mencederai demokrasi yang

Fokus utama penelitian yang menjadi penelitian ini adalah : ”Apakah penggunaan metode pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan motivasi belajar dalam materi

Adapun ciri-ciri dari individu yang indivdualistis yaitu mementingkan kesuksesan pribadi / diri sendiri, cenderung membuat keputusan tanpa ingin dipengaruhi oleh orang lain,

Dari hasil perbandingan kinerja antara kondisi eksisting dengan dua skenario yaitu skenario 1 (ruas Jl.Dr.Wahidin, Jl.Sisingamangaraja, dan Jl.Sultan Agung diberlakukan sistem

Hasil ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan Mamonto 8 dkk di rawat inap RSUP Kandou Manado pada bulan November 2014-Januari 2015 yang menunjukkan bahwa

1) Uji Pengaruh Inflasi di Malaysia terhadap KLSE. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu inflasi di Malaysia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Dilanjutkan kegiatan inti proses pembelajaran dengan menggunakan perlakuan model Make a Match yang terdiri dari sintagmatik yaitu pertama yaitu menyampaikan materi kepada