• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Permasalahan Perkembangan Anak U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Permasalahan Perkembangan Anak U"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Profesi sebagai guru bukanlah suatu hal yang jarang ditemui. Banyak orang berbondong-bondong masuk ke dalam sekolah keguruan sehingga bisa menjadi seorang guru. Ada beberapa alasan mengapa sebagian besar orang, terutama di Indonesia, memilih menjadi guru. Mulai dari honor yang cukup besar, keinginan di dalam hati, atau hanya karena ikut-ikutan semata. Namun, tak jarang juga ada orang-orang tertentu yang memandang profesi guru dengan sebelah mata. Mereka meremehkannya karena tidak mengetahui apa hakikat seorang guru yang sebenarnya.

Menjadi seorang guru tidaklah mudah. Benar begitu kah? Tidak juga. Sebenarnya, menjadi seorang guru itu mudah. Namun, menjadi seorang guru yang hebat itu sulit. Guru yang hebat bukanlah guru yang menguasai materi yang akan diajarkannya, ataupun yang dapat memecahkan soal-soal ujian dengan mudah. Seorang guru yang hebat adalah guru yang dapat menginspirasi para muridnya, guru yang dapat mengerti permasalahan muridnya sehingga dapat membantu memecahkannya. Lebih jauh lagi, guru yang hebat mampu mengetahui apa isi kepala murid-muridnya, yaitu apa yang mereka pikirkan.

(2)

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah karakteristik anak usia sekolah?

2. Apakah permasalahan perkembangan yang sering menimpa anak usia sekolah? 3. Jelaskan perkembangan kehidupan pribadi sebagai individu!

1.3. Tujuan Penulisan

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Karakteristik Anak Usia Sekolah

Karakter bisa diartikan sebagai temperamen, tabiat, watak, atau akhlak, yang memberinya sebuah definisi sesuatu yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Menurut beberapa bahasa, karakter memiliki berbagai sebagai berikut : “kharacter” (latin) berarti instrument of marking, “charessein” (Prancis) berarti (mengukir), “watek” (Jawa) berarti ciri wanci, “watak” (Indonesia) berarti sifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah laku, budi pekerti, tabiat, dan peringai.

Menurut Ditjen Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional, karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain ataupun bermakna huruf.

Gulo W, (1982: 29) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. Hal ini menggambarkan bahwa karakter bisa dilihat dari tingkah laku sehari-hari seorang manusia dan bagaimana dia berinteraksi dengan sesamanya.

(4)

Kamisa, (1997: 281) mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian.

Setiap manusia, pada tingkatan usia yang berbeda memiliki perbedaan karakter pula. Selain itu, karakter manusia cenderung berubah ketika ia telah melewati fase tertentu. Misalkan, dari anak-anak menjadi remaja lalu menjadi dewasa. Pada tahap-tahap perubahan fase tersebut biasanya terjadi perubahan karakter. Contohnya, ketika masih anak-anak, ia cenderung penurut dan patuh. Ketika menginjak masa remaja, karakternya pun berubah menjadi agak sedikit pembangkang ataupun egois. Lalu ketika dewasa, ia menjadi orang yang lebih mandiri dan dapat mengontrol emosinya sendiri.

Perubahan-perubahan karakter itu biasanya dipengaruhi oleh lingkungan. Jika ada kesalahan dalam pergaulannya di lingkungan, maka perkembangan karakternya pun akan terganggu. Terganggunya perkembangan karakter ini pun dapat menyebabkan efek negatif dalam diri si anak tadi.

Anak usia sekolah dibagi menjadi tiga, antara lain usia Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun, umumnya karakteristik ketiga usia sekolah itu masih sama karena ketiganya masih masuk dalam kategori anak-anak sampai remaja. Adapun beberapa macam karakteristik umum anak usia sekolah yang biasa kita temukan di sekitar kita, antara lain :

1. Emosi masih labil

Kebanyakan anak-anak pada usia ini belum bisa mengontrol emosinya. Pada suatu saat anak usia sekolah bisa tiba-tiba sangat gembira, meledak-ledak karena marah, menangis karena sedih atau bahkan memisahkan diri dari kawanannya karena merasakan kekecewaan. Hal ini biasa terjadi dan tidak harus terlalu dipersoalkan karena anak usia ini memang belum bisa mengatur kondisi hatinya.

2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

Anak pada usia ini belum banyak mengetahui informasi sehingga ketika dia menemukan suatu hal baru, dia akan sangat antusias untuk mencaritahunya. Disinilah peran orangtua dan guru dibutuhkan, guna untuk mengarahkan hal-hal yang belum diketahui sang anak.

(5)

Ketika seorang anak melihat anak lain memiliki kelebihan dibandingkan dirinya, dia akan mulai bertanya-tanya. Kenapa? Kenapa berbeda? Hal ini akan membuat sang anak membandingkan dirinya dengan anak lainnya. Contohnya, ketika seorang anak melihat anak lainnya lebih tinggi darinya, dia akan mulai bertanya-tanya. Kenapa dia lebih tinggi dariku ataupun pertanyaan lain sebagainya. Orangtua dan guru dibutuhkan pula disini untuk member jawaban yang diinginkan sang anak.

4. Menganggap sesuatu tidak penting

Seorang anak biasanya akan asik dengan dunianya sendiri, dimana dia dapat merasakan kebahagiaan dan keberadaannya. Ketika seorang anak sedang dalam kondisi seperti ini, biasanya dia tidak akan terlalu memerdulikan hal lain disekitarnya yang mungkin saja penting namun dia tidak menganggap bahwa hal tersebut penting. 5. Kalau tidak dapat menyelesaikan tugas, tugas itu tidak dianggap penting

Biasanya ketika mengerjakan suatu hal yang berat lalu gagal, seorang anak akan meninggalkannya dan mencari hal lain yang bisa dilakukannya dan dapat membuatnya senang.

6. Anak sekolah suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama

Hal ini masih terjadi pada orang dewasa, namun lebih cenderung terjadi pada anak-anak. Anak-anak suka membentuk kelompok dan lebih cenderung untuk bermain bersama dan membela kelompoknya.

7. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. Hal ini terjadi karena pikiran anak dari awal terbentuk seperti itu. Ini dapat menyebabkan sang anak takut dalam melaksanakan ujian. Akibatnya, anak lebih mementingkan hasil daripada ilmu yang dia dapatkan. Inilah yang harus bisa diubah oleh para guru.

Secara khusus, karakteristik anak usia sekolah dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu SMP dan SMA. Berikut ini adalah karakteristik anak usia sekolah secara khusus:

(6)

Dilihat dari taapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia sekolah menengah (smp) berada pada tahpan perkembangan pubertas ( 10 -14 tahun ).terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada usia smp ini, yaitu:

1. Terjadinya ketidakseimbangan proposi tinggi dan berat badan.

2. Mulai timbulnya ciri – ciri seks sekunder

3. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan untuk bebas dari dominasi dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua

4. Senang membandingkan kaedah – kaedah, nilai – nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.

5. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan tuhan

6. Reaksi dan ekspesi emosi masih labil.

7. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial

8. Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.

Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan untuk :

1. Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik – topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi

(7)

3. Menerapkana pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individu atau kelompok kecil.

4. Meningkatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa

5. Tampil mejadi teladan yang baik bagi siswa

6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab

B. Karakteristik anak usia remaja (Smp/ Sma)

Masa remaja (12 – 21 tahun ) merupakan masa peralhan anata masa kehidupan anak – anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri. Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu :

1. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya

2. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

3. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakan secara efektif

4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

(8)

6. Mengembangkan sikap positif terhapdap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.

7. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang diperlukan sebagai warga negara.

8. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial

9. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

10. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.

Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di antaranya :

1. Memeberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual dan penyalahgunaan narkotika.

2. Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.

3. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakatknya, seperti saran olahraga, kesenian dan sebagainya.

4. Melatih siswa untuk mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan

5. Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berfikir kritis, refleksi, dan positif.

(9)

7. Membantu siswa mnegmbangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta

8. Memupuk semanga keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran.

9. Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.

C. Karakteristik hubungan remaja dengan teman sebaya

Perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman – teman sebaya mereka.

Studi – studi kontemporer tentang remaja, juga menunjukkan bahwa hubungan yang positif dengan teman sebaya diasosiasikan dengan penyesuaian sosial yang positif (santrock, 1998 ). Hartup (1982) misalnay mencatat bahwa pengaruh teman sebaya yang harmonis selama masa remaja, dihubungkan dengan kesehatan mental yang positif pada usia setengah baya (Hightower; 1990). Secara lebih rinci, kelly dan hasnen (1987) menyebutkan 6 fungsi positif dari teman sebaya, yaitu :

1. Mengontrol impuls – impuls agresif. Melalui interaksi dengan teman sebaya, remaja belajar bagaimana memecahkan pertengahan – pertengahan dengan cara – cara yang lain selain dengan tindakan agresi langsung.

(10)

3. Meningkatkan keterampilan – keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan – perasaan dengan cara – cara yang lebih matang. Melalui percakapan dan perdebatan dengan teman sebaya, remaja belajar mengekspresikan ide – ide dan perasaan – perasaan serta mengembangkan kemampuan mereka memecahkan masalah.

4. Mengembangkan sikap – sikap seksual dan tingkah laku peran jenis kelamin terutama dibentuk melalui interaksi dengan teman sebaya. Remeja belajar mengenai tingkah laku dan sikap – sikap yang mereka asosiasikam dengan menjadi laki – laki dan perempuan muda

5. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai – nilai. Umunya orang dewasa menhajarkan kepada anak – anak mereka tentang apa yang benar dan apa yangb salah. Dalam kelompok teman sebaya, remaja mencoba mengambil keputusan atas diri mereka sendiri. Remaja mencoba mengambil keputusan atas diri mereka sendiri. Remaja mngevaluasi nilai – nilai yang dimilikinya dan yang dimiliki oleh teman sebayanya, serta memutuskan mana yang benar. Proses mengavaluasi ini dapat membantu remaja mengembangkan kemampuan penalaran moral

6. Meningkatkan harga diri. Menjadi orang yang disukai oleh sejumlah besar teman – teman sebayanya membuat remaja merasa enak atau senang tentang dirinya.

(11)

dapat memperkenalkan remaja pada alkohol, obat – obatan (narkoba), kenakan]lan, dan berbagai bentuk perilaku yang dipandang orang dewasa sebagai maladaptif (santrock, 1998)

Meskipun selama masa remaja kelompok teman sebaya memberikan pengaruh yang besar, namun orangtua tetap memainkan peranan yang penting dalam kehidupan remaja. Hal ini adalah karena antara hubungan dengan oang tua dan hubungan dengan teman sebaya memberikan pemenuhan akan kebutuhan – kebutuhan yang berbeda dalam perkembangan remaja ( Savin – William & Berndt, 1990). Dalam hal kemajuan sekolah dan rencana karir misalnya, remaja sering bercerita dengan orangtuanya. Orangtua menjadi sumber pentig yang mengarahkan dan menyetujui dalam pembentukan tata nilai dan tujuan – tujuan masa depan. Sedangkan dengan teman sebaya, remaja belajar tentang hubungan – hubungan sosial di luar keluarga. Mereka berbicata tentang pengalaman – pengalaman dan minat – minat yang lebih bersifat pribadi, seperti masalah pacaran dan pandangan – pandangan tentang seksualitas. Dalam masalah – masalah yang menjadi minat pribadinya ini umumnya remaja merasa lebih enak berbicara dengan teman – teman sebayanya, mereka percaya bahwa teman sebaya akan memahani perasaan – perasaan mereka dengan lebih baik dibandingkan dengan orang – orang dewasa.

1.2. Permasalahan Perkembangan Anak Usia Sekolah

(12)

ini adalah beberapa permasalahan yang sering terjadi pada perkembangan anak usia sekolah

1. Gangguan Tingkah Laku

Definisi gangguan tingkah laku memfokuskan pada perilaku yang melanggar hak-hak dasar orang lain dan norma-norma sosial utama. Tipe perilaku yang dianggap sebagai simptom gangguan tingkah laku mencakup agresi dan kekejian terhadap orang lain atau hewan, merusak kepemilikan, berbohong, dan mencuri. Gangguan tingkah laku merujuk pada berbagai tindakan yang kasar dan sering dilakukan yang jauh melampaui kenakalan dan tipuan praktis yang umum dilakukan anak-anak dan remaja usia sekolah.

2. Gangguan Pemusatan Perhatian / Hiperaktivitas (ADHD)

ADHD merupakan satu dari kelainan yang terbanyak pada anak usia sekolah. Ditemukan sekitar 3-5% usia anak sekolah. Penyebab pasti ADHD belum diketahui sampai sekarang. Diperkirakan beberapa faktor seperti herediter, neurologik, faktor pre dan post natal dan toksin berpengaruh terhadap kejadian ADHD. Penelitian oleh Linstrom dkk bahwa pada anak sekolah dengan ADHD ternyata didapatkan sebagian besar dengan riwayat kelahiran prematur.

Anak dengan ADHD sulit untuk berkonsentrasi pada tugas yang dikerjakan dalam waktu tertentu yang wajar sehingga mengalami penurunan dalam hal akademik. Anak dengan ADHD mengalami kesulitan mengendalikan aktifitas dalam berbagai situasi yang menghendaki mereka duduk tenang. Banyak anak ADHD mengalami kesulitan besar untuk bermain dengan anak seusia mereka dan menjalin persahabatan, hal ini mungkin karena mereka cenderung agresif saat bermain sehingga membuat teman-temannya merasa tidak nyaman.

3. Disabilitas Belajar

(13)

sehingga kemajuan mereka di sekolah menjadi terhambat. Disabilitas belajar untuk menggabungkan tiga gangguan yaitu : gangguan perkembangan belajar, gangguan berkomunikasi, dan gangguan keterampilan motorik.

4. Kecemasan dan Depresi

Kecemasan dianggap tidak normal apabila berlebihan dan menghambat fungsi akdemik dan soaial atau menjadi menyusahkan atau persisten. Beberapa gangguan kecemasan yang dapat dialami oleh anak dan remaja antara lain fobia spesifik, fobia sosial, gangguan kecemasan menyeluruh, PTSD, dan gangguan mood, termasuk depresi mayor dan gangguan bipolar. Diperkirakan 8%-9% anak-anak usia 10-13 tahun pernah mengalami depresi mayor selama setahun. Perbedaan gender yang jelas yampak setelah usia 15 tahun, dimana jumlah remaja perempuan yang mengalami depresi dua kali lebih banyak dari pada laki-laki.

5. Retardasi Mental

Retardasi mental ialah keterlambatan yang mencakup rentang yang luas dalam perkembangan fungsi kognitif dan social.

Kriteria Retardasi Mental :

a. Fungsi intelektual yang secara signifikan di bawah rata-rata, IQ kurang dari 70 b. Kurangnya fungsi sosial adaptif dalam minimal dua bidang berikut : komunikasi, mengurus diri sendiri, kehidupan keluarga, keterampilan interpersonal, pengguanaan sumber daya komunitas, kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri, keterampilan akademik fungsional, rekreasi, pekerjaan, kesehatan dan kemanan.

1.3. Perkembangan Kehidupan Pribadi Sebagai Individu

(14)

bahwa segala kebutuhan dirinya memerlukan pemenuhan dan terkait dengan masalah-masalah yang tidak dapat disamakan dengan individu yang lain.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan pribadi, khususnya yang menyangkut psiko fisis, antara lain:

1. status sosial ekonomi 2. filsafat hidup keluarga 3. pola hidup keluarga

4. Selain itu, perkembangan kehidupan seseorang ditentukan pula oleh faktor keturunan dan lingkungan.

Perkembangan pribadi setiap individu berbeda-beda pula sesuai dengan lingkungan dimana mereka dibesarkan. Biasanya tergantung dari cara mereka dibesarkan di masing-masing keluarga. Hal ini menunjukan bahwa peran orang tua sangatlah vital terhadap perkembangan kehidupan seorang anak.

Selain itu, terdapat pula pengaruh perkembangan pribadi terhadap tingkah laku. Tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh hasil proses perkembangan kehidupan sebelumnya dan dalam perjalanannya berintegrasi dengan kejadian-kejadian saat sekarang. Kehidupan pribadi yang mantap memungkinkan seorang anak akan berperilaku mantap. Dengan demikian dibutuhkan upaya untuk menangani pengembangan kehidupan pribadi seorang anak, antara lain:

1. Hidup sehat dan teratur serta pemanfaatan waktu secara baik

2. Mengerjakan tugas dan pekerjaan praktis sehari-hari secara mandiri dan tanggung jawab

3. Hidup bermasyarakat dengan melakukan pergaulan dengan sesama 4. Cara-cara pemecahan masalah yang dihadapi

5. Mengikuti aturan kehidupan keluarga dengan penuh tanggung jawab dan disiplin 6. Melakukan peran dan tanggung jawab dalam keluarga

BAB III

PENUTUP

(15)

Dari penjelasan di atas, kelompok kami menyimpulkan bahwa berbagai gangguan perkembangan yang ditemukan selama masa sekolah akan lebih mudah diintervensi bila ditemukan sejak dini. Deteksi dini kelainan perkembangan sangat berguna agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. Di usia sekolah, dalam perkembangannya anak memerlukan penambahan pengetahuan melalui belajar. Belajar secara sistematis di sekolah dan mengembangkan sikap, kebiasaan dalam keluarga. Anak perlu memperoleh perhatian dan pujian perilaku bila prestasi-prestasinya yang baik, baik di rumah maupun di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia

(16)

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/KARAKTERISTIK%20ANAK%20USIA%20SD %20%287-12%20tahun%29.pdf

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP SUSTAINABILITY REPORTING (Studi Empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek.. Indonesia

Penelitian dilakukan untuk membuat aplikasi kamus Biologi berbasis Web yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna khususnya pelajar SMP sebagai sarana kamus digital bahasa ilmiah

Cilacap, September 2012 KEPALA DISDIKPORA KABUPATEN CILACAP. TULUS

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian yang bersifat diskriptif, karena dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas

Tambahan pula, ilmu-ilmu yang dipelajari “ membantu ” mereka “ memperkembangkan lagi ” ilmu pengajian Islam secara “ lebih luas .” Bagi peserta kajian PKK2 pula,

Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 Jombang, serta berdasarkan uji parsial, membuktikan bahwa komunikasi ke atas yang dilakukan oleh perusahaan berpengaruh terhadap

asset dari pemilik dan menjualnya kepada nasabah dengan harga yang disepakati, yaitu harga beli ditambah margin keuntungan. Pembayaran dapat dilakukan

Genting Desa Sedo menuju Desa Kedondong, Demak 1.04... Kepoh Desa Pidodo Kecamatan