• Tidak ada hasil yang ditemukan

ekonomi pertanian menuju pertanian tangguh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ekonomi pertanian menuju pertanian tangguh"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas ekonomi pertanian#5

MAKALAH

PEMASARAN HASIL PERTANIAN

DI SUSUN OLEH : GITA INDIRA

1396141015

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Petani Indonesia mayoritas termasuk dalam kategori peasant. Peasant diartikan oleh Eric R. Wolf sebagai petani pedesaan, sebagai orang desa yang bercocok tanam di pedesaan tidak didalam ruangan-ruangan tertutup (greenhouse) ditengah-tengah kota atau kotak-kotak aspidistra di atas ambang jendela, mereka bukanlah farmer, atau pengusaha pertanian (agricultural entrepeneur) seperti kita kenal di Amerika Serikat. Sehingga hasil yang dicapai dalam produksi pertanian belum cukup untuk memenuhi kebutuhan negara. Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah mengimpor produk hasil pertanian seperti beras, cabai, sayur, dan lain sebagainya. Ironis memang indonesia merupakan negara agraris yang hanya ada dua musim sehingga pertanian sangat cocok di negara ini. Dikarenakan sumber daya manusia yang kurang berkualitas dan kurangnya pengetahuan petani indonesia sehingga produk yang dihasilkan masih kurang.

Menjalani kegiatan pertanian bukan hanya sebatas memproduksi atau melakukan kegiatan pertanian, baik budidaya tanaman maupun beternak sehingga memperoleh hasil pertanian yang berlimpah. Tetapi dibalik itu, bagaimana pasaran untuk hasil usaha tani agar pertanian tersebut dapat menguntungkan dari segi ekonomi. Produktivitas pertanian yang tinggi akan menjadi sia-sia jika tidak sepenuhnya dapat diserap oleh pasar. Oleh karena itu, pemasaran untuk hasil usaha tani menjadi kata kunci dalam kegiatan pertanian.

Untuk hasil-hasil itu perlu ada pasaran serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu memproduksikannya. Kebanyakan petani harus menjual hasil-hasil usaha taninya sendiri atau di pasar setempat. Karena itu, perangsang bagi mereka untuk memproduksi barang-barang jualan, bukan sekedar untuk dimakan keluarganya sendiri, lebih banyak tergantung pada harga setempat. Harga ini untuk sebagian tergantung pada efisiensi sistem tataniaga yang menghubungkan pasar setempat dengan pasar di kota-kota.

Menurut Kuznets (1964), sektor pertanian di negara sedang berkembang (Low Developing Countries/LDCs) memiliki empat kontribusi terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu kontribusi produk, pasar, faktor-faktor produksi dan devisa.

(3)

membuat petani membagi lahannya tanpa pikir panjang. Akhirnya, rata-rata petani di Indonesia hanya memiliki lahan yang sempit, dan tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Kondisi petani yang seperti itu sering disebut dengan petani subsisten. Dimana petani subsisten tidak pernah memikirkan kehidupan mereka dalam jangka panjang, mereka hanya memikirkan bagaimana mereka besok mendapat makanan, dan bagaimana mereka dapat hidup esok.

Petani subsisten ini banyak terdapat pada petani pedesaan, dimana berpendapat bahwa arti “hidup berkecukupan” adalah bisa untuk membeli makan setiap hari, dan bisa untuk menyekolahkan anaknya. Oleh karena itu, petani di Indonesia, selalu dipandang kelas bawah karena lahannya yang kecil, serta kehidupannya yang dibawah rata-rata dalam mencapai kesejahteraan hidup. Untuk lebih jelasnya kami akan membahas pada bab selanjutnya. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dalam makalah ini yaitu: a. Definisi pemasaran ?

b. Fungsi-fungsi pemasaran ? c. Saluran pemasaran ? d. Marjin pemasaran ?

e. Peran masing-masing lembaga pemasaran ? 1.3 Tujuan penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu: a. Untuk mengetahui Definisi pemasaran

b. Untuk mengetahui Fungsi-fungsi pemasaran c. Untuk mengetahui Saluran pemasaran d. Untuk mengetahui Marjin pemasaran

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI PEMASARAN

Pemasaran adalah sejumlah kegiatan bisnis yang di tujukan untuk memberi kepuasan dari barang atau jasa yang di pertukarakan kepada konsumen atau pemakai (kontler, 1997). Defenisi tersebut sangant tepat untuk di jadikan dasar dalam mendefenisiskan istilah pemasaran pertanian karena pengertian tersebut dapat mencakup perpindahan barang atau jasa mulai dari subsistem pengadaan dan penyaluran input pertania, produsen hasil pertanian, agroindustri, pedagang pengumpul, pengecer dan lembaga – lembaga perantara dan pemakai lainnya. Dengan demikian pemasaran pertanian dapat di defenisikan sebagai sejumlah kegiatan bisnis yang di tujukan untuk memberi kepuasan dari barang atau jasa yang di pertukarkan kepada konsumen atau pemakai dalam bidang pertanian, baik input maupun produk pertanian.

B. Fungsi-Fungsi Pemasaran

Dalam proses pemasaran produk pertanian dari produsen hingga ke konsumen akhir, terjadi peningkatan nilai tambah baik berupa nilai guna, tempat dan waktu. Hal ini di sebabkan oleh pelaksanaan berbagai kegiatan pemasaran sebelum produk pertanian sampai ke konsumen.

Fungsi-fungsi pemasaran yang di lakukan oleh lembaga-lembaga pertanian, mencakup fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitasi :

1. Fungsi pertukaran

(5)

umumnya di awali dengan aktifitas mencari produk, mengumpulkan dan menegoisasikan harga.

2. Fungsi fisik

Fungsi fisik mencakup, aktivitas perlakuan, pengangkutan dan penyimppanan serta perubahan fisik produk :

1. Fungsi penyimpanan, suatu aktivitas bertujuan agar produk tersedia dalam volume transaksi yang memadai pada waktu yang di inginkan.

2. Fungsi pengangkutan, fungsi ini berkenaan dengan penyediaan barang pada tempat yang sesuai. Fungsi di sebut juga fungsi transportasi, fungsi ini dapat berjalan dengan baik dengan melakukan pemilihan alternatif rute dan jenis transportasi yang di gunakan.

3. Fungsi perubahan fisik produk, fungsi ini di cirikan oleh adanya perubahan wujud fisik produk.

3. Fungsi fasilitasi

Adalah segala hal yang bertujuan untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Di maksudkan fungsi ini dapat menjadi upaya perbaikan sistem pemasaran sehingga efisiensi operasional dan penetapan harga jual dapat tercapai. Termasuk dalam fungsi fasilitasi adalah standarisasi, pembiayaan, penanggungan resiko, informasi pasar, riset pemasaran dan penciptaan permintaan.

1. Fungsi standarisasi, fungsi pendanaan akan menjadi penting apa bila terjadi perbedaan waktu antara pembelian suatu produk penjualan. Semakin lama semakin banyak barang yang disimpan maka dana yang di butuhkan semakin besar. Di katakan penting dalam hal perhitungan biaya pemasaran.

(6)

3. Fungsi informasi pasar, fungsi ini meliputi pengumpulan, interprestasi, dan diseminasi informasi dari berbagai macam data yang di perlukan agar proses pemasaran dapat berjalan lancar. Pekerjaan ini sering di lakukan dalam manajemen pemasaran agar pengambilan keputusan dapat di lakukan dengan baik, seperti penyimpanan, transportasi, dan lain-lain.

4. Fungsi riset pemasaran, penelitian pasar seringkali perlu di lakukan agar pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efesien, seperti selera konsumen, bagaimana meningkatkan penjualan, bagaimana melakukan persaingan di pemasaran.

C. Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah rute yang di lalui oleh produk pertanian ketika produk bergerak dari farm gate yaitu petani produsen ke pemakai terakhir (konsumen). Produk pertanian yang berbeda akan mengikuti saluran pemasaran yang berbeda pula. Umunya saluran pemasaran terdiri atas sejumlah lembaga pemasaran dan pelaku pendukung. Mereka akan secara bersama-sama mengirimkan dan memindahkan hak kepemilikan atas produk dari tempat produksi hingga ke penjual terakhir. Musselman dan jakson (1992).

Glenn Waters dalam Bayuswastha (1982), mendefinisikan saluran pemasaran sebagai sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu.

Fungsi utama dari saluran pemasaran ialah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Terdapat berbagai macam saluran pemasaran :

1. Produsen – konsumen, bentuk saluran pemasaran ini merupakan yang paling pendek dan sedehana Karena tampa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual produk langsung ke konsumen. Saluran biasa disebut saluran distribusi pemasaran langsung. 2. Produsen – pengecer – konsumen, dalam saluran ini produsen hanya melayani

Penjualan dalam jumlah besar kepda pedagang pengecer. Pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

(7)

pedagang pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

4. Produsen – agen – pedagang pengecer – konsumen, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya di tujukan kepada pedagang pengecer besar.

5. Produsen – agen – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen, dalam saluran ini produsen menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya ke pedagang besar yang kemudian menjualnya ke tokoh kecil.

Pemilihan saluran distribusi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Sifat pembeli, seperti kebiasaan membeli, frekuensi pembelian, letak geografis, dan lain sebagainya.

 Sifat produk.  Sifat perantara.  Sifat pesaing.

 Sifat perusahaan dan sebagainya.

Sifat pembeli sangat memengaruhi keputusan produsen dalam memilih saluran distribusi yang dipakai.

Demikian juga sifat produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah pentingnya. Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya, bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari konsumen, harganya dan sebagainya. Kesemuanya itu perlu untuk dijadikan bahan pertimbangan yang penting.

Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada konsumen industri ataupun konsumen akhir.

(8)

Tipe perantara dalam kenyataan juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilaksanakan perantara ternyata lebih efisien dibandingkan dengan produsen yang bersangkutan biasanya memasukkan perantara ke dalam saluran distribusi yang dipilihnya.

Pada dasarnya ada 3 jenis perantara, yaitu pedagang, pengecer, dan agen. Pedagang (Wholesaler) adalah perantara yang secara nyata mempunyai barang dagangan dan melakukan fungsi pemasaran di mana barang yang didagangkan dalam jumlah volume penjualan yang besar sehingga pedagang besar ini hanya melayani pembelian dalam jumlah yang banyak atau dengan kata lain tidak melayani konsumen akhir yang membeli untuk memenuhi kebutuhan pribadinya (atau bersifat non bisnis).

Perantara yang kedua adalah pengecer (retailer). Pengecer merupakan jenis perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir, baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri.

Perantara yang ketiga adalah agen. Agen mempunyai perbedaan dengan pedagang besar ataupun pengecer. Hal ini diperhatikan pada masalah hak kepemilikan barang yang dijualnya. Kalau pedagang besar dan pengecer mempunyai hak milik pada barang yang dijual maka kalau pada agen sebaliknya. Biarpun sebagian mereka dapat menjual dalam partai besar tetapi tetap hak miliknya meski berada pada produsennya.

D. MARJIN PEMASARAN

Produktivitas hasil pertanian selalu mengalami fluktuasi, sedangkan harga hasil pertanian ditingkat prodesen cenderung mengalami peningkatan yang cukup berarti, hal ini diduga berkaitan dengan rendahnya produktivitas dari hasil pertanian. Singh dalam Sahara (2001) mengatakan bahwa fluktuasi harga yang tinggi di sektor pertanian merupakan suatu fenomena yang umum akibat ketidakstabilan (inherent instability) pada sisi penawaran.

(9)

menderita kerugian dalam jangka pendek sehingga menimbulkan kurangnya keinginan untuk melakukan investasi di sektor pertanian atau petani akan beralih ke komoditas yang memiliki harga jual yang lebih tinggi. Selanjutnya banyaknya lembaga tataniaga yang terlibat dalam pemasaran hasil pertanian akan mempengaruhi panjang pendeknya rantai tataniaga dan besarnya biaya tataniaga. Besarnya biaya tataniaga akan mengarah pada semakin besarnya perbedaan harga antara petani produsen dengan konsumen. Hubungan antara harga yang diterima petani produsen dengan harga yang dibayar oleh konsumen pabrikan sangat bergantung pada struktur pasar yang menghubungkannya dan biaya transfer. Apabila semakin besar margin pemasaran ini akan menyebabkan harga yang diterima petani produsen menjadi semakin kecil dan semakin mengindikasikan sebagai sistem pemasaran yang tidak efisien (Tomek and Robinson, 1990). Persoalan mutu dan harga hasil pertanian merupakan bagian dari masalah tataniaga hasil pertanian yang tidak dapat dipisahkan karena mempunyai dampak langsung terhadap pihak-pihak yang terkait dalam perdagangan hasil pertanian.

Selain itu keberadaan lokasi lahan pertanian yang terpencar-pencar dan jauh dari pusat perekonomian yang mengarah pada terbentuknya rantai tataniaga yang panjang karena adanya peran hierarki dari pedagang perantara yang cenderung menambah kompleksitas upaya perbaikan mutu hasil pertanian. Analisis margin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran/disribusi (Tomeck and Robinson, 1990; Sudiyono, 2001).

E. PERAN MASING-MASING LEMBAGA PEMASARAN

(10)

Tingkat ptoduktivitas sistem pemasaran dapat dilihat dari efisiensi dan efektifitas seluruh kegiatan fungsional kegiatan pemasaran, yang juga menentukan kinerja operasi dan proses sistem. Efisiensi pemasaran dapat ditinjau dari terselenggaranya integrasi vertikal dan integrasi horizontal yang kuat, terjadi pembagian yang adil dari rasio nilai tambah yang tercipta dengan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produktif masing-masing pelaku (Gumbira. E dan A. Haritz Intan, 2001)

Sistem pemasaran mempunyai peranan penting sebagai bagian dari subsistem agribisnis. Kegiatan pemasaran akan sangat mempengaruhi kegiatan subsistem lainnya dan mekanisme agribisnis secara keseluruhan. Pemasaran seperti disebutkan sebelumnya merupakan kegiatan yang produktif karena dalam kegiatannya proses pemasaran meciptakan nilai guna bagi barang yang diproduksi salahsatunya pemasaran memenuhi kegunaan waktu (time utility). Maksudnya adalah kegiatan pemasaran mendorong tersedianya produk sesuai dengan waktu dibutuhkannya oleh konsumen baik dari segi kualitas, kuantitas maupun kontinuitas.

Kegiatan pemasaran tidak hanya proses pemindahan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen. Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang sangat kompleks meliputi proses pengumpulan produk dari para petani, pengepakan, penyimpanan, pendistribusian, termasuk di dalamnya pemilihan saluran pemasaran. Kegiatan-kegiatan tersebut bukan tanpa biaya. Efisiensi pemasaran dapat dinilai dari biaya akumulasi semua proses tersebut. Sistem pemasaran akan semakin efisien apabila semua kegiatan tersebut di atas dilakukan dengan mengeluarkan biaya minimum. Sistem pemasaran yang efisien akan mendorong rendahnya margin pemasaran sehingga perbaikan pendapatan di pihak produsen, harga yang relatif murah bagi konsumen serta keuntungan yang normal bagi para pelaku kegiatan pemasaran akan tercapai.

(11)

Sifat produk pertanian yang bulky dan voluminous menyebabkan pengangkutan dalam ruang yang luas yang memakan biaya angkut yang tinggi. Hal ini tentu saja menyebabkan kegiatan pemasaran menjadi tidak efisien. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan jarak produsen yang sebisa mungkin dekat dengan konsumen target sehingga pengangkutan dapat berjalan dengan biaya rendah. Selain itu jarak produsen dan konsumen dapat memenuhi kebutuhan konsumen jauh lebih cepat dilihat dari sisi waktu.

Sifat produk pertanian lain yang juga sangat mempengaruhi mekanisme pemasaran adalah sifat produk pertanian yang musiman. Sehingga penentuan sistem pemasaran harus mempertimbangkan keberimbangan antara proses produksi atau panen yang bersifat musiman dengan kebutuhan konsumen yang sepanjang waktu. Mengatasi hal tersebut maka hal yang harus diperbaiki dalam sistem pemasaran adalah distribusi antar produsen di setiap daerah serta informasi pasar dari konsumen yang akan sangat berguna bagi produsen memenuhi kebutuhan pasar.

Distribusi yang lancar dari setiap produsen antar daerah adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang pasti akan berbeda di setiap pasar. Distribusi yang efisien diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar sesuai dengan kuantitas yang diinginkan dan kontinuitas. Selain itu teknologi penyimpanan antar panen akan mampu mengantisipasi kendala kesenjangan antara penawaran produk pertanian yang musiman dengan permintaan konsumen yang sepanjang waktu. Menurut Gumbira dan A. Harizt Intan, 2001, peranan sistem pemasaran adalah sebagai berikut:

a. Memaksimumkan tingkat konsumsi. Sistem pemasaran memiliki sasaran dan berusaha untuk memaksimumkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap berbagai jenis produk yang dipasarkan. Sistem pemasaran yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang diinginkan akan meningkatkan tingkat konsumsi. Secara tidak langsung, semakin meningkatnya konsumsi pasar akan mendorong kegiatan produksi semakin meningkat termasuk kegiatan pemasaran.

b. Memaksimumkan kepuasan konsumen. Tingkat kepuasan konsumen ini bergantung dari keunggulan sifat-sifat dan karakteristik produk yang memberikan dampak positif bagi konsumen. Kepuasan konsumen akan berbeda baik antarwaktu, antartempat, tingkat sosial maupun kebiasaan.

(12)

d. Memaksimumkan mutu hidup, tidak hanya ditentukan oleh mutu, kuantitas dan tingkat ketersediaan produk serta jumlah biaya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk tersebut tetapi juga oleh mutu lingkungan fisik dan kebiasaan atau kebudayaan setempat.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam laporan ini adalah :

 Pemasaran adalah sejumlah kegiatan bisnis yang di tujukan untuk memberi kepuasan dari barang atau jasa yang di pertukarakan kepada konsumen atau pemakai

 saluranpemasaran adalah sekelompok pedagang dan agen yang mengkombinasikan antarapemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagipasar tertentu

 Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran

 Dari hasil praktikum, saluran pemasaran yang umum di gunakan dalam tataniaga hasil pertanian produk pertanian, yaitu dari produsen ke konsumen dan dari produsen ke pedagang pengecer kemudian di jual ke konsumen

3.2 Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Said – Gumbira E. Intan Harizt A . 2001. Manajemen agribisnis. Jakarta. Ebalia Indonesia

Abu mutsanna. 2008. Analisa Usaha Tani Timun .

http://abumutsanna.wordpress.com/2008/09/23/analisa-usaha-tani-mentimun/ . Diakses pada tanggal 23/januari/2014

Diyas. 2013. Pemasaran Pertanian. http://diyazzarvareza.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diaskses pada tanggal 23/januari/2014

Sadly ashari. 2013. Laporan Praktikum Manajemen Pemasaran.

http://thyasanglarasaty.blogspot.co.id/2012/02/efisiensi-pemasaran-produk-pertanian.html

http://adf.ly/2038312/banner/http://agribisnis.blogspot.co.id/2009/11/margin-pemasaran-hasil-pertanian.html

Referensi

Dokumen terkait

Pada subjek 2, komunikasi verbal dilakukan dengan mengu- capkan kata maupun kalimat sederhana. Misalnya, subjek pernah mengatakan “teh..teh..”, namun di kesempatan lain

Hasil penelitian juga menunjukkan variabel pencahayaan dengan nilai OR = 1,333 yang berarti kesembuhan penyakit TB Paru pada responden dengan pencahayaan tidak memenuhi

Manfaat yang diperoleh dari pelaksaan budaya disiplin infaq yang. dilakukan setiap hari membawa banyak perubahan terutama bagi

Seluruh teman – teman mahasiswa program studi elektro Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan selama penyelesaian

1) Hasil observasi siklus I pertemuan pertama adalah aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran model Make A Match dengan media gambar menunjukkan bahwa:

Kedua arteri coronaria kanan dan kiri, menyuplai darah untuk dinding jantung. Arteri ini keluar dari aorta tepat diatas katup aorta dan berjalan ke bawah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan. Ilmu Pengetahuan

Dalam paper ini, fokus penelitiannya adalah penerapan ciri untuk mesin pengklasifikasi ekspresi wajah dari citra statis dengan pengklasifikasian menggunakan jaringan