• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUT (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUT (2)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELIAN MOTOR MATIC HONDA

Mohammad Rizki

Email : mohammadrizki079@gmail.com

STIE Pariwisata International

JL. Raya Kalimalang No.2A, Rt. 01/Rw. 04, Cipinang Melayu, Makasar, Kota Jakarta Timur DKI Jakarta 13620

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian motor matic Honda. Komponen keputusan pembelian konsumen terdiri dari produk, harga, promosi, dan tempat atau distribusi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dengan menggunakan

purpose sampling. Responden dalam penelitian ini ialah pengguna motor matic Honda. Data yang telah kumpulkan kemudian di analisis menggunakan program SPSS versi 23. Uji asumsi klasik meliputi normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan linieritas. Maka disimpulkan R-Square pada model regresi bernilai 0,679 menunjukan ada pengaruh produk, harga, promosi, dan tempat secara simultan terhadap keputusan pembelian sebesar 67,9% sedangkan sisanya 32,9% dipengaruhi oleh faktor variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.

Kata Kunci : Produk, Harga, Promosi, Tempat, dan Keputusan Pembelian

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produsen Honda dalam persaingan industri manufaktur terus berinovasi mengembangkan produk dengan didukung teknologi mutakhir serta sumber daya manusia yang kompeten pada setiap unit kerja perusahaan. Dengan terus mengembangkan inovasi dan selalu memprioritaskan kepuasan pelanggan dalam seluruh aspek kinerja pemasaran. Efesiensi menjadi prioritas utama dalam hal perpindahan tempat, namun dengan menggunakan transportasi pribadi yang lebih nyaman kita akan lebih mudah beraktivitas dengan efesien. Pada saat ini masyarakat mayoritas memilih motor matic sebagai alat transportasi pribadi guna untuk menunjang seluruh aktifitas.

Pelanggan tentunya menginginkan produk dengan mengamati 4 (empat) variabel pada umumnya sesuai dengan pendapat Kotler dan Keller (2009), yaitu produk, harga, promosi dan tempat, dimana variabel independen tersebut saling berkolerasi untuk menentukan keputusan pembelian produk motor matic Honda.

(2)

pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan serta keputusan pembelian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat signifikasi pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian motor matic Honda baik secara parsial maupun simultan, serta manakah dari keempat variabel independen bauran pemasaran yang paling berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu keputusan pembelian. Oleh karena itu peneliti menetetapkan judul penelitian berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Motor Matic Honda”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pengaruh produk terhadap keputusan pembelian motor matic Honda? 2. Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan pembelian motor maticHonda? 3. Bagaimana pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian motor maticHonda? 4. Bagaimana pengaruh tempat terhadap keputusan pembelian motormatic Honda? 5. Bagaimana pengaruh produk, harga, promosi, dan tempat berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor matic Honda?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan ialah: 1. Untuk mengetahui pengaruh produk

terhadap keputusan pembelian motor matic Honda.

2. Bertujuan menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian motor matic Honda.

3. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian motor matic Honda.

4. Bertujuan menganalisis pengaruh tempat terhadap keputusan pembelian motor matic Honda.

5. Untuk mengetahui pengaruh produk, harga, promosi, dan tempat terhadap keputusan pembelian motor matic Honda secara simultan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk menganalisa minat beli pelanggan akan kebutuhan motor matic Honda.

2. Berguna untuk penelitian lanjut.

3. Menganalisis tingkat pemakaian motor matic Honda dilingkungan sekitar peneliti melakukan penelitian.

4. Bertujuan memberikan masukan akan selera yang dibutuhkan masyarakat kepada produsen.

II KAJIAN TEORITIS

2.1 Bauran Pemasaran

(3)

mengenai seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan

respon target pasar, lalu dapat dijelaskan pada gambar berikut :

Gambar 2.1 : Rincian Bauran Pemasaran Sumber : Kotler dan Amstrong (2012)

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran secara umum memiliki empat variabel, yaitu produk, harga, promosi, dan tempat atau distribusi, serta pemasaran bertujuan untuk memperkenalkan produk, mempertahankan pelanggan dan mendapatkan pangsa pasar.

2.2 Produk

Tjiptono (2008) berpendapat produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar yang bersangkutan. Selanjutnya Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang,

tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Kemudian Okeudo dan Margaret (2013) mendeskripsikan produk merupakan kombinasi dari sumber daya perusahaan dalam bentuk satu unit yang ditawarkan kepada pelanggan sehingga menghasilkan keuntungan. Pilihan yang dibuat mengenai produk ini, yaitu nama merek, disain, fungsionalitas, perlindungan, perawatan, pengemasan, garansi, aksesori dan layanan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa produk merupakan elemen utama dalam sebuah perusahaan yang nantinya akan dipergunakan perusahaan sebagai alat pertukaran dengan pelanggan yang bisa dimiliki dan dikonsumsi baik itu produk berwujud maupun produk tidak berwujud agar kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat terpenuhi.

Produk

•Variasi produk

•Kualitas

•Desain

•Fitur

•Nama merek

•Kemasan

•Ukuran

•Pelayanan

Tempat •Saluran

•pemasaran

•Lokasi

•Persediaan

•Transportasi

•Logistik

Harga •Daftar harga

•Potongan harga

•Periode pembayaran

•Syarat kredit

Promosi •Periklanan

•Penjualan personal

•Tenaga penjual

•Hubungan masyarakat

(4)

2.2.1 Diferensiasi Produk

Kotler dkk. (2009) berpendapat banyak produk bisa dibedakan dalam bentuk ukuran, atau struktur fisik produk, hal ini dapat dilihat pada karakteristik dan jenis produk, diantaranya :

1. Fitur

Perusahaan dapat mengidentifikasi dan memilih fitur baru yang sesuai dengan survei kebutuhan pelanggan baru dan kemudian menghitung nilai pelanggan berbanding dengan biaya perusahaan untuk setiap fitur potensial.

2. Kustomisasi

Produsen dapat membedakan produk dengan membuat produk dan disesuaikan dengan setiap tahun.

3. Mutu kinerja

Merupakan tingkat karakteristik utama produk dalam beroperasi. Produsen harus merancang tingkat kinerja sesuai target pasar dengan tingkat kinerja kompetitor. Perusahaan harus mengelola efektifitas waktu yang berkualitas secara menyeluruh dengan terus meningkatkan prosedur perusahaan serta pengembalian yang tinggi untuk pangsa pasar global. 4. Kualitas kesesuaian

Pelanggan berharap memiliki produk yang sesuai antara kualitas produk dengan harga yang ditetapkan oleh produsen, tentu dengan standarisasi serta memenuhi kualitas yang diinginkan pelanggan. 5. Daya tahan

Pada umumnya pelanggan akan membayar lebih mahal untuk barang yang memiliki reputasi lebih unggul dan tahan lama.

6. Kehandalan

Secara umum pelanggan akan bayar lebih mahal untuk produk yang memiliki kualifikasi lebih tinggi. Kehandalan adalah ukuran probabilitas bahwa kerusakan produk tidak akan didapatlkan dalam jangka waktu yang singkat.

7. Mekanisme perbaikan

Merupakan ukuran kemudahan memperbaiki produk ketika tidak berfungsi secara optimal.

8. Gaya

Memiliki keuntungan dari ciri khas yang menciptakan kesulitan kompetitor untuk menyalin.

9. Desain

Adalah faktor yang memberikan perusahaan keunggulan kompetitif. Desain merupakan totalitas fitur dan mempengaruhi bagaimana produk terlihat fungsinya dalam hal mempengaruhi pelanggan.

2.3 Harga

Kotler dkk. (2009) berpendapat harga tidak hanya nomor satu melainkan harga datang dalam berbagai bentuk dan melakukan banyak fungsi. Selanjutnya Tjiptono (2008) menyatakan harga merupakan unsur tunggal bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Kemudian Okeudo dan Margaret (2013) mendeskripsikan harga mengacu pada pilihan pendekatan yang tepat untuk membentuk harga aktual produk. Setiap pelanggan mencoba memberi bobot manfaat produk terhadap biayanya untuk melakukan pembelian. Penting juga untuk menyebutkan bahwa sementara ketiga aspek lain dari bauran pemasaran adalah biaya, harga adalah satu-satunya yang menciptakan pendapatan penjualan.

Mengenai beberapa definisi diatas, maka disimpulkan bahwa harga adalah suatu nilai yang dibayarkan pelanggan melalui produk barang atau jasa yang dipertukarkan produsen dengan pelanggan.

(5)

menetapan harga dengan menerima nilai nominal atau seperti yang diberikan. Produsen menyadari bahwa informasi pelanggan sering aktif mengenai harga proses, menafsirkan harga dalam hal pengetahuan mereka dari pengalaman pelanggan sebelumnya, melalui komunikasi formal serta komunikasi informal. Keputusan pembelian di dasarkan pada bagaimana pelanggan melihat harga dan mengapa mereka menganggap sebagai harga yang sebenarnya. Mereka banyak memiliki batas harga bawah yang relatif lebih rendah dimana harga tersebut menimbulkan sinyal berkualitas rendah, serta harga batas atas dianggap tidak mahal jika memiliki reputasi lebih unggul.

2.4 Promosi

Kotler dan Keller (2009) berpendapat promosi sebagai sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pelanggan secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Selanjutnya Assauri (2011) berpendapat promosi adalah usaha perusahaan untuk mempengaruhi dengan membujuk calon pelanggan, melalui segala unsur acuan pemasaran. Kemudian Okeudo dan Margaret (2013) mendeskripsikan promosi berkaitan dengan menghadirkan informasi yang dibutuhkan pelanggan untuk mengambil keputusan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa promosi adalah cara yang dilakukan produsen untuk memperkenalkan produk atau jasa dan memberikan citra baik bagi produsen serta memperluas pangsa pasar.

2.4.1 Sarana Promosi

Kotler dan Amstrong (2008) mengemukakan terdapat 5 (lima) komponen promosi, yaitu :

1. Periklanan

Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang atau jasa dengan sponsor tertentu.

2. Promosi penjualan

Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian dan pelayanan penjualan produk atau jasa.

3. Hubungan masyarakat

Membangun hubungan baik dengan kalangan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi isu, berita, dan kejadian yang tidak menyenangkan.

4. Penjualan personal

Presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.

5. Pemasaran langsung

Hubungan langsung dengan konsumen individu yang ditargetkan secara tepat untuk memperoleh respon dan membangun hubungan dengan pelanggan secara berkepanjangan menggunakan telepon, televisi respon langsung, email, internet dan sarana lain untuk berkomunikasi.

Setiap kategori melibatkan sarana promosi tertentu yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Bentuk dari promosi adalah periklanan dan fungsi dari periklanan adalah sebagai berikut : 1. Memberi informasi.

2. Membujuk atau mempengaruhi. 3. Meciptakan kesan.

4. Memuaskan keinginan. 5. Merupakan alat komunikasi.

2.4.2 Diferensiasi Citra

(6)

produk, sedangkan citra ialah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produk. Kotler dkk. (2009) menjelaskan citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar pengendalian perusahaan. Citra yang efektif melakukan 3 (tiga) hal, yaitu :

1. Menetapkan karakteristik produk dan usulan nilai.

2. Penyampaikan karakteristik produk dengan cara yang berbeda sehingga tidak diganggu dengan karakter kompetitor lain. 3. Memberikan kekuatan yang emosional

dari sekedar citra mental.

Agar bisa berfungsi dengan baik, citra harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak layanan, yaitu :

1. Lambang

Citra dapat diperkuat menggunakan simbol yang kuat. Perusahaan dapat memilih sebuah simbol yang tepat untuk produk.

2. Media

Citra yang dipilih harus ditampilkan dalam iklan yang menyampaikan suatu klasifikasi produk, pernyataan mengenai sesuatu yang jelas berbeda dengan yang lain. Pesan itu harus menarik dan tertulis pada laporan tahunan, seperti brosur, katalog, peralatan kantor perusahaan dan kartu nama.

3. Suasana

Ruang fisik yang digunakan organisasi merupakan penciptaan citra yang kuat. 4. Peristiwa

Suatu perusahaan dapat membangun suatu identitas melalui jenis kegiatan yang disponsorinya.

2.5 Tempat

Kotler dan Armstrong (2012) berpendapat tempat merupakan lokasi yang digunakan untuk proses penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Dimensi tempat

mencakup saluran, cakupan, lokasi, persediaan, transportasi, dan logistik. Selanjutnya Okeudo dan Margaret (2013) menyatakan tempat atau distribusi merupakan elemen bauran pemasaran yang bersangkutan dengan berbagai metode pengangkutan dan penyimpanan barang, serta kemudian membuatnya tersedia bagi konsumen dengan cara yang paling kontinental. Bila mengacu pada tempat pemasar harus membuat keputusan mengenai jalur distribusi dan sentra, transportasi, pergudangan, pemrosesan order, dll. Badi (2015) mendeskripsikan strategi tempat melibatkan distribusi saluran yang telah digunakan untuk mengantarkan produk ke pelanggan dengan tepat waktu, dan cara tokonya, memilih penjualnya. Oleh karena itu setiap organisasi berfokus pada elemen strategis yang dimiliki daripada yang lain.

Mengenai beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tempat atau distribusi memiliki pengaruh dalam hal penjualan dan perantara serta mencerminkan citra produsen mengenai keefesienan produksi.

2.5.1 Diferensiansi Layanan

Kotler dkk. (2009) mengemukakan ketika produk fisik tidak mudah untuk dideferensiasikan, kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak pada penambahan layanan yang menambah nilai serta meningkatkan mutu produk fisik yang membedakan layanan, yaitu :

1. Kemudahan pemesanan

Mengacu pada seberapa mudah pelanggan dapat melakukan pemesanan produk kepada produsen.

2. Pengiriman

(7)

3. Pemasangan

Meliputi pada pekerjaan yang dilakukan untuk membuat suatu produk beroperasi dilokasi yang direncanakan. Kemudahan instalasi menjadi titik jual yang sebenarnya, terutama bila pasar sasaran merupakan pelanggan baru dalam teknologi yang terkenal tidak bertoleran pesan pada layar.

4. Pelatihan pelanggan

Mencakup pada pelatihan para karyawan dengan pelanggan untuk menggunakan peralatan dari penjual secara tepat dan efisien.

5. Konsultasi pelanggan

Menuju pada layanan data, sistem informasi, dan saran yang diberikan penjual kepada pelanggan.

6. Pemeliharaan dan perbaikan

Merupakan program layanan perusahaan untuk membantu pelanggan menjaga

produk yang mereka beli dalam kondisi yang baik.

7. Layanan lainnya

Perusahaan dapat mengembangkan berbagai cara lain untuk membedakan jasa pelanggan, mereka dapat menawarkan kontrak jaminan produk atau kontrak pemeliharaan yang lebih baik dari kompetitor mereka.

2.6 Keputusan Pembelian

Sumarwan (2005) berpendapat keputusan pembelian ialah mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara pembayarannya. Sementara Kotler dan Amstrong (2012) mendeskripsikan terdapat 5 (lima) tahap proses dalam melakukan keputusan pembelian, yaitu pengenalan masalah atau kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian

Gambar 2.6 : Proses evaluasi alternatif keputusan pembelian Sumber : Kotler (2012)

Faktor pertama adalah sikap, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang, hal tersebut akan bergantung pada dua hal, yaitu :

1. Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai pelanggan, dan

2. Motivasi pelanggan untuk melaksanakan keinginan orang lain.

Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pelanggan. Maka disimpulkan bahwa prefensi merupakan niat pelanggan bukanlah peramalan perilaku pelanggan yang handal.

Keputusan pembelian untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari

Evaluasi alternatif

Niat pelanggan

Faktor situasi yang tidak teransitipasi

Sikap orang lain

(8)

suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Produsen harus memahami faktor yang menimbulkan perasaan adanya resiko dalam diri pelanggan dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi risiko yang dirasakan.

Swastha dan Handoko dalam Febriana, dkk (2016) mendeskripsikan keputusan pemlian merupakan suatu hal yang dapat memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan harus lebih memberikan perhatian mengenai apa yang diinginkan konsum sehingga mereka memutuskan melakukan pembelian. Bauran pemasaran merupakan salah satu aktivitas pemasaran yang dapat mendukung berhasil tidaknya suatu usaha yang dijalankan oleh

perusahaan. Adanya pengaruh terhadap keputusan pembelian dapat diketahui melalui bauran pemasaran

2.7 Kerangka Berpikir dan Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan penelitian terdahulu, tinjauan pusataka, dan tujuan penelitian maka kerangka berpikir antara faktor kualitas pemasaran yang mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan menggunakan produk motor matic Honda. Pengguna motor matic Honda dikatakan puas apabila terdapat kesesuaian antara harapan pelanggan setelah mengevaluasi suatu produk dengan pemasaran yang diterimanya. Secara sistematik dan empirik kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan, yaitu :

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir

Selanjutnya Ginting dan Situmorang (2008) mendeskripsikan perumusan hipotesis berarti membentuk proposi yang sesuai dengan perkiraan serta tingkat kebenarannya. Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka berpikir, maka disimpulkan bahwa hipotesis penelitian, yaitu :

Hipotesis 1

H¹ : Ada pengaruh signifikan produk terhadap keputusan pembelian motor matic Honda.

Hipotesis 2

H² : Terdapat pengaruh signifikan harga terhadap keputusan pembelian motor matic Honda.

Harga (X²) Produk

(X¹)

Promosi (X³)

Tempat (X )

Keputusan Pembelian

(9)

Hipotesis 3

H³ : Terjadi pengaruh signifikan promosi terhadap keputusan pembelian motor matic Honda.

Hipotesis 4

H :Memiliki pengaruh signifikan tempat terhadap keputusan pembelian motor matic Honda.

Hipotesis 5

H : Mempunyai pengaruh signifikan produk, harga, promosi, dan tempat terhadap keputusan pembelian motor matic Honda.

3 METODOLOGI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Rancangan Penelitian

Variabel independen adalah komponen bauran pemasaran (produk, harga, promosi, dan tempat) sedangkan variabel dependen adalah komponen kepuasan pelanggan adalah keputusan pembelian. Penelitian ini menggunakan teknik survey dengan cara menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu menjelaskan semua data penelitian.

3.2 Populasi dan Sampel

Sugiyono dan Susanto (2015) berpendapat populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek dan objek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini, yaitu pengguna motor matic Honda yang berada dikawasan Kel. Cililitan, Kec. Kramat Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta atau lingkungan sekitar dimana peneliti melakukan penelitian sejumlah 100 responden pengguna motor matic Honda.

Kemudian Tjiptono (2008) menyatakan sampel merupakan bagian dari jumlah populasi yang ada, sampel adalah semacam miniatur dari populasi. Untuk mendapatkan sampel maka digunakan 100 responden pengguna motor matic Honda yang berada dikawasan Rw.07, Kel. Cililitan, Kec. Kramat Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta dengan menggunakan teknik sampel non probability sampling, yaitu purpose sampling.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Sebagai pelengkap dalam pembahasan ini maka diperlukan adanya data atau informasi dari luar perusahaan. Penulis memperoleh data yang berhubungan dengan menggunakan metode, sebagai berikut : 1. Penelitian kepustakaan

2. Kuesioner

3.4 Uji Validitas

Semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel . Untuk sampel sebanyak 20 orang pada taraf nyata α = 5% {0,05}.

3.5 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel dengan menggunakan rumus cronbach alpha, yaitu:

Tabel 3.5 : Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Kesimpulan

Produk (X¹) 0,714 Reliabel

Harga (X²) 0,778 Reliabel

Promosi (X³) 0,769 Reliabel

Tempat (X ) 0,774 Reliabel

Keputusan pembelian (Y)

0,773 Reliabel

Sumber : Data primer diolah, 2015

(10)

Metode ordinary least square (OLS) akan dapat dijadikan estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan best linier unbiased estimation (BLUE). Oleh karena itu diperlukan adanya uji asumsi klasik terhadap model yang telah diformulasikan, yang mencakup uji normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas, autolorelasi, dan linieritas.

3.6.1 Uji Normalitas

Sugiyono dan Susanto (2015) mengemukakan bahwa untuk menganalisis normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai analisis normalitas salah satuya Kolmogrov-Smirnov.

Tabel 3.6.1 : Uji Normalitas

One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Std.Deviation 1.00000000 Most

a. Test distribution is Normal b. Calculated from data.

Dengan menggunakan taraf signifikasi α = 5% (0,5) dengan menggunakan program SPSS versi 23, maka diperoleh untuk hasil variabel X¹, X², X³, X dan Y dengan menggunakan uji one sampel kolmogrov-smirnov, dengan demikian data tersebut berdistribusi multinomial karena ditemukan nilai signifikasi dalam uji normalitas > 0,05. Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa uji asumsi kenormalan data terpenuhi.

3.6.2 Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi multikolinieritas dalam suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu :

1. Jika nilai variance inflation factors (VIF) tidak lebih dari 10 dan tolerance tidak kurang dari 0,1 maka disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas VIF = 1 atau

tolerance, jika VIF = 10 maka tolerance 1 atau 10 = 0,1 semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance.

2. Jika nilai koefiensi korelasi antar setiap variabel kurang dari 0,70 maka model dikatakan bebas dari multikolinieritas. 3. Jika koefisien determinasi (R-Square),

(11)

multikolinieritas bias dilihat dari nilai

variance inflation factors (VIF) yang tinggi pada setiap variabel independen suatu model Regresi. Jika nilai VIF kurang dari 0,01 dan nilai tolerance lebih dari 0,10 untuk keempat variabel independen maka disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi Multikolinieritas.

3.6.3 Uji Heteroskedastisitas

Model Regresi yang baik ialah tidak terjadi heterokedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada Scatterplot Regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah Heterokedastisitas.

Gambar 3.6.3 Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data primer diolah, 2015

Berdasarkan gambar tersebut maka diketahui bahwa titik menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas dan dibawah angka 0

pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas pada model Regresi.

3.6.4 Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang kita miliki sesuai dengan garis linier atau tidak (apakah hubungan antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak). Jadi disimpulkan bahwa peningkatan atau penurunan kualitas disalah satu variabel akan diikuti secara linier oleh peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya.

Untuk uji linieritas digunakan test for linierity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang Linier bila nilai signifikansi pada

(12)

Tabel 3.6.4 Uji Linieritas

Model Summaryᵇ

Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

Keputusan pembelian * Produk

Between Groups

(Combined) 235.944 11 21.449 2.599 .007

Linierity 172.492 1 172.492 20.900 .000

Deviation from Linierity

63.452 10 6.345 .769 .658

Within Groups 726.296 88 8.253

Total 962.240 99

Keputusan pembelian * Harga

Between Groups

(Combined) 97.24 11 8.84 0.899 0.544

Linierity 31.863 1 31.863 3.242 0.075

Deviation from Linierity

65.377 10 6.538 0.665 0.754

Within Groups 865 88 9.83

Total 962.24 99

Keputusan pembelian * Promosi

Between Groups

(Combined) 395.675 14 28.263 4.24 .000

Linierity 340.465 1 340.465 51.079 .000

Deviation from Linierity

55.21 13 4.247 0.637 0.816

Within Groups 566.565 85 6.665

Total 962.24 99

Keputusan pembelian * Tempat

Between Groups

(Combined) 404.924 16 25.308 3.769 .000

Linierity 320.018 1 320.018 47.66 .000

Deviation from Linierity

84.906 15 5.66 0.843 0.628

Within Groups 557.316 83 6.715

Total 962.24 99

Sumber : Data primer diolah, 2015

Berdasarkan tabel 3.6.4 dapat diketahui bahwa nilai signifikasi pada linieritas X¹ sebesar 0.000, X² sebesar 0,075, X³ sebesar 0,00, X sebesar 0,628. Pada variabel promosi tidak terdapat hubungan yang linier sedangkan pada variabel produk, harga dan tempat terdapat hubungan yang linier. Dengan ini disimpulkan uji linieritas terpenuhi.

3.6.5 Uji Regresi Linier Berganda

(13)

Tabel 3.6.5 : Uji Regresi Linier Berganda

Model Summaryᵇ Model Unstandardized

Coefficients

Unstandardized Coefficients

t Sig. Colinierity Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1(Constant) Produk Harga Promosi Tempat

2.370 3.410 .695 .489

.601 .076 .505 7.905 .000 .828 1.208

-.395 .101 -.316 -3.910 .000 .516 1.939

.391 .103 .401 3.793 .000 .301 3.320

.451 .077 .493 5.835 .000 .473 2.116

Sumber : Data primer diolah, 2015

Berdasarkan tabel 3.6.5 maka ditemukan bahwa model regresi linier berganda yang dihasilkan, yaitu:

Ŷ = 2.370 + 0,601 Produk – 0,395 Harga + 0,391 Promosi + 0,451 Tempat.

1. Berdasarkan nilai konstanta sebesar 2.370 hal tersebut memberi arti bahwa keputusan pembelian akan bernilai 2.370 jika seluruh variabel independen memiliki nilai 0, maka dapat disimpulkan bahwa pelanggan memprioritaskan kualitas produk motor matic Honda dibandingkan faktor pendudung lainnya dan tidak mengedepankan faktor harga.

2. Perolehan koefiensi produk sebesar 0,601 memberi arti bahwa kenaikan 1 satuan pada produk akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,601 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai 0, maka dapat disimpulkan bahwa pelanggan sangat mengutamakan faktor keunggulan produk diantaranya ketahanan dan kehandalan mesin motor maticHonda.

3. Di lihat dari nilai koefiensi harga sebesar -0,395 memberi arti bahwa jika terjadi peningkatan harga sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian akan turun sebesar -0,395 dengan asumsi variabel independen bernilai 0, maka dapat disimpulkan bahwa pelanggan mengabaikan faktor harga karena pelanggan lebih mementingkan kualitas kesesuaian antara kualitas produk dengan penetapan harga produsen.

4. Berdasarkan nilai koefiensi promosi sebesar 0,391 memberi arti bahwa kenaikan 1 satuan pada promosi akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,391, dengan asumsi variabel independen lainnnya bernilai 0, maka dapat disimpulkan bahwa faktor promosi tidak terlalu berpengaruh jika kualitas kesesuaian tidak ditemukan pelanggan. 5. Untuk nilai koefiensi tempat sebesar

0,451 memberi arti bahwa kenaikan 1 satuan pada tempat akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,451 dengan asumsi variabel independen bernilai 0, dikarenakan tempat atau distributor berpengaruh dalam hal penjualan, perbaikan, dan layanan serta saluran distribusi, yang memungkinkan pelanggan merasa puas akan efesiesi, ketepatan, kemudahan dan pelayanan yang diberikan produsen Honda.

6. Di lihat dari nilai signifikan seluruh variabel independen sebesar 0,000 > 0,05 maka H¹ diterima dan menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara X¹, X², X³, X terhadap variabel dependen.

3.6.6 Uji Signifikasi Simultan

(14)

variabel dependen (Y). Uji Anova dapat dilakukan dengan membandingkan F-hitung

dengan F-tabel, jika F-hitung > dari F-tabel, (H⁰ ditolak H¹ diterima), maka model signifikan dapat dilihat dalam kolom signifikansi pada Anova. Koefisien korelasi berganda dan regresi diuji signifikansi menggunakan uji Anova, yaitu dengan membandingkan F-hitung dengan F-tabel,

dengan tingkat kepercayaan yang digunakan

(95%) atau taraf signifikan 0,05% dengan kriteria, sebagai berikut :

1. Jika F-hitung > F-tabel, H¹ diterima dan H⁰ ditolak, berarti secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika F-hitung < F-tabel, H¹ ditolak dan H⁰

diterima, berarti variabel dependen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 3.6.6 : Uji Signifikasi Simultan

Model Summaryᵇ

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regresion 653.697 4 163.424 50.318 .000b

Residual 308.543 95 3.248

Total 962.240 99

a. Dependent Variabel : Keputusan pembelian

b. Predictors : (Constant), Tempat, Produk, Harga, Promosi

Sumber : Data primer diolah, 2015

H⁰ : b¹ = 0 : Pengaruh Produk, Harga, Promosi,dan Tempat secara simultan tidak berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian.

H¹ : b¹ ≠ 0 : Pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Tempat secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap Keputusan pembelian.

Hasil uji simultan untuk variabel produk, harga, promosi, dan tempat diperoleh nilai F-hitung sebesar 50.318 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000, karena nilai siginifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H⁰ ditolak. Dengan demikian terdapat pengaruh signifikan dari variabel produk, harga, promosi, dan tempat terhadap keputusan pembelian secara simultan.

3.6.7 Uji Signifikansi Parsial (Uji T) Pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen (X) = produk, harga, promosi, dan tempat mempengaruhi variabel dependen (Y) = keputusan pembelian. Proses uji hipotesis untuk koefisien regresi, yaitu:

1. Perumusan Hipotesis Nihil (H⁰) dan Hipotesis Alternatif (H¹)

H¹ : β0 H¹

Ada pengaruh yang signifikan dari setiap variabel independen (X¹,X²,X³,X) terhadap variabel dependen (Y).

2. Penentuan Harga t-tabel berdasarkan taraf signifikansi dan taraf derajat kebebasan

(15)

Tabel 3.6.7 : Uji Parsial

Model Summaryᵇ Model Unstandardized

Coefficients

Unstandardized Coefficients

T Sig. ColLinierity Statistics B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1 (Constant) Produk Harga Promosi Tempat

2.370 3.410 .695 .489

.601 .076 .505 7.905 .000 .828 1.208

-.395 .101 -.316 -3.910 .000 .516 1.939

.391 .103 .401 3.793 .000 .301 3.320

.451 .077 .493 5.835 .000 .473 2.116

a. Independent Variabel : (Constant) Produk, Harga, Promosi, Tempat b. Dependent Variabel : Keputusan pembelian

Sumber : Data primer diolah, 2015

1. Variabel Produk

H⁰ : b¹ = 0 : Pengaruh produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

H¹ : b¹ ≠ 0 : Pengaruh produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Perolehan hasil uji signifikasi parsial untuk variabel produk diperoleh nilai

t-hitung sebesar 7.905 > dari nilai t-tabel

1.660 dengan tingkat signifikasi 0,000 < 0,05 dari nilai signifikasi, didapatkan titik presentase distribusi nilai t sebesar 1.98525, artinya H⁰ ditolak dan H¹ diterima, kemudian terdapat pengaruh signifikan antara variabel produk (X¹) terhadap keputusan pembelian. Maka disimpulkan bahwa produk adalah variabel yang berpengaruh paling dominan dengan nilai t-hitung tertinggi. Hal ini jelas menggambarkan produk yang memiliki reputasi lebih unggul akan lebih mendapatkan citra baik dimata pelanggan.

2. Variabel Harga

H⁰ : b² = 0 : Pengaruh harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

H² : b² ≠ 0 : Pengaruh harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil uji signifikasi parsial variabel harga (X²) diperoleh nilai t-hitung

sebesar -3.910 > dari nilai t-tabel 1.660

dengan tingkat signifikasi 0,000 < 0,05 dari nilai signifikasi, maka didapatkan titik presentase distribusi nilai t sebesar 1.98525, artinya H⁰ ditolak dan H² diterima, yang berarti harga tidak memiliki pengaruh signifkan terhadap keputusan pembelian. Maka disimpulkan bahwa besar kecilnya nilai harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor matic Honda.

3. Variabel Promosi

H⁰ : b³ = 0 : Pengaruh promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

H³ : b³ ≠ 0 : Pengaruh promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Di lihat pada hasil uji parsial untuk variabel promosi (X³) diperoleh nilai

(16)

4. Variabel Tempat

H⁰ : b = 0 : Pengaruh tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

H : b ≠ 0 : Pengaruh tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Mengenai hasil uji signifikasi parsial variabel tempat (X ) diperoleh nilai

t-hitung sebesar 5,835 > dari nilai t-tabel

1.660, dengan tingkat signifikasi 0,000 < 0,05 dari nilai signifikasi, maka didapatkan titik presentase distribusi nilai t sebesar 1.98525, artinya Ho ditolak dan H4 diterima, yang berarti variabel tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel tempat adalah variabel paling dominan kedua setelah variabel produk karena memiliki tingkat signifikasi tinggi kedua terhadap keputusan pembelian.

3.6.8 Uji Koefiensi Determinasi

Tabel 3.6.8 Uji Koefiensi Determinasi Model Summaryᵇ

a. Predictors : (Constant), Produk, Harga, Promosi, Tempat

b. Dependent Variable: Keputusan pembelian Sumber : Data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel 3.6.8 dilihat dari perolehan nilai R-Square sebesar 0.679 atau (67,9%). Hal ini berarti bahwa variabel komponen bauran pemasaran (produk, harga, promosi, dan tempat) secara simultan mempengaruhi keputusan pembelian sebesar (67,9%), sedangkan sisanya (32,1%) dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini seperti persepsi, jarak tempuh dan ketahanan.

IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan analisis secara teoritis dan statistika peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Produk berpengaruh dengan tingkat signifikan sebesar 0.601 terhadap keputusan pembelian dikarenakan produk motor matic Honda mempunyai banyak keunggulan dari produk kompetitor .

2. Harga berpengaruh signifikan sebesar -0.395 terhadap keputusan pembelian motor matic Honda dikarenakan pelanggan lebih mementingkan faktor keseuaian produk dibandingkan dengan harga.

3. Promosi berpengaruh sebesar 0.391 terhadap keputusan pembelian motor matic Honda dikarenakan pelanggan cukup memperhatikan proses promosi yang dilakukan produsen Honda.

4. Tempat berpengaruh sebesar 0.451 terhadap keputusan pembelian dikarenakan faktor layanan Honda yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.

5. Variabel produk, harga, promosi, dan tempat secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor matic Honda.

6. R-Square pada model regresi bernilai 0,679 menunjukan ada pengaruh produk, harga, promosi, dan tempat secara simultan terhadap keputusan pembelian sebesar 67,9% sedangkan sisanya 32,9% dipengaruhi oleh faktor variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.

(17)

mengedepankan faktor kualitas kesesuaian produk dengan harga, artinya bila produk tersebut mahal tidaklah menjadi masalah asalkan produk tersebut mampu mengungguli produk lain. Maka dapat disimpulkan bahwa bila harga naik permintaan menurun dan bila harga menurun permintaan akan naik permintaandan penawaran.

4.2 Saran Penelitian

Dalam melakukan penelitian selanjutnya ada beberapa saran untuk para peneliti demi untuk mendapatkan hasil lebih baik dari penelitian ini, yaitu :

1. Mengenai penelitian selanjutnya, populasi yang digunakan dikembangkan dengan tidak hanya wilayah dimana peneliti melakukan penelitian, sehingga hasil penelitian dapat di generalisasikan terhadap sampel yang lebih besar.

2. Untuk penelitian selanjutnya, responden yang digunakan tidak terbatas pada lingkungan dimana peneliti melakukan penelitian, namun dapat juga diperluaskan wilayahnya.

3. Berguna kepada penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode eksperimen, yaitu dengan melakukan treatmen terhadap para responden yang lebih muda luas pengkategorian usia, serta melalukan wawancara dan pengamatan langsung terhadap praktisi dibidang pemasaran (kualitatif).

4. Mendapatkan hasil empiris yang lebih baik, penelitian berikutnya dapat dikembangkan dengan menyertakan variabel faktor penyebab yang mempengaruhi keputusan pembelian dan kepuasan pelanggan yang lainnya seperti faktor citra perusahaan, lingkungan, dan perbandingan dengan kompetitornya, variabel psikologis yang berasal dari

dalam diri manusia maupun personal yang mungkin dapat memperkuat persepsi seseorang mengenai sebuah penawaran dan permintaan.

5. Penelitian mendatang hendaknya mengembangkan sendiri instrumen pengukuran variabel penelitian untuk menghindari adanya kelemahan yang diakibatkan oleh ketidaksesuaian penerjemahan instrumen pengukuran variabel penelitian.

6. Untuk para ekonom agar lebih memperhatikan faktor kepuasan pelanggan dalam melakukan profesinya.

Dalam melakukan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa peneliti menemukan beberapa kelemahan dari proses bauran pemasaran kepada proses keputusan pembelian dan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu maka peneliti bersedia memberikan saran yang sekiranya dapat dipergunakan oleh produsen, sebagai berikut: 1. Produk motor matic Honda harus mengembangkan inovasi dari segi fitur kenyamanan dan keselamatan yang akan memberikan kenyamanan dan keamanan serta keselamatan bagi pengguna motor maticHonda.

2. Dari segi promosi dan tempat atau distribusi diharapkan produsen mampu menarik pelanggan dengan mendapatkan pangsa pasar yang luas, serta dari segi distribusi berkaitan dengan promosi produsen harus berinovasi untuk menarik minat beli dengan cara yang lain yang tidak dimiliki oleh para kompetitornya. 3. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2008). Strategi Pemasaran.Jakarta: Gramedia.

Assasauri, H. (2011). Pengaruh Bauran Pemasaran Tradisional. Jakarta: Examindo. Badi, K. S. (2015). “The Dimension of Marketing Mix”. Vol. 2, No. 1, page 136-142

Febriana, dkk. (2016). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian. Vol. 32, No.

2, hlm 33-38.

Ginting & Situmorang. 2008. Pendoman Statistik Penyusunan Skripsi. Medan. Pelanggi Karya. Husein, U. 2005. Analisis Tingkat Keputusan Pembelian Melalui Komponen Bauran Pemasaran

4Ps.Yogyakarta: Sinar Media Karya.

Imam, G. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: BP UNDIP. Johannes, dkk. 2009. Analisis Kepuasan Nasabah Prioritas Berdasarkan Bauran Pemasaran.

Bangka Belitung.

Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo. Kotler & Astrong. (2008). Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Kotler & Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, dkk. (2009). Management Marketing An Asian Prespective. Singapore. Pearson Education South Asia PTE LTD.

Kotler & Amstrong. (2010). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo. Kotler & Amstrong. (2012). Analisis Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenhallindo. Novalia, Indah. 2007. Efektifitas Kinerja Variabel Pemasaran. Jakarta: Sinar Karya.

Okeudo & Margaret. (2013). “The Impact of Marketing Mix (4Ps) on Warehousing Operations: Case Study Unilever Nigeria PLC”. Vol. 2, No. 2, hlm 155-159.

Suwarni dan Mayasari. 2011. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Konsumen. Edisi 16 (1). Makasar.

Gambar

Gambar 2.7  Kerangka Berpikir
Tabel 3.6.1 : Uji Normalitas       One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test  Standardized
Tabel 3.6.4 Uji Linieritas
Tabel 3.6.5 : Uji Regresi Linier Berganda
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada masing-masing perlakuan ditambahkan tepung terigu 50 gram, te- lur 1 butir, penyedap rasa 4 gram, bawang putih yang telah dihaluskan 15 gram, garam 5 gram, terasi 6 gram;

Pembelajaran berbasis praktikum merupakan metode yang dapat membantu mahasiswa menemukan fakta dari teori yang dipelajarinya pada perkuliahan anatomi tumbuhan, sehingga

Sedangkan penanda tanganan Ijazah tersebut oleh dua pejabat yang berwenang pada STAIN Pontianak terkadang pejabat sedang keluar kota yang satu ada, yang satu tidak

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini bahwa penggunaan media

Pada perkara ini, Hoge Raad menyatakan bahwa pada dasarnya perbuatan melawan hukum harus diartikan sebagai berbuat atau tidak berbuat yang bertentangan dengan melanggar hak

Computer Vision Syndrome merupakan kondisi sementara yang diakibatkan oleh mata yang bekerja terlalu fokus dan menatap pada display komputer dalam suatu periode waktu yang

Oleh karena manusia adalah khalifah di bumi ini sepatutnya seorang manusia haruslah mempunyai prilaku yang sesuai dengan yang Tuhan inginkan untuk dipercayakan menjaga keutuhan

MikroTik routerOS sendiri adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer biasa menjadi router network yang handal, mencakup