• Tidak ada hasil yang ditemukan

sahnya perjanjian dalam pasar modal di i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sahnya perjanjian dalam pasar modal di i"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ASPEK HUKUM DALAM (AHD) & LINGKUNGAN BISNIS

“SAHNYA PERJANJIAN DALAM PASAR MODAL”

Disusun Oleh:

Kelompok Empat (4)

NUR MAHFUDH FEBRIANSYAH (21401081067) RISMATUL KAROMAH (21401081049)

SILVY ANITA INDAH C (21401081055) ADI MULYO SETIAWAN (21401081058) ENDANG NUR ZAKIYAH (21401081053) WAHYUDI PUJIANTO (21401081074) ADEVI FERILIANTO (21401081060)

FAKULTAS EKONOMI

“MANAJEMEN”

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

(UNISMA)

2015

KATA PENGANTAR

(2)

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Sahnya Perjanjian Dalam Pasar Modal” ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad s.a.w.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan kepada kelompok 4 oleh dosen pengempu matakuliah Aspek Hukum Dalam (AHD) & Lingkungan Bisnis DR.H.Mariyadi,SH.MH.

Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kelompok 4 peroleh dari buku-buku, artikel-artikel serta informasi dari media sosial yang berhubungan dengan Sahnya Perjanjian Dalam Pasar Modal, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Aspek Hukum Dalam (AHD) & Lingkungan Bisnis atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Serta kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerjasama sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Akhir dari kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian laporan ini. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini tersebut. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan bermanfaat bagi semua pembaca.Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 30 Maret 2015 Kelompok 4

PENYUSUN

(3)

DAFTAR ISI

2.2. Jenis-jenis Pasar Modal ... 5

2.2.1. Pasar Perdana... 5

2.2.2. Pasar Sekunder... 5

2.3. Fungsi Pasar Modal... 5

2.4. Manfaat Pasar Modal... 8

2.5. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia... 8

2.6. Asas-asas Hukum Kegiatan Pasar Modal... 11

2.7. Hukum Dalam Pasar Modal di Indonesia... 14

2.8. Sahnya Perjanjian di Dalam Pasar Modal... 14

2.8.1. Macam-macam Perjanjian... 17

2.8.2. Syarat Sahnya Suatu Perjanjian... 17

2.8.3. Pembatalan dan Pelaksanaan Suatu Perjanjian... 18

2.8.4. Asas Perjanjian... 18

P

asar modal atau capital market merupakan sebuah aktivitas sebagaimana pasar pada umumnya. Hanya saja dalam pasar modal aktivitas pertemuan antara para pemilik modal dan pihak yang membutuhkan modal, dengan perantaraan broker atau pialang efek. Pemilik modal adalah mereka atau pihak yang memiliki

(4)

modal atau yang lazim disebut sebagian investor, sedangkan yang membutuhkan modal adalah perusahaan atau pihak yang akan menjual saham, obligasi dan instrumen pasa modal lainnya.

Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call). Karena pasar modal merupakan sebuah pasar dari instrumen keuangan jangka panjang, memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana.

Di dalam ekonomi juga terdapat sebuah hukum, yang mana hukum bertujuan mengatur berbagai kepentingan manusia dalam rangka pergaulan hidup di masyarakat.kepentingan manusia dalam masyarakat begitu luas, mulai dari kepentingan pribadi hingga masyarakat dengan Negara. Untuk itu pergolongan hukum privat mengatur kepentingan individu atau pribadi, seperti hukum dagang dan hukum perdata. Hukum perikatan yang terdapat dalam buku III kitab undang-undang hukum perdata merupakan hukum yan bersifat khusus dalam melakukan perjanjian dan perbuatan hukum yang bersifat ekonomis atau perbuatan hukum yang dapat dinilai dari harta kekayaan seseorang atau badan hukum.

Dalam kegiatan ekonomi terdapat upaya untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Namun harus berdasarkan peraturan dan norma yang terdapat dalam undang-undang yang berlaku maupun hukum yang berlaku. Dengan adanya hubungan hukum maka terjadfi pertalian hubungan subjek hukum dengan objek hukum (hubungan hak kebendaan). Dalam hukum perikatan didalamnya terdapat dua azas yaitu azas konsensualitas dan azas kebebasan berkontrak.

Dalam perkembangan perekonomian di Indonesia, tentunya memerlukan perangkat hukum nasional yang sesuai dengan hukum perikatan atau kontrak yang berkembang dinamis dalam masyarakat melengkapi perangkat perundang-undangan. Di Indonesia berbagai peratutran undang-undang dibuat oleh pemerintah Indonesia telah menggantikan sebagian kitab undang-undang hukum perdata dan kitab undang-undang hukum dagang. Naumun untuk mengisi

(5)

kekosongan hukum di Indonesia maka ke dua kitab undang-undang itu masih digunakan sampai ada peraturan perundang-undangan yang baru untuk menggantinya.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini kami kelompok 4 memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami sebagai penyusun mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:

a. Pengertian Pasar Modal? b. Jenis-jenis pasar modal? c. Fungsi Pasar Modal? d. Manfaat dari pasar modal?

e. Perkembangan pasar modal di Indonesia? f. Asas-asas hukum kegiatan Pasar Modal? g. Hukum dalam pasar modal di indonesia? h. Sahnya perjanjian dalam pasar modal?

1.3.Tujuan Penulisan

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

a. Penyusun ingin menjelaskan pengertian dan jenis-jenis pasar modal kepada para pembaca.

b. Penyusun juga ingin menjabarkan lebih rinci fungsi dan manfaat dari pasar modal itu sendiri.

c. Melihat bagaimana perkembangan pasar modal di Indonesia itulah salah satu yang akan penyusun jabarkan pada makalah ini.

d. Penyusun inggin menjelaskan mengenai asas-asas dan hukum kegiatan Pasar Modal kepada pembaca.

e. Penyusun juga inggin menjelaskan lebih rinci lagi kepada pembaca tentang sahnya perjanjian di dalam pasar modal.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pasar Modal

Undang-undang Nomor 8/1995 tentang Pasar modal, didalam Bab I tentang ketentuan umum pasal 1 angka 13 menyebutkan pasar modal adalah : ” kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

(7)

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga danprofesi yang berkaitan dengan efek ”.

Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).

Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.

Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang berkaitan dengan instrument keuangan jangka pendek (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dan merupakan pasar yang abstrak. Instrument pasar uang biasanya terdiri dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito, commercial papper, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).1

2.2. Jenis-jenis pasar modal

Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi 2 jenis yaitu pasar perdana dan pasar sekunder.

2.2.1. Pasar Perdana ( Primary Market )

Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan

1 HYPERLINK "http://www.google.com/pasar modal"

(8)

oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.

2.2.2. Pasar Sekunder ( Secondary Market )

Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, jangka waktunya tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:

a. Bursa reguler

Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES).

b. Bursa paralel

Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh BAPEPAM. 2

2.3. Fungsi Pasar Modal

Pasar modal memiliki fungsi strategis yang membuat lembaga ini mempunyai daya tarik, tidak saja bagi yang memerlukan dana, dan pihak yang meminjamkan dana (lenders). Tetapi juga bagi pemerintah. Di era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian yang besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri bukan hanya akibat dari merosotnya nilai tukar rupiah, atau tingginya inflasi dan suku bungan di suatu negara, akan tetapi juga diakibatkan karena tidak tersedianya alternative investasi yang menguntungkan di negara tersebut, dan / atau pada saat yang sama, investasi portofolio di negara lain menjanjikan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan bursa di negara asalnya. Oleh karena itu sangat beralasan kalau pemerintah Indonesia begitu gigih dalam menghidupkan, membina, mengawasi

2HYPERLINK "http://art-buleleng.blogspot.com/"

(9)

untuk terciptanya kegairahan pasar modal yang sehat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan informasi, keteraturan bursa, kewajaran dan efisien.

Pada dasarnya terdapat empat peranan (fungsi) strategis dari pasar modal bagi perekonomian suatu negara, yakni sebagai berikut :

a. sebagai sumber penghimpun dana, pasar modal dapat berfungsi sebagai alternative sumber penghimpunan dana selain sistem perbankan yang selama ini dikenal. Karena dalam batas-batas tertentu untuk menggunakan dana pinjaman dari kredit perbankan, terutama kalau perbandingan antara utang dan modal sendiri (debt to equity ratio) telah mencapai tingkat diatas batas toleransi kesehatan finansial perusahaan. Dalam keadaan seperti ini perusahaan terpaksa menahan diri untuk melakukan perluasan usaha, kecuali bila perusahaan tersebut bisa memperoleh dana alternatif dalam bentuk modal sendiri (equity), maka dana yang diperoleh perusahaan dalam pasal modal dengan menerbitkan surat berharga, maka perusahaan akan terhindar dari debt to equty ratio yang terlalu tinggi.

b. sebagai alternatif investasi para pemodal, dengan adanya pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk membentuk portofolio investasi dengan cara mengkombinasikannya dengan mengharapkan keuntungan yang lebih besar dan sanggup menanggung sejumlah resiko tertentu yang mungkin terjadi. Investasi di pasar modal lebih fleksibel karena setiap pemodal dapat melakukan pemindahan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan lain, atau dari satu industri ke industri lain sesuai dengan perkiraan akan keuntungan yang diharapkan seperti deviden dan atau capital gain dan prefensi mereka atas resiko dari saham-saham tersebut; sehingga dengan demikian pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi dana yang efisien.

c. Biaya penghimpunan dana melalui pasar modal relatif rendah dengan perusahaan menerbitkan saham dibandingkan jika meminjam dana melalui perbankan. Sebagai ilustrasi misalnya bank menawarkan deposito dengan tingkat bunga 15%, artinya biaya penghimpunan dana bagi 15 % per tahun, kemudian memberikan pinjaman dalam bentuk kredit dengan tingkat bunga 21 % per tahun, maka spread suku bunga sebesar 6%.

(10)

Sedangkan biaya-biaya yang ditanggung perusahaan dalam rangka proses emisi (meliputi biaya konsultan keuangan, penjamin, wali amanat jika untuk obligasi, biaya administrasi di Bapepam, akuntan publik, notaris, konsultan hukum dan jasa penilai lain) hanya sekitar 3,5 % yang ditanggung untuk waktu selama usia sekuritas.

d. Bagi negara, pasar modal akan mendorong perkembangan investasi. Suatu negara semaju apapun selalu membutuhkan investasi yang ditanamkan dalam negara tersebut. Pasar modal sebagai tempat bertemunya antara pemilik yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak perusahaan yang membutuhkan dana dapat memobilisasi dana investasi tersebut yang pada gilirannya akan membantu pemerintah dalam memobilisasi dana masyarakat. Bahkan bukan hanya itu bagi perusahaan; baik perusahaan negara maupun swasta yang melakukan go public dengan dana yang diperolehnya dari pasar modal akan dapat melakukan ekspansi usaha yang berarti ada penambahan penyerapan tenaga kerja, kenaikan jumlah produksi, kenaikan omzet penjualan, kenaikan pendapatan dan tentunya akan menambah pemasukan pajak bagi negara.

Jadi dengan kata lain pasar modal memainkan peranan penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara karena pasar modal dapat berfungsi sebagai berikut:

a. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam kegiatan-kegitan yang produktif;

b. sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional;

c. mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus kesempatan kerja;

d. mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi; e. sebagai alternatif investasi bagi investor / pemodal;

f. menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu ” rate ” yang reasonable ”

(11)

g. memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market dalam menata system moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana ” Open Market operation ” pada waktu dibutuhkan oleh bank sentral.3

2.4. Manfaat Dari Pasar Modal

Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah sebagai berikut:

 Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.

 Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. Alternatif investasi memberikan potensi keuntungan dengan tingkat risiko yang dapat diperhitungkan.

 Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara.

 Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

 Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesi.4

2.5. Perkembangan Pasar Modal Di Indonesia

Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreninging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal Desember 1912, Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia.

Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Aktivitas yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas pasar midal sudah sejak tahun 1912 di Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu

3Op.Cit, Munir Fuady, hal 11

4HYPERLINK "http://art-buleleng.blogspot.com/"

(12)

sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.

Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar midal. Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi pasar midal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Verreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai perdagangan. Efek yang dperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan milik perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa Batabia dihentikan pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925 dan menambah jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua.

Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkan senagai Undang-undang No. 15 tahun 1952, setelah terhenti 12 tahun. Adapun penyelenggarannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bangk negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para pembeli obligasi banyak warga negara Belanda, baik perorangan maupun badan hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam.

Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga begara Belanda meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebyut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan Republik Indonesia denan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan

(13)

memuncaknya aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasonialisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda yangberoperasi di Indonesia, termasuk semua efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah perdagangan efek di Indonesia.

Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Unuk merangsang perusahan melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan atas pajak persetoan sebesar 10%-20% selama 5 tahun sejak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI yang membeli saham melalui pasar midal tidak dikenakan pajar pendapatan atas capital gain, pajak atas bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal.

Pada tahun 1988, pemerintah melakuka deregulasi di sektor keuangan dan perbankan termasuk pasar midal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan pasar midal antara lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakses 20 tahun 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paker 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok:

1. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%. 2. Diperkenalkan Bursa Paralel.

3. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang sebelumya dipungut oleh Bapepam.

4. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public. 5. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk.

6. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum ditiadakan.

7. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak dilengkapinya persyaratan.

(14)

Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.5

2.6. Asas-Asas Hukum Kegiatan Pasar Modal

Sebagai wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan wadah investasi bagi pemodal, keberadaan dan aktivitas pasar modal yang melibatkan banyak pihak. Agar tercipta iklim investasi yang baik. Pasal 3 ayat 1 dan ayat 2 menyebutkan : ” Pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal dilakukan oleh Badan Pembina dan pengawas pasar Modal yang selanjutnya disebut Bappepam yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan RI ”. Yang selanjutnya dalam penjelasan pasal 3 menegaskan bahwa : Mengingat pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi pemodal yang memiliki peranan strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasiona, kegitan pasar modal perlu mendapat pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, wajar dan efisien. Untuk itu, secara operasional Bappepam diberi kewenangan untuk membina, mengatur dan mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan di Pasar modal. Pengawasan tersebut dapat dilakukan dengan menempuh upaya-upaya, baik yang bersifat preventif dalam bentuk aturan, pedoman, pembimbingan, dan pengarahan maupun secara represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan dan pengenaan sanksi”.

Pasal 4 UU Pasar modal menjelaskan maksud pasal 3 ayat 1 yang merupakan kewenangan Bappepam itu bahwa tujuan pembinaan, pengaturan dan pengawasan oleh Bappepam-Lk dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dibawah ini akan dibahas secara garis besar mengenai definisi diatas yang merupakan asas-asas hukum dalam kegiatan pasar modal :

a. Pasar yang teratur adalah suatu keadaan pasar dimana didalamnya terdapat pengelola pasar dan adanya aturan main yang baku. Para pelaku atau

5

http://pengertiandancontohmakalah.blogspot.com/2014/09/pengertian-dan-contoh-makalah-pasar-modal.html.

(15)

pemain dalam pasar tersebut harus mengetahui dan mematuhi aturan main tersebut.

b. Pasar yang wajar, adalah suatu keadaan pasar dimana hubungan dalam penentuan harga dipengaruhi oleh Supply and demand (permintaan dan penawaran) dan bukan merupakan hasil rekayasa (manipulasi pasar). Untuk dapat dikatakan pasar yang wajar, maka harus dipenuhi syarat bahwa harga tidak didominasi oleh salah satu pihak, berapa pun harga yang terjadi tidak ada intervensi baik oleh pemerintah, pihak-pihak Penyelenggara dan perusahaan yang menciptakan harga yang semu untuk kepentingan pribadi yang dapat merugikan kepentingan investor;

c. Pasar yang efisien didasarkan kepada teori market efisien yang menyatakan bahwa pergerakan harga saham akan selalu bergerak kearah harga yang benarbila distribusi informasi yang menyebar ke pasar merata, sehingga harga yang tercipta merupakan refleksi dari harga pasar yang benar. Berarti faktor distribusi informasi yang menyebar dan diterima oleh masyarakat investor/pasar secara merata akan menghasilkan pembentukan harga yang wajar. Sehingga penggunaan parameter kenaikan atau penurunan harga saham, hanya dapat diformulasi dengan tepat berdasarkan pemantauan dan pengamatan secara terus menerus atas efektivitas penyebaran informasi.

Dari keterangan diatas Pasar efisien adalah suatu keadaan dimana para partisipan dalam hal ini para pelaku pasar (baik pembeli maupun penjual efek) jumlahnya harus cukup besar sehingga tidak satu pun dari pihak partisipan akan dapat mempengaruhi mekanisme pasar. Untuk dapat dikatakan suatu pasar efisien harus terpenuhinya syarat bahwa semua pihak merupakan pembentuk harga/ price taker, setiap partisipan memiliki akses langsung terhadap informasi secara simultan untuk meperoleh profit/gain, harga pasar yang terjadi mencerminkan informasi pasar dan tidak ada yang mendominasi.

Melakukan transaksi dengan teratur dengan memenuhi semua prosedur yang telah ditetapkan, pergerakan harga saham akan selalu bergerak kearah harga yang benar karena distribusi informasi enyebar secara merata, sehingga harga yang tercipta merupakan refleksi dari harga pasar yang benar. Selain itu bursa efek

(16)

diwajibkan untuk menerapkan praktik perdagangan yang wajar dengan mempertimbangkan aturan tentang prioritas harga dan waktu dalam pelaksanaan perdagangan.6

Munir Fuady menambahkan bahwa tujuan hukum yang merupakan target yuridis dari pengaturan pasar modal agar tercapai unsur-unsur sebagai berikut

1. Keterbukaan informasi

2. Profesionalisme dan tanggung jawab para pelaku pasar modal; 3. Pasar yang tertib dan modern

4. Efisiensi; kehidupan bagi pelaku pasar untuk merefleksikan dirinya dalam berperan sebagai fasilitator seperti Bursa Efek, emiten, perusahaa efek atau investor. Kepastian hukum akan mewujudkan suatu pasar yang teratur, wajar an kompetitif, dengan tetap memberikan perlindungan yang maksimal kepada investor yang menempatkan dananya di pasar modal. Semua pihak hendaknya menjalankan penegakan prinsip-prinsip keterbukaan dan kewajaran suatu transaksi. Pelaku-pelaku pasar hendaknya juga menjunjung tinggi etika, moral dan sikap profesionalisme dan menjaga kewibawaan lembaga-lembaga atau institusi yang diakui dan dipatuhi oleh pelaku pasar, dimana kebijaksanaan yang dikeluarkan dapat mengembangkan dan mendorong industri secara konsisten.

Kepercayaan dan kredibilitas pasar harus tercermin dari bagaimana sistem hukum pasar modal berpihak untuk kepentingan investor agar aman dari skandal-skandal yang dapat menggoncangkan kepercayaan mereka, dan melindungi untuk kepentingan yang lemah dari yang kuat, serta menjaga kepentingan minoritas dari pelaku mayoritas.

2.7. Hukum Dalam Pasar Modal di Indonesia

6Yully Rachmawati, Independensi Bappepam sebagai titik tolak pengawasan di Pasar Modal,

dalam Warta STIE Ahmad Dahlan No.42 Tahun XIII, Edisi Oktober-Desember 2004,hal 19-21).

7Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis. Menata Bisnis modern di era Global, Citra Aditya

Bhakti, Bandung, 2002, hal 53 ).

(17)

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek atau perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya atau lembaga profesi yang berkaitan dengan efek untuk melakukan transaksi jual beli.

Tujuan Pasar Modal adalah mempercepat proses ikut sertanya masyarakat dalam pemilikan saham menuju pemerataan pendapataan masyarakat serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana dan penggunaannya secara produktif untuk pembiayaan pembangunan nasional.

Oleh sebab itu, ada sebuah landasan hukum di dalam kegiatan pasar modal. Ini di harapkan agar terciptanya kegiatan yang aman dan menguntungkan bagi setiap orang yang terlibat di dalam pasar modal. Landasan hukumnya yaitu:

 UU Nomor 8 Tahun 1995, tentang Pasar Modal.

 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995, tentang Penyelenggaraan Kegiatan dibidang Pasar Modal.

 Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 1995, tentang Tata Cara Pemeriksaan dibidang Pasar Modal.

 Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995, tentang Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548 Tahun 1990 Pasar Modal, dll.

2.8. Sahnya Perjanjian Di dalam Pasar Modal

Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lainnya atau dimana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Perikatan merupakan suatu yang sifatnya abstrak sedangkan perjanjian adalah suatu yang bersifat kongkrit. Dikatakan demikian karena kita tidak dapat melihat dengan pancaindra suatu perikatan sedangkan perjanjian dapat dilihat atau dibaca suatu bentuk perjanjian ataupun didengar perkataan perkataannya yang berupa janji.

Melalui perjanjian terciptalah perikatan atau hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban pada masing-masing pihak yang membuat perjanjian. Dengan kata lain, para pihak terikat untuk mematuhi perjanjian yang telah mereka buat tersebut. Dalam hal ini fungsi perjanjian sama dengan perundang-undangan, tetapi hanya berlaku khusus terhadap para pembuatnya saja.

(18)

Secara hukum, perjanjian dapat dipaksakan berlaku melalui pengadilan. Hukum memberikan sanksi terhadap pelaku pelanggaran perjanjian atau ingkar janji.

Kontrak atau contracts (dalam bahasa Inggris) dan overeenskomst (dalam Bahasa Belanda) dalam pengertian yang lebih luas kontrak sering dinamakan juga dengan istilah perjanjian.

Istilah “kontrak” atau “perjanjian” dalam sistem hukum nasional memiliki pengertian yang sama, seperti halnya di Belanda tidak dibedakan antara pengertian “contract” dan “overeenkomst”. Kontrak adalah suatu perjanjian (tertulis) antara dua atau lebih orang (pihak) yang menciptakan hak dan kewajiban untuk melakukan atau tidak melakukan hal tertentu.

Pengaturan tentang perjanjian terdapat terutama di dalam KUH Perdata, tepatnya dalam Buku III. Disamping mengatur mengenai perikatan yang timbul dari perjanjian, juga mengatur perikatan yang timbul dari undang-undang misalnya tentang perbuatan melawan hukum.

Dalam KUH Perdata terdapat aturan umum yang berlaku untuk semua perjanjian dan aturan khusus yang berlaku hanya untuk perjanjian tertentu saja (perjanjian khusus) yang namanya sudah diberikan undang-undang.

Contoh perjanjian khusus, antara lain: jual beli, sewa-menyewa, tukar-menukar, pinjam-meminjam, pemborongan, pemberian kuasa, dan perburuan.

Selain KUH Perdata masih ada lagi sumber hukum perjajian lainnya di dalam produk hukum, misalnya Undang-undang perbankan dan keputusan presiden tentang Lembaga Pembiayaan. Di samping itu, juga di dalam yurisprudensi misalnya tentang sewa beli, dan sumber hukum lainnya.

Suatu asas hukum penting berkaitan dengan berlakunya perjanjian adalah asas kebebasan berkontrak. Artinya, pihak-pihak bebas untuk membuat perjanjian apa saja, baik yang sudah ada pengaturannya maupun yang belum ada pengaturannya dan bebas menentukan sendiri isi perjanjian. Namun, kebebasab tersebut tidak mutlak karena terdapat pembatasannya, yaitu tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan.

Dari bunyi pasal 1338 ayat (1) jelas bahwa perjanjian yang mengikat hanyalah perjanjian yang sah. Supaya sah pembuatan perjanjian harus berpedoman pada pasal 1320 KUH Perdata.

(19)

Pasal 1320 KUH Perdata menentukan empat syarat sahnya perjanjian, yaitu:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya

Yang dimaksudkan dengan kesepakatan di sini adalah adanya rasa ikhlas atau saling memberi dan menerima atau sukarela di antara pihak-pihak yang membuat perjanjian tersebut. Kesepakatan tidak ada apabila perjanjian dibuat atas dasar paksaan , penipuan atau kekhilafan.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

Kecakapan disini artinya para pihak yang membuat perjanjian haruslah orang-orang yang oleh hukum dinyatakan sebagai subyek hukum. Pda dasarnya semua orang menurut hukum cakap untuk membuat perjanjian. Yang tidak cakap adalah orang-orang yang di tentukan hukum, yaitu anak-anak, orang dewasa yang di tempatkan di bawah pengawasan (curatele), dan orang sakit jiwa.

3. Suatu hal tertentu

Hal tertentu maksudnya obyek yang diatur perjanjian tersebut harus jelas, setidak-tidaknya dapat di tentukan. Jadi, tidak boleh samar-samar. Hal ini penting untuk memberikan jaminan atau kepastian kepada para pihak dan mencegah timbulnya kontrak fisik, misalnya jual beli mobil, harus jelas merek apa, buatan tahun berapa, warna apa, nomor mesinnya berapa, dan sebagainya. Semakin jelas semakin baik. Tidak boleh misalnya jual beli sebuah mobil saja, tanpa penjelasan lebih lanjut.

4. Suatu sebab yang halal

Maksudnya isi perjanjian tidak boleh bertentangan dengan perundang-undungan yang sifatnya memaksa, keterlibatan umum, dan atau kesusilaan, misalnya jual beli bayi adalah tidak sah karena bertentangan dengan norma-norma tersebut.

2.8.1. Macam-macam Perjanjian  Perjanjian Konsensuil

Adalah perjanjian dimana adanya kata sepakat antara para pihak saja, sudah cukup untuk timbulnya perjanjian.

 Perjanjian Riil

(20)

Adalah perjanjian yang baru terjadi kalau barang yang menjadi pokok perjanjian telah diserahkan.

 Perjanjian Formil

Adalah perjanjian di samping sepakat juga penuangan dalam suatu bentuk atau disertai formalitas tertentu.

2.8.2. Syarat sahnya suatu perjanjian

syarat sahnya perjanjian pasal 1320 KHUP Perdata 1. Adanya kesepakatan kedua belah pihak.

Maksud dari kata sepakat adalah, kedua belah pihak yang membuat perjanjian setuju mengenai hal-hal yang pokok dalam kontrak.

2. Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum.

Asas cakap melakukan perbuatan hukum, adalah setiap orang yang sudah dewasa dan sehat pikirannya. Ketentuan sudah dewasa, ada beberapa pendapat, menurut KUHPerdata, dewasa adalah 21 tahun bagi laki-laki,dan 19 th bagi wanita. Menurut UU no 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dewasa adalah 19th bahi laki-laki, 16 th bagi wanita. Acuan hukum yang kita pakai adalah

KUHPerdata karena berlaku secara umum. 3. Adanya Obyek.

Sesuatu yang diperjanjikan dalam suatu perjanjian haruslah suatu hal atau barang yang cukup jelas.

4. Adanya kausa yang halal

Pasal 1335 KUHPerdata, suatu perjanjian yang tidak memakai suatu sebab yang halal, atau dibuat dengan suatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan hukum.

2.8.3. Pembatalan dan Pelaksanaan Suatu Perjanjian

Salah satu pihak (biasanya debitur atau pembeli yang berhubungan bisnis dengan perusahaan besar) tidak memiliki hak memilih yang berarti terhadap beberapa atau seluruh persyaratan kontrak;

persyaratan kontrak biasanya ditetapkan oleh pihak yang memiliki kedudukan kontraktual yang lebih kuat dihadapkan pada harapan-harapan pihak yang berkedudukan lebih lemah.

(21)

Pelaksanaannya:

a. Dibuat agar suatu industri atau bisnis dapat melayani transaksi tertentu secara efisien, khususnya untuk digunakan dalam akti- vitas transaksional yang diperkirakan akan berfrekuensi tinggi;

b. Dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang cepat bagi penggunanya, tetapi juga mampu memberikan kepastian hukum bagi pembuatnya;

c. Demi pelayanan cepat, ditetapkan terlebih dahulu secara tertulis dan dipersiapkan untuk dapat digandakan dan ditawarkan dalam jumlah sesuai kebutuhan;

d. Isi persyaratan distandarisir atau dirumuskan terlebih dahulu secara sepihak;

e. Dibuat untuk ditawarkan kepada publik secara massal.

2.8.4. Asas Perjanjian

Ada 7 jenis asas hukum perjanjian yang merupakan asas-asas umum yang harus diperhatikan oleh setiap pihak yang terlibat didalamnya.

 Asas sistem terbukan hukum perjanjian

Hukum perjanjian yang diatur didalam buku III KUHP merupakan hukum yang bersifat terbuka. Artinya ketentuan-ketentuan hukum perjanjian yang termuat didalam buku III KUHP hanya merupakan hukum pelengkap yang bersifat melengkapi.

 Asas Konsensualitas

Asas ini memberikan isyarat bahwa pada dasarnya setiap perjanjian yang dibuat lahir sejak adanya konsensus atau kesepakatan dari para pihak yang membuat perjanjian.

 Asas Personalitas

Asas ini bisa diterjemahkan sebagai asas kepribadian yang berarti bahwa pada umumnya setiap pihak yang membuat perjanjian tersebut untuk kepentingannya sendiri atau dengan kata lain tidak seorangpun dapat membuat perjanjian untuk kepentingan pihak lain.

 Asas Itikad baik

(22)

Pada dasarnya semua perjanjian yang dibuat haruslah dengan itikad baik. Perjanjian itikad baik mempunyai 2 arti yaitu :

 Perjanjian yang dibuat harus memperhatikan norma-norma kepatutan dan kesusilaan.

 Perjanjian yang dibuat harus didasari oleh suasana batin yang memiliki itikad baik.

 Asas Pacta Sunt Servada

Asas ini tercantum didalam Pasal 1338 ayat 1 KUHP yang isinya “Semua Perjanjian yang di buat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya. Asas ini sangat erat kaitannya dengan asas sistem terbukanya hukum perjanjian, karena memiliki arti bahwa semua perjanjian yang dibuat oleh para pihak asal memnuhi syarat-syarat sahnya perjanjian sebagaimana yang diatur di dalam pasal 1320 KUHP sekalipun menyimpang dari ketentuan-ketentuan Hukum Perjanjian dalam buku III KUHP tetap mengikat sebagai Undang-Undang bagi para pihak yang membuat perjanjian.

 Asas force majeur

Asas ini memberikan kebebasan bagi debitur dari segala kewajibannya untuk membayar ganti rugi akibat tidak terlaksananya perjanjian karena suatu sebab yang memaksa.

 Asas Exeptio non Adiempletie contractus

Asas ini merupakan suatu pembelaan bagi debitur untuk dibebaskan dari kewajiban membayar ganti rugi akibat tidak dipenuhinya perjanjian, dengan alasan bahwa krediturpun telah melakukan suatu kelalaian.8

BAB III

PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk mengingkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang

8 HYPERLINK "http://ahmadlupi.blogspot.com/2013/11/hijabers-wardrobe.html" \t"_blank"

(23)

disebut juga sebagai investor. Para investor melakukan berbagai tehnik analisis dalam menentukan investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Bentuk yang paling umum dalam investasi pasar modal adalah saham dan obligasi.

Jadi, kegiatan perekonomian diatur oleh hukum perdata yang timbul dalam perikatan yang bersumber dari perjanjian dan Undang-Undang. hukum perikatan digunakan dalam perbuatan hukum jual-beli, sewa-menyewa, asuransi, perbankan, surat-surat berharga, perjanjian kerja, pasar modal dan lainnya. Hukum perikatan juga menganut azas kebebasan berkontrak dan azas konsensualitas sebagai induk dari kebebasan para pihak dalam melakukan perikatan. Benda sebagai objek perikatan disebut objek hukum dalam penyerahan benda bergerak dan tidak bergerak merupakan salah satu prestasi yang harus dilakukan hak dan kewajibannya kepada salah satu pihak dalam perikatan.

Perjanjian diatur dalam pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata), yaitu “suatu perbuatan yang mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Berbeda dengan perikatan yang merupakan suatu hubungan hukum, perjanjian merupakan suatu perbuatan hukum. Perbuatan hukum itulah yang menimbulkan adanya hubungan hukum perikatan, sehingga dapat dikatakan bahwa perjanjian merupakan sumber perikatan.9

3.2. Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk memperoleh informasi mengenai Sahnya Perjanjian di Dalam Pasar Modal. Namun kami sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan bantuan pembaca untuk memberikan sarat, kritik, dan masukan agar makalh ini bisa menjadi lebih baik lagi. Terima kasih atas perhatiannya, kami tunggu saran dari pembaca.

9HYPERLINK "http://ahmadlupi.blogspot.com/2013/11/hijabers-wardrobe.html" \t"_blank"

(24)

DAFTAR PUSTAKA

 HYPERLINK http://www.google.com/pasar modal

 HYPERLINK http://art-buleleng.blogspot.com/

 Op.Cit, Munir Fuady, hal 11

http://pengertiandancontohmakalah.blogspot.com/2014/09/pengertian-dan-contoh-makalah-pasar-modal.html.

 Yully Rachmawati, Independensi Bappepam sebagai titik tolak

pengawasan di Pasar Modal, dalam Warta STIE Ahmad Dahlan No.42 Tahun XIII, Edisi Oktober-Desember 2004,hal 19-21).

 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis. Menata Bisnis modern di era Global, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2002, hal 53 ).

 HYPERLINK "http://ahmadlupi.blogspot.com/2013/11/hijabers-wardrobe.html" \t"_blank".

(25)

Referensi

Dokumen terkait

itu bertujuan agar BAPMI dapat dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh pelaku pasar modal. Bapepam-LK sendiri juga akan mencantumkan klausul arbitrase yang

• Pasar modal yang efisien salah satu di mana harga saham secara penuh merefleksikan informasi yang tersedia.. • EMH memiliki implikasi bagi investor

Bursa Efek Indonesia mulai awal tahun 2007 telah memberikan kesempatan untuk memperdagangkan ETF (Exchange Traded Fund) di Pasar Modal Indonesia.Instrumen ini merupakan

4.4.4 Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa FE USU Terhadap Peran Para Pelaku Pasar Modal dan Lembaga Penunjang yang Terlibat Langsung Dalam Proses Transaksi di

Penjelasan Pasal 6 Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, antara lain menyebutkan bahwa “kegiatan bursa efek pada dasarnya adalah menyelenggarakan dan menyediakan

- Mengakomodasi perdagangan dari pasar domestik dan pasar internasional - Menjadikan Bursa Efek Indonesia sejajar dengan bursa-bursa di dunia. Seluruh order yang masuk ke sistem

Karena menariknya pasar modal dalam memberikan keuntungan hal tersebut membuat semakin banyak investor domestik yang kini melakukan investasi di pasar modal oleh

Tanggungjawab Bursa Efek Indonesia dalam melindungi investor di pasar modal yaitu dengan menjalankan peran sebagai fasilitator perdagangan efek dalam pasar modal, termasuk menyediakan