MAKALAH
Seminar Kebijakan Bisnis
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Kebijakan Bisnis
Disusun oleh :
Alam dewanto
Raditya kirana
Prayedi
Ranu nugraha
(135030218114013)
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah seminar
kebijakan bisnis yang berjudul :
“Analisis kinerja perusahaan Kalbe Farma”
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan serta penyusunan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan tepat waktu, oleh karenanya kami dengan segenap kerendahan hati serta tangan terbuka menerima kritik konstruktif dan saran guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Malang , 1 februari 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha semakin pesat dimana setiap perusahaan saling berlomba dan berusaha untuk memberikan kinerja terbaik kepada publikguna meningkatkan daya saing dalam menghadapi para kompetitor yang semakin bertambah. Terdapat banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan seperti: para pemilik perusahaan, manajer dari perusahaan yang bersangkutan, para kreditor dan investor, bankers, pemerintah di mana perusahaan berdomisili, buruh, serta pihak-pihak lainnya yang terkait, sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk menilai kinerja perusahaan. Penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari dua aspek yaitu: aspek non-keuangan (non financial performance) dan aspek keuangan (financial performance).
Selain itu, dengan adanya globalisasi juga berdampak pada banyaknya obat-obatan luar seperti: obat herbal dan ramuan China yang masuk ke Indonesia. Dengan adanya kondisi-kondisi di atas, penulis tertarik untuk menggunakan salah satu perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian dalam menilai strategi bisnis dan kinerja keuangannya.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja bisnis dari salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yaitu: PT. Kalbe Farma, Tbk dari aspek non-keuangan dan keuangan. Seperti yang kita tahu bahwa perusahaan farmasi di indonesia masih tertinggal jauh dengan perusahaan farmasi yang ada diluar negri, sehingga analisis ini dapat digunakan untuk membuktikan apakah benar perusahaan farmasi indonesia tertinggal jauh dari perusahaan farmasi yang ada diluar negri.
1.3 Metode Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat kualitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung dari laporan keuangan tahunan PT. Kalbe Farma, Tbk pada tahun 2010 dan untuk berita yang lain diambil pada tahun berikutnya hingga sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis PESTLE
Politik
1. Fluktuasi mata uang asing, anggaran, pembiayaan, serta likuiditas menimbulkan resiko karena sebagian besar bahan baku Kalbe diimpor. Hal ini menimbulkan dampak dalam bentuk kerentanan terhadap fluktuasi valuta asing. Fluktuasi mata uang asing, terutama dalam Dollar Amerika, sangat berdampak pada biaya produksi.
Ekonomi
1. Adanya program BPJS pada awal tahun 2014 yang meningkatkan pendapatan sebesar 12% dari total penjualan.
2. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang tidak stabil membuat harga bahan baku menjadi lebih mahal dan berpengaruh pada menurunnya marjin laba kotor Kalbe.
3. Pasar farmasi yang besar di indonesia membuat kalbe mendapat peluang yang besar, dalam menghadapi MEA kalbe farma telah menyiapkan expansi pada 3 negara ASEAN.
Sosial
Dibentuknya sebuah wadah yang bernama Kalbe Berbagi yang berfokus pada 3 kegiatan, yaitu: Akademi Kalbe Berbagi, Klinik Kalbe Berbagi, dan Sarana Kalbe Berbagi, yang memberikan nilai tambah (value added) tersendiri bagi kalbe.
Selain itu, komplain konsumen, penarikan kembali produk dan juga kemungkinan adanya sabotase terhadap produk, serta pencemaran nama baik menjadi risiko Kalbe.
TANTANGAN yang harus dihadapi oleh industri farmasi nasional adalah persepsi masyarakat terhadap harga obat yang masih mahal, kemampuan memproduksi obat berteknologi tinggi, dan ketergantungan impor bahan baku yang masih lebih dari 90%. Mengambil langkah awal, Kalbe mendirikan PT Kalbio Global Medika yang membangun pabrik berteknologi tinggi untuk memproduksi produk biologis bernilai tambah tinggi untuk kebutuhan nasional sekaligus ekspor. Kalbe juga bekerja sama dengan Genexine Inc, perusahaan pengembangan obat biologis inovatif dari Korea Selatan, dengan membuat perusahaan patungan PT Kalbe Genexine Biologics untuk melakukan riset pengembangan obat biologi inovatif terbaru yang nantinya juga akan diproduksi di Indonesia dan dipasarkan ke luar negeri.
Hukum
1. Adanya peraturan dari Menteri Kesehatan yang mewajibkan industri farmasi untuk memiliki izin usaha dl dalam kegiatan pembuatan obat dan izin dari BPOM Banyak tahap yang perlu di lewati agar produk dapat benar-benar lolos, dan hal ini membutuhkan banyak biaya riset. Hal ini dilakukan sebelum produk dijual ke pasaran untuk menjamin bahwa produk telah layak untuk dikonsumsi
2. Metrotvnews.com, Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membekukan sementara izin produksi dan edar Buvanest Spinal, menyusul meninggalnya dua pasien di Rumah Sakit Siloam akibat obat anestesi itu. Ampul Buvanest yang seharusnya berisi Bupivacanie untuk anestesi justru berisi asam traneksamat, bahan baku obat injeksi penghenti atau mengurangi perdarahan.
"Dari hasil investigasi kita terbukti telah terjadi kekeliruan dalam ampul Buvanest yang tak sesuai label," kata Kepala BPOM Roy Alexander Sparringa saat dihubungi, Selasa (17/2/2015).
Lingkungan
Pengaturan tentang pembuagan limbah serta pemberdayaan warga sekitar sebagai karyawan adalah salah satu cara agar tidak ada komplain dari lingkungan , dan hal ini dilakukan kalbe dengan :
Pendirian Kalbe Green Data Center yang berdampak pada berkurangnya konsumsi listrik Data Center Kalbe sebanyak 20% dan jumlah beban operasional perusahaan. 2. Adanya program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), program Teknologi Near Infrared, dan
Zero Emission yang bertujuan untuk mencegah pencemaran terhadap air, udara, limbah, dan bahan-bahan berbahaya serta beracun, yang akan memberikan value added
tersendiri bagi Kalbe.
2.2 Analisis MOST
Strategi dalam mengahdapi persaingan pasar, misi jangka panjang , serta taktik - taktik yang efektif untuk mencapai misi perusahaan.
Mission :
“Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik”.
Dengan berpedoman pada “meningkatkan kesehatan” kalbe selalu membuat trobosan dalam mengembangkan produk kesehatan baik secara produksi, pemasaran, serta inovasi produk agar dapat terus berkembang dan dapat diandalkan oleh konsumen luas.
Objektif :
Dengan menyasar segmentasi konsumen berbagai umur serta produk kesehatan yang tidak hanya produk obat – obatan, kalbe terdorong terus melakukan riset and development, agar produk sesuai dengan permintaan pasar yang terus berkembang.
Berbagai strategi ditempuh Kalbe Farma untuk memperkokoh posisinya di percaturan industri farmasi global. Salah satu terobosan pentingnya, menciptakan produk orisinal dan inovatif.
Di industri farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. termasuk “macan” yang sangat diperhitungkan dari sepak terjang perusahaan yang makin atraktif. Dari sisi inovasi, berbagai produk obat bebas (on the counter/OTC), obat resep (ethical), dan produk makanan kesehatan terus digenjot. Tahun lalu, perusahaan berhasil memasarkan 6 produk baru obat bebas, 10 produk baru obat resep, dan tiga produk baru makanan kesehatan. Kalbe memfokuskan diri pada bisnis farmasi, makanan kesehatan, dan kemasan untuk produk farmasi serta produk konsumen.
Taktik :
Untuk mencapai penjualan yang maksimal taktik yang digunakan oleh kalbe adalah memilih negara tujuan ekspor terlebih dulu menyurvei pasar yang selain melibatkan internal juga menunjuk pihak ketiga. Melalui survei ini, akan dilihat kecocokan produk yang dimiliki Kalbe dengan tingkat kebutuhan di negara tujuan ekspor.
Semua produk yang diekspor merupakan produk dengan merek yang sudah eksis di Indonesia, begitu pun dari sisi desain kemasan. Seperti di pasar domestik, pasar ekspor pun grafiknya meningkat tiap tahun.
Vision:
“Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala internasional yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima”.
Visi perusahaan yang menargetkan bisa eksis sebagai pemain global, pada tahun 2000 Kalbe mulai memberi perhatian lebih besar pada pasar internasional. Awalnya, perusahaan melempar produk ke pasar ASEAN, seperti Malaysia dan Singapura, kemudian melebar ke Afrika Selatan.
2.3 Analisis SWOT
Analisis ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi terlebih dahulu faktor-faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT. Kalbe Farma, Tbk dan faktor-faktor eksternal yang melihat adanya peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh PT. Kalbe Farma, Tbk dalam menghadapi persaingan bisnis dengan para kompetitor dalam industri farmasi di Indonesia. Selanjutnya, kita dapat merumuskan strategi-strategi yang tepat dengan menggunakan diagram SWOT.
STRENGTHS WEAKNESS
OPPORTUNITIE S
-Dengan meningkatnya jumlah pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang akan berdampak pada meningkatnya tingkat kebutuhan/konsumsi obat per kapita, maka Kalbe
diharapkan untuk dapat
menciptakan produk-produk obat baru yang lebih inovatif, yang disesuaikan dengan
kebutuhan/konsumsi masyarakat saat ini dengan harga yang relatif terjangkau untuk menciptakan layanan kesehatan secara menyeluruh, serta menambah pendapatan bagi Kalbe.
-Memproduksi lebih banyak lagi
-Melakukan outsourching
terhadap tenaga kerja yang kurang diperlukan dalam perusahaan untuk menciptakan efisiensi.
-Mengingat bahwa hampir 40% dari karyawan Kalbe berasal dari mereka yang memiliki jenjang pendidikan SMA bila dibandingkan dengan S1, maka perusahaan hendaknya
memberikan pelatihan atau
training yang memadai untuk mencapai kinerja yang
obat generik seiring dengan akan dikeluarkannya implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional oleh pemerintah.
-Dari kegiatan riset dan pengembangan yang ada, diharapkan agar Kalbe dapat menciptakan produk obat baru yang disesuaikan dengan tren-tren masalah kesehatan serius yang saat ini sedang dialami oleh masyarakat seperti: HIV Aids, dan lain sebagainya.
-Kalbe diharapkan untuk terus melakukan kerja sama di bidang riset dan pengembangan dengan perusahaan-perusahaan farmasi kelas dunia untuk membantu mengatasi masalah kesehatan Kalbe telah memiliki brand
yang kuat di Indonesia. Iklan memang perlu dilakukan dengan minuman energi bubuk yang disesuaikan dengan permintaan pasar, dimana saat ini permintaan pasar lebih mengacu kepada minuman isotonik. Hal ini terlihat dari usaha Kalbe yang telah menciptakan berbagai
varian/rasa yang berbeda dari produk minuman isotoniknya yaitu: Fatigon Hydro.
THREATS -Menciptakan produk-produk baru yang lebih unik dan inovatif daripada produk kompetitor, sehingga produk Kalbe tetap laku di pasaran. Contohnya: membuat
produk Kalbe dengan
menggunakan bahan-bahan herbal yang saat ini lagi trend di
kalangan masyarakat dengan berbagai inovasi dan varian yang berbeda dari produk-produk berbahan herbal yang sebelumnya pernah diproduksi oleh Kalbe seperti: Bintangin, Remufit, JossFit, dan Mensana.
-Membangun pabrik di daerah yang memiliki tingkat penjualan obat generik paling banyak, yang nantinya diharapkan dapat meringankan biaya distribusi sehingga harga obat generik yang dijual tidak terlalu mahal.
-Membuat kode khusus terhadap produk-produk keluaran Kalbe untuk menghindari obat palsu yang mengatasnamakan PT. Kalbe Farma, Tbk.
perusahaan yang akan
berdampak pada tidak lakunya produk di pasaran. Hal ini dikarenakan kompetitor dapat saja memberikan harga produk yang relatif lebih murah bila dibandingkan dengan harga dari produk Kalbe. Oleh karena itu, efisiensi sangat penting dalam mendukung kegiatan usaha Kalbe.
2.4 Analisis Laporan Keuangan
Analisis Rasio
keuangan antara PT. Kalbe Farma, Tbk dengan rasio rata-rata kompetitor yang pada akhirnya dapat menggambarkan kinerja keuangan PT. Kalbe Farma, Tbk secara keseluruhan bila dibandingkan dengan para kompetitor. Perusahaan kompetitor yang diambil sebagai objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki jumlah asset dan revenue yang setara dengan PT. Kalbe Farma, Tbk yaitu: PT. Tempo Scan Pacific, Tbk, PT. Kimia Farma, Tbk, PT. Darya Varia, Tbk, dan PT. Indofarma, Tbk. Kami menggunakan data lama yaitu pada tahun 2010 untuk menganalisi data keungan.
Tabel 4 Perbandingan Rasio PT. Kalbe Farma, Tbk dengan Rasio Rata-Rata Kompetitor
Jenis Rasio PT. Kalbe Farma, Tbk Rata-Rata Kompetitor 2008 2009 2010 2008 2009 2010 Rasio
Debt Ratio 23,83% 26,09% 17,92% 36,55% 37,39% 35,42%
Debt to Equity
Ratio 37,52% 39,24% 23,45% 83,27% 68,99% 63,54%
Time Interest
Rasio
Profitabilitas
Gross Profit
Margin 48,29% 49,65% 50,52% 38,22% 38,41% 39,73%
Net Profit
Margin 10,48% 11,55% 13,14% 5,91% 4,68% 6,78%
Operating Income Margin
14,51% 17,23% 17,51% 7,94% 7,91% 9,06%
Total Asset
Turnover 1,45 x 1,49 x 1,51 x 1,41 x 1,47 x 1,51 x
ROA 15,23% 17,23% 19,89% 6,91% 6,54% 9,58%
ROE 20,17% 23,42% 26,57% 9,25% 9,06% 13,83%
ROI 23,03% 26,67% 27,42% 10,33% 9,46% 14,39%
Rasio
DPR 13,80% 12,89% 18,22% 46,88% 35,50% 26,32%
PER
Dividend Yield 2,50% 0,96% 0,77% 6,00% 2,62% 1,93%
Perhitungan keuangan kalbe tahun 2013 – 2014
NO
Penelitian keuangan
2013 20141
networking capital
4.856.729.427.795 5.513.248.680.906
2current ratio
2,84
3,114
7
operating profit margin
0.16
0,16
8debt ratio
0,25
0,21
9return on equity (roe )
0,23
0,22
Dari rasio-rasio di atas, terlihat bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki kinerja keuangan yang lebih baik bila dibandingkan dengan rasio rata-rata kompetitor dari tahun 2008-2010. Meskipun rasio Inventory Turnover dan Cash Conversion Cycle
Kalbe berada di bawah rasio rata-rata kompetitor, namun hal ini lebih disebabkan karena jumlah penjualan Kalbe yang lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah penjualan produk dari kompetitor sehingga Kalbe membutuhkan waktu yang lebih lama dalam melakukan penjualan dalam rangka memperoleh arus kas dan lamanya waktu yang diperlukan oleh Kalbe dalam pemulihan atas arus kas masuknya.
Sedangkan jika dilihat dari jumlah ROA, ROE, ROI, dan EPS, PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki tingkat pengembalian atas aset, ekuitas, investasi, dan keuntungan atas per lembar saham yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor. Namun, jumlah DPR dan Dividend Yield Kalbe berada di bawah rasio rata-rata kompetitor. Hal ini disebabkan karena Kalbe ingin menyisihkan sebagian besar dari jumlah laba yang diperoleh ke dalam saldo akun laba ditahan untuk perputaran usaha di masa depan.
Analisis Akuntansi
o Dari tahun 2008-2010, jumlah saham Kalbe yang beredar mengalami penurunan, yang disebabkan karena Kalbe telah melakukan pembelian kembali saham yang beredar (buyback stock) perusahaan sebanyak 2 kali, yang berdampak pada berkurangnya jumlah ekuitas Kalbe.
o PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki tingkat antisipasi yang tinggi terhadap persediaan usang, mengingat bahwa Kalbe bergerak dalam usaha farmasi dan bahan bakunya yang mudah rusak, yang berpengaruh juga terhadap saldo akhir persediaan bersih Kalbe. Hal ini terlihat dari jumlah persediaan Kalbe yang terus mengalami penurunan dari tahun 2008-2010, yang disebabkan karena Kalbe ingin berproduksi dengan meminimalkan jumlah persediaannya. Selain itu, juga akibat adanya penyisihan atas penurunan nilai persediaan usang perusahaan yang terpengaruh juga oleh adanya penghapusan (write off) atas jumlah persediaan, yang berdampak pada saldo akhir bersih persediaan Kalbe pada periode berjalan.
o Pada tahun 2008, Kalbe telah memanfaatkan kebijakan Sunset Policy untuk Pajak Penghasilan Badan pada tahun 2001,2004, dan 2006 atas jumlah pajak kurang bayar perusahaan sebesar Rp 629.639.600,00 yang mengakibatkan berkurangnya jumlah laba Kalbe pada tahun tersebut. Dari analisis yang kami lakukan, dapat diketahui bahwa pt kalbe farma selaku pt farmasi telah berkembang selama 5 tahun terakhir.
BAB III PENUTUP