BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Responden
Pada data yang tersedia di Badan Pusat Statistik, diketahui bahwa ada perusahaan manufaktur dengan skala besar dan menengah sejumlah 126 perusahaan yang ada di Semarang. Tetapi perusahaan yang bersedia meluangkan waktu untuk menjadi partisipan dalam penelitian saya hanya sejumlah 12 perusahaan yang bersedia menerima kuesioner. Berikut ini hasil penyebaran kuesioner dalam penelitian ini:
yang bisa diolah dari penyebaran kuesioner berjumlah 44 yang bisa berpartisipasi dalam penelitian ini.
4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas ini digunakan untuk mengukur tiap item pertanyaan dari tiap variabel dilihat dari valid atau tidaknya suatu data dengan membandingkan nilai r hitung yang tertera pada Corrected Item – Total Correlation harus lebih besar dari r tabel (Ghozali, 2011). Untuk suatu item pertanyaan atau instrumen yang dinyatakan tidak valid, maka akan dikeluarkan dari pengujian selanjutnya.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Persepsi Corporate Social
Responsibility
Pertanyaan R
Hitung
R
Tabel KETERANGAN
PCSR1 0,620 0,297 VALID
PCSR2 0,516 0,297 VALID
PCSR3 0,374 0,297 VALID
PCSR4 0,500 0,297 VALID
PCSR5 0,452 0,297 VALID
PCSR6 0,580 0,297 VALID
PCSR7 0,482 0,297 VALID
PCSR8 0,696 0,297 VALID
Lampiran 4
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas Kepuasan Kerja
Menurut Tabel 4.3 beberapa pernyataan dari variabel Kepuasan Kerja (KK) sudah dinyatakan valid dengan ditunjukkan dari nilai dengan ditunjukkan dari nilai r hitung > r tabel.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas Komitmen Organisasi
Pertanyaan R
Menurut Tabel 4.4 beberapa pernyataan dari variabel Komitmen Organisasi (KO) sudah dinyatakan valid dengan ditunjukkan dari nilai dari nilai r hitung > r tabel.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Validitas Kebermaknaan
Menurut Tabel 4.5 beberapa pernyataan dari variabel Kebermaknaan /
meaningfulness (K)sudah dinyatakan valid dengan ditunjukkan dari nilai r hitung > r tabel.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas Peceived Organization Support
(Persepsi Dukungan Organisasi)
Menurut Tabel 4.6 beberapa pernyataan dari variabel Perceived Organization Support (POS) atau Persepsi Dukungan Organisasi sudah dinyatakan valid dengan ditunjukkan dari nilai r hitung > r tabel.
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas Locus Of Control
Sumber : Lampiran 4
Menurut Tabel 4.7 beberapa pernyataan dari variabel Locus of Control
sudah dinyatakan valid dengan ditunjukkan dari nilai r hitung > r tabel. Ada yang tidak valid, dikarenakan di item tersebut nilai r hitung < r tabel.
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Reliabilitas
VARIABEL Cronbach
Alpha KETERANGAN
PCSR 0,809 Reliabel
KK 0,664 Reliabel
KO 0,825 Reliabel
K 0,853 Reliabel
POS 0,710 Reliabel
LOC 0,845 Reliabel
Sumber : Lampiran 4
Pada Tabel 4.8 diketahui bahwa dari masing – masing variabel memiliki nilai Cronbach Alpha yang reliabel. Yang termasuk reliabilitas tinggi terdapat pada variabel PCSR, KO, K, POS, dan LOC, sedangkan untuk variabel KK tergolong reliabilitas moderat.
4.3. Analisis Statistik Deskriptif Responden
RS = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
Jumlah Kategori
RS = 7 – 1 = 2
3
Kemudian diperoleh kategori berdasar skala likert sebagai berikut:
Rentang skala Kategori
1,00 – 3,00 Rendah 3,01 – 5,00 Sedang 5,01 – 7,00 Tinggi
Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Responden Perceived CSR (PCSR)
Var Kisaran
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Responden Kepuasan Kerja (KK)
Skor rata-rata total jawaban responden mengenai kepuasan kerja (KK) adalah sebesar 5,84 termasuk kategori tinggi. Artinya kriteria dari hasil evaluasi kepuasan kerja para karyawan yang bekerja sebagai akuntansi sangat bagus.
Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Responden Komitmen Organisasi (KO)
Variabel Kisaran
Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Responden Meaningfulness (K)
Skor rata-rata total jawaban responden mengenai meaningfulness atau kebermkanaan (K) adalah sebesar 5,72 termasuk kategori tinggi. Artinya para karyawan merasa pekerjaannya sangat bermakna, berharga dan bermanfaat bagi perusahaannya.
Tabel 4.14 Statistik Deskriptif Responden Locus of Control (LOC) adalah sebesar 4,18 termasuk kategori sedang. Artinya persepsi seorang individu terhadap suatu peristiwa yang dipertimbangkannya dalam posisi yang sedang, tidak terlalu bagus atau terlalu rendah.
4.4. Gambaran Umum Responden
Kemudian data responden berdasar kategori usia 22 – 30 tahun berjumlah 15, usia 20 – 40 tahun berjumlah 4 orang, dan usia diatas 40 tahun berjumlah 25 orang. Artinya responden yang bekeja sebagai akuntansi di perusahaan manufaktur yang menerapkan corporate social responsibility di Semarang lebih banyak yang berumur 40 tahun keatas. Oleh karena itu, peneliti menilai bahwa responden yang berusia 40 tahun ke atas cenderung memiliki penilaian sesuai dengan aturan kerja yang mereka ketahui. Maka dilihat dari nilai signifikannya, untuk variabel PCSR, KK, KO, K, POS, dan LOC memiliki nilai signifikan > 0,05 sehingga hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara mereka yang berumur 22-30, 30-40, dan yang lebih dari 40 tahun.
dirinya dalam lingkungan kerja. Dilihat dari nilai signifikannya, untuk variabel PCSR, KK, KO, dan K memiliki nilai signiikansi > 0,05 sedangkan untuk variabel POS dan LOC memiliki nilai signifikansi < 0,05, yang artinya ada perbedaan dari variabel tersebut terkait masa kerja responden yang mempengaruhi penilaian dalam penelitian ini.
Responden yang berpendidikan SMA berjumlah 20 orang, S1 dan D3 ada 23 orang, dan yang S2 ada 1 orang saja. Artinya responden karyawan lebih banyak yang berpendidikan antara S1 dan D3. Selain itu, responden dengan latar belakang pendidikan S1 dan D3 juga memiliki kecenderungan untuk memberikan penilaian yang jauh lebih tinggi mengenai perusahaan, walaupun S2 juga berpengaruh tetapi responden berjumlah 1 orang. Sedangkan mereka yang berpendidikan SMA lebih memiliki kecenderungan memberikan penilaian dalam penelitian ini di bawah rata-rata yang seharusnya, hal ini dikarenakan karyawan yang hanya berpendidikan SMA kemungkinan tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam membaca informasi kinerja yang terkumpul sehingga mereka cenderung memberikan penilaian di bawah rata-rata. Akan tetpai dilihat dari nilai signifikansinya, tiap variabel dari PCSR, KK, KO, K, POS, dan LOC > 0,05 dan tidak ada perbedaan yang signifikan.
4.5. Uji Asumsi Klasik
4.5.1. Uji Normalitas
outlier. Uji normalitas untuk tiap hipotesis ini akan menggunakan pengujian berdistribusi normal, karena nilai Kolmogorov-Smirnov dan Asymp.Sig (2 tailed) memiliki nilai > 0, 05 pada tiap persamaan mulai dari hipotesis 1a dan b, 2a dan b, hingga 3a dan b.
4.5.2. Uji Heterokedastisitas
memiliki keragaman residual atau eror yang tidak bersifat konstan. Maka
homokedastisitas, dikarenakan nilai Sig > 0,05 dan variabel independennya tidak memiliki pengaruh pada absolute standardized residual.
4.5.3. Uji Multikolinearitas
PCSR*LOC 0,009 111,625 Tidak Lolos
3B
Pada pengujian multikolinearitas dapat dideteksi dengan menghitung koefisien korelasi ganda serta membandingkannya dengan koefisiensi korelasi antar variabel bebas. Pada pengujian ini dapat dilakukan dengan SPSS dengan uji regresi yang berpedoman pada nilai VIF (Variance inflation factor) dan koefisien korelasi antar variabel bebas.
Berdasarkan tabel 4.18 ini diketahui bahwa hipotesis 1a dan b, serta hipotesis 2a dan b tidak mengalami multikolinearitas, karena nilai Tolerance tidak lebih dari 1, dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10. Akan tetapi, pada hipotesis 3a dan b di persamaan kedua dari masing – masing hipotesis mengalami multikolinearitas, sehingga harus di mean centering sebagai berikut:
Tabel 4.19
Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis 3A dan 3B (Setelah Mean Centering)
HIPOTESIS Model Var
Independen Tollerance VIF Ket
4.6. Uji Hipotesis
Pada pengujian hipotesis ke-1a dan b ini dilakukan dengan beberapa persamaan mediasi, dan uji selanjutnya menggunakan sobel test:
Tabel 4.20
Hasil Pengujian Hipotesis 1A
Variabel
Model1 Model 2 Model 3
KK = β01 + cPCSR + ε1 K = β02 + a PCSR + ε2 KK = β03 + β01 PCSR+ b K + ε3
B T Sig B T Sig B T Sig
(Constant) 3,517 4,269 0,000 3,559 3,538 0,001 0,965 2,102 0,042
PCSR 0,392 2,844 0,007 0,365 2,166 0,036 0,131 1,838 0,073
K 0,717 11,598 0,000
Sumber : Lampiran 6
c ; β = 0,392* p-value = 0,007 c’ : β = 0,131* p-value = 0,073
β = 0,365*
p-value = 0,036 β = 0,717* p-value = 0,000
*(Sig. dari α 5%)
Gambar 4.1 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Hipotesis 1A
Penjelasan pada tabel 4.20 sebagai berikut :
1. Pada persamaan mediasi yang pertama, perceived corporate social responsibility (PCSR) berhubungan signifikan terhadap kepuasan kerja (KK) karena p-value < 0,05 , yaitu sebesar 0,007.
2. Pada persamaan mediasi kedua, perceived corporate social responsibility (PCSR) berhubungan signifikan terhadap
PCSR KK
kebermaknaan / meaningfulness (K) karena p-value < 0,05 , yaitu sebesar 0,036. Hal ini menunjukkan bahwa adanya mediator yang mempengaruhi variabel dependen.
3. Pada persamaan mediasi ketiga, variabel kebermaknaan /
meaningfulness (K) berhubungan signifikan terhadap kepuasan kerja (KK) karena p-value < 0,05 , yaitu sebesar 0,000.
4. Kemudian pengujian indirect effect diuji menggunakan sobel test pada http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm dan hasilya sebagai berikut:
Tabel 4.21
Sobel Test Hipotesis 1A
Sumber : Lampiran 7
(0,03), Aroian (0,03) maupun Goodman Test (0,03) yang menunjukan angka lebih kecil dari α 5%.
5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan pendekatan
Causal Steps maka pengaruh perceived corporate social responsibility
terhadap kepuasan kerja setelah memasukkan variabel mediasi kebermaknaan / meaningfulness menurun dari 0,392 menjadi 0,131 dan pengaruh tersebut menjadi tidak signifikan karena ( p-value c = 0,007 menjadi p-value c’ = 0,073). Karena c’ > c berarti bukanlah partial mediation, tetapi kebermaknaan / meaningfulness adalah complete mediation variable.
Jadi, hipotesis 1A yang menyatakan Perceived Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja melalui
Kebermaknaan / Meaningfulness dinyatakan diterima.
Total Effect = Direct Effect + Indirect Effect
c ; β = 0,316* p-value = 0,014 c’ : β = 0,100* p-value = 0,201 β = 0,365*
p-value = 0,036 β = 0,592* p-value = 0,000* (Sig. dari α 5%)
Gambar 4.2 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Hipotesis 1B
Penjelasan pada tabel 4.23 sebagai berikut :
1. Pada persamaan mediasi yang pertama, perceived corporate social responsibility (PCSR) berhubungan signifikan terhadap komitmen organisasi sebesar 0,014.
2. Pada persamaan mediasi kedua, perceived corporate social responsibility (PCSR) berhubungan signifikan terhadap kebermaknaan / meaningfulness (K) sebesar 0,036. Hal ini menunjukkan bahwa adanya mediator yang mempengaruhi variabel dependen.
3. Pada persamaan mediasi ketiga, variabel kebermaknaan /
meaningfulness (K) berhubungan signifikan terhadap komitmen organisasi sebesar 0,000, walaupun pada variabel perceived corporate social responsibility (PCSR) tidak berhubungan secara signifikan sebesar 0,201.
PCSR KO
4. Kemudian pengujian indirect effect diuji menggunakan sobel test pada http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm dan hasilya sebagai berikut:
Tabel 4.23
Sobel Test Hipotesis 1B
Sumber : Lampiran 7
Tabel 4.24 merupakan pengujian mediasi hipotesis 1B dengan melihat hasil dari sobel test, aroian test, dan goodman test. Hasil pengujian melalui sobel test bahwa indirect effect ternyata signifikan, dibuktikan dengan nilai pada kolom p-value yaitu semua pengujian baik Sobel (0,03), Aroian (0,03) maupun Goodman Test (0,03) yang menunjukan angka lebih kecil dari α 5%.
( p-value c = 0,014 menjadi p-value c’ = 0,201). Artinya
kebermaknaan / meaningfulness adalah complete mediation variable.
Jadi, hipotesis 1B yang menyatakan Perceived Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Komitmen Organisasi melalui
Kebermaknaan / Meaningfulness dinyatakan diterima.
Tabel 4.24
Hasil Pengujian Hipotesis 2A
Var
Model1 Model 2 Model 3
KK = β01 + cPCSR + ε1
POS = β02 + a PCSR +
ε2 KK = β03 + β01 PCSR+ b POS + ε3
B T Sig B T Sig B T Sig
(Constant
) 3,517 4,269 0,000 3,852 4,645 0,000 1,419 1,654 0,106
PCSR 0,392 2,844 0,007 0,338 2,432 0,019 0,208 1,671 0,102
POS 0,545 4,199 0,000
Sumber : Lampiran 6
c ; β = 0,392* p-value = 0,007 c’ : β = 0,208* p-value = 0,102
β = 0,338*
p-value = 0,019 β = 0,545* p-value = 0,000
*(Sig. dari α 5%)
Gambar 4.3 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Hipotesis 2A
PCSR KK
POS
Total Effect = Direct Effect + Indirect Effect
Penjelasan pada tabel 4.25 sebagai berikut :
1. Pada persamaan mediasi yang pertama, perceived corporate social responsibility (PCSR) berhubungan signifikan terhadap kepuasan kerja (KK) sebesar 0,007.
2. Pada persamaan mediasi kedua, perceived corporate social responsibility (PCSR) berhubungan signifikan terhadap POS (perceived organization support) sebesar 0,019. Hal ini menunjukkan bahwa adanya mediator yang mempengaruhi variabel dependen. 3. Pada persamaan mediasi ketiga, variabel POS (perceived organization
support) berhubungan signifikan terhadap kepuasan kerja (KK) sebesar 0,000, walaupun pada variabel perceived corporate social responsibility (PCSR) tidak berhubungan secara signifikan sebesar 0,102.
4. Kemudian pengujian indirect effect diuji menggunakan sobel test pada http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm dan hasilya sebagai berikut:
Tabel 4.25
Sumber : Lampiran 7
Tabel 4.26 merupakan pengujian mediasi hipotesis 2A dengan melihat hasil dari sobel test, aroian test, dan goodman test. Hasil pengujian melalui sobel test bahwa indirect effect ternyata signifikan, dibuktikan dengan nilai pada kolom p-value yaitu semua pengujian baik Sobel (0,03), Aroian (0,03) maupun Goodman Test (0,03) yang menunjukan angka lebih kecil dari α 5%.
5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan pendekatan Causal Steps maka pengaruh perceived corporate social responsibility terhadap kepuasan kerja setelah memasukkan variabel mediasi perceived organizational support / persepsi dukungan organisasi menurun dari 0,392 menjadi 0,208 dan pengaruh tersebut menjadi tidak signifikan karena ( p-value c = 0,007 menjadi p-value c’ = 0,102). Artinya perceived organizational support / persepsi
dukungan organisasi adalah complete mediation variable.
Total Effect = Direct Effect + Indirect Effect
Jadi, hipotesis 2A yang menyatakan Perceived Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja melalui Perceived
Organizational Support / Persepsi Dukungan Organisasi dinyatakan diterima.
Tabel 4.26
Gambar 4.4 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Hipotesis 2B
Penjelasan pada tabel 4.27 sebagai berikut :
1. Pada persamaan mediasi yang pertama, perceived corporate social responsibility (PCSR) berhubungan signifikan terhadap komitmen organisasi (KO) sebesar 0,014.
2. Pada persamaan mediasi kedua, perceived corporate social responsibility (PCSR) berhubungan signifikan terhadap POS
PCSR KO
(perceived organization support) sebesar 0,019. Hal ini menunjukkan bahwa adanya mediator yang mempengaruhi variabel dependen. 3. Pada persamaan mediasi ketiga, variabel POS (perceived organization
support) berhubungan signifikan terhadap kepuasan kerja (KK) sebesar 0,000, walaupun pada variabel perceived corporate social responsibility (PCSR) tidak berhubungan secara signifikan sebesar 0,172.
4. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian indirect effect yang diuji menggunakan sobel test pada http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm dan hasilya sebagai berikut:
Tabel 4.27
Sobel Test Hipotesis 2B
Sumber : Lampiran 7
pengujian melalui sobel test bahwa indirect effect ternyata signifikan, dibuktikan dengan nilai pada kolom p-value yaitu semua pengujian baik Sobel (0,03), Aroian (0,04) maupun Goodman Test (0,03) yang menunjukan angka lebih kecil dari α 5%.
5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan pendekatan Causal Steps maka pengaruh perceived corporate social responsibility terhadap komitmen organisasi setelah memasukkan variabel mediasi perceived organizational support / persepsi dukungan organisasi menurun dari 0,316 menjadi 0,157 dan pengaruh tersebut menjadi tidak signifikan karena ( p-value c = 0,014 menjadi
p-value c’ = 0,172). Artinya perceived organizational support / persepsi dukungan organisasi adalah complete mediation variable.
Jadi, hipotesis 2B yang menyatakan Perceived Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Komitmen Organisasi melalui Perceived
Organizational Support / Persepsi Dukungan Organisasi dinyatakan diterima. Total Effect = Direct Effect + Indirect Effect
Tabel 4.28
Gambar 4.5 Moderasi Antar Variabel Hipotesis 3A
Penjelasan pada tabel 4.29 sebagai berikut :
1. Persamaan moderasi pertama merupakan regresi biasa dengan 2 variabel independen (X1 sebagai PCSR, X2 sebagai LOC) terhadap variabel dependen (kepuasan kerja / KK).
2. Pada persamaan moderasi kedua, X2 dijadikan sebagai variabel
moderating dan tetap menggunakan persamaan regresi dalam MRA. 3. Melakukan regresi dengan main effect untuk persamaan 1, sedangkan
untuk persamaan ke-2 dilakukan regresi main effect dan interaction effect.
4. Untuk signifikansi interaction effect dapat dilihat dari: PCSR
LOC
a. Nilai R2 di persamaan ke-2 (0,185) lebih tinggi dari persamaan ke-1 (0,184)
b. Melihat t-value koefisien regresi interaksi PCSR dan LOC hasilnya t-hitung= -0,231 yang lebih kecil dari t-tabel 1,96 , sehingga interaksi antar variabel tidak signifikan secara statistik. Koefisien variabel PCSR*LOC (β3 = -0,041< 0) dan nilai t-hitung= -0,231 < t-tabel 1,96 sehingga interaksi variabel negatif.
Maka, hipotesis 3A disimpulkan bahwa Locus of Control (LOC) tidak memoderasi hubungan antara perceived corporate social responsibility (PCSR) terhadap kepuasan kerja (KK), dan menjadi hipotesis ditolak.
Tabel 4.29
Gambar 4.6 Moderasi Antar Variabel Hipotesis 3B
PCSR
LOC
Penjelasan pada tabel 4.30 sebagai berikut :
1. Persamaan moderasi pertama merupakan regresi biasa dengan 2 variabel independen (X1 sebagai PCSR, X2 sebagai LOC) terhadap variabel dependen (komitmen organisasi / KO).
2. Pada persamaan moderasi kedua, X2 dijadikan sebagai variabel
moderating dan tetap menggunakan persamaan regresi dalam MRA. 3. Melakukan regresi dengan main effect untuk persamaan 1, sedangkan
untuk persamaan ke-2 dilakukan regresi main effect dan interaction effect.
4. Untuk signifikansi interaction effect dapat dilihat dari:
a. Nilai R2 di persamaan 2 (0,211) lebih tinggi dari persamaan ke-1 (0,2ke-10)
b. Melihat t-value koefisien regresi interaksi PCSR dan LOC hasilnya (-0,119) yang lebih kecil dari t-tabel 1,96 selain itu juga dilihat dari signifikasi sebesar 0,058 yang lebih dari α = 0,05, sehingga interaksi antar variabel tidak signifikan secara statistik. Koefisien variabel PCSR*LOC (β3 =-0,018 < 0) dan nilai t-hitung= -0,119 < t-tabel 1,96 sehingga interaksi variabel negatif.
4.7. Pembahasan
4.7.1 Pembahasan Hipotesis 1A
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi karyawan yang bekerja untuk sebuah organisasi akan memberi pengaruh sosial, seperti CSR dan juga dapat mempengaruhi persepsi karyawan dari kebermaknaan di tempat kerja. Prat dan Ashforth (2003) (dalam Glavas, 2014) mengusulkan bahwa karyawan menemukan kebermaknaan tidak hanya dalam pekerjaan, tetapi juga ditempat kerja dengan bekerja untuk organisasi ; kebermaknaan berasal dari keanggotaan karyawan dalam organisasi mereka dan tidak hanya dari apa yang mereka lakukan. Para penulis fokus pada hasil dari kebaikan internal untuk prakteknya, yang artinya persepsi bisa berasal dari karyawan yang memberikan kontribusi untuk kerja yang maksimal. Jadi, ketika persepsi CSR para karyawan terhadap perusahaannya semakin tinggi maka pekerjaannya dianggap mereka sangat bermakna dan juga menciptakan peningkatan terhadap kepuasan kerja tersendiri bagi para karyawan. Hasil penelitian ini menerima hipotesis 1A yaitu melalui Kebermaknaan (meaningfulness) memediasi hubungan antara persepsi
tanggung jawab sosial perusahaan (Perceived Corporate Social Responsibility)
terhadap Kepuasan Kerja (job satisfaction).
4.7.2 Pembahasan Hipotesis 1B
sebuah perusahaan atau organisasi. Selain itu,ketika persepsi CSR para karyawan terhadap perusahaannya semakin tinggi maka pekerjaannya dianggap mereka sangat bermakna dan juga adanya penignkatan komitmen mereka terhadap perusahaan dimana tempat mereka bekerja. Maka hasil penelitian ini menerima hipotesis 1B sebagai berikut melalui Kebermaknaan (meaningfulness)
memediasi hubungan antara persepsi tanggung jawab sosial perusahaan
(Perceived Corporate Social Responsibility) terhadap Komitmen Organisasi
(organizational commitment).
4.7.3 Pembahasan Hipotesis 2A
Pada penelitian milik Ante Glavas, (2014) dikatakan bahwa hipotesis persepsi dukungan organisasi / perceived organizational support memediasi hubungan antara perceived corporate social responsibility terhadap kepuasan kerja telah diterima sama dengan penelitian milik Ante Glavas tersebut. Hal ini mengungkapkan bahwa persepsi dukungan organisasi bisa memediasi hubungan antara perceived corporate social responsibility terhadap kepuasan kerja. Maka hasil penelitian dari hipotesis 2A sebagai berikut melalui persepsi dukungan organisasi (Perceived Organizational Support) memediasi hubungan antara
persepsi tanggung jawab sosial perusahaan (Perceived Corporate Social
Responsibility) terhadap Kepuasan Kerja (job satisfaction).
4.7.4. Pembahasan Hipotesis 2B
Tetapi, pada hipotesis mengenai persepsi dukungan organisasi /
Glavas tersebut justru menolak hipotesis tersebut, untuk penelitian ini kurang sesuai karena hipoteis mengenai persepsi dukungan organisasi / perceived organizational support memediasi hubungan antara perceived corporate social responsibility terhadap komitmen organisasi telah diterima. Maka hasil penelitian hipotesis dari 2B sebagai berikut : Melalui persepsi dukungan organisasi (Perceived Organizational Support) memediasi hubungan antara persepsi
tanggung jawab sosial perusahaan (Perceived Corporate Social Responsibility)
terhadap Komitmen Organisasi (organizational commitment).
4.7.5 Pembahasan Hipotesis 3A
Locus of Control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa dengan pertimbangan bahwa apakah dia merasa bisa mengendalikan peristiwa yang terjadi pada dirinya (Rotter, 1996 dalam dalam Rio Bagus, 2014). Keyakinan diri yang muncul dalam individu karyawan untuk melakukan tugas dengan baik, dapat mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. Akan tetapi dalam penelitian ini mengatakan bahwa LOC (Locus of Control) tidak memoderasi hubungan antar persepsi tanggung jawab sosial perusahaan (Perceived Corporate Social
perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Sehingga seharusnya hanya LOC (Locus of Control) yang bersumber dari diri sendiri yang digunakan yaitu LOC internal (Sendhi Rahayu, 2017). Sementara LOC eksternal yang menggantungkan pada keberuntungan tidak seharusnya dimasukkan dalam penelitian ini.
Setelah mencoba untuk mengolah data pada bagian LOC internal saja, ternyata tetap hipotesis 3a ini ditolak, adalah bahwa kepribadian internal seorang responden (Locus of Control Internal) tidak mempengaruhi kepuasan kerja juga tidak dipengaruhi atau bergantung terhadap CSR yang dilakukan perusahaan terhadap karyawan. Tidak terdukungnya hipotesis 3a pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rakhmi dan Ibnu, 2014), yang mengatakan bahwa Locus of Control tidak dapat memoderasi hubungan antara persepsi tanggung jawab sosial (PCSR) terhadap kepuasan kerja. Oleh karena itu,
Locus of Control tidak dapat dijadikan sebagai alat memoderasi hubungan antara persepsi tanggung jawab sosial (PCSR) terhadap kepuasan kerja (KK) (Abdulloh, 2008 dalam Dwi Wahyu, 2013).
4.7.6 Pembahasan Hipotesis 3B
Locus of Control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa dengan pertimbangan bahwa apakah dia merasa bisa mengendalikan peristiwa yang terjadi pada dirinya (Rotter, 1996 dalam dalam Rio Bagus, 2014). Akan tetapi penelitian ini mengatakan bahwa LOC (Locus of Control) tidak memoderasi persepsi tanggung jawab sosial perusahaan (Perceived Corporate
hipotesis ini adalah dalam penelitian ini LOC yang digunakan merupakan gabungan antara LOC internal dan eksternal. Di mana seharusnya dalam hubungannya dengan PCSR seharusnya hanya menggunakan LOC internal saja (Sendhi Rahayu, 2017). Karena PCSR (perceived corporate social responsibility)
merupakan persepsi mengenai perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Sehingga seharusnya hanya LOC (Locus of Control) yang bersumber dari diri sendiri yang digunakan yaitu LOC internal.