BENTUK OPTIMAL METODE POTRA-PTAK
BEBAS TURUNAN
SKRIPSI
OLEH
NURISNA SARI
NIM. 1003113286
PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU
BENTUK OPTIMAL METODE POTRA-PTAK
BEBAS TURUNAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
OLEH
NURISNA SARI
NIM. 1003113286
PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU
BENTUK OPTIMAL METODE POTRA-PTAK
BEBAS TURUNAN
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Imran M., M.Sc Zulkarnain, M.Si NIP. 19640505 199002 1001 NIP. 19871027 201212 1001
Diketahui oleh: Ketua Jurusan Matematika
Skripsi ini telah diuji oleh Tim Penguji Ujian Sarjana Sains Program Studi S1 Matematika
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Pekanbaru
Pada Tanggal
Tim Penguji:
1. Dr. Imran M., M.Sc Ketua ( )
NIP. 19640505 199002 1001
2. Zulkarnain, M.Si Sekretaris ( )
NIP. 19871027 201212 1001
3. aaa Anggota ( )
NIP.
4. bbb Anggota ( )
NIP.
5. ccc Anggota ( )
NIP.
Mengetahui:
Dekan FMIPA Universitas Riau
LEMBARAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul ”Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak Bebas Turunan”, benar hasil penelitian saya dengan arahan Dosen Pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun untuk mendapatkan gelar Kesarjanaan. Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam naskah dengan menyebutkan referensi yang dicantumkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena Skripsi ini, serta lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan tinggi.
Pekanbaru, 15 Juli 2015 Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrabbil’aalamiin segala rasa syukur dan pujian hanya milik Allah Subhanaahuu wa Ta’aalaa, bertasbih segala yang di langit dan di bumi, yang selalu memberikan limpahan nikmat, kasih sayang, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak Bebas Turunan. Salawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan pada kekasih junjungan alam Nabi Muhammad Shalallahu ’Alaihi Wasallam, Allahumma shalli ’alaa Muhammad wa ’alaa aali Muhammad, sosok manusia pilihan yang telah membawa perubahan dari gelapnya masa kejahiliahan kepada terangnya ilmu pengetahuan.
Ungkapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Imran M., M.Sc selaku pembimbing I dan Bapak Zulkarnain, M.Si selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberi bimbingan, arahan, dorongan, dan kesabaran dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih kepada Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau, Ketua Jurusan Matematika dan Prodi S1 Matematika, serta Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau, khususnya Jurusan Matematika, yang telah mendidik dan mengajarkan ilmunya kepada penulis.
Marny, Juhrianti, Ridho Alfarisy dan Lusy Kristina. Terima kasih atas kese-tiaannya memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
Kritik dan saran yang membangun ke arah perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berdo’a semoga skripsi ini bermanfaat umumnya untuk pembaca dan khususnya untuk penulis sendiri. Semoga Allah Subhanaahuu wa Ta’aalaa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, amiin.
Pekanbaru, 15 Juli 2015
ABSTRACT
This final project discusses an optimized derivative-free form of the potra-ptak method to solve a nonlinear equation. This iterative method has the convergence of order four and for each iteration it requires three function evaluations, so the efficiency index of the method is 1.5874. Furthermore, the computational test shows that the discussed method is superior, both in the number of function evaluatios, as well as in the number of iterations needed to get a root.
ABSTRAK
Skripsi ini membahas bentuk optimal metode potra-ptak bebas turunan untuk menyelesaikan persamaan nonlinear. Metode iterasi ini mempunyai kekonvergenan orde empat dan untuk setiap iterasinya memerlukan tiga perhitungan fungsi, sehingga indek efisiensinya adalah 1.5874. Selanjutnya dari uji komputasi terlihat bahwa metode iterasi yang didiskusikan lebih unggul dari metode pembanding, baik dari perhitungan, maupun jumlah iterasi yang diperlukan untuk mendapatkan akar.
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . . . iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI . . . iv
LEMBARAN PERNYATAAN . . . v
KATA PENGANTAR . . . vi
ABSTRACT . . . viii
ABSTRAK . . . ix
DAFTAR ISI . . . x
DAFTAR TABEL . . . xii
DAFTAR ALGORITMA . . . xiii
1. PENDAHULUAN . . . 1
2. BEBERAPA METODE ITERASI UNTUK MENYE-LESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR . . . 4
2.1 Orde Konvergensi, Indeks Efisiensi dan Teorema Taylor . . 4
2.1.1 Orde Konvergensi . . . 4
2.1.2 Indeks Efisiensi . . . 5
2.1.3 Teorema Taylor . . . 5
2.2 Metode Newton (MN) . . . 6
2.3 Metode Potra-Ptak(PP) . . . 9
2.4 Metode Liu (MLi) . . . 11
2.5 Metode Ren (MR) . . . 15
3. BENTUK OPTIMAL METODE POTRA-PTAK BEBAS TURUNAN . . . 20
3.1 Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak dengan Turunan 20 3.2 Analisa Kekonvergenan . . . 23
3.3 Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak Bebas Turunan . 31 3.4 Analisa Kekonvergenan . . . 32
3.5 Uji Komputasi . . . 46
4. KESIMPULAN DAN SARAN . . . 51
DAFTAR TABEL
2.1 Hasil Komputasi Contoh 2.1 dengan Metode Newton . . . 8 2.2 Hasil Komputasi Contoh 2.1 dengan Metode Potra-Ptak . . . . 11 2.3 Hasil Komputasi Contoh 2.1 dengan Metode Liu . . . 15 2.4 Hasil Komputasi Contoh 2.1 dengan Metode Ren . . . 19
3.1 Hasil Komputasi Contoh 2.1 BOMP dengan parameter a . . . . 30 3.2 Hasil Komputasi Contoh 2.1 BOMPBT dengan parametera . . 45 3.3 Perbandingan Hasil Komputasi untuk MN, MPP, MLi, MR, BOMPT
DAFTAR ALGORITMA
2.1 Algoritma Metode Newton . . . 7
2.2 Algoritma Metode Potra-Ptak . . . 10
2.3 Algoritma Metode Liu . . . 14
2.4 Algoritma Metode Ren . . . 18
BAB 1
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berperan merumuskan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Persoalan yang sering
dijumpai adalah bagaimana menemukan solusi atau akar dari persamaan nonlinear. Persamaan nonlinear memiliki peranan yang sangat penting dalam seluruh bidang ilmiah, terutama dibidang matematika, fisika, biologi, dan
bidang ilmu lainnya. Persoalan nonlinear disajikan dalam bentuk f(x) = 0. Persamaan nonlinear dapat diselesaikan dengan dua metode, yaitu metode analitik dan metode numerik. Metode Analitik merupakan metode yang
menghasilkan solusi sejati (exact solution). Sedangkan metode numerik adalah metode yang menghasilkan solusi berupa hampiran atau pende-katan terhadap solusi sejati, sehingga solusi numerik juga dikatakan solusi
hampiran (approximation solution). Untuk persamaan nonlinear yang rumit, biasanya digunakan metode numerik.
Banyak metode numerik yang dapat digunakan untuk mencari solusi atau
akar dari persamaan nonlinear, beberapa diantaranya adalah Metode Newton yang memiliki orde kekonvergenan kuadratik [1, h. 83] yang bentuk iterasinya diberikan oleh
xn+1 =xn−
f(xn)
f′
dimanaf′
(xn)̸= 0, dengan tebakan awalx0 diperoleh
x1, x2, x3,· · · ,
yang akan konvergen ke nilai akar f(x) = 0. Dalam perkembangannya, metode
Newton banyak mengalami modifikasi. Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah iterasi dan memperkecil error. Error merupakan selisih antara solusi sejati/solusiexact dengan solusi numerik yang diperoleh. Salah satu modifikasi
metode Newton adalah metode Potra-Ptak [4], dengan bentuk persamaan
yn =xn−
f(xn)
f′(xn),
xn+1 =xn−
f(xn) +f(yn)
f′(xn) .
Pada skripsi ini, dibahas bentuk optimal dari metode Potra-Ptak bebas turunan. Pembahasan ini merupakan sebagian isi dari artikel yang ditulis
oleh F. Soleymani [8] dengan judul ”An Optimized Derivative-Free Form of
The Potra-Ptak Method”. Skripsi ini disusun dalam 4 bab. Bab 1 merupakan pendahuluan yang berisi gambaran umum tentang penelitian yang akan
diba-has. Bab 2 menjelaskan beberapa teori penunjang untuk pembahasan pada bab 3. Diteruskan dengan bab 3 yang membahas Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak Bebas Turunan, analisa kekonvergenan dan komputasi numerik untuk
BAB 2
BEBERAPA METODE ITERASI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR
Pada bab ini dijelaskan beberapa teori pendukung yang terkait dengan bab
selanjutnya. Pembahasan dimulai dengan Orde Konvergensi, Indeks Efisiensi, dan Teorema Taylor. Kemudian dilanjutkan dengan Metode Newton, Metode Potra-Ptak, Metode Liu dan Metode Ren.
2.1 Orde Konvergensi, Indeks Efisiensi dan Teorema Taylor
2.1.1 Orde Konvergensi
Definisi 2.1 (Orde Konvergensi) [6, h. 77] Asumsikan barisan {xn}∞n=0 konvergen ke α dan nyatakan en = xn −α untuk n ≥ 0. Jika dua konstanta positifA̸= 0 dan p >0 ada, dan
lim n→∞
|xn+1−α|
|xn−α|p
= lim n→∞
|en+1|
|en|p
=A, (2.1)
maka barisan tersebut dikatakan konvergen keαdengan orde kekonvergenan p. KonstantaA disebut konstanta error asimtotik (asymptotic error constant).
Jika p= 1,2 dan 3, maka orde kekonvergenan dengan barisan{xn}∞n=0
berturut-turut dikenal dengan istilah linear, kuadratik dan kubik. Secara komputasi, orde konvergensi juga dapat dihitung dengan menggunakan definisi
Definisi 2.2 (COC) [10] Misalkanα adalah akar dari suatu fungsi nonlinear
f(x), dan andaikanxn−1,xn,xn+1 adalah tiga iterasi berturut-turut yang cukup
dekat ke akar α. Jadi orde kekonvergenan secara komputasi COC dapat diaproksimasikan dengan rumus:
COC ≈ ln|(xn+1−α)/(xn−α)| ln|(xn−α)/(xn−1−α)|
. (2.2)
2.1.2 Indeks Efisiensi
Definisi 2.3 (Indeks Efisiensi) [9, h. 12] Misalkan p adalah orde konvergensi dengan suatu metode iterasi danw adalah banyaknya fungsi yang dievaluasi pada setiap iterasinya, maka indeks efisiensi dari metode adalahpw1.
Indeks efisiensi digunakan untuk melihat seberapa efisien suatu metode.
2.1.3 Teorema Taylor
Teorema 2.4 (Teorema Taylor) [2, h. 188] Misalkan n ∈N, I = [a, b] dan
f : I → R sedemikian hingga f dan f′
, f′′
, ..., f(n) kontinu pada I dan f(n+1) ada pada (a, b). Jika x0 ∈I maka untuk sebarang x∈I terdapat suatu titik c diantarax dan x0 sehingga
f(x) = f(x0) +f′
(x0)(x−x0) + f
′′
(x0)
2! (x−x0) 2
+· · ·
+ f (n)(x
0)
n! (x−x0) n
+ f
(n+1)(c)
(n+ 1)! (x−x0)
n+1. (2.3)
2.2 Metode Newton (MN)
Metode Newton [1, h. 79-80] dan [3, h. 67] adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari akar dari suatu persamaan f(x) = 0 dengan
f kontinu, melalui proses iterasi yang menggunakan prinsip garis singgung pada suatu grafik y=f(x) untuk menghampiri akar sebenarnya.
Untuk mendapatkan rumus metode Newton ekpansikan f(x) disekitar
x=x0 sampai suku (x−x0)2 menggunakan ekspansi Taylor, diperoleh
f(x) =f(x0) +f′
(x0)(x−x0) + (x−x0) 2 2! f
′′
(c). (2.4)
Jika x0 yang dicukup dekat ke x maka (x− x0)2 akan bernilai cukup kecil, sehingga dapat diabaikan, sehingga persamaan (2.4) dapat ditulis menjadi
0≈f(x0) +f′
(x0)(x−x0),
x−x0 ≈ −
f(x0)
f′
(x0), (2.5)
denganf′
(x0) ̸= 0. Dengan cara yang sama proses ini dilakukan berulang kali sampai ke-n, sehingga diperoleh persamaan berikut
xn+1 =xn−
f(xn)
f′(xn), n= 0,1,2,· · · . (2.6)
Metode Newton memiliki kekonvergenan orde dua, [1, h. 83] dan memerlukan
adalah 1.414.
Berikut adalah algoritma metode Newton untuk mencari akar pendekatan
dari persamaan nonlinearf(x) = 0.
Algoritma 2.1Algoritma Metode Newton 1. INPUT : x0 (Tebakan Awal),
2. tol= 1.0×10−900 (toleransi), 3. α (Akar Sebenarnya),
4. maxit= 100 Maksimum Iterasi) dan fungsi f.
5. OUTPUT : n, xn, |f(xn)|, |xn−α|, dan COC. 6. PROSES :
7. kondisi:=true
8. for n from 0 while kondisi=true do 9. if |f′(xn)|= 0 then
10. ”Metode Newton tidak dapat diterapkan” 11. break
12. end if
13. Hitung xn+1 =xn− f(xn)
f′
(xn) 14. Hitung err =|xn+1−α| 15. if n >= 1 then
16. Hitung COC = ln|(xn+1−α)/(xn−α)| ln|(xn−α)/(xn−1−α)|
17. end if
18. OUTPUT : n+ 1, xn+1, |f(xn+1)|,|err| dan COC. 19. if error ≤tol then then
20. ”Selisih iterasi sudah sangat kecil” 21. break
22. else if |f(xn+1)|< tol then
23. ”Nilai fungsi sudah sangat kecil” 24. break
25. else if n > maxit then
26. ”Iterasi maksimum terlewati” 27. break
28. end if 29. end for
Berikut diberikan contoh untuk menerapkan Algoritma 2.1 dalam menentukan akar hampiran atau akar pendekatan dengan menggunakan metode
Contoh 2.1 Gunakan metode Newton untuk menentukan akar pendekatan dari persamaanf(x) = sin(x)2−x2+ 1 dengan tebakan awal x
0 = 1.7.
Solusi.
Untuk mencari akar pendekatan dari persamaan nonlinear ini dengan menggunakan metode Newton, maka Algoritma 2.1 diimplementasikan dengan menggunakan program Maple13 (Lampiran 1). Hasil perhitungan
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1: Hasil Komputasi Contoh 2.1 dengan Metode Newton
n xn |f(xn)| |xn−α| COC
1 1.4519926931726741 1.22331e−01 2.48007e−01
2 1.4061520063840885 4.12716e−03 4.58407e−02 1.8347 3 1.4044938035453610 5.35056e−06 1.65820e−03 1.9819 4 1.4044916482189813 9.03627e−12 2.15533e−06 1.9997 5 1.4044916482153412 2.57734e−23 3.64003e−12 2.0000 6 1.4044916482153412 2.09671e−46 1.03822e−23 2.0000 7 1.4044916482153412 1.38762e−92 8.44605e−47 2.0000 8 1.4044916482153412 6.07762e−185 5.58966e−93 2.0000 9 1.4044916482153412 1.16590e−369 2.44821e−185 2.0000 10 1.4044916482153412 4.29057e−739 4.69652e−370 2.0000 11 1.4044916482153412 5.81064e−1478 1.72835e−739 2.0000
Dari Tabel 2.1 terlihat bahwa untuk tebakan awalx0 = 1.7, metode Newton memberikan akar pendekatan 1.4044916482153412 pada iterasi kesebelas. Hal ini terjadi karena nilai fungsi untuk akar pendekatan pada iterasi ini sudah
2.3 Metode Potra-Ptak(PP)
Metode Potra Ptak [4] merupakan kombinasi dari dua metode Newton yang digunakan untuk mencari akar dari persamaan nonlinearf(x) = 0, yaitu
yn=xn−
f(xn)
f′
(xn), (2.7)
xn+1 =yn−
f(yn)
f′
(xn). (2.8)
Subtitusikan persamaan (2.7) ke persamaan (2.8)
xn+1 =yn−
f(yn)
f′(xn),
= (xn−
f(xn)
f′(xn))−
f(yn)
f′(xn),
=xn−
f(xn)
f′(xn) −
f(yn)
f′(xn),
=xn−
f(xn) +f(yn)
f′
(xn) . (2.9)
Sehingga diperoleh metode iterasi
yn =xn−
f(xn)
f′(xn),
xn+1 =xn−
f(xn) +f(yn)
f′(xn) . (2.10)
Persamaan (2.10) dikenal dengan metode Potra-Ptak [4] yang memiliki kekonvergenan orde tiga, dan memerlukan tiga kali evaluasi fungsi pada setiap
Newton).
Berikut adalah algoritma metode Potra-Ptak untuk mencari akar
pendekatan dari persamaan nonlinear f(x) = 0. Algoritma 2.2Algoritma Metode Potra-Ptak
1. INPUT : x0 (Tebakan Awal),
2. tol= 1.0×10−900 (toleransi), 3. α (Akar Sebenarnya),
4. maxit= 100 Maksimum Iterasi) dan fungsi f.
5. PROSES : 6. kondisi:=true
7. for n from 0 while kondisi=true do 8. if |f′(xn)|= 0 then
9. ”Metode Potra-Ptak tidak dapat diterapkan” 10. break
11. end if
12. Hitung yn=xn− f(xn)
f′(xn)
13. Hitung xn+1 =xn−f(xn) +f(yn)
f′(xn)
14. Hitung err =|xn+1−α| 15. if n >= 1 then
16. Hitung COC = ln|(xn+1−α)/(xn−α)| ln|(xn−α)/(xn−1−α)|
17. end if
18. OUTPUT : n+ 1, xn+1, |f(xn+1)|,|err| dan COC. 19. if error ≤tol then then
20. ”Selisih iterasi sudah sangat kecil” 21. break
22. else if |f(xn+1)|< tol then
23. ”Nilai fungsi sudah sangat kecil” 24. break
25. else if n > maxit then
26. ”Iterasi maksimum terlewati” 27. break
28. end if 29. end for
Solusi.
Untuk mencari akar pendekatan dari persamaan nonlinear ini dengan
menggunakan metode Potra-Ptak, maka Algoritma 2.2 diimplementasikan dengan menggunakan program Maple13 (Lampiran 2). Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2: Hasil Komputasi Contoh 2.1 dengan Metode Potra-Ptak
n xn |f(xn)| |xn−α| COC
1 1.4185282069869532 3.52292e−02 2.81472e−01
2 1.4044948990606015 8.07016e−06 1.40333e−02 2.7471 3 1.4044916482153413 1.04726e−16 3.25085e−06 2.9948 4 1.4044916482153412 2.28868e−49 4.21863e−17 3.0000 5 1.4044916482153412 2.38875e−147 9.21934e−50 3.0000 6 1.4044916482153412 2.71601e−441 9.62247e−148 3.0000 7 1.4044916482153412 3.99219e−1323 1.09407e−441 3.0000
Dari Tabel 2.2 terlihat bahwa untuk tebakan awal x0 = 1.7, metode Potra-Ptak memberikan akar pendekatan 1.4044916482153412 pada iterasi ketujuh. Hal ini terjadi karena nilai fungsi untuk akar pendekatan pada iterasi ini sudah sangat kecil, yaitu lebih kecil dari toleransi yang diberikan.
2.4 Metode Liu (MLi)
Metode Liu [5] merupakan metode kombinasi dari metode Newton dua langkah
yn=xn−
f(xn)
f′(xn), (2.11)
xn+1 =yn−
f(yn)
Dengan mengaproksimasikan turunan yang muncul pada persamaan (2.11) denganforward difference, yaitu
f′
(xn) = f(xn+f(xn))−f(xn)
f(xn) , (2.13)
sehingga diperoleh
yn=xn−
f(xn)2
f(xn+f(xn))−f(xn)
. (2.14)
Selanjutnya aproksimasikan persamaan (2.12) dengan Newton interpolation
formula, yaitu
f(x)≈f(xn) +f[xn, yn](x−xn) +f[xn, yn, wn](x−xn)(x−yn), (2.15)
dari persamaan (2.15) aproksimasikan f(yn) sehingga
f(yn)≈f(yn) +f[xn, yn](yn−xn) +f[xn, yn, wn](yn−xn)(yn−yn),
≈f(yn) +f[xn, yn](yn−xn) +f[xn, yn, wn](yn−xn), (2.16)
kemudian dari persamaan (2.16) aproksimasikanf′
(yn) sehingga
f′
(yn)≈f[xn, yn] +f[xn, yn, wn](yn−xn),
f′
(yn)≈f[xn, yn] (
1 + f[xn, yn, wn]
f[xn, yn]
(yn−xn )
f′
Selanjutnya subtitusikan persamaan (2.17) ke persamaan (2.12), diperoleh
xn+1=yn−
Dari persamaan (2.14) dan (2.18) diperoleh metode iterasi dengan bentuk
yn=xn−
Metode Liu memiliki orde kekonvergenan empat [5] dan memerlukan tiga
1.587.
Berikut adalah algoritma metode Liu untuk mencari akar pendekatan dari
persamaan nonlinearf(x) = 0.
Algoritma 2.3Algoritma Metode Liu 1. INPUT : x0 (Tebakan Awal),
2. tol= 1.0×10−900 (toleransi), 3. α (Akar Sebenarnya),
4. maxit= 100 Maksimum Iterasi) dan fungsi f.
5. OUTPUT : n, xn, |f(xn)|, |xn−α|, dan COC. 6. PROSES :
7. kondisi:=true
8. for n from 0 while kondisi=true do 9. if |f′(xn)|= 0 then
10. ”Metode Liu tidak dapat diterapkan” 11. break
12. end if
13. Hitung yn=xn− f(xn) 2
f(xn+f(xn))−f(xn) 14. Hitung wn=xn+f(xn)
15. Hitung xn+1 =yn− f[xn, yn]−f[yn, wn] +f[xn, wn]
f[xn, yn]2
f(yn) 16. Hitung err =|xn+1−α|
17. if n >= 1 then
18. Hitung COC = ln|(xn+1−α)/(xnα)| ln|(xn−α)/(xn−1−α)|
19. end if
20. OUTPUT : n+ 1, xn+1, |f(xn+1)|,|xn+1−α| dan COC. 21. if error ≤tol then then
22. ”Selisih iterasi sudah sangat kecil” 23. break
24. else if |f(xn+1)|< tol then
25. ”Nilai fungsi sudah sangat kecil” 26. break
27. else if n > maxit then
28. ”Iterasi maksimum terlewati” 29. break
30. end if 31. end for
Solusi.
Untuk mencari akar pendekatan dari persamaan nonlinear ini dengan
menggunakan metode Liu, maka Algoritma 2.3 diimplementasikan dengan menggunakan program Maple13 (Lampiran 3). Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3: Hasil Komputasi Contoh 2.1 dengan Metode Liu
n xn |f(xn)| |xn−α| COC
1 1.4078738059148743 8.41837e−03 2.92126e−01
2 1.4044916482411513 6.40728e−11 3.38216e−03 4.1813 3 1.4044916482153412 2.12738e−43 2.58101e−11 4.0011 4 1.4044916482153412 2.58541e−173 8.56960e−44 4.0000 5 1.4044916482153412 5.63988e−693 1.04147e−173 4.0000 6 1.4044916482153412 1.27711e−2771 2.27188e−693 4.0000
Dari Tabel 2.3 terlihat bahwa untuk tebakan awal x0 = 1.7, metode Liu memberikan akar pendekatan 1.4044916482153412 pada iterasi keenam. Hal ini terjadi karena nilai fungsi untuk akar pendekatan pada iterasi ini sudah sangat
kecil, yaitu lebih kecil dari toleransi yang diberikan.
2.5 Metode Ren (MR)
Metode Ren merupakan metode kombinasi dari metode Newton dua langkah
yn=xn−
f(xn)
f′
(xn), (2.20)
xn+1 =yn−
f(yn)
f′
Dengan mengaproksimasikan turunan yang muncul pada persamaan (2.20) denganforward difference, diperoleh
yn=xn−
f(xn)2
f(xn+f(xn))−f(xn)
. (2.22)
Selanjutnya dengan mengaproksimasikan persamaan (2.21) dengan interpolasi polinomial
h(xn) = ax3+bx2+cx+d, (2.23)
dengan kondisi
h(xn) =f(xn), h(yn) =f(yn), h(wn) = f(wn),
dan
b =f[xn, yn, wn]−a(xn+yn+wn),
c=f[xn, yn]−f[xn, yn, wn](xn+yn) +a(xnyn+xnwn+ynwn). (2.24)
Selanjutnya dengan mengaproksimasikan f′
(yn)≈h′
(yn) sehingga
f′
(yn)≈h′
(yn),
f′
kemudian subtitusikan persamaan (2.24) ke persamaan (2.25)
f′
(yn) =3ayn2+ 2(f[xn, yn, wn]−a(xn+yn+wn))yn+f[xn, yn]
−f[xn, yn, wn](xn+yn) +a(xnyn+xnwn+ynwn),
=f[xn, yn] +f[xn, yn, wn](yn−xn) +a(yn−xn)(yn−wn),
=f[xn, yn] +f[yn, wn]−f[xn, wn] +a(yn−xn)(yn−wn). (2.26)
dari persamaan (2.22) dan (2.26) diperoleh metode iterasi dengan bentuk
yn =xn−
f(xn)2
f(xn+f(xn))−f(xn)
,
xn+1 =yn−
f(yn)
f[xn, yn] +f[yn, wn]−f[xn, wn] +a(yn−xn)(yn−wn)
. (2.27)
dimana
wn=xn+f(xn).
Berikut adalah algoritma metode Ren untuk mencari akar pendekatan dari persamaan nonlinearf(x) = 0.
Algoritma 2.4Algoritma Metode Ren 1. INPUT : x0 (Tebakan Awal),
2. tol= 1.0×10−900 (toleransi), 3. α (Akar Sebenarnya),
4. maxit= 100 Maksimum Iterasi) dan fungsi f.
5. OUTPUT : n, xn, |f(xn)|, |xn−α|, dan COC. 6. PROSES :
7. kondisi:=true
8. for n from 0 while kondisi=true do 9. if |f′(xn)|= 0 then
10. ”Metode Ren tidak dapat diterapkan” 11. break
12. end if
13. Hitung yn=xn− f(xn) 2
f(xn+f(xn))−f(xn) 14. Hitung wn=xn+f(xn)
15. Hitungxn+1 =yn− f(yn)
f[xn, yn] +f[yn, wn]−f[xn, wn] +a(yn−xn)(yn−wn) 16. Hitung err =|xn+1−α|
17. if n >= 1 then
18. Hitung COC = ln|(xn+1−α)/(xnα)| ln|(xn−α)/(xn−1−α)|
19. end if
20. OUTPUT : n+ 1, xn+1, |f(xn+1)|,|xn+1−α| dan COC. 21. if error ≤tol then then
22. ”Selisih iterasi sudah sangat kecil” 23. break
24. else if |f(xn+1)|< tol then
25. ”Nilai fungsi sudah sangat kecil” 26. break
27. else if n > maxit then
28. ”Iterasi maksimum terlewati” 29. break
30. end if 31. end for
Solusi.
Untuk mencari akar pendekatan dari persamaan nonlinear ini dengan
menggunakan metode Ren, maka Algoritma 2.4 diimplementasikan dengan menggunakan program Maple13 (Lampiran 4). Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4: Hasil Komputasi Contoh 2.1 dengan Metode Ren
n xn |f(xn)| |xn−α| COC
1 1.4235587638689938 4.80422e−02 2.76441e−01
2 1.4044917754578622 3.15876e−07 1.90670e−02 4.3482 3 1.4044916482153412 5.89791e−28 1.27243e−07 4.0051 4 1.4044916482153412 7.16843e−111 2.37582e−28 4.0000 5 1.4044916482153412 1.56433e−442 2.88762e−111 4.0000 6 1.4044916482153412 3.54765e−1769 6.30149e−443 4.0000
Dari Tabel 2.4 terlihat bahwa untuk tebakan awal x0 = 1.7, metode Ren memberikan akar pendekatan 1.4044916482153412 pada iterasi keenam. Hal ini terjadi karena nilai fungsi untuk akar pendekatan pada iterasi ini sudah sangat
BAB 3
BENTUK OPTIMAL METODE POTRA-PTAK BEBAS TURUNAN
Pada bab ini dibahas bentuk optimal metode Potra-Ptak bebas turunan untuk
menyelesaikan persamaan nonlinear dan analisis kekonvergenannya. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan komputasi numerik menggunakan program Maple 13. Selanjutnya ditunjukkan hasil perbandingan komputasi dari metode
Newton, metode Potra-Ptak, metode Liu, metode Ren, bentuk optimal meto-de Potra-Ptak meto-dengan turunan dan bentuk optimal metometo-de Potra-Ptak bebas turunan.
3.1 Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak dengan Turunan
Pada subbab ini dibahas bagaimana proses terbentuknya bentuk optimal metode Potra-Ptak dengan turunan untuk menyelesaikan persamaan nonlinear
f(x) = 0. Metode baru ini dimodifikasi dari metode Potra-Ptak dengan
kekonvergenan orde tiga. Diberikan metode Potra-Ptak orde tiga dengan bentuk iterasinya yaitu
yn =xn−
f(xn)
f′(xn), (3.1)
zn =xn−
f(xn) +f(yn)
f′
(xn) , (3.2)
xn+1 =zn−
f(zn)
f′
Dengan menggunakan metode Newton tanpa memperbarui turunan dan
meng-diperoleh metode baru orde empat yang memerlukan empat evaluasi fungsi, tetapi tidak optimal. Untuk meningkatkan seberapa keefisienan metode diaproksimasikanf(zn) dengan kombinasi fungsi yang sudah diketahui nilainya.
Ekspansikanf(zn) dengan menggunakan ekspansi Taylor disekitarzn =xn dan
f(yn) disekitaryn=xn sampai orde dua sehingga
Selanjutnya substitusikan persamaan (3.1) ke persamaan (3.6)
Kemudian substitusikan persamaan (3.7) ke persamaan (3.5), sehingga
Untuk menghasilkan sebuah keluarga satu parameter dengan orde konvergensi empat, perhatikan taksiran aproksimasif(zn) dengan a∈R
f(zn) = (f(yn))
2(2f(xn) +af(yn))
(f(xn))2 , (3.9)
selanjutnya substitusikan persamaan (3.9) ke persamaan (3.4), diperoleh
xn+1 =zn−
(f(yn))2(2f(xn) +af(yn))
f′
(xn)(f(xn))2 , (3.10)
kemudian substitusikan persamaan (3.2) ke persamaan (3.10), diperoleh
sehingga diperoleh
yn=xn−
f(xn)
f′(xn),
xn+1 =xn−
f(xn) +f(yn)
f′(xn) −
2f(xn) +af(yn)
f′(xn)
(
f(yn)
f(xn) )2
. (3.12)
Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak dengan Turunan (BOMPT) memiliki orde
konvergensi empat, dan memerlukan tiga evaluasi fungsi pada setiap iterasinya, berdasarkan Definisi 2.3 memiliki indeks efisiensi 1.5874.
3.2 Analisa Kekonvergenan
Teorema 3.1 Misalkan α ∈ I adalah akar sederhana dari fungsi f : I → R yang terdiferensialkan secukupnya untuk interval bukaI. Jikax0cukup dekat ke
α, maka orde konvergensi dari metode yang didefinisikan pada persamaan (3.12) mempunyai orde konvergensi empat.
Bukti. Misalkan α adalah akar sederhana dari f(x) = 0 maka f(α) = 0, dan
f′
(α)̸= 0. Kemudian dengan melakukan ekspansi Taylor, untukf(xn) disekitar
α sampai orde ke empat diperoleh
f(xn) = f(α) +f′
(α)(xn−α) 1! +f
(2)(α)(xn−α)2 2! +f
(3)(α)(xn−α)3 3! +f(4)(α)(xn−α)4
4! +O(xn−α) 5
Karenaf(α) = 0 danen=xn−α, maka persamaan (3.13) dapat ditulis menjadi
dengan menyatakan ck =
f(k)(α)
Selanjutnya dengan menggunakan ekspansi Taylor untuk f′
(xn) disekitar α,
setelah dilakukan penyederhanaan maka diperoleh
f′
Selanjutnya dari persamaan (3.15) dan (3.16) diperoleh
f(xn)
Kemudian dengan menggunakan formula deret geometri
1
1 +r = 1−r+r
untuk r = 2c2en + 3c3e2n + 4c4e3n +O(e4n), sehingga setelah disederhanakan
Selanjutnya dengan mensubstitusikan persamaan (3.19) ke persamaan (3.12) diperoleh
Kemudian dengan melakukan ekspansi Taylor dari f(yn) disekitar α sampai
orde empat dan mengabaikan orde yang lebih tinggi diperoleh
f(yn) =f(α) +f′
Selanjutnya dihitungf(xn)+f(yn) dengan menggunakan persamaan (3.15) dan (3.22) diperoleh
f(xn) +f(yn) = f′
(α)(en+ (2c2e2n) + (3c3−2c22)e3n+ (4c4
−7c2c3+ 5c23)e4n+O(e 5
n)), (3.23)
selanjutnya hitung f(xn) +f(yn)
f′
(xn) dengan menggunakan persamaan (3.16) dan (3.23), sehingga diperoleh
f(xn) +f(yn)
f′(xn) =
en+ (2c2e2n) + (3c3 −2c22)e3n 1 + 2c2en+ 3c3e2n+ 4c4e3n+O(e4n)
+ (4c4−7c2c3+ 5c 3
2)e4n+O(e5n)) 1 + 2c2en+ 3c3e2n+ 4c4e3n+O(e4n)
, (3.24)
kemudian dengan menggunakan formula deret geometri pada persamaan (3.18),
maka persamaan (3.24) menjadi,
f(xn) +f(yn)
f′(xn) =en−2c
2
2e3n+ (−7c2c3+ 9c23)e4n+O(e5n). (3.25)
Kemudian dihitung 2f(xn) +af(yn) dengan menggunakan persamaan (3.15) dan (3.22) diperoleh
2f(xn) +af(yn) = f′
(α)(2en+ (2c2+ac2)e2n+ (2c3+ 2ac3−2ac22)e3n
+ (3ac4+ 2c4−7ac2c3+ 5ac32)e4n
selanjutnya hitung 2f(xn) +af(yn)
f′
(xn) dengan menggunakan persamaan (3.16) dan (3.26), sehingga diperoleh
2f(xn) +af(yn)
f′(xn) =
2en+ (2c2+ac2)e2n+ (2c3+ 2ac3 −2ac22)e3n 1 + 2c2en+ 3c3e2n+ 4c4e3n+O(e4n) +(3ac4+ 2c4−7ac2c3+ 5ac
3
2)e4n+O(e5n)) 1 + 2c2en+ 3c3e2n+ 4c4e3n+O(e4n)
, (3.27)
kemudian dengan menggunakan formula deret geometri pada persamaan (3.18),
maka persamaan (3.27) menjadi,
2f(xn) +af(yn)
f′(xn) = 2en+ (−2c2+ac2)e
2
n+ (2ac3−4ac22
−4c3+ 4c22)en3 + (−6c4+ 3ac4+ 13ac
3 2
+ 14c2c3−14ac2c3−8c32)e4n+O(e5n). (3.28)
Kemudian dihitung (
f(yn)
f(xn) )2
dengan menggunakan persamaan (3.15) dan (3.22) diperoleh
(
f(yn)
f(xn) )2
=c22e2n+ (−6c32+ 4c2c3)e3n+ (4c23+ 6c2c4
Kemudian subtitusikan persamaan (3.25), (3.28), (3.29) ke (3.12) sehingga
xn+1 =xn−
f(xn) +f(yn)
f′(xn) −
2f(xn) +af(yn)
f′(xn)
(
f(yn)
f(xn )2
,
xn+1 =en+α− (
en−2c22e3n+ (−7c2c3+ 9c32)e4n+O(e 5 n)
)
−
(
2en+ (−2c2+ac2)e2n+ (2ac3−4ac22−4c3+ 4c22)e3n
+ (−6c4+ 3ac4 + 13ac32+ 14c2c3−14ac2c3−8c32)e4n
+O(e5n) )(
c22e2n+ (−6c23+ 4c2c3)e3n+ (4c 2 3 + 6c2c4−33c22c3+ 26c42)e4n+O(e
5 n)
)
,
xn+1 =α+ (−ac32−c2c3+ 5c32)e4n+O(e5n). (3.30)
Karenaen+1 =xn+1−α sehingga
en+1 = (−ac32−c2c3+ 5c32)e4n+O(e 5
n). (3.31)
Persamaan (3.31) merupakan persamaan error untuk persamaan (3.12).
Dari definisi orde konvergensi dilihat bahwa persamaan (3.12) memiliki orde
Berikut adalah algoritma BOMP dengan turunan menggunakan parameter
a untuk mencari akar pendekatan dari persamaan nonlinearf(x) = 0.
Algoritma 3.5Algoritma BOMP dengan Turunan menggunakan parameter a
1. INPUT : x0 (Tebakan Awal),
2. tol= 1.0×10−900 (toleransi), 3. α (Akar Sebenarnya),
4. maxit= 100 Maksimum Iterasi) dan fungsi f.
5. OUTPUT : n, xn, |f(xn)|, |xn−α|, dan COC. 6. PROSES :
7. kondisi:=true
8. for n from 0 while kondisi=true do 9. if |f′(xn)|= 0 then
10. ”BOMP dengan Turunan menggunakan parametera tidak dapat dite-rapkan”
21. ”Selisih iterasi sudah sangat kecil” 22. break
23. else if |f(xn+1)|< tol then
24. ”Nilai fungsi sudah sangat kecil” 25. break
26. else if n > maxit then
27. ”Iterasi maksimum terlewati” 28. break
29. end if 30. end for
Contoh 3.1 Gunakan BOMP dengan Turunan menggunakan parameter a
dengan tebakan awal x0 = 1.7.
Solusi.
Untuk mencari akar pendekatan dari persamaan nonlinear ini dengan
menggunakan BOMP dengan turunan, maka Algoritma 3.1 diimplementa-sikan dengan menggunakan program Maple13 (Lampiran 5). Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1: Hasil Komputasi Contoh 2.1 BOMP dengan parameter a
n xn |f(xn)| |xn−α| COC
1 1.4064508022266468 4.87101e−03 2.93549e−01
2 1.4044916482144877 2.11892e−12 1.95915e−03 4.2969 3 1.4044916482153412 9.05327e−50 8.53553e−13 3.9921 4 1.4044916482153412 3.01695e−199 3.64688e−50 4.0000 5 1.4044916482153412 3.72064e−797 1.21530e−199 4.0000 6 1.4044916482153412 8.60632e−3189 1.49876e−797 4.0000
Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa untuk tebakan awal x0 = 1.7, BOMP dengan Turunan memberikan akar pendekatan 1.4044916482153412 pada
3.3 Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak Bebas Turunan
Pada subbab ini dibahas bagaimana proses terbentuknya bentuk optimal metode Potra-Ptak bebas turunan untuk menyelesaikan persamaan nonlinear
f(x) = 0. Metode ini dimodifikasi dari bentuk optimal metode Potra-Ptak dengan turunan dengan mengganti turunan pada Persamaan (3.12) dengan beda terbagi, sehingga
Persamaan (3.32) menghasilkan orde konvergensi tiga dengan persamaanerror
en+1=−c22f
′
(α)β(1 +βf′
(α))en
3 +O(e4n).
Kemudian gunakan konsepweight function, sehingga
dimanaG(tn) =G(f[xn, wn]). Kemudian gunakan ekspansi Taylor dan didapat
G(tn) = 2 +βf[xn, wn] 2 + 2βf[xn, wn]
. (3.34)
Substitusikan persamaan (3.34) kepersamaan (3.33), sehingga
yn=xn−
selanjutnya sederhanakan menggunakan komputasi, sehingga
yn=xn−
Persamaan (3.36) merupakan bentuk optimal metode Potra-Ptak bebas turunan
(BOMPBT). Metode ini memiliki orde konvergensi empat dan memiliki indeks efisiensi 1.5874.
3.4 Analisa Kekonvergenan
α, maka orde konvergensi dari metode yang didefinisikan pada persamaan (3.36) mempunyai orde konvergensi empat.
Bukti. Misalkan α adalah akar sederhana dari f(x) = 0 maka f(α) = 0, dan
f′
(α)̸= 0. Kemudian dengan melakukan ekspansi Taylor, untukf(xn) disekitar
α sampai orde ke empat diperoleh
f(xn) = f(α) +f′
dengan menyatakan ck =
f(k)(α)
Kemudian hitung wn
Kemudian dengan melakukan ekspansi Taylor dari f(wn) disekitar α sampai orde empat dan mengabaikan orde yang lebih tinggi diperoleh
f(wn) =f(α) +f′
selanjutnya dengan mensubstitusikan persamaan (3.40) ke persamaan (3.41)
Selanjutnya hitungf[xn, wn] dengan menggunakan persamaan (3.39) dan (3.42),
Selanjutnya dengan mensubstitusikan persamaan (3.44) ke persamaan (3.36), diperoleh
yn=α+ (c2+c2βf
′
(α))e2n+ (2c3−2c22βf
′
(α)−c22β2f′
(α)2
−2c22 +c3β2f′(α)2+ 3c3βf′(α))en3 + (−7c2c3f
′
(α)2β2
−10c2c3f
′
(α)β−2c2c3f
′
(α)3β3+ 4c32+ 5c32f′
(α)β
+ 4c4f
′
(α)2β2+ 6c4f
′
(α)β+c4f
′
(α)3β3+ 3c32f′
(α)2β2
+ 3c4+c32f
′
(α)3β3−7c2c3)e4n+O(e5n). (3.45)
Kemudian dengan melakukan ekspansi Taylor dari f(yn) disekitar α sampai orde empat dan mengabaikan orde yang lebih tinggi diperoleh
f(yn) =f(α) +f′
(α)(yn−α) 1! +f
(2)(α)(yn−α)2 2! +f
(3)(α)(yn−α)3 3! +f(4)(α)(yn−α)
4
4! +O(yn−α) 5
Selanjutnya dengan mensubstitusikan persamaan (3.45) ke persamaan (3.46)
selanjutnya hitung f(xn) +f(yn)
f[xn, wn]
dengan menggunakan persamaan (3.43) dan
(3.48), sehingga diperoleh
selanjutnya hitung 2f(xn) +af(yn)
f[xn, wn]
dengan menggunakan persamaan (3.43)
dan (3.50), sehingga diperoleh
Kemudian dihitung (
f(yn)
f(xn) )2
Selanjutnya hitung 1− βf[xn, wn]
2 + 2βf[xn, wn]
dengan menggunakan persamaan (3.43)
− 45c ngan menggunkan persamaan (3.51), (3.52), dan (3.53) diperoleh
Kemudian subtitusikan persamaan (3.49) dan (3.54) ke persamaan (3.36)
se-Persamaan (3.56) merupakan persamaan error untuk persamaan (3.12).
Dari definisi orde konvergensi dilihat bahwa persamaan (3.36) memiliki orde
konvergensi empat. ✷
Berikut adalah algoritma BOMPBT menggunakan parameterauntuk
Algoritma 3.6Algoritma BOMPBT menggunakan parameter a
1. INPUT : x0 (Tebakan Awal),
2. tol= 1.0×10−900 (toleransi), 3. α (Akar Sebenarnya),
4. maxit= 100 Maksimum Iterasi) dan fungsi f.
5. OUTPUT : n, xn, |f(xn)|, |xn−α|, dan COC. 6. PROSES :
7. kondisi:=true
8. for n from 0 while kondisi=true do 9. if |f′(xn)|= 0 then
10. ”BOMPBTmenggunakan parametera tidak dapat diterapkan” 11. break
22. ”Selisih iterasi sudah sangat kecil” 23. break
24. else if |f(xn+1)|< tol then
25. ”Nilai fungsi sudah sangat kecil” 26. break
27. else if n > maxit then
28. ”Iterasi maksimum terlewati” 29. break
Contoh 3.2 Gunakan BOMP Bebas Turunan menggunakan parameter a
untuk menentukan akar pendekatan dari persamaan nonlinear pada Contoh 2.1
dengan tebakan awal x0 = 1.7.
Solusi.
Untuk mencari akar pendekatan dari persamaan nonlinear ini dengan menggu-nakan BOMPBT, maka Algoritma 3.1 diimplementasikan dengan menggumenggu-nakan
program Maple13 (Lampiran 6). Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2: Hasil Komputasi Contoh 2.1 BOMPBT dengan parameter a
n xn |f(xn)| |xn−α| COC
1 1.4212693245838072 4.21987e−02 2.78731e−01
2 1.4044918156920164 4.15756e−07 1.67775e−02 4.0140 3 1.4044916482153412 3.93652e−27 1.67477e−07 4.0041 4 1.4044916482153412 3.16380e−107 1.58573e−27 4.0000 5 1.4044916482153412 1.32005e−427 1.27445e−107 4.0000 6 1.4044916482153412 4.00057e−1709 5.31749e−428 4.0000
Dari Tabel 3.2 terlihat bahwa untuk tebakan awal x0 = 1.7, BOMPBT memberikan akar pendekatan 1.4044916482153412 pada iterasi keenam. Hal ini terjadi karena nilai fungsi untuk akar pendekatan pada iterasi ini sudah sangat
3.5 Uji Komputasi
Pada subbab ini, dilakukan uji komputasi dengan menggunakan metode Newton (MN), metode Potra-Ptak (MPP), metode Liu (MLi), metode Ren
(MR), serta bentuk optimal metode Potra-Ptak dengan turunan (BOMPT) dengan parameter a dan bentuk optimal metode Potra-Ptak bebas turunan (MBOPBT) dengan parameter a dan β.
Di bawah ini adalah beberapa contoh fungsi dan nilai tebakan awal beserta akar yang digunakan untuk membandingkan metode-metode tersebut.
1. f1(x) = (sin(x))2−x2+ 1
2. f2(x) =x2 + sin(x) +x
3. f3(x) =x6 −10x3+x2−x+ 3
4. f4(x) =x3 −cos(x) + 2
5. f5(x) = ln(x)−x3+ 2 sin(x)
Untuk menentukan solusi numerik dari contoh-contoh fungsi nonlinear di atas digunakan program Maple13 sebagaimana pada Lampiran 1−6. Dalam menemukan solusi numerik juga ditentukan kriteria pemberhentian jalannya
program komputasi yang sama untuk semua metode, yaitu jika selisih nilai mutlak antara dua iterasi yang berdekatan bernilai lebih kecil dari toleransi yang diberikan, atau jika nilai mutlak fungsi lebih kecil dari toleransi yang
Metode n COC xn |f(xn)| |xn−α|
f5, x0 = 1.4
MN 10 2.00 1.2979977432803718 8.48e−925 4.05e−463 MPP 7 3.00 1.2979977432803718 7.56e−1696 3.76e−566 MLi 6 4.00 1.2979977432803718 9.10e−2272 7.04e−569 MR 6 4.00 1.2979977432803718 4.78e−1869 2.94e−468 BOMPT 5 4.00 1.2979977432803718 7.13e−1015 2.72e−254 BOMPBT 6 4.00 1.2979977432803718 1.27e−991 4.52e−249
f5,x0 = 1.15
MN 11 2.00 1.2979977432803718 7.52e−1244 1.20e−622 MPP 8 3.00 1.2979977432803718 2.02e−2485 2.42e−829 MLi 6 4.00 1.2979977432803718 3.92e−2510 1.80e−628 MR 6 4.00 1.2979977432803718 1.25e−2090 1.18e−523 BOMPT 6 4.00 1.2979977432803718 3.78e−1345 7.35e−337 BOMPBT 6 4.00 1.2979977432803718 4.57e−1381 1.97e−346
f5, x0 = 1.3
MN 9 2.00 1.2979977432803718 1.88e−1311 1.91e−656 MPP 6 3.00 1.2979977432803718 5.37e−1758 7.23e−587 MLi 5 4.00 1.2979977432803718 2.46e−2422 1.60e−606 MR 5 4.00 1.2979977432803718 1.11e−2341 2.04e−586 BOMPT 5 4.00 1.2979977432803718 3.05e−2959 2.20e−740 BOMPBT 5 4.00 1.2979977432803718 2.12e−2110 9.15e−529
Keterangan untuk Tabel 3.3 adalah, n menyatakan jumlah iterasi, x0 menyatakan tebakan awal, COC menyatakan orde konvergensi dari metode
secara komputasi, xn menyatakan akar dari fungsi, |f(xn)| menyatakan nilai fungsi untuk pendekatan akar kendan |xn−α|menyatakan kesalahan (error). Secara umum berdasarkan Tabel 3.3 keenam metode yang dibahas berhasil
menemukan akar yang diharapkan, dapat dilihat pada kolomxn setiap metode iterasi memperoleh akar pendekatan yang sama untuk fungsi persamaan nonlinear yang sama. Kemudian dapat dilihat nilai mutlak fungsi pada kolom
|f(xn)| untuk akar pendekatan pada setiap metode sudah sangat kecil, yaitu lebih kecil dari toleransi yang diberikan 1×10−900
secara komputasi dari semua metode sesuai dengan ordenya. Metode Newton menunjukkan orde konvergensi dua, metode Potra-Ptak menunjukkan orde
konvergensi tiga, metode Liu menunjukkan orde konvergensi empat, metode Ren menunjukkan orde konvergensi empat, bentuk optimal metode Potra-Ptak dengan turunan menunjukkan orde konvergensi empat dan bentuk optimal
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak Bebas Turunan
(BOMPBT) ini merupakan modifikasi dari Metode Potra-Ptak. Secara analitik dengan menggunakan ekspansi Taylor dan deret geometri ditunjukkan bahwa BOMPBT mempunyai orde kekonvergenan empat dan Indeks Efisiensi metode
ini adalah 1.5874.
Berdasarkan simulasi numerik dalam menemukan akar pada masing-masing fungsi, dengan menunjukkan bentuk iterasi dan diberikan nilai tebakan awal
yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa orde kekonvergenan dari suatu metode berpengaruh terhadap jumlah iterasi yang diperlukan untuk mendapatkan akar. Secara komputasi BOMPBT lebih cepat mencapai akar dan sebanding dengan
metode Liu (MLi), metode Ren (MR), dan Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak dengan Turunan (BOMPT).
4.2 Saran
Skripsi ini membahas Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak Bebas Turunan
DAFTAR PUSTAKA
[1] K. E. Atkinson, Elementary Numerical Analysis, Third Edition, John Wiley & Sons, Inc.(ed.), New York, 1993.
[2] R. G. Bartle dan R. D. Shebert, Introduction to Real Analysis, Fourth
Edition, John Wiley & Sons, Inc.(ed.), New York, 2011.
[3] J. D. Faires dan R. L. Burden, Numerical Analysis, Ninth Edition, Brooks/Cole(ed), Belmont, 2001.
[4] M. Grau dan J.L.Diaz-Barrero, An Improvement of the Euler-Chebyshev
iterative method, J. Math. Anal. Appl., 315 (2006), 1–7.
[5] Z. Liu dan Q. Zheng, A variant of Steffensen’s method
fourth-order convergence and its applications, Applied Mathematics and Computation, 216 (2010), 1978–1983.
[6] J. H. Mathews, Numerical Methods for Mathematics Science and
Engineering, Second Edition,Prentice Hall Inc.(ed), New Jersey, 1987.
[7] H. Ren, Q. Wu, dan W. Bi, A class of two-step Steffensen type methods
with fourth-order convergence, Applied Mathematics and Computation, 209 (2009), 206–210.
[8] F. Soleymani, R. Sharma, X. Li, dan E. Tohidi, An optimized
[9] J. F. Traub,Iterative Methods for the Solution of Equations, Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs, 1964.
[10] S. Weerakoon dan T. G. I. Fernando, A variant of Newton’s method
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 (Metode Newton)
restart:
Digits:=3500: # Jumlah digit yang digunakan
x[0]:= 1.7: # Tebakan awal
f:=x->sin(x)^2-x^2+1; # Contoh fungsi
df:=unapply((diff(f(x),x)), x): # Turunan pertama fungsi
akar:=fsolve(f); # Akar sebenarnya
kondisi:=true:
for n from 0 while kondisi=true do if abs(df(x[n])) < tol then
printf("Metode Newton tidak dapat diterapkan"); break;
end if:
x[n+1] := x[n]-f(x[n])/df(x[n]): fxn1:=abs(f(x[n+1]));
err:=abs(x[n+1]-x[n]); if n>=1 then
pbl:=ln(abs((x[n+1]-akar)/(x[n]-akar))); pny:=ln(abs((x[n]-akar)/(x[n-1]-akar))); COC:=pbl/pny;
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e %8.4f",n+1,x[n+1],fxn1,err,COC); else
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e ",n+1,x[n+1],fxn1,err); end if;
if err <= tol then
printf(" Selisih iterasi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
elif (fxn1 <= tol) then
printf(" Nilai fungsi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
else
printf(" Jumlah iterasi dilebihi\n"); end if;
LAMPIRAN 2 (Metode Potra-Ptak)
restart:
Digits:=3500: # Jumlah digit yang digunakan
x[0]:= 1.7: # Tebakan awal
f:=x->sin(x)^2-x^2+1; # Contoh fungsi
df:=unapply((diff(f(x),x)), x): # Turunan pertama fungsi
akar:=fsolve(f); # Akar sebenarnya
kondisi:=true:
for n from 0 while kondisi=true do if abs(df(x[n])) < tol then
printf("Metode Potra-Ptak tidak dapat diterapkan"); break;
end if:
y[n] := x[n]-f(x[n])/df(x[n]):
x[n+1] := x[n]-(f(x[n])+f(y[n]))/df(x[n]): fxn1:=abs(f(x[n+1]));
err:=abs(x[n+1]-x[n]); if n>=1 then
pbl:=ln(abs((x[n+1]-akar)/(x[n]-akar))); pny:=ln(abs((x[n]-akar)/(x[n-1]-akar))); COC:=pbl/pny;
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e %8.4f",n+1,x[n+1],fxn1,err,COC); else
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e ",n+1,x[n+1],fxn1,err); end if;
if err <= tol then
printf(" Selisih iterasi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
elif (fxn1 <= tol) then
printf(" Nilai fungsi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
else
printf(" Jumlah iterasi dilebihi\n"); end if;
LAMPIRAN 3 (Metode Liu)
restart:
Digits:=3500: # Jumlah digit yang digunakan
x[0]:= 1.7: # Tebakan awal
f:=x->sin(x)^2-x^2+1; # Contoh fungsi
df:=unapply((diff(f(x),x)), x): # Turunan pertama fungsi
akar:=fsolve(f); # Akar sebenarnya
kondisi:=true:
for n from 0 while kondisi=true do fxn:=f(x[n]):
CC:= fxn^2: wn:=x[n]+fxn: fwn:=f(wn): DD:= fwn-fxn:
y[n]:= x[n]-(CC/DD): fyn:=f(y[n]):
EE:= (fyn-fxn)/(y[n]-x[n]): w[n]:= x[n]+f(x[n]):
FF:= (fwn-fyn)/(w[n]-y[n]): GG:= (fwn-fxn)/(w[n]-x[n]): HH:= EE^2:
x[n+1]:= y[n]-((EE-FF+GG)/HH)*fyn: fxn1:=abs(f(x[n+1]));
err:=abs(x[n+1]-x[n]); if n>=1 then
pbl:=ln(abs((x[n+1]-akar)/(x[n]-akar))); pny:=ln(abs((x[n]-akar)/(x[n-1]-akar))); COC:=pbl/pny;
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e %8.4f",n+1,x[n+1],fxn1,err,COC); else
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e ",n+1,x[n+1],fxn1,err); end if;
if err <= tol then
printf(" Selisih iterasi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
elif (fxn1 <= tol) then
printf(" Nilai fungsi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
else
printf(" Jumlah iterasi dilebihi\n"); end if;
LAMPIRAN 4 (Metode Ren)
restart:
Digits:=3500: # Jumlah digit yang digunakan
x[0]:= 1.7: # Tebakan awal
f:=x->sin(x)^2-x^2+1; # Contoh fungsi
df:=unapply((diff(f(x),x)), x): # Turunan pertama fungsi
akar:=fsolve(f); # Akar sebenarnya
b:=0;
kondisi:=true:
for n from 0 while kondisi=true do fxn:=f(x[n]):
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e %8.4f",n+1,x[n+1],fxn1,err,COC); else
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e ",n+1,x[n+1],fxn1,err); end if;
if err <= tol then
printf(" Selisih iterasi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
elif (fxn1 <= tol) then
printf(" Nilai fungsi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
else
printf(" Jumlah iterasi dilebihi\n"); end if;
LAMPIRAN 5 (Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak dengan Turunan (BOMPT))
restart:
Digits:=3500: # Jumlah digit yang digunakan
x[0]:= 1.7: # Tebakan awal
f:=x->sin(x)^2-x^2+1; # Contoh fungsi
df:=unapply((diff(f(x),x)), x): # Turunan pertama fungsi
akar:=fsolve(f); # Akar sebenarnya
a:=5;
kondisi:=true:
for n from 0 while kondisi=true do if abs(df(x[n])) < tol then
printf("Metode Newton tidak dapat diterapkan"); break;
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e %8.4f",n+1,x[n+1],fxn1,err,COC); else
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e ",n+1,x[n+1],fxn1,err); end if;
if err <= tol then
printf(" Selisih iterasi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
elif (fxn1 <= tol) then
printf(" Nilai fungsi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
else
printf(" Jumlah iterasi dilebihi\n"); end if;
LAMPIRAN 6 (Bentuk Optimal Metode Potra-Ptak Bebas Turunan (BOMPBT))
restart:
Digits:=3500: # Jumlah digit yang digunakan
x[0]:= 1.7: # Tebakan awal
f:=x->sin(x)^2-x^2+1; # Contoh fungsi
df:=unapply((diff(f(x),x)), x): # Turunan pertama fungsi
akar:=fsolve(f); # Akar sebenarnya
beta:=1; a:=5;
kondisi:=true:
for n from 0 while kondisi=true do fxn := f(x[n]):
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e %8.4f",n+1,x[n+1],fxn1,err,COC); else
printf("%4d %20.16f %13.5e %13.5e ",n+1,x[n+1],fxn1,err); end if;
if err <= tol then
printf(" Selisih iterasi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
elif (fxn1 <= tol) then
printf(" Nilai fungsi sudah sangat kecil"); kondisi:=false:
else
printf(" Jumlah iterasi dilebihi\n"); end if;