Bank Dunia: Indonesia Tidak Kebal
Krisis Global
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeboerle, menyatakan gejolak aliran modal portofolio dan pasar saham menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tidak kebal dari ketidakpastian atas krisis ekonomi yang terjadi di wilayah Eropa.
"Indonesia tidak dapat menghindar dari dampak penurunan ekonomi global, terutama jika harga komoditas dunia dan permintaan, seperti dari Cina, terkena dampaknya," ujar Stefan ketika menggelar jumpa pers di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kamis, 12 Juli 2012.
Bank Dunia memperkirakan krisis ekonomi global yang parah dapat menekan pertumbuhan turun ke sekitar 4 persen pada 2013. Apalagi jika terjadi kebekuan parah di pasar keuangan internasional yang berkontribusi terhadap penurunan mitra perdagangan, penurunan
komoditas dunia, dan turunnya tingkat kepercayaan investor.
Sebagai negara berkembang, Indonesia disarankan meningkatkan kesiagaan menghadapi krisis untuk mengatasi tekanan jangka panjang dan pendek, sekaligus mempersiapkan kebijakan-kebijakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi ekonomi dunia yang melemah.
"Kegagalan melakukan persiapan yang memadai menghadapi krisis jangka pendek dapat meningkatkan dampak krisis yang membawa konsekuensi jangka panjang bagi pertumbuhan."
Menurut dia, Indonesia telah membuat kemajuan yang berarti dalam persiapan menghadapi krisis."Tapi masih dibutuhkan pekerjaan lanjutan dan seperti negara lain, tidak ada ruang untuk berpuas diri dalam lingkungan pasar yang rapuh seperti sekarang ini," katanya.
Saat ini, salah satu langkah positif yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan
Undang-Undang APBN 2012yang dinilai memberikan fleksibilitas bagi pemerintah untuk
menyesuaikan belanja dan pembiayaanuntuk merespon krisis, dengan syarat persetujuan
DPR dalam waktu 24 jam.