• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah NIRLABA Bagaimana Akuntansi Peru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah NIRLABA Bagaimana Akuntansi Peru"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Akuntansi

7D Akuntansi Reguler

Pelaporan Keuangan Pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

KELOMPOK III

Anita Pratiwi (07)

Anwar Ibnu Rohman (08)

Dimas Budi Kurnianto (14)

Harry Ramadhon (21)

Joko Purbono (23)

Muhammad Likho Kurniawan (26)

Tribudi Sabdo Utomo (36)

(2)

A. Pendahuluan

Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama terletak pada darimana entitas memperoleh sumber daya untuk melakukan kegiatan operasionalnya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali maupun manfaat ekonomik yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Oleh karena itu, diperlukan juga pelaporan keuangan yang berbeda pula untuk menyajikan informasi yang disediakan untuk pengguna laporan keuangannya. Pengguna laporan memiliki kepentingan yang tidak berbeda dengan pengguna laporan keuangan entitas bisnis, yaitu untuk menilai: (a) jasa yang diberikan entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus melanjutkan jasa tersebut, (b) cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan penilaian kinerjanya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya. OJK merupakan entitas nirlaba yang harus menerapkan pelaporan keuangannya sesuai dengan standar akuntansi yang ada yaitu PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba.

Makalah ini akan membahas pelaporan keuangan yang dilakukan oleh entitas nirlaba khususnya untuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Serta darimana saja sumber dana yang didapat oleh OJK untuk melakukan kegiatan operasionalnya dan bagaimana perlakuan akuntansinya.

B. Pembahasan

1. Sumber Dana OJK dan Perlakuan Akuntansinya

(3)

tentang Rencana Kerja dan Anggaran OJK Tahun 2015, Pagu Anggaran OJK sebesar Rp3.581.627.311.000,00. Pembiayaan OJK Tahun 2015 bersumber dari APBN dan Pungutan masing-masing sebesar Rp1.745.300.000.000,00 dan Rp1.836.327.311.000,00. Dana APBN dialokasikan untuk membayar biaya remunerasi, sedangkan dana pungutan dialokasikan untuk membayar biaya pelaksanaan tugas OJK selain remunerasi. Namun demikian, dalam kondisi dana APBN tersedia melebihi biaya remunerasi, maka kelebihan dana APBN dapat dialihkan untuk membiayai kegiatan lainnya, dan dalam kondisi sumber dana APBN tidak mencukupi untuk membayar biaya remunerasi, maka dapat menggunakan anggaran yang bersumber dari pungutan.

Sampai dengan Tahun 2015, OJK masih menggunakan dana yang bersumber dari APBN karena pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan di industri jasa keuangan belum dapat mendanai seluruh operasional secara mandiri. Rincian pagu sumber pendanaan OJK yang digunakan sampai dengan Tahun 2015 adalah sebagai berikut.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh OJK, bahwa pungutan yang diterima OJK pada tahun berjalan digunakan untuk membiayai kegiatan OJK pada tahun anggaran berikutnya.

Perlakuan akuntansi untuk pendapatan ini antara lain adalah Pendapatan APBN diakui pada saat OJK menerima pencairan dana APBN, Pendapatan Pungutan diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih, sedangkan Pendapatan Lainnya diakui pada saat OJK menerima hibah sesuai dengan dokumen serah terima.

(4)

alokasi sistematis terhadap Aset yang digunakan seiring berjalannya waktu atau sebesar nilai wajar Liabilitas yang timbul.

2. Jenis Laporan Keuangan OJK

OJK mengacu pada PSAK 45 dalam menyajikan laporan keuangannya. Laporan keuangan dari OJK terdiri dari: (a) Laporan Posisi Keuangan, (b) Laporan Aktivitas, (c) Laporan Arus Kas, dan (d) Catatan Atas Laporan Keuangan. Tidak terdapat Laporan Perubahan Ekuitas dikarenakan pada dasarnya dalam entitas nirlaba tidak terdapat kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau

Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:

 kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara

berkelanjutan dan

 likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi

kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.

(5)

masing-masing kelompok aset neto berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

(6)

Salah satu yang paling membedakan antara laporan posisi keuangan OJK dengan laporan posisi keuangan entitas bisnis salah satunya adalah adanya Kas yang dibatasi penggunaannya. Saldo Kas yang Dibatasi Penggunaannya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1.633.701.504.957,00 dan Rp2.020.287.429.199,00 dengan rincian sebagai berikut:

. Dana Pungutan Nilai Dana Pungutan merupakan hasil penerimaan pungutan Tahun 2015 yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional OJK pada Tahun 2016. Rincian atas Dana Pungutan per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut.

. Dana Imbalan KerjaDana Imbalan Kerja Jangka Panjang sebesar Rp325.541.000.000,00 pada rekening giro Bank Mandiri.Dana Imbalan Kerja dimaksud dibentuk berdasarkan Laporan Singkat Komisi XI DPR-RI pada tanggal 16 Desember 2015 yang menyetujui OJK untuk memenuhi ketentuan PSAK 24 terkait imbalan kerja yang dimulai Tahun 2015. Selanjutnya pada tanggal 23 Desember 2015, RDK telah menetapkan untuk melaksanakan kebijakan PSAK 24, yaitu mencadangkan dana employee benefits khususnya imbalan kerja jangka panjang pada Kas yang Dibatasi Penggunaannya.

(7)

Selain itu untuk aset neto, OJK hanya memiliki aset neto dengan klasifikasi tidak terikat. Saldo Aset Neto per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp3.902.078.772.091,00 dan Rp1.826.082.487.224,00. Saldo awal Aset Neto per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp1.826.082.487.224,00 ditambah Perubahan Aset Neto sebesar Rp2.020.623.777.370,00 dan dilakukan penyesuaian Aset Neto sebesar Rp55.372.507.586,00 sehingga saldo akhir Aset Neto menjadi sebesar Rp3.902.078.772.091,00 dengan rincian penyesuaian Aset Neto sebagai berikut:

b) Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai :

 pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan

sifat aktiva bersih,

 hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain,

 bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai

program atau jasa,

(8)

membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk:

 mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,

 menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan

memberikan jasa,

 menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan. Dalam penyajiannya entitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. Selain itu, laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.

Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

(9)

Pendapatan OJK sampai dengan 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp5.655.273.293.711,00 dan Rp4.179.633.938.717,00 yang terdiri atas:

Rincian pendapatan sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut.

(10)

 Pendapatan APBN

Pencairan Dana APBN sebesar Rp1.728.158.549.000,00 tersebut digunakan untuk membiayai belanja pegawai sampai dengan 31 Desember 2015 dengan realisasi sebesar 99,02% dari total pagu anggaran sebesar Rp1.745.300.000.000,00.

(11)

Jumlah beban sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp3.634.649.516.341,00 dan Rp2.576.890.361.791,00 yang terdiri atas:

1) Beban Kegiatan Operasional

Beban Kegiatan Operasional sebesar Rp530.706.001.785,00 dengan rincian:

2) Beban Kegiatan Administratif

(12)

3) Beban Kegiatan Pengadaan Aset

Beban Kegiatan Pengadaan Aset sebesar Rp111.616.271.492,00 adalah beban yang timbul dari kegiatan pengadaan Aset, termasuk beban penyusutan dan beban amortisasi. dengan rincian:

4) Beban Kegiatan Pendukung Lainnya

(13)

lain-lain untuk mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang OJK, misalnya Representasi dan Kekaryawanan dengan rincian:

c) Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:

 Aktivitas pendanaan:

i. penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.

ii. penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).

iii. bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

(14)

C. Kesimpulan

(15)

Referensi

Dokumen terkait

pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh pasien. Sistem dapat menangani pendaftaran pemeriksaan pasien kolektif. Tidak menangani proses penyerahan komisi dokter pengirim,

Namun teori Dependensi Efek Komunikasi Massa mampu menjelaskan mengenai pengaruh positif yang ada antara terpaan berita kasus pembunuhan pada remaja di media massa

Walaupun dalam fikih terdapat empat mazhab besar, tetapi dalam penelitian ini penulis membagi mazhab tersebut menjadi dua, dengan alasan adalah ulama Mazhab

Arah Pembangunan Bidang Politik Dalam Negeri RPJPN 2005-2025 PENYEMPURNAAN STRUKTUR POLITIK PENATAAN PERAN NEGARA & MASYARAKAT PENATAAN PROSES POLITIK PENGEMBANGA N BUDAYA

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kerentanan sosial ekonomi penduduk bantaran Sungai Code secara keseluruhan memiliki tingkat kerentanan rendah, hal

Berdasarkan hasil evaluasi Administrasi, Teknis dan Biaya dengan ini Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada

Munculnya J2ME sebagai standar baru bagi pemrograman aplikasi bergerak memberikan sarana untuk mengembangkan aplikasi pada perangkat nirkabel tanpa perlu khawatir lagi platform

Pemimpin-pemimpin strategik dalam sektor publik memberdayakan para atasan dan para pegawainya untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja pelayanan