• Tidak ada hasil yang ditemukan

etika tentang lingkungan hidup dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "etika tentang lingkungan hidup dan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Rumusan masalah :

1. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran air? 2. Apa akibat yang ditimbulkan dari persoalan pencemaran air?

3. Bagaimana hubungan antara sikap etis dan tindakan moral manusia terhadap masalah pencemaran air?

Penjelasan persoalan etis menurut video :

1.1 faktor penyebab terjadinya pencemaran air. Faktor – faktor pencemaran air:

1. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan.

Leenen mengemukakan, bahwa manusia adalah sebagian dari ekosistem, manusia adalah pengelola pula dari sistem tersebut.1 Pernyataan tersebut mengungkapkan

bahwa manusia adalah bagian dari alam, bukan sebagai penguasa alam tetapi sebagai penjaganya. Kerusakan alam juga dipengaruhi oleh tindakan manusia dalam

memperlakukan alam, manusia yang menyatu dengan alam pasti akan sangat

menghargai alam, namun manusia yang berfikir sebagai penguasa adalah mereka yang mengekploritasi alam tanpa memperdulikan akibat yang ditimbulkan. Oleh karena itu pencemaran lingkungan juga salah faktor nya adalah tindakan manusia nya .

Salah satu pencemaran lingkungan adalah polusi air. Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia. Salah satu penyebabnya adalah masalah kebersihan air.

Kebersihan air sangat penting dijaga karena di dalam ekosistem air terdapat makhluk 1 Lembaga Studi Hukum KANAKA,” Publikasi Lembaga Studi Hukum Kanaka”, dalam seminar

(2)

hidup lainnya yang bergantung hidup di air, untuk itu kita harus menjaga kebersihan air.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan di sungai membuat air tercemar, karena terdapat komponen dalam sampah itu yang dapat membahayakan. Namun dalam kenyataannya masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sungai, selokan ataupun disembarang tempat lainnya, hal itu tidak bisa dibiarkan karena jika terus di biarkan akan menimbulkan dampak yang lebih bahaya lagi.

2. Perkembangan ekonomi.

Globalisasi mempengaruhi bidang ekonomi, salah satunya adalah meningkatnya konsumerisme masyarakat. Karena hal itu pula jumlah sampah meningkat. Sampah organik dan anorganik biasanya tercampur begitu saja dan dibuang atau di timbun di tempat yang tidak seharusnya. Hal itu dapat mengakibatkan bencana alam , seperti banjir, karena jika mereka membuang sampah itu ke selokan maka terjadi

penyumbatan air terlebih lagi jika volume air meningkat saat hujan. 3. Jumlah penduduk.

Jumlah penduduk yang semakin meningkat, mempengaruhi jumlah sampah. Tingkat urbanisasi yang meningkat juga mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Dari penduduk desa ke kota, mereka juga akan menambah jumlah sampah yang dihasilkan, sedangkan lahan semakin sempit. Penumpukan sampah dapat menimbulkan penyakit apalagi jika air sudah tercemar itu juga akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat.

(3)

Keduaaa hal tersebut sangat berkaitan, perkembangan teknologi yang semakin maju mengakibatkan kemajuan dalam bidang industri pula . Para pengusaha akan

menggunakan teknologi yang semakin maju untuk mendukung usahanya. Hal itu dapat dilihat dari pembuangan limbah di laut yang mengakibatkan pencemaran air. Limbah residu pupuk dan limbah rumah tangga kota yang mengandung banyak sisa deterjen, hal ini menjadi pupuk bagi tanaman air seperti eceng gondok, namun itu juga

berpengaruh terhadap perkembangan hewan air. 2

1.2 Akibat dari Pencemaran Air.

Polusi air mengakibatkan hal yang tidak di inginkan oleh masyarakat : 1. Sumber penyakit.

2. Terganggunya ekosistem dalam air. 3. Dapat menurunkan populasi ikan. 4. Dapat pengganggu pendapatan nelayan. 5. Mengakibatkan bencana alam, seperti banjir.

1.3 Hubungan antara sikap etis dan tindakan moral manusia terhadap pencemaran air .

Masih banyak manusia yang belum sadar akan akibat dari tindakan yang ia lakukan. Mereka hanya menguntungkan diri sendiri tanpa mempertimbangkan

keseimbangan alam. Jika terus seperti ini maka akan semakin merusak kehidupan. Yang mempengaruhi tindakan manusia bukan hanya latar belakang tindakan nya tetapi juga

(4)

suara hati dan moral atau nilai nilai yang tumbuh dalam lingkungannya. Sikap egois dan rakus manusia tidak di pungkiri telah melupakan alam. Banyak manusia yang betindak seenaknya sehingga mengakitbatkan bencana, contoh : membuang sampah di sungai sehingga membuat aliran air tersumbat dan mengakibatkan banjir.

Apabila dilihat dari perkembangan manusia didalam ekosistem, maka dapat

dikatakan terdapat tigsa tahap, yaitu : tahap (1) manusia merupakan bagian kecil dari alam yang tidak mempunyai kelebihan dibanding dengan makhluk serta komponen lainnya dari ekosistem; tahap (2) manusia menguasai alam dengan akal dan budi yang merupakan ciri khas manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna; tahap (3) manusia menyadari bahwa dengan penguasaan alam itu ia telah merusak ekosistemnya sendiri dan mulai insyaf akan tanggung jawabnya mengelola alam dengan bijaksana.3

Dari pernyataan diatas, maka dapat dilihat bahwa hubungan manusia dengan alam sekitarnya sangat lah kuat. Apabila tindakan manusia yang dapat mengakibatkan kerusakan alam maka hal itu berimbas kepada manusia itu juga. Contoh tindakan manusia membuang sampah di sungai, maka mengakibatkan air disungai tercemar dan dapat menimbulkan sumber penyakit yang dapat merugikan manusia. Pernyataan tahap tiga tentang kesadaran manusia jika ia merusak alam maka ia merusak ekosistemnya sendiri, hal itu pula membuat manusia sadar akan hal yang seharusnya ia lakukan dan tanggungjawabnya terhadap alam.

Sikap konsumenrisme dan hedonisme yang dimiliki manusia juga mempengaruhi tindakan manusia. Mereka akan bertindak tidak mempertimbangkan hati nuraninya. Melainkan mengejar kepuasan yang mereka tuju, tanpa sadar bahwa itu akan menimbulkan dampak yang buruk. Manusia yang mempunyai kebebasan yang tinggi maka ia juga mempunyai tanggung jawab yang tinggi pula. Jika manusia mempunyai kebebasan untuk bertindak maka ia juga harus mempertanggung jawabkan tindakannya itu, contohnya adalah membuang sampah di sungai, ia mempunyai kebebasan sosial dengan jenis kebebasan normatif, dimana ia tidak terikat dengan kewajiban sosial ataupun ketetapan yang diterapkan oleh masyarakat, namun karena kebebasan itulah ia memiliki tanggung jawab yang besar atas apa yang dilakukannya.

Tanggung jawab retrospektif sangatlah tepat untuk menggambarkan tindakan manusia yang berkuasa terhadap alam. Mereka akan menyadari bahwa perbuatan itu salah

(5)

setelah mereka menangung akibatnya, dan setelah itu mereka sadar akan tanggung jawab yang sesungguhnya. Semakin bertanggung jawab maka semakin bebas, peryataan tersebut diartikan bahwa semakin kita tahu apa yang harus kita lakukan dan bertanggung jawab atas itu maka kita semakin bebas melakukan tindakan apapun karena secara sadar kita mampu menanggung akibatnya. Begitu pula sebaliknya semakin tidak bertanggung jawab semakin lemah dan terbelenggu.

Jika kita melakukan hal yang mengutamakan hedonisme, namun kita mengerti akibatnya apa disinilah suara hati berperan. Suara hati kan menyatakan dirinya jika melakukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita anggap baik, termasuk merusak alam. Contoh konkret dalam kehidupan adalah jika kita selesai makan lalu sampahnya kita buang sembarang tempat, misal di selokan , maka secara tidak langsung kita sadar akan akibat yang akan terjadi tetapi kita tetap melakukannya dan mengabaikan suara hati. Jika kita terus mengabaikan suara hati kita, maka percuma suara hati itu tidak akan menyatakan dirinya lagi. Suara hati adalah norma moral subjektif.

Paradigma Antroposentris berkaitan dengan tindakan manusia terhadap alam sekitarnya, ada beberapa sifat yaitu : (Keraf, 2000:34-35)

1. Antroposentris : manusia sebegai pusat dari sistem alam semesta.

2. Instrumentalistis : pola hubungan manusia dengan alam dilihat hanya dalam relasi instrumental. Alam hanya alat bagi kepentingan manusia oleh karena itu sikap peduli terhadap alam karena untuk menjamin kepentingan manusia. 3. Teologis : mendasar pada pertimbangan moral atas akibat terhadap tindakan

tersebut bagi kepentingan manusia.

4. Egositis : hanya mengutamakan kepentingan manusia.

Dari pernyataan tersebut, dalam kita ketahui tentang prespektif manusia terhadap alam. Alam dipandang hanya sebagai alat untuk menjamin kepentingan hidup manusia. Manusia yang mempunyai pemikiran seperti penguasa alam , maka ia akan melakukan hal-hal yang tidak mempertimbangkan kondisi alam dan akibat dari tindakannya. Bagi

(6)

Paradigma esksosentoris mendobrak cara pandang antroposentris. Bagi pandangan eksosentoris keberlakuan etika tidak hanya pada komunitas manusia dan memerluas keberlakuan etika pada komunitas yang lebih luas, komunitas ekologis (Keraf, 2000: 75). Seacara ekologis, antara makhluk hidup dengan benda abiotis adalah saling terkait. Oleh karena itu adanya kewajiban dan tanggung jawab moral yang berlaku terhadap semua realitas ekologis.

Hubungan antara tindakan manusia dan akibat yang ditimbulkan juga di muat dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup bagian b yaitu bahwa “ Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berkewajiban memelihara lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemarannya.”.4 Maksud dari

pernyataan itu adalah beban pencemaran dipertanggungjawabkan kepada pihak pencemar. Hal tersebut jelas bahwa mereka yang melakukan tindakan pencemaran akan menanggung akibat dari apa yang mereka lakukan dan juga dapat berimbas kepada orang lain. Dan karena dapat merugikan pihak luas, maka hukum pun memberlakukan sanksi kepada mereka yang mencemarkan.

Peraturan untuk menertibkan tindakan yang melanggar nilai baik ini harus di tegakkan. Karena sesungguhnya manusia lah korban utama dari bencana yang dibuatnya sendiri. Peran serta masyarakat untuk bersama-sama mencegah pencemaran khususnya pencemaran air sangatlah dibutuhkan, sebagaimana termuat dalam Pasal 6 UULH dengan tegas menyatakan bahwa “ Hak dan Kewajiban untuk berperan serta”5. Penjelasan dari

pernyataan itu adalah masyarakat mempunyai peran yang sangat penting untuk mencegah pencemaran, karena hal itu berasal dari masyarakat maka maskyaratlah pihak pertama yang dapat mengatasi dan juga mencegahnya.

Cara untuk mengatasi pencemaran air :

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan.

4 Lembaga Studi Hukum KANAKA,” Publikasi Lembaga Studi Hukum Kanaka”, dalam seminar Teknologi, Biomanajemen & Hukum Lingkungan, (Bandung: LSH Kanaka, 1989), halaman 25. 5 Lembaga Studi Hukum KANAKA,” Publikasi Lembaga Studi Hukum Kanaka”, dalam seminar

(7)

Kesadaran akan menjaga kebersihan di lingkungan masyarakat umum masih tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari fenomena sampah berserakan tidak pada tempatnya. Jumlah volume sampah yang meningkat dari tahun ke tahun

menimbulkan dampak yang buruk. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah juga menyediakan fasilitas yang belum memadai dalam menampung dan mengolah sampah.

Hal tersebut berasal dari tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah. Oleh karena itu jika masih tidak ada perubahan maka dampak yang akan ditimbulkan makin buruk. Sebelum dampak yang lebih buruk itu membahayakan kita, maka mari bersama-sama kita merawat dan menjaga lingkungan. Berikut beberapa cara yang dapat di lakukan , yaitu:

a. Menanamkan kebiasaan membuang sampah pada tempah sampah sedini mungkin.

b. Memilah sampah organik dan anorganik saat membuang sampah.

c. Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat tentang menjaga kebersihan.

2. Mendaur ulang sampah organik dan anorganik.

(8)

kompos). Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan. Sampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam, Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng. Jika kita mendaur ulang sampah tersebut maka hal itu akan lebih bermanfaat dan mengurangi pencemaran lingkungan.

3. Gotong royong dalam membersihkan lingkungan yang sudah kotor. 4. Merawat lingkungan.

5. Peraturan hukum. \

Buat di Ppt :

Penjelasan persoalan etis

 Kebebasan dan kesadaran masyarakat dalam mencegah pencemaran air , membuat mereka memiliki rasa tanggung jawab terhadap keadaan alam sekitar.

 Lingkungan yang berkualitas bukan saja sesuatu yang diharapkan tetapi juga sesuatu yang harus direalisasikan.

(9)

 Hedonisme dan konsumenrisme mempengaruhi faktor penyebab pencemaran air.

 Paradigma antroposentris dan paradigma ekosentris.

 Faktor-faktor penyebab pencemaran air.

 Akibat yang ditimbulkan dari pencemaran air.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan perbandingan patologi anatomi terhadap kecepatan penyembuhan pada luka sayat kucing domestik (Felis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penebalan endometrium pada pemeriksaan ultrasonografi transvaginal dengan pemberian terapi

Percentage birth weight loss and hyperbilirubinemia during the first week of life in term newborns.. Paediatrica Indonesiana,

Sebagai pengolah image berbasis vektor CorelDraw sangat powerfull dalam pengolahan image ilustrasi.Akan tetapi dengan perkembangan CorelDraw yang semakin pesat,

Aktor kabuki memiliki ciri khas khusus yang membedakan dirinya dengan aktor lain pada saat memainkan sebuah peran di atas panggung yaitu Kata (型) yang merupakan gaya berakting

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul:

Warung hidup adalah lahan yang ditanami dengan berbagai tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluargaB. Tanaman yang ditanam dapat berupa buah-buahan

Berdasarkan peninjauan lapangan oleh Dinas Pekerjan Umum Bina Marga Kota Surabaya, Wilayah Morokrembangan dan Sekitarnya merupakan kawasan rawan bencana banjir. Daerah ini