• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Kelompok dan Kemampuan Interper

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perilaku Kelompok dan Kemampuan Interper"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Perilaku Kelompok dan

Kemampuan Interpersonal

Presented by :

(2)

Kelompok

 

adalah orang yang memiliki

kepentingan yang sama dan memiliki beberapa

landasan interaksi yang sama. Mereka diikat

bersama oleh serangkaian hubungan sosial

yang khas. Kelompok dapat terorganisasi secara

ketat dan berjangka panjang, namun juga dapat

bersifat cair dan sementara.  Kelompok dapat

terdiri atas dua orang (dyadlduo), tiga

orang (tryadltrio), empat orang (kwartet),

 

dan

seterusnya sampai puluhan atau bahkan ribuan

orang.

(3)
(4)

Perspektif I, intinya melihat konsep organisasi/manajemen dari

faham klasik. Aliran ini pada intinya mengartikan

organisasi/kelompok sebagai suatu isue-isue  tentang bagaimana kelompok itu disusun, fungsi-fungsi dirancang dan dibiayai,

kewenangn dan tanggungjawab dijalankan, span pengawasan dijalankan  dan gaya kepemimpinan yang bagaimana yang seharusnya dijalankan.

Perspektif II, dalam perspektif ini konsep oranisasi/kelompok lebih

diartikan sebagai aliran pekerjaan. Konsep dasarnya bagaimana suatu informasi itu bisa dijalankan dan disampaikan dengan

sebaiknya melalui alat analisa yang tepat.

Perspektif III, dalam hal ini konsep organisasi/manajemen

sebagian besar titik perhatian pada human perspektif. Dalam

pandangan perspektif organisasi dan manajemen bahwa manusia dalam setiap satuan kerja organisasi/kelompok menjadi lebih

penting dibandingkan dengan struktur seperti yang diteknakan dalam aliran perspektif I.

Perspektif Terhadap Kelompok

(5)

Kelompok formal, adalah sub unit sah dari organisasi

yang telah ditetapkan oleh anggaran dasar atau suatu

ketetapan management. Jadi kelompok ini sengaja dibentuk untuk memenuhi tugas yang nyata guna mendukung tugas organisasi.

Kelompok non-formal, adalah kelompok yang muncul

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan individu dengan mengembangkan tata hubungan dengan anggota lain dalam organisasi. Kelompok informal hanya dapat

terbentuk apabila lokasi fisik anggota-anggotanya, sifat pekerjaan, dan jadwal kerja memungkinkan untuk

terbentuknya kelompok. Oleh karena itu kelompok informal muncul dari kombinasi antara faktor-faktor formal dan

kebutuhan manusia sebagai anggotanya.

Jenis-jenis Kelompok

(6)

Kelompok primer adalah kelompok yang jumlah anggotanya

sedikit, walaupun tidak setiap kelompok yang anggotariya sedikit adalah kelompok primer. Hubungan antaranggota bersifat personal  (saling kenal secara pribadi) dan mendalam, diwarnai oleh kerja

sama, sering bertatap muka dalam waktu lama, sehingga terbangun keterlibatan perasaan yang dalam. Contoh kelompok primer adalah, keluarga, kelompok teman, sepermainan.

Kelompok sekunder, adalah kelompok yang jumlah anggotanya

banyak. Hubungan antar anggota bersifat impersonal (tidak saling kenal secara pribadi), lebih diwarnai oleh kompetisi, jarang bertatap muka dalam waktu lama, sehingga tidak terbangun hubungan yang emosional. Hubungan yang ada lebih bersifat fungsional, artinya orang bukan dilihat dan segi “siapanya” melainkan lebih dilihat dan segi “apa kegunaannya” bagi pencapaian tujuan kelompok. Contoh kelompok sekunder adalah, organisasi buruh, universitas, sekolah dll.

(7)

Kelompok keanggotaan

, adalah kelompok

yang anggota-anggotanya secara administratif

dan fisik menjadi anggota kelompok itu.

Kelompok rujukan

, adalah kelompok yang

digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk

menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

3. Kelompok keanggotaan dan kelompok

(8)

Kategori deskriptif, menunujukkan klasifikasi kelompok

dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi,

kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah

yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok.

(9)

5. Kelompok Komando

, adalah kelompok yang

terdiri dari individu – individu yang melapor

langsung kepada manajer tertentu, atau dengan

kata lain kelompok komando adalah manajer dan

semua bawahannya.

6. Kelompok tugas

, adalah orang-orang yang

secara bersama-sama menyelesaikan tugas.

7. Kelompok Kepentingan

, adalah orang-orang

(10)

 Pembentukan kelompok diawali dengan adanya persepsi

atau perasaan yang sama untuk memenuhi kebutuhan.

Setelah itu akan adanya motivasi untuk memenuhinya, lalu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga

ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi kesamaan di antara anggota –

anggotanya. Seseorang lebih menyenangi berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. misalnya kesamaan minat, kepercayaan, hobi, usia dsb.

(11)

 Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari

kesatuan manusia yang lain.

 Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki

status dan peran tertentu.

 Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan

para anggotanya dan Memiliki kepentingan bersama.

 Adanya interaksi dan komunikasi diantara para

anggotanya. Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi sosial dan interaksi sosial.

(12)

 Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu

dengan yang lain (dapat menyebabkan terjadinya interaksi dalam mencapai tujuan yang sama).

 Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu

satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya.

 Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi

kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing.

 Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota

kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada.

 Berlangsungnya suatu kepentingan dan adannya pergerakan yang

(13)

1. Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok adalah

memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya

memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan kelompok.

2. Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok

berkenaan dengan usaha-usaha untuk memelihara emosional anggota-anggota kelompok.

3. Peranan individual, berkenaan dengan usahan anggota

kelompokuntuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengan tugas kelompok.

Konsep Peran

Beal, Bohlen, dan Audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok

(14)

Task role: anggota kelompok yang melakukan tugasnya

untuk mencapai tujuan tertentu pada kelompok tersebut. Misalnya sebagaicoordinator, elaborator, energizer,

evaluatorcritic, information giver, information seeker, dan opinion seeker.

Sociemotional role: Posisi anggota dalam kelompok untuk

mendukung perilaku interpersonal secara akomodatif. Misalnya compromiser, encourager,

follower, dan harmonizer.

Individual role : peran  individu yang tidak berkontribusi

dengan besar, namun tetap dibutuhkan perannya sebagai penopang kebutuhan kelompok. Misalnya aggressor, block, dominator, dan help seeker

(15)

Role ambiguity : ekspektasi yang tidak jelas tentang perilaku yang

akan dilakukan oleh individu yang menempati posisi dalam kelompok. Sehingga ketika hal ini dirasakan oleh seseorang, maka dia akan

kebingungan harus berperan seperti apa dalam kelompok tersebut.

Role conflict : Konflik yang terjadi

secara intragroup dan intraindividual yang merupakan hasil dari ketidakcocokan peran. Misalnya ketika seseorang mengalami

pergolakan dengan perannya sendiri akibat dari peran oranglain yang tidak sesuai sehingga mengacaukan perannya sendiri. Hal inilah yang dinamakan intrarole conflict. Namun apabila ketidakcocokan antara dua peran sekaligus hal ini dinamakan interrole conflict.

Role conflict group performance: konflik dari peran yang terjadi pada

anggota cenderung mengakibatkan konflik pada performa kelompok. Apabila hal ini terjadi maka keberlangsungan kelompok secara tidak langsung akan terancam.

(16)

 Adaptasi, setiap individu terbuka untuk memberi dan

menerima informasi yang baru. Setiap kelompok, tetap selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan hasil dinamika kelompok tersebut. Di samping itu proses adaptasi juga berjalan dengan baik yang ditandai dengan kelenturan setiap anggota untuk menerima ide,

pandangan, norma dan kepercayaan anggota kelompok lain tanpa merasa integritasnya terganggu.

 Pencapaian tujuan, setiap anggota mampu menunda

kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama, mampu membina dan memperluas pola, serta individu mampu

Model Terpadu dari Pembentukan

dan Pengembangan Kelompok

(17)

a. Fase orientasi, individu masih mencari/dalam proses

penerimaan dan menemukan persamaan serta perbedaan satu dengan lainnya. Pada tahap ini belum dapat terlihat sebagai kesatuan kelompok, tapi masih tampak individual.

b. Fase bekerja, anggota sudah mulai merasa nyaman satu

dengan lainnya, tujuan kelompok mulai ditetapkan. Keputusan dibuat melalui mufakat daripada voting.

Perbedaan yang ada ditangani dengan adaptasi satu sama lainnya dan pemecahan masalah daripada dengan konflik. Ketidaksetujuan diselesaikan secara terbuka.

c. Fase terminasi, fokus pada evaluasi dan merangkum

pengalaman kelompok. Ada perubahan perasaan dari sangat frustasi dan marah menjadi sedih atau puas, tergantung

pada pencapaian tujuan dan pembentukan kelompok (kesatuan kelompok)

(18)

INTERPERSONAL SKILL /

KEMAMPUAN INTERPERSONAL :

Suatu kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang sehingga ia mampu berinteraksi

sosial dengan sesamanya.

Kecakapan atau keterampilan yang dimiliki

oleh seseorang dalam hubungannya dengan

orang lain, baik dalam berkomunikasi verbal

maupun non verbal dengan tujuan untuk

(19)

Menurut Spitzberg & Cupach (dalam

Muhamad) Lukman 2000:10) :

“kemampuan seorang individu untuk

melakukan komunikasi yang efektif”.

Kemampuan ini ditandai oleh adanya

karakteristik-karakteristik psikologis

tertentu yang sangat mendukung dalam

(20)

Menurut Buhrmester, dkk (1988 ; 991)

adalah :

“ kecakapan yang dimiliki seorang untuk

memahami berbagai situasi sosial

dimanapun berada serta bagaimana orang

tersebut menampilkan tingkah laku yang

sesuai dengan harapan orang lain yang

merupakan interaksi dari individu dengan

individu lain.”

Kekurang mampuan dalam hal membina

hubungan interpersonal berakibat

terganggunya kehidupan sosial seseorang.

Seperti malu, menarik diri, berpisah atau putus

hubungan dengan seseorang yang pada

(21)

Berdasarkan definisi di atas, maka

kemampuan interpersonal

adalah :

“Kemampuan atau kecakapan yang

dimiliki seseorang dimana ia mampu

menjalin hubungan yang harmonis

dengan orang lain dan mengerti apa

(22)

Buhmester, dkk (1988 : 933)

menemukan 5 aspek kemampuan

interpersonal, yaitu:

1.

Kemampuan berinisiatif

Inisiatif merupakan usaha pencarian

pengalaman baru yang lebih banyak dan

(23)

2.

Kemampuan bersikap terbuka (self

disclosure)

Adalah kemampuan seseorang untuk

mengungkap informasi yang bersifat pribadi

mengenai dirinya dan memberikan

perhatian kepada orang lain.

Dengan adanya keterbukaan, kebutuhan

dua orang terpenuhi yaitu dari pihak

(24)

3.

Kemampuan bersikap asertif

Dalam komunikasi interpersonal orang sering

kali mendapat kejanggalan yang tidak sesuai

dengan alam pikirannya, sehingga disaat seperti

itu diperlukan sikap asertif dalam diri orang

tersebut.

Menurut Pearlman dan Cozby (dalam Fuad

Nashori, 2000 : 30

) mengartikan “asertif

sebagai kemampuan dan kesedian individu untuk

mengungkapkan perasaan-perasaan secara jelas

dan dapat mempertahankan hak-hak dengan

(25)

Berdasarkan pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa kemampuan untuk

mengungkapkan perasaan-perasaannya

secara jelas, meminta orang lain untuk

melakukan sesuatu dan menolak melakukan

hal yang tidak diinginkan tanpa melukai

perasaan orang lain, jadi seseorang itu

memahami tindakan dan ucapannya

sendiri.

Dengan demikian sifat asertif,

individu tidak akan diperlakukan

secara tidak pantas oleh lingkungan

sosialnya dan dianggap sebagai

(26)

4.

Kemampuan memberikan dukungan

emosional.

Menurut Buhmester dkk (1988 : 998)

“kemampuan memberikan dukungan emosional

sangat berguna untuk mengoptimalkan

komunikasi interpersonal antara dua individu”.

Sedangkan menurut Barker dan Lemle

(dalam Buhmester, dkk 1998 : 1001)

mengatakan bahwa sikap hangat juga dapat

memberikan perasaan nyaman kepada orang lain

dan akan sangat berarti ketika orang tersebut

(27)

5.

Kemampuan Mengatasi Konflik

Setiap hubungan antar pribadi

mengandung unsur perbedaan yang dapat

menyebabkan terjadinya konflik.

Konflik senantiasa hadir dalam setiap

(28)

Menurut

Buhmester (1988 : 1006)

kemampuan mengatasi konflik adalah

berupaya agar konflik yang muncul dalam

suatu hubungan interpersonal tidak

semakin memanas.

Kemampuan mengatasi konflik itu

diperlukan agar tidak merugikan suatu

(29)

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan

bahwa

kemampuan interpersonal

:

“Merupakan kecakapan yang dimiliki individu

untuk memahami berbagai situasi sosial dan

menentukan perilaku yang tepat yang

merupakan hasil dari interaksi individu dengan

orang lain, yang mencakup

lima komponen

yaitu

kemampuan berinisiatif, kemampuan

bersikap terbuka (self disclosure),

kemampuan untuk bersikap asertif,

kemampuan memberikan dukungan

(30)

“Barangsiapa belum merasakan pahitnya

belajar walau sebentar, ia akan merasakan

hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.”

– Imam Syafi’I (Muhammad bin Idris)

Referensi

Dokumen terkait

Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Pada Pemilik Online Shop ”.. Terima kasih penulis ucapkan kepada

Kepala Kantor Pertanahan Kota Batam memberikan kepada pemohon perpanjangan HGB yang dimohon- kan perpanjangannya dengan ketentuan dan persya- ratannya, yaitu segala akibat, biaya

perlakuan eksplan akar yang menggunakan bahan sterilan Natrium hipoklorit.. (Naocl) dengan konsentrasi 10 % direndam selama 5 menit

"Saya lihat bahwa penerapan system pengelolaan persampahan yang ada di Kota Tanjungpinang masih lemah pak: mengapa demikian dengan penerapan yang begini-begini saja tidak ada

4002173010, judul “ Evaluasi Program Kurikulum Tahfizh Alquran di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Sumatera Utara, ” perlu diatur ketentuan tentang pelaksanaan

Tabulasi Silang antara Identitas dengan Data Penunjang pada Responden yang Tidak Puas dalam Hal Kesempatan Mendapatkan Promosi.

Saran untuk anak muda pada jaman sekarang adalah “jadilah anak muda yang produktif bukanlah anak muda yang konsumtif dan negara kita yang tercinta pun tidak munafik dan tidak

Tujuan dan sasaran Misi Keempat, “ Mewujudkan ekonomi masyarakat yang tangguh, produktif, berbasis kerakyatan, berdaya saing regional dan global” terkait dengan isu strategis