• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Pulau Pulau Kecil Terluar di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembangunan Pulau Pulau Kecil Terluar di"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MOCHAMMAD YOGIE S.

TEORI DAN ISU PEMBANGUNAN

(2)

2

Di Indonesia, kata pembangunan sudah menjadi kata kunci bagi segala hal, yang mana

secara umum kata ini diartikan sebagai usaha untuk memajukan suatu negara dan

kehidupan masyarakat di dalamnya.1 Konsep pembangunan secara sederhana dapat

diartikan sebagai suatu perubahan yang terencana menuju ke arah yang lebih baik.

Pembangunan juga sering kali dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, apabila

pertumbuhan ekonomi suatu negara tinggi maka negara tersebut dinilai dapat melakukan

pembangunan yang baik. Pernyataan tersebut memang benar, tetapi di masa globalisasi

dan era modernisasi saat ini arti suatu pembangunan bukan lagi hanya berkaitan dengan

pertumbuhan ekonomi suatu negara, tetapi juga sejauh mana ilmu pengetahuan dan

teknologi berkembang serta bagaimana kualitas dari masyarakat di dalam suatu negara.

Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu negara, maka

pembangunan yang akan dilakukan oleh negara tersebut akan berjalan semakin cepat.

Maka dapat diartikan pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses transformasi

masyarakat dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati tata

masyarakat yang dicita-citakan; dalam proses transformasi itu ada dua hal yang perlu

diperhatikan, yaitu keberlanjutan (continuity) dan perubahan (change), tarikan antara

keduanya menimbulkan dinamika dalam perkembangan masyarakat (Djojonegoro, 1996:

7).2

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan negara terpadat keempat di dunia.

Dengan luas wilayah sekitar 1.919.440 km2 dengan dua pertiga wilayahnya berupa

perairan, Indonesia mempunyai lebih dari 17.508 pulau dan setiap pulau memiliki potensi

1 Arief Budiman. 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga, hlm. 1. Jakarta: Gramedia. 2

(3)

3

yang berbeda-beda dan belum dioptimalkan seutuhnya oleh masyarakat Indonesia. Secara

astronomis, Indonesia terletak di antara 6ºLU- 11ºLS dan antara 95º BT- 141ºBT.

Akibatnya Indonesia berada di posisi silang yang strategis, berada di Asia Tenggara yang

diimpit oleh dua benua, yaitu benua Asia dan Australia dan dua samudera yaitu samudera

Hindia dan samudera Pasifik, yang mana secara ekonomi Indonesia merupakan jalur

perdagangan internasional yang sering dilalui oleh negara-negara di dunia.

Source: www.mariadesiyusesvi.blogspot.com

Dengan letak Indonesia yang sedemikian strategis dan kondisi negara Indonesia yang

selama ini dinilai sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya berdampak pada

munculnya masalah, ancaman, dan gangguan dari luar, khususnya negara-negara yang

berbatasan langsung dengan Indonesia yang dapat mempengaruhi pembangunan dan

stabilitas Indonesia di dalam. Indonesia memiliki 92 pulau terluar yang memiliki titik

pangkal yang berbatasan dengan 10 negara tetangga, yaitu Australia, Malaysia, Singapura,

(4)

4

tersebar di 9 provinsi yang sebagian besar terdapat di kepulauan Riau dan Maluku.

Setengah dari pulau-pulau tersebut berpenghuni dengan luas pulau antara 0,02-2000 km².3

Pulau-pulau Kecil Terluar tersebut merupakan wilayah terdepan dari kedaulatan negara

Indonesia yang seharusnya pulau-pulau terluar ini mendapat perhatian khusus dalam

pembangunan di Indonesia. Namun, kenyataannya pembangunan pulau-pulau kecil terluar

di Indonesia yang seharusnya menjadi simbol atau ikonik bagi Indonesia di mata dunia

sangat memperihatinkan. Ada beberapa kondisi yang membahayakan keutuhan wilayah

jika terjadi pada pulau-pulau terluar, diantaranya :4

1. Hilangnya pulau secara fisik akibat abrasi, tenggelam, atau karena kesengajaan

manusia.

2. Hilangnya pulau secara kepemilikan, akibat perubahan status kepemilikan akibat

pemaksaan militer atau sebagai sebuah ketaatan pada keputusan hukum seperti yang

terjadi pada kasus berpindahnya status kepemilikan Sipadan dan Ligitan dari Indonesia

ke Malaysia

3. Hilang secara sosial dan ekonomi, akibat praktek ekonomi dan sosial dari masyarakat

di pulau tersebut. Misalnya pulau yang secara turun temurun didiami oleh masyarakat

dari negara lain.

Masalah-malasah yang timbul di pulau-pulau terluar di Indonesia tersebutnya

seharusnya dijadikan dasar untuk program pembangunan berkelanjutan untuk membenahi

dan membangun pulau-pulau kecil terluar di Indonesia yang selama ini kurang

diperhatikan oleh pemerintah. Pembangunan di pulau-pulau kecil terluar, memang

bukanlah sesuatu yang mudah bagi negara berkembang seperti Indonesia, selain secara

3

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_terluar_Indonesia diakses pada tanggal 18 Maret 2013.

4

(5)

5

geografis wilayahnya sulit dijangkau dan berjauhan dari pemerintah pusat, hadirnya

ancaman dari negara tetangga juga merupakan tantangan dalam pembangunan pulau-pulau

kecil terluar di Indonesia. Pembangunan yang berhasil dinilai dari pertumbuhan ekonomi

yang tinggi dengan diiringi pembangunan yang berkesinambungan dalam artian tidak

terjadi kerusakan sosial dan tidak terjadi kerusakan alam.5 Lalu, masalahnya adalah

bagaimana untuk menciptakan ketiga hal tersebut untuk mencapai pembangunan yang

berhasil? Dalam hal ini penulis akan mengkaji satu persatu untuk menjelaskan bagaimana

untuk mencapai pembangunan yang berhasil di pulau-pulau kecil terluar di Indonesia.

1. Pertumbuhan Ekonomi yang Tinggi

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat diukur dari adanya peningkatan Pendapatan

Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) dan peningkatan

pendapatan perkapita penduduk. Laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia memang

tinggi sekitar 6,1-6,3% tetapi apakah efek pertumbuhan ekonomi ini dapat dirasakan

oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia?, khususnya bagaimana pertumbuhan

ekonomi di pulau-pulau kecil terluar di Indonesia? Hal inilah yang lantas menjadi

masalah dalam indikator pertumbuhan ekonomi yang tidak lain hanya dapat dirasakan

oleh masyarakat di ibukota. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini akan menjadi sia-sia

apabila tidak diiringi dengan kemakmuran dari seluruh lapisan masyarakat dan

pemerataan kesejahteraan. Untuk itu, pembangunan yang diiringi dengan pemerataan

kesejahteraan dan kemakmuran hingga ke pelosok daerah di Indonesia seharusnya

menjadi program utama pemerintah kita dalam mencapai pembangunan yang berhasil.

5

(6)

6

Sebagai negara kepulauan, Indonesia selain dikenal sebagai negara dengan kekayaan

dan keanekaragaman hayati (biodiversity), Indonesia juga dikenal sebagai pusat

keanekaragaman ikan laut, karena hampir 75% ikan laut di dunia dapat ditemukan di

perairan Indonesia. Hal ini menyadarkan kita bahwa ada potensi yang besar bagi

Indonesia di dalam sektor maritim dan pariwisata yang belum dimanfaatkan secara

optimal oleh masyarakat Indonesia. Tidak terkecuali pulau-pulau kecil terluar di

Indonesia, dalam artikel yang berjudul “Potensi Ekonomi: Kawasan Pulau-Pulau Kecil

Sebesar Rp. 22,5 Triliun Pertahun” yang dimuat oleh Prof. Dr. Dietriech G. Bengen,

DEA.6 Bahwasannya, dijelaskan dalam artikel tersebut bahwa jika dilihat dari segi

ekonomi, pulau-pulau kecil itu memiliki dua aktivitas yang memungkinkan untuk

dapat dikembangkan, yaitu perikanan dan pariwisata. Tidak ada sebuah negara atau

wilayah di dunia ini yang terdiri dari pulau-pulau kecil yang dapat berkembang dan

maju, selain dari sumber daya laut dan pariwisata yang mereka miliki, contohnya

adalah pulau Maldives dan Hawaii. Indonesia memiliki banyak sekali pulau-pulau

kecil dengan potensi yang luar biasa dan sangat penting untuk tidak hanya sebagai

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah pulau-pulau kecil tersebut tetapi

bahkan dapan mengangkat perekonomian nasional bangsa ini dengan berbasis pada

sumber daya kelautan. Potensi perikanan dan pariwisata di pulau-pulau kecil ini harus

kita angkat sebagai salah satu strategi pembangunan dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi di pulau-pulau kecil terluar di Indonesia sekaligus dalam rangka

membangun peningkatan pendapatan nasional di Indonesia. Disisi lain pulau-pulau

6 Dietriech G. Bengen. 15 Februari 2013. Potensi Ekonomi: Kawasan Pulau-Pulau Kecil Sebesar Rp. 22,5

(7)

7

kecil terluar Indonesia memiliki posisi yang strategis sebagai garda terdepan dan pintu

gerbang dari NKRI yang dilalui oleh jalur internsional karena Indonesia memilki garis

pantai yang cukup panjang yang sangat strategis yaitu diapit oleh Samudera Hidia dan

Pasifik yang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dimana kita

bisa menjual belikan jasa dan kekayaan perikanan kita pada kapal-kapal yang melewati

pulau-pulau kecil terluar di Indonesia. Kenyataannya adalah Indonesia walaupun

memiliki luas lautan sebesar 5,8 juta km2. Laut territorial Indonesia seluas 3,1 juta km2

saja belum kita manfaatkan secara optimal, apalagi jika ditambah dengan 2,7 juta km2

ZEE. Sumber daya alam yang sedemikian besar tidak mungkin tidak bisa mengangkat

ekonomi kita, kecuali jika kita tidak mengelolanya dengan baik. Kita ketahui bahwa

85% produksi maritim kita berasal dari perairan pesisir di sekitar pulau-pulau kecil

yang membentuk ekosistem terumbu karang. Ikan-ikan bernilai ekonomi tinggi di

dunia seperti ikan Kerapu dan Napoleon, semuanya berasal dari ekosistem terumbu

kalang tersebut. Kalau dihitung secara ekonomi, potensi kawasan pulau-pulau kecil di

bidang perikanan jika dikelola dengan baik berbasis konserbasi akan menghasilkan

pendapatan sebesar Rp 22,5 trilyun pertahun.

Jika kita bisa mengembangkannya dengan baik, maka hasilnya akan luar biasa tidak

hanya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di pulau-pulau kecil terluar di

Indonesia tetapi juga keberhasilan dalam pembangunan nasional. Apalagi jika

ditambah dengan pembangunan kawasan untuk wilayah kepentingan pariwisata maka

pertumbuhan ekonomi nasional dan pulau-pulau kecil terluar di Indonesia akan jauh

meningkat karena pulau-pulau kecil kita memiliki panorama yang sangat indah.

(8)

8

Pembangunan yang berkesinambungan dalam artian tidak terjadi kerusakan sosial

merupakan suatu konsep pembangunan yang menghubungkan manusia yang ada di

dalamnya karena yang melakukan pembangunan adalah manusia. Masalah yang

muncul adalah bagaimana membentuk karakteristik penduduk yang ada di pulau-pulau

kecil terluar di Indonesia yang kreatif dan berjiwa kewirausahaan yang memiliki

berbagai keterampilan di berbagai bidang untuk membangun wilayahnya tersebut.

Jawaban yang paling logis dan tepat dari masalah tersebut adalah pendidikan. Banyak

penduduk pulau-pulau kecil terluar di Indonesia yang minim pendidikan seperti daerah

pulau terluar di Maluku, banyak anak-anak sekolah yang hanya bermain dan tidak

belajar karena tidak ada guru, sehingga dengan mutu pendidikan yang terbelakang dan

tertinggal jauh itu, tentunya akan berdampak pembangunan di daerah itu pun akan

terbelakang.7 Jangankan untuk membangun wilayahnya, dengan pendidikan yang

terbelakang tersebut mungkin untuk menyambung hidup pun akan sulit. Oleh karena

itu, mulai dari sekarang pemerintah seharusnya mulai membenahi sistem pendidikan di

pulau-pulau kecil terluar Indonesia dengan membangun sejumlah institusi-institusi

pendidikan yang mendukung terjadinya pembangunan dan mengirim sumber daya

manusia yang berkualitas dari pemerintah pusat seperti tim pengajar atau tim ahli yang

bertujuan untuk membekali penduduk tersebut dengan keterampilan yang diperlukan

dalam membangun pulau-pulau kecil terluar di Indonesia.

3. Pembangunan yang Berkesinambungan Dalam Artian Tidak Terjadi Kerusakan Alam

Masalah yang dihadapi dalam menciptakan pembangunan yang dianggap berhasil

adalah bagaimana pembangunan yang tidak merusak alam. Pada dasarnya, mustahil

7

(9)

9

rasanya untuk tidak merusak alam dalam segala aspek pembangunan. Karena ketika

suatu wilayah, seperti apabila pulau-pulau kecil terluar di Indonesia mula melakukan

pembangunan di bidang maritim dan pariwisata dan berkembang terus sehingga

wilayah tersebut maju dan berhasil mengikat investor-investor dan pengusaha untuk

menanamkan modal ke wilayah tersebut maka kemungkinan masalah yang dihadapi

seperti over eksploitasi, konflik penggusuran wilayah pemukiman, praktek illegal

fishing akan meningkat. Apabila hal itu berlanjut maka pembangunan yang dilakukan

akan sia-sia karena nantinya biaya yang dikeluarkan untuk melestarikan lingkungan

wilayah tersebut akan lebih mahal, ditambah lagi bahwa pulau-pulau kecil tersebut

rawan terjadinya arbitrasi. Sehingga perlu diketahui bahwa pembangunan yang

berwawasan lingkungan sangat dibutuhkan untuk itu perlu perhatian khusus untuk

pemerintah pusat untuk bekerja sama dengan pemerintah-pemerintah daerah di

pulau-pulau kecil terluar di Indonesia untuk terus memantau bagaimana pembangunan yang

berlangsung di wilayah tersebut, untuk pencegahan terjadinya kerusakan alam tersebut

mungkin pemerintah dapat memberlakukan undang-undang yang lebih mengikat

mempunyai sanksi yang tegas dalam perusakan lingkungan dan merancang program

pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan di pulau-pulau kecil terluar di

Indonesia.

Pembangunan merupakan hal yang penting untuk negara berkembang seperti Indonesia

untuk berubah ke dalam kondisi yang lebih baik lagi. Indonesia sebagai negara kepulauan

yang terletak di posisi silang dunia yang strategis dengan sumber daya alamnya yang kaya,

(10)

10

diperhatikan. Mengingat bahwa Pulau-pulau Kecil Terluar di Indonesia merupakan

wilayah terdepan dalam menjaga kedaulatan Indonesia yang seharusnya menjadi gambaran

atau identitas Indonesia terhadap negara-negara dunia. Karena tidak hanya dibutuhkan

kekuatan militer untuk menjaga pulau-pulau tersebut, tetapi dibutuhkan kepedulian yang

tinggi sebagai rakyat Indonesia untuk peduli dan sadar bahwa ada nilai strategis dan

potensi yang besar dari pulau-pulau kecil terluar Indonesia. Potensi-potensi besar yang ada

di dalam pulau-pulau tersebut harus dioptimalkan oleh masyarakat Indonesia sebagai

syarat untuk menciptakan pembangunan yang berhasil yang berkesinambungan antara

pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sumber daya manusia yang berkualitas, dan kelestarian

(11)

11

Daftar Pustaka

Bengen, D. G. (2013). Potensi Ekonomi: Kawasan Pulau-Pulau Kecil Sebesar Rp. 22,5

Triliun Pertahun.

Budiman, A. (1995). Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: Gramedia.

Geomatika ITS. (n.d.). Retrieved from http://www.geomatika.its.ac.id/lang/id/archives/774

Susanti, V. (n.d.). Harian Umum Pelita. Retrieved from

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=28644

Wikipedia. (n.d.). Retrieved from

Referensi

Dokumen terkait

Secara khusus penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan mencegah fraud pada kasus korupsi pengadaan alat Kesehatan di Provinsi Banten dan Kota Tangerang

Facebook merupakan sosial media yang paling banyak digunakan di Indonesia dan merupakan salah satu pengguna tertinggi di dunia yaitu 111 juta.. Total pengguna

Pihak syarikat XXXXXXXXXXXXXXXXXXXdengan kerjasama Jabatan Haiwan Negeri akan XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXdipilih untuk penternakan feedlot mestilah diperolehi dari sumber atau

Perancangan tata letak tersebut dilakukan menggunakan algoritma Corelap dan metode Graph-Based Construction, dari kedua metode tersebut didapatkan dua rancangan tata

Kemampuan seseorang dalam memahami bahan bacaan secara nyata dipengaruhi oleh tujuan membacanya ( tujuan yang jelas akan meningkatkan pemahaman bacaan, sedangkan

Pembelajaran inovatif dapat diterapkan dengan beberapa asas sebagai berikut: 1) Berpusat pada peserta didik, maksudnya paradigma guru sebagai pusat pembelajaran dan peserta didik

Dari data observasi yang dilakukan, pada saat aktivitas awal pembelajaran. dari 30 siswa di SD N Salatiga 09 sangat tertarik ingin membaca

Bila merujuk taksonomi Bloom yang menyatakan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik maka paradigma evaluasi pendidikan agama Islam menegaskan bahwa ketiga ranah