• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis (CIRC ) Sebagai Metode Peningkatan Efektifitas Pengajaran Membaca (Reading ) (201 - 213) Lydia Ersta Kusumasningtyas Nasib dan Prospek Guru Wiyata bhakti di Era Otonomi Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis (CIRC ) Sebagai Metode Peningkatan Efektifitas Pengajaran Membaca (Reading ) (201 - 213) Lydia Ersta Kusumasningtyas Nasib dan Prospek Guru Wiyata bhakti di Era Otonomi Daerah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

gregetnya sebagai Jurnal ilmiah yang sedianya sudah siap untuk selangkah maju untuk

pengajuan akreditasi dari Dirjen Dikti. Namun karena berbagai pertimbangan rencana itu

harus kita tunda dulu.

Pencinta Jurnal widya Wacana yang terhormat, pada Penerbitan volume 7 Nomor 2

Mei 2011 mengalami peningkatan yang signifikan peminatnya. Meskipun agak terlambat,

namun keterlambatan tersebut bukanlah sebuah kelalaian, melainkan sebagai salah satu

proses yang harus dilalui. Beberapa masukan dari tim Detaser juga sangat berharga untuk

menambah cantiknya Jurnal tercinta kita ini.

Banyaknya naskah yang masuk baik dari dosen di FKIP UNISRI, dari

teman-teman dosen Fakultas di luar FKIP dan dari teman-teman guru membuat dewan redaksi agak

selektif dalam pemuatannya. Untuk itu kepada teman-teman yang naskahnya belum

dimuat pada penerbitan kali ini untuk dapat bersabar.

Harapan redaksi adalah semoga penerbitan-penerbitan selanjutnya, Widya Wacana

akan lebih tepat waktu dan semakin dapat menampung keinginan bagi pecinta Widya

Wacana

Mei 2011

(2)

Volume 7. Nomor 2 Januari 2011 DAFTAR ISI

Fenty Kusumastuti

Sri Hartini

Metode Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis (CIRC ) Sebagai Metode Peningkatan Efektifitas Pengajaran Membaca (Reading )

(201 - 213)

Lydia Ersta Kusumasningtyas

Nasib dan Prospek Guru Wiyata bhakti di Era Otonomi Daerah (214 - 218)

Sutoyo

Pentingnya kompetensi Lulusan Terhadap karir (219 - 229)

AR Koesdyantho

Film Kartun Dora The Explorer Sebagai Media pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Anak: Subtitling Atau Dubbing (156 - 168)

Mencapai Kematangan Perilaku Anak Melalui Bermain (187 - 200)

Luqman Al Hakim

Kesiapan Membaca (Reading Readines) pada Anak Usia Taman Kanak-kanak (169 - 178)

Ismoyowati

Ketrampilan Mengajar Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (179 - 186)

(3)

perusahaan, manajer sumber daya manusia

harus diikutkan dalam suatu tim dengan

bagian pemasaran, keuangan, produksi,

dengan harapan keputusan yang diambil

akan tepat.

Kegiatan personalia seperti

rekrutmen, pelatihan, dan evaluasi

mempunyai dua peran (Dessler, 2000).

Peran pertama adalah mengisi

posisi-posisi tertentu dengan karyawan yang

mempunyai minat, kemampuan, dan

ketrampilan yang memenuhi syarat. Peran

kedua adalah melindungi minat jangka

panjang karyawan dan mendorong

k a r y a w a n u n t u k t u m b u h d a n

merealisasikan potensinya secara penuh.

Untuk mewujudkan kedua peran tersebut,

perusahaan melakukan tindakan nyata

dengan perencanaan dan pengembangan

karir bagi karyawan. PENDAHULUAN

Setiap perusahaan sangat

tergantung pada sumber daya manusia

dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya. Tanpa memiliki sumber daya

m a n u s i a y a n g k o m p e t i t i f , m a k a

perusahaan akan mengalami kesulitan

dalam menghadapi pesaing. Sehingga

perusahaan sangat berkepentingan

t e r h a d a p p e r k e m b a n g a n k a r i r

karyawannya.

Departemen sumber daya

manusia merupakan bagian yang dianggap

penting dalam perusahaan, karena

departemen ini dibutuhkan oleh bagian

lain dalam perusahaan terutama yang

berhubungan dengan karyawan. Manajer

sumber daya manusia harus mempunyai

pengetahuan bisnis walaupun sedikit,

sehingga dalam pembuatan kebijakan

PENTINGNYA KOMPETENSI LULUSAN TERHADAP KARIR

Oleh: AR Koesdyantho

Abstraks: Karir seorang pegawai sangat ditentukan oleh kompetensinya, sehingga

perusahaan berkepentingan untuk mengangkat calon pegawai yang kompeten di

bidangnya. Sekolah sebagai salah satu lembaga yang bertugas mempersiapkan lulusannya

untuk memasuki dunia kerja mempunyai tanggung jawab menjadikan siswa-siswa agar

mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing. Untuk mempersiapkan calon

tenaga kerja yang kompeten bisa dilakukan melalui: (1) Penerapan kurikulum berbasis

kompetensi di lembaga pendidikan, khususnya SMK (2) Dilakukan uji kompetensi oleh

lembaga yang berwenang.

(4)

Sehingga dengan menggunakan tolok ukur

seperti tersebut di atas, dapat diartikan

program pengembangan karir mengalami

kegagalan.

Oleh karena itu, harus dikembangkan

pengertian dan sikap yang tidak

mengartikan sukses karir sebagai promosi.

Sukses karir harus dikaitkan dengan

program pengembangan sebagai usaha

m e m b e r i k a n r a s a k e p u a s a n b a g i

karyawan, dengan memenuhi kebutuhan

masing-masing sesuai prestasi kerjanya.

Maka perlu dikembangkan pelaksanaan

manajemen karir dengan perspektif

individual. Untuk bisa mencapai

kesuksesan dalam karir seorang karyawan

harus mempunyai kompetensi dalam

b i d a n g p e k e r j a a n n y a , s e h i n g g a

perusahaan dalam merekrut karyawan

harus memperhatikan faktor kompetensi

tersebut. Kompetensi calon karyawan

tidak bisa terlepas dari latar belakang

pendidikannya.

Pendidikan dalam arti sempit

didefinisikan sebagai pengajaran yang

diselenggarakan di sekolah sebagai

lembaga pendidikan formal. Sekolah

sebagai lembaga pendidikan hanya

merupakan salah satu entitas untuk

penyelenggaraan pendidikan, sehingga

pendidikan di sekolah mempunyai

keterbatasan-keterbatasan.

A d a p u n k e t e r b a t a s a n

-keterbatasan tersebut ditunjukkan oleh Karir adalah serangkaian posisi yang

berhubungan dengan kerja, entah dibayat

atau tidak, yang membantu seseorang

b e r t u m b u h d a l a m k e t r a m p i l a n ,

keberhasilan dan pemenuhan kerja

(Dessler, 2000). Individu, manajer, dan

orgnaisasi memiliki peran dalam

pengembangan karir individu, sehingga

individu harus memikul tanggung jawab

untuk karirnya sendiri-sendiri, mengambil

langkah-langkah untuk keberhasilan

karirnya tersebut.

Pembinaan karir di perusahaan perlu

direncanakan dan dilaksanakan secara

terus menerus. Dengan perencanaan dan

pelaksanaan pengembangan karir yang

efektif dan efisien, sebuah perusahaan

akan selalu siap dalam mengantisipasi

t a n t a n g a n b i s n i s , b a h k a n d a l a m

pengembangan dan pembukaan bisnis

baru. Sehingga memungkinkan perushaan

dapat bersaing dalam lingkungan bisnis

yang kompetitif.

Bertolak dari pengertian pembinaan

karir tersebut, berarti setiap karyawan

mempunyai peluang untuk mewujudkan

karir yang sukses bagi dirinya

masing-masing. Dari sudut pandangan tradisional,

karir yang sukses bagi karyawan diartikan

sebagai memperoleh promosi jabatan ke

jenjang yang lebih tinggi. Akan tetapi

kenyataannya di perusahaan, kegiatan

mempromosikan karyawan ke jenjang

(5)

tantangan yang akan dihadapi perusahaan

pada dekade mendatang, yang akan

meningkatkan pentingnya praktek

manajemen sumber daya manusia.

Tantangan tersebut adalah: tantangan

global, tantangan dalam memenuhi

kebutuhan stakeholder, tantangan dalam

sistem kerja dengan kinerja yang tinggi.

Salah satu tantangan yang dihadapi

perusahaan adalah tantangan global.

Untuk mempertahankan kelangsungan

hidup dan memasuki pasar global,

perusahaan harus mampu berkompetisi di

pasar internasional. Untuk menghadapi

tantangan-tantangan praktek-praktek yang

dapat memperbaiki kompetisi global, dan

mempersiapkan pegawai dengan lebih

baik.

Untuk menghadapi kompetisi global,

p e r u s a h a a n - p e r u s a h a a n b e r u s a h a

m e n y e l e k s i d a n m e m p e r t a h a n k a n

pegawai-pegawai yang bertalenta,

pelatihan dan pengembangan pegawai,

membongkar struktur birokrasi tradisional

yang membatasi kemampuan pegawai

untuk dapat berinovasi dan kreatif.

Pegawai sangat penting dalam

kompetisi dan strategi bertahan dalam

jangka pendek maupun panjang, sehingga

perusahaan harus mengelola sumber daya

manusia mereka secara efektif dalam

menghadapi kompetisi domestik maupun

global.

Menurut Jack Welch, CEO karakteristik-karakteristik pendidikan di

sekolah sebagai berikut:

1. Masa pendidikan berlangsung

dalam waktu yang terbatas, yaitu:

masa anak dan remaja.

2. Proses belajar mengajar secara

teknis berlangsung di kelas.

3. Bentuk kegiatan terprogram dalam

bentuk kurikulum. Berorientasi

p a d a k e g i a t a n g u r u y a n g

mempunyai peranan sentral dan

menentukan, terjadwal, waktu dan

tempatnya tertentu.

4. Tujuannya hanya terbatas pada

p e n g e m b a n g a n k e m a m p u a n

tertentu.

Kaum Behaviouris mempunyai

k e p e r c a y a a n k u a t t e r h a d a p

kemampuan ilmu dan teknologi bagi

pembangunan kehidupan manusia

yang lebih baik. Adapun misinya

a d a l a h m e l a k s a n a k a n d a n

mengembangkan semangat dan

konsep-konsep ilmu dan teknologi

d a l a m d i r i i n d i v i d u s e h i n g g a

menghasilkan tenaga-tenaga yang

berkemampuan kerja produktif.

P e r m a s a l a h a n n y a a d a l a h

bagaimana cara dan langkah-langkah

yang harus dilakukan agar bisa

dihasilkan lulusan sekolah seperti yang

diharapkan kaum behaviouris tersebut.

PEMBAHASAN

(6)

kemampuan karyawan dalam menghadapi

kompetisi.

Yang perlu diperhatikan adalah ada 7

kunci industri dalam persaingan global

saat ini: mikroelektronik, bioteknologi,

industri bahan baku, penerbangan sipil,

telekomunikasi, robot dan peralatan mesin

serta komputer dan software. Semuanya

merupakan industri brainpower. Bila

brainpower mengendalikan bisnis, maka

s a n g a t p e n t i n g u n t u k m e n g e l o l a

“kowledge worker”

Seiring dengan perkembangan dalam

globalisasi, maka paradigma baru di

bidang ekonomi adalah adanya permintaan

terhadap knowledge workers, yaitu orang yang menghasilkan nilai dengan

kemampuan otaknya daripada dengan

tangannya. Organisasi yang bisa

mempergunakan knowledge workers akan

sukses dalam persaingan di abad

informasi.

Menurut Malhotra (1998), knowledge

worker diperlukan untuk mempermudah dan memeprcepat dalam aplikasi teknologi

baru ke dalam konteks bisnis. Hal tersebut

dibutuhkan agar knowledge worker dapat

mendelegasikan tugas-tugas yang dapat

diprogram ke teknologi, sehingga dapat

mengkonsentrasikan waktu dan usaha

pada aktivitas-aktivitas yang menambah

nilai.

J i k a k n o w l e d g e w o r k e r s menginvestasikan modal intelektual General Electric Company (dalam

Randall, S.S. and Jackson, S.E., 1997):

“ p e r u s a h a a n y a n g b a i k m a m p u

mengetahui dengan pasti di bagian mana

produktivitas dapat dihasilkan dengan baik

dan tanpa batas. Produktivitas berasal dari

kelompok karyawan yang tertantang,

diberdayakan, mempunyai semangat dan

dihargai. Produktivitas berasal daris etiap

individu, membuat setiap orang sebagai

bagian dari tiap langkah yang diambil dan

m e m b o l e h k a n t i a p o r a n g u n t u k

berpendapat.” Menurut Floris A. Maljers,

CEO Unilever N.V. (dalam Randall, S.S.

and Jackson, S.E., 1997), “kendala

terbesar yang dihadapi perusahaan dalam

m e n g h a d a p i g l o b a l i s a s i a d a l a h

terbatasnya sumber daya manusia dan

bukant erbatasnya modal.” Sedangkan

menurut Jim Alef, Executive Vice

President dan Ketua SDM, First Corp

(dalam Randall, S.s. and Jackson, S.E.,

1997), “Bila Anda memperhatikan

sumber-sumber keunggulan kompetitif

yang dapat diperbarui selama dekade

terakhir, satu-satunya yang bertahan

adalah mutu manusia yang bekerja untuk

Anda.”

M e n u r u t e k o n o m d a r i

Massachusetts Institute of Technology,

Lester C. Thurow, satu alasan mengapa

a n a l i s b i s n i s s a n g a t m e n g h a rg a i

m a n a j e m e n S D M a d a l a h k a r e n a

(7)

yang siap pakai. Hal tersebut mutlak

diperlukan karena beberapa kondisi yang

ada di negara kita sekarang antara lain

(Faiza Munabari, 2006)

1. Rendahnya tingkat kemampuan

daya saing Sumber Daya Manusia

dibandingkan dengan negara lain.

2. Rendahnya tingkat daya saing

global sektor industri di Indonesia.

3. Sistem standar kompetensi kerja di

Indonesia tertinggal 13 tahun

dengan negara-negara seperti

Philipina, Australia, Malaysia.

Cara yang biasa ditempuh untuk

menyiapkan tenaga kerja yang siap

pakai adalah:

Pertama, melalui jalur pendidikan Jalur pendidikan yang penulis

maksudkan di sini adalah sekolah

menengah kejuruan (SMK). Selama dua

tahun terakhir SMK diharapkan dapat

m e n e r a p k a n k u r i k u l u m b e r b a s i s

kompetensi (kurikulum 2004). Kurikulum

2004 untuk SMK bisa dinilai dari tiga hal,

yaitu:

Materi

Materi yang disajikan pada

k u r i k u l u m 2 0 0 4 c e n d e r u n g

berdasarkan pada

pendekatan-pendekatan dunia kerja.

Sistem kegiatan belajar mengajar (KBK)

a. G u r u d i t u n t u t m e n j a d i

p e m b i m b i n g , m e d i a t o r,

motivator, sedangkan peserta (intellectual capital)nya pada organisasi

maka akan dapat menghasilkan kepuasan

bagi dirinya sendiri dan juga menghasilkan

profit untuk perusahaan.

Menurut Gordon Dryden dalam

bukunya “The Learning Revolution”

(2000), menyatakan bahwa sekolah masa

depan perlu menyajikan model untuk

kurikulum empat bagian yang terpadu

yang terdiri dari:

1. K u r i k u l u m p e r k e m b a n g a n

pribadi, seperti rasa bangga diri

dan pembentukan keyakinan diri.

2. Kurikulum ketrampilan hidup,

seperti penyelesaian masalah

secara kreatif dan manajemen diri.

3. Kurikulum belajar untuk belajar

dan belajar untuk berfikir dalam

suasana gembira.

4. Kurikulum isi, seperti pada

umumnya dengan penyajian

berdasarkan tema-tema terpadu.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan

dituntut untuk tidak hanya mentransfer

i l m u p e n g e t a h u a n , t e t a p i h a r u s

menghasilkan peserta didik yang mandiri

dengan cara memberdayakan sekolah dan

siswa.

Pada era globalisasi, dimana

batas-batas antar negara sudah tidak ada

lagi, diperlukan kesiapan-kesiapan tenaga

kerja untuk bersaing dengan tenaga

kerja-tenaga kerja yang berasal dari luar negeri.

(8)

memberikan suatu pengakuan atas tingkat

profesionalitas tenaga kerja melalui

program setifikasi yang mengacu pada

program Badan Nasional Sertifikasi

Profesi (BNSP). BNSP merupakan badan

yang berfungsi:

? Menetapkan standar dan sertifikasi

profesi nasional.

? Menetapkan akreditasi terhadap

lembaga pelaksana sertifikasi

sektoral.

Sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat melalui suatu pengujian yang

didasarkan pada standar jabatan dan atau

persyaratan pekerjaan yang berlaku secara

nasional (standar kompetensi).

S e r t i f i k a s i k o m p e t e n s i

diberikan oleh penyelenggara pendidikan

dan lembaga pelatihan kepada peserta

didik dan warga masyarakat sebagai

pengakuan terhadap kompetensi untuk

melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus

uji kompetensi yang diselenggarakan

olehs atuan pendidikan yang terakreditasi

atau lembaga sertifikasi.

Sehingga sertifikasi menjadi

penting untuk pengakuan terhadap

kemampuan tenaga kerja Indonesia

lihat gambar 1 di bawah ini: didik harus aktif.

b. Aktifitas belajar bersifat

perseorangan (individual

learning)

c. Dilakukan program pengayaan

bagi peserta yang cepat dan

program remedial bagi yang

lambat.

Evaluasi

U n t u k m e l a k u k a n e v a l u a s i

t e r h a d a p p e s e r t a d i d i k , m e n u r u t

kurikulum2 004 harus dilakukan secara

tuntas dan peserta didik diharapkan akan

kompeten untuk mata diklat yang telah

dipelajari dalam proses belajar mengajar.

Sehingga penilaian dinyatakan dengan

kompeten atau belum kompeten.

K e d u a , d i l a k u k a n s e r t i f i k a s i kompetensi

Lulusan-lulusan dari dunia

pendidikan yang ada sekarang masih jauh

dari tuntutan dunia industri yang

seharusnya menampung lulusan tersebut

sebagai tenaga kerja. Oleh karena itu

diperlukan stanar lulusan yang sesuai

dengan kebutuhan industri.

Menurut Munabari (2006),

untuk meningkatkan kualitas pendidikan

(9)

3. Diklat berbasis kompetensi secara

o t o m a t i s a k a n m e n e r a p k a n

pendekatan pembelajaran tuntas.

4. Penilaian dinyatakan dengan

kompeten atau belum kompeten,

bukan keberhasilan seseorang

dibandingkan dengan yang lain

dalam suatu kelompok.

Penilaian Kompetensi

Merupakan suatu proses pengumpulan

bukti secara sistematis serta pembuatan

keputusan tentang perilaku dan kinerja

seseorang terhadap standar kompetensi

yang telah ditetapkan. Adapun unsur-unsur

yang dinilai adalah:

1. K e t r a m p i l a n m e l a k s a n a k a n

pekerjaan berkaitan dengan Sumber gambar : (Munabari; 2006, 3)

Sebelum dilakukan uji kompetensi

bisa dilakukan pelatihan terlebih dahulu

melalui program pelatihan berbasis

kompetensi (Competency Based Training/

CBT). Pelatihan berbasis kompetensi merupakan pelatihan kejuruan menurut

standar kompetensi industri tertentu

dengan penekanan pada hal-hal yang

dilakukan seseorang di tempat kerja

sebagai hasil pelatihan. Hal-hal yang perlu

diperhatikan pada CBT adalah:

1. Mata diklat terdiri dari kompetensi

yang berlaku di dunia kerja.

2. Ada korelasi langsung antara

penguasaan kompetensi di SMK

d e n g a n p e k e r j a a n d a n

penjenjangan jabatan di industri.

Gambar 1.

GLOBALISASI Keterbukaan

Persaingan

PELUANG ANCAMAN

SDM

KOMPETEN & PROFESIONAL

SISTEM STANDARDISASI & SERTIFIKASI

(10)

menyimpan data dll.

3. Contingency Skill

Melakukan tindakan yang tepat

atas suatu masalah, contoh:

Apabila data tidak bisa disimpan,

mampu mengatasinya.

4. Job/Role Environment Skill

Berperan serta dalam mengelola

lingkungan pekerjaan, contoh:

Memahami kapasitas komputer

dan dapat bekerja sesuaid engan

ketentuan yang ada.

5. Transfer Skill

Menerapkan ketrampilan dan

pengetahuan pada situasi yang

b a r u , c o n t o h : M e n t r a n s f e r

kemampuan computer pada bidang

komputeris lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun kesimpulan dan saran-saran yang

dapat penulis berikan adalah sebagai

berikut:

Kesimpulan

Karir merupakan sesuatu yang

penting bagi pegawai, karir bisa berarti

tambahan gaji atau bahkan merupakan

pretise. Karir tidak bisa diperoleh tanpa

prestasi, seorang pegawai bisa berprestasi

jika pegawai tersebut mempunyai

kompetensi dalambidang pekerjaannya.

Bagi perusahaan sangat penting untuk

mempertimbangkan kompetensi dari

calon pegawainya pada saat perekrutan, keahlian (skill) melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan metode,

prosedur, dan standar-standar lain

yang ditetapkan.

2. Ketrampilan mengelola pekerjaan

b e r k a i t a n d e n g a n k e a h l i a n

mempersiapkan mengelola dan

melakukan evaluasi pekerjaan.

3. Ketrampilan mengantisipasi

kemungkinan berkaitan dengan

keahlian mengatasi permasalahan

yang muncul secara tidak terduga

atau tidak sesuai dengan harapan.

4. K e t r a m p i l a n m e n g e l o l a

lingkungan kerja berkaitan dengan

keahlian mengatur lingkungan

pekerjaan fisik dan non fisik.

5. Ketrampilan beradaptasi berkaitan

dengan keahlian melakukan

penyesuaian terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi.

Penilaian tersebut mencakup 5 dimensi

kompetensi sebagai berikut:

1. Task Skill

Melaksanakan tugas pekerjaannya

sesuai dengan standar yang

disyaratkan di tempat kerja,

c o n t o h : “ m e n g o p e r a s i k a n

computer”.

2. Task Management Skill

Membuat perencanaan serta

m e n g o rg a n i s i r t u g a s - t u g a s ,

contoh: Mampu mengaktifkan

(11)

akan diberikan sertifikat yang

menyatakan bahwa peserta tersebut

sudah kompeten dibidangnya.

Sehingga dengan ijazah dari

lembaga pendidikan beserta sertifikat

hasil uji kompetensi tersebut akan bisa

meyakinkan pada dunia kerja bahwa

seseorang lulusan sudah kompeten

pada bidang tertentu dan layak untuk

bekerja pada bidang tersebut.

Saran

Adanya tuntutan dunia kerja tentang

kompetensi dari calon tenaga kerja yang

s a n g a t m e n d e s a k , m a k a p e n u l i s

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Pemerintah tetap memberlakukan

kurikulum berbasis kompetensi pada

lembaga pendidikan khususnya

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

2. Disamping pemberlakuan kurikulum

berbasis kompetensi, juga perlu

dilakukan uji kompetensi oleh

lembaga yang berwenang. sebab dengan pegawai yang kompeten

perusahaan tidak banyak direpotkan

bahkan akan memperoleh banyak

keuntungan.

Bagi lembaga pendidikan mempunyai

beban dan kewajiban untuk menghasilkan

lulusan yang kompeten dan bisa diterima

oleh dunia kerja.

Untuk menjadi tenaga kerja yang

kompeten bisa dilakukan melalui:

1. Jalur pendidikan formal atau informal

Penerapan kurikulum berbasis

kompetensi (kurikulum 2004) di

S e k o l a h M e n e n g a h K e j u r u a n

merupakan cara untuk menghasilkan

lulusan yang kompeten.

2. Sertifikasi Kompetensi

Untuk memasuki dunia kerja

diperlukan satu syarat lagi yaitu

sesuatuyang bisa menunjukkan

b a h w a l u l u s a n d a r i l e m b a g a

pendidikan tersebut benar-benar

kompeten. Sehingga perlu adanya uji

k o m p e t e n s i , j i k a p e s e r t a u j i

kompetensi tersebut dinyatakan lulus

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sutrisno, “SKKNI dan KKNI” Paper pada Training Kompetensi dan Sertifikasi Guru

SMK Se Jateng. Paper. Semarang: 6-19 Pebruari 2006.

Allred, Brent B., Snow, Charles C., and Miles, Raymond E. 1996. Characteristics of

st

Managerial Careers in the 21 century,” Academy of Management Executive, Vol.

10, No. 4, pp. 17-27.

st

(12)

Academy of Management Executive, Vol. 10, no. 4, pp. 28-39.

Bunyamin, “Pelatihan Berbasis Kompetensi” Paper pada Training Kompetensi dan

Sertifikasi Guru SMK Se Jateng, Semarang, 6-19 Pebruari 2006.

th

Dessler, Gary. 2000. Human Resources Management” 8 edition, Prentice Hall

International, Inc.

Devenport, T.O. 1999. Human Capital What Is and Why People Invest It. San Fransisco,

Californi: Jossey-Bass,Inc.

Dowling, P.J., et al. 1994. International Dimensions of Human Resource Management,

2th ed., Wadsworth, Inc.

Faiza Munabari, pada Training Kompetensi dan Sertifikasi Guru SMK Se Jateng, Paper.

Semarang, 6-19 Pebruari 2006.

Gordon Dryden & Jean Ettevos. The Learning Revolution. Jakarta: Kaifa

st

Hall, DouglasT.1996. “Protein Careers of the 21 Century,” Academy of Management

Executive, Vol. 10, No. 4, pp. 8-16.

Horibe, F.1999. Managing Knowledge Workers. John Wiley & Sons, Toronto: John Wiley

& Son .

Malhotra, Y.1998. Knowledge Management, Knowledge Organizations & Knowledge

W o r k e r s : A V i e w f r o m t h e F r o n t L i n e s , U R L :

.

Neo, Raymond A. 2000 Human Resources Management 3th edition, Mc. Graw Hill

Companies, Inc.

Randall, S.S., et al. 1993, “An Integrative Framework of Strategic International Human

Resource Management,”. Journal of Management. Vol. 19, No. 2, pp. 419-459.

(13)

Randall, S.S. and Jackson, S.E. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi

th

Abad ke-21., 6 ed, Jilid 1, Surabaya: Erlangga.

Susena, “Asesmen Kompetensi” Paper pada Training Kompetensi dan Sertifikasi Guru

SMK Se Jateng. Paper. Semarang, 6-19 Pebruari 2006.

Syaiful Bahri Djamarah .1997. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu

Gambar

Gambar 1.  GLOBALISASI

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kompetansi hard skill bidang produksi yang dikuasai oleh mahasiswa, pada aspek pengetahuan menunjukkan kategori baik dengan

Catatan : Bagi Kuasa Direktur harus membawa surat tugas dari Direktur/Pimpinan Perusahaan

PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN-KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA.. PRESIDEN

Saptaria (2006:34) merupakan tokoh pelengkap untuk mendukung rangkaian cerita dan kesinambungan dramatik. Masing-masing karakter memiliki perwatakan sendiri. Dalam naskah

Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Ekowisata merupakan konsep pengembangan pariwisata Ekowisata yang berkelanjutan yang bertujuan untuk

Penyerapan jumlah tenaga kerja yang dapat dilakukan oleh usaha kecil.. menengah di Kota Bandung dapat dilihat pada

Pada dasarnya proses seleksi dan rekrutmen serta penempatan karyawan sesuai dengan kemampuan dirinya yang dilakukan pada satu perusahaan sangat besar manfaatnya dalam

Data tersebut oleh penulis dihitung dengan menggunakan rasio keuangan, dianalisis dan dicari arti atau maksud dari rasio tersebut sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan dari