• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Ekonomi Lokal Marmer di Tul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Ekonomi Lokal Marmer di Tul"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tugas mata kuliah Pengembangan Ekonomi Lokal yang

berjudul “Analisis Pengembangan Ekonomi Lokal Marmer di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur”. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama

proses penyelesaian makalah ini, secara khusus kepada:

 Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kami kesehatan serta kesempatan untuk membuat makalah ini sehingga makalah ini da pat selesai.

 Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer. Reg. selaku dosen pengajar sekaligus dosen pembimbing pembuatan makalah tugas mata kuliah Pengembangan Ekonomi Lokal atas

bimbingannya dalam membantu memberikan saran, masukan, maupun kritik selama penyusunan

makalah ini sampai selesai.

 Ibu Belinda Ulfa Aulia. ST. M.Sc selaku dosen pengajar mata kuliah Pengembangan Ekonomi Lokal atas bimbingannya dalam membantu memberikan saran, masukan, maupun kritik selama

penyusunan makalah ini sampai selesai.

Penyusunan makalah tugas mata kuliah Pengembanagn Ekonomi Lokal ini bertujuan untuk

memahami tentang isu dan permasalahan serta strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan

industry kerajian marmer di Kabupaten Tulungagung.

Dalam penyusunan makalah, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan yang terjadi,

baik pada teknis penulisan maupun pembahasan materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan dapat memberikan masukan

informasi serta pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.

Surabaya, Mei 2016

(3)

DAFTAR ISI

2.1 Lokasi Wilayah Studi ... 3

2.2 Jumlah dan Perkembangan Unit Usaha ... 4

2.3 Proses Produksi ... 5

2.4 Pemasaran ... 6

2.5 Prasarana ... 6

2.6 Pemberdayaan dan Kemitraan ... 7

2.7 Kebijakan dan Regulasi ... 7

BAB III ... 8

ISU DAN PERMASALAHAN ... 8

3.1 Isu pada Pengembangan ekonomi local kerajian marmer di Kecamatan Besole ... 8

3.2 Permasalahan ... 9

BAB IV ... 11

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL ... 11

(4)

BAB VI ... 18

KESIMPULAN ... 18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Batas Wilayah Studi ... 3

Gambar 2. 2 Contoh potensi marmer yang dimiliki oleh Kabupaten Tulungagung ... 4

Gambar 2. 3 Proses Produksi dari bahan mentah hingga menjadi produk kerajianan marmer ... 5

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan ekonomi local merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan

dalam pengembangan ekonomi suatau wilayah. Pengembangan merupakan proses kemitraan

antara pemerintah daerah dengan para stakeholders termasuk sector swasta dalam mengelola

sumber daya alam dan sumber daya manusia maupun kelembagaan secara lebih baik melalui

pola kemitraan dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi daerah dan

menciptakan pekerjaan baru.

Pengembangan ekonomi local merupakan proses dimana pemerintah local dan organisasi

masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang, dan memelihara aktivitas usaha untuk

menciptakan lapangan pekerjaan. Pengembangan ekonomi local sangat berkaitan dengan

dengan keberdaan sumber daya alam dan sumber daya. Sumber daya alam merupakan

komponen-komponen dari unit lahan yang penggunaannya secara ekonomi digunakan untuk

tempat tinggal yang dengan keadaan iklim, tanah, hidrologi tertentu akan menghasilkan produksi

tertentu. Sementara sumber daya manusia meliputi sumber tenaga kerja, sumber daya

kelembagaan.

Keberhasilan pengembangan ekonomi local dapat dilihat dari beberapa indicator yaitu

perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat kecil dalam kesempatan kerja dan usaha, perluasan

bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan, keberdayaan lembaga usaha mikro dan kecil

dalam proses produksi dan pemasaran, dan keberdayaan kelmbagaan jaringan kemitraan antara

pemerintah, swasta, dan masyarakat local.

Titik utama dalam pengembangan ekonomi local adalah dalam mendayagunakan potensi

sumber daya manusia, institusional,dan fisik setempat. Orientasi ini mengarahkan pada focus

dalam proses pembangunan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang

pertumbuhan kegiatan ekonomi.

Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang

mempunyai potensi-potensi sumber daya alam khas. Salah satunya adalah di Desa Bosole,

Kecamatan Besuki dengan potensi utamanya adalah di sumber daya marmer. Dalam

pengembangan wilayah Kabupaten Tulungagung telah diterapkan pengembangan ekonomi local

dengan produk unggulan berbahan dasar marmer seperti keramik, aksesoris, dan lain-lain.

Penerapa pengembangan ekonimi local berupa industry kerajianan marmer telah membentuk

(6)

internasional seperti beberapa negara di Asia, dan Eropa. Namun perkembangan UKM industry

kerainan marmer tersebut mengalami beberapa kesulitan terutama dalam permasalahan modal

dan juga kurangnya inovasi dan kreatifitas dari masyarakat dalam memproduksi produk dan juga

dalam hal pemasaran hasil kerajinan tersebut, sehingga perkembangan industry tersebut tidak

berjalan dengan baik. Sehingga laporan ini akan dijelaskan mengenai identifikasi pengembangan

indusrti kerajinan marmer di Kabupaten Tulungagung sehingga dapat memberikan rekomendasi

terkait pengembangan ekonomi wilayah di Kabupaten Tulungagung.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran umum mengenai industry kerajinan marmer di Kabupaten

Tulungagung

2. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh pengerajian, UMKM marmer dalam

mengembangkan industry marmer tersebut

3. Untuk mengetahuai strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan ekonomi

Lokal tersebut

1.3 Sistematika Laporan

Sistematika laporan Identifikasi Pelaksanan PEL studi kasus pada Industri kerajinan

marmer di Kabupaten Tulungagung terdidir dari 5 Bab yang terdiri dari:

Bab I Pendahuluan, pada bab ini menjelaskan mengenai latarbelakang, tujuan dan sistematika

penulisan laporan.

Bab II Gamaran Umum, pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum Kabupaten

Tulungagung dalam mengemangkan industry marmer yang terdiri dari gambaran umum lokasi,

gambaran umum wilayah studi, jumlah dan pengembangan jenis usaha, proses produksi,

pemasaran, prasarana, pemberdayaan dan kemitraan, serta kebijakan dan regulasi.

Bab III Isu Permasalahan, pada bab ini menjelaskan isu-isu serta permasalahan yang

berkaitan dengan perkembangan industry kerajianan marmer di Kabupaten Pasuruan

Bab IV Analisis PEL, pada bab ini menjelaskan mengenai analisis lima prinsip PEL yaitu cluster,

pemasaran, kemitraan, pemberdayaan, dan ekspor yang dibandingkan dengan kondisi eksisting

pengembangan industry kerajianan marmer

Bab V Strategi dan Kebijakan, pada bab ini menjelaskan analisis SWOT yang dilakuakn,

strategi dari hasil analisis SWOT dan kebijakan dapat menjadi solusi dalam mengembangkan

(7)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Lokasi Wilayah Studi

Kabupaten Tulungagung adalah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur,

Indonesia. Terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Wilayah

Tulungagung ini terdiri dari perbukitan-perbukitan kapur Tulungagung terkenal sebagai salah

satu penghasil marmer terbesar di Indonesia, yang bersumber di bagian selatan Tulungagung.

terutama di Kecamatan Campurdarat. Kecamatan Campurdarat berada pada Kabubaten

Tulungagung sebelah selatan, dengan jarak tempuh sekitar 20-30 menit dari pusat kota.

Gambar 2. 1 Batas Wilayah Studi

Desa besole merupakan penghasil kerajinan marmer dan onix terbesar, dengan hasil

produksi sebanyak 24.151 unit per bulan. Marmer, Onyx dan Batu Fosil, deposit marmer berada

di Desa Besole Kecamatan Besuki, Desa Ngentrong dan Desa Gamping Kecamatan Campurdarat,

serta Desa Sukorejo Kecamatan Bandung, jumlah cadangan ± 4.322.500 m³. Kabupaten

Tulungagung yang didominasi oleh struktur batuan yang beraneka ragam membuat daerah ini

kaya akan potensi bahan galian gol C (batu gamping, marmer dan fosfat) membuat daerah ini

(8)

Gambar 2. 2 Contoh potensi marmer yang dimiliki oleh Kabupaten Tulungagung

Sumber : stringertulungagung.wordpress.com

Sejarah perkembangan marmer di Tulungagung berawal dengan ditemukannnya lokasi

pertambangan marmer oleh para penjajah Hindia Belanda sekitar tahun 1934 yang berlokasi di

sekitar desa Besole, Kecamatan Besuki. Pengerjaan batu marmer sekitar tahun 1950 dikerjakan

dengan cara tradisional turun temurun, seiring dengan kemajuan zaman pengolahan dari marmer

juga mengalami kemajuan, dengan menggunakan berbagai alat yang cukup modern hasil

pengerjaannya pun juga semakin halus dan memiliki nilai lebih, batu marmer ini sekarang

menjadi bentuk sentral industri dan perniagaan terkenal di kota Tulungagung dengan berbagai

bentuk dan varian pengolahannya, dari yang berfokus dibidang souvenir kerajinan ataupun lantai

dinding.

2.2 Jumlah dan Perkembangan Unit Usaha

Kabupaten Tulungagung terdapta beberapa unit pengusaha pengerajin marmer yang

tersebar dibeberapa desa. Unit usaha trsebut telah menyerap banyak tenaga kerja, yang hamper

semua tenaga kerja berasal dari Kabupaten Tulungagung. Keahilan khusus yang dimiliki oleh

masyarakat Tulungagung dalam membuat kerajian marmer membuat Tulungagung mempunyai

ciri khas kerajinan marmer dibandingkan wilayah lain. Berikut merupakan persebaran, jumlah unit

usaha, dan juga jumlah tenaga kerja pada setiap unit usaha pengerain marmer di Kabupaten

Tulungagung

Tabel . Jumlah unit usaha dan tenaga kerja indstri kerajian marmer pada setiap desa

Desa Unit Tenaga Kerja

Besole 80 4800

Gamping 56 3360

Tanggung gunung 20 1200

Wates 35 2100

(9)

2.3 Proses Produksi

a. Pengrajin

Pengrajin dalam industri marmer dan onix berperan sebagai pihak yang mengubah bahan baku

batu marmer dan onix menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi dengan basis kreativitas.

b. UKM inti

UKM inti merupakan pelaku industri marmer dan onix Tulungagung yang berperan sebagai

perantara produk yang dihasilkan pengrajin ke distributor selanjutnya.

c. Industri Pendukung

Industri pendukung merupakan industri mendukung proses produksi industri inti dalam hal

penyediaan bahan baku :

- Industri penyedia bahan baku batu marmer

- Industri penyedia bahan baku olahan marmer

- Industri aksesoris pelengkap

 Proses produksi ada beberapa jenis sebagai berikut: 1. Letter/Pahat

Pembuatan prasasti atau papan nama dengan cara dipahat akan menghasilkan ketajaman

huruf/bentuk. Cara ini kurang efektif karena membutuhkan tenaga kerja yang banyak.

2. Sablon

Pembuatan prasasti/papan nama dengan cara batu marmer disablon. Cara ini cukup efektif

karena tidak membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang banyak.

Proses pembuatan marmer tahap awal dengan memotong batu marmer menggunakan

gergaji khusus kemudian potongan-potongan tersebut akan dibentuk sesuai yang diinginkan,

beberapa kali batu marmer tersebut dimasukkan ke dalam air agar debu marmer tidak terbang

kemana-mana.

Gambar 2. 3 Proses Produksi dari bahan mentah hingga menjadi produk kerajianan marmer

(10)

2.4 Pemasaran

Untuk masalah perdagangan, sampai saat ini perkembangan perdagangan kerajinan marmer

sangat bagus, terutama di sektor ekspor. Menurut data yang didapat dari Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Tulungagung, badan usaha yang telah memiliki ijin ekspor adalah sebanyak

tujuh unit, dengan perincian satu unit komoditas kertas dengan negara tujuan Malaysia, Mauritius,

Singapura, New Zealand, Ethiopia dan Nikaragua, sedangkan 6 industri lainnya bergerak pada

komoditi marmer serta berbagai produk kerajinan marmer dengan negara tujuan Taiwan, Singapura,

Dubai, Kuwait, Perancis, Jerman, Belanda, Malaysia, Madagaskar, Swedia, Serbia, Italia, Spanyol,

dan Vietnam. Demikian halnya dengan perdagangan dalam negeri yang terus berkembang pesat

seiring dengan pesatnya arus informasi dan media perdagangan. Perdagangan tidak hanya dilakukan

melalui cara-cara yang konvensional, namun peranan perangkat teknologi informasi semakin

dominan dan menjadi media utama pendukung perdagangan. Perdagangan tidak mengharuskan

pelaku transaksi untuk berinteraksi langsung secara fisik, akan tetapi teknologi sudah memfasilitasi

fungsi tersebut sehingga transaksi itu berjalan sempurna, termasuk didalamnya tata cara

pembayaran dan pengiriman barang

2.5 Prasarana

Kecamatan Campurdarat sebagai salah satu pengrajin marmer terbesar di Kabupaten

Tulungagung berada di Kabupaten Tulungagung sebelah selatan, ditempuh sekitar 20-30 menit dari

pusat Kabupaten Tulungagung. Kecamatan Campurdarat sendiri dapat ditempuh dengan kendaraan

pribadi ataupun kendaraan umum berupa lyn. Namun akses Kecamatan Campurdarat jalannya rusak

khusunya disekitar pegunungan marmer dikarenakan seringnya banyak truk bersekala besar lalu

lalang di jalan-jalan raya.

Gambar 2. 4 Kondisi jalan di Kabupaten Tulungagung akibat banyaknya kendaran besar yang melintas

(11)

2.6 Pemberdayaan dan Kemitraan

Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tulungagung berupaya untuk selalu meningkatkan

koordinasi lintas pemangku kepentingan pengembangan UKM, dengan upaya demikian akan

mempermudah UKM dalam berbagai hal, seperti kemudahan dalam perijinan usaha hingga proses

mengekspor hasil produksi. Selain itu sebagai upaya mengembangkan usaha masyarakat,

pemerintah memiliki program kredit lunak yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah

permodalan. Dinas UKM bekerjasama dengan Bank BPR Jatim cabang Tulungagung sebagai Bank

UMKM milik pemerintah propinsi Jawa Timur dan sekaligus sebagai penyalur kredit.

Pemerintah kabupaten Tulungagung bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang

terkait, sering melaksanakan sharing, pelatihan dan seminar dengan narasumber yang kompeten di

bidangnya sedikitnya tiga kali dalam setahun. Berbagai upaya Pemerintah Kabupaten Tulungagung

untuk mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang potensia.

Pengembangan kewirausahaan dan UKM berkeunggulan kompetitif.diwujudkan melalui

peningkatan kontribusi koperasi dan UMKM dalam mendorong perkembangan usaha-usaha

produktif, penciptaan lapangan kerja, sumber daya manusia yang terampil dan memiliki

pengetahuan yang luas untuk dapat mengolah dan menjadikan marmer serta onix sebagai komoditi

unggulan Kabupaten Tulungagung yang akan berdampak pada perbaikan pendapatan masyarakat

2.7 Kebijakan dan Regulasi

1) Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994

2) UU No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, SK Menteri Negara Koperasi dan UKM

3) No.32/Kep/M.KUKM/IV/2002,menyangkut Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Setra UKM

4) PP No.7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2005-2009

5) Inpres No.6 tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Sektor RIIL dan Pemberdayaan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah

6) Pasal 13 dan 14 ayat 1 UU No.32/2004 tentang fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil

dan menengah.

7) Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pembinaan dan

(12)

BAB III

ISU DAN PERMASALAHAN

3.1 Isu pada Pengembangan ekonomi local kerajian marmer di Kecamatan Besole

Pengembangan usaha kecil dan menengah merupakan salah satu upaya perbaikan

perekonomian di suatu daerah yang dapat menyerap tenaga kerja dan memanfaatkan sumber daya

lokal. Salah satu sumber daya lokal yang dapat dikembangkan di Kabupaten Tulungagung adalah

industry kerajinan marmer dan onix. Dengan mengembangkan sumber daya local tersebut

diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Besole, Kabupaten

Tulungagung. Dalam pengembangan industry kerajian marmer dipengaruhi oleh beberapa isu yang

berkembang. Adapun isu yang mempengaruhi perkembangan industry marmer di Kecamatan Besle

adalah sebagai berikut :

1. Kabupaten Tulungagung kaya akan potensi bahan galian gol C (batu gamping, marmer dan

fosfat) membuat daerah ini berkembang menjadi sentra industri kerajinan marner dan onix.

Kabupaten Tulungagung untuk mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia

yang potensial, telah mengantarkan Tulungagung sebagai kota penghasil kerajinan marmer

dan onix yang dikenal dunia, hingga ke benua asia dan eropa.

2. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pembinaan dan

Perlindungan Industri Kecil dan Menengah (IKM), bahwa Industri Kecil dan Menengah (IKM)

merupakan penyangga perekonomian rakyat yang perlu memperoleh pembinaan dan

perlindungan secara intensif.

3. Kerjasama antara Pemerintah dengan UMKM

Dinas Koperasi dan KUMKM Kabupaten Tulungagung pemerintah memiliki program kredit

lunak yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah permodalan

bekerjasana dengan lembaga keuangan.

4. Upaya Pemerintah Kabupaten Tulungagung khususnya akan mengoptimalkan fasilitas

gedung klinik dan pusat promosi produk Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM)

sebagai penunjang promosi produk unggulan Marmer dan Onix

5. Keberhasilan ekspor

Menurut data yang didapat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Tulungagung, badan usaha yang telah memiliki ijin ekspor adalah sebanyak tujuh unit,

dengan perincian satu unit komoditas kertas dengan negara tujuan Malaysia, Mauritius,

Singapura, New Zealand, Ethiopia dan Nikaragua, sedangkan 6 industri lainnya bergerak

(13)

Taiwan, Singapura, Dubai, Kuwait, Perancis, Jerman, Belanda, Malaysia, Madagaskar,

Swedia, Serbia, Italia, Spanyol, dan Vietnam.

6. Perdagangan tidak hanya dilakukan melalui cara-cara yang konvensional, namun peranan

perangkat teknologi informasi semakin dominan dan menjadi media utama pendukung

perdagangan (tata cara pembayaran dan pengiriman barang).

3.2 Permasalahan

1. Di Kabupaten Tulungagung terdapat banyak UKM yang bergerak di sektor marmer. Namun

pada perkembangannya, tidak sedikit industry marmer di Kecamatan Campurdarat yang

bangkrut karena terganjal berbagai permasalahan. Permasalahan yang paling utama dari

para pengrajin marmer adalah masalah modal/dana. Sedangkan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Tulungagung tidak memberikan bantuan berupa modal/dana tunai,

dan hanya memberikan bantuan berupa pembinaan administrasi dan manajerial.

2. Permasalahan Sumber Daya Manusia, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Tulungagung memberi bantuan berupa pelatihan dan peningkatan kemampuan pengrajin

marmer dalam hal kreatifitas. Dari data yang diperoleh, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Tulungagung mengadakan program pelatihan dan peningkatan

kemampuan pengrajin marmer dan onix setiap tahunnya. Program tersebut ditujukan agar

para pengrajin marmer lebih kreatif dalam menentukan design dari setiap kerajinan marmer

yang dibuat.

3. Kurangnya minatnya masyarakat dan Pemerintah Tulungagung terhadap kerajinan marmer

itu sendiri. Seperti yang disampaikan oleh bapak Andi Sulitiana, pemilik perusahaan marmer “Mustika Onix” dalam selebaran kuisioner dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Dalam selebaran tersebut beliau menyebutkan bahwa untuk pembangunan di Kabupaten

Tulungagung, khususnya bangunan milik pemerintah Kabupaten Tulungagung diharapkan

memakai batu alam/marmer dari Kabupaten Tulungagung, bukan dari Kabupaten lain.

Beberapa tempat di kantor Pemerintah Tulungagung justru tidak ada yang memakai marmer

dari Kabupaten Tulungagung. Seperti pembangunan alun-alun, Rumah sakit umum, dan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

4. Pemerintah Kabupaten Tulungagung menyusun kebijakan-kebijakan guna menunjang

kegiatan pemberdayaan tersebut. Akan tetapi kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh

Pemerintah Kabupaten Tulungagung ini lebih bersifat umum (untuk seluruh jenis industri),

hal ini mengakibatkan kebijakan yang dibuat tidak sesuai dengan jenis industri yang ada di

Kabupaten Tulungagung karena setiap industri itu memiliki karakter dan permasalahan yang

(14)

5. Permasalahan sebagian besar terkait dengan faktor internal, yaitu pengembangan ide

inovasi dan kreativitas para pengrajin dalam sisi hilirnya dan pemilik UKM sebagai pengelola

yang kurang mampu untuk membuat suatu strategi pemasaran yang sesuai untuk

(15)

BAB IV

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

Dalam analisis pengembangan ekonomi lokal produk marmer di Tulung agung, kita dapat

menggunakan lima prinsip pel yaitu pemberdayaan, cluster, ekspor, pemasaran dan kemitraan. Prinsip

PEL tersebut merupakan kunci utama dalam PEL. Berikut penjelasan prinsip-prinsip PEL yang ada di

Tulungagung:

4.1 Pemberdayaan

Pemberdayaan ialah proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk

meningkatkan suatu kondisi atau memperbaiki situasi dan turut serta berpartisipasi di dalamnya.

Prinsip utama PEL disini yang dimaksud iakah memberdayakan forum kemitraan untuk saling berbagi

(sharing) dalam merumuskan masalah, solusi, rencana tindakan. Mendelegasikan kewenangan

kepada kemitraan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan usaha dan

kerjasama dengan pihak terkait. Berikut merupakan upaya pemberdayaan PEL di Tulungagung:

1) Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tulungagung membuka layanan khusus jasa konsultasi

bisnis secara gratis bagi masyarakat untuk memperkuat tumbuhnya dunia Koperasi dan UMKM

sebagai sarana penyelesaian masalah yang terjadi dalam dunia Koperasi dan UMKM.

2) Pemerintah kab. Tulungagung juga memiliki beberapa upaya pengembangan yang sesuai

dengan UU RI No.20 Tahun 2008, diantaranya ialah:

a. Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan.

Upaya ini ditempuh dengan cara sosialisasi potensi daerah (marmer dan onix) dan

peluang untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melalui pelatihan, penyuluhan serta

sharing antar pelaku usaha maupun masyarakat yang ingin memulai usaha.

b. Meningkatkan ketrampilan teknis.

Keterampilan teknis meliputi kemampuan pelaku usaha dalam proses produksi secara

efektif dan efisien, mencari inovasi baru mengenai model produk yang sedang digemari

konsumen saat ini, serta proses promosi dan pemasaran produk agar lebih dikenal oleh

masyarakat luas.

c. Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan, penyuluhan,

motivasi, dan kreativitas bisnis, dan menciptakan wirausaha baru.

3) meningkatkan kemampuan SDM, Pemerintah Daerah melakukan pendidikan dan pelatihan

(16)

4.2 Cluster

Cluster ialah Kelompok industri dengan focal/core industry yang saling berhubungan secara

intensif dan membentuk partnership, baik dengan supporting industry maupun related industry

(Deperindag, 2000); cluster ini memiliki tujuan agar mata-rantai produksi-pasar terbina. Dalam

industri marmerpun terdapat klaster yang dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Industri penyedia bahan baku batu marmer

Di Tulungagung, banyak terdapat tambang marmer yaitu di Kecamatan Campur Darat, tepatnya

didesa Besole, Desa Gamping, Desa Tanggung Gunung, Desa Wates dan Desa Palem

2) Industri penyedia bahan baku olahan marmer

Marmer olahan lainnya juga ada yaitu marmer bakar, marmer pahat, dll. Industri ini terletak di

Kecamatan Tanggungunung, Kecamatan Rejotangan dan kecamatan Kalidawir

3) Industri aksesoris pelengkap

Industri yang menjual marmer dengan model yang semakin beraneka ragam, seperti marmer

sablon yaitu marmer yang dibuat papan nama dengan menyablon nama di batu marmer.

Industri sablon ini berada di kecamatan campurdarat.

Cluster industri di Tulung agung ini memiliki tipe produksi yang sama, dari bahan baku yang

sama namun produk yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan mata rantai produksi pasar yang

sudah terintegrasi satu sama lainnya.

4.3 Ekspor

Ekspor adalah jual barang atau jasa dari dalam negri ke luar negri. Ekspor juga dapat

digunakan sebagai tingkat keberhasilan dalam penjualan suatu produk. Dimana permintaan lebih

besar, pasar lebih luas dan memberikan devisa bagi daerah tersebut. Di Tulungagung sendiri sudah

ada 6 industri yang telah memiliki ijin ekspor dan mengekspor ke Taiwan, Singapura, Dubai, Kuwait,

Perancis, Jerman, Belanda, Malaysia, Madagaskar, Swedia, Serbia, Italia, Spanyol, dan Vietnam. Hal

ini menyatakan bahwa produk marmer tulungagung memiliki daya saing di kancah internasional dan

kualitas produk yang tidak diragukan lagi.

4.4 Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu

perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana

secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai

kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. DIsinilah peran pemerintah

daerah untuk memfasilitasi hasil industri pada forum pameran baik pada tingkat regional, nasional

(17)

Pemerintah daerah telah membantu dengan mengoptimalkan fasilitas gedung klinik dan

pusat promosi produk Koperasi Usaha Mikro Kecil (KUMKM). Dengan upaya pemerintah seperti itu,

produk marmer Tulungagung akhirnya dikenal dan berhasil dilirik oleh mancanegara.

Selain peran pemerintah, peranan pemasaran marmer oleh warga di sekitar kecamatan

campurdarat juga mampu membuat suatu branding, bahwa produk marmer terdapat di

Tulungagung. Masyarakat sekitar turut membuka showroom di rumah masing-masing walaupun

sudah terpusat di gedung klinik dan pusat promosi produk KUMKM.

4.5 Kemitraan

Kemitraan adalah hubungan sukarela dan bersifat kerja sama antara beberapa pihak

stakeholders, seperti produsen, pedagang, dinas, pusat pelatihan, lembaga keuangan dan

sebagainya, yang terlibat didalamnya setuju untuk bekerja sama dalam meraih tujuan bersama dan

melaksanakan kewajiban tertentu serta menanggung resiko, tanggung jawab, sumber daya,

kemampuan dan keuntungan secara bersama.

Dalam forum yang telah didirikan oleh pemerintah daerah, sudah terjalin mitra antara

produsen dengan pedagang, pengolah dengan pusat pelatihan dan pemerintah masih berupaya

untuk mengakses ke lembaga keuangan perbankan yaitu Bank BPR Jatim Cabang Tulungagung

sebagai lembaga permodalan. Kemitraan ini sangat penting guna mensukseskan PEL, karena

kemitraan akan mengintegrasikan stakeholders dan mengembangkan PEL ke jenjang yang lebih

(18)

BAB V

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

5.1 Analisis SWOT

Berdasarkan hasil analisis yang ada, didapatkan beberapa poin mengenai potensi dan masalah

yang ada pada pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Tulungagung. Potensi dan masalah ini dibagi

menjadi empat aspek, yaitu kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunity),

dan ancaman (Threat).

a) Strength (S)

1. Kabupaten Tulungagung kaya akan potensi bahan galian gol C (batu gamping, marmer dan

fosfat)

2. Masyarakat memiliki keterampilan untuk mengolah batu marmer menjadi marmer yang bernilai

jual

3. Hasil produksi masyarakat sudah diekspor ke berbagai negara

4. Teknik pemasaran sudah melibatkan teknologi, tidak lagi hanya mengandalkan teknik

konvensional

b) Weakness (W)

1. Kurangnya modal yang dimiliki pengrajin marmer

2. Kurangnya pengembangan ide, inovasi, dan kreativitas para pengrajin dalam sisi hilirnya

3. Pemilik UKM sebagai pengelola kurang mampu untuk membuat suatu strategi pemasaran yang

sesuai untuk produknya

c) Opportunity (O)

1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung memberi bantuan berupa

pelatihan dan peningkatan kemampuan pengrajin marmer dalam hal kreativitas.

2. Dinas Koperasi dan KUMKM Kabupaten Tulungagung pemerintah memiliki program kredit lunak

yang dapat dimanfaatkan masyarakat

d) Threat (T)

1. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung masih belum sesuai

(19)

Dari hasil analisis yang ada, diperoleh strategi dengan metode SWOT sebagai berikut.

dan kreativitas para pengrajin

dalam sisi hilirnya

 W3: Pemilik UKM sebagai pengelola kurang mampu

untuk membuat suatu strategi

pemasaran yang sesuai untuk

(20)

dimanfaatkan masyarakat  T1: Kebijakan-kebijakan yang

dibuat oleh Pemerintah

Kabupaten Tulungagung masih

belum sesuai dengan keragaman

jenis industri yang ada di

Kabupaten Tulungagung

5.2 Kebijakan

Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi yang dapat dilakukan untuk mendukung pengembangan

kerajinan marmer di Kabuaten Tulungagung adalah:

1. Mengoptimalkan program kredit lunak

2. Mengadakan program pelatihan kreativitas, marketing, dan selling bagi pengrajin dan pemilik

UKM

3. Mengoptimalkan pemasaran dan penggunaan produk lokal

4. Membuat peraturan yang mengakomodasi industri marmer secara khusus

5. Membuat kebijakan untuk membantu pemasaran produk marmer

5.3 Strategi

Berdasarkan kebijakan yang ada, dibuat beberapa kebijakan.

Strategi Kebijakan

Mengoptimalkan program kredit lunak

Pengalokasian dana untuk kredit lunak

masyarakat

Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap

penggunaan kredit lunak

Mengadakan program pelatihan

kreativitas, marketing, dan selling bagi

pengrajin dan pemilik UKM

Peningkatan pemahaman masyarakat akan

pentingnya inovasi

Peningkatan pemahaman masyarakat akan ilmu

(21)

Mengoptimalkan pemasaran dan

penggunaan produk lokal

Penyediaan infrastruktur penunjang pemasaran di

dalam maupun luar daerah

Penggalakkan penggunaan produk lokal di level

pemerintahan dan masyarakat

Peningkatan pemahaman pemerintah dan

masyarakat mengenai produk lokal

Membuat peraturan yang

mengakomodasi industri marmer secara

khusus

Pembuatan perda mengenai industri kreatif

Pembuatan perangkat pemerintah yang khusu

menangani industri kreatif

Membuat kebijakan untuk membantu

pemasaran produk marmer

Pengadaan kerjasama dengan daerah dan pihak

lain

Pengadaan inovasi pemasaran dan kemitraan

(22)

BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan pada penjelsan pada bab-bab sebelumnya maka kesimpulan dari laporan ini adalah

sebagai berikut :

1. Salah satu sumber daya lokal yang dapat dikembangkan di Kabupaten Tulungagung adalah industry

kerajinan marmer dan onix

2. Kabupaten Tulungagung kaya akan potensi bahan galian gol C (batu gamping, marmer dan fosfat)

membuat daerah ini berkembang menjadi sentra industri kerajinan marner dan onix.

3. Untuk masalah perdagangan, sampai saat ini perkembangan perdagangan kerajinan marmer sangat

bagus, terutama di sektor ekspor

4. Permasalahan modal, kurangnya inovasi dan kresatifiktas dari masyarakat merupakan salah satu

penyebab kurang berkembangnya industry kerajianan marmer di Kabupaten Tulungagung

5. Dalam forum yang telah didirikan oleh pemerintah daerah, sudah terjalin mitra antara produsen

dengan pedagang, pengolah dengan pusat pelatihan dan pemerintah masih berupaya untuk

mengakses ke lembaga keuangan perbankan yaitu Bank BPR Jatim Cabang Tulungagung sebagai

lembaga permodalan

6. Di Tulungagung sendiri sudah ada 6 industri yang telah memiliki ijin ekspor dan mengekspor ke

Taiwan, Singapura, Dubai, Kuwait, Perancis, Jerman, Belanda, Malaysia, Madagaskar, Swedia,

Serbia, Italia, Spanyol, dan Vietnam. Hal ini menyatakan bahwa produk marmer tulungagung

memiliki daya saing di kancah internasional dan kualitas produk yang tidak diragukan lagi.

7. Strategi yang dapat dilakukan untuk mendukung pengembangan kerajinan marmer di Kabuaten

Tulungagung adalah Mengoptimalkan program kredit lunak, Mengadakan program pelatihan

kreativitas, marketing, dan selling bagi pengrajin dan pemilik UKM, Mengoptimalkan pemasaran dan

penggunaan produk local, Membuat peraturan yang mengakomodasi industri marmer secara khusus,

Gambar

Gambar 2. 1 Batas Wilayah Studi
Gambar 2. 2 Contoh potensi marmer yang dimiliki oleh Kabupaten Tulungagung
Gambar 2. 3 Proses Produksi dari bahan mentah hingga menjadi produk kerajianan marmer
Gambar 2. 4 Kondisi jalan di Kabupaten Tulungagung akibat banyaknya kendaran besar yang melintas Sumber :google.com

Referensi

Dokumen terkait

yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini menunjukan bahwa dengan mendapatkan pendidikan, peserta didik diharapkan mampu mengembangkan potensi sesuai bakat

Pupa berada di dalam kokon yang terbuat dari campuran air liur ulat dan tanah, berbentuk bulat telur dan berwarna cokelat gelap, terdapat di bagian tanah yang

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Olahraga Aerob

Tujuan penelitian adalah merancang dan membangun rekayasa perangkat lunak sistem pakar berbasis web yang mampu mendiagnosa penyakit Lupus Eritmatosus Sistem (LES) pada

Kardinalitas dari setiap himpunan dominasi eksentrik terhubung minimum disebut bilangan dominasi eksentrik terhubung dari

Potrebno je stoga odrediti kada je svrdlo istrošeno u takvom obimu, da je potrebno novo brušenje rezne oštrice ili eventualno zamjena novim svrdlom. Sama svrdla se

Salah satu cara untuk mengembangkan media belajar bagi peserta didik adalah dengan memanfaatkan konsep multimedia pembelajaran yang mana dapat dibangun dengan

SMA ISLAM PLUS BINA INSANI SUSUKAN SMA ISLAM PLUS BINA INSANI