• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Ekonomika Pembangunan Teori Klas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Ekonomika Pembangunan Teori Klas"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI KLASIK

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

PEMBANGUNAN

untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomika Pembangunan I Dosen Pembimbing: Budiono Sri Handoko, Dr., M.A

Kelompok 3:

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

2015

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang ‘Teori Klasik Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr. Budiono Sri Handoko, M.A. selaku Dosen mata kuliah Ekonomika Pembanguan UGM yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Yogyakarta, 28 Oktober 2015

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Setiap negara pasti melakukan pembangunan demi kemajuan negara yang bersangkutan. Pembangunan tidak hanya berkaitan dengan aspek barang-jasa dan keuangan, tetapi juga berkaitan dengan unsur-unsur manusia itu sendiri. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi seharusnya dipandang sebagai suatu proses multidimensional di dalam suatu sistem ekonomi dan sosial. Dalam konteks pembangunan, akan ada beberapa teori dan pendekatan yang berlaku atau setidaknya mendekati dengan yang diterapkan oleh negara-negara di dunia. Teori dan pendekatan pembangunan yang akan dibahas pada kesempatan kali ini adalah dengan teori klasik.

Bab II PEMBAHASAN

A. Pendekatan Teori Klasik Pembangunan Ekonomi

1. Model Tahapan Pertumbuhan Linear a. Tahapan Pertumbuhan Rostow

Menurut Walt W. Rostow, sebuah negara bergerak melalui tahapan berurutan dalam upaya mencapai kemajuan. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

1. masyarakat tradisional;

2. prakondisi sebelum lepas landas untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan;

3. lepas landas;

(4)

Strategi utama pembangunan yang diperlukan untuk dapat lepas landas adalah mobilisasi tabungan dalam dan luar negeri untuk menghasilkan investasi yang cukup guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

b. Model Pertumbuhan Harrod-Domar

Model hubungan ekonomi fungsional yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan produk domestik bruto (g) bergantung langsung pada tingkat tabungan nasional neto (s) dan berbanding terbalik dengan rasio modal-ouput nasional (c).

Model sederhana pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:

1. S = sY (1.1)

2. I = ∆ K

(2.1)

karena K berhubungan langsung dengan Y (rasio modal-output):

K substitusi dari persamaan (1.1), (2.1), (2.2) menjadi:

(5)

dari persamaan (3.4) dapat disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan GDP (

∆ Y/Y¿ ditentukan oleh rasio tabungan nasional neto (s) dan rasio modal-output nasional (c). Agar dapat tumbuh, setiap perekonomian harus menabung dan menginvestasikan bagian tertentu dari GDP. Selain investasi, dua komponen lain pertumbuhan ekonomi adalah tenaga kerja dan kemajuan teknologi.

Hambatan dan Kendala

Hambatan utama atau kendala dalam upaya pembangunan menurut teori di atas adalah relatif rendahnya tingkat pembentukan modal di kebanyakan negara miskin.

Kritik

Teori di atas tidak selamanya bisa diterapkan, bukan karena lebih banyaknya tabungan dan investasi bukan necessary condition untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi tetapi karena tabungan dan investasi yang lebih banyak bukan merupakan sufficient condition. Model Rostow secara implisit mengasumsikan adanya sikap dan tatanan yang sama di negara-negara terbelakang. Pada kenyataannya, negara-negara terbelakang kurang memiliki faktor komplementer. Selain itu, model tahapan pertumbuhan kurang fokus pada strategi lain untuk meningkatkan pertumbuhan.

2. Model Perubahan-Struktural

Model ini menyatakan bahwa keterbelakangan terjadi karena kurang didayagunakannya sumber daya yang berasal dari faktor-faktor struktural dan lembaga yang timbul dari dualisme domestik dan internasional. Oleh karena itu, pembangunan memerlukan lebih dari sekadar akselerasi pembentukan modal.

a. Teori Pembangunan Lewis

(6)

Proses pertumbuhan berkesinambungan dan perluasan kesempatan kerja ini diasumsikan akan terus berlanjut sampai semua surplus tenaga kerja terserap ke dalam sektor industri baru, setelah itu terjadi Lewis turning point.

Kritik

Empat asumsi yang berlaku tidak sesuai dengan realita:

1. Asumsi: tingkat transfer tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja di sektor modern berbanding proporsional dengan tingkat akumulasi modal sektor modern.

Kritik: ada kemungkinan laba yang diperoleh diinvestasikan kembali ke peralatan padat modal yang lebih canggih dan bukan dilakukan dengan cara serupa seperti yang secara tersirat diasumsikan model Lewis.

(7)

Kritik: tidak banyak surplus tenaga kerja di pedesaan.

3. Asumsi: pasar tenaga kerja sektor modern yang kompetitif akan menjamin keberlangsungan eksistensi tingkat upah riil pedesaan yang konstan, sampai tercapainya keadaan ketika persediaan surplus tenaga kerja pedesaan telah habis terserap.

Kritik: adanya kecenderungan peningkatan upah baik secara absolut maupun kaitannya dengan rata-rata pendapatan di pedesaan, bahkan ketika tingkat pengangguran di sektor modern meningkat dan marginal produktivitas pertanian rendah/bahkan nihil.

4. Asumsi: tingkat hasil yang semakin menurun dalam sektor industri modern. Kritik: yang terjadi malah kebalikannya.

b. Perubahan Struktural dan Pola Pembangunan

Model ini menjelaskan mengenai perubahan struktural berfokus pada proses yang berlangsung secara berurutan. Meningkatnya tabungan dan investasi dipandang sebagai syarat perlu tetapi tidak cukup untuk pertumbuhan ekonomi. Pada analisis empiris menekankan kendala domestik dan internasional terhadap pembangunan. Negara-negara berkembang yang terintegrasi menjadi bagian dari sistem internasional dapat meningkatkan/menghambat pembangunan. Model empiris yang terkenal dari Model Perubahan Struktural adalah dari Hollis B. Chenery.

Kritik

Dengan menekankan pola ketimbang teori, pendekatan ini berisiko menggiring para praktisi untuk mengambil kesimpulan yang salah tentang sebab-akibat.

Kesimpulan

Proses perubahan struktural mengarah pada kesimpulan bahwa tingkat kecepatan dan pola pembangunan beragam, bergantung pada faktor-faktor domestik dan internasional, yang kebanyakan di luar kendali negara berkembang.

(8)

Teori ini memandang negara-negara berkembang sebagai korban kekakuan lembaga, politik dan ekonomi baik domestik maupun internasional serta terjebak dalam perangkap ketergantungan dan dominasi negara-negara kaya. pembangunan mereka didasarkan atas model pembangunan yang tidak tepat.

c. Tesis Pembangunan-Dualistis

Adanya dualisme dalam ekonomi. Empat argumentasi utama: 1. Ada unsur-unsur yang superior dan ada yang inferior.

2. Koeksistensi bersifat kronis atau menetap alih-alih transisional.

3. Kadar superioritas dan inferioritas bukan hanya menunjukkan tiadanya tanda-tanda penurunan, tetapi justru menunjukkan kecenderungan peningkatan. 4. Hubungan saling terkait antara unsur superior dan unsur inferior sedemikian

timpang. Kritik:

Teori ketergantungan mengandung dua kelemahan:

1. Tidak ada gagasan tentang bagaimana negara-negara ini memulai dan mempertahankan pembangunan.

(9)

4. Kontrarevolusi Neoklasik: Fundamentalisme Pasar

Argumentasi utama: keterbelakangan merupakan akibat dari pengalokasian sumber daya yang buruk karena kebijakan penetapan harga yang tidak tepat dan terlalu banyaknya campur tangan negara yang diwakili oleh pemerintah negara berkembang yang terlalu aktif. Ada tiga komponen pendekatan:

a. analisis pasar bebas

analisis teoritis atas ciri-ciri suatu sistem perekonomian yang melangsungkan pasar bebas, yang sering didasarkan asumsi bahwa pasar yang tidak diregulasi akan berkinerja lebih baik daripada yang diregulasi oleh pemerintah.

b. teori pilihan publik

teori yang mengemukakan bahwa kepentingan pribadi mengendalikan semua perilaku individu, dan bahwa pemerintah tidak efisien dan korup karena orang-orang menggunakan pemerintah untuk mencapai tujuan mereka sendiri.

c. pendekatan ramah pasar

kebijakan pembangunan yang berhasil mengharuskan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan pasar untk dapat beroperasi secara efisien dan hanya melakukan intervensi dalam perekonomian secara selektif dalam bidang-bidang yang tidak berlangsung efisien dalam pasar.

Pendekatan Pertumbuhan Neoklasik Tradisional

Model pertumbuhan neoklasik Solow yang menunjukkan adanya hasil yang semakin menurun dari semua faktor produksi tetapi dengan skala hasil yang konstan. Perubahan teknologi eksogen menimbulkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Berbeda dengan Harrod-Domar, Solow menambah faktor kedua yaitu tenaga kerja dan variabel bebas berupa teknologi. Model Solow menggunakan fungsi produksi agregat sebagai berikut:

Y=

(AL)1−α

(10)

L = tenaga kerja

A = produktivitas tenaga kerja yang tingkat pertumbuhannya ditentukan secara eksogen Kesimpulan dan Implikasi

Ada beberapa kekurangan seperti struktur dan organisasi di kebanyakan negara berkembang sangat berbeda dari negara-negara Barat sehingga asumsi perilaku dan arahan kebijakan teori neoklasik tradisional adakalanya diragukan dan seringkali tidak tepat. Pasar bebas kompetitif umumnya tidak pernah ada di banyak negara berkembang dan dalam konteks lembaga, budaya dan sejarah negara-negara berkembang, pasar seperti itu bukan sesuatu yang diingimlam jika ditinjau dari perspektif perekonomian dan sosial jangka panjang. Selain itu, informasi yang tersedia terbatas, pasar terfragmentasi dan tidak mengenal unsur moneter. Terdapat eksternalitas dalam produksi dan konsumsi. Pada akhirnya, invisible hand bukan meningkatkan kesejahteraan umum tetapi hanya memperkaya yang sudah kaya dan gagal memberi perbaikan nasib bagi orang banyak.

B. Studi Kasus: Aliran Pemikiran dalam Konteks Korea Selatan dan Argentina

1. Latar Belakang

Korea Selatan dan Argentina memiliki starting point yang sama: a. Memiliki jumlah penduduk sedang

b. Negara berpendapatan menengah, tetapi kini pendapatan per kapita Korea Selatan melampaui Argentina dua kali lipat, bagaimana hal ini bisa terjadi? 2. Korea Selatan

Tahapan Pertumbuhan pertumbuhan investasi pesat dan integrasi dengan perekonomian dunia dengan berbagai ekspor-impor jenis baru

(11)

Revolusi Ketergantungan sangat bergantung pada hubungan internasional tetapi pembangunannya justru tidak terganggu. Mereka membuat kebijakan seperti kebijakan peningkatan industri yang sangat aktif, sangat membatasi peran perusahaan multinasional dan dengan sengaja membangun industri dalam negerti sebagai alternatif serta menggunakan utang ketimbang investasi ekuitas langsung dari pihak asing untuk membiayai tingkat investasi yang sangat besar. Reformasi agraria dan menekankan pendidikan dasar.

Kontrarevolusi Neoklasik campur tangan pemerintah di dalam negeri dan dalam perdagangan internasional dengan menerapkan perencanaan pembangunan secara ekstensif, menggunakan beragam kelonggaran pajak dan insentif, target ekspor, melakukan berbagai upaya di bidang industri untuk menaikkan tingkat teknologi rata-rata, kesepakatan lisensi teknologi asing, semua itu pada intinya adalah bertujuan untuk meraih keunggulan komparatif.

3. Argentina

Tahapan pertumbuhan Argentina mengalami pertumbuhan negatif dan investasi menyusut dalam kurun waktu 1965-1990 karena kegagalan dalam membayar hutang. Pola Struktural produktivitas pertanian meningkat, tumbuhnya lapangan pekerjaan dalam industri, urbanisasi, fertilitas menurun, tetapi ada kelemahan yaitu terlalu mengandalkan pada data tertentu yang dipilih tanpa bantuan teori yang dapat dijadikan pedoman guna menautkan bagian-bagian itu menopang satu sama lain.

Revolusi Ketergantungan terlalu mengandalkan ekspor barang primer dan harga riil barang-barang ini lebih rendah dibandingkan barang-barang impor. Tidak mempu menciptakan industri manufaktur ekspor sendiri yang bersaing. Pembangunannya dirasakan merupakan korban kepentingan negara maju.

(12)

Peran pemerintah bisa menjadi baik dan buruk tergantung sejauh mana dan bagaimana intervensi pemerintah terhadap perekonomian dan pasar. Korea Selatan membuktikan bahwa intervensi pemerintah bisa menjadi baik sedangkan Argentina membuktikan bahwa intervensi pemerintah bisa menjadi buruk bagi perekonomian negara.

Bab III PENUTUPAN

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

flakes , mengetahui formula terbaik flakes berbahan dasar tepung milet putih dengan penambahan koya ikan gabus dan tepung tempe sebagai sereal tinggi protein

Regulasi diri adalah kemampuan mengatur tingkah laku dan menjalankan tingkah laku tersebut sebagai strategi yang berpengaruh terhadap performansi seseorang mencapai

kekuatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal atau masalah yang diberikan

d) Belanja Hibah, digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang danatau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah,

dimiliki Kota Mojokerto, ketika muncul kebijakan pemindahan kantor pemerintahan Kota Mojokerto, pada masa Walikota Samioedin telah merintis pembangunan Gelora A. Yani sebagai

Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari.. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya

dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif serta bermanfaat serta kecerdasan umat Islam dapat ditingkatkan. Orang-orang yang berjuang di bidang pengetahuan, oleh

• Sebagian besar kegiatan manusia berhubungan dengan memori (ingatan) manusia, seperti saat manusia selalu mengingat semua yang terjadi, memori manusia berisi semua pengetahuan