• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Ekonomi Internasional Internatio

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hukum Ekonomi Internasional Internatio"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sarjana hukum (expert/ jurist) ekonomi internasional dewasa ini belum sepakat mengenai batas atau defenisi mengenai bidang hukum ini. Disebabkan karena luasnya, ruang lingkup serta subjek-subjek hukum ekonomi internasional, untuk yang terakhir ini sudah diakui bahwa negaralah (state) sebagai subjek hukum ekonomi internasional terpenting.

Meskipun demikian, menarik mengkaji pendapat sarjana Jerman, Erler, dalam upaya mendapatkan pendekatan yang dibutuhkan guna merumuskan suatu defenisi bidang ini. Menurut Erler, ada dua pendekatan yang dimungkinkan untuk merumuskan definisi hukum ekonomi internasional (law of international economy). Yaitu pendekatan yang didasarkan pada asal hukum (norma) yang mengaturnya; dan mendasarkan kepada objek dari hukum ekonomi internasional.

Menurut Erler, pendekatan yang tepat adalah yang kedua yaitu yang mendasarkannya pada objek dari hukum internasional. Berarti bahwa hukum nasional, hukum perdata dan hukum publik mengenai hubungan-hubungan ekonomi transnasional. Selanjutnya, Erler mengemukakan bahwa semua kelompok dari kaidah-kaidah hukum mengenai hubungan-hubungan ekonomi ini dapat dipahami apabila satu sama lainnya terkait.

Pendekatan yang tidak terlalu luas dikemukakan oleh John H. Jackson. bahwa: “Internasional economic Law could be defined as including all legal subjects which have both an international and an economic component”. Hukum ekonomi internasional adalah semua subjek hukum yang memiliki unsur internasional dan unsur ekonomi. Menurut Jackson, bidang hukum ekonomi internasional memiliki kaitan erat dengan hukum internasional publik. 1

Sumber hukum terpenting dari hukum ekonomi internasional selain pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional adalah perjanjian internasional. Hal ini dikarenakan masyarakat internasional umumnya menempuh cara pembentukan perjanjian internasional untuk menciptakan hak dan kewajiban dalam hubungan-hubungan ekonomi internasional. Selain itu sumber hukum ekonomi internasional juga dapat diambil dari hukum kebiasaan internasional, prinsip-prinsip hukum umum, putusan hakim dan doktrin, resolusi, decisions, dan codes of conduct.

Perserikatan Bangsa-Bangsa memiliki 14 badan khusus (specialized Agencies), yang merupakan organisasi-organisasi independen tetapi terikat kepada PBB melalui

(2)

persetujuan-persetujuan yang mencakup seluruh aspek teknik dan cultural kehidupan social umat manusia seperti UNESCO, FAO, IMF, IBRD, ICAO, UPU, ITU, WMO, IMO, WIPO dan lain-lainnya.2 Salah satu lembaga internasional yang sangat berpengaruh dalam perekonomian internasional atau yang biasanya disebut tiga pilar dunia adalah WTO (World Trade Organization), World Bank dan IMF (Internasional Monetery Fund). Berikut dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai salah satu dari lembaga tersebut yaitu IMF sebagai lembaga yang sangat berkaitan erat dengan perekonomian Indonesia selama ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian, hak dan kewajiban negara anggota, serta mekanisme IMF?

2. Bagaimanakah peran IMF dalam membangun perekonomian negara Indonesia?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui pengertian, hak dan kewajiban negara anggota, serta mekanisme IMF.

2. Untuk mengetahui peran IMF dalam membangun perekonomian negara Indonesia.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian, Hak dan Kewajiban Negara Anggota, serta Mekanisme IMF Dana Moneter Internasional atau yang dikenal dengan International Monetary Fund (IMF) adalah lembaga sentral dari sitem moneter internasional yaitu sistem pembayaran dan nilai tukar internasional di antara mata-mata uang nasional yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan bisnis di antara negara-negara di dunia.3 IMF merupakan salah satu badan khusus dalam sistem Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian internasional pada tahun 1945 untuk membantu mempromosikan kesehatan perekonomian dunia.

Lembaga keuangan internasional yang bersifat otonom tersebut dibentuk pada tanggal 27 Desember 1945 di Bretton Woods dengan markas besar yang berlokasi di Washinton DC, Amerika Serikat. IMF muncul sebagai hasil dari perundingan Bretton Woods, pasca Great Depression yang melanda dunia pada dekade 1930-an. Pada tanggal 22 Juli 1944, 44 negara mengadakan pertemuan di Hotel Mount Washington Hotel, Kota Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, untuk membahas kerangka kerja sama ekonomi internasional baru yang akan dibangun setelah Perang Dunia II. Negara-negara ini percaya bahwa kerangka kerja sama tersebut sangat dibutuhkan untuk menghindari pengulangan bencana ekonomi yang terjadi selama Great Depression.4 Pertemuan ini melahirkan “Bretton Woods Agreements” yang membangun IMF bersama dengan The International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang sekarang lebih dikenal dengan nama World Bank.5

Kini, IMF diperintahkan oleh anggota-anggotanya yang berjumlah 184 negara. IMF dipimpin oleh Dewan Gubernur (Board of Governors) , di mana setiap Negara anggota menunjuk seorang gubernur dan wakil gubernur. Dewan Gubernur adalah kekuasan tertinggi yang memerintah IMF. Biasanya Dewan Gubernur tersebut bertemu sekali setahun, pada Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia. Dewan gubernur bertugas memeriksa operasi atau kerja IMF, sedangkan yang bertanggung jawab atas operasi IMF adalah Dewan Eksekutif (Executive Directors). Jadi, Dewan Gubernur hanya menentukan isu-isu kebijakan utama tetapi telah mendelegasikan pengambilan keputusan sehari-hari kepada Dewan Eksekutif.

3 IMF, Buku Pedoman tentang IMF,

http://www.imf.org/external/pubs/ft/exrp/what/IND/whati.pdf pada tanggal 28 September 2013 pukul 15.35 WIB.

4 Terjemahan dari artikel “About IMF” diakses dari http://www.imf.org/external/about.htm

pada tanggal 29 September 2013 pukul 17.15 WIB

(4)

Dewan Eksekutif terdiri dari 24 Direktur Eksekutif dengan Direktur Pengelola sebagai ketua. 6 negara yang menjadi Direktur Pengelolah adalah Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Perancis, dan Inggris bersama dengan Cina, Uni Soviet, dan Arab Saudi. Sedangkan, 18 Direktur Eksekutif lainnya dipilih untuk periode dua tahun oleh sekelompok negara, yang dikenal sebagai konstituensi. Dewan Eksekutif biasanya mengadakan pertemuan di markas besar organisasi di Washington, D.C tiga kali seminggu, dalam sesi sehari penuh.

Dewan Eksekutif menunjuk direktur pelaksana yang bertanggung jawab atas pengelolaan IMF sehari-hari. Selain sebagai ketua dewan, direktur pelaksana juga merupakan kepala staf IMF dan melaksanakan bisnis IMF di bawah arahan Dewan Eksekutif.Ditunjuk untuk masa jabatan lima-tahun yang bisa diperpanjang, Direktur Pengelola dibantu oleh Wakil Direktur Pengelola Pertama dan dua Wakil Direktur Pengelola lainnya.

Secara umum, setiap negara yang menjadi anggota IMF mempunyai hak dan kewajiban. Hak-hak anggota IMF antara lain: 6

1. Pinjaman dari IMF bagi negara yang menghadapi kesulitan dalam neraca pembayaran dan untuk mendukung kebijakan, termasuk reformasi struktural, yang dapat meningkatkan posisi neraca pembayaran suatu negara;

2. Bantuan teknis dalam bentuk masukan/usulan dan pelatihan/training di berbagai bidang (seperti kebanksentralan,kebijakan terkait dengan valas,moneter, adiministrasi pajak,dan statistik) terutama bagi para pejabat bank pemerintah dan bank sentral;

3. Hak untuk menyampaikan pendapat/usulan dalam bentuk voting power;

4. Sarana konsultasi (consultation) yang dilakukan secara periodik sebagai upaya memperkecil restriksi/kendala yang dihadapi oleh suatu negara terutama terkait dengan immediate transfer dari mata uang lokal ke valas

Disamping hak-hak yang diberikan oleh IMF kepada setiap negara anggotanya, terdapat beberapa kebijakan yang harus dipenuhi oleh setiap negara apabila menjadi anggota IMF, kewajiban anggota IMF antara lain:

1. Membayar kontribusi atau penyertaan sebagai anggota dan kenaikan kuota – yaitu sebesar 25 % dalam bentuk reserve assets sebagaimana ditentukan oleh IMF dan sisanya 75% dalam bentuk mata uang domestik negara tersebut

2. Memberikan data dan informasi kepada tim IMF yang melakukan kunjungan ke negara anggota dalam rangka consultation antara lain berupa data statistik atau aspek-aspek yang terkait dengan nilai tukar, seperti data ekspor-impor,gaji, harga-harga, tenaga kerja dan aspek ekonomi lainnya

(5)

Tujuan utama didirikannya IMF ialah untuk mempermudah negara-negara mendapatkan pinjaman ketika sedang membutuhkan pinjaman untuk memperbaiki perekonomian dalam negerinya yang tengah terpuruk. Dalam Anggaran Dasar (Articles of Agreement) International Monetery Fund (IMF), disebutkan bahwa tujuan IMF yaitu:7

1. Meningkatkan kerjasama moneter internasional

2. Meningkatkan kegiatan perdagangan dan penanaman modal dunia 3. Memeliharara stabilitas nilai tukar mata uang

4. Memperkecil hambatan dan batasan-batasan yang ditetapkan pemerintah berbagai negara atas pembayaran internasional

5. Menyediakan dana pinjaman untuk membantu pemeliharaan nilai tukar yang mantap pada masa ketidak seimbangan neraca pembayaran yang sifatnya sementara

6. Mengurangi tingkat dan masa defisit serta surplus neraca pembayaran

IMF memperoleh dana dari pembayaran modal (iuran kuota) dari Negara-negara anggota. Negara anggota membayar 25 % sebagai iuran kuota yang dibayar dalam bentuk mata uang utama yaitu dolar A.S atau yen Jepang dan sisa 75%-nya dapat diminta berupa mata uang Negara masing-masing. Kuota tidak hanya menentukan jumlah pembayaran iuran sebuah Negara, tetapi juga menetapkan kekuasaan hak memilih Negara (jumlah pembiayaan/pinjaman yang dapat diterima dari IMF, dan bagiannya dalam alokasi SDR).

Secara ringkas, beberapa mekanisme dan fasilitas pinjaman yang diberikan oleh IMF ialah sebagai berikut:

1. Stand-By Arrangements (SBA), merupakan salah satu bentuk credit tranche policies, dimana negara dapat meminjam maksimal 100 persen dari 25 persen kuota yang dimilikinya. Biasanya digunakan untuk mengatasi masalah jangka pendek balance of payment. Pembayaran dilakukan dalam jangka 12 – 18 bulan, dan pengembalian pinjaman dilakukan dalam jangka waktu 2,5 hingga 4 tahun. 2. The Extended Fund Facility (EFF), digunakan bagi negara yang ingin melakukan

reformasi struktural. Pembayaran dilakukan dalam jangka waktu tiga tahun dan pengembalian pinjaman dilakukan dalam jangka waktu 4,5 hingga 7 tahun. 3. The Poverty Reduction and Growth Facility (PRGF, menggantikan Enhanced

Structural Adjustment Facility pada tahun 1999), disediakan bagi negara-negara yang sangat miskin dengan memberikan pinjaman dengan bunga rendah serta dapat dibayarkan dalam jangka waktu yang panjang. Tujuannya ialah untuk membantu merestrukturisasi ekonomi mereka demi tercapainya pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan.

(6)

4. Supplemental Reserve Facility (SRF), merupakan pinjaman dalam jangka pendek namun dengan bunga yang relatif tinggi yang digunakan bagi negara-negara yang tiba-tiba mengalami penurunan kepercayaan pasar sehingga menyebabkan terganggunya balance of payments. Jangka waktu pembayaran utang lebih pendek yaitu antara dua hingga dua setengah tahun.

5. Compensatory Fianance Facility (CFF), digunakan untuk membantu negara yang mengalami penurunan pendapatan sementara dari ekspornya. Jumlah yang dapat dipinjam dibatasi antara 45 atau 55 persen dari kuota.

6. Emergency Assistance, digunakan untuk membantu masalah dalam balance of payments suatu negara, yang terkena bencana alam atau dalam masa post-konflik. Jumlah pinjaman dibatasi 25 persen dari kuota.

Selain mekanisme pinjaman di atas, ada satu mekanisme penghapusan utang yang dimiliki oleh IMF yang digunakan bagi negara-negara yang benar-benar sudah tidak mampu lagi membayar utangnya. Mekanisme ini bernama Heavily Indebted Poor Country (HIPC) dan dimulai sejak tahun 1996. Mekanisme ini digunakan untuk membantu mengurangi utang negara-negara yang sangat miskin (pada awalnya terdiri dari 41 negara, kebanyakan negara Afrika), dengan total utang mencapai $200 miliar.8

B. Peran IMF Dalam Membangun Perekonomian Negara Indonesia

Pada saat pemerintahan Orde Lama sebenarnya Indonesia telah sempat memutuskan untuk tidak bekerjasama lagi dengan IMF. Hal ini dengan tegas dilakukan Presiden Sukarno melalui penetapan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1966 tentang Penarikan Diri Republik Indonesia dari Keanggotaan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Internasional Untuk Rekonstruksi Pembangunan (IBRD). Sukarno menghendaki agar pemerintah Indonesia mengelola sendiri perekonomiannya secara mandiri serta tidak bergantung kepada bantuan-bantuan yang ditawarkan oleh lembaga pendonor asing. Sukarno menjadikan Bank Indonesia sebagai bank sentral untuk mengawasi dan menjalankanperekonomian demi kepentingan masyarakat banyak.9

Namun tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkelanjutan sehingga Untuk memulihkan perekonomian, Indonesia dibawah pemerintahan Orde Baru pun melakukan kerjasama dengan IMF. IMF dalam kapasitasnya sebagai organisasi internasional dianggap mampu dalam menyelesaikan permasalahan utang Indonesia

8Richard Peet, 2003, Unholy Trinity: The IMF, World Bank, and WTO, London, hal. 95

9 Deskriptif IMF dan Indonesia. diakses dari

(7)

melalui restrukturisasi utang pemerintah yang berhasil ditata dengan lebih baik melalui serangkaian perundingan.

Namun keikutsertaan IMF dalam mengatasi krisis moneter di Indonesia sebenarnya hanyalah sebuah perangkap yang sebenarnya menjebak perekonomian Indonesia. banyak para ekonom mengatakan bahwa turut campurnya IMF dalam menangani masalah perekonomian di Indonesia lebih tepat disebut sebagai langkah awal menuju kepada sebuah ketergantungan berkelanjutan.

Awal mula keikutsertaan lembaga ini dalam keruwetan krisis ekonomi Indonesia tahun 1997 tersebut adalah saat Indonesia mengundang IMF melalui Technical Assistance Mission untuk mensurvei perkembangan yang terjadi di sektor perekonomian dan perbankan pada tahun 1969 pada Sidang Tahunan IMF di kota Hongkong. Perlahan undangan survei ini ternyata berubah menjadi undangan balik dari IMF untuk memberikan bantuan ‘program’ ke Indonesia. IMF mulai menawarkan program – program pinjaman jangka pendek yang bersifat kondisionalitas yaitu utang jangka pendek yang dapat terus diperbarui oleh IMF apabila indonesia memenuhi tata cara atau pra-syarat yang ditentukan IMF.10

Saat itu pemerintah merespon bantuan IMF dengan merancang kebijakan pembangunan. Sasaran dari kebijakan tersebut terutama adalah untuk menekan kembali tingkat inflasi, mengurangi defisit keuangan pemerintah, dan menghidupkan kegiatan produksi yang selama ini dirasa kurang, termasuk ekspor yang sempat mengalami stagnasi pada masa Orde Lama. Usaha pemerintah tersebut ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembangunan lima tahun (Repelita) secara bertahap dengan target-target pembangunan yang berkelanjutan.11

Dengan terjalinnya kerjasama antara IMF dengan Indonesia, tercapailah tujuan utama dari IMF yakni mengatur sistem moneter Internasional yang memiliki tugas utama untuk mengawasi fluktuasi nilai tukar berbagai mata uang dunia, demi menanggulangi berbagai masalah dan kesulitan penyeimbangan neraca pembayaran dari negara-negara anggotanya.12 Walaupun seringkali dalam merespon IMF terdapat banyak kepentingan nasional yang harus dikesampingkan demi kebijakan IMF. Sampai pada akhirnya muncullah efek ketergantungan yang berlebihan dimana Indonesia hampir seperti tidak bisa melakukan kegiatan ekonomi jika tidak ditopang ataupun dibantu oleh lembaga pendonor seperti IMF.

Kebijakan-kebijakan yang dilakukan IMF dalam merestrukturisasi merupakan sebuah bentuk kebijakan kepada arah liberalisasi ekonomi di Indonesia. dalam pelaksanaannya, IMF menginginkan Indonesia memperbaharui kebijakan-kebijakan tertentu

10 Ibid.

11 Ibid.

(8)

Reformasi kebijakan yang ditawarkan IMF tentu saja harus dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sesuai dengan syarat-syarat yang telah disepakati walaupun reformasi tersebut merupakan paket yang berdasarkan kepentingan pihak-pihak tertentu. Kuatnya pengaruh IMF terhadap pemerintahan Indonesia adalah dilihat dari upaya-upaya Indonesia untu kerumuskan dan menjalankan suatu kebijakan ekonomi yang sejalan dengan visi dan kebijakan organisasi tersebut.

Salah satu kebijakan IMF yang diikuti oleh pemerintah Indonesia adalah deregulasi di sektor perdagangan dan investasi guna memacu pertumbuhan ekspor. Pertumbuhan ekspor merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk membayar cicilan utang dan bunganya. Kebijakan-kebijakan besar yang menyangkut program ekonomi banyak didasarkan pada acuan yang diberikan oleh para pengamat ekonomi IMF yang melakukan survei ke Indonesia.

Contoh lainnya adalah perubahan kebijakan sebelumnya yang cenderung menutup akses masuknya pengaruh asing baik yang berasal dari sektor swasta ataupun pemerintah. Berdasarkan saran produk kebijakan IMF pemerintah membuka akses yang selama ini tertutup untuk jalan masuk bagi asing. Tentu saja hal ini merupakan pengaruh yang sangat kuat akan kepentingan IMF.

Adapun inti dari kesepakatan IMF dengan Indonesia saat itu yakni13 :

 Program stabilitas, dalam rangka program stabilitas kondisi moneter yang ketat akan tetap dipertahankandengan merancang suku bunga yang cukup tinggi sampai keadaan membaik, mengubah sasaran program moneter menjadi aktivitas domestikdan bukan lagi uang primer seperti sebelumnya dan menyempurnakan Undang-Undang tentang Bank Sentral, serta merevisi target ekonomi dalam RAPBN 1998/1999, kurs dollar dinaikkan menjadi Rp 6000 per dollar AS, dan harga minyak bumi menjadi 14,5 dollar AS per barel.

 Restrukturisasi bank, dalam hal ini pemerintah merencanakan akan mengumumkan kondisi 40 bank yang masih dalam penanganan BPPN.

 Reformasi structural , dalam hal ini akan disusun UU persaingan subsidi terhadap beras, sembako, dan obat-obatan akan dipertahankn, disertai penghapusan monopoli kecuali untuk beras dan tepung terigu.

 Menyelesaikan utang swasta, dalam mengatasi utang swasta pemerintah tidak akan memberikan jaminan atau bantuan apapun.

13 Hanif Nur Widhiyanti, Bahan Ajar International Monetary Fund,

http://materikuliahfhunibraw.wordpress.com/3-hk-ekonomi-internasional/bmateri-kuliah/

(9)

 Bantuan untuk golongan ekonomi lemah, karena membantu masyarakat golongan ekonomi lemah akan disalurkan kredit murah bagi usaha kecil dan koperasi bekerjasama dengan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, serta pemberian subsidi sembako, khususnya beras dan kedelai.

Kesepakatan yang dilakukan antara pemerintah dengan IMF yang tercantum pada Memorandum on Economic and Financial Policies (MEFP) 15 Januari, 10 April dan 25 Juni 1998 dalam rangka penyehatan perekonomian Indonesia, khusus di sektor perbankan antara lain memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Menghilangkan seluruh pembatasan kepemilikan bank oleh pihak asing; 2. menghilangkan pembatasan pembukaan kantor cabang bank asing;

3. menghilangkan pembatasan kepemilikan asing pada bank yang telah tercatat di Bursa Efek Jakarta;

4. menghilangkan semua pembatasan pemberian pinjaman oleh bank kecuali untuk alasan prudential atau dalam rangka mendukung koperasi atau pengusaha kecil; 5. menjamin simpanan masyarakat yang ada di bank nasional;

6. mendirikan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) 7. melakukan merger bank-bank pemerintah;

8. mendirikan skim asuransi deposito

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IMF menghendaki agar pembatasan-pembatasan di sektor perbankan yang diberlakukan kepada pihak asing agar dihapuskan. Artinya secara transparan pihak asing harus diberikan akses ke sektor perbankan dan memperlakukannya setara dengan pihak nasional.

Setelah upaya Indonesia melakukan perundingan dan merumuskan kebijakan-kebijakan baru yang dibentuk berdasarkan syarat-syarat dari IMF, hanya dalam waktu yang singkat bantuan untuk Indonesia kemudian dicairkan yaitu hibah sebesar USD 174 juta dengan tujuan untuk mengangkat Indonesia dari keterpurukan ekonomi. Dalam waktu kurang dari setahun kemudian sejak tahun 1967, IMF memberikan kembali bantuan kepada Indonesia dalam program restrukturisasi utang sebesar USD 534 juta. Utang tersebut diberikan setelah Indonesia mematuhi sebagian syarat dari IMF yang salah satunya berupa pengesahan Undang – Undang Penanaman Modal Asing.

(10)

maka Indonesia sudah tidak berkewajiban lagi mengikuti post program monitoring (PPM) dan Indonesia sama dengan anggota IMF lainnya yaitu hanyalah sebatas keanggotaan.14

Indonesia memutuskan untuk membayar lunas bantuan IMF dan menghentikan bantuan dari lembaga ini karena sebagian besar program IMF yang dipraktikkan untuk mengatasi kehancuran ekonomi Indonesia akibat krisis dinilai gagal oleh banyak pihak. Program-program yang ditawarkan IMF, semisal privatisasi, dinilai hanya menguntungkan negara-negara maju. Privatisasi kini menyebabkan banyak industri di Indonesia yang didominasi asing sehingga untuk kedepannya Indonesia perlu memelopori gerakan perombakan total resep-resep neoklasik IMF, diganti dengan resep ekonomi yang lebih variatif. 15

Saat ini Indonesia yang telah terbebas dari hutang-hutangnya terhadap IMF justru memberikan pinjaman kepada lembaga tersebut sebagai anggota G-20. Pinjaman terhadap IMF ini adalah dikarenakan adanya krisis perekonomian yang melanda dunia tahun 2008-2009. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan IMF dibutuhkan dana sebesar 430 miliar dollar AS untuk mengatasi krisis tersebut. Dalam pertemuan G-20 di Los Cabos, Meksiko, beberapa waktu lalu, negara-negara G-20 berkomitmen untuk turut serta membantu menanggulangi krisis yang dinilai menjadi ancaman bagi perekonomian dunia tersebut sehingga Indonesia sebagai negara anggota G-20 juga turut memberikan pinjaman sebesar USD 1 Milyar kepada IMF yang berasal dari cadangan devisa negara.

Pemberian pinjaman terhadap IMF ini banyak dikecam dan dinilai gegabah oleh banyak pihak. Hal ini karena banyak pihak yang menilai Indonesia masih belum mampu untuk memberikan pinjaman dengan keadaan perekonomian saat ini. Walaupun demikian, pemberian pinjaman ini tetap dilakukan oleh pemerintah selain sebagai upaya membantu bailout negara-negara krisis juga dapat memberikan sedikit gambaran bahwa Indonesia telah memulai untuk memutuskan efek ketergantungan terhadap lembaga seperti IMF.

14 Kompas, 2006, Seluruh Hutang Dilunasi, IMF Tidak Bisa Intervensi, diakses dari

http://materikuliahfhunibraw.files.wordpress.com/2009/09/seluruh-utang-dilunasi-imf-tidak-bisa-intervensi.pdf pada 01 Oktober 2013,pukul 14.58

(11)

BAB III SIMPULAN

Dana Moneter Internasional atau yang dikenal dengan International Monetary Fund (IMF) adalah lembaga sentral dari sistem moneter internasional yang merupakan salah satu badan khusus dalam sistem Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian internasional pada tahun 1945 untuk membantu mempromosikan kesehatan perekonomian dunia. Lembaga ini terutama berkaitan dengan pembangunan perekonomian dunia dan memiliki negara-negara sebagai anggota dengan berbagai hak dan kewajiban yang telah ditentukan. Tujuan utama didirikannya IMF ialah untuk mempermudah negara-negara mendapatkan pinjaman ketika sedang membutuhkan pinjaman untuk memperbaiki perekonomian dalam negerinya yang tengah terpuruk yang dapat diperoleh dengan mekanisme dan aturan serta pernyaratan tertentu.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Arifin, Sjamsul. ,Wibisono, Charles P.R. Joseph. ,Sudradjat, Shinta. 2007. IMF dan Stabilitas Keuangan Nasional: suatu tinjauan kritis, Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.

N.Rosyidah Rakhmawati. 2006. Hukum Ekonomi Internasional. Malang: Banyumedia Publishing.

Boer Mauna. 2005. Hukum Internasional (Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global). Bandung: PT Alumni.

Huala Adolf. 2005. Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

James Raymond Vreeland. 2006. The International Monetary Fund: Politics of Conditional Lending. London: Routledge.

Richard Peet. 2003. Unholy Trinity: The IMF, World Bank, and WTO. London: Zed Books Ltd.

Internet

IMF. Buku Pedoman tentang IMF. [online]. diakses dari

http://www.imf.org/external/pubs/ft/exrp/what/IND/whati.pdf [ 28 September 2013]

Terjemahan dari artikel “About IMF”. [online]. diakses dari

http://www.imf.org/external/about.htm [29 September 2013]

Deskriptif IMF dan Indonesia. [online]. diakses dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37474/3/Chapter%20II.pdf [30 september 2013]

Hanif Nur Widhiyanti. Bahan Ajar International Monetary Fund. [online] diakses dari http://materikuliahfhunibraw.wordpress.com/3-hk-ekonomi-internasional/bmateri-kuliah/ [ 27 September 2013]

Kompas. 2006. Seluruh Hutang Dilunasi, IMF Tidak Bisa Intervensi. [online] diakses dari http://materikuliahfhunibraw.files.wordpress.com/2009/09/seluruh-utang-dilunasi-imf-tidak-bisa-intervensi.pdf [01 Oktober 2013]

Kompas. 2012. Hatta Pastikan Indonesia Pinjami IMF 1 Miliar Dollar AS.[online] diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/07/09/1913322/Hatta.Pastikan.Indones ia.Pinjami.IMF.1.Miliar.Dollar.AS [30 September 2013]

Kompas. 2012. Presiden: Sekarang Indonesia Gagah Bertemu IMF. [online]. Diakses dari http://nasional.kompas.com/read/2012/07/10/12300018/Presiden.Sekarang.Indonesi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini gaya belajar yang dimaksudkan adalah kecendrungan masing masing individu untuk menggunakan perangsang atau alat indra tertentu untuk menyerap

Berdasarkan uji coba yang dilakukan pada siswa kelas 7G di SMPN 24 Malang terdapat sepuluh kriteria, yaitu (1) petunjuk penggunaan tugas menulis jelas

Mengkonsumsi biota yang terkontaminasi logam berat secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan resiko kesehatan bagi manusia Purba et al., 2014,

Adalah hubungan antarbangsa yang dilakukan negara yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan han-kam dalam rangka mencapai tujuan nasional bangsa itu..

Tidak hanya yang berkaitan dengan aspek teknis saja, akan tetapi dalam kegiatan pemberdayaan, para pemuda masjid di desa Golantepus juga di berikan pelatihan

Penuntun Praktikum Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Andalas Page 6 RESEP YANG LENGKAP1. Suatu resep disebut lengkap apabila

Hal inilah yang mendorong untuk mengadakan penelitian pada PT Anindya Mitra Internasional dengan membuat sistem pendukung keputusan penilaian karyawan berprestasi berdasarkan